Cat Baja 2 B 110611 Bahan Ajar
Cat Baja 2 B 110611 Bahan Ajar
Hal : 1 . 1
STRUKTUR BAJA II
TUJUAN PEMBELAJARAN
Setelah memelajari buku ini, diharapkan mahasiswa dapat :
Mengenal dan mengerti sifat dari bangunan bertingkat rangka baja direncanakan
sebagai rangka sederhana atau rangka kaku.
Load & Resistance Factor Design Specification For Structural Steel Building, AISC-DES. 1999.
2.
Tata Cara Perencanaan Struktur Baja Untuk Bangunan Gedung, SNI 03-1729-2002
3.
Struktur Baja : Desain Dan Prilaku Dengan Penekanan Pada LRFD Jilid 1, Charles G. Salmon &
Johnson.
4.
Struktur Baja : Desain Dan Prilaku Dengan Penekanan Pada LRFD Jilid 2, Charles G. Salmon &
Johnson.
LRFD BAB 1
GINARDY H.
1.
Hal : 1 . 2
II
Simple Design
Rigid Design
Gambar 1 - 1
I
II
:
1.1
LRFD BAB 1
GINARDY H.
Hal : 1 . 3
tf
Siku Penjepit
N
2,5 k
tw
10 mm
Bidang Kritis
e
t
Gambar 1 2
a. LOCAL WEB YIELDING LIMIT STATE
(Pelelehan lokal pelat badan)
Lebar tumpuan (N) dihitung menurut persamaan :
(Dari pers. 8.103b ref. 2)
( 1-1)
Dimana:
Pu
fy
tw
k
LRFD BAB 1
GINARDY H.
Hal : 1 . 4
Dimana:
Pn
c. Seat Angle
Eksentrisitas : e = N/2 + Clearence t 10
( 1-4 )
( 1-5 )
Dimana :
b
fy
L
: 0.90
: tegangan leleh seat angle.
: panjang seat angle.
d. Baut
Harus memikul
Dimana
LRFD BAB 1
Gaya geser
Momen
e
:
:
Pu
Mu = Pu.e
N/2 + Clearence
GINARDY H.
Hal : 1 . 5
Clearance
tf
Siku Penjepit
Panjang Tumpuan
h
tw
Dudukan Siku
Filler
Gambar 1 - 3
Untuk sambungan dg. Las :
pengaku profil T.
s
Clearance
tf
Siku Penjepit
N
Pu
tw
Stiffener
Gambar 1 - 4
a. Tebal pengaku : ts tw
Dimana :
ts : tebal pengaku.
tw
: tebal pelat badan balok yang ditumpu.
LRFD BAB 1
GINARDY H.
Hal : 1 . 6
LRFD BAB 1
( 1-10)
GINARDY H.
C.
Hal : 1 . 7
tf
h
e
Pu
Gambar 1 - 5
a. Baut pada badan balok dan pada sayap kolom :
Harus diperhitungkan memikul kombinasi :
Gaya geser
Momen
Pu
: Mu = Pu .e
:
( 1-11)
Dimana :
fy
An
LRFD BAB 1
: 0,75
: Tegangan leleh baja siku.
: Luas bersih.
GINARDY H.
Hal : 1 . 8
Balok Induk
Balok Anak
L2
Kolom
L2
L1
L1
Denah
Gambar 1 - 6
Balok anak & balok induk diperhitungkan dengan anggapan sebagai simple beam.
:
:
:
:
Balok anak
Bentang teoritis
Balok induk
Bentang teoritis
memanjang bangunan
L = L2
melintang bangunan
L = L1 20 cm
100
100
100
e
Denah
Gambar 1 - 7
Asumsi:
Balok anak
Balok induk
LRFD BAB 1
:
:
GINARDY H.
Hal : 1 . 9
Momen sambungan:
A
I 1 L1
B
Ms = R .e
( R : reaksi balok )
Momen kolom :
( 1-12)
( 1-13)
I 2 L2
C
( 1-14)
Gambar 1 - 8
Catatan :
MBA dan M BC dapat berupa :
Momen tegak lurus sb. X :
Momen tegak lurus sb. Y :
M
M
dan M
(BA)y dan M
(BA)x
(BC)x
(BA)y
Lk = L
Setiap titik pertemuan balok dg.
kolom dianggap sendi:
Sendi sendi :
Sendi jepit :
Lk = 0,85 L
Lk = 0,70 L
Gambar 1 9
LRFD BAB 1
GINARDY H.
