Anda di halaman 1dari 60

Laporan Penelitian

Penentuan Kondisi Operasi Optimum dan Parameter Perancangan Ekstraktor


pada Ekstraksi Homosalate dari Limbah Kulit Pisang (Musa sp.)

BAB I
PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
Pisang (Musa sp.) merupakan tanaman yang dapat dimanfaatkan seluruh
bagiannya. Batangnya dapat digunakan untuk serat pakaian dan pakan ternak, daunnya
dapat digunakan untuk pembungkus makanan, dan buahnya dapat dimakan langsung
ataupun diolah dahulu menjadi berbagai olahan pisang yang menarik. Buah pisang
mengandung karbohidrat, vitamin, dan mineral yang baik untuk tubuh. Sehingga tidak
diragukan manfaat buah pisang bagi kesehatan. Tak hanya buahnya, sebenarnya kulit
buah pisang juga bermanfaat bagi kesehatan, terutama bagi kulit. Namun, pemanfaatan
kulit pisang saat ini sangatlah terbatas. Bahkan kulit pisang justru dianggap limbah
yang sebaiknya dibuang.
Secara umum, kulit pisang mengandung karbohidrat, air, vitamin C, kalium,
lutein, anti-oksidan, kalsium, vitamin B, lemak, protein, beragam vitamin B kompleks,
minyak nabati, serat, serotonin dan banyak lagi lainnya. Semua komponen senyawa ini
memiliki beragam khasiat yang baik bagi tubuh. Tak hanya itu, kulit pisang juga
ternyata bisa menjadi sumber energi alternatif, dan untuk memurnikan air yang
tercemar logam berat. (www.khasiatbuahpisang.blogspot.com)
Kandungan terpenting pada kulit pisang yaitu 3, 3, 5-trimethylcyclohexyl
salicylate atau biasa disebut homosalate yang merupakan turunan asam salisilat yang
berfungsi sebagai analgesik (pereda nyeri) dan anti inflamasi (mengurangi radang yang
tidak disebabkan mikroorganisme). Selain zat tersebut terdapat juga elemicin yang
berfungsi sebagai analgesik (Edwards, 1999).
Produksi pisang di Indonesia pada tahun 2012 mencapai 6.189.052 ton. Bila
dibandingkan dengan tahun-tahun sebelumnya, produksi pisang di Indonesia terus
mengalami peningkatan. Dari angka tersebut, dapat dibayangkan, ada sangat banyak
kulit

pisang

yang

terbuang

percuma

tanpa

dimanfaatkan

terlebih

dahulu

(www.bps.go.id).

Laboratorium Proses Pemisahan


Ivannie Valentina Effendi (11/316856/TK/38078)

Laporan Penelitian
Penentuan Kondisi Operasi Optimum dan Parameter Perancangan Ekstraktor
pada Ekstraksi Homosalate dari Limbah Kulit Pisang (Musa sp.)
Penulis melihat bahwa limbah kulit pisang yang bermanfaat dan melimpah ini
dapat dinaikkan nilai ekonominya dengan diekstrak minyaknya (terutama senyawa
homosalate dan kemudian diolah menjadi obat kulit yang tentunya aman karena
berasal dari bahan alami.
Untuk memperoleh minyak (terutama senyawa homosalate) dari kulit pisang
dilakukan dengan proses ekstraksi padat-cair. Kondisi operasi ekstraksi dan parameter
perancangan ekstraktor yang optimal diperlukan untuk memperoleh hasil ekstrak yang
optimal pula. Untuk itu, penelitian ini dilakukan untuk mengevaluasi kondisi operasi
dan parameter perancangan yang memberikan hasil ekstrak optimal.

2. Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk:
1. Mencari kondisi operasi optimum pada ekstraksi homosalate dari limbah kulit
pisang, dengan variabel yang dipelajari adalah variasi jenis kulit pisang, suhu,
waktu, jenis pelarut, dan perbandingan berat bahan dengan volume pelarut.
2. Menentukan harga koefisien transfer massa (kc) dan difusivitas efektif (De) pada
pemungutan senyawa organik dari limbah kulit pisang secara batch.
3. Mencari hubungan antara nilai-nilai koefisien perpindahan massa antar fasa dengan
peubah-peubah yang mempengaruhinya dalam kelompok bilangan tak berdimensi.
3. Tinjauan Pustaka
Pisang adalah nama umum yang diberikan pada tumbuhan tak berkambium
berdaun besar memanjang dari famili Musaceae. Tumbuhan ini tidak bercabang,
batangnya basah, dan tidak mengandung lignin. Pelepah daun pisang menyelubungi
batangnya, dan daunnya berbentuk memanjang dengan perbandingan panjang dan
lebarnya sekitar 3:1. Daging daun pisang tipis seperti kertas dengan tulang daun
menyirip serta permukaan atas dan bawah daun licin berlapis lilin. Beberapa jenis
pisang menghasilkan buah yang dapat dikonsumsi dan dinamakan sama. Buah pisang
tersusun dalam tandan dengan kelompok-kelompok tersusun menjari, atau disebut
sisir. Hampir semua buah pisang memiliki kulit berwarna kuning ketika matang,
meskipun ada beberapa yang berwarna jingga, merah, hijau, ungu, atau bahkan hampir
Laboratorium Proses Pemisahan
Ivannie Valentina Effendi (11/316856/TK/38078)

Laporan Penelitian
Penentuan Kondisi Operasi Optimum dan Parameter Perancangan Ekstraktor
pada Ekstraksi Homosalate dari Limbah Kulit Pisang (Musa sp.)
hitam. Buah pisang sebagai bahan pangan merupakan sumber energi (karbohidrat) dan
mineral (terutama kalium).
Pusat keragaman utama pisang terletak di daerah Malesia (Asia Tenggara,
Papua, dan Australia tropika). Tumbuhan ini menyukai iklim tropis panas dan lembab,
terutama di dataran rendah. Di daerah dengan hujan merata sepanjang tahun, produksi
pisang dapat berlangsung tanpa mengenal musim. Perkembangbiakan pisang dengan
cara vegetatif atau tunas.

Gambar 1. Tumbuhan Pisang (Musa sp.)


Berikut ini adalah taksonomi dari tumbuhan pisang :
Laboratorium Proses Pemisahan
Ivannie Valentina Effendi (11/316856/TK/38078)

Laporan Penelitian
Penentuan Kondisi Operasi Optimum dan Parameter Perancangan Ekstraktor
pada Ekstraksi Homosalate dari Limbah Kulit Pisang (Musa sp.)
Kingdom

Plantae

Divisi

Magnoliophyta

Kelas

Liliopsida

Sub Kelas

Commelinidae

Ordo

Zingiberales

Famili

Musaceae

Genus

Musa

Spesies

Musa sp. (www.wikipedia.org)

Menurut Rukmana (1999), penggolongan varietas atau kultivar pisang


berdasarkan sifat buah dan pemanfaatannya dibedakan menjadi tujuh kelompok, 3 di
antaranya yang biasa dikonsumsi, yaitu:
1. Kelompok Pisang Ambon
Karakteristik morfologi pisang Ambon adalah sebagai berikut:
Buah berbentuk silinder sedikit melengkung, panjang dan tidak berbiji.
Kulit buah agak tebal (2,4-3 mm).
Warna daging buah putih atau putih kekuning-kuningan, rasanya manis,
lunak sampai agak keras, dan beraroma.

2. Kelompok Pisang Kepok


Karakteristik morfologi pisang Kepok adalah sebagai berikut:
Tandan buah mencapai panjang 30-60 cm, merunduk, tidak berbulu

halus.
Sisir buah berjumlah 5-9 sisir dan tiap sisir berjumlah 10-14 buah

berpenampang segi tiga atau segi empat atau bulat.


Daging buah putih kekuning-kuningan, puting keungu-unguan, rasa
kurang lunak dengan tekstur yang agak berkapur

Laboratorium Proses Pemisahan


Ivannie Valentina Effendi (11/316856/TK/38078)

Laporan Penelitian
Penentuan Kondisi Operasi Optimum dan Parameter Perancangan Ekstraktor
pada Ekstraksi Homosalate dari Limbah Kulit Pisang (Musa sp.)

3. Kelompok Pisang Mas


Karakteristik morfologi Pisang Mas adalah sebagai berikut:
Buah berbentuk silinder, ujung runcing dengan panjang 9-10 cm dan

tidak berbiji, kulit buah tipis (1 mm) berwarna kuning keemasan.


Daging buah krem, rasa manis sampai agak kesat, kurang beraroma

Buah pisang tersusun atas kulit (40%) dan buahnya sendiri (60%) (Anhwange
dkk., 2008). Jumlah total senyawa fenolik pada kulit pisang yaitu sekitar 0,9 sampai
3,0 gram/100 gram berat kering (Someya dkk., 2002; Nguyen dkk., 2003). Senyawa
fenolik adalah senyawa yang memiliki lebih dari 1 gugus OH yang berikatan langsung
dengan benzena. Struktur dasar senyawa fenolik yaitu fenol. Senyawa fenolik
menunjukkan molekul-molekul dengan fungsi yang bervariasi dalam pertumbuhan,
perkembangan, dan sistem pertahanan tanaman. Sebagian besar senyawa fenolik ada
dalam bentuk ester atau glikosida daripada senyawa bebas (Vermerris, 2006).

Gambar 2. Struktur Fenol


Berdasarkan penelitian yang dilakukan Someya dkk. (2002), kulit pisang Musa
Cavendish mengandung senyawa fenolik sebanyak 907mg /100 g berat kering kulit
pisang. Sedangkan di daging buahnya terdapat 232 mg/100 g berat kering.
Berdasarkan penelitian sebelumnya yang dilakukan Edwards (1999), hasil
ekstraksi kulit pisang mengandung 2 bahan aktif penting dengan menggunakan solven
isopropil alkohol, yaitu homosalate (2,2%) dan elemicin (0,9%). Hasil ekstraksi kulit
Laboratorium Proses Pemisahan
Ivannie Valentina Effendi (11/316856/TK/38078)

Laporan Penelitian
Penentuan Kondisi Operasi Optimum dan Parameter Perancangan Ekstraktor
pada Ekstraksi Homosalate dari Limbah Kulit Pisang (Musa sp.)
pisang ini dapat digunakan untuk mengobati luka bakar, mengobati gatal-gatal dan
bengkak akibat alergi maupun akibat digigit serangga, untuk mengurangi rasa sakit,
menghilangkan bekas luka (keloid), merilekskan otot, dan dapat juga untuk mengobati
memar. Dalam penelitian ini, lebih diutamakan penggunaan ekstrak kulit pisang,
namun dalam proses pembuatan ekstraknya masih belum dioptimalkan. Untuk itu,
diperlukan penelitian lebih lanjut untuk mengoptimalkan proses ekstraksinya.
Gugus utama homosalate adalah asam salisilat. Dari gambar rumus struktur
asam salisilat, terlihat bahwa asam salisilat memiliki gugus polar dan gugus non polar.
Gugus polarnya adalah gugus OH dan gugus non polarnya adalah gugus cincin
benzenanya. Dari rumus struktur ini dapat dilihat bahwa asam salisilat larut pada
sebagian pelarut polar dan sebagian pada pelarut non polar, tetapi sukar larut dengan
sempurna pada pelarut polar saja atau pelarut non polar saja karena memiliki gugus
polar dan non polar sekaligus dalam satu gugus. Sehingga otomatis mudah larut pada
pelarut semipolar seperti alkohol dan eter. Hal ini sesuai dengan pustaka yang
menyebutkan bahwa asam salisilat sukar larut pada air yang merupakan pelarut polar
dan benzena yang merupakan pelarut non polar, tetapi mudah larut pada etanol dan eter
yang merupakan pelarut semipolar (Anonim, 1995).
Dari gambar rumus struktur homosalate, terdapat gugus polar berupa gugus
OH juga, dan gugus non polar pada cincin benzena dan cabang dari gugus salisilat.
Pelarut semipolar juga berlaku pada homosalate ini. Dari literatur, diketahui bahwa
homosalate larut dalam pelarut semi polar seperti alkohol dan tidak larut dalam air
(SCCP, 2007).

Laboratorium Proses Pemisahan


Ivannie Valentina Effendi (11/316856/TK/38078)

Laporan Penelitian
Penentuan Kondisi Operasi Optimum dan Parameter Perancangan Ekstraktor
pada Ekstraksi Homosalate dari Limbah Kulit Pisang (Musa sp.)

