Anda di halaman 1dari 28

Puskesmas

: UPTD Puskesmas Cilamaya

Alamat

: Dusun Surkalim RT 16/RW 08, Desa Tegalwaru, Kecamatan

Cilamaya,
Kabupaten Karawang
Tanggal Kunjungan
I.

: 22 Agustus 2016

Identitas Pasien
Nama
Usia
Jenis Kelamin
Pekerjaan
Pendidikan
Alamat

: Nn. M
: 26 tahun (Lahir 2/8/1990)
: Perempuan
: Berdagang
: SMA
: Dusun Surkalin RT 16/RW 08, Desa Tegalwaru,
Kecamatan Cilamaya, Kabupaten Karawang
:-

Telepon
II.

Riwayat Biologis Keluarga


Keadaan kesehatan sekarang
Kebersihan perorangan
Penyakit yang sering diderita
Penyakit keturunan
Penyakit kronis
Kecacatan anggota keluarga
Pola makan
Pola istirahat
Jumlah anggota keluarga

III.

:
:
:
:
:
:
:
:
:

Sedang
baik
dispepsia
Tidak ada
Tidak ada
Tidak ada
Baik (3 kali sehari), jenis makanan bervariasi
Baik ( 8 jam sehari)
4 orang (pasien, saudara, ipar, dan ayah )

Psikologis Keluarga
Kebiasaan buruk

: Pasien sering lupa mencuci tangan sebelum


makan
Pengambilan keputusan
: Keluarga (saudara)
Ketergantungan obat
: Tidak ada
Tempat mencari pelayanan kesehatan : Puskesmas Cilamaya, Posyandu, klinik
Pola rekreasi
: sedang
IV.

Keadaan Rumah/Lingkungan
Jenis bangunan
Lantai rumah
Luas rumah
Penerangan

: permanen
: Keramik
: 6 m x 10 m = 60 m
: Ada (pada siang hari masih dapat mengandalkan
1

cahaya matahari yang masuk dari jendela dan pada


malam hari menggunakan lampu)
Kebersihan
: Baik
Ventilasi
: Ada
Dapur
: Ada
Jamban keluarga
: Ada
Sumber air minum
: Sumur bor
Sumber pencemaran air
: Tidak ada
Pemanfaatan pekarangan
: Tidak ada
Sistem pembuangan air limbah : Saluran langung ke selokan. Ada septic tank
Tempat pembuangan sampah : Ada
Sanitasi lingkungan
: Sedang
V.

Spiritual Keluarga
Ketaatan beribadah
: Baik (OS dan keluarga rajin shalat 5 waktu )
Keyakinan tentang kesehatan : Baik

VI.

Keadaan Sosial Keluarga

VII.

Tingkat pendidikan
Hubungan antar anggota keluarga
Hubungan dengan orang lain
Kegiatan organisasi sosial

: Sedang
: Baik
: Baik
: Baik

Keadaan ekonomi

: Baik

Kultural Keluarga
Adat yang berpengaruh
Lain-lain

: Adat Sunda
: Tidak ada

VIII. Daftar Anggota Keluarga


Pendidika

No.

Nama

Hub

Umur

1.

Nn. M

Pasien

26

n
SMA

2.

Tn. MI

Ayah

68

SMP

3.

Tn. TA

Saudara

32

S1

4.

Ny. SM

31

SMA

kandun
g
Ipar

IX.

Pekerjaan

Agama

Berdagang

Islam

makanan
Tidak

Islam

bekerja
PNS

Islam
Islam

Ibu rumah

Kead.
Kesehatan
Kurang
sehat
Sehat
Sehat
Sehat

Kead. Gizi
Baik
Baik
Baik
Sehat

tangga

Keluhan Utama
BAB cair sejak 1 hari yang lalu.

X.

Keluhan Tambahan
Tidak ada

XI.

Riwayat Penyakit Sekarang


Sejak 1 hari yang lalu pasien mengeluh BAB cair sebanyak 4-5 kali sehari. Masih
ditemukan ampas pada kotoran, berwarna kuning, tidak ada lendir maupun darah. Bau
BAB masih seperti BAB biasa. Pasien mengaku mulas. Demam disangkal.
BAK masih banyak seperti biasa, pasien tidak merasa terlalu haus.
Pasien mengaku sering sekali membeli makanan di luar rumah. Sebelum diare pasien
mengaku makan soto yang dibelinya di dekat pasar.

XII.

Riwayat Penyakit Dahulu


Dispepsia sejak 2 tahun yang lalu, masih dapat diatasi dengan minum antasida yang
dibeli sendiri.

XIII. Pemeriksaan Fisik


Status Generalis
Tinggi Badan
Berat Badan
Tekanan Darah
Frekuensi Nadi
Frekuensi Napas
Suhu
Keadaan Gizi
Kesadaran
Mobilisasi

: 153 cm
: 50 kg
: 120/70 mmHg
: 92 x/m
: 20 x/m (teratur)
: 36.5oC
: baik
: compos mentis
: aktif

Mata
Konjungtiva anemis -/-; sklera ikterik -/Jantung
BJ I-II murni reguler, murmur (-), gallop (-)
Paru-paru
SN vesikuler +/+, rhonki -/-, wheezing -/Ekstremitas
Akral hangat, edema -/-, turgor kulit baik, CRT <2
XIV. Pemeriksaan Penunjang
XV. Diagnosis Penyakit
Gastroenteritis akut tanpa dehidrasi

