Anda di halaman 1dari 18

BAB I

LATAR BELAKANG
Kesehatan lingkungan mempengaruhi derajat kesehatan masyarakat, menurut WHO
(World Health Organization), kesehatan lingkungan adalah suatu keseimbangan ekologi yang
harus ada antara manusia dan lingkungan agar dapat menjamin keadaan sehat dari manusia.
Menurut WHO, ruang lingkup kesehatan lingkungan diantaranya meliputi penyediaan air
minum serta pengelolaan air buangan dan pengendalian pencemaran.
Akses terhadap sanitasi layak merupakan salah satu fondasi inti dari masyarakat yang
sehat. Sanitasi yang baik merupakan elemen penting yang menunjang kesehatan manusia.
Sanitasi berhubungan dengan kesehatan lingkungan yang mempengaruhi derajat kesehatan
masyarakat. Buruknya kondisi sanitasi akan berdampak negatif di banyak aspek kehidupan,
mulai dari turunnya kualitas lingkungan hidup masyarakat, tercemarnya sumber air minum
bagi masyarakat, meningkatnya jumlah kejadian diare dan munculnya beberapa penyakit.
Sanitasi adalah suatu upaya pencegahan penyakit yang menitikberatkan kegiatannya
kepada usaha-usaha kesehatan lingkungan hidup manusia. Di dalam Undang-Undang
Kesehatan No.23 tahun 1992 pasal 22 disebutkan bahwa kesehatan lingkungan
diselenggarakan untuk mewujudkan kualitas lingkungan yang sehat, yang dapat dilakukan
dengan melalui peningkatan sanitasi lingkungan, baik yang menyangkut tempat maupun
terhadap bentuk atau wujud substantifnya yang berupa fisik, kimia, atau biologis termasuk
perubahan perilaku.
Sanitasi Institusi adalah upaya yang dilakukan untuk menjamin terwujudnya kondisi
yang memenuhi persyaratan kesehatan institusi. Kualitas lingkungan yang sehat adalah
keadaan lingkungan yang bebas dari resiko yang membahayakan kesehatan dan keselamatan
hidup manusia, melalui pemukiman antara lain rumah tinggal dan asrama atau yang
sejenisnya, melalui lingkungan kerja antara perkantoran dan kawasan industri atau sejenis.
Sedangkan upaya yang harus dilakukan dalam menjaga dan memelihara kesehatan
lingkungan adalah obyek sanitasi meliputi seluruh tempat kita tinggal/bekerja seperti: dapur,
restoran, taman, publik area, ruang kantor, rumah dsb.
Sebuah institusi adalah setiap struktur atau mekanisme tatanan sosial dan kerjasama
yang mengatur perilaku satu set individu dalam suatu komunitas manusia.
Institusi dapat dibedakan menjadi 3 jenis, yaitu :

- Institusi formal adalah suatu institusi yang dibentuk oleh pemerintah atau oleh swasta yang
mendapat pengukuhan secara resmi serta mempunyai aturan-aturan tertulis/ resmi. Institusi
formal dibedakan menjadi 2 jenis, yaitu :
a. Institusi pemerintah adalah lembaga yang dibentuk oleh pemerintah berdasarkan suatu
kebutuhan yang karena tugasnya berdasarkan pada suatu peraturan perundangundangan melakukan kegiatan untuk meningkatkan pelayanan masyarakat dan
meningkatkan taraf kehidupan kebahagiaan kesejahteraan masyarakat. Institusi
Pemerintah atau Lembaga Pemerintah dibedakan menjadi dua macam, yaitu:
- Lembaga pemerintah yang dipimpin oleh seorang menteri.
- Lembaga pemerintah yang tidak dipimpin oleh seorang menteri, dan bertanggung
jawab langsung kepada presiden (disebut Lembaga Pemerintah Non-Departemen).
Contoh: Lembaga Administrasi Negara dan Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia.
b. Institusi swasta adalah institusi yang dibentuk olehswasta (organisasi swasta) karena
adanya motivasi atau dorongan tertentu yang didasarkan atas suatu peraturan
perundang-undangan tanpa adanya paksaan dari pihak manapun. Institusi atau
lembaga ini secara sadar dan ikhlas melakukan kegiatan untuk ikut serta memberikan
pelayanan masyarakat dalam bidang tertentu sebagai upaya meningkatkan taraf
kehidupan dan kesejahteraan masyarakat. Contoh: Yayasan Penderita Anak Cacat,
Lembaga Konsumen, Lembaga Bantuan Hukum, Partai Politik.
- Institusi non-formal adalah suatu institusi yang tumbuh dimasyarakat karena masyarakat
membutuhkannya sebagai wadah untuk menampung aspirasi mereka. Ciri-ciri institusi nonformal antara lain:
1. Tumbuh di dalam masyarakat karena masyarakat membentuknya, sebagai wadah
untuk menampung aspirasi mereka.
2. Lingkup kerjanya, baik wilayah maupun kegiatannya sangat terbatas.
3. Lebih bersifat sosial karena bertujuan meningkatkan kesejahteraan para anggota.
4. Pada