Gambar 3. Struktur Homosalate

Gambar 4. Struktur Asam Salisilat


Penetapan kadar homosalate dalam hasil ekstraksi kulit pisang dapat diperoleh
dengan menganalisis jumlah salisilat yang ada dalam hasil ekstrak menggunakan
spektrofotometer UV-Vis. Salisilat akan bereaksi dengan Fe(III) membentuk senyawa
kompleks [FeSal]. Senyawa kompleks ini membentuk warna ungu, dan dari percobaan
sebelumnya diketahui bahwa [FeSal] memiliki absorbansi maksimum pada panjang
gelombang 535nm. (Maria, 2007)
Ekstraksi homosalate pada kulit pisang ini dilakukan dengan cara ekstraksi
padat- cair. Pada ekstraksi ini terjadi perpindahan massa zat terlarut dari padatan, yaitu
homosalate yang terkandung dalam kulit pisang ke dalam cairan, dan berlangsung
dalam dua tahap. Pertama adalah berkontaknya pelarut dengan padatan sehingga
komponen yang dapat larut atau solut tertransfer ke pelarut atau solven, dan yang
kedua adalah pemisahan atau pencucian larutan dari padatan sisa (Brown, 1950).
Laboratorium Proses Pemisahan
Ivannie Valentina Effendi (11/316856/TK/38078)

Laporan Penelitian
Penentuan Kondisi Operasi Optimum dan Parameter Perancangan Ekstraktor
pada Ekstraksi Homosalate dari Limbah Kulit Pisang (Musa sp.)
Kadar ekstrak sangat dipengaruhi oleh waktu. Semakin lama ekstraksi
berlangsung, kadar solut dalam ekstrak semakin bertambah, tetapi hal ini tidak
berlangsung terus menerus. Pada saat tertentu tercapai keadaan di mana kadar zat
dalam ekstrak relatif tetap, dengan kata lain kesetimbangan telah tercapai. Pada
keadaan tersebut terdapat hubungan matematis antara kadar zat dalam pelarut dengan
kadar zat dalam padatan (Brown, 1950).
Persamaan kecepatan difusi solut (A) dalam padatan dianalogikan dengan
persamaan kecepatan difusi dalam cairan atau gas atau mengikuti hukum Fick, tetapi
harga difusivitas diganti dengan difusivitas efektif. Untuk itu, persamaan kecepatan
difusi zat terlarut dalam padatan dapat dinyatakan dalam persamaan sebagai berikut
(Brown, 1950):
N A =De

dCA
dr

(0)

Kecepatan perpindahan massa zat terlarut dari permukaan padatan ke cairan


didekati dengan persamaan berikut (Brown, 1950):
N Af =k ca (C Af C Af )

(0)
CAf =H . X A

(0)

Selain waktu, terdapat faktor-faktor lain yang dapat memengaruhi jumlah zat
terlarut dalam suatu operasi ekstraksi. Berikut faktor-faktor yang mempengaruhi
jumlah zat terlarut dalam operasi ekstraksi antara lain:
1. Waktu ekstraksi
Semakin lama waktu ekstraksi, semakin banyak zat terlarut yang diperoleh, namun
jika pelarut sudah jenuh, kemampuan untuk melarutkan semakin menurun
sehingga zat yang terambil semakin sedikit. Dengan demikian, perlu ditentukan
waktu yang optimum (Treybal, 1968).
2. Jumlah zat yang dilarutkan
Semakin banyak zat yang dilarutkan maka zat yang terambil oleh pelarut semakin
banyak, tetapi kenaikan atau penambahan ini terbatas oleh kemampuan pelarut
Laboratorium Proses Pemisahan
Ivannie Valentina Effendi (11/316856/TK/38078)

Laporan Penelitian
Penentuan Kondisi Operasi Optimum dan Parameter Perancangan Ekstraktor
pada Ekstraksi Homosalate dari Limbah Kulit Pisang (Musa sp.)
untuk melarutkan dan juga dipengaruhi oleh bidang kontak antara pelarut dengan
zat terlarut (Treybal, 1968).
3. Suhu dan tekanan
Pada tekanan konstan, kenaikan suhu ekstraksi akan mengakibatkan semakin
banyak zat yang terlarut, tetapi banyaknya zat dalam pelarut juga akan semakin
kecil, sehingga perlu ditentukan suhu optimum (Treybal, 1968).
4. Perbandingan volume pelarut dengan berat padatan
Hal ini berpengaruh pada faktor-faktor yang menyebabkan zat dapat terlarut dalam
pelarut, seperti viskositas dan gaya tegang permukaan dari butir-butir bahan.
Dalam ekstraksi juga terdapat variabel yang menunjukkan kecepatan
perpindahan massa, yang dinyatakan dalam k ca. Hubungan kca dengan variabel yang
memengaruhinya pada proses perpindahan massa padat-cair dalam tangki berpengaduk
dinyatakan dengan persamaan empiris sebagai berikut (Bird dkk., 1950):
Sh=a . R eb . S c c

(0)

4. Landasan Teori
Koefisien perpindahan massa dan difusivitas efektif tidak dapat diukur secara
langsung namun dapat dievaluasi dengan menggunakan model matematis yang sesuai
untuk mensimulasikan sistem yang ditinjau berdasarkan data simulasi fisik di
laboratorium. Data laboratorium yang diambil adalah konsentrasi zat A sebagai fungsi
waktu.
Dalam menyusun model matematis ini, diambil beberapa asumsi sebagai
berikut:
1.
2.
3.
4.

Padatan berbentuk bola.


Proses berlangsung secara isotermal.
Volume padatan dan massa solven tetap.
Pengadukan dalam tangki sempurna sehingga tidak ada gradien konsentrasi

zat terlarut dalam larutan.


Untuk membuat model matematis pada ekstraksi padat-cair, padatan diayak
sehingga menyerupai bentuk bola dengan jari-jari R.

r+r

Laboratorium Proses Pemisahan


Ivannie Valentina Effendi (11/316856/TK/38078)

Laporan Penelitian
Penentuan Kondisi Operasi Optimum dan Parameter Perancangan Ekstraktor
pada Ekstraksi Homosalate dari Limbah Kulit Pisang (Musa sp.)

Gambar 5. Elemen Volume pada Fasa Padat


Neraca massa zat terlarut, dalam hal ini senyawa organik (A), dalam elemen
volume padatan:
(Laju A masuk)-(Laju A keluar)=(Laju akumulasi A)
[4 r 2 De

CA
C A
] 4 r 2 De
r r
r

=4 r 2 r

r + r

CA
t

(0)

Bila disederhanakan didapat persamaan sebagai berikut:


[r 2 De

C A
CA
] [r 2 De
]
r r + r
r r 2 d CA
=r
r
dt

(0)

Jika diambil r mendekati nol, maka persamaan (6) menjadi:


2

(0)

C A 2 CA 1 C A
+
=
2
r r
De t
r
Keadaan batas:
Initial condition (IC):
CA(r,0)=CA0
Boundary condition (BC):

CA(0,t)=tertentu, atau
De

(0)

dCA
( 0, t )=0
dr

(0)

dCA
( R , t )=k ca (C Af C Af )
dr

(0)

Persamaan diferensial (7) dan kondisi batas yang dinyatakan dalam persamaan
(8), (9), dan (10) merupakan persamaan yang simultan. Persamaan-persamaan tersebut
jika diselesaikan secara numeris dengan cara finite difference approximation akan
diperoleh XA=f(r,t) serta XAf=f(t).

Laboratorium Proses Pemisahan


Ivannie Valentina Effendi (11/316856/TK/38078)

10

Laporan Penelitian
Penentuan Kondisi Operasi Optimum dan Parameter Perancangan Ekstraktor
pada Ekstraksi Homosalate dari Limbah Kulit Pisang (Musa sp.)
Interval jari-jari dari r=0 sampai r=R dibagi menjadi interval-interval kecil
selebar r dan sejumlah N, atau:
R=N . r

(0)

Interval waktu dari t=0 sampai t=tertentu dibagi menjadi interval-interval kecil
selebar r. Batas-batas interval jari-jari diberi indeks i=0, 1, 2, ...., N dan interval batas
waktu diberi indeks j=0, 1, 2, ...., N, sehingga:
r=i . r

(0)

t= j . t

(0)

Dengan sistem indeks tersebut XA(r,t) dapat ditulis sebagai XAij. Pendekatan
finite difference yang dipakai adalah secara implisit, sehingga persamaan (7) dapat
diubah menjadi bentuk persamaan berikut:
C Ai1, j +12C Ai , j+1 +C Ai +1, j +1

( r)

1 C Ai , j+1C Ai, j
De
t

2 C Ai+1, j+1C Ai1, j +1


i r
2. r

(0)

Jika disederhanakan, diperoleh:

[ ]
1

[ ]

1
1
C
+ [ 2M ] C Ai , j+1 + 1+ C Ai+1, j+1=M C Ai , j
i Ai1, j+1
i

(0)

Dengan:

( r )2
M=
De.( t)

(0)

Persamaan (15) berlaku untuk i=1, 2, 3, ...., N-1.

Laboratorium Proses Pemisahan


Ivannie Valentina Effendi (11/316856/TK/38078)

11

Laporan Penelitian
Penentuan Kondisi Operasi Optimum dan Parameter Perancangan Ekstraktor
pada Ekstraksi Homosalate dari Limbah Kulit Pisang (Musa sp.)
Pendekatan finite difference untuk mengganti keadaan batas dapat disusun
persamaan sebagai berikut (untuk i=0). Persamaan diambil pada inkremen jari-jari
r=

r
2 .

r / 2
r

Gambar 6. Elemen Volume Butiran Padatan untuk r=0


Neraca massa zat terlarut (A) dalam elemen volume padatan di sekitar r=0:
(Laju A masuk)-(Laju A keluar)=(laju akumulasi A)

0 De .4

r
2

( )

CA
r

3
4 r CA
=

r
r=
3
2
t
2

[ ]

(0)

(0)

C Ai+1, j+1C Ai , j+1


r C Ai, j +1C Ai , j
=
r
6. De
t

[ ]

M
M
C A 0. j+1 +C A 1, j+1=
C A 0. j
6
6

(0)

Pendekatan finite difference untuk mengganti keadaan batas (8) dapat disusun
persamaan sebagai berikut (untuk i=N). Persamaan diambil pada inkremen jari-jari

r=

r
2

dan

r =

R + R
2

r
2

) = R r
( 4)

Laboratorium Proses Pemisahan


Ivannie Valentina Effendi (11/316856/TK/38078)

12

Laporan Penelitian
Penentuan Kondisi Operasi Optimum dan Parameter Perancangan Ekstraktor
pada Ekstraksi Homosalate dari Limbah Kulit Pisang (Musa sp.)

Gambar 7. Elemen Volume Butiran Padatan di Sekitar r=R


Neraca massa zat terlarut (A) dalam elemen volume padatan di sekitar r=R:
(Laju A masuk)-(Laju A keluar)=(laju akumulasi A)

r
De 4 R
2

r
De 4 R
2

2
CA
r r CA
2

kc 4 R ( C Af C Af )=4 R
r R
4
2 t
(0)
C AN , j +1C AN 1, j+ 1
r
+kc .4 [ H C AN , j+1C Af , j+1 ] =4 R
r
2
(0)

][ ]

][

r
2

Jika disederhanakan menjadi:

[[

] ]
2

r
r
r 1
r
R
C AN1, j+1 + R
H R
M C AN , j+1= C Af , j +1 R
C AN , j
2
2
4 2
2
(0)
Dengan:
=
Besarnya XAf,j+1

R 2 kc r
De

(0)
dapat ditentukan dengan cara menyusun neraca massa zat

terlarut (solut) di fase padat dan cair, sebagai berikut:


Jumlah solut pada saat t=jumlah solut mula-mula.
R

C Af 0 V solven +V bahan X A 0=C Af V solven + N . 4 .r 2 . X A . dr


0

(0)

Atau,

Laboratorium Proses Pemisahan


Ivannie Valentina Effendi (11/316856/TK/38078)

13

Laporan Penelitian
Penentuan Kondisi Operasi Optimum dan Parameter Perancangan Ekstraktor
pada Ekstraksi Homosalate dari Limbah Kulit Pisang (Musa sp.)
R
V bahan
1
C Af 0 +
X =C Af +
N . 4 . r 2 . X A . dr
V solven A 0
V solven
0

(0)

XAf,j+1 dapat dihitung dengan menggunakan metode Newton-Raphson dan


Simpsons Rule. Berdasarkan persamaan (15), (19), dan (22), jika harga-harga kadar
zat terlarut dengan indeks j diketahui maka harga-harga kadar zat terlarut dengan
indeks j+1 dapat dihitung. Terdapat N-1 persamaan dengan N-1 bilangan tak diketahui
berupa matriks diagonal. Kadar-kadar zat terlarut mula-mula (j=0) dapat diitung,
sehingga harga-harga kadar zat terlarut dengan indeks j=1, j=2, dan seterusnya dapat
dihitung, sampai batas yang diinginkan (Sediawan, 1997).
Harga koefisien perpindahan massa dan difusivitas efektif optimum dapat dicari
dengan trial sampai diperoleh jumlah kuadrat dari selisih (SSE) X Af hasil simulasi
dengan hasil percobaan yang terkecil.
Hubungan koefisien perpindahan massa (kc) dengan peubah-peubah yang
mempengaruhi pada proses perpindahan massa padat-cair dalam tangki
berpengaduk dinyatakan dengan persamaan empiris sebagai berikut (Bird,1950) :
Sh = a.Reb.Scc
Dengan nilai a dan b diperoleh dari percobaan, sedangkan nilai c yaitu 1/3.

Laboratorium Proses Pemisahan


Ivannie Valentina Effendi (11/316856/TK/38078)

(0)

14

Laporan Penelitian
Penentuan Kondisi Operasi Optimum dan Parameter Perancangan Ekstraktor
pada Ekstraksi Homosalate dari Limbah Kulit Pisang (Musa sp.)

BAB II
PELAKSANAAN PENELITIAN
1. Bahan
Bahan- bahan yang digunakan pada penelitian ini adalah :
1. Kulit pisang ambon, pisang mas, dan pisang susu yang diperoleh dari limbah
2.
3.
4.
5.
6.

penjual jus buah.


Kulit pisang kapas dan pisang raja yang diperoleh dari limbah pabrik roti.
Kulit pisang kepok yang diperoleh dari limbah penjual gorengan.
Etanol yang diperoleh dari CV. Genera Labora, Yogyakarta.
FeCl3 yang diperoleh dari PT. Bratachem, Yogyakarta
HCl yang diperoleh dari Laboratorium Proses Pemisahan Jurusan Teknik Kimia

7.
8.
9.
10.

UGM.
KCl yang diperoleh dari PT. Bratachem, Yogyakarta.
Asam Salisilat yang diperoleh dari PT. Multi Kimia Raya, Semarang.
Aquadest yang diperoleh dari CV. Genera Labora, Yogyakarta.
Isopropil alkohol diperoleh dari Laboratorium Proses Pemisahan Jurusan Teknik
Kimia UGM.

