Anda di halaman 1dari 16

BAB I

PENDAHULUAN

Pengertian
Kata beton dalam bahasa Indonesia berasal dari kata yang sama dalam bahasa
Belanda. Kata concrete dalam bahasa Inggris berasal dari bahasa Latin Concretus
yang berate tumbuh bersama atau menggabungkan menjadi satu.
Beton adalah material yang rumit. Beton dapat dibuat dengan mudah bahkan oleh
mereka yang tidak punya pengertian sama sekali tentang teknologi beton, tetapi
pengertian yang salah dari keserdehanaan ini sering menghasailkan persoalan pada
produk, antara lain reputasi jelek dari beton sebagai bahan bangunan.
Sebagai material komposit, sifat beton sangat bergantung pada sifat unsur masingmasing serta interaksi mereka.
Ada 3 unsur yang melibatkan;
-

Pasta semen
Mortar
Beton

Unsur terurai

beton komposit

Semen
+
Air

Pasta
seme
n

morta
r

beton

+
Agregat halus pasir
+
Agregat kasar kerikil
Beton mempunyai kuat tekan yang besar sementara kuat tariknya kecil. Oleh karena itu
untuk struktur bangunan, beton selalu dikombinasikan dengan tulangan baja untuk
memperoleh kinerja yang tinggi. Beton ditambah dengan tulangan baja menjadi beton
bertulang.

PRESENTASE BETON
Pada beton yang baik setiap butir agregat seluruhnya terbungkus dengan mortar.
Demikian pula halnya dengan ruang antar agregat, harus terisi mortar. Jadi kualitas
pasta semen/mortar menentukan kualitas beton. Semen unsur kunci dalam beton
komposisi 7-15% dari campuran. Kurang dari <7 % disebut beton kurus. >15 % disebut
beton gemuk.
Agregat komposisinya 61-76% dari campuran beton

Keunggulan beton
a. Keterdiaan material dasar
1. Agregat dan air didapatkan dari local
2. Tidak demikian dengan baja harus pabrikasi dan impor
3. Ketersedian kayumasalah lingkungan
b. Kemudahan untuk digunakan
1. Pengangkutan mudah
2. Bisa dipakai untuk berbagai struktur
3. Beton bertulang bisa dipakai untuk struktur berat
c. Kemampuan beradaptasi
1. Bersifat monolit tidak memerlukan sambungan seperti baja
2. Dapat dicetak dengan ukuran dan bentuk berbeda
3. Beton dapat diproduksi dengan berbagai cara yang disesuiakan dengan
situasi sekitar
4. Konsumsi energi minimal dibandingkan dengn baja
d.
Pemeliharan minimal

Ketahanan beton cukup tinggi, lebih tahan karat tidak perlu dicat, tahan
kebakaran.
Kelemahan beton;
1. Berat sendiri yang besar, 2400kg/m3.
2. Kekuatan tariknya rendah
3. Beton cenderung untuk retak
4. Kualitas tergantung cara pelaksanaan dilapangan
5. Struktur beton sulit untuk dipindahkan.
Cara mengatasi kelemahan beton;
1. Membuat beton mutu tinggi
2. Memakai beton bertulang
3. Melakukan perawatan
4. Memakai beton pracetak
5. Mempelajari teknolgi beton

