Anda di halaman 1dari 17

Makalah Ilmiah

Bioetika Kedokteran dalam Penerapan

Nama

NIM

Kelompok

UNIVERSITAS KRISTEN KRIDA WACANA


TAHUN AJARAN 2010-2011

Kata Pengantar
Puji syukur penulis panjatkan pada Tuhan Yang Maha Esa, karena atas berkatnya penulis
dapat menyelesaikan makalah yang berjudul Bioetika Kedokteran dalam Penerapan.
Selama pembuatan makalah ini, tidak sedikit penulis menemukan kesulitan. Hal ini
dikarenakan keterbatasan waktu dan keterbatasan sumber informasi. Namun penulis berusaha
menyajikan makalah ini sebaik baiknya.
Dalam pembuatan makalah ini, penulis tidak terlepas dari bantuan berbagai pihak, sehingga
penulis mengucapkan terima kasih kepada :

Dr. Judin Purba Tanjung selaku tutor dalam pembahasan makalah ini.

Makalah ini membahas tentang etika etika dalam kedokteran yang meliputi empat prinsip,
yaitu beneficence, non maleficence, autonomy, dan justice. Di dalam makalah ini pula
terdapat pembahasan kasus sesuai dengan etika kedokteran. Pembahasan makalah disajikan
dalam bentuk pengkategorian prinsip bioetika kedokteran sesuai dengan skenario yang
diberikan.
Penulis berharap makalah ini dapat membantu pembaca dalam mengerti lebih jauh tentang
bioetika kedokteran serta memberi contoh pengklasifikasian prinsip - prinsip bioetika
kedokteran tersebut.
Penulis sadar bahwa makalah ini mempunyai banyak kekurangan, oleh sebab itu penulis
mengharapkan saran dan kritik yang dapat membangun. Penulis mengucapkan maaf apabila
ada kesalahan dalam penulisan.
Jakarta, 30 September 2010

Penulis
1

Daftar Isi
Kata Pengantar...................................................................................................................... 1
Daftar Isi................................................................................................................................. 2
BAB I : Pendahuluan............................................................................................................. 3
A. Latar Belakang Masalah......................................................................................... 3
B. Identifikasi Masalah............................................................................................... 3
C. Pembatasan Masalah.............................................................................................. 4
D. Perumusan Masalah................................................................................................ 4
BAB II : Pembahasan............................................................................................................ 5
A. Definisi Bioetika Kedokteran............................................................................ 5
B. Prinsip Bioetika Kedokteran........................................................................... 5
C. Skenario Kasus......................................................................................................... 8
D. Pembahasan Masalah Skenario.......................................................................... 11
E. Pelanggaran Prinsip Bioetika.................................................................................. 16
BAB III : Penutup.................................................................................................................. 18
A Kesimpulan............................................................................................................ 18
B. Saran...................................................................................................................... 18
Daftar Pustaka....................................................................................................................... 19

BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Bioetika kedokteran atau kaidah dasar kedokteran adalah aksioma yang mempermudah
penalaran etik. Pada jaman sekarang ini bioetika kedokteran telah banyak dipelajari dan
dipraktekan dalam kehidupan sehari hari di dunia medis. Etika etika ini sangatlah berguna
dalam menentukan langkah untuk memberi solusi terbaik bagi pasien. Selain itu bioetika
kedokteran juga sangat berguna dalam menjalin hubungan kerja terhadap teman sejawat
dalam profesi dokter.
Karena manfaatnya yang sangat berguna dalam menentukan sikap seorang dokter dan
profesionalitas seorang dokter maka bioetika kedokteran wajib dipelajari dan dipahami oleh
setiap dokter. Prinsip prinsip dasar ini memang terkadang dapat membuat seorang dokter
ragu dalam menentukan sikap, karena apabila salah satu tindakan diambil maka akan
mengorbankan prinsip lainnya. Namun hal itu dapat dilakukan apabila tindakan yang
dilakukan dokter tersebut memiliki manfaat lebih.
Oleh sebab itu, makalah ini dibuat agar pembaca dapat lebih memahami tentang kaidah dasar
kedokteran dan penerapannya dalam kehidupan sehari hari.
B. Identifikasi Masalah
Dalam pembuatan makalah ini, terdapat beberapa hal yang akan dibahas agar pembaca dapat
memahami tentang bioetika kedokteran, yaitu antara lain adalah :
3
1. Pengertian bioetika kedokteran dan prinsip prinsip dasar kedokteran.

