Oleh :
Dina Mara Diana
NIM. I1A004016
Urutan Prioritas
1. PPI + Amoksisilin + Klaritromisin
2. PPI + Metronidazol + Klaritromisin
3. PPI + Metronidazol + Tetrasiklin
Pengobatan dilakukan selama 1 minggu
Dosis
1. Penghambat Pompa Proton
2. Amoksisilin
: 2 x 1 gram/hari
: 4 x 250 mg/hari
Terapi lini kedua dilakukan jika terdapat kegagalan pada lini pertama. Kriteria
gagal : 4 minggu pasca terapi, kuman H. pylori tetap positif berdasarkan
pemeriksaan UBT/HpSA atau histopatologi.1
-
Urutan Prioritas
1. Collodial bismuth subcitrate + PPI + Amoksisilin + Klaritromisin
2. Collodial bismuth subcitrate + PPI + Metronidazol + Klaritromisin
3. Collodial bismuth subcitrate + PPI + Metronidazol + Tetrasiklin
Pengobatan dilakukan selama 1 minggu
lain yang dilaporkan efektif adalah PPI bid, Rifabutin 300 mg qd (1 x sehari),
dan Amoksisilin 2 x 1 gram.1
Direkomendasikan untuk menggunakan kombinasi PAC (PPIAmoxycillin-Clarithromycin) sebagai lini pertama, dan bila gagal dapat
dilanjutkan
dengan
terapi
kuadrupel
seperti
P-BMT
(PPI-Bismuth-
tripel
selama
10
hari
dengan
Levofloksasin,
Esomeprazol,
diadakan penelitian pola resistensi di Indonesia secara berkala agar dapat menjadi
dasar pilihan antibiotik yang tepat. Masalah lain adalah penilaian keberhasilan
eradikasi yang harus menggunakan metode diagnostik yang paling peka dan non
invasif, terutama untuk penelitian epidemiologis. Selain standar emas kultur
mikrobiologi agaknya pemeriksaan tes Pernapasan urea (urea breath test 13C atau
14C) perlu diadakan dan digunakan secara meluas.1
Dari segi biaya, rejimen terapi dengan eradikasi > 90% akan
menyembuhkan tukak peptik, tanpa perlu terapi pemeliharaan sehingga lebih cost
effective dibandingkan dengan terapi konvensional. Terapi tripel pada awalnya
jelas lebih mahal, tetapi dalam jangka panjang akan lebih murah, apalagi bila
diperhitungkan peningkatan kualitas hidup, terbebas dari keluhan dan gangguan
penyakit.1
Yang dimaksud eradikasi adalah hilangnya kuman pada pemeriksaan 4
minggu pasca terapi yang dibuktikan dengan metode yang paling akurat. Dalam
perkembangannya dikenal terapi mono, dual, tripel, dan kuadripe. Dewasa ini
dianjurkan adalah terapi kombinasi dengan penyembuhan > 90%.1
Kesepakatan yang dirumuskan dalam konsensus nasional merupakan
petunjuk yang dapat digunakan bersama, sekaligus memberikan kemungkinan
untuk mendapat data penelitian yang bersifat nasional tentang infeksi
Helicobacter pylori di Indonesia.1
Pola terapi ideal yang mencakup efektivitas, keamanan, kepatuhan dan
cost effectiveness mungkin belum ada, tetapi harus diupayakan terapi optimal
yang sesuai dengan lingkungan dan kondisi pasien.1
Eradikasi
5 10%
10 25%
15 25%
50%
0 15%
Terapi Dual
Bismuth/Amoksisilin
Bismuth/Metronidazol
Amoksisilin/Metronidazol
IPP/Amoksisilin
IPP/Klaritromisin
Ranitidin Bismuth Sitrat
30 60%
30 60%
55 95%
55 95%
70 90%
70 80%
Terapi Tripel
Bismuth/Metronidazol/Tetrasiklin
IPP/Metronidazol/Amoksisilin atau Klaritromisin
IPP/Amoksisilin/Klaritromisin
Ranitidin/Bismuth Sitrat/Amoksisilin, Klaritromisin
80 95%
70 95%
70 90%
80 90%
Terapi Kuadrupel
Bismuth/Metronidazol/Tetrasiklin/IPP
> 90%
DAFTAR PUSTAKA
1. Rani AA, Fauzi A. Infeksi Helicobacter pylori dan Penyakit GastroDuodenal Dalam Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. Jakarta : EGC, 2007.
Hal 329-334.
2. Fardah A, Ranuh RG, Atmadji S, Kaspan F. Infeksi Helicobacter pylori
pada Anak. Surabaya : Bagian/SMF Ilmu Kesehatan Anak FK UNAIR,
2006.
3. Chey WD, Wong BC. American college of gastroenterology guideline on
the management of Helicobacter pylori infection. Am J Gastroenterol
2007; 102: 1808-1825.
4. Bago J, Pevec B, Tomic M, Marusic M, Bakula V, Bago P. Second-line
treatment for Helicobacter pylori infection based on moxifloxacin triple
therapy: a randomized controlled trial. Wien Klin Wochenschr 2009; 121:
47-52.
5. Toward Optimized Practice. Helicobacter pylori, Summary of the
Guidline.2009. www.topalbertadoctors.org