Anda di halaman 1dari 18

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR........................................................................................................i
BAB I

PENDAHULUAN.............................................................................................2

1.1

Latar Belakang............................................................................... 2

1.2

Tujuan......................................................................................... 6

1.3

Metode dan Teknik Penyusunan..........................................................6

1.4

Sistimatika Penyusunan....................................................................7

BAB II

PEMBAHASAN...............................................................................................8

2. 1

Identifikasi Jurnal........................................................................... 8

2.1.1

Jurnal ke-1..................................................................................................8

2.1.2

Jurnal ke-2..................................................................................................8

2.2

Ringkasan Jurnal............................................................................ 9

2.2.1

Jurnal ke-1..................................................................................................9

2.2.2

Jurnal ke-2................................................................................................11

2.3

Keunggulan dan Kelemahan............................................................13

2.3.1

Jurnal ke-1................................................................................................13

2.3.2

Jurnal ke-2................................................................................................14

BAB III SIMPULAN DAN SARAN.............................................................................15


3.1

Simpulan.................................................................................... 15

3.2

Saran......................................................................................... 16

DAFTAR PUSTAKA......................................................................................................18

BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Era milenium menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) adalah
suatu masa atau jangka waktu seribu tahun. Era atau masa milenium
ditunjukan dengan berkembangnya suatu kehidupan tatanan masyarakat baik
dari segi kehidupan sosial, politik, budaya dan ekonomi secara mendunia juga
ditandai dengan berkembangnya suatu ilmu pengetahuan dan teknologi. Masa
milenium secara tidak langsung beriringan dengan masuknya suatu arus era
globalisasi.
Era globalisasi (the age of globalization) dalam beberapa literatur
dinyatakan bermula pada dekade 1990-an. Era ini ditandai dengan adanya
fenomena penting dalam bidang ekonomi. Kegiatan ekonomi dunia yang
tidak hanya dibatasi oleh faktor batas geografi, bahasa, budaya, dan ideologi
saja, akan tetapi lebih di pergunakan karena faktor saling membutuhkan dan
saling bergantung satu sama lain. Dunia menjadi seakan-akan tidak memiliki
batas, terutama dikarenakan perkembangan yang begitu pesat pada sektor
teknologi informasi. Keadaan yang demikian dapat melahirkan banyak
peluang sekaligus tantangan, terutamanya dalam upaya pengembangan
ekonomi Islam.
Proses pengaplikasian globalisasi diperkirakan semakin bertambah
cepat pada masa mendatang, sebagaimana dikemukakan oleh Colin Rose
bahwa dunia sedang berubah dengan kecepatan langkah yang belum pernah
terjadi sebelumnya. Kehidupan masyarakat termasuk kehidupan hukum dan
ekonominya berubah menjadi semakin kompleks.
Pada era global ini terdapat berbagai macam sistem ekonomi yang telah
diterapkan diberbagai negara-negara di dunia. Meskipun demikian, secara
garis besar sistem ekonomi dapat dikelompokkan pada dua kutub, yaitu

kapitalisme dan sosialisme. Sistem-sistem yang lain seperti welfare state,


state capitalism, market socialisme, democratic sosialism pada dasarnya
bekerja pada bingkai kapitalisme dan sosialisme. Sejak runtuhnya Uni Soviet,
sistem ekonomi sosialisme telah dianggap tumbang sehingga sistem ekonomi
kapitalisme masih menjadi sistem ekonomi kuat di dunia hingga kini.
Ekonomi kapitalis telah terbukti mampu memberikan kontribusi secara
langsung

terhadap

kesejahteraan

beberapa

ekonomi,

faktor.