1.2
Hal : 1 . 10
1.2.1 SAMBUNGAN
A
a
W
a
a
b
Vu
Mu
Gambar 1 - 10
a. BAUT PADA SAYAP BALOK :
T u = M u / h
: Tu
LRFD BAB 1
( 1-16)
(1-17)
GINARDY H.
Hal : 1 . 11
T1 = 1/2 Tu
b = b d/2
a = a + d/2
Dimana :
d
W
B
T1
Wn
:
:
:
:
:
diameter baut
panjang sayap profil T
kuat tarik sebuah baut
gaya tarik pd. sebuah baut
panjang netto sayap profil T
e. SAMBUNGAN BADAN:
Untuk memikul Vu , dipakai sepasang baja siku.
Perhitungan
sama
dengan
Frame
Beam
Connection
(2.1.1c)
tanpa
LRFD BAB 1
GINARDY H.
B.
Hal : 1 . 12
END-PLATE CONNECTION:
a
b
Vu
h'
Mu
bf
W
Gambar 1 - 11
a. BAUT BAGIAN ATAS :
Harus memikul kombinasi
dan
: gaya geser V u
gaya tarik Tu = Mu / h
LRFD BAB 1
GINARDY H.
Hal : 1 . 13
I c1 Lc1
I b1 Lb1 A
I c2 Lc2
I b3 Lb3 B
( 1-19)
I b2 Lb2
I b4 Lb4
I c3 Lc3
(1-20)
Untuk perletakan :
Gsendi = 10
dan
Gjepit = 1
Gambar 1 12
Panjang tekuk kolom AB tergantung tahanan kedua ujung GA dan G B
Faktor panjang tekuk ( kc ) dari kolom AB ditetapkan dari nomogram (TCPSB
Gbr.7.6-2) berdasar G A dan G B
Panjang tekuk kolom AB :
Lk = kc L
1.2.3 BRACING :
Bracing (pengaku) :
Berupa batang diagonal.
( 1-21)
Gambar 1 13
Dimana :
N cr
E
Catatan
LRFD BAB 1
GINARDY H.
2.
Hal : 1 . 14
PERLETAKAN
Perletakan bisa berupa :
Perletakan sendi
Perletakan jepit
2.1
PERLETAKAN SENDI
Gambar 2 - 1
A PELAT DASAR (COLUMN BASE PLATE):
Pada perletakan, beban terpusat dari kolom didistribusikan oleh pelat dasar ke
media penumpu, umumnya pedestal beton.
Beban ierpusat dari kolom harus disebar merata untuk mencegah kehancuran
beton penumpu.
Beberapa pertimbangan desain pelat dasar :
Luas pelat dasar ( B x N ) tergantung kuat tumpu (bearing strength) beton di
bawah pelat baja.
Tebal pelat dikontrol terhadap kuat lentur pelat dasar pada daerah kritis.
Kita tinjau daerah kritis dari bentang kantilever m dan n yang dibebani merata.
Dimensi B x N Pelat Dasar:
Syarat yang harus dipenuhi :
(21 )
Dimana :
c
Pp
Pu
LRFD BAB 1
Hal : 1 . 15
(23 )
(24 )
Dimana :
(25 )
(26 )
(27 )
(28 )
LRFD BAB 1
( 2 10 )
GINARDY H.
Hal : 1 . 16
Dengan
( 2 11 )
( 2 12 )
Kuat tumpu
( 2 13 )
Dimana :
r1
fub
Ab
n
2.2
:
:
:
:
:
:
0,75
0,5 jika ulir di luar bidang geser
0,4 jika ulir pada bidang geser
Tegangan putus baut angker
Luas penampang baut angker
Jumlah baut angker
PERLETAKAN JEPIT
Selain beban aksial tekan dan geser juga menerima momen.
Gambar 2 - 2
a. Eksentrisitas kecil :
Bila seluruh bagian beton dalam keadaan tekan.
( 2 14 )
( 2 15 )
( 2 16 )
LRFD BAB 1
GINARDY H.
