Anda di halaman 1dari 15

Posted on April 6, 2013 | By | Leave a response

BAB I
PENDAHULUAN

A.

Latar Belakang
Kecepatan informasi dan mobilitas manusia di era modernisasi saat ini begitu tinggi

sehingga terjadi hubungan social dan budaya. Hubungan social antar manusia dirasakan
menurun akhir akhir ini, bahkan kadang- kadang hanya sebatas imitasi saja. Padahal bangsa
Indonesia yang mempunyai / menjunjung tinggi adat ketimuran sangat memperhatikan
hubungan social ini. Dengan demikian kita patut waspada dari kehilangan identitas diri
tersebut. Perubahan yang terjadi tadi dapat membuat rasa bingung karena muncul rasa tidak
pasti antara moral, norma,nilai nilai dan etika bahkan juga hokum. Menurut Dadang Hawari
( 1996 ) hal hal tersebut dapat menyebabkan perubahan psikososial, antara lain : pola hidup
social religious menjadi materialistis dan sekuler. Nilai agama dan tradisional diera modern
menjadi serba boleh dan seterusnya.
Perubahan perubahan yang dirasakan dapat mempengaruhi tidak hanya fisik tapi
juga mental, seperti yang menjadi standar WHO ( 1984 ) yang dikatakan sehat tidak hanya
fisik tetapi juga mental,social dan spiritual. Standar sehat yang disampaikan oleh WHO
tersebut dapat menjadi peluang besar bagi perawat untuk berbuat banyak, karena perawat
mempunyai kesempatan kontak dengan klien selama 24 jam sehari. Olehnya itu dalam tulisan
ini kami bermaksud mebahas tentang dimensi spiritual, dimensi spiritual dalam kesehatan,
konsep dalam memberikan asuhan keperawatan spiritual dan proses keperawatan dalam
dimensi spiritual.

Keperawatan sebagai profesi dituntut untuk mengembangkan keilmuannya sebagai


wujud kepeduliannya dalam meningkatkan kesejahteraan umat manusia baik dalam tingkatan
preklinik maupun klinik. Untuk dapat mengembangkan keilmuannya maka keperawatan
dituntut untuk peka terhadap perubahan-perubahan yang terjadi di lingkungannya setiap saat.
Keperawatan medikal bedah sebagai cabang ilmu keperawatan juga tidak terlepas dari adanya
berbagai perubahan tersebut, seperti teknologi alat kesehatan, variasi jenis penyakit dan
teknik intervensi keperawatan. Adanya berbagai perubahan yang terjadi akan menimbulkan
berbagai trend dan isu yang menuntut peningkatan pelayanan asuhan keperawatan.

B.

Tujuan

1.

Mengetahui ruang lingkup keperawatan jiwa, keluarga dan komunitas

2.

Mengetahui implikasi trend dan isu keperawatan jiwa, keluarga dan komunitas.

BAB II
PEMBAHASAN

A.

Keperawatan Jiwa

1.

Definisi
Keperawatan jiwa adalah pelayanan keperawatan profesional didasarkan pada ilmu

perilaku, ilmu keperawatan jiwa pada manusia sepanjang siklus kehidupan dengan respons
psiko-sosial yang maladaptif yang disebabkan oleh gangguan bio-psiko-sosial, dengan
menggunakan diri sendiri dan terapi keperawatan jiwa ( komunikasi terapeutik dan terapi
modalitas keperawatan kesehatan jiwa ) melalui pendekatan proses keperawatan untuk
meningkatkan, mencegah, mempertahankan dan memulihkan masalah kesehatan jiwa klien
(individu, keluarga, kelompok komunitas).
Prinsip keperawatan jiwa terdiri dari empat komponen yaitu manusia,

lingkungan, kesehatan dan keperawatan.

2.

Ruang Lingkup Keperawatan Jiwa


Perawat jiwa memberikan perawatan sepanjang rentang asuhan. Perawatan ini meliputi

intervensi yang berhubungan dengan pencegahan primer, sukunder, dan tersier.

a.

