atau
baru
lahir
adalah
dari
lahir
sampai
usia
bulan.
periode neonatal atau neonatus adalah bulan pertama kehidupan dan selama
periode neonatal bayi
mengalami
pertumbuhan
dan
perubahan
yang
amat
menakjubkan.
Periode baru lahir atau neonatal adalah bulan pertama kehidupan
(Maryunani & Nurhayati, 2008). Berat rata-rata bayi yang lahir cukup bulan adalah
3,5 3,75 kg dan panjang 50 cm (Simkin, Penny., et al)
Bayi baru lahir memiliki kompetensi perilaku dan kesiapan interaksi sosial.
Periode neonatal yang berlangsung sejak bayi lahir sampai usianya 28 hari,
merupakan waktu berlangsungnya perubahan fisik yang dramatis pada bayi baru
lahir (Bobak dkk, 2005). Pada masa ini, organ bayi mengalami penyesuaian dengan
keadaan di luar kandungan, ini diperlukan untuk kehidupan selanjutnya (Maryunani &
Nurhayati, 2008).
B. Periode dan ciri bayi baru lahir
Periode-periode bayi baru lahir menurut Varney, 2002:
1. Periode I adalah periode reaktivasi pertama yang dimulai pada saat lahir,
berlangsung selama 30 menit pertama setelah lahir. Pada periode ini bayi terjaga
dengan mata terbuka, memberikan respon terhadap stimulus, menghisap dengan
penuh semangat dan menangis. Kecepatan pernafasan sampai dengan 82 kali,
denyut jantung sampai 180 kali/menit dan bising usus aktif. perawatan khusus yaitu
jaga bayi agar hangat dengan menggunakan selimut hangat atau lampu penghangat
saat ditempat tidur bayi.
2. Periode II adalah periode tidur yang tidak berespon yang berlangsung 30 menit
sampai 2 jam setelah lahir. Dalam periode ini bayi berada dalam tidur yang nyenyak.
Denyut jantung menurun selama periode ini hingga kurang dari 140 kali/menit dan
kecepatan pernafasan lambat dan tenang. Bayi mungkin mengeluarkan mekonium
dan urin. Periode ini berakhir ketika lendir pernafasan telah berkurang.
3. Periode III merupakan periode reaktivitas kedua atau periode stabilisasi yang
berlangsung 2 sampai 6 jam setelah lahir. Pada periode ini bayi lebih mudah untuk
o
tidur dan terbangun. Tanda-tanda vital stabil, kulit berwarna kemerahan dab hangat.
ciri-ciri bayi baru lahir normal menurut Vaney (2002):
1. Berat badan 2500-4000 gram
2. Panjang badan 48-53
3. Lingkar dada 30,5-33
4.
5.
6.
7.
hari ke-10
8. Warna kulit berwarna merah muda dan bersih
9. Genetalia wanita labia dan klitoris sering terlihat menonjol, fornik tampak pada
lipatan labia, introitus vagina terlihat kadang-kadang ditemukan lendir (mocoid
show)
10. Reflek hisap dan menelan sudah dibentuk
11. Eliminasi baik, urine, mukonium akan keluar dalam 24 jam pertama, mekonium
berwarna kuning kecoklatan.
C. Adaptasi Fisiologis
1. Perubahan sistim pernapasan / respirasi
Selama dalam uterus, janin mendapatkan oksigen dari pertukaran gas melalui
plasenta. Setelah bayi lahir, pertukaran gas harus melalui paru paru.
a.
Perkembangan paru-paru
Paru-paru berasal dari titik tumbuh yang muncul dari pharynx yang bercabang
dan alveolus
Perubahan suhu
Keadaan dingin akan merangsang pernapasan.
c. Surfaktan dan upaya respirasi untuk bernapas
Upaya pernafasan pertama seorang bayi berfungsi untuk :
o
o
o
Perubahan sirkulasi ini terjadi akibat perubahan tekanan pada seluruh sistem
pembuluh. Oksigen menyebabkan sistem pembuluh mengubah tekanandengan cara
mengurangi /meningkatkan resistensinya, sehingga mengubah aliran darah. Dua
peristiwa yang merubah tekanan dalam system pembuluh darah:
1. Pada saat tali pusat dipotong resistensi pembuluh sistemik meningkat dan
tekanan atrium kanan menurun, tekanan atrium menurun karena berkurangnya
aliran darah ke atrium kanan tersebut. Hal ini menyebabkan penurunan volume
dan tekanan atrium kanan itu sendiri. Kedua kejadian ini membantu darah
dengan kandungan oksigen sedikit mengalir ke paru-paru untuk menjalani
proses oksigenasi ulang (Henderson, 2006).
