Ekologi Perairan
Ekologi Perairan
I. PENDAHULUAN
Pola temparatur ekosistem air dipengaruhi oleh berbagai faktor seperti intensitas
cahaya matahari, pertukaran panas antara air dengan udara sekelilingnya,
ketinggihan geografis dan juga oleh faktor kanopi (penutupan oleh vegetasi) dari
pepohonan yang tumbuh di tepi. Di samping itu pola temperatur perairan dapat
di pengaruhi oleh faktor-faktor anthropogen (faktor yang di akibatkan oleh
aktivitas manusia) seperti limbah panas yang berasal dari air pendingin pabrik,
penggundulan DAS yang menyebabkan hilangnya perlindungan, sehingga badan
air terkena cahaya matahari secara langsung (Barus, 2003).
Kecerahan suatu perairan menentukan sejauh mana cahaya matahari dapat
menembus suatu perairan dan sampai kedalaman berapa proses fotosintesis
dapat berlangsung sempurna. Kecerahan yang mendukung adalah apabila
pinggan secchi disk mencapai 20-40 cm dari permukaan. (Chakroff dalam
Syukur, 2002).
Adapun metode yang digunakan dalam praktikum ini adalah metode survey,
yakni penelitian langsung ke lokasi dengan menggunakan analisis secara in situ
dan ek situ,
PARAMETER FISIKA
A. Suhu
Pertama sekali siapakan alat pengukur suhu terlebih dahulu, yakni thermometer.
Kemudian tentukan lokasi air yang akan diukur suhunya. Setelah lokasi
pengukuran didapatkan, ikat bagian pangkal thermometer (bukan ujung air
raksa) lalu masukkan thermometer ke air dengan cara mencelupkan
thermometer kedalam perairan kemudian gantung thermometer tersebut pada
permukaan perairan beberapa menit. Setelah thermometer menunjukkan angka
yang konstan, baca angka yang ditunjukkan thermometer lalu catat hasilnya.
B. Kecerahan
Siapkan alat-alat yang akan digunakan, seperti secchi disk dan meteran. Lalu
tentukan lokasi pengukuran kecerahan. Setelah lokasi didapatkan, turunkan
secchi disk secara perlahan hingga batas tidak tampak, yakni warna hitam pada
secchi disk tidak lagi terlihat. Kemudian ukur panjangnya dengan meteran atau
penggaris panjang. Setelah itu, secara perlahan tarik secchi disk keatas hingga
warna hitam pada secchi disk tersebut kembali terlihat lalu ukur juga berapa
panjangnya, ini adalah batas tampak. Setelah nilai batas tidak tampak dan batas
tampak telah didapat, maka jumlahkan kedua nilai tersebut lalu dibagi dua. Ini
merupakan nilai kecerahan.
Untuk lebih jelasnya rumus menghitung kecerahan adalah sebagai berikut,
Kecerahan air (cm) = Jarak tidak tampak (cm) + Jarak tampak (cm)
2
C. Kekeruhan
Sediakan alat yang digunakan, yakni botol air mineral. Kemudian isi botol
dengan air sampel secukupnya lalu bawa air tersebut ke laboratorium untuk
diukur kekeruhannya. Lalu air sampel tersebut dipindahkan kedalam gelas piala
dan bandingkan dengan standar air yang menjadi patokan (standar). Masukkan
air yang menjadi patokan (standar) kedalam turbidimeter sehingga jarum
turbidimeter menunjukkan angka standarnya. Setelah itu, keluarkan gelas piala
yang berisi air standar tadi lalu masukkan air sampel kedalam gelas piala lainnya
dan kocok. Setelah itu masukkan air sampel tersebut kedalam turbidimeter dan
atur sehingga turbidimeter menunjukkan angka konstan. Catat hasil yang
ditunjukkan oleh jarum turbidimeter.
D. Kedalaman
Siapakan alat yang akan digunakan, yakni meteran. Tentukan lokasi perairan
yang akan diukur kedalamannya. Setelah lokasi didapatkan, masukkan meteran
(dalam praktik saat ini menggunakan penggaris panjang) kedalam perairan
hingga mengenai dasar perairan. Catat kedalaman yang diperoleh.