BAB II
SEMEN

Pengertian
Karena beton terbuat dari agregat yang diikat bersama pasta semen yang mengeras
maka kualitas semen sangat mempengaruhi kualitas beton. Pasta semen adalah lem,
yang bila semakin tebal tentu semakin kuat. Namun jika semakin tebal juga tidak
menjamin lekatan yang baik.
Semen adalah bahan yang bersifat ahdesif maupun kohesif, yaitu bahan pengikat.
Menurut Standar Industri Indonesia, SII 0013-1981, definisi semen Portland yaitu
semen hidrolis yang dihasilkan dengan cara menghaluskan klinker yang terutama terdiri
dari silikat-silikat kalsium yang bersifat hidrolis bersama bahan-bahan yang biasa
digunakan yaitu gypsum.
Fungsi semen untuk bereaksi dengan air menjadi pasta semen. Pasta semen berfungsi
untuk merekatkan butir-butir antar agregat agar terjadi suatu massa yang
kompak/padat. Selain itu pasta semen juga untuk mengisi rongga-rongga antara butirbutir agregat. Walaupun volume semen kira-kira 10 persen dari volume beton, namun
karena bahan perekat yang aktif dan mempunyai harga paling mahal dari bahan dasar
beton yang lain maka perlu dipelajari/diperhatikan secara baik.
Tukang batu Joseph Aspdin dari Inggris (Pulau Portland) adalah pembuat semen
Portland yang pertama pada awal abad 19, dengan membakar batu kapur yang
dihaluskan dan tanah liat dalam tungku dapur rumahnya. Dari metode kasar ini
berkembanglah industri pembuatan semen yang sedimikian halus sehingga satu
kilogram semen mengnadung sampai 300 milyar butiran.

Semen Hidrolis dan Non Hidrolis


Ada 2 macam semen;
1. Hidrolis semen yang akan mengeras bila beraksi dengan air, tahan terhadap
air (water resistance) dan satabil didalam air setelah mengeras.
2. Non hidrolis semen yang dapat mengeras tetapi tidak stabil dalam air
Sebagai perbandingan, lihat perbedaan gypsum dan kapur keras.
-

Gypsum mengeras bila beraksi denga air tetapi akan larut dalam air (bukan
jenis semen hidrolis)

Kapur keras tidak mengeras bila beraksi dengan air melainkan akan
mengeras bila beraksi dengan CO2. Setelah mengeras maka akan tahan dengan
air (bukan jenis semen hidrolis)

Kebutuhan dunia akan semen hidrolis mencapai ratusan juat ton setipa tahun
sehinggaharus diproduksi dari material alamiah, daripada bahan kimia murni semata.
Salah satu semen hidrolis yang dipakai dalam konstruksi beton adalah semen Portland.
Jenis yang lain ; semen alamiah dan semen alumina.

Bahan Dasar
Semen Portland yang dijual dipasaran umumnya berkualisa baik dan dapat
dipertanggung jawabkan.
Bahan dasar semen Portland;
-

Kelompok calcareous

oksida kapur

Kelompok siliceous

oksida silica

Kelompok argillacous

oksida alumina

Kelompok ferriferous

oksida besi

Semen portland dibuat dari 4 bahan diatas, dipilih secara selektif dan dikontrol secara
ketat. Setelah pembakaran ditambah gypsum untuk mengatur waktu set (setting time)
mortar atau beton.
Untuk pembutan 1 ton semen Portland diperlukan bahan dasar;
1,3 ton

batu kapur(limestone)/kapur(chalk)

0,3 ton

pasir silica/tanah liat

0,03 ton

pasir/kerak besi

0,04 ton

gypsum

Proses Pembuatan Semen

Semen portland dibuat dengan melalui beberapa langkah, sehingga sangat halus dan
memiliki sifat adhesive maupun kohesif. Semen diperoleh dengan membakar secara
bersamaan suatu campuran dari calcareous (yang mengadung kalsium atau batu
gamping) dan argillacous (yang mengnadung alumina) dengan perbandingan tertentu.
Secara mudahnya kandungan semen Portland ialah; kapur, silica dan alumina. Ketiga
bahan tadi dicampur dan dibakar dengan suhu 1550C dan menjadi klinker. Setelah itu
kemudian dikeluarkan, didinginkan dan dihaluskan sampai halus menjadi bubuk.
Biasanya lalu ditambahkan dengan gips atau kalsium sulfat sebagai bahan pengontrol
waktu ikat. Kemudian dikemas dalam kantong dengan berat bervariai 40 kg dan 50 kg.