2. Pernafasan pertama menurunkan resistensi pada pembuluh darah paru-paru
dan meningkatkan tekanan pada atrium kanan oksigen pada pernafasan ini
menimbulkan relaksasi dan terbukanya system pembuluh darah paru.
Peningkatan sirkulasi ke paru-paru mengakibatkan peningkatan volume darah
dan tekanan pada atriumkanan dengan peningkatan tekanan atrium kanan ini
dan penurunan pada atrium kiri, toramen kanan ini dan penusuran pada atrium
kiri,foramen ovali secara fungsional akan menutup (Henderson, 2006). Vena
umbilikus, duktus venosus dan arteri hipogastrika dari tali pusatmenutup secara
fungsional dalam beberapa menit setelah lahir dan setelahtali pusat diklem.
Penutupan anatomi jaringan fibrosa berlangsung 2-3 bulan.
Sirkulasi darah pada bayi menurut Farrer 2009:
a) Vena umbulicalis : membawa darah yang kaya oksigen dari plasenta ke
permukaan
dalam
hepar.
Vena
hepatica
meninggalkan
hepar
dan
dexter
Arteria pulmonalis : mengalirkan darah campuran ke paru - paru yang
3. Sistem Gastrointestinal
Sebelum lahir, janin cukup bulan akan mulai menghisap dan menelan. Reflek
gumoh dan reflek batuk yang matang sudah terbentuk baik pada saatlahir.
Kemampuan bayi baru lahir cukup bulan untuk menelan dan mencernamakanan
(selain susu) masih terbatas. Hubungan antara esofagus bawah danlambung masih
belum sempurna yang mengakibatkan gumoh pada bayi baru lahir dan neonatus,
kapasitas lambung masih terbatas kurang dari 30 ccuntuk bayi baru lahir cukup bulan.
Kapasitas lambung ini akan bertambah secara lambat bersamaan dengan tumbuhnya
bayi baru lahir. Pengaturan makanan yang sering oleh bayi sendiri penting contohnya
memberi ASI on demand.
Aktivitas adaptasi sistem GI
1. Kapasitas lambung BBL sgt bervariasi & tgt pd ukuran by, sktr 30 90 ml.
2. Pengosongan dimulai dlm bbrp mnt pd saat pemberian makanan & selesai
antara 2 4 jam stlh pemberian makanan
3. Suara bowel terdengar dalam waktu 1 jam
4. Aktifitas peristaltik yang tidak terkontrol pada esophagus terjadi dalam
beberapa hari
5. Enzim pencernaan dapat mencerna karbohidrat sederhana, protein dan lemak
6. Mekoneum keluar dalam 12-24 jam
4. Sistem Imun
Sistem imunitas bayi baru lahir masih belum matang, sehingga menyebabkan
neonatus rentan terhadap berbagai infeksi dan alergi. Sistem imunitas yang matang
akan memberikan kekebalan alami maupun yang didapat. Kekebalan alami terdiri dari
struktur pertahanan tubuh yang mencegah atau meminimalkan infeksi.
Berikut beberapa contoh kekebalan alami:
1.
2.
3.
4.
membantu BBL membunuh mikroorganisme asing. Tetapi pada BBL se-sel darah ini
masih belum matang, artinya BBL tersebut belum mampu melokalisasi dan
memerangi infeksi secara efisien.
Kekebalan yang didapat akan muncul kemudian. BBL dengan kekebalan pasif
mengandung banyak virus dalam tubuh ibunya. Reaksi antibodi keseluruhan terhadap
antigen asing masih belum dapat dilakukan sampai awal kehidupan anak. Salah satu
tugas utama selama masa bayi dan balita adalah pembentukan sistem kekebalan
tubuh.
