Penentuan Berat Moekul Berdasarkan Massa Jenis Gas
Penentuan Berat Moekul Berdasarkan Massa Jenis Gas
Abstrak
Massa atom relatif suatu unsur menunjukkan besarnya massa atom unsur itu dibandingkan
terhadap
1
12
massa atom karbon-12. Massa atom relatif itulah yang akan dicari dari
suatu senyawa volatil atau disebut berat molekul. Persamaan gas ideal dan massa jenis gas
dapat digunakan untuk menentukan berat molekul. Massa jenis dari gas digunakan untuk
menghitung berat molekul sutu gas yaitu dengan cara membandingkan suatu volume gas
yang akan diitung berat molekulnya dengan berat gas yang telah diketahui berat moekulnya
(sebagai standar) pada temperatur atau suhu dan tekanan yang sama.
1. Pendahuluan
Gas mempunyai sifat bahwa molekul-molekulnya sangat berjauhan satu sama lain
sehingga hampir tidak ada gaya tarik mnarik atau tolak menolak diantara mlekul-moleku
sehingga gas akan mengembang dan mengisi seluruh ruang yang ditempatinya. Salah satu
metode penentuan berat molekul yaitu berdasarkan massa jenis gas dengan alat victor
meyer. Persamaan gas ideal dan massa jenis gas dapat digunakan untuk menentukan
berat molekul senyawa volatil. Dari persamaan gas ideal :
PV = nRT.................................................(1)
dan konsep mol, diperoleh:
PV= (m/M)RT..........................................(2)
Persamaan ke (2) dapat diubah menjadi:
P(M) = (m/V)RT
M= Berat moekul
P= Tekanan gas
V= Voume gas
T= Suhu (K)
R= Tetapan gas
= Massa jenis
gas
= RT..........................................(3)
Volume gas akan berubah dengan adanya perubahan suhu dan tekanan oleh karena
itu,berat jenis gas juga akan berubah bila suhu dan tekanan juga berubah. Semakin tinggi
tekanan suatu jumlah tertentu gas pada suhu yang konstan akan menyebabkan volume
semakin kecil akibatnya berat jenis akan semakin besar.
Volatilitas merupakan kecenderungan seberapa mudah suatu senyawa untuk menguap
yang ditentukan dengan tekanan uapnya. Tekanan uap tergantung pada temeratur,
semakin besar tekanan uapnya maka akan semakin mudah menguap. Pada umumnya
senyawa volatil memiliki bau atau aroma. Bila suatu cairan volatil dengan titik didih <
100C ditempatkan dalam labu elenmeyer bertutup yang mempunyai lubang kecil pada
bagian penutupnya dan kemudian labu erlenmeyer tersebut dipanaskan sampai kurang
lebih 100C, maka cairan tadi akan menguap dan uap itu akan mendorong udara yang
terdapat pada labu erlenmeyer keluar melalui lubang kecil tadi.
Faktor Koreksi
Nilai Mr hasil perhitungan akan mendekati nilai sebearnya mengandung kesalahan.
Ketika labu erlenmeyer kosong ditimbang labu itu akan penuh dengan udara. Setelah
pemanasan dan pendingian dalam desikator tidak semua uap cairan kembali ke bentuk
cairannya. Oleh karena itu nilai massa sebenarnya X harus ditambahkan dengan massa
udara yang tidak dapat masuk kembali ke dalam labu erlenmeyer karena uap cairan yang
tidak mengembun. Massa tersebut dapat dihtung dengan mengasumsikan bahwa tekanan
parsial udara yang tidak dapat masuk tadi sama dengan tekanan uap cairan X pada suhu
kamar. Sebagai contoh untuk menghitung tekanan uap kloroform pada suhu tertentu dapat
digunakan rumus :
Log P = 6,9023 1163,03 (227,4 + T)
T= suhu senyaa dalam C
P= tekanan
Sebenarnya massa molekul relatif senyawa dapat ditentukan dengan berbagai metode
tergantung dari sifat-sifat fisik senyawa yang bersangkutan. Massa molekul relatif
senyawa volatil dapat ditentukan dengan menggunakan persamaan gas ideal dan massa
jenis gas.
2. Metode Percobaan
2.1. Alat
- labu elenmeyer (150mL)
- Beaker glass (600mL)
- Aluminium Foil
- Karet gelang
- Jarum
-neraca analitik
- desikator
-barometer
2.2. Bahan
cairan volatil (CHCl3)
2.3. Langkah Keja
Diambil sebuah labu erlenmeyer kecil yang bersih dan kering, selanjutnya ditutup
dengan menggunakan aluminum foil dan karet gelang
Selanjutnya ditimbang labu erlenmeyer beserta aluminum foil dan karet gelang
dengan menggunakan neraca analiik, kemudian dimasukkan kurang lebih 5mL cairan
volatil dalam labu erlenmeyer dan ditutup kembali dengan karet gelang sehingga
tutup itu bersifat kedap udara lalu diberi lubang pada aluminium foil agar uap dapat
keluar.
