Anda di halaman 1dari 43

Bab III

PENDEKATAN & METODELO

LAPORAN
PENDAHULUAN

III

PENDEKATAN &
METODOLOGI

Merupakan penjabaran kondisi fisik wilayah Kabupaten Mahakam Ulu beserta


potensi yang dimiliki

3.1 PENDEKATAN YANG DIGUNAKAN DALAM PELAKSANAAN


PEKERJAAN
Beberapa

hal

pokok

yang

harus

diperhatikan

dalam

penyusunan Rencana Tata Ruang Kampung Kabupaten Mahakam


Ulu adalah sebagai berikut:
1. Pemanfaatan ruang harus ditujukan bagi semua kepentingan
masyarakat dan pemerintah, dilakukan secara terpadu dan
menyeluruh, berdaya guna dalam arti mewujudkan kualitas
ruang sesuai dengan potensi yang dimiliki dan fungsi yang
dimilikinya serta serasi, selaras, seimbang dan berkelanjutan.
2. Penyusunan harus memperhatikan aspirasi warga kota agar
penetapan pemanfaatan dan pengendalian pemanfaatan
rencana dapat berjalan lancar karena sejak awal telah
didukung oleh masyarakat.
3. Penataan ruang dilakukan terhadap kawasan lindung dan
kawasan

budidaya

yang

diharapkan

dapat

mencapai

optimalisasi ruang dan meningkatkan fungsi-fungsi kawasan


secara

terpadu

dan

menghindari

terjadinya

benturan

kepentingan yang dapat menghalangi jalannya pembangunan


4. Penyususnan
komprehensif

dilakukan
mengenai

dengan

kajian

pengaturan

dan

tata

penyusunan
ruang

PENYUSUNAN RENCANA TATA RUANG KAMPUNG DI KABUPATEN MAHAKAM ULU


III-2

untuk

LAPORAN
PENDAHULUAN

mendapatkan rumusan pemanfaatan ruang yang optimal.


Untuk memberikan hasil yang terbaik pada pekerjaan ini
dilakukan

(enam)

pendekatan

yaitu;

1)

Gabungan

Pendekatan Incremental Strategis dan Pendekatan Strategis


Proaktif,

2)

Pendekatan

Menyeluruh

dan

Terpadu,

3)

Pendekatan Analisis Ambang Batas, 4) Kesesuaian Ekologis


dan Sumber Daya Alam, 5) Pendekatan Partisipatif dan
Fasilitatif, 6) Pendekatan Teknis-Akademisi.
3.1.1 Pendekatan Incremental Strategis dan Pendekatan

Strategis Proaktif
Dalam perumusan konsepsi dan penyusunan rencana tindak
penanganan

lingkungan

Incremental

Strategis

menghasilkan

suatu

permukiman,

perlu

maka

dikedepankan

konsepsi

penataan

Pendekatan
untuk

yang

dapat

sifatnya

cenderung utopis, namun hal ini memang disesuaikan


dengan

kebutuhan

perumusan

visi-misi

dan

tujuan

pengembangan kawasan yang memiliki kecenderungan untuk


mencapai suatu kondisi yang paling ideal, setidaknya sebagai

sebuah target jangka panjang yang perlu diwujudkan.


Dalam penyusunan
rencana
pembangunan, program
pentahapan

dan

aspek

pendukung

lainnya,

perlu

dikedepankan Pendekatan Strategis Proaktif untuk dapat


menghasilkan suatu produk dokumen rencana yang realistis
dan

dapat

diimplementasikan

sesuai

tahapan

pelaksanaannya.
3.1.2 Pendekatan Menyeluruh dan Terpadu
Pendekatan menyeluruh terpadu merupakan pendekatan
perencanaan yang menyeluruh dan terpadu serta didasarkan pada
potensi

dan

perencanaan

permasalahan
maupun

dalam

yang

ada,

konstelasi

baik

dalam

regional.

wilayah

Pendekatan

menyeluruh memberi arti bahwa peninjauan permasalahan bukan

PENYUSUNAN RENCANA TATA RUANG KAMPUNG DI KABUPATEN MAHAKAM ULU


III-3

LAPORAN
PENDAHULUAN

hanya didasarkan pada kepentingan wilayah/kawasan dalam arti


sempit, tetapi ditinjau dan dikaji pula kepentingan yang lebih luas,
baik antar wilayah dengan daerah hinterlandnya yang terdekat
maupun yang lebih jauh lagi. Secara terpadu mengartikan bahwa
dalam menyelesaikan permasalahan tidak hanya dipecahkan sektor
per sektor saja tetapi didasarkan kepada kerangka perencanaan
terpadu antar tiap-tiap sektor dimana dalam perwujudannya dapat
berbentuk koordinasi dan sinkronisasi antar sektor.
3.1.3 Pendekatan Analisis Ambang Batas
Pendekatan analisis ambang batas merupakan pendekatan
untuk

menentukan

kebijaksanaan

rencana

tata

ruang

yang

didasarkan ambang batas daya dukung lingkungan. Pendekatan ini


bertujuan untuk menghasilkan kebijaksanaan pembangunan yang
berwawasan lingkungan. Penekanan terhadap pertimbangan aspek
lingkungan dilakukan karena lingkungan merupakan aspek yang
sangat berkepentingan dalam upaya pembangunan berkelanjutan.
3.1.4 Pendekatan Kesesuaian Ekologi dan Sumber Daya
Alam
Pendekatan kesesuaian ekologi dan sumber daya alam, pada
pendekatan ini akan diperhatikan kesesuaian /kelayakan kawasan
itu sendiri. Untuk itu yang perlu dipertimbangkan adalah:

Keserasian penggunaan energi. Upaya identifikasi fungsi


kawasan/wilayah

dengan

potensi

alam

yang

dapat

menghasilkan energi yang baik berupa angin, dan aliran


air.

Kesesuaian untuk preservasi/konservasi. Identifikasi yang


disesuaikan dengan konsep dasar perencanaan wilayah
dan kondisi wilayah yang memiliki potensi untuk di

PENYUSUNAN RENCANA TATA RUANG KAMPUNG DI KABUPATEN MAHAKAM ULU


III-4

LAPORAN
PENDAHULUAN

preservasi baik yang buatan manusia maupun alam.


Buatan dapat berupa kawasan bersejarah, monumen,
atau peninggalan kuno. Kawasan preservasi alam dapat di
preservasi karena perlu dilindungi seperti daerah yang
dianggap berbahaya seperti danau atau daerah yang
dianggap berbahaya seperti daerah mudah longsor,
patahan geologi, dan sebagainya.

Kesesuaian untuk rekreasi. Pemanfaatan lahan kawasan


yang sesuai untuk dikembangkan sebagai area rekreasi
yang mendukung pelayananan fasiltas

umum untuk

penghuni sekitar maupun sebagai daya tarik wilayah


seperti danau/telaga, daerah sepanjang sungai, hutan,
taman kota dan bukit

Kesesuaian

untuk

permukiman.

Perencanaan

wilayah

sebagai daerah permukiman, dengan mempertimbangkan


beberapa aspek perencanaan, kondisi kontur tanah, dan
potensi alam dan buatan.
3.1.5 Pendekatan Partisipatif dan Fasilitatif
Proses penyusunan dilakukan dengan melibatkan seluruh
pemangku

kepentingan

yang

terkait

dengan

pembangunan

permukiman dan infrastruktur kawasan. Pendekatan Fasilitatif


dilakukan dalam bentuk memberikan pendampingan dalam proses
penyusunan Rencana Tata Ruang Kampung Kabupaten Mahakam
Ulu.

Hal

ini

selain

ditujukan

untuk

mendapatkan

proses

pembelajaran bersama di tingkat pemangku kepentingan daerah,


juga untuk mendapatkan hasil yang disepakati bersama.
3.1.6 Pendekatan Teknis-Akedemisi
Proses

penyusunan ini dilakukan dengan menggunakan

metodologi yang dapat dipertanggungjawabkan secara akademis,

PENYUSUNAN RENCANA TATA RUANG KAMPUNG DI KABUPATEN MAHAKAM ULU


III-5

LAPORAN
PENDAHULUAN

baik untuk teknik identifikasi, analisa, penyusunan strategi maupun


proses pelaksanaan pengambilan kesepakatan. Konsultan harus
berperan

sebagai

pendamping

bagi

pemangku

kepentingan

Kabupaten/ Kota dalam proses penyusunan Rencana Tata Rang


Kampung Kabupaten/ Kota bersangkutan. Pada setiap tahapan
kegiatan

pihak

konsultan

harus

dapat

menyiapkan

bahan,

memfasilitasi dan mendukung pelaksanaannya.


