Anda di halaman 1dari 21

RISET PEMASARAN BOLA LAMPU (BOHLAM) PHILIPS PADA

U.D SARI JAYA DI PEKANBARU

Disusun Oleh :
BAMBANG SIMANGUNSONG

FAKULTAS EKONOMI JURUSAN MANAGEMENT


UNIVERSITAS LANCANG KUNING PEKANBARU
TAHUN 2012

ii

DAFTAR ISI
Kata Pengantar.................

1.Latar Penelitian...........................................................................................................................1
2.Identifikasi Masalah................................................................................................................... 2
3.Tujuan Penelitian........................................................................................................................2
4.Kerangka Pemikiran................................................................................................................... 2
4.1 Pengertian Pemasaran.......................................................................................................2
4.2 Pasar..................................................................................................................................4
4.3 Bauran Pemasaran............................................................................................................ 6
4.4 Produk.............................................................................................................................. 6
5 Hipotesis.....................................................................................................................................9
6. Metode dan Jenis Penelitian...................................................................................................... 9

Daftar Pustaka

RISET PEMASARAN BOLA LAMPU (BOHLAM) PHILIPS PADA


U.D SARI JAYA DI PEKANBARU

1. Latar Belakang Penelitian


Bola lampu philips selama ini banyak diminati kalangan usaha pada umumnya
dan diminati kalangan masyaakat pada khususnya, apa lagi segala toko dan bentuk
usaha lain seperti pasar dan swalayan banyak memajang atau menjual produk bola
lampu (bohlam) philips tersebut mengingat pasar dalam negeri sangat menjanjikan
untuk berkembang lebih lama lagi.

Selama ini produk philips mengikuti trend modifikasi tekhnologi ala zaman dahulu
ke zaman sekarang dangan kata lain mengikuti perkembangan zaman yang mana
produk ini tidak mau kalah atau kalah saing dari produk lain yang selama ini banyak
beredar di pasar. Produk philips khususnya bola lampu (bohlam) philips memiliki bentuk
berbeda sekarang ini dan memiliki banyak varian. Ada yang 10 watt, 15 watt, 30 watt
dan 45 watt juga ada yang 60 watt.

Di salah satu toko UD. Sari Jaya, produk bola lampu atau bohlam philips banyak
di beli masyarakat dan sangat disukai masyarakat yang mana produk ini laku dijual.
Ada alasan masyarakat membeli produk ini karena produk philips ini selain terang juga
memiliki ketahanan produk cukup lama dan bohlam ini tidak banyak memiliki masalah.

Menurut masyarakat yang memiliki bohlam lampu philips mengatakan bahwa


produk itu sangat baik untuk di rumah dan sangat terang bila malam hari, dilihat dari
iii

bentuk terangnya, bohlam philips ini sangat menguntungkan juga buat anak-anak
sekolah yang sedang melakukan kegiatan belajar di rumah. Alasannya adalah selain

iv

terang juga sangat ramah dengan mata, dan bila bohlam ini dipakai juga sangat baik
untuk kegiatan acara-acara, seperti : Ulang tahun, acara arisan dengan tetangga, acara
rapat dan lain sebagainya.

Mengingat banyaknya produk bohlam ini diminati masyarakat maka dengan ini
penulis tertarik untuk melakukan penelitian yang akan mengangkat judul Analisis
penjualan produk bola lampu (bohlam) pada U.D Sari Jaya di Pekanbaru

2. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang penelitian tersebut, peneliti merumuskan masalah
sebagai berikut:
1. Bagaimana pendapat masyarakat atas produk bola lampu (bohlam) philips
tersebut?
2. Bagaimana penjualan produk bohlam philips itu?
3. Bagaimana tanggapan masyarakat atas larisnya produk bohlam philips
terebut?

3 Tujuan Penelitian
Adpun tujuan penelitian adalah untuk :
1. Mengetahui pendapat masyarakat atas produk bohlam philips itu?
2. Mengetahui bagaimana penjualan produk bohlam philips
3. Mengetahui bagaimana tanggapan masyarakat atas larisnya produk bohlam
philips itu.