2. Skenario kasus yang berhubungan dengan penerapan prinsip prinsip bioetika


kedokteran.
3. Pembahasan masalah skenario kasus.
4. Pelanggaran yang terjadi dalam skenario kasus.
C. Pembatasan Masalah
Untuk memperjelas ruang lingkup yang akan dijelaskan dalam makalah ini, maka perlu
adanya pembatasan masalah dalam makalah ini, yaitu:
1.
2.
3.
4.
5.

Definisi bioetika kedokteran


Pengklasifikasian dan nilai nilai yang terkadung dalam bioetika kedokteran.
Skenario kasus bioetika kedokteran.
Pembahasan masalah skenario kasus beserta penjelasannya.
Pelanggaran yang terjadi dalam skenario kasus.

D. Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang dan pembatasan masalah tersebut, masalah-masalah yang dibahas
dapat dirumuskan sebagai berikut :
1.
2.
3.
4.
5.

Apakah bioetika kedokteran?


Terdiri dari apa saja prinsip bioetika kedokteran tersebut? Dan apa nilai - nilainya?
Apa contoh skenario yang diberikan?
Bagaimana kasus tersebut dikategorikan dalam keempat prinsip bioetika kedokteran?
Apa saja pelanggaran prinsip bioetika dalam kasus tersebut?

BAB II
PEMBAHASAN
A. Definisi Bioetika Kedokteran

Bioetika berasal dari kata Bios dan Ethics. Bios berarti kehidupan, dan Ethics
berarti moral. Sehingga bioetika dapat diartikan sebagai etika yangmenyangkut

tentang kehidupan makhluk hidup.


Menurut Fransese Abel, bioetika kedokteran adalah studi interdisipliner tentang
problem-problem yang ditimbulkan oleh perkembanagn di bidang biologi dan ilmu
kedokteran baik pada skala mikro maupun pada skala makro, lagipula tentang
dampaknya atas masyarakat luas serta sistim nilainya kini dan masa mendatang.

B. Prinsip Bioetika Kedokteran


Bioetika kedokteran memiliki empat prinsip, yaitu :
1. Beneficence
Pada umumnya, prinsip ini mengacu pada pemberian manfaat terbaik bagi pasien.
Beneficence memiliki ciri sebagai berikut :
Mengutamakan Altruisme (menolong tanpa pamrih, rela berkorban untuk

kepentingan orang lain).


Menjamin nilai pokok harkat dan martabat manusia
Memandang pasien/ keluarga/ sesuatu tidak hanya sejauh menguntungkan

dokter.
Dokter mengusahakan agar manfaat yang diterima pasien lebih besar
dibanding keburukannya.

5
Paternalisme bertanggung jawab.
Dokter dapat menjamin kehidupan minimal manusia.
Memiliki pembatasan Goal based dan menerapkan Golden Rule Principle.
Dokter sanggup meminimalisasi akibat buruk.
Dokter memiliki kewajiban menolong pasien gawat darurat.
Dokter menghargai hak pasien secara keseluruhan.
Dokter tidak menarik honorarium di luar kepantasan.
Sanggup memaksimalisasi kepuasan tertinggi secara keseluruhan.
Memberikan obat yang berkhasiat namun murah.
2. Non Maleficence

Pada hakikatnya, non maleficence merupakan prinsip yang mengutamakan tindakan


yang tidak membahayakan nyawa pasien. Prinsip ini memiliki ciri yaitu :

Menolong pasien emergency


Dokter mampu mencegah bahaya atau kehilangan.
Manfaat bagi pasien lebih banyak daripada kerugian dokter.
Dokter mengobati pasien yang luka.
Tidak membunuh pasien.
Dokter tidak mencaci maki atau menghina pasien.
Mampu menghindari misrepresentasi dari pasien.
Tidak melakukan white collar crime.