1. FGD, merupakan kegiatan pertemuan dengan pemangku
kepentingan

untuk

menjaring

masukan

tertentu

dan

dilaksanakan sebanyak minimal 4 (empat) kali sesuai dengan


tahapan pelaksanaan dan target capaian, akan melibatkan
minimal 20 orang pemangku kepentingan.
2. Konsultasi Publik, merupakan kegiatan yang dilaksanakan
untuk menjaring masukan dan penyepakatan dengan seluruh
pemangku

kepentingan

konsultasi

publik

pembangunan

dilakukan

di

daerah.

tempat

Kegiatan

dilakukannya

penyusunan Rencana Tata Ruang Kampung, dan melibatkan


minimal 40 orang.
3. Diseminasi, merupakan kegiatan yang dilaksanakan pada
akhir kegiatan dan ditujukan untuk menginformasikan seluruh
hasil kegiatan khususnya Rencana Tata Ruang Kampung dan
arahan Program yang telah disepakati, kepada dinas/instansi
terkait dan pemangku kepentingan lainnya, yang akan
terlibat dalam Rencana Tata Ruang Kampung tersebut,
minimal melibatkan 40 orang
4. Diskusi Pembahasan, merupakan kegiatan pembahasan
laporan pelaksanaan kegiatan pada setiap tahapnya. Diskusi
Pembahasan dilakukan bersama tim teknis dari pemberi kerja
(Satker). Diskusi pembahasan dilakukan untuk pembahasan
laporan

pendahuluan,

laporan

antara,

laporan

PENYUSUNAN RENCANA TATA RUANG KAMPUNG DI KABUPATEN MAHAKAM ULU


III-6

akhir

LAPORAN
PENDAHULUAN

sementara dan laporan akhir kepada tim teknis dari pemberi


pekerjaan.

3.2 METODOLOGI PELAKSANAAN PEKERJAAN


Secara

umum

metode

pelaksanaan

pekerjaan

yang

digunakan dalam penyusunan Rencana Tata Ruang Kampung


Kabupaten Mahakam Ulu ini melalui beberapa kegiatan yaitu; 1)
Kegiatan Persiapan, 2) Kegiatan Pengumpulan dan Kompilasi Data,
3) Kegiatan Pelaporan.
3.2.1 Kegiatan Persiapan
Kegiatan Persiapan terdiri dari tahapan sebagai berikut:
1. Mobilisasi Personil
Tahap

mobilisasi

personil

diperlukan

pada

tahap

awal

kegiatan untuk pengaturan internal dalam pembagian tugas


dan penetapan jadwal penugasan
2. Penyusunan Mekanisme Kegiatan
Tahap Penyusunan Mekanisme Kegiatan dilakukan sebagai
penentuan pola koordinasi internal konsultan maupun dengan
pihak Pengguna Jasa agar didapatkan kesesuaian waktu
dalam asistensi/presentasi sesuai progress pekerjaan dan
rencana penjadwalan pekerjaan.
3.2.2 Kegiatan Pengumpulan dan Kompilasi Data
Pokok-pokok pekerjaan yang dilakukan, beserta produk yang
dihasilkan pada tahap ini adalah sebagai berikut:
1. Persiapan awal
Berupa studi literatur, hasilnya akan digunakan sebagai
bahan untuk merumuskan dasar-dasar penyusunan rencana.
2. Persiapan teknik survey, yang berupa:

PENYUSUNAN RENCANA TATA RUANG KAMPUNG DI KABUPATEN MAHAKAM ULU


III-7

LAPORAN
PENDAHULUAN

Persiapan administrasi dan pengurusan surat ijin survei.

Penyiapan program survey lapangan.

Penyiapan daftar data.

Perangkat dokumentasi seperti kamera digital, video


camera, dan perekam suara (voice recorder);

Perangkat kerja lainnya seperti alat tulis, komputer


laptop, alat komunikasi, dll- jika diperlukan)

Kuesioner dan checklist data berdasarkan jenis data,


sumber data dan cara survey yang akan dilakukan.

Melakukan

pendataan

permukiman,

dan

pengembangan

dan

analisa

permukiman

identifikasi

sebaran

permasalahan
dan

dan

infrastruktur

pendukungnya.
3. Tahap Kegiatan Survei
Dalam melakukan analisis diperlukan data-data penunjang
yang diperoleh melalui kegiatan pengumpulan data. Terdapat
beberapa metode dalam pengumpulan data yang biasa
disebut sebagai metode survei yang terdiri dari :
a. Survei Primer
Observasi Lapang
Pengumpulan data melalui survey lapang yaitu melihat
secara langsung lokasi studi mengenai:

Kondisi fisik kawasan di wilayah studi yang terdiri dari


tinjauan

langsung

mengenai

permukiman

infrastrukturnya di Kota Masohi

PENYUSUNAN RENCANA TATA RUANG KAMPUNG DI KABUPATEN MAHAKAM ULU


III-8

dan

LAPORAN
PENDAHULUAN

Kondisi sosial kependudukan dengan melihat langsung di


lapangan kondisi masyarakat, misalnya dilihat dari pola
kehidupan dan budaya setempat.

Wawancara
Wawancara

dilakukan

masyarakat

mengenai

mengetahui

fasilitas

menunjang

kegiatan

mengetahui

kondisi

tingkat

untuk

aspirasi

pembangunan,

apa

yang

seperti

dibutuhkan

pertanian,

sosial

penghasilan.

mengetahui

dari

Wawancara

untuk

ataupun

untuk

masyarakat

seperti

juga

bisa

untuk

mengetahui masalah dan kendala yang terjadi dalam


usaha

pengembangan

maupun

produksi

pertanian.

Selain kepada masyarakat, survei juga dilakukan dengan


aparatur

pemerintahan

yang

bertujuan

untuk

mengetahui program-program pembangunan yang telah


dan akan diterapkan pada wilayah studi.
FGD (Focus Group Discussion)
FGD merupakan bentuk penelitian kualitatif di mana
sekelompok orang yang bertanya tentang sikap mereka
terhadap produk, layanan, konsep, iklan, ide, atau
kemasan. FGD secara sederhana dapat didefinisikan
sebagai suatu diskusi yang dilakukan secara sistematis
dan terarah atas suatu isu atau masalah tertentu.
Dengan menggunakan FGD kida dapat mengetahui
alasan, motivasi, argumentasi atau dasar dari pendapat
seseorang.

Melakukan

FGD

dengan

pemangku

kepentingan terkait untuk penjaringan aspirasi dan


penyepakatan.
Foto Mapping

PENYUSUNAN RENCANA TATA RUANG KAMPUNG DI KABUPATEN MAHAKAM ULU


III-9

LAPORAN
PENDAHULUAN

Berguna sebagai dokumen, dan untuk mempermudah


serta memperjelas tentang kondisi fisik kawasan studi
eksisting, dalam hal ini yang dijadikan arsip khususnya
potensi dan masalah yang terdapat di kawasan studi.
Untuk lebih detail, foto yang diambil sebagai dokumen
antara lain kondisi fasilitas, kondisi utilitas, kondisi jalan,
dan kondisi pertanian.

Peta
Menyiapkan peta dasar dengan kedalaman informasi
skala 1 : 1.000 yang akan digunakan sebagai peta dasar
untuk melakukan identifikasi kebijakan dan strategi,
malakukan

analisa

Pembangunan

serta

Kawasan

menuangkan

Permukiman

Rencana

Prioritas

Kota

Masohi Kabupaten Maluku Tengah. Peta yang digunakan


dalam Penyusunan Rencana Pembangunan Kawasan
Permukiman Prioritas Kota Masohi Kabupaten Maluku
Tengah

adalah

Peta

wilayah

daerah

kota

yang

menggunakan peta wilayah dengan skala 1:1.000, unsurunsur yang harus terdapat dalam peta minimal meliputi:

garis pantai;

hidrografi, berupa laut beserta unsur-unsur di


perairan pantainya, sungai, terusan, saluran air,
danau, waduk atau bendungan

permukiman (persil);

jaringan transportasi, berupa jalan tol, jalan arteri,


jalan kolektor, jalan lokal, jalan lain, jalan setapak,
jalan kereta api, bandar udara dan pelabuhan;

PENYUSUNAN RENCANA TATA RUANG KAMPUNG DI KABUPATEN MAHAKAM ULU


III-10

LAPORAN
PENDAHULUAN

batas administrasi, berupa batas negara, batas


propinsi,

batas

kabupaten,

batas

kota,

batas

kecamatan, batas kelurahan;

garis kontur

titik tinggi; dan

nama-nama unsur geografis.

b. Survey sekunder
Survey Instansi
Dalam studi ini, dilakukan pengumpulan data, khususnya
pada instansi pemerintah yaitu: Dinas Bina Marga dan
Cipta Karya, dan Bappeda Kota Kota Masohi, data-data
yang dibutuhkan antara lain :

Dokumen perencanaan pembangunan, yang terdiri


dari RPJPD, RPJMD, RPIJMD, Renstra SKPD, dan APBD

Dokumen penataan ruang, yang terdiri dari RTRW


Provinsi, RTRW Kota, RDTR, dan RP4D Kota

Dokumen

Strategi

Pengembangan

Pengembangan

Permukiman

Dan

Kota

Dan

Infrastruktur

Perkotaan (SPPIP) Kabupaten Maluku Tengah

Studi pengembangan kota

Studi Literatur
Studi

literatur/kepustakaan

dilakukan

dengan

menganalisis isi dari literatur yang bersangkutan dengan


tema

penyusunan

infrastruktur.

pengembangan

Dimana

studi

ini

permukiman
dilakukan

dan
untuk

menghimpun pengetahuan dan informasi dari berbagai


buku, hasil penelitian, artikel-artikel baik di internet dan

PENYUSUNAN RENCANA TATA RUANG KAMPUNG DI KABUPATEN MAHAKAM ULU


III-11

LAPORAN
PENDAHULUAN

media

massa

maupun

thesis

ataupun

studi

yang

berhubungan dengan tema.


c. Metode Analisis
Metode analisis yang digunakan untuk menyusun Rencana
Pembangunan

Kawasan

Permukiman

Prioritas

Kota

Masohi

Kabupaten Maluku Tengah, yaitu dengan menggunakan beberapa


metode analisis yang terkelommpokkan atas metode analisis
deskriptif,

metode

analisis

evaluative

dan

metode

analisis

preskriptif.

