Laporan 5
Laporan 5
Kelompok 8
Rabu,11
Februari 2015
Rofik Hidayati
Siti Nuril Aini
Abstrak
Pada percobaan ini, menentukan kalor pembakaran zat dilakukan dengan
menggunakan alat bom kalorimeter. Sampel (naftalena dan bricket) diletakkan pada mangkuk
sampel yang kemudian dimasukkan pada tabung beroksigen yang tercelup dalam medium
penyerap kalor dan sampel akan terbakar oleh api listrik dari kawat logam yang terpasang
dalam tabung. Dari proses tersebut, dicatat suhu awal dan suhu akhir serta panjang kawat
yang terpakai untuk perhitungan (untuk menghitung kapasitas kalor). Proses yang terjadi di
dalam kalorimeter berlangsung secara adiabatik Uc=0.
1. Pendahuluan
Alat yang digunakan untuk mengukur perubahan panas disebut
kalorimeter. Hal ini didasarkan pada standar energy panas yang telah
digunakan
secara
bertahun-tahun
yaitu
kalorimeter.
Dua
metode
2. Metode Percobaan
Dalam percobaan ini, penentuan kalor pembakaran dilakukan
dengan menggunakan bom kalorimeter. Sampel yang digunakan yaitu
naftalena dan briket.
No
Langkah Kerja
1. Diratakan permukaan naftalena
dan briket agar permukaannya
luas
2.
3.
4.
menyentuh sampel.
Mangkuk sampel yang
telah dipasang kawat
nikelin dimasukkan dalam
bom kalorimeter,
kemudian ditutup rapat
dan diisi dengan gas
oksigen hingga tekanan
20 atm.
Foto
5.
Dimasukkan bom
kalorimeter dalam ember
yang telah berisi air 2 L,
kemudian dimasukkan
dalam kalorimeter dan
6.
ditutup rapat.
Dipasang kabel arus listrik,
termometer serta lup, dan
dibiarkan sampai suhunya
konstan, kemudian dibaca
temperaturnya (T1).
7.
8.
9.
secara perlahan
Dilepaskan kawat yang tidak
terbakar
untuk
panjangnya.
Kemudian
diukur
dapat
10
Dilap
bagian
dalam
bomb
kalorimeter.
3. Hasil
Dari percobaan ini, didapatkan hasil sebagai berikut:
N
Pengamatan
Percobaan 1
Percobaan 2 (Briket)
o
1.
2.
Massa
Suhu air di dalam ember
(Naftalena)
1,002 gram
26,10oC
0,915 gram
26,30 C
3.
(T1)
Suhu air
6.
C
29,90 C
Awal = 10,00 cm
28,40 C
Awal = 10,00 cm
Sisa = 2,00 cm
Sisa = 2,80 cm
Terpakai = 8,00 cm
20 atm
Terpakai = 7,20 cm
20 atm
Tekanan
Untuk naftalena
setelah dilakukan pembakaran 6 menit, diperoleh suhu konstan (T2) = 29,90oC
Sehingga T = 29,90oC 26,10oC
= 3,80oC
Sisa panjang kawat nikelin setelah pembakaran = 2,00 cm
Panjang kawat nikelin yang terbakar 10,00 cm 2,00 cm = 8,00 cm
U2 = 8,00 cm x -2,3 kal/cm
= - 18,40 kal
= - 0,0184 Kkal
Dengan demikian dapat dihitung nilai Q naftalena sebesar 2429,4816 Kkal
dan juga nilai kapasitas kalor bomb kalorimeter sebesar C = 639,3373 Kkal/oC.
Untuk briket
setelah dilakukan pembakaran 5 menit, diperoleh suhu konstan (T2) = 28,40oC
Sehingga T = 28,40oC - 26,30oC
= 2,10oC
Sisa panjang kawat nikelin setelah pembakaran = 2,80 cm
Panjang kawat nikelin yang terbakar 10,00 cm 2,80 cm = 7,20 cm
U2 = 7,20 cm x -2,3 kal/cm
= - 16,56 kal
= - 0,01656 Kkal
Dengan demikian dapat dihitung nilai Q bricket sebesar 1467,3496 Kkal/g.
Jawaban Pertanyaan
1. Apakah Perbedaan antara UT dengan HT ?
UT merupakan perubahan energi yang terjadi dalam sistem, sedangkan HT
merupakan perubahan entalpi.
2. Uc pada persamaan (1) sama dengan nol?
iya, karena proses yang terjadi pada kalorimeter
adiabatik sempurna.
Lampiran
# Penentuan kapasitas kalor bom kalorimeter
Q naftalena = C naftalena + U2
= 2429,5 Kkal + (- 0,0184 Kkal)
= 2429,4816 Kkal
C=
Q
T
C=
2429,4816 Kkal
3,80 C
C = 639,3373 Kkal/oC
# Penentuan kapasitas kalor bricket
C x T U 2
=
Q
m
639,3373
Q=
Q=
Kkal
x 2,10 C(0,01656 Kkal)
C
0,915 g
Q = 1467,3496 Kkal/g