peningkatan

Seperti

halnya

kemajuan

kemajuan

teknologi,

dan

dan
ilmu

pengetahuan. Namun seiring dengan berkembangnya sistem ekonomi


kapitalis juga terbukti telah memberikan kontribusi dalam menciptakan
konflik dan kesenjangan antara si kaya dan si miskin.
Akuntansi yang merupakan bagian dari sistem ekonomi kapitalis
memiliki peranan dalam menciptakan kemunculan konflik sosial tersebut.
Akuntansi secara normatif memiliki peranan penting dalam membantu
kelancaran kegiatan ekonomi dan menciptakan kesejahteraan sosial.
Akuntansi telah membantu pihak yang tidak terlibat langsung pada kegiatan
operasional perusahaan untuk mengetahui informasi mengenai aspek ekonomi
yang kemudian dijadikan dasar untuk pengambilan keputusan. Salah satu
permasalahan yang terkandung di dalam ilmu akuntansi adalah distorsi
pemahaman terhadap konsep-konsepnya.
Tanpa disadari, perekonomian modern telah gagal untuk menjamin
keadilan

secara

menyeluruh,

pertumbuhan

yang

berkesinambungan,

pembangunan manusia yang seimbang, dan keharmonisan sosial. Hubungan


antara nilai-nilai moral, keputusan ekonomi dan gelagat individu telah
mengalami goncangan pada masa ekonomi konvensional kapitalis. Menurut
M. Umer Chapra, revolusi ilmiah dalam ekonomi konvensional tidak komplit
sehingga

menyebabkan

tiadanya

mata

rantai

yang

tegas

antara

kesinambungan ekonomi selanjutnya dan telah menimbulkan ketidakpuasan


dikalangan para ahli ekonomi.
Pasar yang merupakan lingkungan tempat terjadinya kegiatan ekonomi
sebetulnya tidak mempunyai kemampuan untuk menyelesaikan tugas

mengurangi kesenjangan dan menyejahterakan kehidupan sosial. Pasar perlu


dilengkapi dengan nilai-nilai moral yang membantu mengarahkan preferensi
individu supaya selaras dengan tujuan-tujuan humanitarian. Tujuan yang
sedemikian sulit dicapai tanpa adanya reformasi pada tingkat individu dan
sosial yang seirama dengan nilai-nilai moral. Oleh karena itu, perbincangan
tentang sumber nilai ini membawa kepada satu pembahasan tentang ekonomi
Islam.
Tidak bisa dipungkiri, bahwa sebutan ekonomi Islam melahirkan kesan
yang beragam. Ekonomi Islam digambarkan sebagai ekonomi hasil perpaduan
antara aliran kapitalis dan sosialis, sehingga ciri khas spesifik yang dimiliki
oleh ekonomi Islam itu sendiri hilang.
Sebagai ekonomi yang ber-Tuhan maka ekonomi Islam telah meminjam
istilah dari Ismail Al Faruqi dan mempunyai sumber nilai-nilai normatifimperatif sebagai acuan yang mengikat. Dengan mengakses kepada aturan
Ilahiah, setiap perbuatan manusia mempunyai nilai moral dan ibadah. Setiap
tindakan manusia tidak boleh lepas dari nilai, yang secara vertikal
merefleksikan moral yang baik, dan secara horizontal memberi manfaat bagi
manusia dan makhluk lainnya. Karena ekonomi Islam mengikat kepada nilainilai normatif maka segala kehidupan ber-ekonomi dan memiliki ketentuan
yang telah diatur dan bersumber kepada Al-Quran, Hadist, Ijma dan Qiyas
termasuk didalamnya yaitu ketentuan mengenai sistem pencatatan yang
dilakukan di dalam setiap transaksi ekonomi yang dilakukan dan pada saat ini
dikenal sebagai akuntansi.
Menurut literatur islam akuntansi (muhasabah) didefinisikan sebagai suatu
aktivitas yang teratur berkaitan dengan pencatatan transaksi-transaksi,
tindakan-tindakan, keputusan-keputusan yang sesuai dengan syariat, dan
jumlah-jumlahnya, di dalam catatan-catatan yang representatif, serta
berkaitan dengan pengukuran hasil-hasil keuangan yang berimplikasi pada
transaksi-transaksi, tindakan-tindakan, dan keputusan-keputusan tersebut
membantu pengambilan keputusan yang tepat. Karena akuntansi ini sifatnya

urusan muamalah yang memiliki landasan etika, moral, kebenaran, keadilan,


kejujuran terpercaya, bertanggung jawab dan sebagainya.

Ayat Al-Quran yang menerangkan prinsip akuntansi, tedapat dalam


surat Al-Baqarah ayat 282.