1. Analisis Isi (content Analysis)


Analisis Isi (content Analysis), yaitu suatu metode untuk
mengkaji substansi dan konsistensi dari suatu kebijakan, program,
dan/atau perangkat hukum tertentu yang berkaitan dengan suatu
permasalahan tertentu. Dalam hal ini, analisis isi difokuskan untuk
menganalisis berbagai kebijakan dan strategi pembangunan yang
tertuang

dalam

berbagai

dokumen

pembangunan

kota

dan

peraturan perundangan yang berlaku. Melakukan kajian/kaji ulang


(review) terhadap kebijakan, strategi, dan program pembangunan
daerah. Apabila telah tersedia Strategi Pengembangan Kota (SPK)
atau dokumen sejenis lainnya, maka kajian dilakukan terhadap
dokumen SPK tersebut, sedangkan apabila belum tersedia SPK
ataupun

Strategi

Pengembangan

Kota

Dan

Pengembangan

Permukiman Dan Infrastruktur Perkotaan (SPPIP) Kabupaten Maluku


Tengah,

maka

kajian

dilakukan

terhadap

semua

dokumen

kebijakan, strategi, dan program yang telah dimiliki dan dijadikan


acuan dalam pelaksanaan pembangunan oleh pemerintah daerah
(RPJP, RPJM, Renstra Dinas, RTRW, dan sebagainya)
Analisis isi mempunyai tujuan, antara lain :

PENYUSUNAN RENCANA TATA RUANG KAMPUNG DI KABUPATEN MAHAKAM ULU


III-12

LAPORAN
PENDAHULUAN

Terinventarisasinya
penyusunan

kebijakan

Rencana

dan

strategi

Pembangunan

terkait
Kawasan

Permukiman Prioritas Kota Masohi Kabupaten Maluku


Tengah

Tereviewnya kebijakan dan strategi terkait penyusunan


Rencana Pembangunan Kawasan Permukiman Prioritas
Kota Masohi Kabupaten Maluku Tengah

Terpetakannya kebijakan dan strategi terkait Rencana


Pembangunan

Kawasan

Permukiman

Prioritas

Kota

Masohi Kabupaten Maluku Tengah


2. Analisis Daya Dukung Lingkungan
Analisis ini dimaksudkan untuk memahami kondisi dan daya
dukung lingkungan alami. Disamping itu juga untuk memahami
tingkat

perkembangan

meliputi

sumberdaya

sumberdaya

alam

pemanfaatan
lahan/tanah,

lainnya,

serta

sumberdaya
air,

udara,

potensinya

setempat
hutan

yang

dan
dapat

dikembangkan lebih lanjut dalam menunjang pengembangan Kota


Baru di Kelurahan Bontang Lestari.
a) Analisis Sumberdaya Lahan
Analisis

sumberdaya

lahan/tanah

dimaksudkan

untuk

melakukan kajian-kajian terhadap:

Ketersediaan lahan bagi pengembangan kegiatan


kawasan. Kesesuaian lahan dianggap dasar bagi
pengembangan kawasan. Lahan yang sesuai untuk
pengembangan

kegiatan

direkomendasikan

sebagai

untuk

menampung

kawasan
lahan-lahan

pengembangan

akan
potensial
kegiatan

kawasan baru. Sedangkan lahan yang tidak sesuai

PENYUSUNAN RENCANA TATA RUANG KAMPUNG DI KABUPATEN MAHAKAM ULU


III-13

LAPORAN
PENDAHULUAN

dapat direkomendasikan sebagai lahan konservasi


dan perlindungan lingkungan hidup.

Kesesuaian

dan

bentuk-bentuk

pengembangan

lahan

produksi

permukiman

dan

penguasaan/

untuk

penggunaan,

penyediaan

dan

kegiatan-kegiatan
(izin

lokasi,

izin

izin

pelaksanaan

pembangunan) serta pelaksanaan pembangunan.

Tingkat produk/produktifitas tanah, sebaran status


penguasaan lahan (hak milik, hak guna usaha dan
hak guna bangunan, hak sewa, hak gadai), luas
penguasaan/

pemilikan,

nilai/harga

lahan,

dan

lainnya.

Bentuk-bentuk
antara

lain:

perubahan
peningkatan

perubahan

kegiatan,

konversi

lahan

fungsi

kawasan/lahan

intensitas

kegiatan,

perluasan/invasi

kegiatan,

dan

sebagainya,

serta

kecenderungan-kecenderungan perubahan tersebut.

Sebaran

penggunaan

lahan

serta

intensitas

kegiatannya yang ada antara lain untuk kegiatankegiatan permukiman, perkantoran, hutan lindung,
dan sebagainya.
b) Analisis Sumberdaya Air
Analisis ini dimaksudkan untuk melakukan pemahaman
terhadap: Sebaran sumber-sumber air (laut, danau, waduk,
sungai, mata air dan sebagainya) dan ketersediaannya
serta perkiraan kapasitas produksi/potensi air baku yang
dimungkinkan dapat dikembangkan untuk mendukung
pengembangan

kawasan

serta

kemungkinan

pengembangan sumber sumber air baru.

PENYUSUNAN RENCANA TATA RUANG KAMPUNG DI KABUPATEN MAHAKAM ULU


III-14

LAPORAN
PENDAHULUAN

Kondisi yang ada (existing) dari pemanfaatan air


baku untuk memenuhi kegiatan yang ada saat ini
baik dalam hal jumlah, mutu maupun aspek ruang
dan waktu.

Kemungkinan-kemungkinan

distribusi/alokasi

pemanfaatan air baku dari lokasi-lokasi sumber ke


lokasi-lokasi kegiatan yang membutuhkannya. Serta
kendala

yang

dihadapi

dalam

pendayagunaan

potensi yang ada.

Identifikasi neraca air dimaksud untuk menghitung/


menentukan persediaan air terutama

mengenai

surplus dan defisit serta dapat menggambarkan


kawasan potensi banjir dan antisipasi terhadap
daerah-daerah tangkapan air (catchment area).
c) Analisis Sumberdaya Hutan
Analisis sumberdaya hutan dimaksudkan untuk melakukan
kajian-kajian terhadap :

Sebaran

dan

kondisi

penggunaan

hutan

serta

intensitas kegiatannya yang ada (existing) antara


lain dipergunakan untuk hutan lindung dan hutan
kota dan lain sebagainya.

Daya

dukung/kemampuan

menunjang

fungsinya

baik

kawasan
untuk

di

dalam

perlindungan

maupun kegiatan perkotaan.

Kesesuaian lahan bagi penggunaan tersebut di atas


dengan menggunakan kriteria pengelolaan kawasan
lindung (Keppres 32/1990) dan kawasan budidaya,
serta kriteria teknik sektoral yang berkaitan.