umumnya

tidak

mempunyai

aturan-aturan

formal

(Tanpa

anggaran

dasar/Anggaran rumah tangga).


Higiene dan sanitasi sekolah adalah perilaku hidup bersih dan sehat di sekolah dalam
rangka meningkatkan kualitas kesehatan lingkungan guna terwujudnya lingkungan sekolah
yang sehat yang bersih dan nyaman dan terbebas dari ancaman penyakit.
Sekolah harus memenuhi syarat-syarat kesehatan tidak saja bentuk fisik tetapi
masyarakat sekolah terrutama peserta didik. Salah satu bagian yang memegang peran penting

dalam menciptakan kesehatan peserta didik adalah lingkungan sekolah yang memenuhi
persyaratan kesehatan.
Kebijakan dalam penyelenggaraan sanitasi dan higiene sekolah sejalan dengan
kebijakan program Lingkungan Sehat, Kepmenkes Nomor 1429/Menkes/SK/XII/2006
tentang Pedoman Penyelenggaraan Kesehatan lingkungan di sekolah, kebijakan Nasional Air
Minum dan Penyehatan Lingkungan (AMPL) berbasis masyarakat dan Kepmenkes Nomor
582/Menkes/SK/IX/2009 tentang Strategi Nasional Sanitasi Total Berbasis Masyarakat
(STBM).
Higiene dan sanitasi sekolah pelaksanaannya dimotori oleh Usaha Kesehatan Sekolah
(UKS). Tujuan UKS adalah untuk meningkatkan mutu pendidikan dan prestasi belajar peserta
didik dengan meningkatkan perilaku hidup bersih dan sehat dan derajat kesehatan peserta
didik maupun warga belajar serta menciptakan lingkungan yang sehat, sehingga
memungkinkan pertumbuhan dan perkembangan yang harmonis dan optimal dalam rangka
pembentukan manusia Indonesia yang seutuhnya.
Pembinaan dan pengembangan UKS dilaksanakan melalui tiga program pokok yang
meliputi :
a. Pendidikan Kesehatan
b. Pelayanan Kesehatan
c. Pembinaan Lingkungan Kehidupan Sekolah Sehat.
Target dan cakupan program Kesling sesuai SPM Puskesmas Kebumen 1 tahun 2012November 2015
Indikator

Institusi dibina

2012
Target Cakupan
%
58

%
61.5

2013
Target Cakupan
%
63

%
51

2014
Target Cakupan
%
72

%
85

2015
Target Cakupan
%
85

Sesuai dengan tabel di atas, indikator tentang institusi dibina mengalami kenaikan
pesat pada tahun 2014.