Neonate tergantung pada 3 immunoglobins: IgA, IgG, and IgM. IgG dari placenta dan
ditemukan pada
Suhu Tubuh
Setiap kali prosedur apa pun yang dilakukan pada bayi, upayakan untuk
mencegah atau mengurangi hilangnya panas. Stres dingin (cold stress)akan
mengganggu kesehatan bayi baru lahir. Temperatur ruang sebaiknya 24 0C. Bayi
baru lahir harus dikeringkan dan dibungkus dengan selimut hangat segera setelah
lahir, perhatikan supaya kepala juga harus diselimuti selama bayi digendong orang
tuanya. Bayi dapat segera diletakkan di atas abdomen atau dada ibu, dikeringkan,
6.
7.
Nutrisi
Nutrisi yang baik pada bayi memungkinkan kesehatan yang baik,
pertumbuhan dan perkembangan yang optimal selama beberapa bulan pertama
kehidupan dan juga membiasakan bayi agar memiliki kebiasaan makan yang baik
pada masa selanjutnya. Pemenuhan nutrisi pada bayi baru lahir sebaiknya dengan
memberikan Air Susu Ibu (ASI), namun jika adanya kendala-kendala khusus dapat
diberikan susu formula (Bobak dkk, 2005). Kebutuhan nutrien yang diperlukan yaitu
meliputi energi, karbohidrat, lemak, protein, cairan, mineral dan vitamin.
Menurut Hubertin Sri (2004 dalam Saragih, 2010), perawat mempunyai
kewajiban untuk memberikan pelayanan kesehatan penerapan ASI eksklusif agar
bayi mendapatkan nutrisi yang adekuat untuk tumbuh kembangnya. Keputusan
untuk memberikan bayi susu botol adalah logis jika ibu tidak ingin menyusui karena
berbagai alasan yang tepat (Helen, 2007).
F. Pemeriksaan Fisik Bayi Baru Lahir
Ketika melakukan pemeriksaan fisik pada bayi lahir normal hal- hal yang harus
diperhatikan oleh petugas adalah informasikan prosedur terlebih dahulu pada orang
tua, gunakan tempat yang hangat dan bersih untuk pemeriksaan, cuci tangan
sebelum dan sesudah pemeriksaan, gunakan sarung tangan dan bertindak lembut
pada saat menangani bayi, lepaskan pakaian hanya pada area yang diperiksa, untuk
mencegah kehilangan panas, lakukan prosedur yang mengganggu seperti menguji
refleks pada tahap akhir, lakukan secara cepat untuk menghindari stress pada bayi
Tujuan Pemeriksaan Fisik pada bayi baru lahir :
(1) Mengidentifikasi riwayat kesehatan bayi
(2) Mengobservasi karakteristik bayi
(3) Memperkirakan usia gestasi
(4) Mengkaji perilaku bayi
(5) Mengkaji integritas neuromuscular
(6) Mengidentifikasi masalah kesehatan
Langkah langkah dalam pemeriksaan fisik pada bayi
(1) Pemeriksaan umum
Pemeriksaan umum dilakukan pada bayi baru lahir adalah pengukuran
Anthopometri yaitu pengukuran lingkar kepala yang dalam keadaan normal
berkisar 33 35 cm, lingkar dada 30,5 33 cm, panjang badan 45 50 cm, berat
badan bayi 2500 gram 4500 gram.
(2) Pemeriksaan tanda tanda vital
Suhu tubuh, nadi, pernapasan bayi baru lahir bervariasi dalam berespon
terhadap lingkungan.
a. Suhu tubuh
Pada saat lahir suhu tubuh bayi hampir sama dengan suhu tubuh ibunya.