XVI. Diagnosis Keluarga


XVII. Anjuran Penatalaksanaan Penyakit
a. Promotif: Mengedukasi seluruh keluarga tentang macam-macam penyebab diare,
bagaimana penularan patogen yang menyebabkan diare, pencegahan, mengenali
gejala klinis diare dan dehidrasi, serta bahaya komplikasi bila tidak ditangani
dengan cepat. Seluruh anggota keluarga diedukasi untuk menerapkan perilaku
hidup bersih dan sehat di dalam rumah, terutama yang berkaitan dengan diare
pada kasus ini yaitu membiasakan cuci tangan pakai sabun, menjamin
ketersediaan air bersih, dan makanan bergizi.
b. Preventif: Mengedukasi pasien untuk makan makanan yang diolah sendiri di
rumah agar terjamin kebersihannya, atau menghindari pedagang makanan yang
menggunakan air kotor, banyak lalat, dan sebagainya. Menganjurkan cuci tangan
pakai sabun untuk mencegah penularan.
c. Kuratif: Oralit 1 sachet setiap BAB cair, memperbanyak konsumsi cairan selama
masih diare, tablet attapulgite 1 kali tiap BAB (maks 6 tablet/hari). Hindari
konsumsi antibiotik kecuali diresepkan dokter.
d. Rehabilitatif: tidak diperlukan dalam hal ini.
XVIII. Prognosis
a. Penyakit
Bonam.
b. Keluarga
Bonam
c. Masyarakat
Bonam

Keluarga Binaan Risiko Tinggi


DM tipe II dan Ulkus Diabetik pada Lansia
Bonny Pabetting
11.2014.099
Kepaniteraan Klinik Ilmu Kesehatan Masyarakat dan Kedokteran Komunitas
Dinas Kesehatan Kabupaten Karawang
Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Krida Wacana Jakarta

Puskesmas

: UPTD Puskesmas Cilamaya

Alamat

: Dusun Surkalim RT 16/RW 08, Desa Tegalwaru, Kecamatan


Cilamaya, Kabupaten Karawang
5

Tanggal Kunjungan
I.

: 22 Agustus 2016

Identitas Pasien
Nama
Usia
Jenis Kelamin
Pekerjaan
Pendidikan
Alamat
Telepon

II.

III.

: Tn. T
: 73 tahun (Lahir 10/2/1943)
: Laki-laki
: Tidak bekerja
: SMP
: Dusun Surkalim RT 16/RW 08, Desa Tegalwaru, Kecamatan
Cilamaya, Kabupaten Karawang
:-

Riwayat Biologis Keluarga


Keadaan kesehatan sekarang
Kebersihan perorangan
Penyakit yang sering diderita
Penyakit keturunan
Penyakit kronis
Kecacatan anggota keluarga
Pola makan

:
:
:
:
:
:
:

Sedang
Kurang
DM, batuk pilek
Tidak ada
DM
Tidak ada
Sering (4-5 kali sehari), jenis makanan cukup

bervariasi
Pola istirahat
Jumlah anggota keluarga

: Baik ( 8 jam sehari)


: 3 orang (pasien, istri, anak)

Psikologis Keluarga
Kebiasaan buruk
Pengambilan keputusan
Ketergantungan obat
Tempat mencari pelayanan kesehatan
Pola rekreasi

IV.

: Merokok (1 bungkus per hari)


: Anak
: Tidak ada
: Puskesmas Cilamaya, klinik umum
: Kurang

Keadaan Rumah/Lingkungan
Jenis bangunan
Lantai rumah
Luas rumah
Penerangan
Kebersihan
Ventilasi
Dapur
Jamban keluarga
Sumber air minum

: Permanen
: Keramik
: 6 m x 5 m = 30 m
: Ada (pada siang hari masih dapat mengandalkan
cahaya matahari yang masuk dari jendela dan pada
malam hari menggunakan lampu)
: Sedang
: Kurang
: Ada, tidak permanen
: Ada
: Sumur bor, menumpang milik tetangga
6

Sumber pencemaran air


: Tidak ada
Pemanfaatan pekarangan
: Ada, untuk kandang hewan
Sistem pembuangan air limbah : Saluran langsung ke selokan
Tempat pembuangan sampah : Ada
Sanitasi lingkungan
: Sedang
V.

Spiritual Keluarga
Ketaatan beribadah
: Baik (OS dan keluarga rajin shalat 5 waktu )
Keyakinan tentang kesehatan : Baik

VI.

Keadaan Sosial Keluarga

VII.

Tingkat pendidikan
Hubungan antar anggota keluarga
Hubungan dengan orang lain
Kegiatan organisasi sosial

: Kurang
: Baik
: Baik
: Baik

Keadaan ekonomi

: Sedang

Kultural Keluarga
Adat yang berpengaruh
Lain-lain

: Adat Sunda
: Tidak ada

VIII. Daftar Anggota Keluarga


No
.
1.

Pendidika

Nama

Hub

Umur

Tn. T

(Pasien

73

n
SMP

68

SMP

29

SMK

2.

Ny. SA

3.

Tn. S

)
Istri
Anak

Pekerjaan

Agama

Tidak

Islam

bekerja
Ibu rumah

Islam

tangga
Karyawan
Swasta

Islam

Kead.
Kesehatan
Kurang
sehat
Sehat
Sehat
Sehat

IX.

