Kejang Demam
Kejang Demam
I. PENDAHULUAN
Kejang demam adalah kejang yang terkait dengan demam dan usia,serta tidak
didapatkan infeksi intrakranial ataupun kelainan lain di otak. Kejang demam terjadi
pada anak berusia 6 bulan sampai 5 tahun. Insiden bangkitan kejang demam tertinggi
terjadi pada usia 18 bulan. Kejang demam di kelompokkan menjadi dua, yaitu kejang
demam sederhana dan kejang demam kompleks.1,2
Faktor yang berperan dalam etiologi kejang demam yaitu faktor demam, usia,
riwayat keluarga, riwayat prenatal, dan riwayat perinatal.2
Prognosis kejang demam baik, angka kematian hanya 0,64%-0,75%. Sebagian
besar penderita kejang demam sembuh sempurna, sebagian berkembang menjadi
epilepsi sebanyak 2% -7%.Walaupun prognosis kejang demam baik, bangkitan kejang
demam cukup mengkhawatirkan bagi orang tua. Kejang demam juga dapat
mengakibatkan gangguan tingkah laku seperti penurunan intelegensi dan pencapaian
tingkat akademik.1,2,3
II. DEFINISI
Kejang demam ialah bangkitan kejang yang terjadi pada kenaikan suhutubuh
(suhu rektal > 38oC) yang disebabkan oleh suatu proses ekstrakranium.4,5
Menurut consensus statment on febrile seizures kejang demam adalah
suatukejadian pada bayi dan anak biasanya terjadi antara umur 3 bulan - 5
tahunberhubungan dengan demam tetapi tidak terbukti adanya infeksi intrakranial
atau penyebab tertentu.1
Definisi kejang demam menurut International League Against Epilepsy
(ILAE) adalah kejang yang terjadi setelah usia 1bulan yang berkaitan dengan demam
yang bukan disebabkan oleh infeksisusunan saraf pusat, tanpa riwayat kejang
sebelumnya pada masa neonatusdan tidak memenuhi kriteria tipe kejang akut lainnya
misalnya karenakeseimbangan elektrolit akut.5,6
Kejang demam terjadi pada 2-4% anak berumur 6 bulan sampai 5 tahun.Bila
anak berumur kurang dari 6 bulan atau lebih dari 5 tahun mengalamikejang didahului
dengan demam pikirkan kemungkinan lain misalnya infeksi susunan saraf pusat atau
epilepsi yang kebetulan terjadi bersamaan demam.1,2
Anak yang pernah kejang tanpa demam kemudian mengalami kejang demam
kembali dan bayi yang berumur kurang dari 4 minggu tidak termasuk dalam definisi
kejang demam. Derajat tingginya demam yang dianggap cukupuntuk diagnosis
kejang demam ialah 38oC atau lebih, tetapi suhu sebenarnyasaat kejang berlangsung
sering tidak diketahui.1,2
Kejang demam kompleks ialah bangkitan yang berlangsung lebih dari
15menit, fokal atau multipel (lebih daripada 1 kali kejang per episode
demam)sedangkan kejang demam sederhana ialah bangkitan yang berlangsungsingkat, kurang
dari 15 menit. Kejangberbentuk umum tonik dan atau klonik tanpa gerakan fokal,
kejang tidakberulang dalam waktu 24 jam. Kejadian kejang demam sederhana yaitu
80%di antara seluruh kejang demam.1,2
Jika kejang yang disertai demam terjadi selama lebih dari 30 menit baik satu
kali atau multipel tanpa kesadaran penuh diantara kejang makadiklasifikasikan
sebagai status epileptikus yang diprovokasi demam. Kejadianini berkisar 5 % dari
keseluruhan kejang yang disertai demam.6
Faktor yang penting pada kejang demam ialah demam, umur, genetik,prenatal
dan perinatal. Demam sering disebabkan infeksi saluran pernapasanatas, otitis media,
pneumonia, gastroenteritis dan infeksi saluran kemih.Kejang tidak selalu timbul pada
suhu yang paling tinggi, terkadang kejangterjadi pada demam yang tidak begitu
tinggi. Bila hal ini terjadi maka anak tersebut memiliki resiko tinggi untuk
berulangnya kejang.1
III. ETIOLOGI
Penyebab kejang demam hingga kini masih belum diketahui dengan pasti.
Demamnya sendiri
2.
3.
4.