Proses Kering dan Proses Basah


Secara global ada dua macam proses pembuatan semen yaitu; proses kering ada
proses basah. Proses basah cocok untuk material mentah yang gembur seperti kapur
dan tanah liat yang sudah siap terurai didalam air untuk membentuk lumpur. Air
sebanyak 30% akan dibuang pada tahap awal proses kiln.
Untuk material keras seperti batu kapur dan shale memakai proses kering. Klengasan
dibuang pada tahap awal, umunya pada waktu digiling.
Pemilihan proses tergantung sifat material, efisiensi setiap proses dan harga energy.
Pada waktu minyak melonjak pada tahun 70-an, proses basah yang mulanya banyak
digunakan kemudian diganti dengan proses kering.
Senyawa Kimia
Empat senyawa kimia yang utama;
1.

Triklasium silikat (C3S) atau 3CaO.SiO2

2.

Dikalsium silikat (C2S) atau 2CaO.SiO6

3.

Trikalsium aluminat (C3A) atau 3 Ca O.Al2O3

4.

Tetrakalsium aluminoferit (C4AF) atau 4Ca.Al2O3. Fe2O3

Dua unsur yang utama (C 3S dan C2S) biasanya merupakan 70 sampai 80 % dari
unsure semen sehingga merupakan bagian yang paling dominan dalam memberikan
sifat semen. Bila semen terkena air, C 3S segera berhidrasi dan menghasilkan panas.
Selain itu juga berpengaruh besar terhadap pengerasan semen, terutama sebelum
mencapai umur 14 hari. Sebaliknya C 2S beraksi dengan air lebih lambat sehingga

berpengaruh terhadap pengerasan semen setelah lebih dari 7 hari. Dan memberikan
kekuatan akhir (lihat gambar.). unsure C2S ini juga membuat semen tahan terhadap
serangan kimia dan juga mengurangi besar susut pengeringan. Kedua unsure pertama
ini membutuhkan air berturut-turur sekita 24 dan 12 % dari masing-masing beratnya
untuk terjadinya reaksi kimia, namun saat hidrasi C 3S membebaskan kalsium hidroksida
hampir 3 kali lebih banyak daripada yang dibebaskan C 2s. maka dari itu, jika C 3S
mempunyai persentase yang lebih tinggi akan menghasilkan proses pengerasan yang
cepat pada pembentukan kekuatan awalnya disertai suatau panas hidrasi tinggi.
Sebalikya presentase C2s yang lebih tinggi menghasilkan proses pengerasan yang
lambat, panas hidrasi sedikit dan ketahanan terhadap kimia yang lebih baik.
Unsure C3A (unsure ketiga) berhidrasi secara exothermic, dan beraksi dengan cepat,
memberikan kekuatan seseudah 24 jam. C 3A beraksi dengan air sebanyak kira-kira 40
persen beratnta (lebih banyak daripada unsure 1 dan 2), namun karena jumlah unsure
ini sedikit maka pengaruh pada jumlah air hanya sedikit. Unsur C 3A ini sangat
berpengaruh pada panas hidrasi tertinggi, baik selama pengerasan awal maupun
pengeresan berikutnya yang panjang. Beton yang berhubungan dengan air tanah yang
mengandung larutan asam sulfat (SO 4) akan mudah rusak jika semenya mengnadung
C3A, karena kondisi C3A mudah beraksi dengan larutan sulfat. Didalam beton hasil
reaksi ini menghasilkan bentuk zat kimia baru yang dinamakan ettringite, volumenya
lebih besar (mengembang), sehingga membuat beton retak-retak. Oleh karena itu
semen tahan sulfat tidak boleh mengnadung unsure C 3A lebih dari 5 persen.
Unsur C4AF (unsure keenmpa) kurang begitu besar pengaruhnya terhadap kekerasan
semen atau beton.

