LAPORAN PENDAHULUAN
SEPTEMBER 2008
KATA PENGANTAR
Laporan Pendahuluan ini merupakan bentuk laporan tahap pertama dari serangkaian proses
pekerjaan Sistem Informasi Geografis (SIG) Perencanaan dan Kontrol Pembangunan di
Kabupaten Kutai Kartanegara. Secara garis besar materi yang terkandung dalam laporan
pendahuluan ini berisi uraian tentang pendahuluan, tinjauan teori, gambaran umum
Kabupaten Kutai Kartanegara, metodologi, rencana kerja serta perancangan SIG perencanaan
kontrol pembangunan.
Kami ucapkan terima kasih kepada Pemerintah Kabupaten Kutai Kartanegara yang dalam hal
ini adalah Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (BAPPEDA) Kabupaten Kutai Kartanegara
atas kepercayaannya kepada kami untuk melaksanakan pekerjaan ini.
Semoga Laporan Pendahuluan ini bermanfaat bagi pembangunan di Kabupaten Kutai
Kartanegara, khususnya dalam perencanaan, pemantauan dan evaluasi pelaksanaan
pembangunan di Kabupaten Kutai Kartanegara.
Tenggarong, September 2008
LAPORAN PENDAHULUAN
Sistem Informasi Geografis (SIG) Perencanaan dan Kontrol Pembangunan
di Kabupaten Kutai Kartanegara
DAFTAR ISI
PENDAHULUAN ................................................................................... 1
1.1 LATAR BELAKANG .......................................................................... 1
1.2 TUJUAN DAN SASARAN .................................................................... 3
1.3 RUANG LINGKUP DAN BATASAN KEGIATAN ............................................ 3
1.3.1 Ruang Lingkup Kegiatan ........................................................ 3
1.3.2 Ruang Lingkup Wilayah ......................................................... 5
1.3.3 Batasan Kegiatan ................................................................ 5
1.4 PRODUK (OUTPUT) ......................................................................... 5
1.5 LANDASAN HUKUM ......................................................................... 5
1.6 SISTEMATIKA PENYAJIAN .................................................................. 6
BAB 2
BAB 3
LAPORAN PENDAHULUAN
Sistem Informasi Geografis (SIG) Perencanaan dan Kontrol Pembangunan
di Kabupaten Kutai Kartanegara
ii
DAFTAR ISI
3.7
BAB 4
METODOLOGI .................................................................................... 60
4.1 PENDEKATAN .............................................................................. 60
4.2 METODA PELAKSANAAN PEKERJAAN .................................................. 62
4.2.1 Persiapan ........................................................................ 63
4.2.2 Survey dan Inventarisasi Data ............................................... 64
4.2.3 Kompilasi dan Pengolahan Data ............................................. 65
4.2.4 Pengembangan Aplikasi SIG .................................................. 65
4.2.5 Analisis Sistem.................................................................. 68
4.2.6 Pengujian dan Pemasangan Sistem ......................................... 69
4.2.7 Pelatihan ........................................................................ 70
4.3 METODA PEMBANGUNAN APLIKASI .................................................... 70
4.3.1 Metoda Analisis dan Desain Aplikasi ........................................ 70
4.3.2 Metoda Pemrograman ......................................................... 71
BAB 5
BAB 6
LAMPIRAN 1
LAMPIRAN 2
LAMPIRAN 3
LAMPIRAN 4
LAPORAN PENDAHULUAN
Sistem Informasi Geografis (SIG) Perencanaan dan Kontrol Pembangunan
di Kabupaten Kutai Kartanegara
iii
DAFTAR TABEL
Tabel 2-1
Tabel 2-2
Tabel 3-1
Tabel 3-2
Tabel 3-3
Tabel 3-4
Tabel 3-5
Tabel 3-6
Tabel 3-7
Tabel 3-8
Tabel 3-9
Tabel 3-10
Tabel 3-11 Produksi Tanaman Padi dan Palawija (Ton) di Kabupaten Kutai Kartanegara Tahun
2000-2004 .................................................................................. 40
Tabel 3-12
Tabel 3-13
Tabel 3-14
Tabel 3-15