4. Kerangka Pemikiran

4.1 Pengertian Pemasaran.


Melihat banyaknya produk-produk bohlam di pasran dan sangat banyaknya merk
yang ada selama ini membuat produk philips selalu open (terbuka) pada perkembangan
zaman tekhnologi saat ini dengan apa yang diharapkan masyarakat lebih baik dan lebih
bagus. Kepercayaan konsumen yang diberikan konumen kepada perusahaan atau lebih
tepatnya consumers acceptancemerupakan suatu asset bagi perusahaan itu.
Konsumen mempunyai kebebasan untuk memilih (consumers franchise) produk yang
mereka butuhkan, merek yang mereka senangi, maupun penjual yang mereka percayai.
Sekali perusahaan memperoleh kepercayaan ini akan sulit bagi perusahaan lain untuk
mengalihkan perhatian konsumen kepada mereka. Sebaliknya perusahaan tidak dapat
mengabaikan dan meremehkan kepercayaan yang telah mereka berikan kepadanya.
Bagaimanapunloyal nya konsumen, mereka tidak mau dikecewakan apalagi berkali-kali
( Marketing, Drs. Marwan Asri MBA, 43, 1991)

Pemasaran (marketing) menyangkut perencanaan secara efisien penggunaan


sumber-sumber dan pendistribusian barang dan jasa dari produsen ke konsumen,
sehingga tujuan kedua pihak (produsen dan konsumen tercapai. Lebih tegas lagi ia
mnegatakan bahwa pemasaran menunjukan performance kegiatan bisnis yang
menyangkut penyatuan barang dan jasa dari produsen ke konsumen untuk memuaskan
konsumen dan mencapai tujuan produsen. (Basic Marketing, E. Verome Mc Carty,
1975).

Philips Duncan berpendapat bahwa pemasaran adalah suatu kegiatan yang


meliputi langkah-langkah yang diperlukan untuk menempatkan barang-barang ke
tangan konsumen. (Marketing Principles and methode, 1956)

Menurut
berhubungan

Stanton
dengan

mengatakan

bahwa

kegiatan-kegiatan

pemaaran

usaha

yang

meliputi

sistem

yang

bertujuan merncanakan,

menentukan harga hingga mempromosikan dan mendistribusikan barang atau jasa


yang akan memuaskan kebutuhan pembeli dan pembeli potensial ( Fundamentals of
marketing.William J Stanton, 1964)

Sedangkan Lazo mengatakan bahwa pemasaran adalah semua kegiatan bisnis


yang berkaitan dengan arus perpindahan barang dan jasa dari produsen ke konsumen
akhir, (Marketing, Hector Lazo, 1977). Sementara Kotter berpendapat bahwa
pemasaran adalah kegiatan manusia yang diarahkan pada usaha pemuasan keinginan
dan kebutuhan melalui prose pertukaran. (Marketing management, Philips Kottler,)

Berdasarkan hasil penelitian, penulis menduga bahwa pemasaran bohlam philips


yang sangat bervarian bentuk sangat dibutuhkan konsumen dalam menunjang kegiatan
aktivitasnya, sehingga mereka yang telah membeli produk itu tidak mau berganti ke
produk lain karena memiliki barang bagus untuk penunjang kegiatan sehari-harinya.

Gambar 1
Kebutuhan

Pasar

Keinginan

Konsep Pemasaran
Transaksi

Pertukaran

Permintaan

Produ
k

4.2 Pasar

Istilah pasar telah mendapatkan banyak arti selama bertahun-tahun Menurut


Philip Kotler & Gary Amstrong (1997:226), pasar adalah : kumpulan pembeli aktual dan
potensial suatu produk. Jadi pasar tempat bertemunya pembeli dan penjual.