Hidrasi Semen
Bilamana semen bersentuhan dengan air maka proses hidrasi berlangsung, dengan
arah dari luar ke dalam, maksudnya hasil hidrasi mengendap dibagian luar dan inti
semen yang belum terhidrasi dibagian dalam secara bertahap terhidrasi sehingga
volumenya mengecil. Proses permulaan hidrasi tersebut berlangsung lambat, antara 25 jam sebelum mengalami percepatan setelah kulit permukaan pecah.

Pada tahap hidrasi berikutnya, pasta semen menjadi gel (suatu butiran sangat halus
hasil hidrasi, memiliki permukaan yang amat besar) dan sisa-sisa semen yang tak
bereaksi mis kalsium hidroksida Ca(OH)2, air dan beberapa senyawa yang lain. Kristalkristal dari berbagai senyawa yang dihasilkan membnetuk rangkaian tiga-dimensi yang
saling melekat secara random dan kmeudian sedikit demi sedikit mengisi ruangan yang
mula0mula ditempati air, lalu menjadi kaku dan muncullah suatu kekuatan yang
selanjutnya mengeras menjadi benda yang padat dan kaku. Dengan demikian pasta
semen yang telah mengeras memiliki struktur yang berpori, dengan ukuran pori
bervariasai dari yang sangat kecil sampai besar. Pori-pori tersebut disebut pori-pori gel.
Pori-pori yang didalam pasta semen yang sudah keras mungkin berhubungan, tapi
mungkin tidak.

Jenis jenis Semen Portland


a. Semen Portland
Melihat sifat yang berbeda-beda dari masing-masing komponen ini kita dapat membuat
bermacam-macam jenis semen hanya dengan mengubah kadar masing-masing
komponennya. Misalnya kita ingin mendapatkan semen yang mempunyai kekuatan
awal yang tinggi maka kita perlu menambah kadar C3S dan mengurangi kadar C2S.
ASTM (America Standard for Testing Material) menentukan komposisi semen berbagai
type sebagai berikut
Tipe I adalah semen Portland untuk konstruksi umum, yang tidak memerlukan
persyaratan-persyaratan khusus seperti yang disyaratkan pada jenis-jenis yang
lain
Tipe II adalah semen Portland untuk konstruksi yang agak tahan terhadap sulfat dan
panas hidrasi
Tipe III adalah semen Portland untuk konstruksi dengan syarat kekuatan awal tinggi
Tipe IV adalah semen Portland untuk konstruksi dengan syarat panas hidrasi yang
rendah.
Tipe V adalah semen Portland untuk konstruksi dengan syarat sangat tahan terhadap
sulfat

b. Semen portlad Pozzoland


Semen portlland pozzoland (PPC) adalah suatu bahan perekat hidrolis yang dibuat
dengan menggiling halus klinker semen portlang dan pozzoland, atau suatu campuran
yang merata antara bubuk semen portlang dan bubuk pozzoland selam penggilingan
atau pencampuran.
Pozzoland adalah bahan alami atau buatan yang sebagian besar terdiri dari unsur2
silikat (SiO2) dan atau aluminat (Al2O3) yang reaktif. Pozzoland tidak bersifat seperti
semen, namun dalam bnetuknya yang halus jika dicampur dengan kapur padam aktif
dan air pada suhu kamar akan mengeras dalam beberapa waktu, sehingga membentuk
massa yang padat dan sukar larut dalam air.
Semen portlang pozzoland dapat diproduksi dengan salah satu cara berikut;
-

Cara pertama Menggiling bersama klinker semen dan pozzoland dengan bahan
tambah gips atau kalsium sulfat.

Cara kedua Mencampur dengan rata gerusan semen dan pozzolan halus.

Penggilingan dua material secara bersama-sama pada cara pertama lebih muda
daripada

mencampur

bubuk

kering

pozolan

sebagaimana

cara

kedua.