2. Rangkaian Alat Percobaan


Alat-alat yang digunakan dalam penelitian ini, dirangkai seperti gambar berikut :
Keterangan :
1.
2.
3.
4.
5.
6.

Pemanas mantel
Labu reaksi
Soxhlet
Bahan dalam kertas saring
Pendingin bola
Steker

Gambar 8. Rangkaian Alat Ekstraksi Soxhlet

Laboratorium Proses Pemisahan


Ivannie Valentina Effendi (11/316856/TK/38078)

15

Laporan Penelitian
Penentuan Kondisi Operasi Optimum dan Parameter Perancangan Ekstraktor
pada Ekstraksi Homosalate dari Limbah Kulit Pisang (Musa sp.)

Keterangan :
1.
2.
3.
4.
5.
6.

Pemanas mantel
Pengaduk kaca
Pendingin balik
Batang pengaduk
Motor pengaduk
Termometer alkohol

Gambar 9. Rangkaian Alat Labu Leher Tiga Berpengaduk


3. Langkah-Langkah Penelitian
1. Optimasi Kondisi Operasi Ekstraksi
Penelitian dijalankan dengan cara melakukan variasi pada berbagai peubah
sebagai berikut:
1) Jenis kulit pisang, yaitu pisang kapas, pisang kepok, pisang susu, pisang raja,
pisang emas, dan pisang ambon.
2) Jenis pelarut, yaitu: aquadest, isopropil alkohol, dan etanol teknis.
3) Waktu operasi (dalam menit): 0, 5, 10, 20, 30, 45, 60, 80, 100, 120.
4) Perbandingan berat bahan dengan volume pelarut (g/mL): 0.1; 0.2; 0.3; 0.4;
0.5; dan 0.6.
Tahap optimasi dilakukan dengan ekstraksi menggunakan rangkaian alat
seperti pada gambar 9.
Optimasi pertama adalah menentukan jenis kulit pisang yang mengandung
homosalate terbanyak. Masing-masing kulit pisang diekstraksi selama dua jam
menggunakan pelarut etanol, perbandingan antara bahan dan pelarut sebesar 0.1
g/mL, dan kecepatan putar pengaduk 350 rpm. Ekstraksi dijalankan sesuai titik
didih masing-masing solven. Data hasil percobaan kemudian dipakai untuk
membuat grafik hubungan antara waktu ekstraksi dengan persen ekstrak terambil
untuk masing-masing jenis kulit pisang, kemudian ketiga grafik tersebut

Laboratorium Proses Pemisahan


Ivannie Valentina Effendi (11/316856/TK/38078)

16

Laporan Penelitian
Penentuan Kondisi Operasi Optimum dan Parameter Perancangan Ekstraktor
pada Ekstraksi Homosalate dari Limbah Kulit Pisang (Musa sp.)
dibandingkan. Jenis kulit pisang yang paling baik adalah yang menghasilkan
persen ekstrak maksimum.
Optimasi kedua adalah menentukan jenis pelarut yang paling efektif untuk
melarutkan homosalate dari kulit pisang dengan mengambil kondisi operasi yang
sama. Ekstraksi dilakukan selama satu jam dengan kisaran jeda waktu tiap
pengambilan data selama 10 menit. Pelarut yang digunakan adalah aquadest,
isopropil alkohol, dan etanol teknis.
Ekstraksi dijalankan pada suhu 60oC. Ekstraksi dilakukan dengan
mengambil perbandingan antara berat bahan dan pelarut sebesar 0.1 g/mL dan
kecepatan putar pengaduk 350 rpm. Seluruh jenis kulit pisang diuji untuk
mengetahui pelarut dan jenis kulit pisang yang memberikan jumlah homosalate
terbanyak. Data hasil percobaan kemudian dipakai untuk membuat grafik
hubungan antara waktu ekstraksi dengan konsentrasi homosalate terambil untuk
masing-masing pelarut, kemudian ketiga grafik tersebut dibandingkan. Jenis
pelarut yang paling baik adalah yang menghasilkan konsentrasi homosalate
terambil yang maksimum.
Optimasi ketiga adalah menentukan suhu operasi yang paling baik untuk
proses ekstraksi, yaitu dengan cara memvariasikan suhu di sekitar titik didih
pelarut yang dipakai dengan memakai kecepatan putar pengaduk 350 rpm.
Ekstraksi dilakukan dengan mengambil perbandingan antara berat bahan dan
pelarut sebesar 0.1 g/mL dan waktu tiap pengambilan data adalah 5, 10, 20, 30, 45,
60, 80, 100, dan 120 menit. Data hasil percobaan kemudian dipakai untuk
membuat grafik hubungan antara jumlah senyawa organik terambil terhadap waktu
untuk berbagai suhu operasi. Pelarut yang dipakai adalah pelarut yang
memberikan konsentrasi senyawa organik terambil yang maksimum, yang akan
diketahui melalui hasil analisis pada optimasi kedua.
Dari optimasi kedua juga diperoleh data perubahan konsentrasi senyawa
organik terhadap waktu. Data hasil percobaan kemudian dianalisis dan dibuat
dalam bentuk grafik sehingga dapat dilihat pada waktu berapakah yang

Laboratorium Proses Pemisahan


Ivannie Valentina Effendi (11/316856/TK/38078)

17

Laporan Penelitian
Penentuan Kondisi Operasi Optimum dan Parameter Perancangan Ekstraktor
pada Ekstraksi Homosalate dari Limbah Kulit Pisang (Musa sp.)
memberikan konsentrasi homosalate yang maksimal. Waktu pada keadaan ini
disebut waktu optimum.
Optimasi keempat adalah mengetahui perbandingan yang sesuai antara
berat bahan dan jumlah pelarut yang menghasilkan kadar senyawa organik
maksimum dengan cara melakukan variasi pada berbagai perbandingan berat
bahan dengan volume pelarut. Ekstraksi dijalankan dengan menggunakan
kecepatan putar pengaduk 350 rpm. Suhu ekstraksi disesuaikan dengan suhu
optimumnya, yang akan diperoleh dari hasil analisis pada optimasi kedua.
Pengambilan data dilakukan setiap 10 menit selama satu jam. Data hasil percobaan
kemudian dipakai untuk membuat grafik hubungan antara konsentrasi senyawa
organik terambil terhadap waktu pada berbagai perbandingan berat bahan dan
volume pelarut. Optimasi dilakukan dengan melihat kecenderungan kurva
hubungan antara kadar homosalate yang diperoleh pada berbagai variasi peubah.
2. Menentukan Kadar Senyawa Organik Total
Kulit pisang yang sudah dikeringkan diblender dan diayak dengan ayakan
yang berdiameter kisi tertentu agar ukurannya relatif seragam dan profil bentuknya
dapat didekati dengan bentuk bola, kemudian kulit pisang yang telah dikeringkan
dengan berat tertentu ditimbang dan dibungkus rapat dengan menggunakan kertas
saring dan dimasukkan ke dalam tabung ekstraksi soxhlet.
Alat yang akan dipakai selanjutnya dirangkai seperti pada gambar 8.
Pelarut dengan volume tertentu dituangkan ke dalam labu ekstraksi, pendingin
bola serta pemanas mantel lalu dinyalakan. Proses ekstraksi dijalankan selama
waktu tertentu dengan anggapan pada waktu yang ditentukan semua zat warna
sudah terambil, dan hal ini ditandai dengan warna pelarut yang tetap jernih setelah
dikontakkan dengan bahan. Setelah itu bahan dikeluarkan dari tabung soxhlet dan
alat pada gambar 8 dirangkai lagi untuk distilasi solven.
3. Analisis kadar homosalate dengan Spektrofotometer UV-Vis
Kadar homosalate dapat diketahui dengan analisis spektrofotometri dari
kompleks [FeSal]. Mula-mula, dibuat kurva standar antara absorbansi dan
konsentrasi senyawa kompleks [FeSal] pada panjang gelombang 535nm. Senyawa
kompleks untuk kurva standar dapat diperoleh dengan cara mereaksikan asam
Laboratorium Proses Pemisahan
Ivannie Valentina Effendi (11/316856/TK/38078)

18

Laporan Penelitian
Penentuan Kondisi Operasi Optimum dan Parameter Perancangan Ekstraktor
pada Ekstraksi Homosalate dari Limbah Kulit Pisang (Musa sp.)
salisilat pada berbagai konsentrasi dengan FeCl3 0.02M yang telah diberi buffer
HCl dan KCl. Setelah diperoleh kurva standar, homosalate pada hasil ekstrak
direaksikan dengan FeCl3 kemudian dianalisis dengan spektrofotometer UV-Vis
untuk mengetahui kadar homosalate dalam hasil ekstrak.
4. Penentuan Nilai-Nilai Parameter Perancangan Ekstraktor
a. Percobaan Ekstraksi dengan Variasi Kecepatan Putar Pengaduk
Percobaan ini dilakukan dengan memvariasikan kecepatan putar
pengaduk, yaitu 200, 300, 350, dan 400 rpm. Variabel yang diambil tetap adalah
konsentrasi larutan sebesar 0.1 g/mL dan suhu ekstraksi adalah suhu optimum
yang diperoleh dari hasil analisis optimasi kedua. Ekstraksi dijalankan selama
60 menit dengan pengambilan sampel cair setiap 10 menit.
b. Percobaan Ekstraksi untuk Mencari Kondisi Kesetimbangan Padat-Cair
Percobaan ini dilakukan dengan memvariasikan perbandingan berat
padatan dan volume pelarut pada suhu ekstraksi optimum. Ekstraksi dijalankan
selama 3 jam dengan mengambil asumsi selama waktu tersebut kondisi
kesetimbangan telah tercapai. Setelah waktu tersebut, sampel cair diambil untuk
dianalisis konsentrasi senyawa organiknya dengan cara gravimetri.
Harga koefisien perpindahan massa (kca) dan difusivitas efektif (De)
pada proses ekstraksi padat-cair secara batch dapat ditentukan dengan model
persamaan yang diselesaikan secara numeris dengan bantuan program
komputer. Data-data yang diperoleh dari proses ekstraksi dengan variasi
kecepatan putar pengaduk dan perbandingan berat bahan dan pelarut kemudian
dipakai untuk menghitung nilai CAf pada suhu dan waktu tertentu. Nilai C Af
sebagai fungsi waktu yang dihitung dari data penelitian dibandingkan dengan
nilai CAf dari hasil simulasi model matematis. Nilai kc dan De yang memenuhi
adalah yang memberikan nilai sum of square error (SSE) minimum. Minimasi
dilakukan secara numeris dengan metode Hooke-Jeeves melalui program
komputer.
4. Analisis Data
1. Menentukan Densitas Bahan
Laboratorium Proses Pemisahan
Ivannie Valentina Effendi (11/316856/TK/38078)

19

Laporan Penelitian
Penentuan Kondisi Operasi Optimum dan Parameter Perancangan Ekstraktor
pada Ekstraksi Homosalate dari Limbah Kulit Pisang (Musa sp.)

Densitas bahan=

berat bahan
vol ( aquadest +bahan )vol(aquadest )

(0)

2. Menentukan Kadar Zat Warna Total dalam Bahan Kering


Kadar Zat Warna(X A 0)=

berat zat warnatotal


berat bahan kering

(0)

3. Menentukan Konsentrasi Sampel Tiap Variasi Waktu


Sampel yang diambil, ditimbang beratnya kemudian diuapkan solvennya
hingga diperoleh zat warna murni, dan ditimbang beratnya.
C Af =

berat zat warna


volume sampel

(0)

4. Menentukan Konsentrasi Homosalate


Konsentrasi Homosalate dapat diketahui dengan membuat kurva standar
hubungan antara konsentrasi dan absorbansi menggunakan spektrofotometer
UV-Vis pada panjang gelombang 535nm, kemudian sampel yang tidak
diketahui konsentrasinya dianalisis dengan panjang gelombang 535 nm dan
dicari absorbansinya dengan spektrofotometer UV-Vis, kemudian dari kurva
standar yang telah dibuat, dicari konsentrasi homosalate dalam ekstrak.
5. Menentukan Hubungan Kesetimbangan Padat-Cair
Menentukan Nilai XA
Nilai XA dapat dihitung dengan menggunakan persamaan :

X A=

( X Ao .mbahan ) (C Af .V solven )
mbahan
bahan

(0)

6. Menentukan nilai Difusivitas bahan ke sistem


De =D AB

(0)

7. Menentukan Nilai Koefisien Transfer Massa (kc) dan Difusivitas Efektif (De)
Nilai kc dan De untuk setiap run percobaan dapat dicari dengan cara
pencocokan kurva (curve fitting) antara CAf fungsi waktu antara hasil percobaan
Laboratorium Proses Pemisahan
Ivannie Valentina Effendi (11/316856/TK/38078)

20

Laporan Penelitian
Penentuan Kondisi Operasi Optimum dan Parameter Perancangan Ekstraktor
pada Ekstraksi Homosalate dari Limbah Kulit Pisang (Musa sp.)
laboratorium dan data hitungan dengan menggunakan metode Finite Difference
Approximation, dicari nilai kc dan De yang menghasilkan SSE yang terendah.
8. Penentuan Persamaan Bilangan Sherwood dengan Analisis Kelompok Tak
Berdimensi
Hubungan antara kc dan variabel-variabel lain dapat dinyatakan dalam bentuk
kelompok tak berdimensi sebagai berikut:
Sh=K . c 1 . Sc 1/ 3
dengan,
k .d
Sh= c p
D1
=

. N .d i

(0)

(0)
2

Sc=
. D1

Laboratorium Proses Pemisahan


Ivannie Valentina Effendi (11/316856/TK/38078)

(0)
(0)

21

Laporan Penelitian
Penentuan Kondisi Operasi Optimum dan Parameter Perancangan Ekstraktor
pada Ekstraksi Homosalate dari Limbah Kulit Pisang (Musa sp.)