6
3. Autonomy
Prinsip autonomy adalah prinsip dalam kedokteran dimana pasien memiliki hak untuk
menentukan dirinya sendiri. Ciri dari prinsip ini adalah :

Dokter menghargai hak pasien untuk menetukan nasib sendiri, dan menghargai
martabat pasien.
Dokter tidak mengintervensi pasien dalam membuat keputusan.
Dokter mampu berterus terang pada kondisi pasien.
Mampu menjaga privasi pasien dan rahasia pasien.
Dokter menghargai rasionalitas pasien.
Melaksanakan inform consent.
Sabar menunggu keputusan pasien.
Mampu menjaga hubungan.

4. Justice
Justice bearti adil, sehingga seorang dokter harus mampu bersikap adil pada pasien
pasiennya. Ciri ciri prinsip ini adalah :
Segala sesuatu diberlakukan secara universal.
Dokter mengambil porsi terakhir dalam proses membagi yang telah dilakukan.
Mampu memberi kesempatan yang sama terhadap pribadi dalam posisi yang

sama.
Menghargai hak sehat pasien.
Mengahargai hak hukum pasien dan hak orang lain.

Dokter mampu menjaga kelompok rentan.


Dalam pelayanan tidak membedakan berdasarkan SARA, status sosial, dll.
7
Memberi kontribusi yang relatif sama sesuai kebutuhan pasien.
Tidak memberi beban berat secara tidak merata tanpa alasan yang tepat.
Menghormati hak populasi kelompok rentan.
Bijak dalam makroalokasi.

C. Skenario Kasus
Dokter Tenar yang praktek di Jalan Ramai sejak 2 tahun yang lalu adalah seorang dokter
umum yang memiliki pasien cukup banyak, terutama pada hari Sabtu dan Minggu.
Dengan ruangan praktek yang cukup luas dr. Tenar menempatkan 2 bed dalam kamar
prakteknya yang dibatasi dengan gorden sehingga dr. Tenar dapat leluasa memeriksa
pasiennya dari satu tempat ke tempat lainnya. Namun di sisi lain terdapat kesulitan bila ada
pasien yang datang dengan kelainan kulit dimana ia harus memeriksa pasien dalam keadaan
setengah telanjang.
Pada hari Sabtu minggu lalu, sudah ada 10 antrean pasien pada saat beliau datang. Dengan
tujuan memasyarakatkan budaya antre dr. Tenar memeriksa pasien sesuai nomor urut
pendaftaran. Sesuai dengan dugaan, pasien pertama, kedua dan ketiga datang dengan keluhan
batuk pilek. Maka dr. Tenar pun memberikan puyer batuk pilek pada ketiganya serta nasehat
untuk istirahat cukup, banyak minum air putih serta mengkonsumsi buah buahan.
Pasien keempat sore itu adalah seorang ibu berusia 60 tahun diantar oleh anak laki lakinya
datang dengan keluhan nyeri ulu hati yang menjalar ke punggung. Merasa tidak yakin dengan
kemungkinan sakit maag yang diderita ibu ini, maka dr. Tenar melakukan pemeriksaan EKG
(elektrodiagram) karena kecurigaan terjadi penyempitan pembuluh darah jantung. Hasil yang
8