PENYUSUNAN RENCANA TATA RUANG KAMPUNG DI KABUPATEN MAHAKAM ULU


III-15

LAPORAN
PENDAHULUAN

3. Analisis Kependudukan dan Sosial Kemasyarakatan


a) Analisis Kependudukan
Analisis

ini

dilakukan

kependudukan

untuk

terutama

memahami

yang

aspek-aspek

mempunyai

pengaruh

timbal balik dengan pertumbuhan perkembangan sosial


ekonomi

diantaranya

pertumbuhan,

sebaran,

pergerakan

jumlah,

penduduk

struktur,

dan

kualitas

sumberdaya manusia.
Pembangunan dibidang sosial ekonomi berkaitan dengan
variabel-variabel

kependudukan

sehingga

diperlukan

metoda analisis kependudukan yang mampu meramalkan


perkembangan jumlah dan distribusi penduduk dikaitkan
dengan rencana pengembangan sarana prasarana sosial
ekonomi.
b) Analisis Sosial Kemasyarakatan
Dalam melaksanakan pembangunan, masyarakat tidak
hanya dilihat sebagai obyek/sasaran pembangunan tetapi
harus dipertimbangkan juga sebagai satu modal dasar
pembangunan atau sebagai aktor dalam pembangunan.
Dalam
potensi

proses
dalam

pembangunan,
keterlibatan

disamping
peran

merupakan

sertanya

dalam

pembangunan, di sisi lain terkadang juga merupakan


faktor penghambat dan kendala dalam pembangunan. Hal
ini dimungkinkan karena adanya perbedaan di dalam adat
istiadat, nilai dan norma dalam kehidupannya, disamping
karena faktor lingkungan dan geografi.
Berdasarkan hal di atas, maka dalam penyusunan Rencana
Tata Ruang Kampung Kabupaten Mahakam Ulu kajian

PENYUSUNAN RENCANA TATA RUANG KAMPUNG DI KABUPATEN MAHAKAM ULU


III-16

LAPORAN
PENDAHULUAN

aspek sosial kemasyarakatan mempunyai kedudukan yang


sangat penting dalam rangka pengembangan kawasan.
Analisis

sosial

memahami

kemasyarakatan

faktor-faktor

sosial

bertujuan

untuk

kemasyarakatan

yang

mempengaruhi perkembangan kawasan serta hubungan


sebab akibat diantara faktor-faktor tersebut.
Dari hasil analisis ini diharapkan ditemukenali struktur dan
kualitas

sumberdaya

masyarakat

manusia,

setempat,

karakteristik/ciri-ciri

kecenderungan

perkembangan,

kendala dalam pengembangan serta potensi-potensi yang


dapat dikembangkan.
Karakteristik/ciri-ciri masyarakat setempat tersebut antara
lain

mencakup

adat

istiadat,

budaya,

tingkat

partisipasi/peran serta dalam pembangunan, kepedulian


terhadap

lingkungan,

persepsi

pandangan

hidup,

pergeseran nilai/norma yang berlaku di dalam masyarakat


setempat,

tingkat

pelayanan

fasilitas

sosial

dan

sebagainya.
4. Analisis Ekonomi
Analisis

Ekonomi

ini

dimaksudkan

untuk

memahami

karakteristik perekonomian wilayah dan ciri-ciri ekonomi kawasan


antar lain: pertumbuhan dan kontribusi masing-masing sektor
ekonomi (produksi, jasa perdagangan dan sebagainya) terhadap
ekonomi kawasan, wilayah kota, kesempatan kerja, disparitas
pertumbuhan dan perkembangan ekonomi antar kawasan, serta
untuk

mengidentifikasi

sektor-sektor

strategis/unggulan

dianggap strategis.
5. Analisis Sumberdaya Buatan

PENYUSUNAN RENCANA TATA RUANG KAMPUNG DI KABUPATEN MAHAKAM ULU


III-17

yang

LAPORAN
PENDAHULUAN

Analisis

ini

dimaksudkan

untuk

melakukan

pengkajian-

pengkajian terhadap: Kondisi sarana prasarana kawasan yang ada


(existing)

yang

meliputi

antara

lain

sarana

transportasi,

air/pengairan dan perkotaan.


a) Kondisi tingkat pelayanan atau pemanfaatan sarana dan
prasarana

kawasan

seperti

tersebut

di

atas

dalam

mendukung kegiatan ekonomi dan peningkatan kualitas


atau daya dukung lingkungan dalam kawasan.
b) Potensi dan kemungkinan kendala yang dihadapi dalam
pengembangan dan perbaikan tingkat pelayanan sarana
antara

lain:

jalan

raya,

jembatan,

terminal,

saluran

drainase, pembangkit listrik, telepon dan lain sebagainya.


6. Analisis Struktur dan Pola Ruang
Analisis ini dimaksudkan untuk menilai struktur dan pola
ruang

yang

terbentuk

saat

ini

serta

kecenderungan

perkembangannya pada masa yang akan datang antara lain


mencakup :
a) Analisis Pola Ruang
Analisis pola ruang bertujuan untuk mengidentifikasi
bentuk-bentuk pemanfaatan ruang yang menggambarkan
ukuran,

fungsi

dan

karakteristik

kegiatan

alam

dan

manusia, serta mengantisipasi perubahan/ perkembangan


bentuk-bentuk pemanfaatan ruang tersebut. Beberapa
indikator yang dapat digunakan dalam analisis ini antara
lain; sebaran kegiatan perkotaan dan perlindungan serta
keterkaitannya
mempengaruhinya

dari

beberapa

seperti

potensi

faktor
sumberdaya

sumberdaya manusia dan sumberdaya buatan.


Analisis pola ruang meliputi :

PENYUSUNAN RENCANA TATA RUANG KAMPUNG DI KABUPATEN MAHAKAM ULU


III-18

yang
alam,

LAPORAN
PENDAHULUAN

i.

Analisis Kawasan Berfungsi Lindung


Analisis

ini

didasarkan

pada

azas

kelestarian,

dimaksudkan untuk mengidentifikasi pola sebaran


kawasan yang berfungsi lindung yang ada dan yang
seharusnya berfungsi lindung dengan menggunakan
kriteria dan pola pengelolaan kawasan lindung
(Keppres 32/1990). Lebih lanjut dicoba dikenali
kecenderungan-kecenderungan

perkembangan

kawasan lindung dimasa yang akan datang bila tidak


dilakukan upaya pengelolaan.
ii.

Analisis Kesesuaian Lahan Untuk Kegiatan Perkotaan


Analisis ini dimaksudkan untuk mengidentifikasikan
kondisi

lahan

dikembangkan

yang

dimungkinkan

untuk

kegiatan

perkotaan

seperti

pengembangan permukiman, pembangunan sarana


dan prasarana penunjang dan sebagainya dengan
menggunakan

kriteria

dan

pola

pengelolaan

kawasan serta mempertimbangkan kriteria teknik


sektoral.
Dalam

analisis

ini

juga

ditemukenali

beberapa

fenomena yang terjadi di lapangan antara lain,


kenaikan

atau

perubahan

penurunan

fungsi

intensitas

kawasan,

kegiatan,

perluasan

fungsi

kawasan atau invasi kegiatan tertentu ke kawasan


sekitarnya, okupasi kegiatan tertentu ke kawasan
lindung,

benturan

kepentingan

sektoral

dalam

pemanfaatan ruang dan sebagainya. Hal lain yang


perlu

ditemukenali

adalah

kecenderungan

pola

perkembangan kawasan dan pengaruhnya terhadap

PENYUSUNAN RENCANA TATA RUANG KAMPUNG DI KABUPATEN MAHAKAM ULU


III-19

LAPORAN
PENDAHULUAN

perkembangan

kegiatan

sosial

ekonomi

dan

kelestarian lingkungannya.
Teknik analisis yang digunakan dalam analisis ini
dapat dilakukan dengan menggunakan beberapa
metoda

diantaranya

adalah

superimpose

dan

buffering berbasiskan GIS, seperti diuraikan sebagai


berikut :

Superimpose/Pert
ampalan Peta

Model analisis ini dilakukan dengan menampalkan


dua

atau lebih peta yang ada dalam sistem

database

spasial.

mengetahui
banyak

Hal

Ini

karakteristik

variabel.

dimaksudkan

suatu

Sebagai

obyek

contoh

untuk
dengan

kita

ingin

membangun peta kesesuaian lahan berdasarkan


kondisi fisik dasarnya serta tingkat aksesibilitasnya,
maka kita dapat melakukan proses pertampalan dari
peta-peta tematik tersebut.

Buffering/Distance
Proses

buffering

atau

distance digunakan untuk


membangunan

jarak

radius dari suatu obyek.

PENYUSUNAN RENCANA TATA RUANG KAMPUNG DI KABUPATEN MAHAKAM ULU


III-20

LAPORAN
PENDAHULUAN

Proses ini berguna untuk


menentukan
wilayah

besar

pengaruh

dari

suatu kegiatan. Misalnya


untuk

menetapkan

kawasan

lindung

sepanjang

di
garis

sempadan

sungai,

kita

dapat melakukan dengan


menetapkan
tertentu

di

jarak
sepanjang

jalan (misalnya 100 m


dari pinggir sungai).
b) Analisis Struktur Tata Ruang
Analisis struktur tata ruang bertujuan untuk menemukenali
perwujudan ruang yang ada sekarang, kecenderungan
perkembangannya serta permasalahan pengembangan
kawasan yang memiliki dimensi ruang.
Untuk itu analisis diarahkan sedemikian rupa sehingga
hasilnya mampu memberikan gambaran yang menyeluruh
tentang keadaan pusat pelayanan (pusat permukiman)
yang ada serta jangkauan pelayanannya dan hubungan
atau interaksi antara pusat-pusat pertumbuhan/pelayanan
yang dimaksud. Dengan demikian analisis ini dilakukan
terhadap unsur-unsur atau komponen pembentuk ruang
meliputi

sistem

pusat-pusat

permukiman,

sistem

prasarana transportasi, sistem prasarana pengairan dan


sistem prasarana perkotaan lainnya.
i.