Keluhan Utama
Luka di punggung kaki kiri yang sulit sembuh sejak 2 minggu yang lalu

X.

Keluhan Tambahan
Sering lemas, berat badan menurun

XI.

Riwayat Penyakit Sekarang

Kead. Gizi
Lebih
Lebih
Baik

Dua minggu yang lalu pasien menemukan adanya luka kecil di punggung kaki kirinya.
Pasien mengaku tidak tahu sumber luka tersebut karena tidak terasa nyeri sebelumnya.
Semakin lama luka tersebut semakin besar dan mengeluarkan nanah. Pasien mengaku
7

tidak merasa nyeri. Empat hari yang lalu pasien memeriksakan kakinya ke klinik. Di
klinik, lukanya dibersihkan dan pasien diberi obat pulang berupa beberapa macam obat
minum (metformin, clindamycin, metronidazol, cetirizine, natrium diclofenac) dan
salep racikan.
Pasien mengaku banyak makan (4-5 kali sehari), sering sekali haus, dan bila tengah
malah selalu terbangun untuk BAK (1-2 kali). Berat badan dirasakan turun meskipun
pasien tidak pernah menimbang berat badan.
XII.

Riwayat Penyakit Dahulu


Pasien mengaku memiliki riwayat DM yang diketahuinya 1 tahun yang lalu namun
tidak minum obat karena malas kontrol ke puskesmas/klinik. Sejak 6 bulan yang lalu
pasien mengaku kedua kakinya terasa baal.

XIII. Pemeriksaan Fisik


Status Generalis
Keadaan umum
Kesadaran
Tinggi Badan
Berat Badan
Tekanan Darah
Frekuensi Nadi
Frekuensi Napas
Suhu
Keadaan Gizi
Mobilisasi

: baik
: compos mentis
: 160 cm
: 85 kg
: 130/90 mmHg
: 90 x/m
: 20 x/m (teratur)
: 36.5oC
: kesan gizi lebih
: aktif

Mata
Konjungtiva anemis -/-; sklera ikterik -/Jantung
BJ I-II murni reguler, murmur (-), gallop (-)
Paru-paru
SN vesikuler +/+, rhonki -/-, wheezing -/Abdomen
Datar, tidak teraba massa, nyeri tekan (-), BU (+) normal
Ekstremitas
Akral hangat, edema -/XIV. Pemeriksaan Penunjang
8

XV.

Diagnosis Penyakit
DM tipe II
Ulkus diabetik dorsum pedis sinistra

XVI. Diagnosis Keluarga


XVII. Anjuran Penatalaksanaan Penyakit
a. Promotif: memberi informasi bahwa luka yang diderita pasien sulit sembuh karena
komplikasi DM pada pembuluh darah kecil. Seluruh anggota keluarga diberi
penjelasan mengenai penyebab DM II, faktor risiko DM tipe II, gejala klinis dan
kemungkinan komplikasinya. Menganjurkan pasien untuk berhenti merokok.
b. Preventif
Mengedukasi istri dan anak pasien bahwa mereka juga memiliki faktor risiko
tekena DM sehingga perlu mengambil langkah pencegahan seperti olahraga
teratur, membatasi konsumsi karbohidrat dan gula, juga mengatur pola makan
agar tidak berlebih.
c. Kuratif
Menganjurkan pasien meminum/menggunakan obat yang diberikan dokter sesuai
aturan. Menganjurkan luka dibersihkan setiap hari, dan dibalut dengan kain kassa
agar tidak mudah kotor. Pasien diedukasi untuk menjaga keseimbangan asupan
makanan (batasi karbohidrat dan gula), meningkatkan aktivitas fisik, menurunkan
berat badan.
d. Rehabilitatif: motivasi pasien dan keluarga mengenai perawatan luka agar tidak
terjadi kecacatan.
XVIII. Prognosis
a. Penyakit : dubia ad bonam
b. Keluarga
Dubia ad bonam. Risiko DM pada keluarga meningkat, namun dapat ditekan
dengan pola makan dan aktivitas fisik yang diatur.
c. Masyarakat
Prognosis di masyarakat bonam. Penyakit ini dapat diturunkan risikonya dengan
gaya hidup dan pola makan yang sehat serta deteksi dini faktor risiko.
XIX. Resume
Pria usia 73 tahun dengan ulkus DM pada pedis sejak 2 minggu dan riwayat DM sejak
1 tahun yang lalu. Pasien tidak pernah kontrol gula darah dan tidak pernah minum obat.
Penyakit kronis pada keluarga adalah DM yang diderita pasien. Pada keluarga ditemui
faktor risiko DM karena pasien (ayah) mengalami DM.

Kepada keluarga diberikan pelayanan dengan pendekatan kedokteran keluarga berupa


promotif (etiologi DM , faktor risiko DM, gejala klinis DM dan komplikasinya, anjuran untuk
berhenti merokok), preventif (anjuran pada anak dan istri untuk menekan risiko DM dengan
aktivitas fisik dan mengatur pola makan), kuratif (mengajurkan pasien menggunakan obat
sesuai aturan, perawatan luka, atur pola makan dan aktivitas fisik, turunkan berat badan),
rehabilitatif (motivasi keluarga dan pasien mengenai perawatan luka yang baik agar tidak
terjadi kecacatan).