diperoleh tidak ada kelainan. Melihat usia, kondisi fisik ibu yang cukup gemuk serta tekanan
darah 140 / 90 maka dr. Tenar memberikan surat rujukan beberapa pemeriksaan laboratorium.
Dr. Tenar merujuk ibu tersebut ke LAB KLINIK Titrasi Cepat langganannya yang tidak
begitu jauh dari tempat prakteknya. Dari Lab Klinik ini Dr. Tenar mendapat bingkisan kue
yang dia amati ternyata sejajar dengan 20 pasien yang ia kirim, ia memperoleh voucher
belanja Rp. 300.000, - di supermarket terkenal di kotanya.
Pasien pulang dengan membawa obat maag, penenang dan surat permintaan laboratorium
serta minta datang kembali setelah memperoleh hasil laboratorium. Setelah menyelesaikan
administrasi ibu tersebut masuk kembali ke kamar periksa karena merasa ada yang kurang
yaitu belum disuntik seperti yang biasa ia dapatkan bila berobat ke dokter. Pada saat masuk,
tanpa sengaja ia tadi melihat pasien laki laki muda bertato di perut bawah sedang menutup
kembali celana dalamnya. Anak muda tadi tidak mengikuti nomor antrian karena mengaku
teman SMP dr. Tenar, sehingga zoster memasukkan lebih dahulu ke ruang sekat kiri, ruang
tempat pasien yang memerlukan perlakuan khusus. Ia sempat sepintas melihat celana dalam
tadi bervlek-vlek putih kekuningan. Anak muda tadi memelototi si ibu, yang kemudian dr.
Tenar meminta sang ibu keluar sebentar menunggu giliran sehabis anak muda ini. Ibu yang
agak cerewet tadi minta maaf, namun tanpa dosa ia nyerocos menanyakan apa penyakit anak
muda tadi. Dr. Tenar agak terpana untuk menjawab pertanyaan awam si ibu ini. Ah, Cuma
panas dalam perut, jawab Tenar kalem, Saya suntiknya sambil berdiri saja dok, kalau tiduran
takut ketularan penyakit kelaminnya anak tadi cerocos sang pasien.
Pasien kelima dan keenam seorang wanita muda dan setengah baya. Sebut saja Mbak Modis
dan Ibu Menor. Mbak Modis mengeluh beberapa hari ini badannya panas dingin, mual dan
beberapa kali muntah. Sedangkan Ibu Menor mengeluh kepala pusing yang hilang timbul. Dia
9

sudah beberapa kali datang ke dokter yang berbeda beda dan dikatakan tidak ada apa apa,
hanya pusing biasa. Dokter terakhir yang ia kunjungi menyarankan dilakukan CT scan kepala.
Kemudian ia datang ke dr. Tenar dengan membawa hasil CT scan. Surat keterangan yang
terdapat di dalam amplop CT scan tersebut menyatakan kecurigaan adanya SOL (space
occupying lesion). Tanpa penjelasan mengenai isi di dalam surat keterangan tersebut, dr.
Tenar memberikan surat rujukan ke Rumah Sakit bagian saraf. Sementara Ibu Menor, tidak
sempat dilakukan pengukuran tekanan darahnya, langsung diberikan resep sakit kencing yang
sudah langganan ia derita 5 tahun ini. Dr. Tenar hanya memeriksa sekilas dan menyakin resep
dari catatang medis yang disodorkan zoster.
Zoster telah mengingatkan dua pasien berikutnya adalah Tn. Garputala 46 tahun dengan
muntah berak belasan kali dan satu lagi seorang pelajar putri, 15 tahun sebut saja Nn. Rana
Omnivora yang ia kenal sebagai anak pertama OKB (orang kaya baru) tetangganya, yang
anggota DPRD salah satu parpol besar, serta baru saja menerima telepon ada pasien
langganannya yang gawat mau datang.
Garputala adalah hansip setempat yang merasa tidak afdol kalau belum dipegang dr. Tenar.
Ia melongok sebentar ke pasien tadi, memegang nadinya yang terasa kecil dan lemah,
mencubit kulit perutnya yang ternyata sudah mengendur. Zus, carikan bajaj! instruksinya ke
zoster setelah meyakinkan sang hansip agar cepat dirawat. Tak lupa ia menitipkan amplop
berisi Rp. 25.000, - bagi hansip. Untuk transpornya, ya Pak Tala. Cepat sembuh deh sambil
memberi sebungkus oralit dan lalu mengirimkannya ke RSU setempat.
Saat mempersilahkan Nn. Rana masuk ke ruang sekat kanan, dr. Tenar terkaget karena
serombongan orang menyela masuk sambil menggendong pasien anak laki laki 9 tahun, si
Malthus bin Darwin yang tadi pagi ia khitan, ternyata datang kembali dalam keadaan
10

