LATAR BELAKANG
Kesehatan lingkungan mempengaruhi derajat kesehatan masyarakat, menurut WHO
(World Health Organization), kesehatan lingkungan adalah suatu keseimbangan ekologi yang
harus ada antara manusia dan lingkungan agar dapat menjamin keadaan sehat dari manusia.
Menurut WHO, ruang lingkup kesehatan lingkungan diantaranya meliputi penyediaan air
minum serta pengelolaan air buangan dan pengendalian pencemaran.
Akses terhadap sanitasi layak merupakan salah satu fondasi inti dari masyarakat yang
sehat. Sanitasi yang baik merupakan elemen penting yang menunjang kesehatan manusia.
Sanitasi berhubungan dengan kesehatan lingkungan yang mempengaruhi derajat kesehatan
masyarakat. Buruknya kondisi sanitasi akan berdampak negatif di banyak aspek kehidupan,
mulai dari turunnya kualitas lingkungan hidup masyarakat, tercemarnya sumber air minum
bagi masyarakat, meningkatnya jumlah kejadian diare dan munculnya beberapa penyakit.
Sanitasi adalah suatu upaya pencegahan penyakit yang menitikberatkan kegiatannya
kepada usaha-usaha kesehatan lingkungan hidup manusia. Di dalam Undang-Undang
Kesehatan No.23 tahun 1992 pasal 22 disebutkan bahwa kesehatan lingkungan
diselenggarakan untuk mewujudkan kualitas lingkungan yang sehat, yang dapat dilakukan
dengan melalui peningkatan sanitasi lingkungan, baik yang menyangkut tempat maupun
terhadap bentuk atau wujud substantifnya yang berupa fisik, kimia, atau biologis termasuk
perubahan perilaku.
Sanitasi Institusi adalah upaya yang dilakukan untuk menjamin terwujudnya kondisi
yang memenuhi persyaratan kesehatan institusi. Kualitas lingkungan yang sehat adalah
keadaan lingkungan yang bebas dari resiko yang membahayakan kesehatan dan keselamatan
hidup manusia, melalui pemukiman antara lain rumah tinggal dan asrama atau yang
sejenisnya, melalui lingkungan kerja antara perkantoran dan kawasan industri atau sejenis.
Sedangkan upaya yang harus dilakukan dalam menjaga dan memelihara kesehatan
lingkungan adalah obyek sanitasi meliputi seluruh tempat kita tinggal/bekerja seperti: dapur,
restoran, taman, publik area, ruang kantor, rumah dsb.
Sebuah institusi adalah setiap struktur atau mekanisme tatanan sosial dan kerjasama
yang mengatur perilaku satu set individu dalam suatu komunitas manusia.
Institusi dapat dibedakan menjadi 3 jenis, yaitu :
- Institusi formal adalah suatu institusi yang dibentuk oleh pemerintah atau oleh swasta yang
mendapat pengukuhan secara resmi serta mempunyai aturan-aturan tertulis/ resmi. Institusi
formal dibedakan menjadi 2 jenis, yaitu :
a. Institusi pemerintah adalah lembaga yang dibentuk oleh pemerintah berdasarkan suatu
kebutuhan yang karena tugasnya berdasarkan pada suatu peraturan perundangundangan melakukan kegiatan untuk meningkatkan pelayanan masyarakat dan
meningkatkan taraf kehidupan kebahagiaan kesejahteraan masyarakat. Institusi
Pemerintah atau Lembaga Pemerintah dibedakan menjadi dua macam, yaitu:
- Lembaga pemerintah yang dipimpin oleh seorang menteri.
- Lembaga pemerintah yang tidak dipimpin oleh seorang menteri, dan bertanggung
jawab langsung kepada presiden (disebut Lembaga Pemerintah Non-Departemen).