Analisis Sistem Pusat-Pusat Permukiman

PENYUSUNAN RENCANA TATA RUANG KAMPUNG DI KABUPATEN MAHAKAM ULU


III-21

LAPORAN
PENDAHULUAN

Memberikan

profil

pendahuluan

mengenai

pola

permukiman untuk dianalisis lebih lanjut. Hasil


analisis dapat pula memberikan pengertian besarnya
kelas-kelas permukiman (hirarki) dan perubahan dari
waktu ke waktu.
Analisis permukiman diarahkan pada fungsi-fungsi
sosial dan ekonomi yang dilakukan masyarakat yang
berlainan

dan

bagaimana

masyarakat

tersebut

secara bersama-sama membentuk suatu pola atau


sistem yang dapat mempengaruhi pembangunan
ekonomi dan sosial. Untuk menentukan karakteristik
fungsi sistem permukiman digunakan alat analisis
sebagai berikut:

Skala Guttman (Guttman Scale); digunakan untuk


menganalisis yang mendasari fungsi, fasilitas
pelayanan, infrastruktur, organisasi dan kegiatan
ekonomi yang menjadikan sentralisasi dalam
sistem spasial.

Analisis Threshold; digunakan untuk menganalisis


daya tampung penduduk yang dibutuhkan untuk
mendukung pelayanan, fasilitas dan infrastruktur
yang ada dalam satu kawasan.

Weighted

Centrality

Index;

digunakan

untuk

mengukur kompleksitas fungsional baik dalam


jumlah fungsi dalam suatu wilayah atau kawasan
maupun frekuensi terjadinya.

Skalogram, digunakan untuk menganalisis hirarki


permukiman ditinjau berdasarkan kelengkapan
fasilitas sosial ekonomi yang dimilikinya. Data

PENYUSUNAN RENCANA TATA RUANG KAMPUNG DI KABUPATEN MAHAKAM ULU


III-22

LAPORAN
PENDAHULUAN

tersebut disusun dalam bentuk matriks yang


selanjutnya

disusun

ranking

berdasarkan

pembobotannya.
ii.

Analisis Sistem Prasarana Transportasi


Analisis ini dimaksudkan untuk melakukan kajiankajian terhadap :

Pola

jaringan

transportasi

untuk

mencermati

sejauh mana keterkaitan fungsional dan ekonomi


antar kawasan baik di dalam kawasan maupun
antar kawasan di wilayah Kabupaten Mahakam
Ulu. Dalam hal ini kawasan dapat dilihat sebagai
pusat

kegiatan

distribusi
keberadaan

jasa

barang

transportasi
dan

jasa.

terminal/pelabuhan

dan

pusat

Sedangkan
(jika

ada)

dianggap sebagai pintu-pintu outlet/inlet.

Fungsi kondisi dan tingkat pelayanan prasarana


transportasi

yang

kecenderungan

ada

sekarang

perkembangannya

di

dan
masa

datang.
Dari hasil analisis ini diperlihatkan tingkat kinerja
sarana prasarana transportasi dan pengaruhnya
terhadap pertumbuhan dan pemerataan wilayah
serta kesatuan wilayah. Salah satu metoda atau
perangkat analisis sistem prasarana transportasi
adalah analisis aksesibilitas (daya hubung).
iii.

Analisis Sistem Prasarana Pengairan


Analisis

ini

dimaksudkan

untuk

pengkajian:

PENYUSUNAN RENCANA TATA RUANG KAMPUNG DI KABUPATEN MAHAKAM ULU


III-23

melakukan

LAPORAN
PENDAHULUAN

Pola jaringan pengairan untuk mencermati sejauh


mana

keterkaitan

fungsional

antara

sumber-

sumber air baku (sungai, waduk, mata air dan


sebagainya) dengan lokasi/kawasan.

Fungsi, kondisi dan tingkat pelayanan yang ada


saat ini, kapasitas produksi air baku yang ada.

Kondisi

sumber

air

dikaitkan

dengan

upaya

pelestarian lingkungan.

Standar kebutuhan air baku untuk masing-masing


kegiatan.

7. Identifikasi Potensi dan Permasalahan


a) Identifikasi kebijakan terkait
Identifikasi ini merupakan hasil analisis kebijakan terkait
berisikan

uraian

mengenai

tujuan

dan

sasaran

pembangunan sosial ekonomi (sektoral dan daerah).


Sasaran pembangunan disajikan dalam bentuk informasi
target pembangunan yang meliputi pertumbuhan dan
pergeseran struktur ekonomi. Selain itu perlu diperjelas
mengenai kedudukan Kabupaten Mahakam Ulu dalam
perspektif kebijakan pembangunan dan tata ruang wilayah
Propinsi Kalimantan Timur.
b) Perumusan arahan pembangunan kawasan.
i.

Arahan Pengembangan Fisik.


Berfungsi memberikan arahan pemanfaatan ruang
yang berwawasan (pelestarian) lingkungan:

Target lokasi pemanfaatan ruang.

PENYUSUNAN RENCANA TATA RUANG KAMPUNG DI KABUPATEN MAHAKAM ULU


III-24

LAPORAN
PENDAHULUAN

ii.

Target perbaikan lingkungan.

Penggunaan sumberdaya alam.

Arahan Pengembangan Sosial Demografi


Menentukan
demografi

arah
yang

pergeseran

ditargetkan

struktur

pada

akhir

sosial
tahun

perencanaan, meliputi:

Perkembangan
perbandingan

penduduk,
jumlah

distribusi,

penduduk

perdesaan

dengan perkotaan, struktur umur dan tingkat


pendidikan.

iii.

Tingkat pelayanan fasilitas dan utilitas sosial.

Tingkat kemudahan untuk mencapai fasilitas.

Arah Pengembangan Ekonomi.


Menentukan struktur dan pertumbuhan ekonomi
yang ditargetkan pada akhir tahun perencanaan,
meliputi:

Laju

pertumbuhan

PDRB

per

kawasan

dan

sektoral.

Pergeseran struktur ekonomi.

Tingkat partisipasi kerja penduduk.

c) Identifikasi Potensi Pengembangan


i.

Potensi sumberdaya alam berupa kesesuaian lahan


untuk mendukung kegiatan kawasan.

ii.

Potensi pengembangan sumberdaya manusia.

iii.

Potensi pengembangan sumberdaya buatan.

iv.

Potensi kedudukan ruang.

PENYUSUNAN RENCANA TATA RUANG KAMPUNG DI KABUPATEN MAHAKAM ULU


III-25

LAPORAN
PENDAHULUAN

d) Identifikasi Masalah Pengembangan


Dalam upaya identifikasi masalah pengembangan tata
ruang kawasan perlu ditemukenali aspek perekonomian,
kependudukan,

pemanfaatan

ruang,

perkembangan

sektoral dan masalah lingkungan.


i.

Lingkungan.
Identifikasi terhadap akses-akses dari pembangunan
terhadap lingkungan.

ii.

Kependudukan dan Sosial Kemasyarakatan

Identifikasi struktur dan penyebaran penduduk

Identifikasi

struktur

sosial

dan

ekonomi

penduduk.

Pergeseran norma dan adat istiadat penduduk

Kemiskinan,

pengangguran,

kebodohan

dan

kesehatan dasar.
iii.

Perekonomian

Identifikasi heterogenitas geografis

Identifikasi kesenjangan perkembangan ekonomi


antar sub wilayah

Identifikasi

pergeseran

fungsi

kawasan

berdasarkan adanya perkembangan ekonomi


iv.

Struktur dan pola pemanfaatan ruang kawasan.

Identifikasi masalah terhadap fungsi dan hirarki


pusat-pusat pertumbuhan dan keterkaitan antar
pusat permukiman.

PENYUSUNAN RENCANA TATA RUANG KAMPUNG DI KABUPATEN MAHAKAM ULU


III-26

LAPORAN
PENDAHULUAN

Identifikasi terhadap benturan kepentingan dalam


pemanfaatan ruang/konflik pemanfaatan ruang.