Artinya:
Hai orang-orang yang beriman, apabila kamu bermuamalah tidak secara
tunai untuk waktu yang ditentukan, hendaklah kamu menuliskannya. dan
hendaklah seorang penyusun di antara kamu menuliskannya dengan benar.
dan janganlah penyusun enggan menuliskannya sebagaimana Allah
mengajarkannya, meka hendaklah ia menulis, dan hendaklah orang yang
berhutang itu mengimlakkan (apa yang akan ditulis itu), dan hendaklah ia
bertakwa kepada Allah Tuhannya, dan janganlah ia mengurangi sedikitpun

daripada hutangnya. jika yang berhutang itu orang yang lemah akalnya atau
lemah (keadaannya) atau dia sendiri tidak mampu mengimlakkan, Maka
hendaklah walinya mengimlakkan dengan jujur. dan persaksikanlah dengan
dua orang saksi dari orang-orang lelaki (di antaramu). jika tak ada dua
orang lelaki, Maka (boleh) seorang lelaki dan dua orang perempuan dari
saksi-saksi yang kamu ridhai, supaya jika seorang lupa Maka yang seorang
mengingatkannya. janganlah saksi-saksi itu enggan (memberi keterangan)
apabila mereka dipanggil; dan janganlah kamu jemu menulis hutang itu,
baik kecil maupun besar sampai batas waktu membayarnya. yang demikian
itu, lebih adil di sisi Allah dan lebih menguatkan persaksian dan lebih dekat
kepada tidak (menimbulkan) keraguanmu. (Tulislah muamalahmu itu),
kecuali jika muamalah itu perdagangan tunai yang kamu jalankan di antara
kamu, Maka tidak ada dosa bagi kamu, (jika) kamu tidak menulisnya. dan
persaksikanlah apabila kamu berjual beli; dan janganlah penyusun dan saksi
saling sulit menyulitkan. jika kamu lakukan (yang demikian), Maka
Sesungguhnya hal itu adalah suatu kefasikan pada dirimu. dan bertakwalah
kepada Allah; Allah mengajarmu; dan Allah Maha mengetahui segala
sesuatu.
Berdasarkan uraian diatas maka kami tertarik untuk mereview jurnal yang
berjudul Islamic Accounting - Accounting In The New Millenium dan
Islamic Accounting in Indonesia: A Review from Current Global
Situation.
1.2 Tujuan
Adapun tujuan yang terdapat dalam pembahasan atas jurnal mengenai
Islamic Accounting - Accounting In The New Millenium dan Islamic
Accounting in Indonesia: A Review from Current Global Situation adalah
1. Untuk mengetahui besarnya peranan akuntansi syariah dalam
perkembangan akuntansi pada era milenium.
2. Untuk mengetahui besarnya pengaruh akuntansi syariah dapat dijadikan
sebagai alternatif lain dari akuntansi konvensional

1.3 Metode dan Teknik Penyusunan


Saat akan merancang atau membuat suatu makalah mengenai Islamic
Accounting - Accounting In The New Millenium dan Islamic Accounting in
Indonesia: A Review from Current Global Situation, penyusun melakukannya
dengan cara memilih dan kemudian menggunakan paradigma yang sesuai
dengan pembahasan yang akan dibuat. Metodologi dan teknik penyusunan ini
meliputi beberapa langkah, diataranya:
1. Studi literatur dari bahan materi dan pembahasan yang berhubungan
dengan makalah yang akan dibuat.
2. Studi generalisasi dari bahan materi dan pembahasan yang berhubungan
dengan makalah yang akan dibuat.
1.4 Sistimatika Penyusunan
Secara garis besar dan untuk mempermudah dalam penyusunan dan
pembacaannya, isi makalah ini kami bagi ke dalam beberapa bab secara
berurutan, yaitu sebagai berikut:
BAB I PENDAHULUAN
Pada bab ini berisi latar belakang masalah, rumusan masalah, maksud dan
tujuan penelitian, metode dan teknik penyusunan, dan sistematika
penyusunan.
BAB II PEMBAHASAN
Pada bab ini ditulis semua pembahasan atas materi yang diperlukan
penyusun untuk mendukung pembuatan makalah mengenai akuntansi syariah
dan perkembangannya, dimensi akuntansi syariah, kedudukan akuntansi
syariah, dan eksistensinya dalam era milenium.
BAB III SIMPULAN DAN SARAN
Pada bab ini berisikan analisis mengenai simpulan dan saran yang telah
dibuat oleh penyusun berdasarkan data pendukung pembuatan makalah
mengenai akuntansi syariah dan perkembangannya, dimensi akuntansi
syariah, dan eksistensinya dalam era milenium.