Hal : 1 . 17
Kondisi batas :
( 2 17 )
b. Eksentrisitas sedang :
Kondisi batas :
( 2 18 )
Gambar 2 4
c. Eksentrisitas besar :
Kondisi batas :
Gambar 2 - 5
3 Persamaan yang dapat diperoleh :
1. V = 0
2. M = 0
3. c : s = x : (m-x)
LRFD BAB 1
GINARDY H.
Hal : 1 . 18
( 2 19 )
Dimana:
c
s
:
:
Regangan beton
Regangan baja
d
n
Ec
Es
fs
fm aks
:
:
:
:
:
:
:
Diameter angker
Jumlah angker yang tertarik
Modulus elastisitas beton
Modulus elastisitas baja
Tegangan tarik pada angker
Tegangan tekan maksimum pada beton
Gaya tarik pada angker
A BAUT ANGKER
Eksentrisitas kecil & sedang:
Hanya memikul gaya geser Hu, perhitungan sama dengan perletakan sendi.
Eksentrisitas besar:
Baut angker memikul kombinasi gaya geser dan aksial tarik.
B PELAT LANDASAN
Asumsi:
Kondisi kritis terjadi pada penampang melalui
sumbu baut angker yang tertekan.
Momen pada irisan ini (Mk) menentukan tebal
pelat landas (t).
Gambar 2 6
( 2 20 )
Dimana:
: 0,90
fy
: Tegangan leleh pelat landas
SAMBUNGAN PROFIL PENGAKU PADA KOLOM
LRFD BAB 1
GINARDY H.
Hal : 1 . 19
Gambar 2 - 7
Sambungan diperhitungkan terhadap gaya tarik pada baut angker (T) dengan
eksentrisitas e.
LRFD BAB 1
GINARDY H.
Hal : 1 . 20
Contoh 1 :
tf
Siku Penjepit
N
2,5 k
tw
10 mm
Bidang Kritis
e
t e'
DL = 55 kN
LL = 30 kN
P U = 1,2 .55 + 1,6. 30 = 114 kN
a.
b.
c.
LRFD BAB 1
WF 300.200.56,8
h = 294 mm
tw = 8 mm
f y = 250 MPa
D = 20 mm
r = 18 mm
tf = 12 mm
f u = 410 MPa
f ub = 825 MPa
GINARDY H.
Hal : 1 . 21
Contoh 2 :
Clearance
15 mm
tf
Siku Penjepit
80
80
N
Pu
167
tw
400
233
400
Stiffener
W
P U = 710 kN
fu = 450 MPa
fy = 350 MPa
a.
b.
c.
LRFD BAB 1
WF 700x300x166
h = 692 mm
r = 28 mm
fuw = 480 MPa
tw = 13 mm
tf = 20 mm
GINARDY H.
Hal : 1 . 22
Contoh 3 :
(B)
tf
a = 8,4
h
377,5 - x
e = 50 mm
x
0,75 x 180
Pu
P U = 750 kN
fu = 410 MPa
fy = 250 MPa
WF 700x300x166
h = 692 mm
r = 28 mm
d = 20 mm
tw = 13 mm
tf = 20 mm
f ub = 825 MPa
LRFD BAB 1
GINARDY H.
Hal : 1 . 23
Contoh 4 :
370
a
WF 600.200.134
t w =13 , t f = 23
WF 450.200.76
f u = 410 MPa
WF 450x200x76
h = 450 mm
tw = 9 mm
HSB :
d = 20 mm
tf = 14 mm
Sx = 1490 mm3
fub = 825 MPa
100 75 75 75 75 50
f y = 250 MPa
120
Tu
50
LRFD BAB 1
GINARDY H.
Hal : 1 . 24
Contoh 5 :
WF 350.250.79,7
140
110
14
50
60
MU = 200 kNm
VU = 240 kN
fu = 410 MPa
fy = 250 MPa
WF 350.250.79,7
h = 340 mm
tw = 9 mm
tf = 14 mm
= 0,4
fub = 825 MPa
60
480
Vu
Mu
340
44
300
LRFD BAB 1
SOAL :
Periksa apakah sambungan kuat / tidak ?
GINARDY H.
Contoh 5A :
Hal : 1 . 25
LRFD BAB 1
GINARDY H.