Namun demikian bayi memiliki sedikit lemak, luas permukaan tubuh yang
besar dan sirkulasi pernapasan yang belum sempurna, sehingga bayi mudah
jatuh dalam kondisi hipotermi. Suhu bayi dalam keadaan normal berkisar
antara 36,5 derajat celcius - 37,5 derajat celcius pada pengukuran diaksila.
b. Nadi
Denyut nadi bayi tergantung dari aktivitas bayi. Nadi dapat menjadi tidak
teratur karena adanya rangsangan seperti menangis, perubahan suhu yang
tiba tiba. Denyut nadi bayi yang normal berkisar 120 140 kali permenit.
c. Pernapasan
Pernapasan pada bayi baru lahir tidak teratur kedalaman, kecepatan,
iramanya. Pernapasannya bervariasi dari 30 sampai 60 kali permenit.
Pernapasan juga dipengaruhi oleh aktivitas bayi seperti menangis, serta
perubahan suhu yang tiba-tiba.
d. Tekanan darah
Tekanan darah bayi baru lahir rendah dan sulit untuk diukur secara akurat.
Meskipun tidak secara rutin diukur pada waktu lahir, tekanan darah yang
dilakukan dengan ultrasonografi Doppler merupakan metode yang paling
akurat pada bayi. Metode ini mengukur sistolik dan diastolik serta tekanan
arteri rata rata tekanan darah pada waktu lahir adalah 80/ 46 mmHg.
(3) Pemeriksaan fisik secara sistematik (head to too)
Pemeriksaan fisik secara sistematik pada bayi baru lahir dimulai dari :
a. Kepala
Raba sepanjang garis sutura dan fontanel, apakah ukuran dan
tampilannya normal. Sutura yang berjarak lebar mengindikasikan bayi
preaterm, moulding yang buruk atau hidrosefalus. Pada kelahiran spontan
letak kepala, sering terlihat tulang kepala tumpang tindih yang disebut
moulding atau moulase. Keadaan ini normal kembali setelah beberapa hari
sehingga ubun ubun mudah diraba. Perhatikan ukuran dan ketegangannya.
Fontanel anterior harus diraba, fontanel yang besar dapat terjadi akibat
prematuritas atau hidrosefalus, sedangkan yang terlalu kecil terjadi pada
mikrosefali. Jika fontanel menonjol, hal ini diakibatkan peningkatan tekanan
intracranial, sedangkan yang cekung dapat terjadi akibat dehidrasi.
Terkadang teraba fontanel ketiga antara fontanel anterior dan posterior, hal
ini terjadi karena adanya trisomi 21.
b. Telinga
Periksa dan pastikan jumlah, bentuk dan posisinya. Pada bayi cukup
bulan, tulang rawan sudah matang. Daun telinga harus berbentuk sempurna
dengan lengkungan yang jelas dibagian atas.
c. Mata
Periksa jumlah, posisi atau letak mata. Periksa adanya strabismus
yaitu koordinasi mata yang belum sempurna
d. Hidung dan mulut
Bibir bayi baru lahir harus kemerahan dan lidahnya harus rata dan
simetris. Bibir dipastikan tidak adanya sumbing, dan langit langit harus
tertutup. Refleks hisap bayi harus bagus, dan berespons terhadap
rangsangan. Kaji bentuk dan lebar hidung, pada bayi cukup bulan lebarnya
harus lebih dari 2,5 cm.
e. Leher
Ukuran leher normalnya pendek dengan banyak lipatan tebal. Periksa
kesimetrisannya. Pergerakannya harus baik. Jika terdapat keterbatasan
pergerakan kemungkinan ada kelainan tulang leher. Periksa adanya trauma
f.
saat bernapas.
g. Bahu, lengan dan tangan
Gerakan normal, kedua lengan harus bebas bergerak, jika gerakan
kurang kemungkinan adanya kerusakan neurologis atau fraktur. Periksa
jumlah jari.
h. Perut
Bentuk, penonjolan sekitar tali pusat pada saat menangis, perdarahan
tali pusat. Perut harus tampak bulat dan bergerak secara bersamaan dengan
gerakan dada saat bernapas. Kaji adanya pembengkakan, jika perut sangat
cekung, kemungkinan terdapat hernia diafragmatika, perut yang membuncit
kemungkinan karena hepato-splenomegali atau tumor lainnya. Jika perut
kembung kemungkinan adanya enterokolitis vesikalis, omfalokel atau duktus
i.
omfaloentriskus persisten.