BAB II
PERMASALAHAN
Di SMK-SMP Tamtama merupakan salah satu institusi sekolah swasta di Kebumen
tepatmya di Desa Tamanwinangun. Jumlah total siswa di sekolah tersebut 85 terdiri dari 55
siswa SMK dan 30 siswa SMP. Kebanyakan siswanya adalah laki-laki dan dengan keahlian
administrasi kantor.
Permasalahan yang didapatkan di SMK-SMP Tamtama antara lain:
1. Karena kurangnya jumlah siswa, jadi kurang terawatnya sarana prasarana yang
ada
2. Tidak adanya UKS di sekolah tersebut, higiene dan sanitasi sekolah dinilai sangat
kurang
3. Belum adanya AC dan lubang ventilasinya
4. Pagar depan sekolah sudah kokoh, sedangkan pagar yang mengelilingi sekolah
masih kurang aman dan kurang kuat jadi sering terjadi kemalingan
5. Halaman taman penuh rumput atau tidak terawat, becek, dan tempat sampah tidak
tertutup dan jumlahnya kurang
6. Saluran air limbah terbuka dan air tidak lancar dan tergenang
7. Ruang laboratorium belum ada dan tidak tersedianya kantin
8. Ruang perpustakaan pengap karena pintu jarang dibuka, cahaya kurang, meja
kursi dan buku tidak tertata rapi
9. Kamar mandi campur antara laki-laki dan perempuan, tidak ada lubang
penghawaan, sangat kotor, kamar mandi kurang dan tidak mencukupi jumlahnya.
10. Pencahayaan dapur kurang, pengap, tidak ada cerobong asap, tidak ada kran cuci
peralatan, serangga dan tikus dapat masuk, dan tidak rapi.
11. Tempat sampah cukup kuat dari ban bekas, tetapi tidak ada penutup, dan tidak
dilapisi kantong
12. Konstruksi bangunan sampah dapat menjadi tempat berkembang biak serangga
dan toksisitas tinggi terhadap manusia
Hal itu menunjukkan kesadaran masyarakat terhadap kesehatan lingkungannya sangat
kurang. Untuk itu banyak hal tersebut yang perlu diperbaiki sehingga dilain waktu dapat
memenuhi target dan tidak kembali mengalami penurunan. Salah satu upaya yang perlu
dilakukan adalah dengan inspeksi sanitasi di sekolah-sekolah untuk menilai sekaligus
mengupayakan perbaikan sanitasi pada sekolah tersebut.
4

BAB III
5

PERENCANAAN DAN PEMILIHAN INTERVENSI


Dalam upaya meningkatkan kesadaran masyarakat terhadap pentingnya kesehatan
lingkungan, dapat dilakukan dengan berbagai cara, salah satunya adalah dengan inspeksi
sanitasi.
Inspeksi Sanitasi
Tujuan

: Mendapatkan permasalahan dan konseling terkait sanitasi sekolah

Tempat : SMK-SMP Tamtama Kebumen


Waktu

: Kamis, 11 Febuari 2016 pukul 10.00 WIB sampai dengan selesai

Pelaksana

: Dokter internsip dan petugas dari Puskesmas Kebumen 1

Kegiatan

: Menilai sanitasi di semua tempat di dalam sekolah meliputi ruang


kelas, kantin, toilet dan tempat parkir serta konstruksi umum berupa
lantai, dinding, ventilasi, atap, pintu, pagar, dam saluran air limbah.

BAB IV
6

PELAKSANAAN
Inspeksi Sanitasi Sekolah
Pelaksanaan inspeksi sanitasi di SMK-SMP Tamtama Kebumen memberikan hasil sebagai
berikut
1. Konstruksi umum
Lantai sekolah sudah keramik terutama di ruang kelas. Selain itu di bagian luar
ruangan sebagian besar sudah ditutup semen. Dinding sekolah berupa tembok
permanen dengan cat berwarna putih. Ventilasi sekolah ada yang alami dan belum ada
yang buatan (menggunakan AC). Atap sekolah terbuat dari genteng dan tidak mudah
bocor. Langit-langit tingginya 4 meter dari asbes berwarna putih. Pintu tiap ruangan
dari kayu, tidak rusak dan dapat ditutup rapat. Pagar sekolah setinggi 3 meter dan
terbuat dari semen yang sudah kokoh. Halaman ditemukan rumput yang tidak terawat,
becek dan di tempat parkir berdebu. Saluran limbah tidak tertutup, aliran air limbah
tidak lancer dan tergenang.
2. Ruang bangunan
Ruang kelas dan perpustakaan bebas serangga/tikus, tidak berbau, pencahayaan
cukup, kursi dan meja nyaman digunakan. Belum tersedianya ruang laboratorium dan
kantin. Kamar mandi sekolah tidak berhubungan langsung dengan ruang kelas, kantin
maupun dapur. Kamar mandi pria dan wanita tidak terpisah. Lubang udara kamar
mandi belum ada menjadikan udara di dalam bau dan pengap. Jumlah kamar mandi
dalam sekolah hanya 4, dan sangat kotor. Pencahayaan di dapur kurang, tidak ada
cerobong asap, tidak tersedia kran air bersih di dapur, tidak bebas serangga dan tikus,
dan kurang rapi.
3. Penyehatan air
Ketersediaan air terutama di kamar mandi kurang karena pengisian manual dari
sumur, airnya keruh dan terdapat jentik di salah satu kamar mandi. Sumber air berasal
dari sumur.
4. Penanganan sampah dan limbah
Tempat sampah tidak selalu tersedia di depan tiap ruangan. Tempat sampah terbuat
dari ban karet bekas, kedap air, tidak tertutup dan dilapisi plastik, serta sampah
dibakar di lingkungan sekolah. Air limbah disalurkan melalui saluran air yang belum
tertutup, aliran air limbah tidak lancar dan tergenang.
5. Pengendalian serangga dan tikus
7

Konstruksi bangunan penampungan air dan sampah terbuka sehingga masih


memungkinkan sebagai tempat berkembang biak serangga dan tikus.

