Anda di halaman 1dari 7

BAB II.

TEORI DASAR

2.1 Sekuen dan Fasies Seismik


Sekuen pengendapan adalah sebuah satuan stratigrafi yang terdiri atas urutan yang relatif
selaras dari lapisan batuan yang secara genetik berhubungan dan dibatasi di bagian atas
dan bawah oleh bidang ketidakselarasan atau korelasi bidang selarasnya. Untuk sekuen
seismik sendiri merupakan sekuen pengendapan yang diidentifikasi dari penampang
seismik. Sekuen seismik mempunyai semua sifat dari sekuen pengendapan dengan
batasan kondisi bahwa sifat tesebut dapat dikenal dari data seismik. Ekspresi seismik dari
batas sekuen sangat tergantung pada kontras IA antara lapisan di atas dan di bawah
ketidakselarasan (Mitchum dkk, 1977).
Pembagian jenis diskordansi didasarkan pada pembagian terminasi lapisan terhadap
batas sikuen menurut Mitchum dkk, (1977), Allen (1999) adalah sbb
1. Lap-out adalah terminasi (pemberhentian terakhir) secara lateral, lapisan pada batas
pengendapan aslinya. Truncation : terminasi lateral lapisan, akibat terpotong dari batas
pengendapan aslinya.
2. Base-lap adalah istilah hubungan base dengan lapisan di atasnya dalam bentuk
menyudut (diskordan), atau base-lap adalah lapisan dasar/ penyangga pada batas,
bagian bawah suatu urutan pengendapan.
3. Umum digunakan apabila on-lap tidak dapat dibedakan dengan down-lap, terutama
disebabkan oleh deformasi setelah pengedapan.
4. On-lap adalah terminasi pola perlapisan, yang lebih muda ke atas kemiringan, pada
pola perlapisan yang lebih tua, yang kedudukan mulanya miring.
5. Onlap biasanya terlihat pd base dari depositional sequence dan menunjukan adanya
suatu SB
6. Marine on-lap adalah terminasi progresif strata marine pada strata miring lebih tua
dengan arah ke daratan atau kesuatu tinggian topografi di dalam cekungan
7. Coastal on-lap adalah terminasi progresif endapan pantai (litoral atau non marine) ke
arah daratan.

8. Down-lap adalah baselap dimana lapisan yang awalnya miring terminated downdip
pada bidang yang awalnya horisontal atau miring. Downlap adalah terminasi strata
lebih muda yang kedudukan mula miring ke bawah kemiringan di atas strata yang
lebih tua. Downlap terjadi pada alas suatu depositional sequence di dalam cekungan
dan di atas maximum flooding surface, dan karena itu masing-masing menunjukan
adanya suatu sequnce boundary atau maximum flooding surface.
9. Proximal on-lap adalah on-lap pada arah sumber sedimen dan distal down-lap adalah
down-lap pada arah yang berlawanan dari sumber sedimen, umumnya merupakan
indikasi permulaan dan akhir lateral pengendapan lapisan sedimen.
10. Top-lap adalah terminasi strata lebih tua yang kedudukan mula miring keatas
kemiringannya diatas strata lebih muda yang menutupinya, yang biasanya terjadi
akibat by passing (pengangkutan sedimen yang melalui daerah non deposisi) sedimen.
Top-lap biasanya terjadi pada top suatu depositional sequence dan menunjukan
adanya suatu batas sikuen (SB)
11. Erosional truncation adalah top terminasi strata diskordan (menyudut) yang lebih tua
pada strata lebih muda akibat erosi. Biasanya dijumpai pada top depositional
sequences dan menunjukan adanya suatu batas sikuen (SB)
12. Off-lap adalah suatu hubungan top - diskordan dimana lapisan yang lebih tua
menujukan terminasi terhadap lapisan yang lebih muda. Toplap dan erosional
truncation adalah dua contoh bentuk off-lap. Dengan kata lain off-lap merupakan
kebalikan dari on-lap

Analisa fasies seismik adalah deskripsi dan interpretasi dari data seismik dan geologi dari
parameter refleksi yang meliputi konfigurasi, kontinuitas, amplitudo, frekuensi, dan
kecepatan interval. Satu unit fasies seismik adalah suatu unit seismik 3 dimensi yang
tersusun atas kumpulan pola refleksi yang parameternya berbeda dengan unit fasies di
sekitarnya. Setiap parameter dapat memberikan informasi yang berguna mengenai
kondisi geologi terkait (Sukmono, 1999b).
Konfigurasi Internal dan Karakteristik Fasies Seismik
Mitchum dkk, (1977) menguraikan macam konfigurasi internal fasies seismik sbb:

1. Konfigurasi parallel (P) dan subparallel (Sp), ini menunjukan kecepatan pengendapan
yang konstan pada suatu basin plain yang stabil
2. Konfigurasi divergent (D), dicirikan bentuk wedge berupa penebalan scr lateral, hal
ini disebabkan oleh penebalan dari pola refleksi seismik itu sendiri , dan bukan karena
onlap, toplap atau erosi.
3. Konfigurasi progradasi, ini dapat berupa sigmoid (S), obliq (Ob), complex (SO),
shingled (Sh), hummocky (HC) dan terbentuk akibat pengendapan yang progressif
secara lateral dari bidang pengendapan yang miring, sering disebut clinoform. Ini
merefleksikan pengendapan karena energi rendah. Pada konfigurasi sigmoid, segmen
sikuen bagian atas dan bawahnya hampir horisontal dengan batas atas konkordan dan
batas bawah downlap, sedang bagian tengah relatif lebih tebal dan kemiringan lebih
besar (< 10). Pada konfigurasi oblique, bagian atas sikuen adalah toplap atau hampir
rata, bag bawah adalah downlap dan kemiringan segmen bagian tengah 100.
Konfigurasi shingled mencerminkan progradasi fasies pada lingkungan air dangkal.
Konfigurasi chaotic diakibatkan oleh sistim pengendapan dengan energi tinggi, dapat
memperlihatkan adanya slump structures, lipatan atau sesar.

Gambar 2.1 Beberapa konfigurasi dan pola refleksi seismik (Mitchum dkk, 1977)
Dalam menginterpretasi penampang seismik terdapat empat dasar dari fasies berdasarkan
perbedaan dari konfigurasi refleksi, yi (Gambar-2):
1. Parallel dan divergen: shelf/platform, delta/platform, delta front/delta plain, alluvial
plain/distal fan delta dan basinal plain.

2. Progadational: slope yang berasosiasi dengan prograding shelf/ platform, prodelta


berasosiasi dengan prograding shelf delta atau shelf margin delta, slope yang
berasosiasi dengan prograding shelf yang disuplai oleh shelf delta/ fan delta.
3. Mounded dan draped: reef, volcanoes, diapirs, submarine canyon dan lower slope
mengindikasikan endapan turbidit, dan hemipelagik klastik.
4. Onlap dan fill: fasies-fasies onlap coastal, continental rise slope, dan endpn submarine
cayon fill.

Gambar 2.2 Diagram Sekuen Stratigrafi (tanpa terganggu oleh adanya Struktur
Sekunder) (Vail dkk, 1987).
Didalam analisis fasies seismik, batas dari benda-benda geologi diatas disebut dengan
reflection terminations. Pemetaan reflection terminations merupakan kunci didalam
analisis fasies seismik. Umumnya terminasi tesebut memiliki karakter refleksi yang kuat
(amplitudo refleksi yang cukup dominan). Terdapat dua jenis batas benda geologi: batas
atas dan batas bawah, selanjutnya istilah batas benda geologi tersebut dikenal dengan
batas sekuen seismik (sequence seismic boundary), mereka itu adalah: erosional
truncation dan top lap sebagai batas atas, onlap dan downlap sebagai batas bawah.

Gambar 2.3 Batas atas sekuen seismik (a) erosional truncation, top lap, batas bawah (b)
onlap dan downlap.
Erosional Truncation atau dikenal dengan unconformity (ketidakselaraasan) diakibatkan
oleh peristiwa erosi karena terekspos ke permukaan. Toplap diakibatkan karena tidak
adanya peristiwa sedimentasi dan tidak ada peristiwa erosi. Onlap, pada lingkungan shelf
(shelfal environment) disebabkan karena kenaikan muka air laut relatif, pada lingkungan
laut dalam akibat sedimentasi yang perlahan, dan pada channel yang tererosi akibat low
energy fill. Downlap, diakibatkan oleh sedimentasi yang cukup intensif.