10

Keluarga Binaan Risiko Tinggi


Anemia dalam Kehamilan
Bonny Pabetting
11.2014.099
Kepaniteraan Klinik Ilmu Kesehatan Masyarakat dan Kedokteran Komunitas
Dinas Kesehatan Kabupaten Karawang
Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Krida Wacana Jakarta

Puskesmas

: UPTD Puskesmas Cilamaya

Alamat

: Dusun Surkalim RT 16/RW 08, Desa Tegalwaru, Kecamatan

Cilamaya,
Kabupaten Karawang
Tanggal Kunjungan
I.

: 22 Agustus 2016

Identitas Pasien
11

Nama
Usia
Jenis Kelamin
Pekerjaan
Pendidikan
Alamat

: Ny. Umaya
: 19 tahun (Lahir 12/07/1997)
: Perempuan
: Ibu Rumah Tangga
: SMP
: Dusun Surkalin RT 16/RW 08, Desa Tegalwaru,
Kecamatan Cilamaya, Kabupaten Karawang
:-

Telepon
II.

Riwayat Biologis Keluarga


Keadaan kesehatan sekarang
Kebersihan perorangan
Penyakit yang sering diderita
Penyakit keturunan
Penyakit kronis
Kecacatan anggota keluarga
Pola makan

:
:
:
:
:
:
:

Sedang
Sedang
Tidak ada
Tidak ada
Tidak ada
Tidak ada
Baik (3 kali sehari), jenis makanan kurang bervariasi

(tahu,
Pola istirahat
Jumlah anggota keluarga
III.

IV.

tempe, sayur sering; telur, buah jarang; ikan dan daging


sangat jarang)
: Baik ( 8 jam sehari)
: 2 orang (pasien dan suami)

Psikologis Keluarga
Kebiasaan buruk

: Tidak ada yang berpotensi menyebabkan

penyakit
Pengambilan keputusan
Ketergantungan obat
Tempat mencari pelayanan kesehatan
Pola rekreasi

: Keluarga (suami)
: Tidak ada
: Puskesmas Cilamaya, Posyandu, Bidan praktek
: Kurang

Keadaan Rumah/Lingkungan
Jenis bangunan
Lantai rumah
Luas rumah
Penerangan

: Semi permanen
: Keramik
: 4 m x 8 m = 32 m
: Ada (pada siang hari masih dapat mengandalkan

Kebersihan
Ventilasi
Dapur
Jamban keluarga

cahaya
matahari yang masuk dari jendela dan pada malam hari
menggunakan lampu berwatt kecil)
: Sedang
: Ada
: Ada
: Ada
12

Sumber air minum


: Sumur bor milik tetangga
Sumber pencemaran air
: Kandang hewan terletak 2-3 meter dari sumber air
Pemanfaatan pekarangan
: Ada (untuk kandang hewan)
Sistem pembuangan air limbah : Saluran langung ke sungai
Tempat pembuangan sampah : Ada
Sanitasi lingkungan
: Sedang
V.

Spiritual Keluarga
Ketaatan beribadah
: Baik (OS dan keluarga rajin shalat 5 waktu )
Keyakinan tentang kesehatan : Baik

VI.

Keadaan Sosial Keluarga


Tingkat pendidikan
Hubungan antar anggota keluarga
Hubungan dengan orang lain
Kegiatan organisasi sosial

: Kurang
: Baik
: Baik
: Baik

Keadaan ekonomi

Kurang

(suami

bekerja

sebagai

buruh

serabutan,
istri adalah ibu rumah tangga)
VII.

Kultural Keluarga
Adat yang berpengaruh
Lain-lain

: Adat Sunda
: Tidak ada

VIII. Daftar Anggota Keluarga


Pendidika

No.

Nama

Hub

Umur

1.

Ade Rudi

Suami

20

n
SMP

2.

Umaya

(Pasien

19

SMP

Pekerjaan

Agama

Tidak

Islam

Kead.
Kesehatan
Sehat

bekerja
Ibu rumah

Islam

Kurang

tangga

IX.

Keluhan Utama
Pasien datang ke posyandu untuk memeriksakan kehamilan.

X.

Keluhan Tambahan
Mudah lelah, sering lemas dan mengantuk.

XI.

Riwayat Penyakit Sekarang

Kead. Gizi
Sedang
Kurang

Sehat

Pasien mengaku hamil 24 minggu, HPHT tanggal 21 Februari 2016 dengan taksiran
persalinan tanggal 28 Desember 2016. Pasien mengaku memang sering lemas sejak
13

usia kehamilan 12 minggu. Selain lemas, pasien juga mengaku mudah lelah dan sering
mengantuk terutama bila bekerja. Pada usia kehamilan 14 minggu, pasien mengeluh
sangat lemas dan sesak napas. Lalu dibawa ke puskesmas Cilamaya dan didapatkan
kadar Hb 6,5 gr/dL. Pasien lalu dirujuk ke RSUD Karawang dan mendapatkan transfusi
darah. Saat ini pasien rutin meminum tablet tambah darah yang diperoleh dari
puskesmas. Keluhan seperti ini baru terjadi sejak hamil. Sebelum hamil pasien
menyangkal adanya keluhan serupa, tidak ada riwayat memiliki penyakit darah.
Pasien menyangkal ada keluhan lain seperti mules-mules, keluar air-air/lendir/darah.
Gerak janin dirasakan aktif. Nafsu makan baik, BAK dan BAB diakui normal.
XII.