BAB III
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
1. Hasil Analisis Kandungan Kulit Pisang
Dari hasil analisis kandungan kulit pisang kapas, diperoleh kandungan kulit pisang
2. Penentuan Kondisi Ekstraksi Optimum
1.1. Variasi Jenis Kulit Pisang dan Pelarut
Jumlah senyawa organik kulit pisang dan homosalate terambil untuk berbagai jenis
kulit pisang dan pelarut pada berbagai waktu terlihat pada Daftar I dan Daftar II.
Daftar I.

Data Konsentrasi Senyawa Organik Kulit Pisang Terambil dengan


Pelarut Etanol 96% pada Suhu 60oC (N = 350 rpm; Rasio Bahan/Pelarut
= 0.1 gram/mL)

Waktu
Ekstraksi
(menit)
0
5
10
20
30
45
60
80
100
120

Konsentrasi Senyawa Organik (g/mL)


Kepok

Kapas

Ambon

Raja

Emas

Susu

0.0000
0.00882
0.0092
0.0097
0.01011
0.01019
0.01047
0.01051
0.0108
0.01122

0.0000
0.01513
0.01595
0.01626
0.01668
0.01731
0.01722
0.01768
0.01672
0.01849

0.0000
0.02762
0.03009
0.03069
0.03147
0.03254
0.03227
0.03298
0.03319
0.03336

0.0000
0.02366
0.02395
0.02441
0.02494
0.02641
0.02585
0.02738
0.02659
0.02670

0.0000
0.2366
0.2395
0.2441
0.2494
0.2641
0.2585
0.2738
0.2659
0.2670

0.0000
0.03462
0.0365
0.03597
0.03678
0.03771
0.0374
0.03667
0.03783
0.03758

Laboratorium Proses Pemisahan


Ivannie Valentina Effendi (11/316856/TK/38078)

22

Laporan Penelitian
Penentuan Kondisi Operasi Optimum dan Parameter Perancangan Ekstraktor
pada Ekstraksi Homosalate dari Limbah Kulit Pisang (Musa sp.)
Daftar II.

Data Konsentrasi Homosalate Terambil dengan Pelarut Etanol 96% pada


Suhu 60oC (N = 350 rpm; Rasio Bahan/Pelarut = 0.1 gram/mL

Waktu
Ekstraksi
(menit)

Kepok

Kapas

Ambon

Raja

Emas

Susu

0
5
10
20
30
45
60
80
100
120

0.00000
0.00439
0.00633
0.00434
0.00518
0.00060
0.00678
0.00723
0.00972
0.01031

0.00000
0.02043
0.02058
0.02566
0.02591
0.02631
0.02198
0.02128
0.02701
0.02536

0.00000
0.00977
0.00892
0.00598
0.00563
0.00439
0.00339
0.00164
0.00090
0.00374

0.00000
0.00882
0.00877
0.00942
0.01071
0.00817
0.01022
0.01161
0.00468
0.00907

0.00000
0.00842
0.00598
0.00453
0.00523
0.00374
0.00294
0.00369
0.00553
0.00488

0.00000
0.01291
0.00563
0.00713
0.01081
0.00942
0.00777
0.00429
0.01211
0.01161

Konsentrasi Homosalate (g/mL)

Daftar III. Data Konsentrasi Senyawa Organik pada Kulit Pisang Terambil dengan
Pelarut Isopropil Alkohol pada Suhu 60oC (N = 350 rpm; Rasio
Bahan/Pelarut = 0.1 gram/mL
Waktu
Ekstraksi
(menit)

Kepok

Kapas

Ambon

Raja

Emas

Susu

0
5
10
20
30
40
50
60

0.0000
0.00882
0.0092
0.0097
0.01011
0.01019
0.01047
0.01051

0.0000
0.01513
0.01595
0.01626
0.01668
0.01731
0.01722
0.01768

0.0000
0.02762
0.03009
0.03069
0.03147
0.03254
0.03227
0.03298

0.0000
0.02366
0.02395
0.02441
0.02494
0.02641
0.02585
0.02738

0.0000
0.2366
0.2395
0.2441
0.2494
0.2641
0.2585
0.2738

0.0000
0.03462
0.0365
0.03597
0.03678
0.03771
0.0374
0.03667

Konsentrasi Senyawa Organik (g/mL)

Laboratorium Proses Pemisahan


Ivannie Valentina Effendi (11/316856/TK/38078)

23

Laporan Penelitian
Penentuan Kondisi Operasi Optimum dan Parameter Perancangan Ekstraktor
pada Ekstraksi Homosalate dari Limbah Kulit Pisang (Musa sp.)
Daftar IV.

Data Konsentrasi Homosalate Terambil dengan Isopropil Alkohol pada


Suhu 60oC (N = 350 rpm; Rasio Bahan/Pelarut = 0.1 gram/mL

Waktu
Ekstraksi
(menit)
0
5
10
20
30
40
50
60

Konsentrasi Homosalate (g/mL)


Kepok

Kapas

Ambon

Raja

Emas

Susu

0.00000
0.03986
0.03259
0.02621
0.02407
0.01624
0.02462
0.02791

0.00000
0.02412
0.04056
0.03877
0.03563
0.03922
0.03638
0.03573

0.00000
0.02601
0.02422
0.02626
0.02781
0.02845
0.01968
0.02686

0.00000
0.02870
0.02890
0.02322
0.02885
0.02805
0.03598
0.04804

0.00000
0.02327
0.02372
0.01874
0.01684
0.02212
0.02452
0.02748

0.00000
0.03668
0.03578
0.02910
0.02626
0.03244
0.04011
0.02217

Pelarut Isopropil Alkohol


0.04
kepok

Ambon

Emas 0.03 Raja


0.02

Konsentrasi senyawa organik (gram/mL)


0.01
Kapas

Susu

0
20 60
0 40

Pelarut Etanol 96%

Konsentrasi senyawa organik (gram/mL)

Waktu (menit)

Waktu (menit)

Gambar 10. Grafik Hubungan antara Konsentrasi Senyawa Organik pada Kulit Pisang
versus Waktu pada Berbagai Jenis Pelarut

Laboratorium Proses Pemisahan


Ivannie Valentina Effendi (11/316856/TK/38078)

24

Laporan Penelitian
Penentuan Kondisi Operasi Optimum dan Parameter Perancangan Ekstraktor
pada Ekstraksi Homosalate dari Limbah Kulit Pisang (Musa sp.)

Pelarut Etanol 96%

Pelarut Isopropil Alkohol


0.05
0.04

0.05
Kepok

Ambon

0.04
Emas

0.03

Konsentrasi Homosalate (mol/L)


0.02
0.01

Raja

0.03

Konsentrasi Homosalate (mol/L)


Kapas

Susu

0.00

0.02
0.01
0.00
0 20 40 60

Waktu (menit)

Waktu (menit)

Gambar 11. Grafik Hubungan antara Konsentrasi Homosalate pada Kulit Pisang
Versus Waktu pada Berbagai Jenis Pelarut
Dari Gambar 10, terlihat bahwa pelarut etanol 96% memberikan konsentrasi
senyawa organik terambil yang lebih banyak daripada pelarut isopropil alkohol.
Namun, pada Gambar 11, terlihat bahwa pelarut isopropil alkohol memberikan
konsentrasi homosalate yang lebih banyak daripada etanol 96% untuk seluruh jenis
kulit pisang. Terlihat pada struktur homosalate bahwa ia merupakan senyawa semi
polar (polar pada gugus OH dan non polar pada cincin benzene), namun cenderung
ke non polar karena ia memiliki C yang cukup banyak. Antara etanol dan isopropil
alkohol, etanol lebih polar dibanding isopropyl alkohol. Dari teori like dissolve
like, dapat diambil kesimpulan bahwa kepolaran homosalate lebih mendekati
isopropil alkohol, sehingga homosalate yang terambil lebih banyak jika digunakan
pelarut isopropil alkohol dibanding etanol 96%.
Pada penelitian ini tidak digunakan pelarut aquadest karena setelah dicoba, ternyata
aquadest dan kulit pisang justru menggumpal dan tidak bisa disaring.

Laboratorium Proses Pemisahan


Ivannie Valentina Effendi (11/316856/TK/38078)

25

Laporan Penelitian
Penentuan Kondisi Operasi Optimum dan Parameter Perancangan Ekstraktor
pada Ekstraksi Homosalate dari Limbah Kulit Pisang (Musa sp.)
Pada Gambar 10, terlihat bahwa kulit pisang susu memberikan konsentrasi senyawa
organik terambil namun setelah dianalisis, terlihat pada Gambar 11, homosalate
terbanyak terdapat pada kulit pisang kapas. Pada Gambar 10 dan 11, terlihat bahwa
kulit pisang kapas memberikan konsentrasi senyawa organik dan homosalate
terbanyak pada pelarut isopropil alkohol. Dari hasil ini, maka jenis kulit pisang yang
dipilih adalah kulit pisang kapas dengan pelarut isopropil alkohol.
1.2. Variasi Waktu Ekstraksi
Konsentrasi senyawa organik terhadap waktu dapat dilihat pada Daftar V.
Daftar V. Data Konsentrasi Senyawa Organik Kulit Pisang Kapas Terambil
dengan Pelarut Etanol 96% pada Suhu 60oC (N = 350 rpm; Rasio
Bahan/Pelarut = 0.1 gram/mL
Waktu Ekstraksi

Konsentrasi Ekstrak

(menit)
0
5
10
20
30
45
60
80
100
120

(g/mL)
0.00000
0.01513
0.01595
0.01626
0.01668
0.01731
0.01722
0.01768
0.01672
0.01849

Dari Daftar V dapat dibuat grafik pada Gambar 12.

Laboratorium Proses Pemisahan


Ivannie Valentina Effendi (11/316856/TK/38078)

26

Laporan Penelitian
Penentuan Kondisi Operasi Optimum dan Parameter Perancangan Ekstraktor
pada Ekstraksi Homosalate dari Limbah Kulit Pisang (Musa sp.)

0.0200
0.0180
0.0160
0.0140
0.0120
Konsentrasi Senyawa Organik (gram/mL)

0.0100
0.0080
0.0060
0.0040
0.0020
0.0000
0

20

40

60

80

100

120

Waktu (menit)

Gambar 12. Grafik Hubungan antara Waktu dan Konsentrasi Senyawa Organik
Terambil dengan Pelarut Etanol 96%
Dari Gambar 12, dapat diketahui konsentrasi senyawa organik terambil
pada waktu 5-120 menit. Dengan semakin bertambahnya waktu ekstraksi, jumlah
senyawa organik terambil akan semakin banyak, namun setelah 60 menit,
penambahan waktu tidak memberikan banyak pengaruh terhadap jumlah senyawa
organik yang terambil. Hal ini disebabkan oleh pelarut yang sudah mulai jenuh,
sehingga dapat disimpulkan bahwa waktu optimum ekstraksi adalah 60 menit.
1.3. Variasi Perbandingan Massa Bahan dengan Volume Pelarut
Jumlah senyawa organik terambil pada berbagai perbandingan massa bahan dan
volume pelarut dapat dilihat pada Daftar VI.

Laboratorium Proses Pemisahan


Ivannie Valentina Effendi (11/316856/TK/38078)

27

Laporan Penelitian
Penentuan Kondisi Operasi Optimum dan Parameter Perancangan Ekstraktor
pada Ekstraksi Homosalate dari Limbah Kulit Pisang (Musa sp.)
Daftar VI. Data

Konsentrasi

Senyawa

Organik

Terambil

pada

Berbagai

Perbandingan Massa Kulit Pisang Kapas dan Volume Isopropil Alkohol


(N=350 rpm, t=180 menit, T=82oC)
Perbandingan Massa
Bahan dan Pelarut

Konsentrasi Senyawa
Organik (g/mL)

(g bahan/mL pelarut)
0.05
0.1
0.2
0.3
0.4
0.5
0.6

0.00000
0.01046
0.01590
0.02930
0.04784
0.06080
0.05832

Dari Daftar VI dapat dibuat grafik pada Gambar 13


0.07000
0.06000
0.05000
0.04000
Konsentrasi Senyawa Organik (g/mL) 0.03000
0.02000
0.01000
0.00000
0 0.1 0.2 0.3 0.4 0.5 0.6 0.7
Perbandingan Massa Bahan dan Pelarut (g bahan/mL solven)

Gambar 13. Grafik Hubungan antara Konsentrasi Senyawa Organik Terambil pada
Berbagai Perbandingan Massa Bahan dan Volume Pelarut (gram/mL)
Hubungan antara perbandingan massa bahan dengan jumlah pelarut dan jumlah
senyawa organik yang terambil dapat dilihat pada Gambar 13. Dari grafik dapat

Laboratorium Proses Pemisahan


Ivannie Valentina Effendi (11/316856/TK/38078)

28

Laporan Penelitian
Penentuan Kondisi Operasi Optimum dan Parameter Perancangan Ekstraktor
pada Ekstraksi Homosalate dari Limbah Kulit Pisang (Musa sp.)
didapat perbandingan optimum ada pada perbandingan 0,4 massa bahan/pelarut
(gram/ml). Pada perbandingan lebih dari 0,4, menghasilkan konsentrasi senyawa
organik yang terambil makin sedikit, hal ini dikarenakan kurang optimumnya
kontak antara bahan yang akan diekstrak dengan solvent yang digunakan. Dengan
demikian, rasio massa bahan dengan volume pelarut 0,4 (gram/ml) dipilih sebagai
perbandingan optimum untuk melakukan ekstraksi.
1.4. Putaran Pengaduk
Dengan melakukan variasi perbandingan massa bahan dan volume pelarut, maka
konsentrasi senyawa organik yang dapat terambil pada berbagai variasi putaran
pengaduk dapat dilihat pada Daftar VII.
Daftar VII. Data Konsentrasi Senyawa Organik pada Berbagai Variasi Kecepatan
Putar Pengaduk (t = 180 menit; Rasio 0,4 gram/ml; T = 82C)
Putaran Pengaduk

Konsentrasi Senyawa

(rpm)
200
300
350
400

Organik (gram/mL)
0.01587
0.01665
0.01869
0.01750

Dari Daftar VII, dapat dibuat grafik pada Gambar 14.