Contoh: Lembaga Administrasi Negara dan Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia.
b. Institusi swasta adalah institusi yang dibentuk olehswasta (organisasi swasta) karena
adanya motivasi atau dorongan tertentu yang didasarkan atas suatu peraturan
perundang-undangan tanpa adanya paksaan dari pihak manapun. Institusi atau
lembaga ini secara sadar dan ikhlas melakukan kegiatan untuk ikut serta memberikan
pelayanan masyarakat dalam bidang tertentu sebagai upaya meningkatkan taraf
kehidupan dan kesejahteraan masyarakat. Contoh: Yayasan Penderita Anak Cacat,
Lembaga Konsumen, Lembaga Bantuan Hukum, Partai Politik.
- Institusi non-formal adalah suatu institusi yang tumbuh dimasyarakat karena masyarakat
membutuhkannya sebagai wadah untuk menampung aspirasi mereka. Ciri-ciri institusi nonformal antara lain:
1. Tumbuh di dalam masyarakat karena masyarakat membentuknya, sebagai wadah
untuk menampung aspirasi mereka.
2. Lingkup kerjanya, baik wilayah maupun kegiatannya sangat terbatas.
3. Lebih bersifat sosial karena bertujuan meningkatkan kesejahteraan para anggota.
4. Pada
umumnya
tidak
mempunyai
aturan-aturan
formal
(Tanpa
anggaran
dalam menciptakan kesehatan peserta didik adalah lingkungan sekolah yang memenuhi
persyaratan kesehatan.
Kebijakan dalam penyelenggaraan sanitasi dan higiene sekolah sejalan dengan
kebijakan program Lingkungan Sehat, Kepmenkes Nomor 1429/Menkes/SK/XII/2006
tentang Pedoman Penyelenggaraan Kesehatan lingkungan di sekolah, kebijakan Nasional Air
Minum dan Penyehatan Lingkungan (AMPL) berbasis masyarakat dan Kepmenkes Nomor
582/Menkes/SK/IX/2009 tentang Strategi Nasional Sanitasi Total Berbasis Masyarakat
(STBM).
Higiene dan sanitasi sekolah pelaksanaannya dimotori oleh Usaha Kesehatan Sekolah
(UKS). Tujuan UKS adalah untuk meningkatkan mutu pendidikan dan prestasi belajar peserta
didik dengan meningkatkan perilaku hidup bersih dan sehat dan derajat kesehatan peserta
didik maupun warga belajar serta menciptakan lingkungan yang sehat, sehingga
memungkinkan pertumbuhan dan perkembangan yang harmonis dan optimal dalam rangka
pembentukan manusia Indonesia yang seutuhnya.
Pembinaan dan pengembangan UKS dilaksanakan melalui tiga program pokok yang
meliputi :
a. Pendidikan Kesehatan
b. Pelayanan Kesehatan
c. Pembinaan Lingkungan Kehidupan Sekolah Sehat.
Target dan cakupan program Kesling sesuai SPM Puskesmas Kebumen 1 tahun 2012November 2015
Indikator
Institusi dibina
2012
Target Cakupan
%
58
%
61.5
2013
Target Cakupan
%
63
%
51
2014
Target Cakupan
%
72
%
85
2015
Target Cakupan
%
85
Sesuai dengan tabel di atas, indikator tentang institusi dibina mengalami kenaikan
pesat pada tahun 2014.
BAB II
PERMASALAHAN
Di SMK-SMP Tamtama merupakan salah satu institusi sekolah swasta di Kebumen
tepatmya di Desa Tamanwinangun. Jumlah total siswa di sekolah tersebut 85 terdiri dari 55
siswa SMK dan 30 siswa SMP. Kebanyakan siswanya adalah laki-laki dan dengan keahlian
administrasi kantor.
Permasalahan yang didapatkan di SMK-SMP Tamtama antara lain:
1. Karena kurangnya jumlah siswa, jadi kurang terawatnya sarana prasarana yang
ada
2. Tidak adanya UKS di sekolah tersebut, higiene dan sanitasi sekolah dinilai sangat
kurang
3. Belum adanya AC dan lubang ventilasinya
4. Pagar depan sekolah sudah kokoh, sedangkan pagar yang mengelilingi sekolah
masih kurang aman dan kurang kuat jadi sering terjadi kemalingan
5. Halaman taman penuh rumput atau tidak terawat, becek, dan tempat sampah tidak
tertutup dan jumlahnya kurang
6. Saluran air limbah terbuka dan air tidak lancar dan tergenang
7. Ruang laboratorium belum ada dan tidak tersedianya kantin
8. Ruang perpustakaan pengap karena pintu jarang dibuka, cahaya kurang, meja
kursi dan buku tidak tertata rapi
9. Kamar mandi campur antara laki-laki dan perempuan, tidak ada lubang
penghawaan, sangat kotor, kamar mandi kurang dan tidak mencukupi jumlahnya.