Tabel 3-16
Tabel 3-17
LAPORAN PENDAHULUAN
Sistem Informasi Geografis (SIG) Perencanaan dan Kontrol Pembangunan
di Kabupaten Kutai Kartanegara
iv
DAFTAR TABEL
Tabel 3-18
Tabel 3-19
Tabel 3-20
Tabel 3-21
Tabel 3-22
Tabel 3-23
Tabel 3-24
Tabel 3-25
Tabel 3-26
Tabel 3-27
Tabel 3-28
Tabel 3-29
Jumlah Sambungan Rumah dan Penduduk yang Dilayani PDAM Tirta Mahakam
di Kabupaten Kutai Kartanegara Tahun 2004 2006 ................................ 56
Tabel 3-30
Tabel 3-31
Tabel 3-32
Tabel 3-33
Tabel 5-1
Tabel 5-2
LAPORAN PENDAHULUAN
Sistem Informasi Geografis (SIG) Perencanaan dan Kontrol Pembangunan
di Kabupaten Kutai Kartanegara
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2-1
Gambar 2-2
Gambar 2-3
Gambar 2-4
Gambar 2-5
Gambar 2-6
Gambar 2-7
Gambar 2-8
Gambar 2-9
Gambar 2-10
Gambar 3-1
Gambar 3-2
Gambar 4-1
Gambar 4-2
Gambar 4-3
Gambar 4-4
Gambar 5-1
Gambar 6-1
Gambar 6-2
Gambar 6-3
Gambar 6-4
Gambar 6-5
Gambar 6-6
Gambar 6-7
Gambar 6-8
Gambar 6-9
LAPORAN PENDAHULUAN
Sistem Informasi Geografis (SIG) Perencanaan dan Kontrol Pembangunan
di Kabupaten Kutai Kartanegara
vi
BAB 1
PENDAHULUAN
LAPORAN PENDAHULUAN
Sistem Informasi Geografis (SIG) Perencanaan dan Kontrol Pembangunan
di Kabupaten Kutai Kartanegara
Bab 1
PENDAHULUAN
dianalisis kembali dan dievaluasi sebagai alat ukur apakah perencanaan yang dibuat telah
sesuai dengan kenyataan atau belum. Ini menunjukkan betapa sistem informasi geografis
dapat digunakan sebagai mekanisme kontrol terhadap keberhasilan pembangunan.
Kabupaten Kutai Kartanegara menyadari betul pentingnya otonomi pembangunan, dalam arti,
perencanaan dan evaluasi hasil pembangunan harus dilakukan secara mandiri dengan
memanfaatkan sistem informasi yang canggih, unggul, ter-update setiap saat: dan
berkesinambungan. Potensi kekayaan alam dan sumberdaya manusia yang cukup melimpah
dan tersebar di berbagai daerah, sebagai keunggulan komparatif di Kabupaten Kutai
Kartanegara harus dikembangkan secara optimal. Semua menyadari bahwa salah satu peluang
keberhasilan pembangunan daerah adalah adanya keserasian potensi daerah yang tersedia,
sumberdaya ekonomi, sumberdaya manusia serta pemanfaatan teknologi untuk kesejahteraan
penduduk.
Kemampuan dan kesiapan daerah dalam pelaksanaan otonomi pada tingkat Kabupaten/Kota
berhubungan dengan banyak faktor, dua diantaranya adalah adanya kehandalan perencanaan
dan pengendalian yang berkesinambungan. Keberhasilan perencanaan dan pengendalian
pembangunan tentu saja memerlukan model pembangunan yang secara operasional sebagai
dasar pijakan dalam melaksanakan pembangunan yang secara operasional sebagai dasar
pijakan dalam melaksanakan pembangunan. Dalam hal ini Kabupaten Kutai Kartanegara
menyelenggarakan derap langkah pembangunan dengan prinsip Gerbang Dayaku. Gerbang
Dayaku adalah paradigma baru dalam menjalankan pemerintahan di Kutai Kartanegara, sejak
diterapkan pada tahun 2001. Paradigma tersebut mengusung tiga pilar pembangunan yaitu: 1)
Pengembangan Wilayah Perdesaan; 2) Pengembangan wilayah perkotaan; dan 3)
Pengembangan Sumber Daya Manusia. Implementasi Gerbang Dayaku tahap pertama (20012005) telah berhasil membentuk landasan pembangunan yang kokoh bagi Kutai Kartanegara
dalam mengejar ketertinggalan terutama dalam bidang peningkatan sumber daya manusia,
pembangunan infrastruktur serta peningkatan ekonomi dan pendapatan masyarakat. Langkah
selanjutnya untuk menjamin peningkatan ekonomi dan kesejahteraan rakyat Kutai
Kartanegara masa depan masih menghadapi tantangan yang cukup berat. Disadari, bahwa
pembangunan ekonomi secara makro di Kabupaten Kutai yang bersifat ekstraktif. Hal ini
tergambar dari peranan sektor pertambangan dan penggalian yang masih mendominasi
struktur ekonomi Kabupaten Kutai Kartanegara, yakni sebesar 76,25 persen sedangkan sektor
pertanian dan sektor lainnya menyumbang sebesar 10,45 persen dan 13.30 persen terhadap
total PDRB Kabupaten Kutai Kartanegara.
