Anda di halaman 1dari 4

10 Panduan Mudah Cara Budidaya Jamur Merang Untuk Meperkuat

Ekonomi Harian

Post On: 2 October 2015


By: ruangtani
In: Budidaya Tanaman
Home > Budidaya Tanaman > 10 Panduan Mudah Cara Budidaya Jamur Merang Untuk
Meperkuat Ekonomi Harian

RuangTani.Com Jamur merupakan salah satu tanaman yang sudah tidak asing lagi bagi
masyarakat Indonesia. Jamur atau supa (Sunda) sering juga disebut cendawan atau fungi.
Tanaman ini banyak tumbuh pada saat musim hujan. Jamur terdiri dari berbagai macam
jenis/varietas. Ada jenis jamur yang dapat dimanfaatkan sebagai makanan, obat-obatan dan
Iain-lain. Sebaliknya, banyak jamur yang dapat mengakibatkan keracunan. Jenis/ varietas
jamur di muka bumi ini 42.000 macam. Karena jenis jamur itu banyak sekali, kita harus
tahu ciri-ciri jamur yang beracun dan yang tidak beracun.

Untuk itu, kita perlu melakukan pengetesan dengan cara berikut :

Kita masukkan barang yang terbuat dari perak, seperti sendok/garpu, pada masakan
jamur apabila logam perak tersebut menghitam, kemungkinan besar jamur tersebut
beracun.

Kita masukkan nasi ke dalam masakan jamur beberapa waktu ( 0,5 menit), apabila
nasi tersebut berubah warna, menjadi kuning, berarti jamur tersebut beracun.

Setelah mengetahui jenis jamur yang beracun, untuk menghindari keracunan akibat
jamur, kita perlu memperhatikan berbagai hal berikut :

Hindari memasak jamur yang masih kecil karena pada saat itu kita kesulitan membedakan mana jamur beracun dan mana jamur.

Hindari memasak jamur yang tumbuh pada kotoran binatang dan jamur yang tumbuh
pada bagian insang/bilahnya (bagian bawah tudung jamur yang bersekat-sekat) yang
berwarna coklat atau kehitam-hitaman.

Hindari memakan jamur yang bila dipotong mengeluarkan cairan berwarna putih
susu.

Hindari memakan jamur yang sudah hampir busuk walaupun jamur tersebut termasuk
jamur yang dapat dimakan.

Hindari makan jamur yang belum di masak.

Salah satu jenis jamur yang sudah terbukti dapat dimakan dan tidak mengakibatkan
keracunan adalah jamur merang (Volvariella volvaceae). Oleh karena itu, jamur merang
banyak di budidayakan di Indonesia dan manca Negara.

Cara Membudidayakan Jamur Merang


Syarat Tumbuh
Di depan sudah dibicarakan bahwa jamur merang dapat dibudidayakan pada lahan yang
sempit dan dapat hidup pada musim apapun. Namun, budi daya jamur merang tidak boleh
dilakukan secara asal-asalan karena jamur tersebut memerlukan syarat-syarat tertentu untuk
tumbuh. Syarat-syarat tumbuh jamur merang, antara lain sebagai berikut.

Ada media untuk tumbuh dari bahan jerami/ merang, bekatul, dan Iain-lain.

Media tersebut harus selalu basah, tetapi tidak ada air yang menggenang.

Ruangan mempunyai kelembaban udara 80%. Hal ini dapat dilakukan dengan cara
menyemprot ruang dengan menggunakan air.

Tanaman jamur terlindung dari sinar matahari langsung.

Keasaman media untuk tumbuh harus netral pH 7 8.

Langkah-langkah Penanaman Jamur Merang


Langkah-langkah penanaman jamur merang dilakukan melalui tiga tahap, yaitu :

Persiapan tempat tanaman


Tempat menanam jamur merang dapat dilakukan di beberapa tempat, antara lain :
Tanah

Apabila penanaman dilakukan di tanah, tinggikan permukaan tanah tersebut 10-15


cm dan taburkan terlebih dahulu kapur untuk mematikan cacing dan binatang lainnya.

Rak atau gotongan yang dapat dipindah- pindah.

Lantai yang sudah disemen/ditegel atau di atas bata.

Pada prinsipnya tempat tanam harus terlindung dari panas matahari langsung dan
terlindung dari hujan.

Persiapan bahan/media tanam


Media tanam jamur merang dapat dibuat dengan beberapa campuran, yaitu:

Bahan

Formula Formula Formula


I
II
III

Jerami kering

100 kg

100 kg

70 kg

3 kg

2 kg

3 kg

6 kg

6 kg

6 kg

10 kg

10 kg

Kapur tembok
Bekatul
Pupuk kandang
Kapas (sisa pemintalan)

30 kg

Langkah kerja

Pilihlah jerami yang baik (berwarna kuning) kemudian dipotong-potong agar tidak
terlalu panjang.

Rendamlah jerami dalam air sampai cukup basah/menyerap air (tidak boleh lebih dari
1/2 jam).

Angkatlah rendaman jerami dan tempatkan pada tempat yang sudah di- sediakan
kemudian padatkan hingga setebal 10-15 cm.

Aduklah kapur dan bekatul menjadi satu hingga rata kemudian taburkan campuran
tersebut di atas tumpukan jerami sampai seluruh permukaan menjadi rata. Dengan
demikian, telah diperoleh lapisan yang pertama.

Lakukanlah langkah 3-4 hingga diperoleh lapisan 2 dan seterusnya mencapai tinggi
tumpukan minimal 60 cm. Bekatul dan kapur yang tersisa dihabiskan pada lapisan
tumpukan yang paling atas.

Siapkan bibit jamur dan keluarkan dari bungkusnya kemudian dipecah-pecah


(disuwir-suwir) dan ditanam dengan cara dimasukkan/diselipkan pada seluruh
permukaan sedalam 3-5 cm dengan jarak tanam 3-5 cm. Sisa bibit ditaburkan pada
bagian permukaan atas.

Tutuplah tumpukan yang sudah ditaburi bibit dengan plastik supaya jamur dapat
melakukan fermentasi yang menimbulkan penguapan. Dengan demikian media tidak
kering dan tetap lunak, sehingga kasa-kasa mudah menjalar ke dalam serat jerami.

Pada daerah yang iklimnya kurang dari 27C lapisan yang paling atas naikkan
kerungkup sekitar 30 cm sehingga agak renggang dari permukaan.

Pada iklim yang baik, yaitu antara 32-35C, biasanya pada hari ke-8, jamur sudah ada
yang dapat dipanen, tetapi daerah yang beriklim di bawah 30C, pertumbuhan jamur
akan terlambat hingga hari ke-10 sampai hari ke-12.

Penyiraman perlu dilakukan 2-3 kali sehari dengan menggunakan semprotan yang
halus atau percikan air, bergantung pada kondisi lingkungan setempat. Siraman tidak
boleh terlalu basah karena dapat mengakibatkan spora mati.

Apabila suhu kompos kurang dari 27C, dapat diatasi dengan cara :
o Kerungkupkan plastik kembali pada waktu malam hari,
o Siramlah dengan air hangat, dan
o Lakukan penguapan kecil dengan menggunakan ketel pemasak air dan uapnya
dialirkan ke dalam tumpukan kompos.

Anda mungkin juga menyukai