BAB V
MONITORING DAN EVALUASI
8

Pelayanan kesehatan lingkungan yang dilaksanakan di Puskesmas Kebumen 1


memiliki berbagai indikator meliputi : tempat umum dan pengolahan makanan sehat, jamban
sehat, air bersih, rumah sehat, desa STBM dan institusi dibina. Sebagian besar telah mencapai
target tetapi ada yang mengalami penurunan dari tahun sebelumnya. Meskipun sudah baik,
indikator-indikator tersebut perlu dipertahankan dan lebih ditingkatkan kembali di tahuntahun berikutnya supaya tidak terjadi penurunan.
Sedangkan institusi dibina justru mengalami penurunan pada tahun 2012 ke 2013,
tetapi mengalami peningkatan pada tahun 2014. Hal tersebut terjadi kemungkinan karena
naik turunnya kesadaran dari pihak institusi sehingga perlu ditindaklanjuti dengan
pengarahan tentang pentingnya kesehatan lingkungan, agar tidak terjadi penurunan kembali.
Dari kegiatan yang telah dilakukan, sebagian besar poin sanitasi di SMK-SMP
Tamtama masih sangat kurang. Penilaian komponen inspeksi sanitasi menunjukkan hasil
akhir <70% yaitu 38% yang berarti memenuhi syarat sanitasi yang kurang atau tidak
memenuhi syarat. Terdapat beberapa hal yang perlu dibenahi sebagai berikut:
No. Variabel
1
Jumlah siswa

Permasalahan
Saran/konseling
Karena kurangnya jumlah Sebaiknya diperbanyak iklan
siswa,

jadi

terawatnya
2

UKS

kurang atau beasiswa dan penempatan


sarana kerja setelah lulus dari SMK

prasarana yang ada


Tidak adanya UKS

di Membuat sekat kamar atau

sekolah tersebut, higiene ruang yang minimalis, yang


dan sanitasi sekolah dinilai cukup untuk tempat tidur dan
3

AC

sangat kurang
lemari obat
Belum adanya AC dan Mungkin memang

belum

lubang ventilasinya

karena

terlalu

penting,

mengingat

banyak

sarana

prasarana yang lebih penting


untuk
4

Pagar

diperbaiki

dahulu.
Pagar depan sekolah sudah Sebaiknya

pagar

terlebih
dibangun

kokoh, sedangkan pagar dengan bahan bangunan yang


yang mengelilingi sekolah kokoh dan kuat misal semen
masih kurang aman dan atau tralis
kurang kuat jadi sering
9

Halaman

taman

tempat parkir

terjadi kemalingan
dan Halaman taman

penuh Menggerakkan siswa untuk

rumput atau tidak terawat, setiap jumat melakukan jumat


becek, dan tempat sampah bersih sebelum jam pelajaran
tidak

tertutup

dan dimulai

jumlahnya kurang
6

Saluran air limbah

dan

diberikan

penghargaan berupa beasiswa

bagi siswa yang rajin.


Saluran air limbah terbuka Membuat aliran atau saluran
dan air tidak lancar dan air limbah yang permanen
tergenang

Laboratorium

agar air limbah lancar dan

tidak tergenang
Ruang laboratorium belum Sebaiknya mencari donatur
ada

untuk

membeli

peralatan

sederhana untuk praktek di


laboratorium dan bekerjasama
dengan pihak lain
Kantin

Tidak tersedianya kantin

Mengrekrut penjual yang ada


di sekitar sekolah dengan tarif
sewa tempat yang terjangkau
dan menjual makanan yang

Perpustakaan

sehat
perpustakaan Terdapat penjaga perpustakaan

Ruang

pengap karena pintu jarang agar perpustakaan dapat sering


dibuka,

cahaya

kurang, dibuka, aman, dan rapi

meja kursi dan buku tidak


9

Kamar mandi

tertata rapi
Kamar mandi
antara

laki-laki

perempuan,
lubang

campur Kamar

mandi

dan antara

tidak

laki-laki

penghawaan, ventilasi
dan

dan

ada perempuan, dibuatkan lubang


tetapi

sangat kotor, kamar mandi mengutamakan


kurang

dibedakan

tidak siswa

mencukupi jumlahnya.

tetap
keamanan,

diikutsertakan

dalam

membersihkan kamar mandi


secara bergantian, dan perlu
ditambahkan kamar mandi.