Riwayat Penyakit Dahulu


Riwayat thalasemia atau penyakit darah lain, HIV, hepatitis, asma, dan penyakit jantung
disangkal.

XIII. Riwayat Haid


Menarche usia 14 tahun, siklus 28-30 hari, teratur, selama 6-7 hari, ganti pembalut
3x/hari untuk 4 hari awal dan 2x/hari untuk hari sisanya, nyeri haid ada namun tidak
sampai mengganggu aktivitas sehari-hari.
XIV. Riwayat Kehamilan
Kehamilan I

: hamil ini

XV. Riwayat Pernikahan


1 kali (tahun 2016), suami berusia 20 tahun, saat itu bekerja sebagai buruh bangunan.
XVI. Riwayat KB
Belum pernah menggunakan KB
XVII. Pemeriksaan Fisik
Status Generalis
Tinggi Badan
Berat Badan
Tekanan Darah
Frekuensi Nadi
Frekuensi Napas
Suhu
Keadaan Gizi
Kesadaran

: 155 cm
: 40 kg
: 120/70 mmHg
: 92 x/m
: 20 x/m (teratur)
: 36.5oC
: kurang (LILA 21,5 cm)
: compos mentis
14

Mobilisasi

: aktif

Mata
Konjungtiva anemis +/+; sklera ikterik -/Jantung
BJ I-II murni reguler, murmur (-), gallop (-)
Paru-paru
SN vesikuler +/+, rhonki -/-, wheezing -/Abdomen
Membuncit sesuai usia kehamilan
Ekstremitas
Akral hangat, edema -/-,
Status Obstetrik
Inspeksi

: tampak membuncit, striae gravidarum (+)

Palpasi

: TFU: 22 cm dari symphisis pubis, punggung kanan, letak janin

kepala,
Auskultasi

: DJJ 140/menit,

Inspekulo

: tidak dilakukan

VT

: tidak dilakukan

XVIII. Pemeriksaan Penunjang


Tanggal 9/8/2016 Hb 7,8 gr/dL
XIX. Diagnosis Penyakit
Wanita G1P0A0 hamil 24 minggu, letak janin kepala, tunggal hidup dengan anemia
XX.

Diagnosis Keluarga
-

XXI. Anjuran Penatalaksanaan Penyakit


a. Promotif: Penyuluhan tentang pentingnya pengenalan dini terhadap kejadian
anemia dalam kehamilan, penyebabnya, risiko komplikasi, dan yang terkait
dengan penatalaksanaannya, seperti mengonsumsi TTD (Tablet Tambah
Darah) untuk mengatasi anemia.
Ibu dimotivasi untuk menggunakan KB pasca bersalin. Selain untuk menunda
kehamilan karena usia yang masih di bawah 20 tahun, juga untuk memberi ibu
kesempatan perbaikan gizi sebelum memutuskan untuk hamil kembali.
b. Preventif:
15

Pencegahan penyakit anemia dalam kehamilan adalah sebagai berikut:


- Makan makanan yang bergizi terutama yang banyak mengandung zat
-

besi seperti daging merah, hati, daging unggas.


Kontrol kehamilan secara rutin, sehingga dapat dipantau perjalanan

penyakit dan perkembangan janin.


c. Kuratif :
- Tablet tambah darah 3 kali sehari selama 90 hari
d. Rehabilitatif: tidak diperlukan dalam hal ini.
XXII. Prognosis
a. Penyakit
Prognosis dubia ad bonam bila pasien patuh minum obat dan melakukan
pemeriksaan secara rutin di fasilitas kesehatan yang ada.
b. Keluarga
Dubia. Risiko timbulnya anemia pada anggota keluarga yang lain masih tinggi
mengingat rendahnya status gizi ibu dan kurangnya asupan makanan bernutrisi
pada keluarga.
c. Masyarakat
Prognosis di masyarakat dubia. Anggota keluarga, kerabat maupun masyarakat
harus berhati-hati terkait pemantauan bila muncul komplikasi dalam
kehamilan, karena kehamilannya termasuk dalam kategori bumil risti. Selain
itu juga dapat berperan sebagai pendamping untuk mengingatkan ibu hamil
mengonsumsi obatnya secara rutin.
XXIII. Resume
Pasien 19 tahun, G1P0A0 hamil 24 minggu dengan janin tunggal hidup intrauterine
presentasi kepala, HPHT tanggal 21 Februari 2016 dan taksiran persalinan tanggal 28
Desember 2016. Pasien ditemui saat memeriksakan kehamilan di Posyandu. Pasien mengeluh
mudah lelah, sering lemas dan mengantuk sejak 12 minggu yang lalu. 10 minggu yang lalu
pasien dirawat di RSUD Karawang karena sangat lemas dan merasa sesak napas. Pasien
menerima transfusi darah di RS tersebut. Sejak pulang dari perawatan pasien meminum TTD
secara rutin.
Asupan makanan keluarga kurang, pola rekreasi kurang. Sumber air terletak dekat
dengan sumber pencemaran berupa kandang hewan. Pendidikan keluarga kurang, keadaan
ekonomi keluarga juga kurang. Pasien hamil pada usia terlalu muda (<20 tahun), belum
pernah menggunakan kontrasepsi.
Kepada keluarga ini diberikan pelayanan dengan prinsip kedokteran keluarga yaitu
promotif (pengenalan gejala, penyebab, komplikasi, dan tata laksana anemia, motivasi untuk
16

ber-KB pasca bersalin), preventif (pencegahan anemia dengan nutrisi dan kontrol rutin),
kuratif (TTD 3X1 selama 90 hari), rehabilitatif tidak diperlukan.