berdarah. Ia menolong Malthus duu selama 45 menit, sementara Rana terpana sendirian
karena Zoster juga sibuk membantu dr. Tenar mengatasi pendarahan si Malthus di ruang sekat
kiri. Tenar tak sempat bicara ke Nn. Rana. Para pengantar Malthus justru yang meminta Rana
sabar. Tentu sambil mencuri pandang, karena walaupun bukan bernama menor, RRRaaana
menor malam itu.
Sambil bersimbah peluh, Tenar akhirnya mendengarkan keluhan Rana. Ia stres karena baru
saja mengambil uang ayahnya tanpa ijin demi menolong sahabatnya seumuran untuk aborsi di
klinik Antah Berantah. Tenar menawarkan untuk menjadi mediator menyampaikan apa
adanya kepada bapak Rana. Toh menurutnya dan menurut Rana, sang anggota DPRD ini
cukup mampu menolong sahabt Rana. Biar uang saku saya dipotong deh dok asal papi tak
nyap nyap ama saya, kata si manis Rana.
Begitulah seharian dr. Tenar dalam membantu menyelesaikan masalah pasien pasiennya
sampai ia rela pulang larut malam.
D. Pembahasan Masalah Skenario
Berdasarkan skenario kasus tersebut, terdapat prinsip prinsip bioetika kedokteran. Dan dapat
dikelompokkan menjadi :
1. Beneficence

Paragraf 4 : Adanya kecurigaan terjadi penyempitan pembuluh darah jantung.


Karena dokter mengusahakan agar manfaat atau kebaikannya lebih banyak
dibandingkan dengan keburukannya.

11
Paragraf 5 : Pasien pulang dengan membawa obat maag, penenang, dan surat
permintaan laboratorium.

Menerapkan prinsip minimalisasi akibat buruk karena dokter memberi obat sementara

untuk meminimalkan akibat dari penyakit ibu tersebut.


Paragraf 5 : Serta meminta pasien datang kembali setelah memperoleh hasil
laoratorium.
Menerapakan prinsip mengembangkan profesi secara terus menerus. Dr. Tenar
meminta pasien datang kembali untuk memastikan dugaannya, dan apabila dugaan
dokter benar maka pasien dapat diberikan resep yang sesuai sehingga profesi dokter

dapat dipercaya terus oleh masyarakat.


Paragraf 6 : Ibu menor diberikan resep sakit kencing yang sudah langganan ia derita
selama 5 tahun.
Menerapkan prinsip minimalisasi akibat buruk karena dokter memberi resep sakit
kecing maka akan mencegah bahaya yang akan terjadi pada ibu Menor untuk

sementatara waktu.
Paragraf 8 : Tak lupa ia memberi amplop berisi Rp. 25.000, - bagi hansip. Untuk
transpornya, ya pak Tala. Cepat sembuh deh sambi memberi sebungkus oralit dan
lalu mengirimkannya ke RSU setempat.
Menggunakan prinsip altruisme dan minimalisasi akibat buruk. Hal ini dikarenakan dr.
Tenar memberi ongkos kepada pak Tala untuk berobat, ia menolong pak Tala tanpa
mengharapkan pamrih, dan juga memberi sebungkus oralit sebagai pertolongan
pertama bagi pak Tala.

12
Paragraf 10 : Sambil bersimbah peluh, Tenar akhirnya mendengarkan keluhan Rana.
Menerapkan prinsip altruisme karena dokter Tenar tidak memperdulikan dirinya telha
lelah, ia masih tetap mendengarkan keluhan Rana.
Paragraf 11 : Begitulah seharian dr. Tenar dalam membantu menyelesaikan masalah
masalah pasiennya sampai ia rela pulang larut malam.
Prinsip yang digunakan adalah mengutamakan altruisme (menolong tanpa pamrih, rela
berkorban untuk kepentingan orang lain). Hal ini ditunjukan dari sikap dr.Tenar yang
rela pulang larut malam.

2. Non Maleficence

Paragraf 4 : Dokter Tenar melakukan pemeriksaan EKG (elektrodiagram).