Penyebab utama didasarkan atas bagian tubuh yang terlibat peradangan. Pada
penderita yang mengalami kelainan lebih dari satu bagian tubuhnya, misalnya tonsilofaringitis dan otitis media akut pernah dilaporkan bahwa infeksi tersebut lebih sering
disertai kejang demam daripada infeksi lainnya.Sekitar 4,8% - 45% penderita
gastroenteritis
oleh
kuman
Shigella
mengaiamikejang
demam
dibanding
gastroenteritis oieh kuman lainnya di mana angka kejadian kejang demam hanya
sekitar 1%. Lahat dkk, 1984 mengemukakan bahwa tingginya angka kejadian kejang
demam pada shigellosis dan salmonellosis berkaitan dengan efek toksik yang
dihasilkan kuman bersangkutan4.
IV. EPIDEMIOLOGI
Kejang sangat tergantung kepada umur, 85% kejang pertama sebelumberumur
4 tahun yaitu terbanyak di antara umur 17-23 bulan.1
Di Amerika Serikat insiden kejang demam berkisar antara 2-5% padaanak
umur kurang dari 5 tahun.Di Asia angka kejadian kejang demamdilaporkan lebih
tinggi dan sekitar 80-90% dari seluruh kejang demam adalahkejang demam
sederhana. Di Jepang angka kejadian kejang demam adalah 9-10%.3
V. MANIFESTASI KLINIK
Umumnya kejang demam berlangsung singkat, berupa serangan kejangklonik
atau tonik-klonik bilateral.Seringkali kejang berhenti sendiri.Setelahkejang berhenti,
anak tidak memberi reaksi apapun untuk sejenak, tetapisetelah beberapa detik atau
menit anak terbangun dan sadar embali tanpadefisit neurologis. Kejang demam
kompleks dapat diikuti oleh paresissementarayang berlangsung beberapa jam
sampaibeberapa hari.1,8
Perbedaan kejang demam sederhana (KDS) dan kompleks (KDK) dapatdilihat
pada tabel berikut4 :
Tabel 1. Perbedaan kejang demam sederhana dan kompleks
N
o
1.
2.
3.
4.
5.
Klinis
Durasi
Tipe kejang
Berulang dalam satu episode
Defisit neurologis
Riwayat keluarga kejang demam
KD
Sederhana
KD
Kompleks
< 15 menit
umum
1 kali
+
> 15 menit
umum/ fokal
> 1 kali
+
+
tersering pada anak disebabkan oleh infeksi dan infeksi virusmerupakan penyebab
terbanyak. Demam merupakan faktor utamatimbulnya bangkitan kejang.4
Kenaikan temperatur tubuh berpengaruh terhadap nilai ambang kejangdan
eksitabilitas neural, karena kenaikan suhu tubuh berpengaruh padakanal ion dan
metabolisme seluler serta produksi ATP. Setiap kenaikan suhu tubuh 1derajat celsius
akan
meningkatkan
metabolisme
karbohidrat
sebesar
10-15%,
sehingga
dapat
menyebabkan aliran
darah
ke plasenta
Demam dapat menurunkan nilai ambang kejang pada sel-sel yang belum
matang/immature.
Timbul dehidrasi sehingga terjadi gangguan elektrolit yang menyebabkan
VIII.
DIAGNOSIS
Diagnosis kejang demam ditegakkan setelah penyebab kejang yang laindapat
meningitis
merupakan
penyebab
kejangyang
lebih
mendapat
kejang.
Penyebab demam di luar infeksi susunan saraf pusat (gejala infeksi saluran napas
papil edema.
Tanda infeksi di luar susunan saraf pusat seperti infeksi saluranpernapasan,
faringitis, otitis media, infeksi saluran kemih dan lainsebagainya yang merupakan
penyebab demam.