Pencegahan primer
pencegahan primer adalah intervensi biologi, social, atau psikologis yang bertujuan
meningkatkan kesehatan dan kesejahtraan atau menurunkan insiden penyakit dimasyarakat
dengan mengubah factor-faktor penyebab sebelum membahayakan. Pengkajian kebutuhan
akan tindakan keperawatan preventif termasuk identifikasi :

1)

Faktor resiko yang apabila ada pada diri seseorang membuatnya lebih cendrung mengalami

gangguan

2)

Faktor pelindung yang meningkatkan respos individu terhadap stress

3)

Populasi target individu yang rentan meengalami gangguan jiwa atau yang mumgkin

menunjukkan respon koping maladaptive terhadap stressor spesifik atau factor resiko.

b.

Pencegahan sukunder

Pencegahan sukunder termasuk menurunkan prevalensi gangguan. Aktiviras pencegahan


sukunder meliputi penemuan kasus dini, skrining, dan pengobatan efektif yang cepat.
Intervebsi krisis adalah suatu modalitas yang terapi pencegahan sukunder yang penting.

c.

Pencegahan Tersier
Aktivitas pencegahan tersier mencoba untuk mengurangi beratnya gangguan dan disabilitas
yang berkaitan.

d.

Rehabilitasi

Adalah oroses yang memungkinkan individu untuk kembali ketingkat fungsi setinggi
mungkin. Rehabilitasi jiwa berkembang dari kebutuhan untuk menciptakan kesempatan bagi
individu yang didiagnosis mengalami gangguan jiwa berat, agar dapat hidup, belajar dan

bekerja dilingkungan masyarakat yang mereka pilih. Rehabilitasi mengajukan bahwa


penderita gangguan jiwa harus dianggap sama seperti individu yang mengalami disabilatasi.
Sama seperti disabilitasi yang mengalami gangguan fisik, individu yang mengalami
disabilitas jiwa membutuhkan pelayanan dalam rentang yang luas, sering kali dalam waktu
yang lam. Rehabilitasi jiwa menggunakan pendekatan berpusat pada individu, orang ke orang
yang berbeda dengan model pelayanan medis tradisioanal.

3.

Isu dan Tren Keperawatan Jiwa


Menjadikan kesehatan jiwa sebagai prioritas global dengan cara meningkatkan

pelayanan kesehatan jiwa melalui advokasi dan aksi masyarakat. Perkembangan teknologi
digital membuat dunia terasa semakin sempit, informasi dari berbagai belahan dunia mampu
di akses dalam waktu yang sangat cepat, perkembangan pengetahuan, perkembangan terapi
menjadi sebuah media perubahan dalam proses penatalaksanaan gangguan jiwa, berdasarkan
isu diatas maka advokasi dan aksi masyarakat menjadi salah satu langkah awal untuk
menekan penderita gangguan jiwa di indonesia pada khususnya dan dunia pada umumnya.
Dua tindakan nyata diatas menjadi tanggung jawab kita semua, tuntutan material,
tuntutan hedonisme dan kesenangan duniawi mampu membuat beberapa orang mengalami
goncangan dalam kehidupannya, ketika agama tidak lagi menjadi pegangan, ketika nafsu
duniawi menjadi tuhan maka akan banyak perilaku tidak wajar yang muncul, tekanan
ekonomi, tekanan sosial, tekanan psikologis dan tekanan tekanan yang lain mampu
membuat ego defence mechanisme seseorang menjadi terganggu. Seseorang pada intinya
ingin dianggap penting, perilaku agar dianggap atau terlihat penting ini yang terkadang
merusak integritas pribadinya sendiri.
Trend atau issue dalam keperawatan jiwa adalah masalah-masalah yang sedang hangat
dibicarakan dan dianggap penting. Masalah-masalah tersebut dapat dianggap ancaman atau

tantangan yang akan berdampak besar pada keperawatan jiwa baik dalam tatanan regional
maupun global. Ada beberapa tren penting yang menjadi perhatian dalam keperawatan jiwa
di antaranya adalah sebagai berikut :

a.

Kesehatan jiwa dimulai masa konsepsi

b.

Trend peningkatan masalah kesehatan jiwa

c.

Kecenderungan dalam penyebab gangguan jiwa

d.

Kecenderungan situasi di era global

e.

Globalisasi dan perubahan orientasi sehat

f.

Kecenderungan penyakit jiwa

g.

Meningkatnya post traumatik sindrom

h.

Meningkatnya masalah psikososial

i.

Trend bunuh diri pada anak

j.