Pencampuran bubuk kering pozolan pada cara kedua hanya dilakukan dengan jika
cara penggilingan pada cara pertama tidak ekonomis, serta mesin pencampur yang
ada dapat menjamin keseragaman hasil pencampuranyya.
Semen portlan pozzolan menghasilkan panas hidrasi lebih sedikit daripada semen
biasa. Sifat ketahanan terhadap kotoran dalam air (mis kandungan garam) lebih
baik, sehingga cocok jika dipakai;
-

Bangunan di air payau atau laut yang selalu berhubungan dengan air yang
mengandung sulfat

Bangunan beton yang memerlukan kekedapan air tinggi, mis dinding ruang
basemen, bak penyimpanan air bersih, bangunan sanitasi

Beton massa (dam, bendungan, fondasi besar) yang membutuhkan panas


hidrasi rendah

Pekerjaan plesteran (mortar) yang memerlukan (adukan morta/beton) yang


plastis

Penyimpanan Semen
Semen harus tetap kering. Penyimpanan semen kadang-kadang diperlukan dalam
jangka waktu lama, terutama jika distribusi semen tidak teratur. Walaupun semen
dapat dijaga mutunya dalam jangka waktu tidak terbatas asalkan uap air dijauhkan
dari tempat penyimpanan tersebut, namun semen yang berhubungan dengan udara
akan menyerap air dengan perlahan-lahan, dan ini menyebabkan kerusakan.
Kerusakan berupa beraksinya permukaan butiran-butiran semen dengan air dan
permukaan

tersebut mengeras,

sehingga

mempersulit reaksi

butir

semen

berikutnya.
Semen dalam bentuk curah (bukan dalam kantong) dapat disimpan dalam tempat
penyimpanan setinggi 2 meter atau lebih. Biasanya hanya bagian luar saja setebal
5cm yang keras dan harus dibuang sebelum semen dipakai. Semen dalam kantong
dapat disimpan dengan aman untuk beberapa bulan jika disimpan di atas lantai
dengan alas yang kedap air, dengan dinding dan lantai yang kedap air seta jendelajendela ditutup dengan sanngat rapat. Sekali semen tersimpan harus tidak boleh
terganggu sampai semen akan dipakai.
Akibat tidak sempurnanya penyimpanan semen dalam jangka waktu lama smen
menjadi buruk. Semen yang telah disimpan lebih dari 6 bulan sejak dibuat, atau
semen dlam kantong di penyimpanan local lebih dari 3 bulan, perlu diperiksa
sebelum digunakan dan jika sudah kurang baik sebaiknya tidak dipakai.

BAB III
AGREGAT

Agregat adalah butiran mineral yang berfungsi sebagai bahan pengisi dalam
campuran beton atu mortar. Agregat menempati 70-75% dari total volume beton
maka kualitas agregat sangat berpengaruh terhadap kualitas beton. Dengan kualitas
yang baik, beton dapat dikerjakan (workable), kuat, tahan lama (durable) dan
ekonomis. Mengingat agregat lebih murah daripada semen maka akan ekonomis
bila agregat dimasukan sebanyak mungkin selama secara teknis memungkinkan
dan kandungan semen nya minimum
Cara membedakan jenis agregat yang paling banyak dilakukan dengan didasarkan
pada ukuran butir-butirnya. Agregat yang mempunyai ukuran lebih besar disebuta
agregat kasar sedangkan agregat yang lebih kecil disebut agregat halus. Sebagai
batas antara ukuran butir yang kasar dan yang halus tampaknya belum ada nilai
yang pasti, masih berbeda antara satu disiplin ilmu dengan disiplin ilmu yang lain.
Didalam teknologi beton nilai batas tersebut ialah 4,75mm atau 4,8 mm. agregat
yang butiranya lebih besar dari 4, 75 disebut agregat kasar, sedangkan yang lebih
kecil disebut agregat halus. Secara umum agregat kasar disebut sebagai kerikil,
kericak, batu oecah, atau split adapaun agregat halus disebut pasir, baik berupa
pasir alami yang diperoleh langsung dari sungai atau tanah galian atau hasil dari
pemecahan batu. Sedangakan buir ya ng lebih kecil dari 0,075 mm disebut silt dan
yang lebih kecil dari 0,002 mm disebut clay.
Dalam praktek agregat digolongkan dalam 3 kelompok;
1. Batu, ukuran lebih dari 40mm
2. Kerikil, ukuran antara 5 40mm
3. Pasir, ukuran antara 0,25 5 mm
Agregat alami dan Agregat Buatan
Agregat diperoleh dari sumber daya alam yang telah mengalami pengecilan ukuran
secara alami (mis kerikil) atau dapat diperoleh dengan cara memecah batu alam,
membakar tanah liat dsb.
Agregat alami dapat diklarifikasikan kedalam sejarah terbentuknya peristiwa geologi
yaitu agregat beku, agregat sedimen, dan agregat metamorf.
Pasir alam terbentuk dari pecahan batu karena beberapa sebab. Pasir dapar
diperoleh dari dalam tanah, pada dasar sungai atau tepi laut. Oleh karena itu pasir
dapat digolongkan dalam;
1. Pasir galian
2. Pasir sungai