Laboratorium Proses Pemisahan


Ivannie Valentina Effendi (11/316856/TK/38078)

29

Laporan Penelitian
Penentuan Kondisi Operasi Optimum dan Parameter Perancangan Ekstraktor
pada Ekstraksi Homosalate dari Limbah Kulit Pisang (Musa sp.)

0.02
0.02
0.02
0.02
0.02
Konsentrasi Senyawa Organik (g/mL)

0.02
0.02
0.02
0.02
0.01
0.01
150

200

250

300

350

400

450

Putaran Pengaduk (rpm)

Gambar 14. Grafik Hubungan antara Konsentrasi Senyawa Organik pada Berbagai
Kecepatan Putar Pengaduk (rpm)
Dari Gambar 14 dapat diketahui hubungan antara kecepatan putar pengaduk dengan
senyawa organik yang terambil. Dengan semakin bertambahnya kecepatan putaran
pengaduk, maka konsentrasi senyawa organik yang terambil akan semakin besar,
namun setelah 350 rpm, konsentrasi senyawa organik terambil justru menurun. Hal
ini disebabkan karena sudah terjadi slip sehingga lapisan film menebal dan transfer
massa yang terjadi menjadi kurang baik.
1.5. Variasi Suhu
Jumlah ekstrak terambil pada variasi suhu dapat terlihat pada Daftar VIII.

Laboratorium Proses Pemisahan


Ivannie Valentina Effendi (11/316856/TK/38078)

30

Laporan Penelitian
Penentuan Kondisi Operasi Optimum dan Parameter Perancangan Ekstraktor
pada Ekstraksi Homosalate dari Limbah Kulit Pisang (Musa sp.)
Daftar VIII. Data Konsentrasi Senyawa Organik pada Berbagai Variasi Suhu (N =
350 rpm; Rasio Bahan/Pelarut 0,1 gram/ml; t = 60 menit)
Waktu
(menit)
5
10
20
30
40
50
60

Ekstrak Terambil pada Berbagai Suhu (g/mL)


60oC
82oC
0.00000
0.01451
0.01489
0.01504
0.01522
0.01509
0.01509

0.00000
0.01496
0.01515
0.01601
0.01647
0.01746
0.01815

Dari Daftar VIII dapat dibuat grafik seperti Gambar 15.


0.02
0.02
0.02
0.01
0.01
Konsentrasi Ekstrak (g/mL)

0.01
suhu 60
suhu 84

0.01
0.01
0
0
0
0 10 20 30 40 50 60 70
Waktu (menit)

Gambar 15. Grafik Hubungan antara Waktu dan Konsentrasi Senyawa Organik pada
Berbagai Suhu
Dari Gambar 15, dapat diketahui hubungan antara suhu dengan konsentrasi senyawa
organik terambil. Semakin tinggi suhu, konsentrasi senyawa organik terambil
Laboratorium Proses Pemisahan
Ivannie Valentina Effendi (11/316856/TK/38078)

31

Laporan Penelitian
Penentuan Kondisi Operasi Optimum dan Parameter Perancangan Ekstraktor
pada Ekstraksi Homosalate dari Limbah Kulit Pisang (Musa sp.)
semakin banyak. Sehingga diambil suhu ekstraksi optimum yaitu pada suhu didih
isopropil alkohol, yaitu 82oC
3. Penentuan Parameter Perancangan pada Suhu 82oC
3.1

Hubungan Kesetimbangan Padat-Cair


Data-data yang diperoleh untuk menghitung konstanta kesetimbangan padat-cair
disajikan pada Daftar IX. Data kesetimbangan diambil pada saat data mengalami
kestabilan pada Gambar 16. Pada waktu tersebut, diasumsikan ekstraksi telah
mencapai kesetimbangan. Kadar solut mula-mula (XA0) didapat dari percobaan
dengan soxhlet sebesar 0,16326 gram solut/gram padatan.
Daftar IX. Data Hubungan CAf* dengan XA pada Kondisi Kesetimbangan (N = 350
rpm; T = 82C; XA0 = 0,166, t =180 menit)
Perbandingan Bahan
XA (g/mL)
Caf* (g/mL)
dan Pelarut
(g bahan/mL pelarut)
0.1
0.007433
0.01590
0.2
0.023394
0.02930
0.3
0.00561
0.04784
0.4
0.016134
0.06080
0.5
0.064557
0.05832
0.6
0.088263
0.05952
Dari Daftar IX, dapat dibuat grafik hubungan antara C af* dan XA seperti pada
Gambar 16.

Laboratorium Proses Pemisahan


Ivannie Valentina Effendi (11/316856/TK/38078)

32

Laporan Penelitian
Penentuan Kondisi Operasi Optimum dan Parameter Perancangan Ekstraktor
pada Ekstraksi Homosalate dari Limbah Kulit Pisang (Musa sp.)

0.09000
0.08000
0.07000

f(x) = 0.86x

0.06000
0.05000
Caf* (gr/ml solven)

0.04000
Linear ()

0.03000
0.02000
0.01000
0.00000
0 0.010.020.030.040.050.060.070.080.09 0.1
Xa (gr/mL bahan)

Gambar 16. Grafik Hubungan Caf* dan XA


Dari grafik pada Gambar 16 dengan menggunakan metode regresi linier, didapatkan
persamaan :
CAf* =0.8614 XA
Hubungan antara CAf* dengan XA pada kondisi kesetimbangan adalah CAf* = f(XA).
Persamaan ini analog dengan persamaan Henry dengan slope dari persamaan garis
disebut sebagai konstanta Henry. Dari persamaan di atas, didapatkan nilai konstanta
Henry adalah 0.8614
3.2

Penentuan Nilai Koefisien Transfer Massa dan Difusivitas Efektif


Data konsentrasi solut dalam solven tiap waktu untuk variasi kecepatan putar
pengaduk dari hasil penelitian dapat dilihat pada Daftar X.

Laboratorium Proses Pemisahan


Ivannie Valentina Effendi (11/316856/TK/38078)

33

Laporan Penelitian
Penentuan Kondisi Operasi Optimum dan Parameter Perancangan Ekstraktor
pada Ekstraksi Homosalate dari Limbah Kulit Pisang (Musa sp.)
Daftar X. Data Konsentrasi Solut dalam Pelarut pada Berbagai Waktu Ekstraksi
dan Variasi Kecepatan Putar Pengaduk
Waktu
(menit)
0
5
10
20
30
40
50
60

Caf (gram solut/ml pelarut)


Putaran Pengaduk (rpm)
200
300
350
400
0.0000 0.0000 0.0000 0.0000
0
0.0124

0
0.0150

0
0.0149

0
0.0148

1
0.0126

3
0.0152

6
0.0151

5
0.0150

1
0.0128

7
0.0153

5
0.0160

0
0.0152

6
0.0139

0
0.0158

1
0.0164

7
0.0154

9
0.0142

4
0.0160

7
0.0174

9
0.0155

6
0.0150

0
0.0163

6
0.0181

6
0.0167

5
0.0158

7
0.0166

5
0.0186

5
0.0175

Dilakukan pendekatan nilai De untuk masing-masing putaran pengaduk dengan


nilai kc yang dicoba tertentu hingga didapat nilai De untuk setiap putaran
pengaduk. Seharusnya, nilai De sama untuk setiap putaran pengaduk karena De
bukan merupakan fungsi putaran pengaduk sehingga diambil nilai De yang
sering muncul dari perhitungan yang dilakukan untuk digunakan sebagai nilai
De pada semua variasi kecepatan putar pengaduk. Kemudian, dengan nilai De
yang sama, dilakukan pendekatan kc untuk masing-masing kecepatan putar
pengaduk sehingga dapat dibuat plot grafik hubungan Caf sebagai fungsi waktu
untuk setiap kecepatan putar pengaduk.
Laboratorium Proses Pemisahan
Ivannie Valentina Effendi (11/316856/TK/38078)

34

Laporan Penelitian
Penentuan Kondisi Operasi Optimum dan Parameter Perancangan Ekstraktor
pada Ekstraksi Homosalate dari Limbah Kulit Pisang (Musa sp.)

Gambar 17. Grafik Hubungan antara Caf Data dan Caf Simulasi dengan Waktu
pada 200 rpm dengan Nilai De = 3.6867.10-5 cm2/menit dan kc =
0.63 cm/menit

Gambar 18. Grafik Hubungan antara Caf Data dan Caf Simulasi dengan Waktu
pada 300 rpm dengan Nilai De = 3.6867.10-5 cm2/menit dan kc =
0.71 cm/menit

Laboratorium Proses Pemisahan


Ivannie Valentina Effendi (11/316856/TK/38078)

35

Laporan Penelitian
Penentuan Kondisi Operasi Optimum dan Parameter Perancangan Ekstraktor
pada Ekstraksi Homosalate dari Limbah Kulit Pisang (Musa sp.)

Gambar 19. Grafik Hubungan antara Caf Data dan Caf Simulasi dengan Waktu
pada 350 rpm dengan Nilai De = 3.6867.10-5 cm2/menit dan kc =
0.78 cm/menit

Gambar 20. Grafik Hubungan antara Caf Data dan Caf Simulasi dengan Waktu
pada 400 rpm dengan Nilai De = 3.6867.10-5 cm2/menit dan kc =
0.83 cm/menit
Dari hasil perhitungan, maka dapat diperoleh Daftar XI.
Laboratorium Proses Pemisahan
Ivannie Valentina Effendi (11/316856/TK/38078)

36

Laporan Penelitian
Penentuan Kondisi Operasi Optimum dan Parameter Perancangan Ekstraktor
pada Ekstraksi Homosalate dari Limbah Kulit Pisang (Musa sp.)
Daftar XI. Daftar Nilai Difusivitas Efektif dan Koefisien Transfer Massa untuk
Masing-Masing Kecepatan Putar Pengaduk
Putaran Pengaduk
Koefisien Transfer
Difusivitas Efektif
(rpm)
Massa (cm/menit)
(cm2/menit)
200
0.63
300
0.71
3.6867.10-5
350
0.78
400
0.83
Hubungan antara Kc dan variable-variabel lain yang mempengaruhinya dapat
dinyatakan dalam bentuk kelompok tak berdimensi sebagai berikut:

sh
=lnK +c 1.lnRe
Sc 1/ 3

ln

Sh = K. ReC1.Sc(1/3)
Sh Sc-(1/3) = K. ReC1

(0)
(0)
(0)

Harga K dan C1 dicari dengan cara regresi linier, didapatkan persamaan:


Sh = 0.25. Re 0,4.Sc(1/3)

(0)

0.35
0.3
0.25

f(x) = 0.39x - 1.4

0.2
ln(Sh)*(Sc)^(-1/3) 0.15

Data
Linear (Data)

0.1
0.05
0
3.5 3.6 3.7 3.8 3.9 4 4.1 4.2 4.3 4.4
ln Re

Gambar 21. Grafik Hubungan ln Re dengan ln(Sh*(Sc^1/3))

Laboratorium Proses Pemisahan


Ivannie Valentina Effendi (11/316856/TK/38078)

37

Laporan Penelitian
Penentuan Kondisi Operasi Optimum dan Parameter Perancangan Ekstraktor
pada Ekstraksi Homosalate dari Limbah Kulit Pisang (Musa sp.)

BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN
1. Kesimpulan
Kesimpulan yang didapat dari penelitian yang telah dilakukan adalah sebagai berikut :
1. Hal-hal yang dapat mempengaruhi homosalate terambil dari proses ekstraksi
kulit pisang (Musa sp.) adalah jenis kulit pisang, jenis pelarut, waktu ekstraksi,
perbandingan antara jumlah bahan dan volume pelarut, kecepatan putaran
pengaduk, dan suhu operasi ekstraksi.
2. Jenis kulit pisang yang mengandung homosalate terbanyak adalah kulit pisang
kapas.
3. Jenis pelarut yang paling sesuai untuk digunakan dalam proses ekstraksi
homosalate dari kulit pisang adalah isopropil alkohol.
4. Waktu ekstraksi yang optimum adalah 60 menit.
5. Perbandingan berat bahan dan volume pelarut yang optimum dari percobaan
6.
7.
8.
9.

adalah 0,4 gram bahan/ml pelarut.


Kecepatan optimum putaran pengaduk dari percobaan adalah sebesar 350 rpm.
Suhu ekstraksi optimum yaitu 82oC.
Nilai konstanta Henry hasil percobaan adalah sebesar 0.8614.
Nilai difusivitas efektif (De) proses ekstraksi senyawa organik dari kulit pisang

sebesar 3.6867 x 10-5 cm2/menit.


10. Nilai kc dari proses ekstraksi senyawa organik dari kulit pisang pada penelitian
ini adalah sebagai berikut : 0.63 ; 0.71 ; 0.78 ; 0.83 cm 2/menit untuk tiap-tiap
variasi kecepatan putar pengaduk 200, 300, 350, dan 400 rpm.
11. Hubungan antara Kc dengan variasi yang mempengaruhinya pada ekstraksi
senyawa organik dari kulit pisang:
Sh = 0.25.Re0,4.Sc(1/3)

Laboratorium Proses Pemisahan


Ivannie Valentina Effendi (11/316856/TK/38078)

38

Laporan Penelitian
Penentuan Kondisi Operasi Optimum dan Parameter Perancangan Ekstraktor
pada Ekstraksi Homosalate dari Limbah Kulit Pisang (Musa sp.)