Masalah AIDS dan NAPZA

k.

Pattern of parenting

l.

Perspektif life span history

m.

Kekerasan

n.

Masalah ekonomi dan kemiskinan

B.

Keperawatan Keluarga

1.

Definisi
Keluarga merupakan sistem yang terbuka sehingga dapat dipengaruhi oleh supra

sistemnya yaitu lingkungannya yaitu masyarakat dan sebaliknya sebagai subsitem dari
lingkungan (masyarakat) keluarga dapat mempengaruhi masyarakat (supra sistem). Oleh
karena itu betapa pentingnya peran dan fungsi keluarga dalam membentuk manusia sebagai
anggota masyarakat yang sehat biopsikososial spiritual. Jadi sangatlah tepat jika keluarga

sebagai titik sentral pelayanan keperawatan . Diyakini bahwa keluarga yang sehat akan
mempunyai anggota yang sehat dan mewujudkan masyarakat yang sehat.
Perawatan kesehatan keluarga adalah pelayanan kesehatan yang ditujukan pada keluarga
sebagai unit pelayanan untuk mewujudkan keluarga yang sehat. Fungsi perawat membantu
keluarga untuk menyelesaikan masalah kesehatan dengan cara meningkatkan kesanggupan
keluarga melakukan fungsi dan tugas perawatan kesehatan keluarga.
Kerawatan keluarga adalah serangkaian kegiatan yang diberi via praktek keperawatan
kepada keluarga untuk membantu menyelesaikan masalah kesehatan keluarga tersebut
dengan menggunakan pendekatan proses keperawatan.

2.

Ruang Lingkup dan Sasaran Keperawatan Keluarga

a.

Ruang Lingkup Keperawatan Keluarga

1)

Promosi kesehatan

2)

Pencegahan penyakit pencegahan spesifik keluarga bebas dari cedera, immunisasi,

pencegahanmerokok, program kebugaran fisik, screening dan follow up care berbagai kasus (
hipertensi, pencegahan komplikasi klien dm, dan osteoparosis dll

3)

Intervensi keperawatan untuk proses penyembuhan ( terapi keperawatan) intervensi

keperawatan untuk memenuhi kebutuhan dasar manusia pada anggota keluarga melalui terpi
modalitas dan terapi kompelementer

4)

Pemulihan kesehatan rehabilitai fisik, mental dam sosial meningkatkan kemampuan

keluarga dan anggota keluarga unutk berfungsi secara optimal

b.

Sasaran Keperawatan Keluarga

1)

Keluarga sehat keluarga yang memerlukan perhatian khusus terkait dengan siklus

perkembangan manusia dan tahap perkembangan keluarga


fokus intervensi promosi kesehatan dan pencegahan penyakit

2)

Keluarga resiko tinggi dan rawan kesehatan keluarga yang mempunyai kebutuhan yang

terkait dengan siklus perkembangan anggota keluarga, keluarga dengan resiko penurunan
status kesehatan ( bayi bbrl, balita dengan ancaman ggn gizi, balita belum immunisasi, bumil
anemia, bumil multipara, lansia, remaja dengan penyalah gunaan obat dll.

3)

Keluarga yang memerlukan pelayanan tindak lanjut pasca hospitalisasi, penyakit kronik,

penyakit degeneratif, pasca tindakan pembedahan, dan penyakit terminal

3.

Tren dan Isu Keperawatan Keluarga

a)

Dunia tanpa batas (global vilage) mempengaruhi sikap dan pola perilaku keluarga

b)

Kemajuan dan pertukaran iptek

c)

Kemajuan teknologi transportasi migrasi

d)

Kesiapan untuk bersaing secara berkualitas

e)

Kompetensi global tenaga kesehatan/ keperawatan

Pelayanan :
a)

SDM belum dapat menjawab tantangan global belum ada perawat keluarga

b)

Penghargaan / reward rendah

c)

Biaya pelayanan kesehatan rawat inap mahal

d)

Pengetahuan dan keterampilan perawat masih rendah

e)

Rendahnya minat perawat untuk bekerja dengan keluarga akibat system yang belum

berkembang

f)

Pelayanan keperawatan keluarga belum berkembang (DEPKES sudah mneyusun pedoman


pelayanan keperawatan keluarga dan model keperwatan keluarga di rumah & perlu
disosialisasikan)

g)