Menerapkan prinsip dokter sanggup mencegah bahaya atau kehilangan. Karena
dr.Tenar merujuk sang pasien untuk dilakukan pemeriksaan EKG, maka dr. Tenar telah
mampu mengatasi kehilangan yang lebih besar apabila ia tidak menyarankan

pemeriksaan EKG.
Paragraf 4 : Dr. Tenar memberikan surat rujukan beberapa pemeriksaan laboratorium.
Menerapkan prinsip dokter sanggup mencegah bahaya atau kehilangan. Karena ia
memberi rujukan pemeriksaan lab. Dari hasil pemeriksaan lab, akan lebih dipastikan
penyakit pasien tersebut.

13
Paragraf 9 : Ia menolong Malthus dulu selama 45 menit sementara Rana terpana
sendirian karena zoster sibuk membantu dr. Tenar mengatasi pendarahan si Malthus di
ruang sekat kiri.
Menerapkan prinsip menolong pasien emergensi. Karena dokter tersebut memberikan
pertolongan pada pasien yang keadaannya jauh lebih gawat daripada pasien yang
masih dapat menunggu untuk diperiksa kemudian.

3. Autonomy

Paragraf 2 : Kamar prakteknya dibatasi gorden sehingga dr. Tenar dapat leluasa
memeriksa pasiennya dari satu tempat ke tempat lainnya.
Dokter menerapkan prinsip menghargai privasi dengan cara memberi sekat pemisah
antar satu bed dengan bed yang lainnya. Sehingga pasien dapat leluasa diperiksa tanpa

merasa terganggu.
Paragraf 5 : Dr. Tenar meminta sang ibu keluar sebentar menunggu giliran sehabis
anak muda ini.

Menerapkan prinsip menghargai privasi karena dokter meminta sang ibu keluar agar

pasien yang sedang ia periksa dapat dilindungi privasinya.


Paragraf 5 : Ah, Cuma panas dalam perut, jawab Tenar kalem.
Menerapkan prinsip menjaga rahasia pasien karena penyakit pasien sebelumnya tidak
diberitahukan pada orang lain.

14
Paragraf 10 : Tenar menawarkan untuk menjadi mediator menyampaikan apa adanya
kepada bapak Rana.
Menerapkan prinsip tidak mengintervensi pasien dalam membuat keputusan dan sabar
menunggu keputusan pasien. Karena dokter Tenar hanya menawarkan menjadi
mediator, beliau tidak memaksa pasien untuk mengambil keputusan.

4. Justice

Paragraf 2 ; Dengan ruangan yang cukup luas dr. Tenar menempatkan 2 bed dalam
kamar prakteknya.
Menerapkan prinsip menghargai hak sehat pasien dalam hal equality. Karena
pasiennya yang cukup banyak maka untuk mempercepat pemeriksaan maka ia

menempatkan 2 bed.
Paragraf 3 : Dengan tujuan memasyarakatkan budaya antre dr. Tenar memeriksa
pasien sesuai nomor urut pendaftaran.
Menerapkan prinsip memberi kesempatan yang sama terhadap pribadi dalam posisi
yang sama. Pasien yang datang dan mendapat nomor antrian awal akan diperiksa

dokter terlebih dahulu, sehingga pemeriksaan bersifat adil.


Paragraf 3 : Maka dr. Tenar pun memberikan puyer batuk pilek pada ketiganya serta
nasehat untuk istirahat cukup, banyak minum air putih serta mengkonsumsi buah
buahan.
Menerapkan prinsip memberi kontribusi yang relatif sama dengan kebutuhan pasien.
Ketiga pasien sama sama datang dengan keluhan batuk pilek, karena dalam tidak

dijelaskan kondisi perekonomian pasien dan dijelaskan bahwa dokter memberi puyer
serta nasehat yang sama pada tiap pasien maka dokter tersebut telah memberi

kontribusi yang sama.


Paragraf 4 : Dr. Tenar merujuk ibu tersebut ke LAB KLINIK Titrasi Cepat
langganannnya yang tidak begitu jauh dari tempat prakteknya.
Menerapkan prinsip tidak memberi beban berat secara tidak merata tanpa alasan sah /
tepat. Hal ini dapat dilihat dari sikap dokter yang merujuk ke Laboratorium yang
jaraknya dekat dengan tempat prakteknya sehingga pasien tidak merasa terbebani

untuk pergi memeriksakan dirinya.