2. Saran
Untuk hasil yang lebih baik, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan sebagai saran
untuk penelitian lebih lanjut, antara lain :
1. Pengeringan kulit pisang lebih baik jika dijemur terlebih dahulu baru dioven.
2. Dalam menggunakan labu leher tiga, harus dipastikan bahwa sistem benar-benar
tertutup, karena jika dilakukan pada suhu didih, pelarut mudah menguap, dan hal
tersebut dapat mengubah sistem.
3. Perlu dilakukan validasi metode analisis homosalate.
4. Pada hasil ekstraksi kulit pisang, terdapat zat yang memiliki kelarutan rendah pada
suhu rendah, akibatnya muncul endapan setelah suhu ekstrak menurun. Endapan ini
dapat dianalisis untuk mengetahui kandungannya.

Laboratorium Proses Pemisahan


Ivannie Valentina Effendi (11/316856/TK/38078)

39

Laporan Penelitian
Penentuan Kondisi Operasi Optimum dan Parameter Perancangan Ekstraktor
pada Ekstraksi Homosalate dari Limbah Kulit Pisang (Musa sp.)

DAFTAR PUSTAKA
Anonim, 1995, Farmakope Indonesia Edisi IV, Departemen Kesehatan Republik Indonesia,
Jakarta.
Bird, R.B., Stewart, W.E., dan Lightfoot, E.N., 1976, Transport Phenomena, hal.502,
John Wiley and Sons, Inc., New York.
Brown, G.G., 1950. Unit Operation, 14 ed., pp. 277-286, 510-518, John Wiley and Sons,
Inc., New York.
Edwards, B.G., 1999, Banana Peel Extract Composition and Method For Extraction,
United States Patent, New York.
Geankoplis, C.J., 1983, Transport Processes and Unit Operations, pp. 120-123, 483,
Allyn and Bacon, Boston.
Jil, Maria J. dan Victor Martinez-Merino, 2007, Determination Of The Free Salicylic Acid
Concentration In Aspirin By Forming Fe3+ Complexes, Universidad Pblica de
Navarra, Spain.
Listio, N.D., 2012, Pemungutan dan Pembuatan Serbuk Zat Warna Hijau Alami untuk
Makanan dari Daun Suji, Laporan Penelitian Laboratorium Proses Pemisahan,
Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta.
McKetta, J.J. and Cinningham, W.A., 1983, Encyclopedia of Chemical Processing and
Design, vol. 17, hal. 1-29, Marcel Dekker, Inc., New York.
Nguyen, T.B.T., Ketsa, S., dan Van Doorn, W.G. 2003, Relationship Between Browning
and The Activities Of Polyphenol Oxidase and Phenylalanine Ammonia Lyase In
Banana Peel During Low Temperature Storage Postharvest Biology And
Technology, 30(2): 187193.
Perry, R. H. dan Green, D. W., 1984, Perrys Chemical Engineerings Handbook, hal.
204-210, McGraw-Hill Book Company, Inc., New York.

Laboratorium Proses Pemisahan


Ivannie Valentina Effendi (11/316856/TK/38078)

40

Laporan Penelitian
Penentuan Kondisi Operasi Optimum dan Parameter Perancangan Ekstraktor
pada Ekstraksi Homosalate dari Limbah Kulit Pisang (Musa sp.)
Rukmana R., 1999, Usaha Tani Pisang, Yogyakarta: Kanisius.
Scientific Commitee on Consumer Products, 2007,"Opinion on Homosalate", European
Commission, Brussels.
Sediawan, W.B., dan Prasetya, A., 1997, Pemodelan Matematis dan Penyelesaian Numeris
dalam Teknik Kimia, hlm. 43-45, 100-107, Penerbit Andi, Yogyakarta.
Someya, S., Yoshiki, Y, dan Okubo, K. 2002, Antioxidant Compounds from Banana
(Musa Cavendish), Food Chemistry 79, 351-354.
Sutjipto, I. P.,2013, Penentuan Kondisi Operasi dan Parameter Perancangan Ekstraktor
serta Pengering pada Produksi Serbuk Zat Warna Alami dari Limbah Sawdust
Kayu Merbau (Intsia sp.), Laporan Penelitian Laboratorium Proses Pemisahan,
Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta.
Treybal, R.E., 1984, Mass Transfer Operation, 3 ed., pp. 33-35, McGraw-Hill
International Book Co., Tokyo.
Vermerris, W., dan Nicholson, R., 2006, Phenolic Compound Biochemistry, pp.1,41-42,
Springer, West Lafayette.
http://www.bps.go.id/tab_sub/view.php?tabel=1&daftar=1&id_subyek=55&notab=5,
diakses pada tanggal 28 Desember 2013.
http://www.chemicalland21.com/specialtychem/finechem/TRIMETHYLCYCLOHENYL
%20SALICYLATE.htm, diakses pada tanggal 28 Desember 2013.
http://khasiatbuahpisang.blogspot.com/2012/11/fakta-tentang-manfaat-kulit-pisang.html,
diakses pada tanggal 28 Desember 2013.

Laboratorium Proses Pemisahan


Ivannie Valentina Effendi (11/316856/TK/38078)

41

Laporan Penelitian
Penentuan Kondisi Operasi Optimum dan Parameter Perancangan Ekstraktor
pada Ekstraksi Homosalate dari Limbah Kulit Pisang (Musa sp.)

LAMPIRAN
1. Menghitung Densitas Bahan
5.5015 gram
=1.375375 gram/mL
Densitas Pisang Kapas =
4 ml
2. Menentukan Kadar Senyawa Organik Total dalam Bahan Kering
0.166 gram solut
gram solut
X Ao=
=0.16326
1.0168 gram bahan
gram bahan
3. Perhitungan Konsentrasi Senyawa Organik dan Homosalate
Kurva standar Homosalate dapat dibuat dari data berikut:
Massa asam salisilat : 0.1416 gram
Kemurnian asam salisilat : 99%
Mr asam salisilat : 138.12 g/gmol
Volume asam salisilat : 100 ml
0.99 x 0.1416 x 1000
=0.010149435 molar
Molaritas =
138.12 x 100
Daftar XII. Data Hasil Perhitungan Kurva Standar
Vol salisilat
Vol total
Konsentrasi (mol/L)
Absorbansi
0
0
0
0
1
100
0.000101494
0.412
2
100
0.000202989
0.565
3
100
0.000304483
0.653
4
100
0.000405977
0.755
5
100
0.000507472
0.842
Dari data tersebut, dapat dibuat persamaan hubungan antara absorbansi dan
konsentrasi: y=1003.4x
Dengan y =absorbansi dan x= konsentrasi
a. Menentukan Konentrasi Senyawa Organik dan Homosalate pada Tiap Jenis Pelarut
dan Kulit Pisang (T=60oC, perbandingan 0.1, volume sampel 10 ml, putaran
pengaduk 350 rpm)
Pelarut Etanol 96%

Laboratorium Proses Pemisahan


Ivannie Valentina Effendi (11/316856/TK/38078)

42

Laporan Penelitian
Penentuan Kondisi Operasi Optimum dan Parameter Perancangan Ekstraktor
pada Ekstraksi Homosalate dari Limbah Kulit Pisang (Musa sp.)
Kulit Pisang Kepok
Daftar XIII. Data Hasil Perhitungan Konsentrasi Senyawa Organik dan
Homosalate pada Kulit Pisang Kepok dengan Pelarut Etanol 96 %
(T=60oC, perbandingan 0.1, volume sampel 10 ml, putaran pengaduk
350 rpm)
t
(mnt
)
0

Krus
kosong (g)

Krus+solut
(g)

19.4659

19.5541

10

21.6525

21.7445

20

23.2616

23.3586

30

24.6733

24.7744

45

23.3373

23.4392

60

17.5148

17.6195

80

27.4227

27.5278

100

31.4456

31.5536

120

27.5128

27.625

Solut
(g)

Ca
(g/ml)

0
0
0.088 0.0088
2
2
0.092 0.0092
0
0
0.097 0.0097
0
0
0.1011 0.01011
0.101 0.0101
9
9
0.104 0.0104
7
7
0.105 0.0105
1
1
0.108 0.0108
0
0
0.1122 0.01122

Absorbans
i

Konsentras
i
homosalate
0.00000

0.088

0.00439

0.127

0.00633

0.087

0.00434

0.104

0.00518

0.012

0.00060

0.136

0.00678

0.145

0.00723

0.195

0.00972

0.207

0.01031

Kulit Pisang Ambon

Daftar XIV. Data Hasil Perhitungan Konsentrasi Senyawa Organik dan


Homosalate pada Kulit Pisang Ambon dengan Pelarut Etanol 96 %
(T=60oC, perbandingan 0.1, volume sampel 10 ml, putaran pengaduk
350 rpm)
t
(mnt
)
0
5

Krus kosong
(g)

19.4618

Krus+solu
t (g)

19.7380

Solut
(g)

Ca
(g/ml)

0
0.276
2

0
0.0276
2

Laboratorium Proses Pemisahan


Ivannie Valentina Effendi (11/316856/TK/38078)

Absorbans
i

0.196

Konsentras
i
homosalate
0.00000
0.00977

43

Laporan Penelitian
Penentuan Kondisi Operasi Optimum dan Parameter Perancangan Ekstraktor
pada Ekstraksi Homosalate dari Limbah Kulit Pisang (Musa sp.)

10

21.6490

21.9499

20

23.2555

23.5624

30

24.6681

24.9828

45

23.3330

23.6584

60

17.5114

17.8341

80

27.4175

27.7473

100

31.4404

31.7723

120

27.5090

27.8426

0.300
9
0.306
9
0.314
7
0.325
4
0.322
7
0.329
8
0.331
9
0.333
6

0.0300
9
0.0306
9
0.0314
7
0.0325
4
0.0322
7
0.0329
8
0.0331
9
0.0333
6

0.179

0.00892

0.12

0.00598

0.113

0.00563

0.088

0.00439

0.068

0.00339

0.033

0.00164

0.018

0.00090

0.075

0.00374

Laboratorium Proses Pemisahan


Ivannie Valentina Effendi (11/316856/TK/38078)

44

Laporan Penelitian
Penentuan Kondisi Operasi Optimum dan Parameter Perancangan Ekstraktor
pada Ekstraksi Homosalate dari Limbah Kulit Pisang (Musa sp.)

Kulit Pisang Raja

Daftar XV. Data Hasil Perhitungan Konsentrasi Senyawa Organik dan


Homosalate pada Kulit Pisang Raja dengan Pelarut Etanol 96 %
(T=60oC, perbandingan 0.1, volume sampel 10 ml, putaran pengaduk
350 rpm)
t
(mnt
)
0
5

Krus
kosong (g)

Krus+solu
t (g)

19.4728

19.6418

0
0.169

10

21.653

21.8315

0.1785

20

24.6738

24.8532

0.1794

30

23.2672

23.459

0.1918

45

23.338

23.5357

0.1977

60

17.5152

17.7175

0.2023

80

27.4256

27.6245

0.1989

100

31.445

31.6576

0.2126

120

27.514

27.7247

0.2107

Solut
(g)

Ca
(g/ml)
0
0.0169
0.0178
5
0.0179
4
0.0191
8
0.0197
7
0.0202
3
0.0198
9
0.0212
6
0.0210
7

0.177

Konsentras
i
homosalate
0.00000
0.00882

0.176

0.00877

0.189

0.00942

0.215

0.01071

0.164

0.00817

0.205

0.01022

0.233

0.01161

0.094

0.00468

0.182

0.00907

Absorbans
i

Kulit Pisang Kapas

Daftar XVI. Data Hasil Perhitungan Konsentrasi Senyawa Organik dan


Homosalate pada Kulit Pisang Kapas dengan Pelarut Etanol 96 %
(T=60oC, perbandingan 0.1, volume sampel 10 ml, putaran pengaduk
350 rpm)
t
(mnt)

Krus kosong
(g)

Krus+solu
t (g)

Solut
(g)

Ca
(g/ml)

0.0000

0.0000

0.000
0

0.000
0

Laboratorium Proses Pemisahan


Ivannie Valentina Effendi (11/316856/TK/38078)

Absorbans
i

Konsentras
i
homosalate
0.00000

45

Laporan Penelitian
Penentuan Kondisi Operasi Optimum dan Parameter Perancangan Ekstraktor
pada Ekstraksi Homosalate dari Limbah Kulit Pisang (Musa sp.)

19.4766

19.6279

10

21.6561

21.8156

20

23.2735

23.4361

30

24.6744

24.8412

45

23.3403

23.5134

60

17.5316

17.7038

80

27.4345

27.6113

100

31.4531

31.6203

120

27.5159

27.7008

0.151
3
0.159
5
0.162
6
0.166
8
0.173
1
0.172
2
0.176
8
0.167
2
0.184
9

0.015
1
0.016
0
0.016
3
0.016
7
0.017
3
0.017
2
0.017
7
0.016
7
0.018
5

0.4100

0.02043

0.4130

0.02058

0.5150

0.02566

0.5200

0.02591

0.5280

0.02631

0.4410

0.02198

0.4270

0.02128

0.5420

0.02701

0.5090

0.02536

Kulit Pisang Susu

Daftar XVII. Data Hasil Perhitungan Konsentrasi Senyawa Organik dan


Homosalate pada Kulit Pisang Susu dengan Pelarut Etanol 96 %
(T=60oC, perbandingan 0.1, volume sampel 10 ml, putaran pengaduk
350 rpm)
t
(mnt
)
0

Krus kosong
(g)

Krus+solut
(g)

Solut
(g)

Ca
(g/ml)

0
0.0346
2
0.0365
0.0359
7
0.0367
8
0.0377
1
0.0374

19.4743

19.8205

0.3462

10

21.6541

22.0191

0.365

20

23.2661

23.6258

0.3597

30

24.6748

25.0426

0.3678

45

23.3389

23.716

0.3771

60

17.5164

17.8904

0.374

Laboratorium Proses Pemisahan


Ivannie Valentina Effendi (11/316856/TK/38078)

Absorbans
i

Konsentras
i
homosalate
0.00000

0.259

0.01291

0.113

0.00563

0.143

0.00713

0.217

0.01081

0.189

0.00942

0.156

0.00777

46

Laporan Penelitian
Penentuan Kondisi Operasi Optimum dan Parameter Perancangan Ekstraktor
pada Ekstraksi Homosalate dari Limbah Kulit Pisang (Musa sp.)