10

10

Dapur

Pencahayaan

dapur Perlu di buat ventilasi dan

kurang, pengap, tidak ada dibuatkan cerobong asap serta


cerobong asap, tidak ada kran untuk mencuci peralatan
kran

cuci

peralatan, dapur

serangga dan tikus dapat


masuk, dan tidak rapi.
Tempat sampah cukup Hanya

11

perlu

di

berikan

kuat dari ban bekas, tetapi penutup yang kuat dan lubang
tidak ada penutup, dan yang cukup lebar agar sampah
tidak dilapisi kantong
12

Pengendalian
dan tikus

dengan plastik didalamnya


bangunan Tempat penampungan sampah

serangga Konstruksi
sampah

dapat masuk serta dilapisi

dapat

menjadi dapat

dibuat

tempat berkembang biak kerjasama


serangga

dan

inventaris

dengan

dan
dinas

toksisitas kebersihan agar sampah dapat

tinggi terhadap manusia.


Terdapat

tertutup

diangkut bukan dibakar.

timbunan Inventaris yang masih bisa


sekolah

rusak

yg dipakai sebaiknya diperbaiki,

sehingga sementara yang sudah tidak

memungkinkan timbulnya bisa

diperbaiki

sebaiknya

sarang serangga dan tikus


dimusnahkan
Tabel. Permasalahan pada inspeksi sanitasi di SMK-SMP Tamtama Kebumen
Kegiatan inspeksi sanitasi sekolah sebaiknya diulangi lagi setiap 6 bulan sekali untuk
memantau kebersihan lingkungan dan mencegah timbulnya kerusakan di lingkungan sekolah.
Kegiatan ulang inspeksi sanitasi perlu menilai kembali poin-poin yang dahulu masih kurang,
di samping mencari permasalahan-permasalahan sanitasi yang baru.
DAFTAR PUSTAKA
BAPPENAS, 2008. Millenium Development Goals. Jakarta
Kementerian Kesehatan, 2014. Profil Kesehatan Indonesia 2013. Jakarta
Puskesmas Kebumen 1. 2015. Profil Kesehatan Puskesmas Kebumen 1 2014. Kebumen
Dinas Kesehatan Kabupaten Kebumen. 2015. Profil Kesehatan Kabupaten Kebumen 2014.
Kebumen

11

Lampiran

12

Gambar 1. Halaman
sekolah

Gambar 2. Ruang kelas

Gambar 3.
Dapur

Gambar 4. Saluran
pembuangan yang tidak
ditutup dan tidak lancar

Gambar 6. Sumur sebagai


sumber air

Gambar 5. Kamar
mandi

Gambar 8.
Perpustakaan

Gambar 7. Tempat penampungan


sampah

INSPEKSI SANITASI KANTOR/SEKOLAH


13

NAMA KANTOR/SEKOLAH

: SMK-SMP TAMTAMA KEBUMEN

TANGGAL PEMERIKSAAN

: KAMIS, 11 FEBUARI 2016

KOMPONEN DINILAI

NILAI
NILAI
MAKSIMAL

a. Kuat/utuh

50

50

b. Bersih

50

50

c. Kedap air

40

40

d. Rata

20

20

e. Tidak licin

20

20

f. Mudah dibersihkan

20

20

a. Rata

30

30

b. Bersih

30

30

c. Berwarna terang

20

20

d. Mudah dibersihkan

20

20

a. Ventilasi alam, lubang ventilasi


minimum 15% luas lantai

50

50

b. Ventilasi mekanis (fan, AC,


exhauster)

50

Ventilasi alam

Lubang ventilasi min. 15% x luas


lantai

100

70

Ventilasi
mekanis

Fan, AC, exhauster

100

a. Bebas serangga dan tikus

25

25

b. Tidak bocor

15

15

c. Terbuat dari bahan yang kuat

10

10

a. Tinggi langit-langit min 2,5 m


dari lantai

25

25

No. VARIABEL
KONSTRUKSI UMUM
1

Lantai

Dinding

Ventilasi

Atap

Langit-langit

Ventilasi
gabungan

14

Pintu

Pagar

Halaman taman dan tempat


parkir

Saluran air limbah

b. Kuat

15

15

c. Berwarna terang

d. Mudah dibersihkan

a. Dapat mencegah masuknya


serangga dan tikus

30

30

b. Kuat

20

20

a. Aman

30

25

b. Kuat

20

a. Bersih

25

10

b. Tidak berdebu/becek

15

c. Tersedia tempat sampah yang


cukup

10

a. Tertutup

50

10

b. Aliran air lancar

50

10

a. Bebas serangga/tikus

20

20

b. Tidak berbau (terutama H2S


atau NH3)