Berdasarkan RPJMD Kabupaten Kutai Kartanegara 2005-2014, periode 2005-2010 Pemerintah
Kabupaten Kutai Kartanegara kembali melanjutkan Grand Strategy pembangunan dengan
melakukan vitalisasi dan aktualisasi Gerbang Dayaku dengan tiga pilar pemberdayaan:
1. Pemberdayaan Pemerintahan Daerah (eksekutif dan legislatif) dan penegakan
supremasi hukum.
2. Pemberdayaan seluruh komponen ekonomi.
3. Pemberdayaan masyarakat menuju kemandirian sosial dan kemandirian ekonomi.
Ketiga pilar pemberdayaan tersebut, menitikberatkan pada optimalisasi pemberdayaan semua
komponen; pemerintahan, masyarakat dan ekonomi yang bersinergi dalam membangun
daerah. Melalui pemberdayaan ketiga komponen tersebut diharapkan dapat mempercepat
pergerakan roda perekonomian sesuai dengan amanat rakyat. Untuk itu dalam kaitannya
dengan upaya untuk meningkatkan kesejahteraan dan kemandirian masyarakat, pemerintah
juga memberdayakan seluruh komponen pelaku ekonomi, baik masyarakat, pengusaha
maupun para pemilik modal yang ingin menanamkan modalnya di Kabupaten Kutai
Kartanegara.
Agar di kabupaten ini dapat tercipta kegiatan pembangunan yang berkualitas maka diperlukan
adanya kegiatan awal berupa identifikasi untuk mengetahui penyebaran lokasi dan jenis
kegiatan pembangunan yang tersebar di daerah-daerah. Hal ini sebagai dasar untuk kegiatan
kontrol dan pengelolaan pembangunan di Kabupaten Kutai Kartanegara sehingga diharapkan
akan diketahui jenis kegiatan, dana yang telah dihabiskan untuk melaksanakan sebuah
kegiatan dan penyebaran kegiatan pembangunan tersebut. Hal ini akan mempermudah
LAPORAN PENDAHULUAN
Sistem Informasi Geografis (SIG) Perencanaan dan Kontrol Pembangunan
di Kabupaten Kutai Kartanegara
Bab 1
PENDAHULUAN
pemerintah Kabupaten Kutai Kartanegara dalam mengontrol dan mengelola semua kegiatan
pembangunan baik yang dilaksanakan maupun yang masih dalam tahap perencanaan.
Mengingat pentingnya ketersediaan data dan informasi yang akurat dan up to date khususnya
dalam rangka pengendalian dan evaluasi pelaksanaan pembangunan, maka Bappeda
Kabupaten Kutai Kartanegara memandang perlu untuk membuat Sistem Informasi Geografis
Perencanaan dan Kontrol Pembangunan. Dengan adanya Sistem Informasi ini, diharapkan
dapat menata berbagai aspek data perencanaan pembangunan secara terintegrasi dan
komprehensif, baik dalam hal struktur, jenis maupun format data untuk perencanaan
pembangunan.
Ruang lingkup kegiatan Pembuatan Sistem Informasi Geografis Perencanaan dan Kontrol
Pembangunan di Kabupaten Kutai Kartanegara meliputi kegiatan sebagai berikut:
1. Kegiatan persiapan:
a
b
LAPORAN PENDAHULUAN
Sistem Informasi Geografis (SIG) Perencanaan dan Kontrol Pembangunan
di Kabupaten Kutai Kartanegara
Bab 1
PENDAHULUAN
c
d
e
f
g
h
i
Menggabungkan antara data atribut, data visual dan data spasial menjadi basis
data SIG dengan menggunakan teknologi RDBMS (Related Database Management
System).