Keperawatan keluarga/ komunitas dianggap tidak menantang

h)

Geografis luas namun tidak ditunjang dengan fasilitas

i)

Kerjasama lintas program dan lintas sector belum memadai

j)

Model pelayanan belum mendukung peranan aktif semua profesi

Pendidikan :
a)

Lahan praktik terbatas; pendirian pendidikan keperawatan cenderung mudah

b)

Penelitian terkait pengembangan dan uji model masih terbatas

c)

Sarana dan prasarana pendidikan sangat terbatas

d)

Rasio pengajar : mahasiswa belum seimbang

e)

Keterlibatan berbagai profesi selama pendidikan kurang

Profesi :
a)

Standar kompetensi belum disosialisasikan

b)

Belum ada model pelayanan yang dapat menjadi acuan

c)

Kompetensi berbagai jenjang pendidikan tidak berbatas

d)

Mekanisme akreditasi belum berjalan dengan baik

e)

Peranan profesi di masa depan dituntut lebih banyak

f)

Perlu pengawalan dan pelaksanaan undang-undang praktik keperawatan

C.

Keperawatan Komunitas

1.

Definisi
Menurut WHO (1959), keperawatan komunitas adalah bidang perawatan khusus yang

merupakan gabungan ketrampilan ilmu keperawatan, ilmu kesehatan masyarakat dan bantuan
sosial, sebagai bagian dari program kesehatan masyarakat secara keseluruhan guns
meningkatkan kesehatan, penyempumaan kondisi sosial, perbaikan lingkungan fisik,
rehabilitasi, pence-gahan penyakit dan bahaya yang lebih besar, ditujukan kepada individu,
keluarga, yang mempunyai masalah dimana hal itu mempengaruhi masyarakat secara
keseluruhan.

Keperawatan kesehatan komunitas adalah pelayanan keperawatan profesional yang


ditujukan kepada masyarakat dengan pendekatan pads kelompok resiko tinggi, dalam upaya
pencapaian derajat kesehatan yang optimal melalui pencegahan penyakit dan peningkatan
kesehatan dengan menjamin keterjangkauan pelayanan kesehatan yang dibutuhkan dan
melibatkan klien sebagai mitra dalam perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi pelayanan
keperawatan (Spradley, 1985; Logan and Dawkin, 1987).

2.

Ruang Lingkup dan Sasaran Keperawatan Komunitas

a.

Ruang Lingkup Keperawatan komunitas


Ruang lingkup keperawatan komunitas meliputi: upaya-upaya peningkatan kesehatan
(promotif), pencegahan (preventif), pemeliharaan kesehatan dan pengobatan (kuratif),
pemulihan kesehatan (rehabilitatif) dan mengembalikan serta memfungsikan kembali baik
individu, keluarga, kelompok dan masyarakat ke lingkungan sosial dan masyarakatnya
(resosialisasi). Dalam memberikan asuhan keperawatan komunitas, kegiatan yang ditekankan
adalah upaya preventif dan promotif dengan tidak mengabaikan upaya kuratif, rehabilitatif
dan resosialitatif.

1)

Upaya promotif

Upaya promotif dilakukan untuk meningkatkan kesehatan individu, keluarga, kelompok dan
masyarakat dengan jalan memberikan :

a)

Penyuluhan kesehatan masyarakat

b)

Peningkatan gizi

c)

Pemeliharaan kesehatan perseorangan

d)

Pemeliharaan kesehatan lingkungan

e)

Olahraga secara teratur

f)

Rekreasi

g)

Pendidikan seks

2)

Upaya preventif

Upaya preventif ditujukan untuk mencegah terjadinya penyakit melalui kegiatan :

a)

Imunisasi massal terhadap bayi, balita serta ibu hamil

b)

Pemeriksaan kesehatan secara berkala melalui posyandu, puskesmas maupun kunjungan

rumah

c)

Pemberian vitamin A dan yodium melalui posyandu, puskesmas ataupun di rumah

d)

Pemeriksaan dan pemeliharaan kehamilan, nifas dan menyusui.