Kelamin
Pada wanita labia minora dapat ditemukan adanya verniks dan
smegma (kelenjar kecil yang terletak di bawah prepusium mensekresi bahan
yang seperti keju) pada lekukan. Labia mayora normalnya menutupi labia
minora dan klitoris. Klitoris normalnya menonjol. Menstruasi palsu kadang
ditemukan, diduga pengaruh hormon ibu disebut juga psedomenstruasi.
Normalnya terdapat umbai himen. Pada bayi laki-laki rugae normalnya
tampak pada skrotum dan kedua testis turun kedalam skrotum. Meatus
j.
Tahap expression : dilakukan pada saat puting susu diletakkan diantara bibir
bayi dan disentuhkan di permukaan langit-langitnya. Bayi akan secara
langsung menekan (mengenyot) puting dengan menggunakan lidah dan langit-
Kulit :
Saat lahir: merah terang, menggembung, halus
Hari kedua-ketiga: merah muda, mengelupas, kering
Vernik kaseosa
Lanugo
Edema sekitar mata, wajah, kaki, punggung tangan, telapak, dan
skrotum atau labia.
4) Kepala
Fontanel anterior: bentuk berlian, 2,5-4,0 cm
Fontanel posterior:bentuk segitiga 0,5-1 cm
Fontanel harus datar, lunak danpadat
Bagian terlebar dari fontanel diukur dari tulang ke tulang, bukan dari
sututa ke sutura.
5) Mata :
Kelopak biasanya edema, mata tertutup
Warna agak abu-abu, biru gelap, coklat
Tida ada air mata
Ada refleks merah, reflek pupil (repon cahaya), refleks berkedip (respon
cahaya atau sentuhan)
Fiksasi rudimenter pada obyek dan kemampuan mengikuti ke garis
tengah.
6) Telinga :
Posisi puncak pinna berada pada garis horizontal bersama bagian luar
kantus mata
Reflek moro atau refleks terkejut ditimbulkan oleh bunyi keras dan tiabtiba
Pina lentur adanya kartilago.
7) Hidung :
patensi nasal, rabas nasal-mukus putih encer, bersin
8) Mulut dan tenggorok :
Utuh, palatum arkus-tinggi, uvula di garis tengah, frenulum lidah,
frenulum bibir atas
Reflek menghisap kuat dan terkoordinasi, reflek rooting
Refleks gag, refleks ekstrusi
Salivasi minimal atau tidak ada, menangis keras.
9) Leher :
Pendek, gemuk, biasanya dikelilingi oleh lipatan kulir, reflek leher tonik,
refleks neck-righting, refleks otolith righting
10) Dada :
Diameter anterior posteriordan lateral sama
Retraksi sternal sedikit terlihat selama inspirasi
Terlihat prosesusxifoideus pembesaran dada.
11) Paru-paru :
Pernafasan utamanya adalah pernafasan abdominal
Reflek batuk tidak ada saat lahir, ada setelah 1-2 hari.
Bunyi nafas bronchial sama secara bilateral
12) Jantung :
Apeks: ruang intercostal ke4-5, sebelah lateral batas kiri sternum
Nada S2 sedikit lebih tajam dan lebih tinggi daripada S1
13) Abdomen :
Bentuk silindris
Hepar: dapat diraba 2-3 cm dibawah marjin kostal kanan
Limpa: puncak dapat diraba pada akhir minggu pertama
No
1.
Dianogsa
Keperawatan
Tujuan
Intervensi
Bersihan jalan
Setelah dilakukan
tindakan keperawatan
obstruksi jalan
selama 1X 24 jam,
nafas : banyaknya
klien diharapkan
simalkan ventilasi
mucus.
mampu menunjukan
Batasan
paten dengan
karakteristik :
indicator :
- Dyspuea
Status Respirasi :
- Cyanosis
- Kelainan suara
- Pasien tampak
nafas (kracles)
- Mata melebar
-RR: 30-60X/menit
- Produksi sputan
- Gelisah
- Pengeluaran sputum
tentang suctioning
- Perubahan
nafas
nafas tambahan
nasotracheal
- Warna kulit
kemerahan
melakukan tindakan
5.Berikan waktu istirahat pada klien
setelah kateter dikeluarkan dari
naso trakeal
6.