3. Pasir pantai
Bila agregat alami jauh dari lokasi pekerjaan, maka dapat dipakai agregat buatan
(agregat tiruan). Agregat buatan dapat berupa batu pecah, pecahan genteng/bata,
tanah liat bakar, fly ash dsb.
Sebelum barang-barang bekas/buangan tersebut dipakai, maka perlu
dipertimbangkan dulu thd hal-hal berikut;
a. Tinjaun ekonomis,
b. Tinjaun sifat teknis
Barang buangan/limbah, kadang-kadang memerlukan biaya yang tidak sedikit jika
harus dipisahkan/dipilih dari bahan yang lain atau kotoran yang melekat.
Berat Jenis Agregat
Berat jenis ialah rasio antara massa padat agregat dan massa air dengan volume
yang sama (tanpa satuan)
Karena butiran agregat umunya mengandung pori-pori yang ada dalam butiran dan
tertutup/ tidak saling berhubungan, maka berat agregat dibedakan menjadi;
1. Berat jenis mutlak, jika volume benda padatnya tanpa pori
2. Berat jenis semu, jika benda padatnya termasuk pori tertutupnya
Rumus;
Bj

Wb
Wa

Dengan
Wb = berat butir agregat
Wa = berat air dengan volume air sama dengan volume butir agregat.
Berdasarkan berat jenisnya agregat dibedakan;
1. Agregat normal bj 2,5 sampai 2,7
2. Agregat berat > bj 2,8
3. Agregat ringan < bj 2,0
Berat Satuan dan Kepadatan

Berat satuan agregat ialah berat agregat dalam satu satuan volume bejana,
dinyatakan dalam kg/ltr atau ton/m 3. Jadi berat satuan ialah berat agregat dalam
satuan bejana (dalam bejana terdiri atas volume butir (meliputi pori tertutup) dan
volume pori terbuka)
Bsat

Wb
Vt

Wb = berat butir-butir agregat dalam bejana


Vt = Vb + Vp
Vt =volume total bejana
Vb = volume butir agregat dalam bejana
Vp = volume pori antara butir-butir agregat dalam bejana.

Porositas
P

Vp
x100%
Vt

Kepampatan (kepadatan)
K

Vb
x100%
Vt

Dalam rumus-rumus tersebut maka didapat hubungan nilai kepadatan dan


prositas; yaitu
K 100 P

Ukuran Maksimum Butir Agregat


Untuk mengurangi jumlah semen (agar biaya pembuatan beton berkurang)
dibutuhkan ukuran butir-butir maksimum agregat yang sebesar-besarnya.
Walaupun demikian, besar ukuran maksimum agregat kasar tidak dapat terlalu
besar, karena ada factor-faktor lain yang membatasi.

