Anda di halaman 1dari 2

Ada Apa dengan Bahasa Indonesia ?

Penggunaan Bahasa Indonesia di jaman sekarang ternyata banyak sekali


menemui masalah, mengapa bisa disebut demikian ? Karena memang menurut saya
faktor penyebabnya adalah masyarakat belum mengetahui tentang penggunaan
Bahasa Indonesia yang baik dan benar. Bahkan, Undang-Undang yang membahas
tentang Bahasa Indonesia yaitu Undang-Undang no. 24 tahun 2009 banyak yang tidak
tahu. Contohnya saya yang notabene-nya adalah salah satu elemen dari golongan
terpelajar saja baru tahu saat diberi tugas mencari di internet dan membaca UndangUndang tersebut, apalagi masyarakat biasa yang umumnya memiliki pengetahuan
tentang hukum dan teknologi yang kurang. Dari sana, barulah saya menyadari betapa
pentingnya peran Bahasa Indonesia. Saat membaca UU tersebut, saya merasakan hal
aneh pada bab III tentang Bahasa Indonesia, karena bila merujuk pada bab-bab yang
lain, akan dikenakan sanksi bila pasal-pasal yang tertera tidak dilaksanakan atau
dilanggar, berbeda dengan bab III yang tidak terdapat sanksi dalam penerapannya.
Kondisi ini tentu memberikan efek jera yang kurang kuat bagi masyarakat untuk tidak
melanggar. Hal aneh lainnya adalah dalam UU tersebut ada salah satu pasal yang saya
cermati yaitu Pasal 28 UU RI Nomor 24 Tahun 2009 yang berbuyi Bahasa Indonesia
wajib digunakan dalam pidato resmi Presiden, Wakil Presiden, dan pejabat negara
yang lain yang disampaikan di dalam atau di luar negeri. Menurut saya, pasal ini
sangat sering ditemui pelanggaran, contohnya pada pidato oleh mantan Presiden
Indonesia Susilo Bambang Yudhoyono di forum Internasional dan pidato oleh pejabat
negara lainnya. Padahal, jika Presiden saja tidak patuh pada UU, dampaknya adalah
wajar bila masyarakat ikut berperilaku demikian. Bila ingin menghindari dampak
negatif tersebut, pejabat negara termasuk Presiden dan Wakil Presiden semestinya
punya kesadaran tentang arti penting Bahasa Indonesia. Selain itu, untuk solusi secara
real, para pejabat negara tersebut dapat menggunakan jasa penterjemah profesional
untuk menghindari kemungkinan buruk yang terjadi seperti kesalahpahaman tentang
isi pembicaraan. Bahasa asing sendiri dapat digunakan saat pembicaraan non-formal
yang gunanya untuk mempererat hubungan antar negara. Akhir kata, tidak ada sesuatu
yang diciptakan di dunia tanpa arti atau manfaat, begitu pula dengan UU ini,
sejatinya, Bab III pada UU no. 24 tahun 2009 tentang Bahasa Indonesia dapat
dijadikan sebagai sarana mempertahankan eksistensi Bahasa Indonesia serta
memperkenalkan Bahasa Indonesia di kancah internasional, selain itu dapat

memperkuat jati diri Bangsa Indonesia, dan terakhir adalah sebagai cerminan bahwa
kita bangga dengan bahasa yang kita miliki.

Anda mungkin juga menyukai