17

Keluarga Binaan Risiko Tinggi


Stroke Iskemik dan Hipertensi pada Lansia
Bonny Pabetting
11.2014.099
Kepaniteraan Klinik Ilmu Kesehatan Masyarakat dan Kedokteran Komunitas
Dinas Kesehatan Kabupaten Karawang
Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Krida Wacana Jakarta

Puskesmas

: UPTD Puskesmas Cilamaya

Alamat

: Jln. Raya Cilamaya No. 12, Dusun Surkalim RT 16/RW 08, Desa
Tegalwaru, Kecamatan Cilamaya, Kabupaten Karawang

Tanggal Kunjungan
I.

Identitas Pasien
Nama
Usia
Jenis Kelamin
Pekerjaan
Pendidikan
Alamat
Telepon

II.

: 22 Agustus 2016

: Ny. IL
: 62 tahun (Lahir 15/1/1954)
: Perempuan
: Ibu Rumah Tangga
: SD
: Jln. Raya Cilamaya, Dusun Surkalim RT 16/RW 08,
Desa Tegalwaru, Kecamatan Cilamaya, Kabupaten Karawang
:-

Riwayat Biologis Keluarga


18

Keadaan kesehatan sekarang


Kebersihan perorangan
Penyakit yang sering diderita
Penyakit keturunan
Penyakit kronis
Kecacatan anggota keluarga
Pola makan
Pola istirahat
Jumlah anggota keluarga
III.

:
:
:
:
:
:
:
:
:

Sedang
Sedang
Hipertensi
Tidak ada
Hipertensi
Tidak ada
Baik (3 kali sehari), jenis makanan cukup bervariasi
Baik ( 8 jam sehari)
6 orang (pasien, suami, anak, menantu, 2 cucu)

Psikologis Keluarga
Kebiasaan buruk

: Tidak ada yang berpotensi menyebabkan


penyakit
Pengambilan keputusan
: Keluarga (menantu)
Ketergantungan obat
: Tidak ada
Tempat mencari pelayanan kesehatan : Puskesmas Cilamaya, klinik umum
Pola rekreasi
: Kurang
IV.

Keadaan Rumah/Lingkungan
Jenis bangunan
Lantai rumah
Luas rumah
Penerangan

: Permanen
: Keramik
: 6 m x 6 m = 36 m
: Ada (pada siang hari masih dapat mengandalkan
cahaya matahari yang masuk dari jendela dan pada
malam hari menggunakan lampu)
Kebersihan
: Kurang
Ventilasi
: Ada
Dapur
: Ada, tidak permanen
Jamban keluarga
: Ada
Sumber air minum
: Sumur gali
Sumber pencemaran air
: Tidak ada
Pemanfaatan pekarangan
: Digunakan untuk berdagang makanan
Sistem pembuangan air limbah : Saluran langsung ke selokan
Tempat pembuangan sampah : Ada
Sanitasi lingkungan
: Sedang
V.

Spiritual Keluarga
Ketaatan beribadah
: Baik (OS dan keluarga rajin shalat 5 waktu )
Keyakinan tentang kesehatan : Baik

VI.

Keadaan Sosial Keluarga


Tingkat pendidikan
Hubungan antar anggota keluarga
Hubungan dengan orang lain

: Kurang
: Baik
: Baik
19

VII.

Kegiatan organisasi sosial

: Baik

Keadaan ekonomi

: Sedang

Kultural Keluarga
Adat yang berpengaruh
Lain-lain

: Adat Sunda
: Tidak ada

VIII. Daftar Anggota Keluarga


No

Pendidika

.
1.

Nama

Hub

Umur

Tn. M

Suami

66

n
SMP

2.

Ny. IL

(Pasien)

62

SMP

3.

Ny. CA

Anak

29

SMA

4.
5.

Tn. MI
An. C

Menant

31
3

SMK
-

6.

An. A

1,5

u
Cucu
Cucu

Pekerjaan

Agama

Tidak

Islam

Kead.
Kesehatan
Sehat

bekerja
Ibu rumah

Islam

Kurang

Sedang

Islam

sehat
Sehat

Baik

tangga
Ibu rumah
tangga
Swasta
Tidak
bekerja
Tidak

Islam
Islam
Islam

Sehat
Sehat
Sehat

Kead. Gizi
Sedang

Baik
Baik
Baik

bekerja

IX.

Keluhan Utama
Sisi tubuh kanan sulit digerakkan sejak 7 bulan yang lalu

X.

Keluhan Tambahan
Tidak ada keluhan

XI.

Riwayat Penyakit Sekarang


Tujuh bulan yang lalu pasien mengeluh tangan dan kaki kanan kesemutan saat bangun
pagi. Tangan dan kaki kanan lalu semakin lama semakin lemas dan tidak bisa
digerakkan sama sekali dan pasien jatuh saat hendak ke kamar mandi. Tidak ada mual,
muntah, sakit kepala, dan penurunan kesadaran. Pasien juga mulai sulit berbicara dan
sulit menelan. Keluhan seperti ini baru pertama kali terjadi. Pasien lalu dibawa ke
tukang pijat 1 hari kemudian, dan baru dibawa ke dokter 2 hari kemudian dan diberi
tahu bahwa mengalami stroke. Pasien tidak dirawat. Pasien lalu menjalani fisioterapi
hingga hari ini dan perlahan-lahan mulai bisa menggerakkan tangan dan kakinya.