PARAMETER KIMIA
A. Pengukuran pH
Sediakan alat yang akan digunakan, yakni kertas pH dan pH meter. Celupkan
kertas pH kedalam perairan, setelah kertas pH basah angkat keras pH tersebut
lalu tunggu beberapa saat. Lihat perubahan warna yang terjadi pada kertas pH
dan bandingkan warna tersebut dengan papan standar nilai pH lalu catat
hasilnya.
OT
: O2 terlarut ( mg O2/L )
C. Karbondioksida Bebas
Siapakan bahan dan alat yang akan digunakan seperti PP, NA2CO3, tabung
erlenmeyer, dan pipet tetes atau jarum suntik. Ambil sampel air yang akan diuji
namun usahakan agar air sampel terhindar kontak dengan udara. Dengan
menggunakan pipet tetes masukkan air sampel kedalam tabung erlenmeyer
secara perlahan agar pengaruh aerasi tidak begitu besar. Kemudian tambahkan
PP sebanyak 3-4 tetes. Jika larutan berwarna pink berarti tidak ada CO2 dan
segera titrasi dengan Na2CO3 0,0454 N sampai warna pink stabil. Lalu catat
hasilnya dengan menggunakan rumus Alaert dan Santika
CO2 = A x N x 22 x 1000
V
Keterangan :
A
: Volume sampel
C
32
Insitu
2
Kecerahan
cm
70,5
Insitu
3
Kekeruhan
NTU
5
Exsitu
4
Kedalaman
cm
165
Insitu
5
pH
6
Insitu
6
O2 terlarut
mg/L
8,33
Insitu
7
CO2 bebas
mg/L
9.988
Insitu
4.2 Pembahasan
Pengukuran suhu permukan perairan diwaduk FAPERIKA UR dilakukan dengan
menggunakan thermometer dengan cara mencelupkan thermometer kedalam
perairan. Setelah thermometer menunjukkan angka yang konstan, maka baca
hasilnya. Dalam praktikum ini menghasilkan suhu permukaan air di waduk
adalah 320C dan suhu udara sebesar 280C.
Dalam pengukuran kecerahan dilakukan dengan menggunakan secchi disk
dengan cara menurunkan secchi disk secara perlahan hingga batas tidak
tampak, yakni warna hitam pada secchi disk tidak lagi terlihat. Kemudian ukur
panjangnya dengan meteran atau penggaris panjang, dalam praktik ini batas
tidak tampak yang dihasilkan adalah 88 cm . Setelah itu, secara perlahan tarik
secchi disk keatas hingga warna hitam pada secchi disk tersebut kembali
terlihat lalu ukur juga berapa panjangnya, ini adalah batas tampak. Dalam
praktikum ini menghasilkan batas tampak sebesar 53 cm. Setelah nilai batas
tampak dan nilai batas tidak tamapak telah diperoleh, maka hasil tersebut
diamasukkan kedalam rumus untuk menghitung kecerahannya, yakni sebagi
berikut
Kecerahan air (cm) = Jarak tidak tampak (cm) + Jarak tampak (cm)
2
Kecerahan air (cm) = 88 + 53
2
= 70,5 cm
Ini artinya kecerahan di perairan waduk FAPERIKA sesuai dengan baku mutu.
Pada pengukuran kekeruhan menggunakan turbidimeter. Air sampel dia ambil
dari waduk kemudian dibawa ke laboratorium untuk diukur kekeruhannya. Pada
praktikum ini mengahasilkan kekeruhan air sebesar 5 NTU. Ini artinya kekeruhan
air di waduk FAPERIKA masih sesuai dengan baku mutu.
Pada pengukuran kedalam biasanya dilakukan dengan menggunakan meteran
yang diberi pemberat lalu dimasukkan kedalama air, namun praktikum kali ini
= 1 x 0,0454 x 22 x 1000
100
= 9,988 mg/L
Ini artinya CO2 bebas diwaduk FAPERIKA sesuai dengan baku mutu.
Daftar Pustaka