BAB II
PEMBAHASAN
Menurut informasi yang dikutip dari e-journal.com bahwa jurnal penelitian
merupakan sebuah laporan peneliti tentang hasil penelitian yang telah dilakukan
secara ilmiah. Berikut ini adalah jurnal penelitian yang telah kami analisa,
diantaranya:
2.1 Identifikasi Jurnal
2.1.1 Jurnal ke-1
Judul Penelitian:
Islamic Accounting Accounting for The New Millennium
Penyusun:
Shahul Hameed bin Hj. Mohamed Ibrahim (Assistant Professor)
Institusi Penyusun/Lembaga yang Menerbitkan Jurnal:
Dept. of Accounting, International Islamic University Malaysia
Tahun Penerbitan Jurnal:
Oktober 2001
Jenis Penelitian
Penelitian Kualitatif
2.1.2 Jurnal ke-2
Judul Penelitian:
Islamic Accounting in Indonesia: A Review from Current Global
Situation
Penyusun:
Aprilia Beta Suandi
Institusi Penyusun/Lembaga yang Menerbitkan Jurnal:
Fakultas Ekonomi, Universitas Gadjah Mada
Tahun Penerbitan Jurnal:
2011
Jenis Penelitian
Penelitian Kualitatif

2.2 Ringkasan Jurnal


2.2.1 Jurnal ke-1
Peneliti mengamati bahwa era milenium telah memberikan banyak
tantangan untuk profesi akuntansi dan telah memberikan berbagai arahan
dan pedoman mengenai tata cara penerapan akuntansi dalam kehidupan
sehari-hari.
Dalam mengkaji sistem ekonomi islam pastinya tidak terlepas dari
membandingkan

sistem

ekonomi

islam

dengan

sistem

ekonomi

konvensional. Bila dilihat dari berbagai sisi, sistem ekonomi konvensional


hampir menguasai seluruh sistem ekonomi dunia sampai saat ini.
Pada prakteknya, sistem ekonomi islam masih tidak bisa dilepaskan
sepenuhnya dari peranan faktor sistem ekonomi konvensional. Walaupun
sistem ekonomi islam sudah ada sejak islam muncul ke muka bumi, yakni
bersama dengan kedatangan Al-Quran. Seiring dengan berubahnya dan
berkembangnya jaman, dunia lebih dikuasai oleh praktek-praktek ekonomi
konvensional. Sehingga hal itu kemudian memacu sistem ekonomi islam
yang ada pada abad ini mulai bangkit kembali dan dalam kegiatan
aplikasinya lebih kepada menyempurnakan atau mengkontruksi sistem yang
telah ada menuju kepada nilai-nilai islam yang merujuk pada Al-Quran & Al
Hadist.
Akuntansi konvensional telah dikritik karena menciptakan sosial
konflik (Lehman, 1992), seperti halnya telah menciptakan pengangguran
dan setengah pengangguran, privatisasi milik pemerintah (Arnold dan
Cooper, 1999), merusak lingkungan ekologi (Maunders & Burrit, 1991,
Tinker 1985) skandal keuangan dan praktek penipuan investasi (Briloff,
1990), merusak lingkungan dan menciptakan konflik antar-pribadi dalam
organisasi (Argyris, 1990). Hal ini juga dikritik dalam perspektif islam
(Shahul 2000, Adnan & Gaffikin 1997, Hamid et al., 1993).
Kegagalan ilmu konvensional kapitalis telah terbukti berperan dalam
menciptakan keadilan sosial dan menyelesaikan persoalan manusia. Sudah
banyak pakar ekonomi melakukan kritik tajam terhadap kegagalan ilmu
ekonomi konvensional kapitalis dan menyumbangkan pemikirannya dengan
mengemukakan ide-ide yang mengarah kepada perbaikan paradigma ilmu