XII.

Riwayat Penyakit Dahulu

20

Sejak 7 tahun yang lalu pasien didiagnosis mengalami hipertensi. Sejak saat itu pasien
meminum obat hipertensi namun tidak teratur (hanya bila merasa sakit kepala saja).
Pasien juga jarang memeriksakan diri ke dokter / tenaga kesehatan lainnya. Riwayat
DM, hiperkolesterolemia tidak diketahui.

XIII. Pemeriksaan Fisik


Status Generalis
Keadaan umum
Kesadaran
Tinggi Badan
Berat Badan
Tekanan Darah
Frekuensi Nadi
Frekuensi Napas
Suhu
Keadaan Gizi
Mobilisasi

: tampak sakit ringan


: compos mentis
: 155 cm
: 50 kg
: 160/100 mmHg
: 90 x/m
: 20 x/m (teratur)
: 36.5oC
: sedang
: pasif

Mata
Konjungtiva anemis -/-; sklera ikterik -/Jantung
BJ I-II murni reguler, murmur (-), gallop (-)
Paru-paru
SN vesikuler +/+, rhonki -/-, wheezing -/Abdomen
Datar, tidak teraba massa, nyeri tekan (-), BU (+) normal
Ekstremitas
Akral hangat, edema -/XIV. Pemeriksaan Penunjang
XV.

Diagnosis Penyakit
Stroke iskemik
Hipertensi esensial

XVI. Diagnosis Keluarga


XVII. Anjuran Penatalaksanaan Penyakit
a. Promotif: memberi informasi tentang faktor risiko stroke dan hipertensi, serta
bagaimana mengenali tanda-tanda awal serangan stoke. Dijelaskan pula gejala
21

yang mungkin timbul dalam hipertensi. Seluruh anggota keluarga dianjurkan


untuk menjalani pola hidup sehat terutama dalam hal nutrisi dan aktivitas fisik
untuk mencegah timbulnya penyakit tidak menular seperti hipertensi dan DM.
Anggota keluarga juga dianjurkan untuk memperhatikan nutrisi untuk pasien
karena faktor usia dan keterbatasan aktivitas sehingga pasien rentan jatuh sakit.
Pasien dianjurkan mengunjungi fasilitas kesehatan untuk memeriksakan diri agar
faktor risiko atau penyakit komorbid dapat segera diatasi.
b. Preventif
Mempertahankan diet rendah garam, gula, dan lemak. Memperbanyak air,
sayuran, dan buah.
c. Kuratif
Menganjurkan pasien meminum obat yang diberikan dokter sesuai aturan
d. Rehabilitatif: motivasi pasien dan keluarga agar fisioterapi dilanjutkan.
XVIII. Prognosis
a. Penyakit : dubia
b. Keluarga
Dubia ad bonam. Risiko hipertensi pada anggota keluarga inti lebih tinggi namun
tidak diketahui statusnya pada keluarga inti.
c. Masyarakat
Prognosis di masyarakat bonam. Penyakit ini dapat diturunkan risikonya dengan
gaya hidup dan pola makan yang sehat serta deteksi dini faktor risiko.
XIX. Resume
Wanita usia 62 tahun dengan riwayat stroke sejak 7 bulan lalu dan hipertensi sejak 7
tahun yang lalu. Pasien mengeluh kesulitan menggerakkan ekstremitas kanan, kesulitan
berbicara dan menelan. Keluhan dirasakan 7 bulan lalu yaitu kesemutan lalu seluruh sisi
tubuh kanan tidak bisa digerakkan. Pasien lalu dibawa ke tukang pijat 1 hari kemudian dan
baru ke dokter 2 hari kemudian dan diberitahu mengalami stroke. Pasien tidak dirawat dan
mengikuti program fisioterapi. Riwayat hipertensi sejak 7 tahun yang lalu, tidak teratur
minum obat, dan jarang kontrol.
Penyakit kronis dalam keluarga adalah hipertensi. Pola makan dan psikologis keluarga
baik. Kebersihan rumah kurang.
Kepada keluarga diberikan pelayanan berprinsip kedokteran keluarga yaitu promotif
(faktor risiko, gejala, komplikasi stroke dan hipertensi; anjuran pola hidup sehat; anjuran
nutrisi yang baik bagi pasien; dan anjuran untuk memeriksakan diri ke fasilitas pelayanan
kesehatan), preventif (diet rendah garam-lemak-gula; meningkatkan konsumsi air, buah, dan

22

sayuran), kuratif (anjuran untuk minum obat hipertensi secara teratur), rehabilitatif (anjuran
dan motivasi untuk meneruskan fisioterapi).

23

Keluarga Binaan Risiko Tinggi


ISPA pada Balita
Bonny Pabetting
11.2014.099
Kepaniteraan Klinik Ilmu Kesehatan Masyarakat dan Kedokteran Komunitas
Dinas Kesehatan Kabupaten Karawang
Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Krida Wacana Jakarta

Puskesmas

: UPTD Puskesmas Cilamaya

Alamat

: Dusun Surkalim RT 16/RW 08, Desa Tegalwaru, Kecamatan

Cilamaya,
Kabupaten Karawang
Tanggal Kunjungan
I.