Direndam labu erlenmeyer dalam penangas air bersuhu kurang lebil 100C sehingga
air kurang lebih 1cm dibawah aluminium foil, dibiarkan labu erlenmyer dalam
penangas air sampai cairan volatil menguap.
Setelah semua cairan volatil menguap semua, diangkat labu erlenmeyer dari
penangas, dikeringkan air yang terdapat pada bagian luar labu erlenmeyer, lalu
ditempakan dalam desikator. Uap erlemnmeyer kembali menjadi cairan.
Ditimbang labu erlenmeyer yang telah dingin dalam neraca analitik tanpa melepas
tutupnya (aluminium foil).
selanjutnya ditentukan volume labu erlenmeyer dengan mengisi air sampai penuh
dan ditimbang massa air yang terdapat dalam labu erlenmeyer. Langkah terakhir
yaitu dukr tekanan atmosfer dengan barometer.
3. Hasil Percobaan
No
1
2
Pengamatan
massa erlenmeyer + aluminium foil + karet gelang
massa erlenmeyer + aluminium foil + karet gelang +
hasil
72,454 g
73,107 g
3
4
0,653 g
220,926 g
5
6
7
8
9
air
massa air
temperatur penangas
temperatur atmosfer
temperatur air
air pada 26C
148,472 g
75,0C
743,0 mmHg
26,0C
g
0,9968 mL
Lampiran
Setelah melakukan percobaan, didapatkan beberapa data yang dapat digunakan unuk
menghitung berat molekul senyawa volatil.
g
mL
(massa
erlenmeyer+
volume air
148,472 g
0,9968 g /mL
= 148,95 mL
= 0,14895 L
Volume uap kloroform
Volume uap kloroform yang menempati erlenmeyer= volume air yang menempati
m
v
72,454 g
= 0,653 g
Volume kloroform= 0,14895 L
massa kloroform
kloroform=
volume kloroform
=
0,653 g
0,14895 L
g
= 4,38 L
Tekanan atmosfer
Barometer menunjukkan tekanan 743,0 mmHg ketika percobaan ini dilakukan
743,0 mmHg
760,0 mmHg
P atm =
1 atm
= 0,9776 atm
Temperatur penangas air
Temperatur penangas air ketika kloroform menguap adalah 75,0C. Temperatur
cairan kloroform = temperatur titik didih dalam penangas air T= (75,0 + 273,0)K
= 348K
PV = nRT
m
PV = M
RT
MPV= RTm
RTm
M = PV
M
m
v
RT
P
4,38
karena
g
L atm
0,082
348 K
L
mol K
0,9776 atm
= 127,85 g/mol
100%
127,85
=
g
g
119,5
mol
mol
g
119,5
mol
100%
= 6,98 %
Berat molekul setelah ditambah faktor koreksi
Berat molekul kloroform sebelumnya sebenarnya mengandung kesalahan. Oleh
karena itu perlu ditambahkan faktor koreksi yaitu massa udara yang tidak dapat
masuk.
Diketahui : T kamar =26C = 299K
M udara = 28,8 g/mol
Tekanan pada suhu kamar
1163,03
log P = 6,90328
227,4 +T
1163,03
227,4 +26
log P = 6,90328
log P = 6,90328
log P = 6,90328
1163,03
253,4
4,5897
log P = 2,31358
P = 216,511 mmHg
216,511 mmHg
P=
760,0 mmHg
1 atm
=0,285 atm
massa udara yang tidak dapat masuk kembali:
PV=nRT
m
PV= M RT
PVM
RT
m=
0,082
g
mol
Latm
299 K
mol K
= 0,04986 g
Sehingga berat molekul setelah penambahan faktor koreksi
PV = nRT
m
PV = M RT
M
mRT
PV
Latm
348 K
mol K
0,9776 atm 0,14895 L
( 0,0986+0,653 ) g 0,082
M
= 147,305 g/mol
% kesalahan=
147,305
=
= 23,26 %
100%
100%
Jawaban pertanyaan
1. Sumber kesalahan utama
- Ketidaktepatan pengamatan pada saat cairan telah menguap semua atau belum dapat
mengakibatkan kesalahan dalam perhitungan. Jika masih ada cairan yang belum
menguap atau masih ada cairan yang tersisi dalam labu erlenmeyer, maka dapat
mengakibatkan kesalahan dalam perhitungan massa jenis gas dan pada akhirnya
mengakibatkan kesalahan pada perhitungan berat molekul.
g
mol
Massa C=
10
100=10 g
100
Massa H=
1
100=1 g
100
Massa Cl=
89
100=89 g
100
10 1 89
: :
12 1 35,5
0.83 : 2,51: 1
1:3:1
Rumus molekul= (CHCl3)n =120
(119,5)n =120
n=120
Rumus molekul senyawa adalah CHCl3