8. Analisis Akar Masalah


Teknik ini juga sering disebut sebagai analisa akar atau pohon
masalah karena melalui teknik ini, dapat melihat 'akar' dari suatu
masalah, dan kalau sudah dilaksanakan, hasil dari teknik ini
kadang-kadang mirip pohon dengan akar banyak. Analisa Akar
Masalah sering dipakai dengan masyarakat sebab sangat visual
dan dapat melibatkan banyak orang dengan waktu yang sama.
Teknik ini dapat dipakai dengan situasi yang berbeda, tapi lebih
penting dari itu, dapat dipakai dimana saja ada masalah tetapi
penyebab masalah tersebut kurang jelas. Boleh dipakai di kantor,
dan juga di lapangan - teknik ini adalah teknik yang cukup fleksibel.
a. Manfaat
Melalui teknik ini, orang yang terlibat dalam hal memecahkan
satu masalah dapat melihat penyebab yang sebenarnya,
yang mungkin belum bisa dilihat kalau masalah hanya dapat
dilihat secara pintas. Teknik Analisa Akar Masalah dapat
melibatkan orang setempat yang tahu secara mendalam
masalah yang ada.
b. Tahapan pembuatan dapat secara ringkas diuraikan seperti
urutan di bawah ini :

Mengidentifikasikan

masalah

utama

(yang

perlu

dipecahkan)

Mengidentifikasikan penyebab masalah tersebut (curah


pendapat)

Mengelompokkan sebab-sebab tersebut

PENYUSUNAN RENCANA TATA RUANG KAMPUNG DI KABUPATEN MAHAKAM ULU


III-27

LAPORAN
PENDAHULUAN

Mengidentifikasikan tingkatan penyebab (I, II dan III)

Menentukan tujuan dan harapan (keluaran)

Memprioritaskan penyebab yang paling mendesak

Memprioritaskan harapan yang paling efektif, mudah


dan realistis untuk dicapai

Menyusun rencana kegiatan - ingatlah '5W, dan 1H'

Penggunaan teknik akar masalah ini terhadap Penyusunan


Rencana Pembangunan Kawasan Permukiman Prioritas Kota Masohi
Kabupaten Maluku Tengah untuk mengetahui permasalahan dan
penyebabnya

terhadap

kondisi

pengembangan

Kota

Masohi

Kabupaten Maluku Tengah, serta permukiman dan infrastrukturnya.


9. Analisis Akar Tujuan
Analisis tujuan digunakan untuk menentukan tujuan-tujuan
yang ingin dicapai guna menyelesaikan permasalahan. Analisis
tujuan merupakan kebalikan dari analisis masalah, sehingga
permasalahan yang ada menjadi teratasi dengan adanya tujuan
dalam

analisis

tujuan.

Hasil

analisis

tujuan

nantinya

akan

digunakan untuk menentukan program-program pembangunan


yang sesuai guna mencapai tujuan tersebut. Dalam analisis tujuan
yang akan dicapai untuk tersusunnya dokumen Penyusunan
Rencana Pembangunan Kawasan Permukiman Prioritas Kota Masohi
Kabupaten Maluku Tengah adalah sebagai berikut :

Kebijakan dan strategi pengembangan kota

Strategi pengembangan permukiman dan infrastruktur


perkotaan

Rencana

teknis

pengembangan

permukiman

infrastruktur perkotaan

PENYUSUNAN RENCANA TATA RUANG KAMPUNG DI KABUPATEN MAHAKAM ULU


III-28

dan

LAPORAN
PENDAHULUAN

10.Analisis Aspirasi Masyarakat


Untuk mendapatkan aspirasi masyarakat dapat digunakan

FGD dan analisis IPA.


a. FGD (Focus Group Discussion)
Focus

group

discussion

yang

lebih

terkenal

dengan

singkatannya FGD merupakan salah satu metode riset kualitatif


yang paling terkenal selain teknik wawancara. FGD adalah diskusi
terfokus dari suatu group untuk membahas suatu masalah tertentu,
dalam suasana informal dan santai. Jumlah pesertanya bervariasi
antara

8-12

moderator.
Berbeda

orang,

dilaksanakan

dengan

riset

dengan

kuantitatif

panduan

yang

seorang

metodologinya

memiliki sifat pasti(exact), metode FGD yang bersifat kualitatif


memiliki sifat tidak pasti, berupa eksploratori atau pendalaman
terhadap suatu masalah dan tidak dapat digeneralisasi. Kualitas
hasil

FGD sangat bergantung

melaksanakannya.

Menjadi

dari kualitas

moderator

moderator

yang

susah-susah-gampang.

Biasanya bagi rekan-rekan yang pertama kali memandu FGD akan


merasa kebingungan dengan alur pembicaraan yang melompatlompat dan repot menangani sifat-sifat peserta FGD yang sangat
berbeda-beda. Secara garis besar tahapan FGD dibagi menjadi 2,
yaitu tahapan diskusi dan analisis FGD. Berikut adalah beberapa
cara yang digunakan pada forum FGD:

Tujuan FGD harus diketahui seluruh peserta

FGD menggunakan interview

Hasil FGD dihubungkan dengan metode lainnya

Penggunaan FGD akan semakin akurat jika digunakan


berdasarkan hasil survey

FGD dapat memanfaatkan hasil eksperimen

PENYUSUNAN RENCANA TATA RUANG KAMPUNG DI KABUPATEN MAHAKAM ULU


III-29

LAPORAN
PENDAHULUAN
b. IPA (Importance Performance Analysis)
IPA atau Importance Performance Analysis adalah suatu
metode analisis yang merupakan kombinasi antara atribut-atribut
tingkat kepentingan dan persepsi terhadap kualitas pelayanan ke
dalam bentuk dua dimensi. Keluaran dari analisis IPA dapat
sekaligus menjawab tentang kepuasan pelanggan dan skala
prioritas strategi selanjutnya Hasil analisis meliputi 4 saran berbeda
berdasarkan ukuran tingkat kepentingan (importance) dan kualitas
pelayanan (performance), yang dapat dipergunakan sebagai dasar
untuk menetapkan strategi selanjutnya (Gambar 3.1).

Gambar 3.1 Kuadran IPA


Penjelasan kuadran dalam IPA
-

Kuadran 1: Keep Up The good Work

PENYUSUNAN RENCANA TATA RUANG KAMPUNG DI KABUPATEN MAHAKAM ULU


III-30

LAPORAN
PENDAHULUAN

Atribut-atribut pada kinerja pelayanan suatu tempat


dipandang penting oleh pelanggan/pengguna sebagai
dasar keputusan dengan kinerja dan kualitas pelayanan
adalah sangat baik.
-

Kuadran 2: Possible Overkill


Atribut-atribut pada kinerja pelayanan suatu tempat
kurang

penting

bagi

pelanggan/pengguna,

tetapi

mempunyai kualitas pelayanan yang baik.


-

Kuadran 3: Low Priority


Beberapa atribut pada pelanggan/pengguna mengalami
penurunan,

karena

baik

tingkat

kepentingan

dan

kualitas pelayanan lebih rendah dari nilai rata-rata.


-

Kuadran 4: Concentrate Here


Atribut-atribut pada kinerja pelayanan suatu tempat
sangat penting dalam keputusan pelanggan/pengguna,
tetapi tidak memiliki kualitas pelayanan yang baik.

Adapun sepuluh atribut aspek kualitas layanan secara umum


diantaranya:
-

Tangible
Penampilan fisik peralatan, personalia dan materi
komunikasi (fasilitas, teknologi)

Reliability
Kemampuan

untuk

melaksanakan

layanan

yang

dijanjikan secara bertanggung jawab dan akurat


-

Responsiveness
Keinginan

untuk

membantu

pengguna

menyediakan layanan yang cepat (waktu)

PENYUSUNAN RENCANA TATA RUANG KAMPUNG DI KABUPATEN MAHAKAM ULU


III-31

dan

LAPORAN
PENDAHULUAN

Competency
Penguasaan

kemampuan

dan

pengetahuan

yang

diperlukan untuk melaksanakan pelayanan (SDM)


-

Courtesy
Sopan santun, respek dan bersahabat dari personalia
penghubung (SDM)

Credibility
Dapat dipercaya dan pemurah dari penyedia layanan

Security
Bebas dari bahaya resiko dan keraguan

Acces
Kemudahan dihubungi dan dedikasi

Communication
Menjaga pengguna selalu diinformasikan dalam bahasa
yang mudah dimengerti dan selalu mau mendengarkan
keluhan pengguna

Understanding the customer


Selalu

berusaha

untuk

mengerti

pengguna

dan

kebutuhannya.
Terdapat beberapa aspek dalam pemilihan tempat yang
disesuaikan dengan metode Importance Performance Analysis (IPA),
yaitu:

Comfort and image. Dalam aspek ini membahas mengenai


kenyamanan yang dipandang dari segi kualitas baik sarana,
prasarana serta kondisi lingkungan

PENYUSUNAN RENCANA TATA RUANG KAMPUNG DI KABUPATEN MAHAKAM ULU


III-32

LAPORAN
PENDAHULUAN

Use and activity. Dalam aspek ini membahas mengenai


kebebasan dalam penggunaan ruang-ruang publik sehingga
mendukung aktivitas-aktifitas yang ingin dilakukan. Ruang
publik yang ada tergantung dari kondisi lingkungan apa yang
ingin dibahas.

Sociability. Dalam aspek ini membahas tanggapan seseorang


mengenai lingkungan yang telah dilihat. Aspek ini memiliki
tanggapan yang berbeda-beda sesuai dengan masing-masing
responden.

Access and linkage. Dalam aspek ini membahas mengenai


aksesbilitas dalam mencapai ruang-ruang publik yang ada di
lokasi terpilih.