3)

Upaya kuratif

Upaya kuratif ditujukan untuk merawat dan mengobati anggota-anggota keluarga, kelompok
dan masyarakat yang menderita penyakit atau masalah kesehatan, melalui kegiatan :

a)

Perawatan orang sakit di rumah (home nursing)

b)

Perawatan orang sakit sebagai tindak lanjut perawatan dari puskesmas dan rumah sakit

c)

Perawatan ibu hamil dengan kondisi patologis di rumah, ibu bersalin dan nifas

d)

Perawatan payudara

e)

Perawatan tali pusat bayi baru lahir

4)

Upaya rahabilitatif

Upaya rehabilitatif merupakan upaya pemulihan kesehatan bagi penderita-penderita yang


dirawat di rumah, maupun terhadap kelompok-kelompok tertentu yang menderita penyakit
yang sama, misalnya kusta, TBC, cacat fisik dan lainnya., dilakukan melalui kegiatan :

a)

Latihan fisik, baik yang mengalami gangguan fisik seperti penderita kusta, patah tulang

maupun kelainan bawaan

b)

Latihan-latihan fisik tertentu bagi penderita-penderita penyakit tertentu, misalnya TBC,

latihan nafas dan batuk, penderita stroke: fisioterapi manual yang mungkin dilakukan oleh
perawat

5)

Upaya resosialitatif

Upaya resosialitatif adalah upaya mengembalikan individu, keluarga dan kelompok khusus ke
dalam pergaulan masyarakat, diantaranya adalah kelompok-kelompok yang diasingkan oleh
masyarakat karena menderita suatu penyakit, misalnya kusta, AIDS, atau kelompokkelompok masyarakat khusus seperti Wanita Tuna Susila (WTS), tuna wisma dan lain-lain.
Di samping itu, upaya resosialisasi meyakinkan masyarakat untuk dapat menerima kembali
kelompok yang mempunyai masalah kesehatan tersebut dan menjelaskan secara benar
masalah kesehatan yang mereka derita. Hal ini tentunya membutuhkan penjelasan dengan
pengertian atau batasan-batasan yang jelas dan dapat dimengerti

b.

Sasaran Keperawatan Komunitas


Sasaran perawatan kesehatan komunitas adalah individu, keluarga, kelompok dan

masyarakat,

baik

yang

sehat

maupun

yang

sakit

yang

mempunyai

masalah

kesehatan/perawatan.

1)

Individu

Individu adalah bagian dari anggota keluarga.


Apabila individu tersebut mempunyai masalah
kesehatan/keperawatan

karena

ketidakmampuan merawat diris endiri oleh


suatu

hal

dan

sebab,

maka

akan

dapat

mempengaruhi anggota keluarga lainnya baik


secara fisik, mental maupun sosial.

2)

Keluarga

Keluarga

merupakan

masyarakat,

terdiri

unit

atas

terkecil

kepala

dari

keluarga,

anggota keluarga lainnya yang berkumpul dan


tinggal dalam suatu rumah tangga karena
pertalian darah dan ikatan perkawinan atau
adopsi, satu dengan lainnya saling tergantung
dan berinteraksi.
3)

Kelompok Khusus

Kelompok khusus adala kumpulan individu yang mempunyai kesamaan jenis kelamin, umur,
permasalahan, kegiatan yang terorganisasi yang sangat rawan terhadap masalah kesehatan.
Termasuk diantaranya adalah :

a)

Kelompok khusus dengan kebutuhan khusus sebagai akibat perkembangan dan

petumbuhannya

b)

Kelompok dengan kesehatan khusus yang memerlukan pengawasan dan bimbingan serta

asuhan keperawatan, diantaranya adalah : Penderita penyakit menular

c)

Penderita dengan penyakit tak menular

d)

Kelompok yang mempunyai resiko terserang penyakit

e)

Lembaga sosial, perawatan dan rehabilitasi

4)

Masyarakat

Masyarakat adalah sekelompok manusia yang


hidup dan bekerjasama cukup lama sehingga
mereka dapat mengatur diri mereka dan
menganggap

diri

mereka

sebagai

satu

kesatuan sosial dengan batas-batas yang telah


ditetapkan dengan jelas.
3.