Menurut Philip Kotler & Gary Amstrong (1997:227), pemasaran sasaran


memerlukan 3 langkah utama, yaitu :
a. Segmentasi pasar
Membagi sebuah pasar kedalam kelompok-kelompok pembeli yang berbeda
yang mungkin menghendaki bauran produk atau pemasaran yang terpisah.
b. Penetapan pasar sasaran
Mengevaluasi daya tarik setiap segmen pasar dan memiliki satu atau lebih
segmen untuk dimasuki.
c. Penetapan posisi pasar
Merumuskan posisi bersaing untuk sebuah produk dan suatu bauran pemasaran
yang rinci.

Berdasarkan motif pembelian dari pembeli untuk pembeli dari suatu


produk, pasar dapat digolongkan dalam 5 golongan (Basu Swastha, 1999:53),
yaitu :
a) Pasar konsumen
b) Pasar produsen/pasar industri
c) Pasar penjual/pasar pedagang
d) Pasar pemerintah
e) Pasar internasional

Menurut Irawan & Faried Wijaya (1996:68), pemasaran dimasa yang akan
datang terdiri dari :
a) Titik berat pada jangka panjang inovasi

b) Kebudayaan perusahaan, struktur organisasi, metode operasi, dan lainlain prosedur rutin dan tradisi akan dirubah.

c) Intelijen
d) Spesialisasi global
e) Manajemen pemasaran
f)

Persaingan harga semakin tajam

g) Demografi
h) Merger
i)

Akuisisi

j)

Pelepasan

k) Pabrik dimasa depan


l)

Layanan langganan

m) Produk yang berharga tinggi


n) Kecepatan bereaksi
o) Teknologi
p) Lembaga pemasaran
q) Pengembangan eksekutif dimasa yang akan datang

4.3 Bauran Pemasaran

Bauran pemasaran merupakan variabel-variabel yang dipakai oleh


perusahaan sebagai sarana untuk memenuhi atau melayani kebutuhan dan
keinginan konsumen. Bauran pemasaran merupakan salah satu unsur yang
penting dalam pemasaran modern.

4.4 Produk
Produk didefinisikan oleh Philip Kotler (1997:53), yaitu : segala sesuatu
yang dapat ditawarkan ke suatu pasar untuk memeniuhi keinginan dan

kebutuhan. Menurut Philip Kotler (1997:53), terdapat lima tingkatan produk,


yaitu :
a)

Manfaat inti

b)

Produk dasar

c)

Produk yang diharapkan

d)

Produk yang ditingkatkan

e)

Produk potensial

Penggolongan barang menurut Basu Swastha (1999:96-105), adalah


sebagai berikut :
a. Penggolongan barang berdasarkan kepuasan segera dan kesejahteraan
konsumen jangka panjang.
1. Barang yang bemanfaat (salutory product), yaitu barang yang
mempunyai daya penarik rendah tetapi dapat memberikan manfaat
yang tinggi kepada konsumen dalam jangka panjang, misalnya :
deterjen dengan fosfat rendah.
2. Barang yang kurang sempurna (deficient product), yaitu barang yang
tidak mempunyai daya penarik yang tinggi maupun kualitas yang
bermanfaat, seperti : obat-obatan yang merasa pahit.
3. Barang yang menyenangkan (pleasing product), yaitu barang yang
dapat berakibat buruk bagi konsumen dalam jangka panjang, yang
termasuk dalam golongan ini adalah rokok.
4. Barang yang sangat diperlukan (diserable product), yaitu barang yang
dapat memberikan kepuasan dengan segera dan sangat bermanfaat
dalam jangka panjang, seperti : makanan bergizi.
b. Penggolongan barang menurut tujuan pemakaiannya oleh si pemakai.
1. Barang