Tahapan dalam IPA


a. Pembobotan
Skala yang digunakan adalah skala likert yang pada
umumnya
pengukuran

digunakan
sikap,

dalam

keyakinan,

penelitian
nilai

dan

bersifat
pendapat

pengguna/konsumen terhadap suatu pelayanan jasa atau


objek :
-

Skala Likert

Digunakan untuk mengukur sikap, pendapat,


dan

persepsi

seseorang/sekelompok

orang

tentang kejadian/gejala sosial (Ridwan, 2003:12)

Tahap

penentuan

kriteria/jenjang

pendapat/persepsi
1. Menentukan banyaknya kelas
K = 1 + 3,32log n

PENYUSUNAN RENCANA TATA RUANG KAMPUNG DI KABUPATEN MAHAKAM ULU


III-33

respon

LAPORAN
PENDAHULUAN

2. Menentukan

kisaran

selisih

nilai

pengamatan tertinggi dan terendah


R
Xt

R = Xt Xr
= kisaran
=
nilai
pengamatan

Xr

diperoleh dari nilai rasio tertinggi


=
nilai
pengamatan
terendah,

tertinggi,

diperoleh dari nilai rasio terendah


3. Pembuatan selang dalam kelas
I = R/K
I
R
K

= selang dlm kelas


= kisaran
= banyaknya kelas

b. Tingkat Kesesuaian
Kepuasan pengguna digambarkan oleh tingkat kesesuaian
antara penilaian persepsi terhadap kualitas dan penilaian
tingkat

kepentingan

aspek-aspek

dalam

pelayanan.

Tki

Xi
x100%
Yi
Keterangan :
Tki = Tingkat kesesuaian
Xi = Skor penilaian persepsi
Yi = Skor penilaian kepentingan

c. Diagram Kartesius

PENYUSUNAN RENCANA TATA RUANG KAMPUNG DI KABUPATEN MAHAKAM ULU


III-34

kinerja

LAPORAN
PENDAHULUAN

Sumbu

diisi

skor

tingkat

kualitas

pelayanan/pelaksanaan, dan sumbu Y diisi oleh skor


tingkat kepentingan.

Y
A
Prioritas Utama

B
Lanjutkan Prestasi

C
Prioritas Rendah

Rekomendasi
D
Berlebihan

X
X
Gambar 3.2 Diagram Kartesius dalam IPA.

Diagram Kartesius (Gambar 3.2) merupakan suatu bangun


yang dibagi menjadi 4 bagian yang dibatasi oleh dua buah
garis yang berpotongan tegak lurus pada titik-titik (X,Y),
dimana X adalah rata-rata dari rata-rata skor tingkat
persepsi/kepuasan pengguna terhadap seluruh item yang
terdapat di dalam pelayanan, Y adalah rata-rata dari ratarata

skor

tingkat

kepentingan

seluruh

faktor

yang

mempengaruhi kepuasan pengguna jasa.

c. Analisis Proses Hirarki (AHP)


Menggunakan Metode AHP mempunyai kelebihan yaitu dapat
diperoleh informasi prioritas secara langsung (Sholikhah; 2004)
Metode AHP bersifat luwes dalam pengambilan keputusan. Metode

PENYUSUNAN RENCANA TATA RUANG KAMPUNG DI KABUPATEN MAHAKAM ULU


III-35

LAPORAN
PENDAHULUAN

ini menggabungkan faktor kuantitatif dan human sense (berupa


pengalaman, pengamatan, dan naluri). Uniknya, metode ini dapat
berfungsi

dengan

baik

tanpa

menggunakan

data

mentah.

Keberadaan suatu data lebih digunakan sebagai pertimbangan


tambahan.
Masukan dalam AHP berupa asumsi atau pertimbangan yang
diterjemahkan dalam bilangan-bilangan perbandingan. Bilanganbilangan tersebut diperoleh dari skala dasar, yakni Skala Preferensi
AHP.

Bila

bilangan

tersebut

disusun

pada

suatu

matriks

perbandingan yang bersifat resiprok (berkebalikan), maka matriks


inilah yang akan menjadi input untuk analisis selanjutnya. Bilanganbilangan atau entri-entri pada matriks perbandingan tersebut dapat
didefinisikan sebagai pembobot (w).
Saaty (1991), kekuatan AHP terletak pada struktur hirarki,
karena merupakan rancang dasar yang mempengaruhi hasil
analisis. Penyusunan hirarki dapat dilakukan berulang hingga
diperoleh hasil terbaik menurut pengambil keputusan.
AHP tidak menuntut konsistensi sempurna.

Teori

lain

menganggap bahwa pelanggaran terhadap konsistensi adalah fatal.


Sebaliknya,

AHP

memaklumi

inkonsistensi

manusia.

Untuk

menghitung konsistensi dalam AHP diperlukan nilai eigen maksimal


( ) sebagai pembobot.
Keputusan diambil dengan pembobotan berdasarkan teknik
akar ciri dan vektor ciri dari matriks banding berpasangan,
sehingga diperoleh prioritas tertinggi yang memenuhi syarat nilai
CR matriks tidak lebih dari 10%. Setelah data diperoleh, maka data
dari kuesioner diolah dengan metode AHP untuk menentukan
prioritas, (Saaty;1991). Prosesnya diuraikan sebagai berikut:
Membentuk Penyajian Hirakhi dari permasalahan
dihadapi
Level 1 (atas):

Tujuan Utama

PENYUSUNAN RENCANA TATA RUANG KAMPUNG DI KABUPATEN MAHAKAM ULU


III-36

yang

LAPORAN
PENDAHULUAN

Level 2 (s/d):

Kriteria 1

kriteria 2

Kriteria

Level

(bawah): Alternatif
Alternatif 2

Alternatif 3
Alternatif4
Keterangan =
Level atas : Tujuan utama
Level 2 (s/d)
: Kriteria, faktor-faktor, pihak yang
berkepentingan, sasaran, manfaat, atribut yang relevan
Level Bawah
: Alternatif pilihan

d. Analisis IFAS-EFAS
Analisis IFAS-EFAS adalah analisis untuk mengetahui faktorfaktor yang mempengaruhi pengembangan pasar, yaitu untuk
melihat Strength (kekuatan), Weakness (kelemahan), Opportunity
(kesempatan) dan Threathen (ancaman), dan menginventarisasi
faktor-faktor tersebut dalam penyusunan Rencana Pembangunan
Kawasan Permukiman Prioritas (RPKPP) yang dipakai sebagai dasar
untuk menentukan langkah-langkah perbaikan yang diperlukan
dalam

pengembangan

selanjutnya.

Faktor-faktor

yang

mempengaruhi pengembangan tersebut adalah sebagai berikut:

Potensi (Strength)

kekuatan

dikembangkan agar lebih

apa

yang

dapat

tangguh, sehingga dapat

bertahan di pasaran, yang berasal dari dalam wilayah itu


sendiri

Masalah (Weaknes )

segala

faktor

yang

merupakan

masalah atau kendala yang datang dari dalam wilayah atau


obyek itu sendiri

PENYUSUNAN RENCANA TATA RUANG KAMPUNG DI KABUPATEN MAHAKAM ULU


III-37

LAPORAN
PENDAHULUAN

Peluang (Opportunities) : Kesempatan yang berasal dari luar


wilayah studi. Kesempatan tersebut diberikan sebagai akibat
dari pemerintah, peraturan atau kondisi ekonomi secra global

Ancaman (Threaten)

merupakan

hal

yang

dapat

mendatangkan kerugian yang berasal dari luar wilayah atau


obyek
Keempat faktor tersebut masing-masing dianalisis yang
ditinjau dari beberapa variabel yaitu dari sumber daya alam,
sumber daya buatan, sosial dan budaya masyaratak serta faktor
lain promosi, yang akan mempengaruhi pengembangan. Kemudian
dilakukan penilaian untuk mengetahui posisi obyek pada kuadran
SWOT. Dari penilaian tersebut diketahui koordinat pada sumbu X
dan sumbu Y, sehingga diketahui posisinya sebagai berikut :
a) Kwadran I (Growth), adalah kuadran pertumbuhan dimana
pada kuadran ini terdiri dari dua ruang yaitu :

Ruang A dengan Rapid Growth Strategy yaitu strategi


pertumbuhan

aliran

cepat

untuk

diperlihatkan

pengembangan secara maksimal untuk target tertentu


dan dalam waktu singkat

Ruang B dengan Stable Growth Strategy yaitu strategi


pertumbuhan stabil dimana pengembangan dilakukan
secara bertahap dan target disesuaikan dengan kondisi

b) Kwadran II (Stability), adalah kuadran pertumbuhan dimana


pada kuadran ini terdiri dari dua ruang yaitu :

Ruang C dengan Agresif Maintenance Strategy dimana


pengelola obyek melaksanakan pengembangan secara
aktif dan agresif

PENYUSUNAN RENCANA TATA RUANG KAMPUNG DI KABUPATEN MAHAKAM ULU


III-38

LAPORAN
PENDAHULUAN

Ruang

dengan

Selective

Maintenance

Strategy

dimana pengelolaan obyek adalah dengan pemilihan


hal-hal yang dianggap penting
c) Kwadran III (Survival), adalah kuadran pertumbuhan dimana
pada kuadran ini terdiri dari dua ruang yaitu :

Ruang E dengan Turn Around Strategy yaitu strategi


bertahan dengan cara tambal sulam untuk operasional
obyek

Ruang F dengan Guirelle Strategy yaitu strategi gerilya,


sambil operasional dilakukan, diadakan pembangunan
atau usaha pemecahan masalah dan ancaman

d) Kwadran IV (Diversification), adalah kuadran pertumbuhan


dimana pada kuadran ini terdiri dari dua ruang yaitu :

Ruang G dengan Concentric Strategy yaitu strategi


pengembangan obyek dilakukan secara bersamaan
dalam satu naungan atau koordinator oleh satu pihak

Ruang H dengan Conglomerate Strategy yaitu strategi


pengembangan masing-masing kelompok dengan cara
koordinasi tiap sektor itu sendiri.