Tren dan Isu Keperawatan Komunitas


Tren dan isu praktik keperawatan meliputi berbagai praktik di berbagai tempat praktik

dimana perawat memiliki kemandirian yang lebih besar. Perawat secara terus menerus
meningkatkan otonomi dan penghargaan sebagai anggota tim asuhan keperawatan. Peran
perawat meningkat dengan meluasnya focus asuhan keperawatan. Tren dalam keperawatan
sebagai

profesi

meliputi

perkembangan

aspek-aspek

dari

keperawatan

yang

mengkarakteristikan keperawatan sebagai profesi meliputi: pendidikan, teori, pelayanan,


otonomi, dan kode etik. Aktivitas dari organisasi keperawatan professional menggambarkan
trend an praktik keperawatan.
Tren dan isu yang sedang dibicarakan adalah :

a.

Pengaruh politik terhadap keperawatan professional


Keterlibatan perawat dalam politik sangat terbatas. Walaupun secara individu ada
beberapa nama seperti F.Nightingale, Lilian Wald, Margaret Sunger, dan Lavinia Dock telah
mempengaruhi dalam pembuatan di berbagai bidang nampaknya perawat kurang di hargai
sebagai kelompok. Gerakan wanita telah memberikan inspirasi pada perwat mengenai
masalah keperawatan komunitas.

b.

Pengaruh perawat dalam aturan dan praktik keperawatan


Pospek keperawatan komunitas dimasa yang akan dating cenderung semakin

berkembang dan dibutuhkan dalam system pelayanan kesehatan pemerintah. Peran perawat
kesehatan masyarakat sangat dibutuhkan dalam mengatasi sebagai masalah kesehatan yang
terjadi di masa yang akan datang karena mengikuti perubahan secara keseluruhan. Dampak
perubahan tersebut dapat berpengaruh pada peran yang dilkaukan perawat. Intervensi

keperawatan kesehatan masarakat diberbagai tingkat pelayanan akan semakin besar


dikarnakan

adanya

kelalaian,

ketidaktahuan,

ketidakmauan,

dan

ketidakmampuan

individu,keluarga, kelompok, dan masyarakat.

c.

Puskesmas Idaman
Puskesmas Idaman adalah Puskesmas dengan pelayanan kesehatan bermutu yang
memenuhi atau melebihi harapan pelanggan serta memberi pelayanan yang sesuai dengan
standart operating procedure (SOP) pelayanan kesehatan. Puskesmas Idaman sebagai
pelayanan masyarakat, akan berusaha untuk selalu meningkatkan kualitas pelayanan
kesehatan yang sesuai dengan harapan pelanggan, oleh karena itu Puskesmas Idaman juga
merubah paradigma dari Puskesmas yang mengatur Masyarakat menjadi Puskesmas yang
memenuhi harapan Masyarakat.

BAB III
PENUTUP

A.

Kesimpulan
Tren paraktik keperawatan meliputi berbagai praktik di berbagai tempat praktik

dimana perawat memiliki kemandirian yang lebih besar. Perawat secara terus menerus
meningkatkan otonomi dan penghargaan sebagai anggota tim asuhan keperawatan. Peran
perawat meningkat dengan meluasnya focus asuhan keperawatan. Tren dalam keperawatan
sebagai

profesi

meliputi

perkembangan

aspek-aspek

dari

keperawatan

yang

mengkarakteristikan keperawatan sebagai profesi meliputi: pendidikan, teori, pelayanan,


otonomi, dan kode etik.

DAFTAR PUSTAKA
Keliat, Budi Anna dll. (1998). Proses

Jiwa.. EGC: Jakarta.

Keperawatan Kesehatan

Schultz dan Videback. (1998). Manual

Psychiatric Nursing

Care Plan. 5th edition. Lippincott- Raven Publisher: philadelphia..


Stuart dan Sundeen. (1995). Buku

Saku Keperawatan Jwa. Edisi 3.

EGC: Jakarta
American Nurses Association, Council of Community Health Nurses, 1986. Standards of
Community Health Nursing Practice. Kansas city: ANA.
American Nurses Association.1986. Standards of Community Health Nursing Practice.
Washington DC: Author
Departemen RI.1993. Perawatan Kesehatan Masyarakat. Jakarta: Depkes RI
Departemen

RI.1998.

Proyek

Peningkatan

Pelayanan

Puskesmas,

pengembangan Program Jaminan Mutu Pelayanan Kesehatan Dasar.

Modul

A-E,

Anda mungkin juga menyukai