Uji coba penggunaan aplikasi, misalnya dalam bentuk print out peta SIG.
Kutai
Kartanegara
tentang
informasi
5. Kegiatan pembahasan dan diskusi, mencakup kegiatan pembahasan dan diskusi hasil
pelaksanaan dan laporan.
LAPORAN PENDAHULUAN
Sistem Informasi Geografis (SIG) Perencanaan dan Kontrol Pembangunan
di Kabupaten Kutai Kartanegara
Bab 1
PENDAHULUAN
1.3.2
Laporan pendahuluan.
Laporan antara/laporan interim.
Laporan akhir yang terdiri dari laporan utama, eksekutif summary dan manual
book operasional SIG Perencanaan dan Kontrol Pembangunan.
Lingkup wilayah dari pekerjaan ini meliputi wilayah Kabupaten Kutai Kartanegara Provinsi
Kalimantan Timur yang terdiri dari 18 kecamatan, yaitu Tabang, Kembang Janggut, Kenohan,
Muara Muntai, Muara Wis, Kota Bangun, Muara Kaman, Sebulu, Tenggarong, Tenggarong
Seberang, Loa Kulu, Loa Janan, Anggana, Sanga-Sanga, Samboja, Muara Jawa, Marang Kayu,
dan Muara Badak.
1.3.3
Batasan Kegiatan
Batasan kegiatan dari pekerjaan ini adalah pada identifikasi kegiatan fisik sarana/prasarana di
wilayah Kabupaten Kutai Kartanegara yang memiliki informasi spasial, dengan kata lain
berupa kegiatan pembangunan infrastruktur. Kemudian input data sebagai tahun awal
kegiatan pembangunan dalam pekerjaan ini adalah kegiatan pembangunan tahun 2007,
sedangkan input data kegiatan pembangunan tahun 2008 akan disesuaikan mengingat
banyaknya laporan yang belum dapat di kompilasi secara menyeluruh.
LAPORAN PENDAHULUAN
Sistem Informasi Geografis (SIG) Perencanaan dan Kontrol Pembangunan
di Kabupaten Kutai Kartanegara
Bab 1
PENDAHULUAN
Pendahuluan
Menyajikan latar belakang, maksud dan tujuan kegiatan, dasar hukum, ruang lingkup,
serta sistematika pembahasan yang akan dibahas dalam laporan.
Bab 2
Tinjauan Teoritis
Berisi tinjauan teori mengenai konsep kontrol, konsep pemantauan dan evaluasi,
indikator dan penilaian kinerja pembangunan, konsep dasar kerangka pemikiran logis
pengertian SIG, sistem basis data, fungsional basis data, dan tinjauan terhadap sistem
perencanaan pembangunan.
Bab 3
Bab 4
Metodologi
Menyajikan pendekatan dan metodologi yang akan digunakan dalam rangka kegiatan
penyusunan sistem informasi geografis untuk perencanaan dan kontrol pembangunan
di Kabupaten Kutai Kartanegara.
Bab 5
Rencana Kerja, Jadual Pelaksanaan Pekerjaan Serta Tugas Dan Tanggung Jawab
Tenaga Ahli
Menyajikan rencana kerja dan organisasi pelaksana kegiatan dalam rangka kegiatan
penyusunan sistem informasi geografis untuk perencanaan dan kontrol pembangunan
di Kabupaten Kutai Kartanegara yang dilengkapi dengan tahapan kegiatan, jadual
pelaksanaan kegiatan serta tugas dan tanggung jawab Tenaga Ahli.
Bab 6
LAPORAN PENDAHULUAN
Sistem Informasi Geografis (SIG) Perencanaan dan Kontrol Pembangunan
di Kabupaten Kutai Kartanegara
BAB 2
TINJAUAN TEORITIS
Kontrol adalah suatu proses pemantauan dan penilaian rencana (evaluasi) atas pencapaian
tujuan dan sasaran yang telah ditetapkan, kemudian diambil tindakan korektif bagi
penyempurnaan dan pengembangan lebih lanjut. Kontrol dilakukan dengan tujuan untuk
meningkatkan akuntabilitas (accountability) dan keterbukaan (transparency) sektor publik.