10. Pencahayaan dapur kurang, pengap, tidak ada cerobong asap, tidak ada kran cuci
peralatan, serangga dan tikus dapat masuk, dan tidak rapi.
11. Tempat sampah cukup kuat dari ban bekas, tetapi tidak ada penutup, dan tidak
dilapisi kantong
12. Konstruksi bangunan sampah dapat menjadi tempat berkembang biak serangga
dan toksisitas tinggi terhadap manusia
Hal itu menunjukkan kesadaran masyarakat terhadap kesehatan lingkungannya sangat
kurang. Untuk itu banyak hal tersebut yang perlu diperbaiki sehingga dilain waktu dapat
memenuhi target dan tidak kembali mengalami penurunan. Salah satu upaya yang perlu
dilakukan adalah dengan inspeksi sanitasi di sekolah-sekolah untuk menilai sekaligus
mengupayakan perbaikan sanitasi pada sekolah tersebut.
4
BAB III
5
Pelaksana
Kegiatan
BAB IV
6
PELAKSANAAN
Inspeksi Sanitasi Sekolah
Pelaksanaan inspeksi sanitasi di SMK-SMP Tamtama Kebumen memberikan hasil sebagai
berikut
1. Konstruksi umum
Lantai sekolah sudah keramik terutama di ruang kelas. Selain itu di bagian luar
ruangan sebagian besar sudah ditutup semen. Dinding sekolah berupa tembok
permanen dengan cat berwarna putih. Ventilasi sekolah ada yang alami dan belum ada
yang buatan (menggunakan AC). Atap sekolah terbuat dari genteng dan tidak mudah
bocor. Langit-langit tingginya 4 meter dari asbes berwarna putih. Pintu tiap ruangan
dari kayu, tidak rusak dan dapat ditutup rapat. Pagar sekolah setinggi 3 meter dan
terbuat dari semen yang sudah kokoh. Halaman ditemukan rumput yang tidak terawat,
becek dan di tempat parkir berdebu. Saluran limbah tidak tertutup, aliran air limbah
tidak lancer dan tergenang.
2. Ruang bangunan
Ruang kelas dan perpustakaan bebas serangga/tikus, tidak berbau, pencahayaan
cukup, kursi dan meja nyaman digunakan. Belum tersedianya ruang laboratorium dan
kantin. Kamar mandi sekolah tidak berhubungan langsung dengan ruang kelas, kantin
maupun dapur. Kamar mandi pria dan wanita tidak terpisah. Lubang udara kamar
mandi belum ada menjadikan udara di dalam bau dan pengap. Jumlah kamar mandi
dalam sekolah hanya 4, dan sangat kotor. Pencahayaan di dapur kurang, tidak ada
cerobong asap, tidak tersedia kran air bersih di dapur, tidak bebas serangga dan tikus,
dan kurang rapi.
3. Penyehatan air
Ketersediaan air terutama di kamar mandi kurang karena pengisian manual dari
sumur, airnya keruh dan terdapat jentik di salah satu kamar mandi. Sumber air berasal
dari sumur.
4. Penanganan sampah dan limbah
Tempat sampah tidak selalu tersedia di depan tiap ruangan. Tempat sampah terbuat
dari ban karet bekas, kedap air, tidak tertutup dan dilapisi plastik, serta sampah
dibakar di lingkungan sekolah. Air limbah disalurkan melalui saluran air yang belum
tertutup, aliran air limbah tidak lancar dan tergenang.
