Ekonomi Harian
RuangTani.Com Jamur merupakan salah satu tanaman yang sudah tidak asing lagi bagi
masyarakat Indonesia. Jamur atau supa (Sunda) sering juga disebut cendawan atau fungi.
Tanaman ini banyak tumbuh pada saat musim hujan. Jamur terdiri dari berbagai macam
jenis/varietas. Ada jenis jamur yang dapat dimanfaatkan sebagai makanan, obat-obatan dan
Iain-lain. Sebaliknya, banyak jamur yang dapat mengakibatkan keracunan. Jenis/ varietas
jamur di muka bumi ini 42.000 macam. Karena jenis jamur itu banyak sekali, kita harus
tahu ciri-ciri jamur yang beracun dan yang tidak beracun.
Kita masukkan barang yang terbuat dari perak, seperti sendok/garpu, pada masakan
jamur apabila logam perak tersebut menghitam, kemungkinan besar jamur tersebut
beracun.
Kita masukkan nasi ke dalam masakan jamur beberapa waktu ( 0,5 menit), apabila
nasi tersebut berubah warna, menjadi kuning, berarti jamur tersebut beracun.
Setelah mengetahui jenis jamur yang beracun, untuk menghindari keracunan akibat
jamur, kita perlu memperhatikan berbagai hal berikut :
Hindari memasak jamur yang masih kecil karena pada saat itu kita kesulitan membedakan mana jamur beracun dan mana jamur.
Hindari memasak jamur yang tumbuh pada kotoran binatang dan jamur yang tumbuh
pada bagian insang/bilahnya (bagian bawah tudung jamur yang bersekat-sekat) yang
berwarna coklat atau kehitam-hitaman.
Hindari memakan jamur yang bila dipotong mengeluarkan cairan berwarna putih
susu.
Hindari memakan jamur yang sudah hampir busuk walaupun jamur tersebut termasuk
jamur yang dapat dimakan.
Salah satu jenis jamur yang sudah terbukti dapat dimakan dan tidak mengakibatkan
keracunan adalah jamur merang (Volvariella volvaceae). Oleh karena itu, jamur merang
banyak di budidayakan di Indonesia dan manca Negara.
Ada media untuk tumbuh dari bahan jerami/ merang, bekatul, dan Iain-lain.
Media tersebut harus selalu basah, tetapi tidak ada air yang menggenang.
Ruangan mempunyai kelembaban udara 80%. Hal ini dapat dilakukan dengan cara
menyemprot ruang dengan menggunakan air.
Pada prinsipnya tempat tanam harus terlindung dari panas matahari langsung dan
terlindung dari hujan.
Bahan
Jerami kering
100 kg
100 kg
70 kg
3 kg
2 kg
3 kg
6 kg
6 kg
6 kg
10 kg
10 kg
Kapur tembok
Bekatul
Pupuk kandang
Kapas (sisa pemintalan)
30 kg
Langkah kerja
Pilihlah jerami yang baik (berwarna kuning) kemudian dipotong-potong agar tidak
terlalu panjang.
Rendamlah jerami dalam air sampai cukup basah/menyerap air (tidak boleh lebih dari
1/2 jam).
Angkatlah rendaman jerami dan tempatkan pada tempat yang sudah di- sediakan
kemudian padatkan hingga setebal 10-15 cm.
Aduklah kapur dan bekatul menjadi satu hingga rata kemudian taburkan campuran
tersebut di atas tumpukan jerami sampai seluruh permukaan menjadi rata. Dengan
demikian, telah diperoleh lapisan yang pertama.
Lakukanlah langkah 3-4 hingga diperoleh lapisan 2 dan seterusnya mencapai tinggi
tumpukan minimal 60 cm. Bekatul dan kapur yang tersisa dihabiskan pada lapisan
tumpukan yang paling atas.
Tutuplah tumpukan yang sudah ditaburi bibit dengan plastik supaya jamur dapat
melakukan fermentasi yang menimbulkan penguapan. Dengan demikian media tidak
kering dan tetap lunak, sehingga kasa-kasa mudah menjalar ke dalam serat jerami.
Pada daerah yang iklimnya kurang dari 27C lapisan yang paling atas naikkan
kerungkup sekitar 30 cm sehingga agak renggang dari permukaan.
Pada iklim yang baik, yaitu antara 32-35C, biasanya pada hari ke-8, jamur sudah ada
yang dapat dipanen, tetapi daerah yang beriklim di bawah 30C, pertumbuhan jamur
akan terlambat hingga hari ke-10 sampai hari ke-12.
Penyiraman perlu dilakukan 2-3 kali sehari dengan menggunakan semprotan yang
halus atau percikan air, bergantung pada kondisi lingkungan setempat. Siraman tidak
boleh terlalu basah karena dapat mengakibatkan spora mati.
Apabila suhu kompos kurang dari 27C, dapat diatasi dengan cara :
o Kerungkupkan plastik kembali pada waktu malam hari,
o Siramlah dengan air hangat, dan
o Lakukan penguapan kecil dengan menggunakan ketel pemasak air dan uapnya
dialirkan ke dalam tumpukan kompos.