Factor lain yang membatasi; jarak bidang samping cetakan, dimensi plat beton
yang dibuat, serta jarak bersih anata baja tulangan beton, yaitu;
1. Ukuran maksimum butir agregat tidak boleh lebih besar dari kali jarak
bersih antar baja tulangan.
2. Ukuran maksimum butir agregat tidak boleh lebih besar dari 1/3 kali tebal plat
3. Ukuran maksimum butir agregat tidak boleh lebih besar dari 1/5 jarak terkecil
antara bidang samping cetakan.
Dengan pertimbangan diatas, maka ukuran maksimum butir agregat untuk beton
bertulang umunya sebesar 10mm, 20mm, atau 40 mm. untuk beton massa biasa
dipakai ukuran maksimum sebesar 75 mm atau 150 mm.
Gradasi
Gradasi ialah distribusi ukuran butiran dari agregat. Sebagai pernyataan gradasi
dipakai nilai persemtase dari berat butiran yang tertinggal atau lewat didalam
suatu susunan ayakan/saringan.
Agregat yang diayak berurutan menurut ayakan standar, yang disusun mulai dari
yang ayakan terbesar kebagian paling atas sampai ke ayakan terkecil bagina
paling bawah. Agregat diletakan dibagian ayakan paling atas, setekah digetarkan
cukup lama, berat agregat yang tertahan pada setiap ayakan dicatat, dihitung
presentasenya.
Pada Perencanaan Campuaran dan Pengendalian Mutu Beton (1994) agregat
halus dapat dibagi menjadi empat jenis menurut gradasinya yaitu pasir halus,
agak halus, agak kasar dan kasar. (hal III-10). Adapun untuk gradasi kasar
(kerikil atau batu pecah atau split) yang baik masuk didalam batas-batas yang
tercantum pada (hal III-12).
Gradasi Agregat Campuran
Gradasi campuran distribusi ukuran butiran agregat yang terdiri dari agregat
halus dan agregat kasar. Gradasi campuran beton normal dapat dilihat (hal III-13
sampai hal III-16)
Gradasi Agregat khusus
a. Gradasi sela gradasi dengan salah satu fraksi atau lebih yang berukuran
tertentu tidak ada.

b. Gradasi seragam agregat yang terdiri dari butiran-butiran yang sama besar
(fraksi tunggal).
Modulus Halus Butir
Modulus halus butir (Finensess Modulus) ialah suatu indek yang dipakai untuk ukuran
kehalusan atau kekerasan butir-butir agregat. Makin besar nilai modulus halus
menunjukan bahwa makin besar ukurn butir-butir agregatnya.
Pada umunya modulus halus untuk agregat halus = 1,5 3,8, modulus halus untuk
agregat kasar = 6 - 8.
Contoh ; lihat hal III-18 sampai III-19.
Agregat Campuran
Agregat campuran ialah hasil pencampuran agregat halus dan agregat kasar.
Pencampuran agreagat halus dan kasar untuk memperoleh agregat yang memenuhi
persyaratan adukan beton.
Untuk mendapatkan gradasi agregat campuran yang memenuhi syarat untuk adukan
beton, maka perbandingan berat antara agregat halus dan agregat kasar harus
dihitung, cara menghitung perbandingan berat dapat dilakukan dengan cara;
1. Rumus mhb;
Wh:Wk=(mk-mc):(mc-mh)
Dengan
Wh=berat agregat halus
Wk=berat agregat kasar
mk=modulus halus butir agregat kasar
mc=modulus halus butir agregat campuran
mh= modulus halus butir agregat halus
2. Coba-coba, dengan berdasarkan hasil hitungan rumus mhb kemudian dengan
table (lihat Tabel 3.11). hasil hitungan hitungan dengan table kemudian
dibandingkan dengan Tabel 3.4 sampai 3.7 atau gambar grdasi campuran Gb
3.3. apabila hitungan kurang memuaskan, maka hitungan diulang dengan sedikit
perubahan perbandingan sebelunya. Demikian seterusnya berulang-ulang

sampai diperoleh hasil campuran yang baik (ditengah-tengah kurva gregat


campuran)
Contoh;
Lihat Hak III-20

Anda mungkin juga menyukai