konsumsi,

adalah

barang-barang

yang

dibeli

untuk

dikonsumsikan. Pembeliannya didasarkan atas kebiasaan-kebiasaan


ix

membeli dari konsumen. Barang konsumsi dapat dibedakan atas tiga


golongan antara lain :
a. Barang konvenien (convenience goods), adalah barang yang mudah
dipakai, membelinya dapat disembarang tempat, dan pada setiap
waktu. Misalnya; rokok, sabun dan sebagainya.
b. Barang shopping (shopping goods), adalah barang yang harus dibeli
dengan

mencari

dahulu

dan

di

dalam

membelinya

harus

dipertimbangkan masak-masak, misalnya dengan membandingbandingkan mutu, harga, kemasan dan sebagainya. Termasuk ke
dalam golongan ini antara lain : tekstil, perabot rumah tangga dan
sebagainya.
c. Barang spesial (speciality goods), adalah barang yang mempunyai
ciri khas dan harga dapat dibeli di tempat tertentu saja. Dalam hal ini
pembeli

yang

ingin

memperolehnya

harus

mengeluarkan

pengorbanan istimewa. contoh : barang antik di toko seni, pakaian


wanita di rumah mode tertentu.
2. Barang industri adalah barang yang dibeli untuk diproses lagi atau
untuk kepentingan dalam industri. Jadi pembeli barang industri ini
adalah perusahaan, lembaga atau organisasi.
c. Penggolongan barang menurut pengaruh psikhologisnya.
Beberapa

karakteristik

tertentu

dari

suatu

barang

dapat

memberikan pengaruh secara psikhologis terhadap perilaku pembeli.


Dalam hal ini, barang yang digolongkan menjadi enam golongan, yaitu :
1. Barang fungsional, yaitu barang yang tidak mempunyai arti kultural
maupun sosial, seperti : buah-buahan, air minum, beras, sayuran dan
sebagainya.
a. Barang prestise, yaitu barang yang dapat memberikan bukti
kedudukan dan sebagai lambang kemegahan dari pemiliknya,
seperti : rumah mewah, mobil BMW, dan barang mewah lainnya.

b. Barang status, yaitu barang yang dapat menciptakan status tertentu


pada pemiliknya, seperti : jaket Untan, topi Untan dan sebagainya.
c. Barang untuk orang dewasa, yaitu barang yang dapat menunjukkan
kepada pemiliknya, bahwa ia termasuk orang dewasa meskipun
belum cukup dianggap sebagai orang dewasa, seperti : bir,
kosmetik, rokok dan sebagainya.
d. Barang hedonis, yaitu barang yang dibeli karena langsung dapat
mempengaruhi selera seseorang, seperti : makanan yang berbau
enak, barang yang kemasannya menarik dan sebagainya.
e. Barang enxiety, yaitu barang yang dapat mengurangi atau
menghilangkan kegelisahan seseorang karena orang lain kurang
menyukainya, misalnya : minyak wangi, permen, deodoran dan
sebagainya.
d. Penggolongan barang menurut karakteristiknya. Penggolongan barang
menurut karakteristik umum terdiri dari 5 karakteristik, yaitu :
1. Tingkat penggantian, yaitu frekuensi pembelian sebuah barang.
2. Margin kotor, yaitu perbedaan antara harga beli/biaya sebuah barang.
3. Penyesuaian,

yaitu

merupakan

istilah

yang

dipakai

untuk

mengidentifikasisemua jasa dan pengeluaran-pengeluaran tambahan


pada sebuah barang, untuk menyesuaikannya dengan keinginan
pembeli.
4. Jangka waktu konsumsi, yaitu jangka waktu untuk mengkonsumsikan
sebuah barang yang ada.
5. Jangka waktu pencarian, yaitu waktu sesungguhnya yang dikeluarkan
untuk mencari barang yang diinginkan. Penyesuaian-penyesuaian
yang harus dilakukan pada barang tahan lama tersebut antara lain :
a. Memerlukan penghantaran ke rumah
b. Memerlukan pemasangan (jasa-jasa teknis)
c. Memerlukan garansi

d. Memerlukan cara penjualan kredit

5 Hipotesis
Berdasar kan uraian diatas maka penulis menarik hipotesis sebagai berikut.
Pemasaran produk bohlam philips sangat di senangi oleh masyarakat di karenakan
kualitas produk itu baik

6. Metode dan Jenis Penelitian


Adapun metode yang digunakan dalam penulisan ini adalah sebagai berikut :
1. Bentuk Penelitian
Penelitian

ini

menggambarkan

menggunakan
keadaan

UD.

metode

deskriptif

yang

SARI

JAYA dengan

artinya

mempelajari

permasalahan yang terjadi.