ekonomi menuju arahan yang lebih baik. Perbaikan tersebut meliputi


perhatian terhadap nilai-nilai moral, etik, dan keadilan sosial.
Oleh karena itu, perbincangan mengenai sumber nilai moral dan etik
ini membawa kepada satu pembahasan yaitu ekonomi islam. Menurut M.
Umer Chapra mendefinisikan bahwa ekonomi islam sebagai sebuah
pengetahuan yang membantu upaya realisasi kebahagiaan manusia yang
berada dalam koridor yang mengacu pada pengajaran islam tanpa
memberikan kebebasan individu.
Untuk mencapai sistem ekonomi islam, maka dibentuklah suatu
organisasi politik yang didirikan pada berbagai tingkatan internasional,
regional dan lokal. Salah satunya ialah International Politic-Economic
Organization yang merupakan suatu organisasi yang termasuk kedalam
organisasi konferensi islam atau Organization of The Islamic Conference
(OIC), memiliki anggota yang terdiri dari 52 negara muslim. Organisasi
kerjasama ekonomi atau Economic Co-operation Organisation (ECO),
memiliki anggota yang terdiri dari negara Iran, Pakistan, Turki dan negaranegara Asia Tengah, yang baru dibentuk D8 (kelompok mengembangkan
delapan negara muslim). Meskipun organisasi lain sebagian besar masih
menggunakan prinsip akuntansi konvensional, yang mungkin tidak sesuai
untuk pencapaian misi tetapi perkumpulan organisasi tersebut menegaskan
bahwa cara untuk memperbaiki masalah ini adalah dengan menafsirkan
pengetahuan sekuler barat konvensional ke dalam cetakan islam dan untuk
mengintegrasikan kembali pengetahuan manusia berasal dari indera dan
alasan dengan wahyu, pengetahuan yang diberikan oleh Allah melalui kitab
suci dan para nabi.
Pembentukan organisasi islam yang memiliki tujuan yang berbeda
dan saat pengaplikasiannya memerlukan penggunaan akuntansi islam
alternatif sebagai alat akuntabilitas yang akan memberikan dorongan kepada
pengguna untuk berperilaku dengan cara yang tepat. Jika akuntansi
konvensional yang digunakan, ada kemungkinan nyata bahwa akuntansi
konvensional itu akan mendorong perilaku tidak konsisten dan menyimpang
dari tujuan-tujuan serta nilai-nilai islam.

1
0

Pada dasarnya implikasi akuntansi islam diambil dari nilai-nilai dan


norma-norma ekonomi islam. Nilai-nilai di atas berisi mengenai tujuan,
pengguna,

karakteristik

dan

pengungkapan

yang

disyaratkan

oleh

akuntansi islam berbeda dengan akuntansi konvensional.


2.2.2

Jurnal ke-2
Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi perkembangan

akuntansi islam di Indonesia saat ini dengan situasi akuntansi global dalam
hal transaksi keuangan islam.
Asia-Oseania Standar-setter Group (AOSSG) telah melakukan
survei pada tahun 2011, hasil survei tersebut digunakan untuk
mendapatkan hasil mengenai situasi global saat ini terutama mengenai
eksistensi akuntansi islam di Indonesia. Survei AOSSG menunjukkan
beragam opini mengenai bagaimana akuntansi islam terus bergerak
menuju standar pelaporan keuangan internasional (IFRS).
Meskipun hampir seluruh negara di dunia menggunakan IFRS
sebagai pedoman pencatatan akuntansi. Termasuk negara Indonesia yang
juga mengacu kepada IFRS sebagai pedoman dalam pencatatan akuntansi,
namun masih menekankan pada niat untuk mempertahankan standar
akuntansi islam. Yang pada saat ini Indonesia sedang dalam proses
perubahan dengan menggunakan IFRS yang mungkin memiliki pengaruh
pada akuntansi islam.
Sejak diterapkanya aturan, persyaratan, dan pembatasan keuangan
Islam, diharapkan standar akuntansi Accounting and Audit Organization
Islamic Financial Institutions (AAOIFI) dapat meningkatkan kepercayaan
dari para pengguna laporan keuangan Islamic Financial Institutions (IFI)
pada Informasi syariah tentang lembaga-lembaga ini. Pada saat ini dunia
membahas isu-isu akuntansi mengenai standar pelaporan keuangan
internasional (IFRS) sebagai bahasa pelaporan keuangan global yang
umum,

yang

memaksa

organisasi

akuntansi

internasional

untuk

mempertimbangkan akuntansi islam.


