Anda di halaman 1dari 8

PENENTUAN KALOR PEMBAKARAN ZAT

Kelompok 8

Rabu,11

Februari 2015
Rofik Hidayati
Siti Nuril Aini

Abstrak
Pada percobaan ini, menentukan kalor pembakaran zat dilakukan dengan
menggunakan alat bom kalorimeter. Sampel (naftalena dan bricket) diletakkan pada mangkuk
sampel yang kemudian dimasukkan pada tabung beroksigen yang tercelup dalam medium
penyerap kalor dan sampel akan terbakar oleh api listrik dari kawat logam yang terpasang
dalam tabung. Dari proses tersebut, dicatat suhu awal dan suhu akhir serta panjang kawat
yang terpakai untuk perhitungan (untuk menghitung kapasitas kalor). Proses yang terjadi di
dalam kalorimeter berlangsung secara adiabatik Uc=0.

1. Pendahuluan
Alat yang digunakan untuk mengukur perubahan panas disebut
kalorimeter. Hal ini didasarkan pada standar energy panas yang telah
digunakan

secara

bertahun-tahun

yaitu

kalorimeter.

Dua

metode

eksperimen secara termokimia yang umum digunakan untuk menentukan


panas yaitu :
a. Kalori pembakaran
b. Kalori kalibrasi
Dalam metode pertama, suatu unsur atau senyawa yang dibakar
dengan oksigen , kalor atau energy yang dibebaskan dalam reaksi diukur ,
sedangkan metode kedua digunakan senyawa anorganik dan larutanlarutannya.
Kalorimeter bom adalah alat yang digunakan untuk mengukur
jumlah kalor (nilai kalori) yang dibebaskan pada pembakaran sempurna
(dalam O2 berlebih) suatu senyawa, bahan makanan, bahan bakar.
Sejumlah sampel ditempatkan pada tabung beroksigen yang tercelup
dalam medium penyerap kalor (kalorimeter), dan sampel akan terbakar
oleh api listrik dari kawat logam terpasang dalam tabung.
Proses yang terjadi di dalam kalorimeter berlangsung secara
adiabatik Uc=0.

Kalor yang dilepaskan dalam proses pembakaran

digunakan untuk menaikkan suhu kalorimeter. Berdasarkan kenaikan suhu


kalorimeter bom ini dapat ditentukan kalor pembakarannya. Dalam percobaan ini akan
ditentukan UT, yaitu perubahan energi dalam yang dialami sistem atau bahan yang dibakar.
Sehingga UT = -C x T . Pada penentuan kalor pembakaran gas, perlu ditentukan pula
factor koreksi. U2 adalah koreksi terhadap kalor pembakaran kawat pemanas. U2= panjang
kawat yang terbakar (cm) x (-2,3 kal/cm).

2. Metode Percobaan
Dalam percobaan ini, penentuan kalor pembakaran dilakukan
dengan menggunakan bom kalorimeter. Sampel yang digunakan yaitu
naftalena dan briket.
No
Langkah Kerja
1. Diratakan permukaan naftalena
dan briket agar permukaannya
luas
2.

Ditimbang + 1 gram naftalena


dan + 1 gram briket dengan
neraca analitik dan kemudian
dimasukkan mangkuk sampel

3.

Dipotong kawat nikelin 10


cm, lalu dipasang kawat
tersebut sehingga dapat

4.

menyentuh sampel.
Mangkuk sampel yang
telah dipasang kawat
nikelin dimasukkan dalam
bom kalorimeter,
kemudian ditutup rapat
dan diisi dengan gas
oksigen hingga tekanan
20 atm.

Foto

5.

Dimasukkan bom
kalorimeter dalam ember
yang telah berisi air 2 L,
kemudian dimasukkan
dalam kalorimeter dan

6.

ditutup rapat.
Dipasang kabel arus listrik,
termometer serta lup, dan
dibiarkan sampai suhunya
konstan, kemudian dibaca
temperaturnya (T1).

7.