Pemeriksaan neurologi: tonus, motorik, reflex fisiologis, reflex patologis11
cairan
serebrospinal
dilakukan
untuk
menyingkirkan
kemungkinan meningitis, terutama pada pasien kejang demam yang pertama. Indikasi
lumbal pungsi seperti infeksi intracranial dan penurunan kesadaran, sedangkan
kontraindikasi lumbal pungsi seperti adanya infeksi pada daerah yang akan di pungsi,
pupil edema, TIK meningkat, pasie shock dan adanya kelainan perdarahan. Pada bayi
kecil seringkali sulit untuk menegakkan diagnosis meningitis karena manifestasi
klinisnya tidak jelas, oleh karena itu pemeriksaan pungsilumbal harus dilakukan pada
bayi berumur < 6-12 bulan, sangat dianjurkanpada bayi berumur 12-18 bulan dan
tidak rutin dilakukan pada bayi berumur>18 tahun jika tidak disertai riwayat dan
gejala klinis yang mengarah kemeningitis.1,2,6,9
9
didiagnosis
berdasarkan
gambaran
klinis.Pemeriksaan
penunjang
membuka pakaian yang ketat dan posisi pasien dimiringkanapabila muntah untuk mencegah
aspirasi. Jalan napas harus bebas agaroksigenasi terjamin. Pengisapan lendir dilakukan secara
teratur, diberikanterapi oksigen dan jika perlu dilakukan intubasi.1
Awasi tanda vital seperti kesadaran, suhu, tekanan darah, pernapasandan fungsi
jantung. Suhu tubuh yang tinggi diturunkan dengan kompres airhangat dan pemberian antipiretik.
Tidak ditemukan bukti bahwa penggunaanantipiretik mengurangi resiko terjadinya
kejang demam, namun para ahli diIndonesia sepakat bahwa antipiretik tetap dapat
diberikan ketika anak demam(> 38,5oC). Dosis parasetamol yang digunakan ialah 10-
10
15 mg/kgBB/kalidiberikan 4 kali sehari dan tidak lebih dari 5 kali. Dosis ibuprofen 510mg/kgBB/kali diberikan 3-4 kali sehari.2
Obat yang paling cepat untuk menghentikan kejang adalah diazepam yang
diberikan secara intravena atau per-rektal. Kadar diazepam tertinggi dalamdarah akan
tercapai dalam waktu 1-3 menit apabila diazepam diberikan secaraintravena dan
dalam waktu 5 menit apabila diberikan secara per-rektal. Dosisdiazepam intravena
0,3-0,5 mg/kgBB, diberikan perlahan-lahan dengankecepatan 1-2 mg/menit atau
dalam waktu 3-5 menit dengan dosis maksimal20 mg. Untuk memudahkan orangtua
di rumah dapat diberikan diazepamrektal dengan dosis1,2:
-
berikut ini12 :
11
X.
PROGNOSIS
Kejadian kecacatan
pernahdilaporkan.Kematian
sebagai
akibat
komplikasi
kejang
kejang
demam
juga
demam
tidak
tidak
pernah
memang
sebelumnya
normal.
Penelitian
lain
secara
retrospektif melaporkan kelainan neurologis pada sebagian kecil kasus dan kelainan
12
inibiasanya terjadi pada kasus kejang yang lama atau kejang berulang baik fokalatau
kejang umum.2,5
Kejang demam akan berulang kembali pada sebagian kasus. Faktor
resikoberulangnya kejang yaitu riwayat kejang demam dalam keluarga, usia
saatkejang pertama < 12 bulan, temperatur yang rendah saat kejang (<40C)
dantimbulnya kejang yang cepat setelah demam. Bila semua faktor tersebutterpenuhi
maka resiko berulangnya kejang demam 80 % sedangkan bila tidak terdapat faktor
tersebut resikonya 10-15%. Kemungkinan berulangnya kejangpaling besar pada tahun
pertama.2,5
DAFTAR PUSTAKA
1. Marudur PT, Herini ES, Satria CD. Predictive factors for recurrent febrile
seizures in children. (Online), (http://www.paediatricaindonesiana.org/?q=a&a=
1074 &d=1, diakses 19 Mei 2015). Paediatrica Indonesiana. 2012; 52(6): 317-8.
2. Pusponegoro H, Widodo DP, Ismael S. Konsensus penatalaksanaan kejang
demam. (Online), (http://idai.or.id/wp-content/uploads/2013/02/Kejang-DemamNeurology-2012.pdf, diakses 19 Mei 2015). Badan Penerbit Ikatan Dokter Anak
Indonesia. 2006.h.1-13.
3. Baumann RJ. Pediatric febrile seizures. (Online), (http://emedicine.medscape.
com/article/1176205-overview#showall, diakses 19 Mei 20156 November 2014).
Medscape. 2012.
4. Tejani NR. Febrile seizures. (Online), (http://emedicine.medscape.com/article/
801500-overview#a0104, diakses 19 Mei 2015). Medscape. 2013.
13
M.
Tata
laksana
kejang
demam
pada
anak.
(Online),
14