Indonesia, sebagai negara dengan penduduk muslim terbesar di
dunia dan potensi pasar keuangan islam, membutuhkan pertimbangan

1
1

yang mendalam pada pengembangan akuntansi islam. Meski Indonesia


saat ini membuat upaya untuk berkumpul dengan IFRS, masih
mempertahankan standar akuntansi islamnya.
Prinsip utama dari keuangan islam ialah menciptakan transaksi
keuangan yang bebas bunga. Berbagai produk keuangan islam telah
dikembangkan untuk menghindari bunga, yang pada dasarnya terdiri dari
mudharabah (bagi hasil), musyarakah (profit and loss sharing),
murabahah (perdagangan dengan mark-up atau biaya plus-sale), salam
(muka pembelian), istishna (pesanan pembelian), dan ijarah (sewa
pembiayaan). Selain pelarangan bunga, kegiatan yang berkaitan dengan
gharar (ketidakpastian), maisir (judi), dan haram (melanggar hukum)
produk, seperti alkohol dan babi, juga dilarang.
Pentingnya akuntansi dalam masyarakat modern telah memotivasi
Roslender (1992) mendefinisikan akuntansi sebagai lembaga sosial.
Hines (1988), di bagian unik dari menulis, juga menjelaskan bagaimana
akuntansi memainkan peran penting dalam menciptakan realitas sosial.
Burchel et al. (1980) membahas peran organisasi dan sosial dari
akuntansi, di mana akuntansi terjalin dengan banyak aspek kehidupan
sosial dalam hubungan yang kompleks.
Hameed (2000) berpendapat bahwa akuntansi konvensional adalah
produk dari barat modernitas dimana tujuan, karakteristik, dan
konsekuensi dari akuntansi mencerminkan nilai-nilai dan norma-norma
yang bertujuan untuk memperkaya kondisi keuangan kelompok tertentu.
Saking pesatnya pertumbuhan islam, istilah akuntansi islam mulai
mendapatkan perhatian dan bergema di banyak diskusi. Sebagian besar
penelitian awal islam akuntansi di tahun 1990-an berfokus pada
pengembangan tujuan akuntansi islam dan meninjau konsep akuntansi
konvensional dari sudut pandang islam (Adnan, 1997; Adnan &
Gaffikin, 2011; Perjudian & Karim, 1990) untuk mengetahui sistem
akuntansi islam yang ideal. Akuntansi islam dianggap sebagai alat yang
memungkinkan muslim untuk mengevaluasi akuntabilitas mereka sendiri

1
2

kepada Allah dalam kaitannya dengan antar manusia dan hubungan dengan
lingkungan (Shanmugam & Perumal, 2005, hal. 11).
AAOIFI (2010) menganggap tujuan akuntansi keuangan terkait
dalam konteks islam, yaitu: (1) untuk menentukan hak dan kewajiban
semua pihak yang berkepentingan sesuai dengan syariah dan konsep
keadilan, amal, dan sesuai dengan nilai-nilai bisnis islam, (2) untuk
berkontribusi pada pengamanan aset bank syariah, hak dan hak orang lain
dengan cara yang memadai, (3) untuk meningkatkan kemampuan
manajerial dan produktif bank islam dan mendorong kepatuhan tujuannya
didirikan dan kebijakan dan, di atas semua, sesuai dengan syariah, (4)
untuk memberikan informasi yang berguna untuk membuat keputusan
yang sah.
Konflik antara IFRS dan islam standar akuntansi diyakini berasal
dari konsep pelaporan keuangan fundamental, yang nilai waktu dari uang.
Nilai waktu dari uang terkait dengan bunga, sedangkan IFRS termasuk
penggunaan dari discounted cash flows dengan mengacu suku bunga.
2.3.
Keunggulan dan Kelemahan
2.3.1. Jurnal ke-1
Keunggulan dari Jurnal:
Menurut kami selaku pembaca, dalam jurnal ini mempunyai
keunggulan yang membuat kami selaku pembaca mengetahui
gambaran informasi mengenai perkembangan akuntansi islam dan
eksistensinya di era mordern.
Kekurangan dari Jurnal:
Menurut kami selaku pembaca, kelemahan dalam jurnal ini
yaitu jurnal ini hanya sekedar terdapat lampiran gambar atau bagan
yang tidak dijelaskan lebih rinci oleh penyusun jurnal, sehingga
kami selaku pembaca mengalami kesulitan untuk memahami atau
mencerna maksud dari gambar tersebut.
2.3.2