2.2 System Tract


System Tract adalah sebuah urutan sistem pengendapan yang terjadi pada interval waktu
yang sama dan masing-masing berhubungan dengan segmen spesifik dari kurva
perubahan muka laut relatif. Untuk mengenali system tract diperlukan pemahaman
mengenai empat faktor utama: eustasi, penurunan cekungan, suplai sedimen, dan iklim.
Eustasi adalah siklus perubahan muka air laut global yang diukur dari pusat bumi dan
telah teramati membentuk siklus sinusoidal. Penurunan cekungan adalah proses turunnya
dasar cekungan akibat proses tektonik dan merupakan faktor yang paling memengaruhi
terbentuknya ruang akomodasi bagi pengendapan sedimen. Suplai sedimen meliputi
faktor kecepatan dan jumlah sedimen yang mengisi cekungan, kecepatan dan jumlah
karbonat biogenik serta endapan evaporit yang diproduksi in situ. Iklim akan
memengaruhi jenis endapan yang terjadi; silisiklastik, karbonat, evaporit, atau
campurannya (Sukmono. 1999b).
Macam-macam system tract adalah:
a. Highstand System Tract (HST)

HST terendapkan saat kenaikan muka air laut (m.a.l.) relatif mendekati posisi
maksimumnya secara lambat sehingga memungkingkan tersedianya suplai sedimen
yang cukup untuk progradasi dan downlap ke permukaan marine-condensed section
(MCS) di bawahnya. Pada fase awal HST, set parasekuen (vertikal) yang agradasional
dan sigmoidal umumnya terbentuk karena pergeseran bayline ke arah daratan akan
mengakibatkan terjadinya kecepatan moderat dari kenaikan m.a.l. relatif dan
akibatnya juga kecepatan moderat dari penambahan ruang akomodasi di pinggir
paparan. Pada fasa selanjutnya saat kenaikan eustasi menghilang dan eustasi mulai
turun secara perlahan, bayline akan bergeser secara menerus dan perlahan ke arah
daratan. Akibatnya kenaikan m.a.l. relatif dan kecepatan penambahan ruang akan
semakin menghilang, dan menghasilkan pengendapan set parasekuen yang
progradasional atau oblik.
b. Lowstand System Tract (LST)
LST terendapkan di atas ketidakselarasan tipe-1 saat m.a.l relatif (bayline) turun
secara cepat dari level highstand karena pergeseran ke arah cekungan dari titik
kesetimbangan melampaui garis pantai atau offlap break. Tergantung pada besar dan
kecepatan penurunan m.a.l. dan batimetri dari cekungan.
c. Transgressive System Tract (TST)
System tract ini dicirikan oleh onlap pantai dari permukaan transgresif atau first
marine flooding surfaces di atas dari LST atau shelf-margin system tract (SMST).
Pengendapan TST ini terjadi sebagai respon dari suplai sedimen yang berkurang
akibat pengaruh parasiklus yang periodik antara kenaikan dan stillstands m.a.l. relatif.
Saat titik kesetimbangan bergerak secara cepat ke arah daratan, kecepatan kenaikan
m.a.l. relatif meningkat, sehingga menambah ruang akomodasi baru. TST pada
dasarnya terdiri atas parasekuen progradasional yang terdiri atas pola penipisan dan
penghalusan ke atas dari susunan parasekuen retrogradasi yang bergeser ke arah
daratan. Susunan parasekuen ini diendapkan pada saat pendalaman air, mundurnya
garis pantai dan berkurangnya suplai sedimen yang terjadi secara periodik.
d. Shelf-Margin System Tract (SMST)
SMST terendapkan di atas ketidakselarasan tipe-2 atau permukaan konkordan
ekivalennya setelah titik kesetimbangan (yang kebetulan sama dengan bayline) mulai

bergeser ke arah daratan tanpa mengalami pergeseran shoreline break. Saat titik
kesetimbangan dan bayline mulai bergerak ke arah daratan, pengendapan highstand
berhenti dan onlap pantai (aluvial) secara cepat bergeser ke arah bayline. Karena titik
kesetimbangan tidak pernah bergeser ke arah cekungan melewati garis pantai, erosi
lokal dan sejumlah kecil sedimentasi air dalam terjadi. Pelapukan dan diagenesa
meteorik dapat berkembang di bagian daratan dari paparan atau platform yang
terekspos secara subaerial. Pada saat ini SMST mulai menghasilkan onlap pantai pada
ketidakselarasan tipe-2. Percepatan naiknya m.a.l. relatif mengakibatkan di fasa awal
terjadi pengendapan parasekuen progradasional yang berevolusi ke arah atas menjadi
pengendapan

fasa

akhir

dari

parasekuen

agradasional

dan

mengakibatkan

terbentuknya geometri sigmoidal. SMST yang tebal dapat mengalami longsoran dan
bergerak ke arah cekungan oleh pensesaran tumbuh atau rayapan gravitasi.

Anda mungkin juga menyukai