80

27.4243

27.791

0.3667

100

31.4464

31.8247

0.3783

120

27.5141

27.8899

0.3758

0.0366
7
0.0378
3
0.0375
8

0.086

0.00429

0.243

0.01211

0.233

0.01161

Kulit Pisang Emas

Daftar XVIII. Data Hasil Perhitungan Konsentrasi Senyawa Organik dan


Homosalate pada Kulit Pisang Emas dengan Pelarut Etanol 96 %
(T=60oC, perbandingan 0.1, volume sampel 10 ml, putaran pengaduk
350 rpm)
t
(mnt
)
0

Krus kosong
(g)

Krus+solu
t (g)

Solut
(g)

Ca
(g/ml)

0
0.0236
6
0.0239
5
0.0244
1
0.0249
4
0.0264
1
0.0258
5
0.0273
8
0.0265
9
0.0267

19.4581

19.6947

0.2366

10

21.6507

21.8902

0.2395

20

23.2613

23.5054

0.2441

30

24.6711

24.9205

0.2494

45

23.3355

23.5996

0.2641

60

17.513

17.7715

0.2585

80

27.4191

27.6929

0.2738

100

31.4417

31.7076

0.2659

120
27.5122
27.7792
Pelarut Isopropil Alkohol
Kulit Pisang Kepok

0.267

Daftar XIX.

Absorbans
i

Konsentras
i
homosalate
0.00000

0.169

0.00842

0.12

0.00598

0.091

0.00453

0.105

0.00523

0.075

0.00374

0.059

0.00294

0.074

0.00369

0.111

0.00553

0.098

0.00488

Data Hasil Perhitungan Konsentrasi Senyawa Organik dan


Homosalate pada Kulit Pisang Kepok dengan Pelarut IPA (T=60 oC,
perbandingan 0.1, volume sampel 10 ml, putaran pengaduk 350 rpm)

Laboratorium Proses Pemisahan


Ivannie Valentina Effendi (11/316856/TK/38078)

47

Laporan Penelitian
Penentuan Kondisi Operasi Optimum dan Parameter Perancangan Ekstraktor
pada Ekstraksi Homosalate dari Limbah Kulit Pisang (Musa sp.)
t
(mnt
)
0

Krus
kosong
(g)

19.4599

19.5431

0.0832

10

21.6501

21.7361

0.086

20

23.2548

23.3446

0.0898

30

24.6598

24.7614

0.1016

40

23.3291

23.4201

0.091

50

24.0465

24.1372

0.0907

60

11.1825

11.278

0.0955

Krus+solu
t (g)

Solut (g)
0

Ca
(g/ml)
0
0.0083
2
0.0086
0.0089
8
0.0101
6
0.0091
0.0090
7
0.0095
5

Absorbans
i

Konsentrasi
homosalate
0.00000

0.8

0.03986

0.654

0.03259

0.526

0.02621

0.483

0.02407

0.326

0.01624

0.494

0.02462

0.56

0.02791

Kulit Pisang Ambon

Daftar XX.

t
(mnt
)
0
5
10
20
30
40
50
60

Data Hasil Perhitungan Konsentrasi Senyawa Organik dan


Homosalate pada Kulit Pisang Ambon dengan Pelarut IPA (T=60oC,
perbandingan 0.1, volume sampel 10 ml, putaran pengaduk 350 rpm)

Krus kosong
(g)
27.5007
31.4377
24.488
21.3161
20.6927
27.41
11.6433

Krus+solu
t (g)

Solut
(g)

Ca
(g/ml)

27.6058
31.5441
24.5981
21.4268
20.805
27.5243
11.7559

0
0.1051
0.1064
0.1101
0.1107
0.1123
0.1143
0.1126

0
0.01051
0.01064
0.01101
0.01107
0.01123
0.01143
0.01126

Laboratorium Proses Pemisahan


Ivannie Valentina Effendi (11/316856/TK/38078)

Absorbans
i

Konsentrasi
homosalate

0.522
0.486
0.527
0.558
0.571
0.395
0.539

0.00000
0.02601
0.02422
0.02626
0.02781
0.02845
0.01968
0.02686

48

Laporan Penelitian
Penentuan Kondisi Operasi Optimum dan Parameter Perancangan Ekstraktor
pada Ekstraksi Homosalate dari Limbah Kulit Pisang (Musa sp.)

Kulit Pisang Raja

Daftar XXI.

Data Hasil Perhitungan Konsentrasi Senyawa Organik dan


Homosalate pada Kulit Pisang Raja dengan Pelarut IPA (T=60 oC,
perbandingan 0.1, volume sampel 10 ml, putaran pengaduk 350 rpm)

t
(mnt
)
0

Krus
kosong (g)

19.4636

19.5629

0.0993

10

21.6527

21.7524

0.0997

20

23.2582

23.3615

0.1033

30

24.6713

24.7757

0.1044

40

23.3365

23.4417

0.1052

50

24.0478

24.1556

0.1078

60

17.5135

17.6235

0.11

Krus+solu
t (g)

Solut
(g)

Ca
(g/ml)

0
0.0099
3
0.0099
7
0.0103
3
0.0104
4
0.0105
2
0.0107
8
0.011

Absorbans
i

Konsentras
i
homosalate
0.00000

0.576

0.02870

0.58

0.02890

0.466

0.02322

0.579

0.02885

0.563

0.02805

0.722

0.03598

0.964

0.04804

Kulit Pisang Kapas

Daftar XXII. Data Hasil Perhitungan Konsentrasi Senyawa Organik dan


Homosalate pada Kulit Pisang Kapas dengan Pelarut IPA (T=60 oC,
perbandingan 0.1, volume sampel 10 ml, putaran pengaduk 350 rpm)
t
(mnt)

Krus
kosong (g)

Krus+solu
t (g)

0
5

19.4589

19.604

10

21.6459

21.7948

20

23.252

23.4024

Solut
(g)

Ca
(g/ml)

0
0.145
1
0.148
9
0.150
4

0
0.0145
1
0.0148
9
0.0150
4

Laboratorium Proses Pemisahan


Ivannie Valentina Effendi (11/316856/TK/38078)

Absorbans
i

Konsentras
i
homosalate
0.00000

0.484

0.02412

0.814

0.04056

0.778

0.03877

49

Laporan Penelitian
Penentuan Kondisi Operasi Optimum dan Parameter Perancangan Ekstraktor
pada Ekstraksi Homosalate dari Limbah Kulit Pisang (Musa sp.)

30

24.6666

24.8188

40

23.3289

23.4798

50

24.0449

24.1958

60

17.5105

17.6618

0.152
2
0.150
9
0.150
9
0.151
3

Laboratorium Proses Pemisahan


Ivannie Valentina Effendi (11/316856/TK/38078)

0.0152
2
0.0150
9
0.0150
9
0.0151
3

0.715

0.03563

0.787

0.03922

0.73

0.03638

0.717

0.03573

50

Laporan Penelitian
Penentuan Kondisi Operasi Optimum dan Parameter Perancangan Ekstraktor
pada Ekstraksi Homosalate dari Limbah Kulit Pisang (Musa sp.)

Kulit Pisang Susu

Daftar XXIII. Data Hasil Perhitungan Konsentrasi Senyawa Organik dan


Homosalate pada Kulit Pisang Susu dengan Pelarut IPA (T=60 oC,
perbandingan 0.1, volume sampel 10 ml, putaran pengaduk 350 rpm)
t
(mnt
)
0

Krus
kosong (g)

27.5

27.5946

0.0946

10

31.436

31.5355

0.0995

20

24.486

24.5921

0.1061

30
40

21.3167
20.6924

21.4243
20.8043

0.1076
0.1119

50
60

27.4028
11.6432

27.5162
11.7562

0.1134
0.113

Krus+solu
t (g)

Solut
(g)

Ca
(g/ml)

0
0.0094
6
0.0099
5
0.0106
1
0.0107
6
0.01119
0.0113
4
0.0113

Absorbansi

Konsentras
i
homosalate
0.00000

0.736

0.03668

0.718

0.03578

0.584

0.02910

0.527
0.651

0.02626
0.03244

0.805
0.445

0.04011
0.02217

Kulit Pisang Emas

Daftar XXIV. Data Hasil Perhitungan Konsentrasi Senyawa Organik dan


Homosalate pada Kulit Pisang Emas dengan Pelarut IPA (T=60oC,
perbandingan 0.1, volume sampel 10 ml, putaran pengaduk 350 rpm)
t
(mnt
)
0

Krus
kosong (g)

Krus+solu
t (g)

11.78

11.8471

10

12.2294

12.2993

20

12.6673

12.7388

30

12.2735

12.3469

Solut
(g)

Ca
(g/ml)

0
0.067
1
0.069
9
0.071
5
0.073
4

0
0.0067
1
0.0069
9
0.0071
5
0.0073
4

Laboratorium Proses Pemisahan


Ivannie Valentina Effendi (11/316856/TK/38078)

Absorbans
i

Konsentras
i
homosalate
0.00000

0.467

0.02327

0.476

0.02372

0.376

0.01874

0.338

0.01684

51

Laporan Penelitian
Penentuan Kondisi Operasi Optimum dan Parameter Perancangan Ekstraktor
pada Ekstraksi Homosalate dari Limbah Kulit Pisang (Musa sp.)

40

12.0002

12.0769

50

11.8291

11.9184

60

11.1829

11.2841

0.076
7
0.089
3
0.101
2

Laboratorium Proses Pemisahan


Ivannie Valentina Effendi (11/316856/TK/38078)

0.0076
7
0.0089
3
0.0101
2

0.444

0.02212

0.492

0.02452

0.5515

0.02748

52

Laporan Penelitian
Penentuan Kondisi Operasi Optimum dan Parameter Perancangan Ekstraktor
pada Ekstraksi Homosalate dari Limbah Kulit Pisang (Musa sp.)
b. Menentukan Konsentrasi Senyawa Organik Tiap Variasi Perbandingan Bahan dan
Pelarut pada Kulit Pisang Kapas (T=82oC, Kulit Pisang Kapas, Pelarut IPA,
volume sampel 5 ml, Putaran Pengaduk 350 rpm)
Perbandingan 0.1
Daftar XXV. Data Hasil Perhitungan Konsentrasi Senyawa Organik pada Kulit
Pisang Kapas dengan Pelarut IPA pada Perbandingan 0.1 (T=82 oC,
volume sampel 5 ml, putaran pengaduk 350 rpm)
t (mnt)
0
30
60
90
120
150
180

krus kosong (g)

Krus+solute (g)

24.0381
19.0563
23.25
19.3371
21.6815
21.331

24.1095
19.1301
23.3266
19.4162
21.7621
21.4105

Solut (g)
0
0.0714
0.0738
0.0766
0.0791
0.0806
0.0795

Ca (g/mL)
00
0.01428
0.01476
0.01532
0.01582
0.01612
0.0159

Perbandingan 0.2

Daftar XXVI. Data Hasil Perhitungan Konsentrasi Senyawa Organik pada Kulit
Pisang Kapas dengan Pelarut IPA pada Perbandingan 0.2 (T=82 oC,
volume sampel 5 ml, putaran pengaduk 350 rpm)
t (mnt)
0
30
60
90
120
150
180

krus kosong (g)


0
21.1641
21.603
20.7153
21.6844
23.2527
19.0583

Krus+solute (g)

Laboratorium Proses Pemisahan


Ivannie Valentina Effendi (11/316856/TK/38078)

21.2983
21.7389
20.855
21.8293
23.3944
19.2048

Solut (g)
0
0.1342
0.1359
0.1397
0.1449
0.1417
0.1465

Ca (g/mL)
0
0.02684
0.02718
0.02794
0.02898
0.02834
0.0293

53

Laporan Penelitian
Penentuan Kondisi Operasi Optimum dan Parameter Perancangan Ekstraktor
pada Ekstraksi Homosalate dari Limbah Kulit Pisang (Musa sp.)