Setelah dilakukan
tindakan keperawatan
Batasan
selama 1X 24 jam,
karakteristik:
pasien diharapkan
- Prosedur invasif
- Malnutrisi
3. Batasi pengunjung
-Ketidakadekuatan
dengan indicator :
Resiko infeksi
imun buatan
Status Imun:
- RR : 30-60X/menit
sesudah berkunjung
- Suhu 36-37 C
- Integritas nukosa
baik
keperawatan
- Leukosit dalam
batas normal
sebagai pelindung
8. Pertahankan lingkungan aseptik
selama pemasangan alat
9. Ganti letak IV perifer dan line
kontrol dan dressing sesuai
ketentuan
10. Tingkatkan intake nutrisi
11. Beri antibiotik bila perlu.
Mencegah Infeksi
1. Monitor tanda dan gejala infeksi
sistemik dan lokal
2. Batasi pengunjung
3. Skrining pengunjung terhadap
penyakit menular
4. Pertahankan teknik aseptik pada
bayi beresiko
5. Bila perlu pertahankan teknik
isolasi
6. Beri perawatan kulit pada area
eritema
7. Inspeksi kulit dan membran
mukosa terhadap kemerahan,
panas, dan drainase
8. Dorong masukan nutrisi yang
cukup
9. Berikan antibiotik sesuai program
3.
Resiko
Setelah dilakukan
ketidakseimbangan
tindakan keperawatan
selama 1X 24 jam
stabil
faktor resiko
diharapkan klien
paparan dingin /
sejuk : perubahan
seimbangan suhu
suhu intrauteri ke
tubuh dengan
hipotermi / hipertermi
extrauteri.
indicator :
Termoregulasi
cairan
Neonatus :
- RR : 30-60 X/menit
jika basah)
- HR 120-140 X/menit
muda
kehilangan panas
respirasi
- Hidrasi adekuat
- Tidak menggigil
DAFTAR PUSTAKA
IOWA Outcomes Project, Nursing Outcomes Classification (NOC), Edisi 2, 2000, Mosby
IOWA Outcomes Project, Nursing Interventions Classification (NIC), Edisi 2, 2000,
Mosby
Nelson, 1992, Ilmu Kesehatan Anak, Bagian 2, EGC, Jakarta
Pusponegoro.H.D., dkk, 2004, Standar Pelayanan Medis Kesehatan anak, Edisi I, Ikatan
Dokter Anak Indonesia.
Ralph & Rosenberg, 2003, Nursing Diagnoses: Definition & Classification 2005-2006,
Philadelphia USA
Wong, 2003, Keperawatan Pediatrik, EGC, Jakarta
Carpenito, rencana Asuhan dan dokumentasi Keperawatan, Edisi 2, 1995, EGC, Jakarta
Noer. S., Waspadji.S., Rachman.M., Lesmana.L.A, Widodo.D., Isbagio.I., Alwi.I.,
Husodo.U.B.,1996, Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Jilid 1, Balai Penerbit
FKUI, Jakarta.
Bobak, I. M., Lowdermilk, D. L., & Jensen, M. D. (2004). Buku ajar keperawatan
maternitas. (ed. 4). Jakarta: EGC.
Cunningham, F. G., MacDonald, P. C., & ant, N. F. (2006). Obstetri williams. (ed. 18).
Jakarta: EGC.
Deonges, M. E., & Noorhouse, M, P. (1999). Rencana perawatan maternal/bayi:
Pedoman untuk perencanaan dan dokumentasi perawatan kien. (ed. 2). Jakarta:
EGC,
Lowdermilk, Wong, Wilson, Hockenberry, & Perry (2003). Maternal child nursing care.
Missouri: Mosby Elsevier.
Saifuddin, A. B. (2006). Buku panduan praktis pelayanan kesehatan maternal dan
neonatal. (ed. 1). Cetakan 11. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka Sarwono
Prawirohad