Paragraf 5 : Saya suntiknya sambil berdiri saja dok, kalau tiduran takut ketularan
penyakit kelaminnya anak tadi, cerocos sang pasien.
Menerapkan prinsip mengambil porsi terakhir dari proses membagi yang telah ia
lakukan. Dokter memenuhi keinginan pasien yang ingin disuntik sambil berdiri, tanpa
berkomentar kepada pasien. Sikap ini menunjukkan dokter mengambil porsi

terakhirnya yaitu memnuhi keinginan pasien.


Paragraf 8 : Garputala adalah hansip setempat yang merasa tidak afdol kalau belum
dipegang dr. Tenar.
Menerapkan prinsip tidak membedakan pelayanan pasien berdasarkan SARA, status
sosial, dll. Karena dokter tetap memeriksa Garputala yang hanya seorang hansip.

E. Pelanggaran Prinsip Bioetika Kedokteran


Adapun dalam skenario tersebut sang dokter melakukan pelanggaran secara tidak langsung.
Yaitu sebagai berikut :
1. Paragraf 5 : Anak muda tadi tidak mengikuti nomor antrian karena mengaku teman
SMP dr. Tenar sehingga zoster memasukkan lebih dahulu ke ruang sekat kiri.
Terjadi pelanggaran justice dimana semua pasien seharusnya diberi kesempatan yang
sama dengan cara mengantri.
16
2. Paragraf 6 : Tanpa memberi penjelasan mengenai isi surat keterangan tersebut, dr.
Tenar memberikan surat rujukan ke Rumah Sakit Saraf.

Terjadi pelanggaran autonomy karena dokter tidak berterus terang pada penyakit yang
diderita oleh pasien tersebut. Dr. Tenar hanya langsung mengambil tindakan tanpa
membiarkan pasien mengambil keputusan.
3. Paragraf 6 : Ibu menor, tidak sempat dilakukan pengukuran tekanan darahnya,
langsung diberikan resep. Hanya diperiksa sekilas dan menyalin resep dari data medis
yang disodorkan zoster.
Terjadi pelanggaran terhadap prinsip justice, karena dokter tidak melakukan
pemeriksaan padahal pasien lainnya dilakukan pemeriksaan. Sehingga dokter telah
bersikap tidak adil.
4. Paragraf 8 : Zus carikan bajaj! instruksinya ke zoster setelah meyakinkan sang
hansip agar cepat dirawat.
Terjadi pelanggaran autonomy karena dokter tidak memberitahukan penyakit yang
diderita pasien dan langsung mengambil tindakan sendiri tanpa mempertimbangkan
kondisi perekonomian pasien.

17

BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan uraian makalah Bioetika Kedokteran dalam Penenerapan tersebut, maka dapat
disimpulkan bahwa :

1. Prinsip prinsip bioetika kedokteran penting untuk dipelajari dan dipahami oleh setiap
dokter untuk menentukan tindakan medis dalam menangani pasien.
2. Kasus tersebut telah mencerminkan prinsip prinsip bioetika kedokteran dalam kehidupan
sehari hari.
B. Saran
Dari pembahasan kasus tersebut, maka penulis memberikan saran terhadap tindakan dokter
tersebut, yaitu :
1. Sebaiknya dokter harus memegang prinsipnya dengan baik, contohnya dalam kasus budaya
antre.
2. Dokter harus memberi tahukan penyakit pasien sebelum merujuk pasien tersebut ke rumah
sakit, agar pasien dapat memahami kondisi tubuhnya sendiri.

18

Daftar Pustaka
Prof. DR.dr. Agus Purwadianto, SpF, SH, Msi. Dr. Yuli Budiningsih SpF. Dr. Budi Sampurna,
SpF, Modul 1 blok 1.
Diunduh dari http://id.wikipedia.org/wiki/Bioetika
Diunduh dari http://www.medilexicon.com/medicaldictionary.php?t=60976
Diunduh dari

Anda mungkin juga menyukai