Jurnal ke-2
Keunggulan dari Jurnal:
1
3

Menurut kami selaku pembaca, dalam jurnal ini terdapat sebuah


gambar-gambar yang dimana dalam gambar tersebut dapat
mendukung kerangkan pemikiran penyusun jurnal ilmiah ini yang
menurut kami membantu kami mengetahui hal-hal yang dibahas
dalam akuntansi islam di Indonesia : Sebuah Review dari Situasi
Global. Dan gaya penyusunan bahasa asing yang digunakan oleh
penyusun dapat lebih mudah dimengerti oleh kami selaku
pereviewer jurnal.
Kekurangan dari Jurnal:
Menurut kami selaku pembaca, kelemahan dalam jurnal ilmiah
ini adalah tidak disebutkan fenomena apa yang terjadi secara jelas
dan apa dampak dari globalisasi itu sendiri terhadap eksistensi
akuntansi syariah yang ada di Indonesia.

BAB III
SIMPULAN DAN SARAN
3.1

Simpulan
Berdasarkan uraian materi di atas, dapat disimpulkan bahwa ekonomi

konvensional mendominasi aktivitas perekonomian secara global sama


halnya dengan akuntansi konvensional.

1
4

Kerangka akuntansi konvensional yang didasarkan pada ide-ide barat


tidak sesuai dengan apa yang diterapkan pada masyarakat islam baik secara
global maupun dalam skala nasional. Tanpa disadari, perekonomian modern
telah gagal untuk menjamin keadilan secara menyeluruh, pertumbuhan yang
berkesinambungan,

pembangunan

manusia

yang

seimbang,

dan

keharmonisan sosial.
Para ilmuan muslim menilai bahwa hubungan antara nilai-nilai moral,
keputusan ekonomi, dan gelagat individu telah mengalami goncangan saat
masa ekonomi konvensional kapitalis. Ketidaksesuaian itu terlihat pada
aspek: pengeliminasian nilai-nilai agama, penggunaan rasionalitas sebagai
dasar pengambilan keputusan, dan penekanannya pada nilai pemilik modal
pada suatu perusahaan. Oleh karena itu nyataannya masyarakat islam
memiliki alternatif atas keberadaan akuntansi konvensional yaitu dengan
mengangkat

kembali

eksistensi

keberadaan

akuntansi

islam

yang

mengandung paradigma syariah.


Islam dijadikan sebagai alternatif dari ekonomi konvensional karena
islam mengandung nilai-nilai norma dan etika. Sehingga informasi yang
dihasilkan dari pencatatan akuntansi dapat mengakibatkan perilaku ekonomi
menjadi benar serta mengarah ke pencapaian tujuan ekonomi dan sosial
yang baik (Hameed, 2000).
Islam juga berusaha menyelaraskan kekayaan yang adil kepada
seluruh anggota masyarakat dengan melakukan distribusi zakat yang
merupakan kewajiban bagi setiap muslim untuk menyisihkan bagian
tertentu dari kekayaannya dan memberikan kepada yang membutuhkan.
Dengan demikian, usaha berkelanjutan dalam menegakkan akuntansi
syariah yang dipelopori oleh setiap kaum muslim akan terus dilakukan
dalam upaya untuk menjabarkan syariah dalam kehidupan sehingga
menciptakan kesetaraan ekonomi global. Hal yang lebih penting adalah
penjabaran tersebut diharapkan dapat diterima oleh semua golongan,
khususnya bagi kelompok non-muslim.
3.2