Perbandingan 0.3

Daftar XXVII. Data Hasil Perhitungan Konsentrasi Senyawa Organik pada Kulit
Pisang Kapas dengan Pelarut IPA pada Perbandingan 0.3 (T=82oC,
volume sampel 5 ml, putaran pengaduk 350 rpm)
t (mnt)
0
30
60
90
120
150
180

krus kosong (g)

Krus+solute (g)

19.4709
23.3396
21.6682
24.4881
20.7065
17.5137

19.6769
23.5504
21.8877
24.711
20.9388
17.7529

Solut (g)
0
0.206
0.2108
0.2195
0.2229
0.2323
0.2392

Ca (g/mL)
0
0.0412
0.04216
0.04390
0.04458
0.04646
0.04784

Perbandingan 0.4

Daftar XXVIII. Data Hasil Perhitungan Konsentrasi Senyawa Organik pada Kulit
Pisang Kapas dengan Pelarut IPA pada Perbandingan 0.4 (T=82oC,
volume sampel 5 ml, putaran pengaduk 350 rpm)
t (mnt)
0
30
60
90
120
150
180

krus kosong (g)

Krus+solute (g)

31.4367
20.443
21.1604
24.6756
21.5995
20.8954

31.6858
20.7083
21.4419
24.9614
21.8954
21.1994

Laboratorium Proses Pemisahan


Ivannie Valentina Effendi (11/316856/TK/38078)

Solut (g)
0
0.2491
0.2653
0.2815
0.2858
0.2959
0.304

Ca (g/mL)
0
0.04982
0.05306
0.0563
0.05716
0.05918
0.0608

54

Laporan Penelitian
Penentuan Kondisi Operasi Optimum dan Parameter Perancangan Ekstraktor
pada Ekstraksi Homosalate dari Limbah Kulit Pisang (Musa sp.)

Perbandingan 0.5

Daftar XXIX. Data Hasil Perhitungan Konsentrasi Senyawa Organik pada Kulit
Pisang Kapas dengan Pelarut IPA pada Perbandingan 0.5 (T=82oC,
volume sampel 5 ml, putaran pengaduk 350 rpm)
t (mnt)
0
30
60
90
120
150
180

krus kosong (g)

Krus+solute (g)

19.0576
21.1605
23.34
24.6769
23.2512
19.3382

19.3335
21.445
23.6238
24.9604
23.5459
19.6298

Solut (g)
0
0.2759
0.2845
0.2838
0.2835
0.2947
0.2916

Ca (g/mL)
0
0.05518
0.0569
0.05676
0.0567
0.05894
0.05832

Perbandingan 0.6

Daftar XXX.

t (mnt)
0
30
60
90
120
150
180

Data Hasil Perhitungan Konsentrasi Senyawa Organik pada Kulit


Pisang Kapas dengan Pelarut IPA pada Perbandingan 0.6 (T=82oC,
volume sampel 5 ml, putaran pengaduk 350 rpm)
krus kosong (g)

Krus+solute (g)

24.0396
21.6836
24.4765
17.5048
19.4579
21.6542

24.3525
21.9943
24.8072
17.8539
19.7971
21.9518

Laboratorium Proses Pemisahan


Ivannie Valentina Effendi (11/316856/TK/38078)

Solut (g)
0
0.3129
0.3107
0.3307
0.3491
0.3392
0.2976

Ca (g/mL)
0
0.06258
0.06214
0.06614
0.06982
0.06784
0.05952

55

Laporan Penelitian
Penentuan Kondisi Operasi Optimum dan Parameter Perancangan Ekstraktor
pada Ekstraksi Homosalate dari Limbah Kulit Pisang (Musa sp.)
c. Menentukan Konsentrasi Senyawa Organik pada Tiap Variasi Putaran Pengaduk
pada Kulit Pisang Kapas (T=82oC, Kulit Pisang Kapas, Pelarut IPA, volume
sampel 10 ml)
Putaran pengaduk 200 rpm
Daftar XXXI. Data Hasil Perhitungan Konsentrasi Senyawa Organik pada Kulit
Pisang Kapas dengan Pelarut IPA pada Putaran Pengaduk 200 rpm
(T=82oC, volume sampel 10 ml, perbandingan 0.1)
t (mnt)
0
5
10
20
30
40
50
60

krus kosong (g)


0
19.057
21.1607
23.2291
24.666
19.3405
24.0414
23.3418

Krus+solute (g)
0
19.1811
21.2868
23.3577
24.8059
19.4831
24.1919
23.5005

Solut (g)
0
0.1241
0.1261
0.1286
0.1399
0.1426
0.1505
0.1587

Ca (g/mL)
0
0.01241
0.01261
0.01286
0.01399
0.01426
0.01505
0.01587

Putaran pengaduk 300 rpm

Daftar XXXII. Data Hasil Perhitungan Konsentrasi Senyawa Organik pada Kulit
Pisang Kapas dengan Pelarut IPA pada Putaran Pengaduk 300 rpm
(T=82oC, volume sampel 10 ml, perbandingan 0.1)
t (mnt)
0
5
10
20
30
40
50
60

krus kosong (g)


0
27.4986
31.4346
24.4822
21.3149
20.639
27.4006
31.5726

Krus+solute (g)
0
27.6489
31.5873
24.6352
21.4733
20.799
27.5643
31.7391

Laboratorium Proses Pemisahan


Ivannie Valentina Effendi (11/316856/TK/38078)

Solut (g)
0
0.1503
0.1527
0.153
0.1584
0.16
0.1637
0.1665

Ca (g/mL)
0.00000
0.01503
0.01527
0.01530
0.01584
0.01600
0.01637
0.01665

56

Laporan Penelitian
Penentuan Kondisi Operasi Optimum dan Parameter Perancangan Ekstraktor
pada Ekstraksi Homosalate dari Limbah Kulit Pisang (Musa sp.)

Putaran pengaduk 350 rpm

Daftar XXXIII. Data Hasil Perhitungan Konsentrasi Senyawa Organik pada Kulit
Pisang Kapas dengan Pelarut IPA pada Putaran Pengaduk 350 rpm
(T=82oC, volume sampel 10 ml, perbandingan 0.1)
t (mnt)
0
5
10
20
30
40
50
60

krus kosong (g)


0
19.0496
21.6697
19.3224
21.1512
20.4334
20.8827
21.5944

Krus+solute (g)
0
19.1992
21.8212
19.4825
21.3159
20.608
21.0642
21.7813

Solut (g)
0
0.1496
0.1515
0.1601
0.1647
0.1746
0.1815
0.1869

Ca (g/mL)
0
0.01496
0.01515
0.01601
0.01647
0.01746
0.01815
0.01869

Putaran pengaduk 400 rpm

Daftar XXXIV. Data Hasil Perhitungan Konsentrasi Senyawa Organik pada Kulit
Pisang Kapas dengan Pelarut IPA pada Putaran Pengaduk 400 rpm
(T=82oC, volume sampel 10 ml, perbandingan 0.1)
t (mnt)
0
5
10
20
30
40
50
60

krus kosong (g)


0
19.4564
21.6484
23.2406
24.6682
23.32
24.0392
17.5032

Krus+solute (g)
0
19.6049
21.7984
23.3933
24.8231
23.4756
24.2067
17.6782

Solut (g)
0
0.1485
0.15
0.1527
0.1549
0.1556
0.1675
0.175

Ca (g/mL)
0.00000
0.01485
0.01500
0.01527
0.01549
0.01556
0.01675
0.01750

4. Perhitungan Kesetimbangan Padat-Cair


Isopropil alkohol = 0.76 g/mL
bahan = 1.375375 g/mL
Xao= 0.16326 gram solute/gram bahan

Laboratorium Proses Pemisahan


Ivannie Valentina Effendi (11/316856/TK/38078)

57

Laporan Penelitian
Penentuan Kondisi Operasi Optimum dan Parameter Perancangan Ekstraktor
pada Ekstraksi Homosalate dari Limbah Kulit Pisang (Musa sp.)
Daftar XXXV. Data Perhitungan Kesetimbangan Padat-Cair

Perb
0

Massa
bahan
(g)
0

Caf*
(gr/ml
solven)
0.00000

massa
padatan
(g)

V
cairan
(mL)

0.1

0.0795

0.01590

35.2543

350

0.2

0.1465

0.02930

80.1377

400

0.3

0.2392

0.04784

90.163

300

0.4

0.304

0.06080

120.3747

300

0.5

0.2916

0.05832

100.2754

200

0.2976

0.05952

120.1415

200

total solut
di bahan
(g)

Solut
di cair
(g)

Solut di
bahan (g)

5.565

0.190521046

11.72
14.35
2

1.363062746

18.24

1.41204583

11.664

4.706688828

11.904

7.709974233

5.7555
13.0831
14.7198

0.367765932

19.6520
16.3707
0.6

19.6140

V
bahan
25.632
5
58.266
1
65.555
2
87.521
4
72.907
7
87.351
8

Xa
(gr/mL)
0
0.007433
0.023394
0.00561
0.016134
0.064557
0.088263

5. Menentukan Nilai Koefisien Transfer Massa (kc) dan Difusivitas Efektif (De)
Penentuan nilai koefisien transfer massa (kc) dan difusivitas efektif (De) dihitung
dengan bantuan software pemrogaman sebagai berikut:
clc
clear
clf
R=0.042/2
//Jari-jari butir, cm
ms=40.2945
//massa butir, gram
rhos=1.375375
//bulk density, gram/cm3
Vp=400
//volume solven, cm3
Vs=4/3*%pi*R^3
//volume 1 butir, cm3
n=ms/rhos/Vs
//jumlah butir
Xo=0.16326
//fraksi minyak dalam butir, g minyak/g butir
H=0.8614
//konstanta Henry
CAo=Xo*ms/Vs/n
//konsentrasi awal, gram/cm3
Cfo=0
//konsentrasi awal di cairan, gram/cm3
to=0
//waktu awal, menit
tf=60
//waktu akhir, menit
N=10
//jumlah inkremen r
dr=R/(N-1)
//delta r
r=linspace(0,R,N)
t=0:0.1:60
dt=t(2)-t(1)
//waktu percobaan
td=[5 10 20 30 40 50 60]
//konsentrasi di cairan hasil percobaan
Cfd=[0 0.01241 0.01261 0.01286 0.01399 0.01426 0.01505 0.01587]
//Difusivitas efektif

ditrial

Laboratorium Proses Pemisahan


Ivannie Valentina Effendi (11/316856/TK/38078)

58

Laporan Penelitian
Penentuan Kondisi Operasi Optimum dan Parameter Perancangan Ekstraktor
pada Ekstraksi Homosalate dari Limbah Kulit Pisang (Musa sp.)
De=3.6867e-5
//Koefisien transfer massa
kc=0.63

ditrial

M=dr^2/De/dt
//buat tridiagonal matriks
U=zeros(N,N)
for i=2:N-1
U(i,i-1)=(1-1/(i-1))/(-M)
U(i,i)=(-2-M)/(-M)
U(i,i+1)=(1+1/(i-1))/(-M)
end
for i=1
U(i,i)=(-1-M/6)/(-M/6)
U(i,i+1)=1/(-M/6)
end
for i=N
U(i,i-1)=(R-dr/2)^2
U(i,i)=(-(R-dr/2)^2)-(R^2*kc*H*dr/De)-(M/2)*(R-dr/4)^2
end
a=length(t)
col=a*2-2
CA=zeros(N,col)
CA(1:N-1,1)=CAo
CA(N,1)=Cfo-M/2*(R-dr/4)^2
//penyelesaian tridiagonal matriks
for i=2:2:col
CA(:,i)=U\CA(:,i-1)
CA(:,i+1)=CA(:,i)
fr=(4*%pi*r^2)'
fin=fr.*CA(:,i)
in=n*inttrap(r,fin)
Cf=(Xo*ms-in)/Vp
alfa=-(R^2*kc*dr/De)*Cf
betta=(-M/2*(R-dr/4)^2)*CA(N,i)
CA(N,i+1)=alfa+betta
CA(1:N-1,i+1)=CA(1:N-1,i)
end
//Hitung SSE
for i=1:length(td)
aa(i)=find(t==td(i))
VV=CA(:,aa*2-2)
fr=(4*%pi*r^2)'
fin1=fr.*VV(:,i)
in1=n*inttrap(r,fin1)
Cf1(i)=(Xo*ms-in1)/Vp
SSE=sum((Cf1(i)-(Cfd(2:length(td)))')^2)

Laboratorium Proses Pemisahan


Ivannie Valentina Effendi (11/316856/TK/38078)

59

Laporan Penelitian
Penentuan Kondisi Operasi Optimum dan Parameter Perancangan Ekstraktor
pada Ekstraksi Homosalate dari Limbah Kulit Pisang (Musa sp.)
end
for i=1:(length(t)-1)
CV=CA(:,(2:2:col))
fin2=fr.*CV(:,i)
in2=n*inttrap(r,fin2)
Cf2(i)=(Xo*ms-in2)/Vp
end
//Plot grafik
td1=[0 td]
Cfhit=[0 Cf2']
plot(t,Cfhit,'r')
plot(td1,Cfd,'.')
xlabel('t, menit')
ylabel('Cf, g/cm3')
legend('simulasi','data',5)
mprintf('H = %2.4f\n',H)
mprintf('De = %2.4e cm2/menit\n',De)
mprintf('kc = %2.5f cm/menit\n',kc)
mprintf('SSE = %2.4e',SSE)

c
0.042 m
c
4 m
c
9.84911486 m

d partikel
d pengaduk
d tangki

De

slurry

3.69E-05 cm2/menit
0.80170973
5 g/cm3

DAB

4.42E-04 cm2/menit
g/cm.meni
1.2 t

miu

Porosity
tortuosit
y

2.
4 cp
0.
5
6

Daftar XXXVI. Data Hasil Perhitungan Bilangan Tak Berdimensi


RP
M

rot/s

kc
(cm/menit
)

200

3.33

0.63

300

5.00

0.71

350

5.83

0.78

400

6.67

0.83

Re

Sh

Sc

35.631
5
53.447
3
62.355
2
71.263
1

5.98E+0
1
6.74E+0
1
7.40E+0
1
7.88E+0
1

2.03E+0
5
2.03E+0
5
2.03E+0
5
2.03E+0
5

Laboratorium Proses Pemisahan


Ivannie Valentina Effendi (11/316856/TK/38078)

ln Re

ln(Sh)*(Sc)-1/3

3.57323

0.01751

3.97870

0.13706

4.13285

0.23109

4.26638

0.29322

60

Anda mungkin juga menyukai