Ditekan tombol untuk


menjalankan arus listrik dan
dicatat temperatur tiap menitnya
hingga suhunya konstan (T2)

8.

Dibuka kalorimeter dan bomb


dikeluarkan dari ember yang
berisi air, gas-gas hasil reaksi
dikeluarkan melalui lubang di
atas bomb dengan membuka
dreinya, kemudian diputar

9.

secara perlahan
Dilepaskan kawat yang tidak
terbakar

untuk

panjangnya.

Kemudian

diukur
dapat

dihitung kapasitas kalornya.

10

Dilap

kalorimeter serta bagian luar

bagian

dalam

bomb

kalorimeter.

3. Hasil
Dari percobaan ini, didapatkan hasil sebagai berikut:
N

Pengamatan

Percobaan 1

Percobaan 2 (Briket)

o
1.
2.

Massa
Suhu air di dalam ember

(Naftalena)
1,002 gram
26,10oC

0,915 gram
26,30 C

3.

(T1)
Suhu air

Menit ke-1 = 27,90

Menit ke-1 = 27,20

Menit ke-2 = 29,30

Menit ke-2 = 27,90

Menit ke-3 = 29,70

Menit ke-3 = 28,30

Menit ke-4 = 29,80

Menit ke-4 = 28,40

Menit ke-5 = 29,90

Menit ke-5 = 28,40

Menit ke-6 = 29,90


4.
5.

6.

Suhu akhir (T2)


Panjang kawat

C
29,90 C
Awal = 10,00 cm

28,40 C
Awal = 10,00 cm

Sisa = 2,00 cm

Sisa = 2,80 cm

Terpakai = 8,00 cm
20 atm

Terpakai = 7,20 cm
20 atm

Tekanan
Untuk naftalena
setelah dilakukan pembakaran 6 menit, diperoleh suhu konstan (T2) = 29,90oC
Sehingga T = 29,90oC 26,10oC
= 3,80oC
Sisa panjang kawat nikelin setelah pembakaran = 2,00 cm
Panjang kawat nikelin yang terbakar 10,00 cm 2,00 cm = 8,00 cm
U2 = 8,00 cm x -2,3 kal/cm

= - 18,40 kal
= - 0,0184 Kkal
Dengan demikian dapat dihitung nilai Q naftalena sebesar 2429,4816 Kkal
dan juga nilai kapasitas kalor bomb kalorimeter sebesar C = 639,3373 Kkal/oC.
Untuk briket
setelah dilakukan pembakaran 5 menit, diperoleh suhu konstan (T2) = 28,40oC
Sehingga T = 28,40oC - 26,30oC
= 2,10oC
Sisa panjang kawat nikelin setelah pembakaran = 2,80 cm
Panjang kawat nikelin yang terbakar 10,00 cm 2,80 cm = 7,20 cm
U2 = 7,20 cm x -2,3 kal/cm
= - 16,56 kal
= - 0,01656 Kkal
Dengan demikian dapat dihitung nilai Q bricket sebesar 1467,3496 Kkal/g.

Jawaban Pertanyaan
1. Apakah Perbedaan antara UT dengan HT ?
UT merupakan perubahan energi yang terjadi dalam sistem, sedangkan HT
merupakan perubahan entalpi.
2. Uc pada persamaan (1) sama dengan nol?
iya, karena proses yang terjadi pada kalorimeter
adiabatik sempurna.

merupakan proses secara

Lampiran
# Penentuan kapasitas kalor bom kalorimeter
Q naftalena = C naftalena + U2
= 2429,5 Kkal + (- 0,0184 Kkal)
= 2429,4816 Kkal
C=

Q
T

C=

2429,4816 Kkal
3,80 C

C = 639,3373 Kkal/oC
# Penentuan kapasitas kalor bricket
C x T U 2
=
Q
m
639,3373
Q=

Q=

Kkal
x 2,10 C(0,01656 Kkal)
C
0,915 g

1342,6083 Kkal(0,01656 Kkal)


0,915 g

Q = 1467,3496 Kkal/g

Anda mungkin juga menyukai