2. Teknik Pengolahan Data
Adapun teknik pengumpulan data yang penulis lakukan dalam penelitian
ini adalah dengan cara sebagai berikut :
a. Data primer
1. Observasi, yaitu meninjau dan mengamati secara langsung
terhadap objek yang diteliti.
2. Wawancara, yaitu mengadakan tanya jawab dengan cara
mengajukan pertanyaan yang erat dengan penulisan bagi
pimpinan maupun karyawan UD. SARI JAYA di Pekanbaru dan

3. Kuisioner, yaitu data yang dikumpulkan melalui pengedaran


pertanyaan yang akan diisi oleh responden yang menjadi objek
penelitian.

b. Data sekunder
a. Studi dokumenter, yaitu mengumpulkan laporan-laporan dari data
penjualan, biaya promosi, biaya distribusi serta lainnya yang erat
dengan penelitian.
b. Studi kepustakaan, yaitu mempelajari teori-teori yang terdapat di
dalam

literatur-literatur

ilmiah

maupun

bahan

kuliah

yang

berhubungan erat dengan masalah yang diteliti.

3. Populasi dan Sampel


a. Populasi
Menurut Masri Singarimbun dan Sofian Effendi (1995:26), populasi
adalah : kumpulan dari seluruh elemen. Dalam suatu penelitian ditetapkan
sejumlah populasi dan yang menjadi populasi dalam penelitian ini adalah
konsumen kota Pekanbaru

b. Sampel
Menurut Masri Singarimbun dan Sofian Effendi (1995:26), sampel
adalah Sebagian kecil dari populasi. Penentuan sampel penelitian
dilakukan dengan menggunakan purposive sampling. Purposive sampling
dilakukan dengan mengambil konsumen yang sudah membeli bola lampu
(bohlam) philips dan benar-benar terpilih oleh penulis menurut ciri khusus
yang dimiliki oleh sampel tersebut. Sampel yang purpusive adalah sampel
yang dipilih dengan cermat sehingga relevan dengan rancangan penelitian.
Dalam penelitian ini, sampel yang diambil sebanyak 40 orang responden
Responden yang dimaksud dalam penelitian ini adalah konsumen yang
dikelompokkan dalam 4 wilayah pemasaran berdasarkan kecamatan yang
ada di kota Pekanbaru, yaitu :
-

Kecamatan Payung Sekaki sebanyak 10 pengecer.

Kecamatan Panam sebanyak 10 pengecer.

Kecamatan Rumbai sebanyak 10 pengecer.

Kecamatan Tangkerang sebanyak 10 pengecer.

Pengambilan responden ini berdasarkan Teori Champion yang dikutip


oleh Manasse Malo (1986:171), yaitu :
Biasanya juga besaran sampel tergantung pada besarnya populasi
yang hendak diteliti. Sekalipun untuk menetapkan aturan besaran sampel, 30
responden adalah jumlah minimum yang disebut oleh ahli-ahli metode
penelitian yang teritimewa jika penelitian menggunakan perhitungan
statistik.

.4. Analisis Data


a.

Alat analisis data, yaitu

memakai analisis bauran pemasaran

(kebijaksanaan : produk, harga, promosi dan saluran distribusi).


b.

Teknik analisis data, yaitu menggunakan analisis kualitatif, yaitu


dengan

cara

mempersentasekan

jawaban

pertanyaan-pertanyaan yang diajukan..

responden

terhadap

Anda mungkin juga menyukai