: 22 Agustus 2016

Identitas Pasien
Nama
Usia
Jenis Kelamin
Pekerjaan
Pendidikan
Alamat

: An. AS
: 18 bulan
: Laki-laki
: Tidak bekerja
: Belum sekolah
: Dusun Surkalin RT 16/RW 08, Desa Tegalwaru,
Kecamatan Cilamaya, Kabupaten Karawang
:-

Telepon
II.

Riwayat Biologis Keluarga


Keadaan kesehatan sekarang
Kebersihan perorangan
Penyakit yang sering diderita
Penyakit keturunan
Penyakit kronis
Kecacatan anggota keluarga

:
:
:
:
:
:

Sedang
baik
ISPA
Tidak ada
Tidak ada
Tidak ada
24

Pola makan
Pola istirahat
Jumlah anggota keluarga
III.

: Baik (3 kali sehari), jenis makanan bervariasi


: Baik ( 12 jam sehari)
: 3 orang (pasien, kakek, nenek)

Psikologis Keluarga
Kebiasaan buruk
Pengambilan keputusan
Ketergantungan obat
Tempat mencari pelayanan kesehatan
Pola rekreasi

IV.

:: Keluarga (kakek)
: Tidak ada
: Puskesmas Cilamaya, Posyandu, klinik
: sedang

Keadaan Rumah/Lingkungan
Jenis bangunan
Lantai rumah
Luas rumah
Penerangan

: permanen
: Keramik
: 6 m x 10 m = 60 m
: Ada (pada siang hari masih dapat mengandalkan
cahaya matahari yang masuk dari jendela dan pada
malam hari menggunakan lampu)
Kebersihan
: Baik
Ventilasi
: Ada
Dapur
: Ada
Jamban keluarga
: Ada
Sumber air minum
: Sumur bor
Sumber pencemaran air
: Tidak ada
Pemanfaatan pekarangan
: Tanaman hias
Sistem pembuangan air limbah : Saluran langung ke selokan. Ada septic tank
Tempat pembuangan sampah : Ada
Sanitasi lingkungan
: Sedang
V.

Spiritual Keluarga
Ketaatan beribadah
: Baik
Keyakinan tentang kesehatan : Baik

VI.

Keadaan Sosial Keluarga

VII.

Tingkat pendidikan keluarga


Hubungan antar anggota keluarga
Hubungan dengan orang lain
Kegiatan organisasi sosial

: Sedang
: Baik
: Baik
: Baik

Keadaan ekonomi

: Baik

Kultural Keluarga
Adat yang berpengaruh

: Adat Sunda
25

Lain-lain

: Tidak ada

VIII. Daftar Anggota Keluarga


Pendidika

No.

Nama

Hub

Umur

1.

An. AS

Pasien

1,5

n
-

2.

Tn. M

Kakek

69

SMK

3.

Ny. SA

Nenek

69

SMA

Pekerjaan

Agama

Islam

Berdagan
PNS
Ibu rumah

Islam
Islam

Kead.
Kesehatan
Kurang
sehat
Sehat
Sehat

Kead. Gizi
Baik
Baik
Baik

tangga

IX.

Keluhan Utama
Batuk-pilek sejak 2 hari yang lalu

X.

Keluhan Tambahan
Tidak ada

XI.

Riwayat Penyakit Sekarang


Dua hari yang lalu pasien batuk. Batuk berdahak, berwarna putih dan hanya keluar bila
dimuntahkan. Pasien juga pilek sejak 2 hari yang lalu. Ingus berwarna bening. Demam
timbul dua hari yang lalu, naik mendadak, dan terus menerus tinggi sepanjang hari.
Menurut pengakuan ibu demam tidak begitu tinggi meskipun tidak diukur dengan
termometer.

XII.

Riwayat Penyakit Dahulu


-

XIII. Pemeriksaan Fisik


Status Generalis
Berat Badan
Tekanan Darah
Frekuensi Nadi
Frekuensi Napas
Suhu
Keadaan Gizi
Kesadaran
Mobilisasi

: 10 kg
: tidak diukur
: tidak dapat diukur
: 20 x/m (teratur)
: 37.6oC
: baik
: compos mentis
: aktif

Mata
Konjungtiva anemis -/-; sklera ikterik -/Jantung
BJ I-II murni reguler, murmur (-), gallop (-)

26

Paru-paru
SN vesikuler +/+, rhonki -/-, wheezing -/Ekstremitas
Akral hangat, edema -/XIV. Pemeriksaan Penunjang
XV. Diagnosis Penyakit
ISPA
XVI. Diagnosis Keluarga
XVII. Anjuran Penatalaksanaan Penyakit
a. Promotif: Mengedukasi seluruh keluarga tentang penyebab ISPA, gejala, dan
pencegahannya. Mengedukasi seluruh anggota keluarga untuk menjalankan
perilaku hidup bersih dan sehat di rumah terutama yang berkaitan dengan ISPA
yaitu
b. Preventif: Mengedukasi keluarga pasien untuk tidak merokok terutama di dalam
rumah dan di dekat anak-anak. Jauhkan anak dari debu.
c. Kuratif: ambroxol syrup 3 X 15 mg (1 cth), paracetamol syrup 3 X 120 mg (1 cth)
d. Rehabilitatif: tidak diperlukan dalam hal ini.
XVIII. Prognosis
a. Penyakit
Bonam.
b. Keluarga
Bonam
c. Masyarakat
Bonam

27

28

Anda mungkin juga menyukai