Saran

1
5

Akuntansi Syariah baik secara global maupun dalam skala nasional


diharapkan dapat memperbaiki kekurangan-kekurangan yang ada didalam
akuntansi konvensional. Selain itu akuntansi Syariah harus tetap dijaga dan
dipertahankan eksistensinya di era modern saat ini, dimana akan muncul
lebih banyak tantangan baru yang harus dihadapi.
Akuntansi syariah harus memiliki peran sebagai pedoman bagi
perekonomian yang ada saat ini, yang diharapkan dapat diterima oleh
semua umat manusia tidak hanya untuk umat muslim dan non-muslim saja
bahkan seluruh lapisan masyarakat diharapkan dapat menerima akuntansi
syariah guna menciptakan keadilan dalam keserataan ekonomi.
Perlunya peran pemerintah dan lembaga-lembaga negara yang turut
hadir dalam upaya menciptakan paradigma syariah sebagai acuan
kehidupan perekonomian negara. Apabila negara telah mengacu pada
akuntansi syariah sebagai landasan kehidupan perekonomian, maka tidak
dapat dipungkiri dengan penerapan itu akan banyak memberikan efek yang
baik. Salah satunya ialah pendapatan ekonomi daerah yang merata dan
bangsa Indonesia menjadi lebih makmur dan tidak terjadi kesenjangan
sosial seperti saat ini.
Bukanlah suatu tugas yang mudah apabila hanya peran pemerintah
saja yang bergerak namun tidak didukung oleh keterbukaan masyarakat
dalam menerima keberadaan paradigma syariah. Apabila masyarakat tidak
turut serta dalam menerima paradigma syariah, maka kemerataan sosial
ekonomi pasti mustahil dapat terealisasi.
Sebagai contoh riilnya masyarakat Indonesia yang menjadi nasabah
bank

cenderung

konvensional

akan

melakukan

transaksi

menabung

di

bank

karena tergiur akan bunga yang didapat akan tetapi

melakukan transaksi pinjaman di bank syariah karena tidak memiliki


bungan pinjaman akan tetapi sebagai bagi hasil, maka dari itu perlunya
upaya yang sungguh-sungguh untuk mencapai suatu keadaan yang islami,
pada seluruh aspek kehidupan. Jika hal ini dapat diwujudkan, maka usaha
yang terus menerus itu dapat diterjemahkan dalam bisnis dan manajemen.

1
6

Itu semua dapat dilakukan dalam rangka untuk mengantarkan manusia


dapat mencapai tingkat kemenangan (falah).
Maka dari itu selain adanya peran pemerintah juga diperlukannya
peran masyarakat dunia terutama masyarakat Indonesia untuk menerima
keberadaan paradigma syariah dapat berpartisipasi secara langsung dalam
menumbuhkan keinginan menciptakan keadilan dalam hal kemerataan
ekonomi dan sosial.

DAFTAR PUSTAKA
Hameed Shahul. 2001. Islamic Accounting Accounting for The New
Millennium?
Beta Suandi Aprilia. 2011. Islamic Accounting in Indonesia: A Review
from Current Global Situation
Http://eb-islam.wg.ugm.ac.id/images/pdf/ShogakuKenkyukaKiyo_77_Suandi.pdf

1
7

Nurhayati, Sri dan Wasilah. 2013. Akuntansi Syariah di Indonesia. Jakarta:


Salemba Empat.
http://illsionst.blogspot.co.id/2011/06/pendidikan-islam-di-eraglobalisasi.html
http://ekonomisyariah.universitasazzahra.ac.id/prinsip-prinsip-dasarakuntansi-konvensional-dan-prinsip-prinsip-dasar-akuntansi-islamdalam-rumusan-teori-dan-praktek-akuntansi-islam/
http://putrimarchela.blogspot.co.id/2014/05/sejarah-perkembanganakuntansi-syariah_28.html
https://fearlessmey.wordpress.com/2014/02/22/sejarah-perkembanganakuntansi-syariah/
http://agung-saifuddin.blogspot.co.id/2015/10/sejarah-akuntansikonvensional-dan.html
https://merahkuning.wordpress.com/2012/10/22/makalah-akuntansisyariah-dan-perkembangan-transaksinya-di-indonesia/

1
8

Anda mungkin juga menyukai