PENYUSUNAN RENCANA TATA RUANG KAMPUNG DI KABUPATEN MAHAKAM ULU


III-39

LAPORAN
PENDAHULUAN
(+) Eksternal
(KESEMPATAN)

Agresif
MainteMaintenance

Kuadran
II

(-) Internal
(KELEMAHAN)

Gambar 3.3
Kawasan

Kuadran
I

Selective
MainteMaintenance

Rapid
Growth

Turn
Around

CongloConglomerate

Kuadran
III

Metode

Stabel
Growth

(-) Eksternal
(ANCAMAN)

e. Analisis

Posisi
Dalam

Kuadran
IV

ConcenConcentric

Guirelle

(+) Internal
(KEKUATAN)

SWOT

Permukiman

dan Infrastruktur Kawasan


Analisis kondisi permukiman dan infrastruktur ini terkait
dengan kondisi permukiman dan infrasturktur kawasan saat ini,
dimana

nantinya

akan

diketahui

kondisi

dan

persebaran

permukiman dan infrastrukturnya, yang nantinya akan dapat


dianalisis
identifikasi

dan

dikembangkan

kebutuhan

terkait

infrastruktur

dengan

Penyusunan

permukiman,

yang

dapat

dipergunakan dalam analisis berikutnya.


Dalam proses identifikasi kebutuhan sarana permukiman dan
infrastruktur wilayah, beberapa hal yang diperhatikan antara lain:
1) Pertumbuhan penduduk
2) Kecenderungan tingkat hunian
3) Kegiatan sosial dan ekonomi penduduk
4) Tingkat kerawanan bencana serta kebutuhan mitigasi
5) Standar

pemenuhan

kebutuhan

sarana

prasarana

berdasarkan SPM (standar pelayanan permukiman untuk


pengembangan perumahan dan permukiman Keputusan
Menteri

Permukiman

dan

Prasarana

Wilayah

PENYUSUNAN RENCANA TATA RUANG KAMPUNG DI KABUPATEN MAHAKAM ULU


III-40

No.

LAPORAN
PENDAHULUAN

534/KPTS/M/2001) dan indikator dari Millenium Development


Goals (MDGs)

6) Indikasi Program dan Mekanisme Pengendalian


Tahap ini merupakan tindak lanjut dari hasil analisis serta
konsep dan arahan pengembangan, dimana keluaran-keluaran
yang dirumuskan disususn dalam sebuah matriks indikasi program.
Tujuannya adalah untuk memperoleh sistematika secara lebih rinci
mengenai jangka waktu pelaksanaan, pembiayaan serta indikator
keberhasilan dari suatu program yang terpilih. Setelah program
dirumuskan, maka perlu diikuti dengan mekanisme pengendalian
agar jalannya program senantiasa dapat mencapai sasaran yang
diinginkan. Berikut contoh dari matriks indikasi program serta
gambaran mengenai mekanisme pengendaliannya.
11.Analisis Zonasi Berdasarkan UU No.26 Tahun 2007
Tentang Penataan Ruang
Pada tahapan anailis ini kajian difokuskan pada penentuan
kesesuaian lahan sebagai arahan fungsi kawasan yang berdasarkan
pada karakteristik biogeofisiknya. Fungsi yang ditentukan adalah
fungsi lindung dan budidaya di mana karakteristik fisik kawasan
yang diperoleh dari data akan diolah dengan metode skoring
berdasarkan peraturan penentuan kawasan lindung dan kawasan
budidaya dan selanjutnya dilakukan analisis spasial dengan Sistem
Informasi
diperoleh

Geografis

melalui

zona-zona

metode

untuk

Overlay

preservasi,

peta,

sehingga

konservasi,

dan

pemanfaatan seperti aturan zonasi yang tercantum di UU No.26


Tahun 2007 Tentang Penataan Ruang.
Proses skoring terhadap kriteria fisik kawasan di Kabupaten
Mahakam Ulu untuk menentukan zonasi dari kesesuaian lahan
didasarkan

pada

SK

Mentan

No.837/KPTS/UM/11/1980

dan

No.683/KPTS/UM/1981 (masih dapat digunakan karena belum ada

PENYUSUNAN RENCANA TATA RUANG KAMPUNG DI KABUPATEN MAHAKAM ULU


III-41

LAPORAN
PENDAHULUAN

ketentuan baru setelah ini), dengan karakteristik fisik yang diambil


meliputi topografi, jenis tanah, dan curah hujan. Berikut skor dan
penilaian fungsi disajikan dalam tabel.
Tabel 3.1.
No
1
2
3
4
5

Kawasan
Kawasan
Kawasan
Kawasan
Kawasan

Sumber:

Penentuan Fungsi Kawasan Berdasarkan


Total Skor

Fungsi Kawasan
Lindung
Penyangga
Budidaya Tanaman Tahunan
Budidaya Tanaman Semusim
Pemukiman

SK

Mentan

Total Nilai Skor


>175
125-174
<125
<125
<125

No.837/KPTS/UM/11/1980

dan

No.683/KPTS/UM/1981
Tabel 3.2.
No
.
1
2
3
4
5

Kelas Lereng dan Nilai Skor

Kelas

Kelerengan

Deskripsi

Skor

I
II
III
IV
V

0-8
8-15
15-25
25-24
>45

Datar
Landai
Agak Curam
Curam
Sangat
Curam

20
40
60
80
100

Sumber:

SK

Mentan

No.837/KPTS/UM/11/1980

dan

No.683/KPTS/UM/1981
Tabel 3.3.
No
.

Kelas

II

III

IV

Sumber:

Kelas Tanah Menurut Kepekaan Erosi dan


Nilai Skor
Kelas Tanah
Aluvial, Tanah Gley,
Planosol, Hidromorf
Kelabu, Laterit Air Tanah
Latosol
Brown Forest Soil, Non
Caltic Brown, Mediteran
Andesol, Lateric,
Grumosol, Podsol,
Podsoltic
Regosol, Litosol,
Organosol, Renzina

SK

Mentan

Deskripsi

Skor

Tidak Peka

15

Kurang Peka

30

Peka

45

Peka

60

Sangat Peka

75

No.837/KPTS/UM/11/1980

dan

No.683/KPTS/UM/1981
Tabel 3.4.
No

Kelas

Intensitas Curah Hujan Harian Rata-rata


dan Nilai Skor
Interval

Deskripsi

PENYUSUNAN RENCANA TATA RUANG KAMPUNG DI KABUPATEN MAHAKAM ULU


III-42

Skor

LAPORAN
PENDAHULUAN
.

0-13,6

2
3
4

II
III
IV

13,6-20,7
20,7-27,7
27,7-34,8

>34,8

Sumber:

SK

Mentan

Sangat
rendah
Rendah
Sedang
Tinggi
Sangat
tinggi

10
20
30
40
50

No.837/KPTS/UM/11/1980

dan

No.683/KPTS/UM/1981

Setelah semua kriteria yang disajikan dalam bentuk peta


skoring selanjutnya dilakukan overlay peta yaitu metode tumpang
tindih yang bisa digunakan dengan Sistem Informasi Geografis
sampai diperoleh zonasi berdasarkan karakteristik kawasan.
Analisis Kompatibilitas Zonasi
Analisis ini digunakan untuk menguatkan hasil yang diperoleh
dilakukan pengkajian terhadap guna lahan saat ini, apakah sudah
memperhatikan

aspek

kesesuaian

pemanfaatan

ruang

dalam

pemanfaatan dan pengelolaan kawasan.


Metode yang digunakan adalah telaah peta yaitu dengan
membandingkan peta hasil analisis dengan guna lahan eksisting,
RTRW dan dengan evaluasi dari masyarakat. Setelah itu akan
didapat kompatibilitas terpadu antara zona (zona final).
Dari zonasi final ini dapat dilihat beberapa rekomendasi zona
yang

mengakomodasikan

kesesuaian

lahan

dan

respon

dari

masyarakat terhadap zonasi wilayah kawasan. Zonasi final ini


terbagi dalam empat zona yaitu zona pemanfaatan, zona khusus,
zona pemanfaatan terbatas, dan zona konservasi.

PENYUSUNAN RENCANA TATA RUANG KAMPUNG DI KABUPATEN MAHAKAM ULU


III-43

Anda mungkin juga menyukai