5. Pengendalian serangga dan tikus
7
BAB V
MONITORING DAN EVALUASI
8
Permasalahan
Saran/konseling
Karena kurangnya jumlah Sebaiknya diperbanyak iklan
siswa,
jadi
terawatnya
2
UKS
AC
sangat kurang
lemari obat
Belum adanya AC dan Mungkin memang
belum
lubang ventilasinya
karena
terlalu
penting,
mengingat
banyak
sarana
Pagar
diperbaiki
dahulu.
Pagar depan sekolah sudah Sebaiknya
pagar
terlebih
dibangun
Halaman
taman
tempat parkir
terjadi kemalingan
dan Halaman taman
tertutup
dan dimulai
jumlahnya kurang
6
dan
diberikan
Laboratorium
tidak tergenang
Ruang laboratorium belum Sebaiknya mencari donatur
ada
untuk
membeli
peralatan
Perpustakaan
sehat
perpustakaan Terdapat penjaga perpustakaan
Ruang
cahaya
Kamar mandi
tertata rapi
Kamar mandi
antara
laki-laki
perempuan,
lubang
campur Kamar
mandi
dan antara
tidak
laki-laki
penghawaan, ventilasi
dan
dan
dibedakan
tidak siswa
mencukupi jumlahnya.
tetap
keamanan,
diikutsertakan
dalam
10
10
Dapur
Pencahayaan
cuci
peralatan, dapur
11
perlu
di
berikan
kuat dari ban bekas, tetapi penutup yang kuat dan lubang
tidak ada penutup, dan yang cukup lebar agar sampah
tidak dilapisi kantong
12
Pengendalian
dan tikus
serangga Konstruksi
sampah
dapat
menjadi dapat
dibuat
dan
inventaris
dengan
dan
dinas
tertutup
rusak
diperbaiki
sebaiknya
11
Lampiran
12
Gambar 1. Halaman
sekolah
Gambar 3.
Dapur
Gambar 4. Saluran
pembuangan yang tidak
ditutup dan tidak lancar
Gambar 5. Kamar
mandi
Gambar 8.
Perpustakaan
NAMA KANTOR/SEKOLAH
TANGGAL PEMERIKSAAN
KOMPONEN DINILAI
NILAI
NILAI
MAKSIMAL
a. Kuat/utuh
50
50
b. Bersih
50
50
c. Kedap air
40
40
d. Rata
20
20
e. Tidak licin
20
20
f. Mudah dibersihkan
20
20
a. Rata
30
30
b. Bersih
30
30
c. Berwarna terang
20
20
d. Mudah dibersihkan
20
20
50
50
50
Ventilasi alam
100
70
Ventilasi
mekanis
100
25
25
b. Tidak bocor
15
15
10
10
25
25
No. VARIABEL
KONSTRUKSI UMUM
1
Lantai
Dinding
Ventilasi
Atap
Langit-langit
Ventilasi
gabungan
14
Pintu
Pagar
b. Kuat
15
15
c. Berwarna terang
d. Mudah dibersihkan
30
30
b. Kuat
20
20
a. Aman
30
25
b. Kuat
20
a. Bersih
25
10
b. Tidak berdebu/becek
15
10
a. Tertutup
50
10
50
10
a. Bebas serangga/tikus
20
20
20
20
10
10
10
10
10
10
10
RUANG BANGUNAN
10
15
: 1,5 m2
11
12
13
Ruang perpustakaan
Ruang kantin
(Tidak ada)
30
30
10
10
10
10
10
10
10
10
10
10
15
10
10
16
14
15
Dapur
10
10
c. Lubang penghawaan
berhubungan langsung dengan
udara luar
d. Bersih
20
20
16
40
10
16
350
150
150
50
a. Bakteriologis
400
160
b. Fisika
25
10
a. Sumber
150
100
b. Distribusi
90
10
c. Penampungan
60
20
PENYEHATAN AIR
16
17
18
Kuantitas
Kuantitas
Sarana
PENANGANAN SAMPAH
LIMBAH
17
19
20
Penanganan sampah
Penanganan limbah
250
40
150
180
30
320
50
80
20
3590
1391
PENGENDALIAN
SERANGGA DAN TIKUS
18