20

20

c. Pencahayaan 100-200 lux

10

10

d. Suhu 26-27 C (dengan AC) atau 10


suhu kamar (tanpa AC)

10

e. Kebisingan < 45 dBA

10

10

f. Kursi dan meja ergonomis


(nyaman digunakan)

10

10

g. Kursi dan meja konstruksi kuat


dan bebas kutu busuk

h. Kursi dan meja tertata rapi

i. Ratio luas lantai dengan orang 1

RUANG BANGUNAN
10

Ruang kerja/ruang kelas

15

: 1,5 m2

11

12

13

Ruang laboratorium (Tidak


ada)

Ruang perpustakaan

Ruang kantin

(Tidak ada)

j. Ruang maks dihuni 40 orang

a. Dinding terbuat dari


porselin/keramik setinggi 1,5 m
dari lantai

30

b. Lantai dan meja kerja tahan


terhadap bahan kimia dan
getaran

30

c. Dilengkapi dengan dapur kamar 20


mandi dan toilet

d. Tinggi langit-langit 2,7-3,3 m


dari lantai

10

e. Kebisingan <68 dBA

10

a. Bebas serangga dan tikus

10

10

b. Tidak berbau (terutama H2S


atau NH3)

10

10

c. Cahaya cukup dan tidak


menyilaukan

10

d. Kebisingan < 45 dBA

10

10

e. Penempatan meja, kursi dan rak


buku tertata rapi

10

a. Jauh dari TPS dan tempat parkir 10

b. Penjual tidak sedang menderita


penyakit menular

15

c. Menyajikan makanan kemasan


yang terdaftar pada Depkes dan
atau makanan olahan yang
memenuhi syarat kesehatan

10

d. Sarana penyajian makanan


bersih dan bebas dari
pencemaran

10

16

14

15

Kamar mandi dan jamban

Dapur

a. Letak tidak berhubungan


langsung dengan ruang
kelas/kerja, kantin, dapur

10

10

b. Kamar mandi untuk pria dan


wanita terpisah

c. Lubang penghawaan
berhubungan langsung dengan
udara luar

d. Bersih

e. Ratio KM dan jamban 1 KM : 1


jamban untuk 20 orang

a. Pencahayaan > 200 lux

20

b. Tersedia cerobong asap

20

c. Tersedia kran pencuci peralatan


dapur

16

d. Bebas serangga dan tikus

40

10

e. Bersih dan rapi

16

a. Tersedia air bersih >


120/orang/hari dan tersedia air
minum sesuai dengan kebutuhan

350

150

b. Air minum / bersih tersedia


pada setiap tempat kegiatan

150

50

a. Bakteriologis

400

160

b. Fisika

25

10

a. Sumber

150

100

b. Distribusi

90

10

c. Penampungan

60

20

PENYEHATAN AIR
16

17

18

Kuantitas

Kuantitas

Sarana

PENANGANAN SAMPAH
LIMBAH

17

19

20

Penanganan sampah

Penanganan limbah

a. Tempat sampah kuat, tahan


karat, kedap air dengan penutup
dan dilapisi kantong plastik min.
1 buah tiap ruang atau tiap
radius 10 m

250

40

b. Diangkut ke TPS > 2x/hari dan


ke TPA > 1x/hari

150

Disalurkan melalui saluran


tertutup, kedap air, lancar

180

30

a. Fisik : konstruksi bangunan


tempat penampungan air,
penampungan sampah tidak
memungkinkan sebagai tempat
berkembang biaknya serangga
dan tikus

320

50

b. Kimia : insektisida yang


dipakai memiliki toksisitas
rendah terhadap manusia dan
tidak bersifat persisten

80

20

3590

1391

PENGENDALIAN
SERANGGA DAN TIKUS

Persentase sanitasi : 1391/3590 x 100% = 38%


Catatan :
Sekolah dan kantor dinyatakan memenuhi syarat apabila mempunyai skor total 70% x skor
total komponen.

18

Anda mungkin juga menyukai