Kontrol pada dasarnya menekankan langkah-langkah pembenahan atau koreksi (correction
actions) jika dalam suatu kegiatan terjadi penyimpangan atau perbedaan dari tujuan atau
sasaran yang telah ditetapkan. Kontrol pelaksanaan pembangunan pada dasarnya merupakan
rangkaian kegiatan untuk mengikuti perkembangan pelaksanaan pembangunan dan
menindaklanjuti agar kegiatan pembangunan senantiasa sesuai dengan rencana yang
ditetapkan. Dalam pengertian ini kontrol termasuk pula mengarahkan dan mengkoordinasikan
antar kegiatan dalam pelaksanaan agar penyimpangan atau penyelewengan dapat dicegah
(LAN, 2003).
LAPORAN PENDAHULUAN
Sistem Informasi Geografis (SIG) Perencanaan dan Kontrol Pembangunan
di Kabupaten Kutai Kartanegara
Bab 2
TINJAUAN TEORITIS
Menurut Feurstein (1990), fungsi kontrol dalam suatu organisasi pada umumnya terkait
dengan proses pemantauan (monitoring) dan evaluasi (evaluation). Pemantauan adalah
kegiatan kontrol yang dilaksanakan pada tahap pelaksanaan atau dikenal dengan istilah
evaluasi proses. Bila muncul bersamaan dengan pemantauan maka istilah evaluasi adalah
evaluasi hasil, yaitu kegiatan kontrol yang dilakukan setelah kegiatan itu selesai untuk
melihat apakah hasil pelaksanaan sesuai dengan rencana.
Menurut Dunn (1991), kegiatan pemantauan setidaknya mempunyai empat fungsi yaitu:
1) Kepatuhan (compliance), pemantauan bermanfaat untuk menentukan
apakah
tindakan dari para administrator program, staf, dan pelaku lainnya sesuai dengan
standar dan prosedur yang dibuat;
2) Pemeriksaan (auditing), pemantauan membantu menentukan apakah sumber daya
dan pelayanan yang dimaksud untuk kelompok sasaran dan kelompok penerima telah
sampai pada yang bersangkutan;
3) Akuntansi, pemantauan menghasilkan informasi yang bermanfaat untuk melakukan
pengukuran atas perubahan sosial dan ekonomi yang terjadi setelah dilaksanakannya
sejumlah kebijakan publik dari waktu ke waktu;
4) Eksplanasi, pemantauan juga menghimpun informasi yang dapat menjelaskan
mengapa hasil-hasil perencanaan berbeda.
Sedangkan kegiatan evaluasi diperlukan guna mengungkapkan seberapa jauh target-target
perencanaan telah dicapai. Disamping itu, evaluasi memberikan sumbangan pada klarifikasi
dan kritik terhadap nilai-nilai yang mendasari pemilihan tujuan, penetapan kebijakan, proses
dan prosedur, praktek perencanaan dan target yang telah ditetapkan.
Kegiatan kontrol dilakukan untuk menjaga konsistensi antara pelaksanaan pembangunan
dengan rencana yang ada. Namun demikian, seringkali pelaksanaan pembangunan tidak
mengacu pada arahan yang telah ditetapkan dalam rencana karena adanya berbagai
hambatan. Friedman (1995) mengidentifikasi beberapa hambatan yang dihadapi dalam
kegiatan kontrol, antara lain keterbatasan staf, masih rendahnya peran serta masyarakat,
serta perangkat kontrol yang belum memadai.
Berdasarkan uraian di atas maka dapat dikatakan bahwa penilaian keberhasilan kontrol
mencakup kepatuhan aparat birokrasi terhadap peraturan; kepatuhan masyarakat sebagai
kelompok sasaran terhadap peraturan; dampak yang diperoleh dari kontrol baik dampak
sosial, ekonomi maupun lingkungan; dan keberlanjutan kegiatan kontrol dalam jangka
panjang. Sedangkan kegiatan kontrol dapat disimpulkan sebagai tindakan korektif yang
dilakukan dalam pelaksanaan maupun setelah selesainya pelaksanaan pembangunan. Tindakan
korektif tersebut dilakukan untuk mengetahui penyimpangan yang terjadi baik pada tahap
pelaksanaan maupun setelah selesainya pelaksanaan pembangunan sehingga dapat dilakukan
perbaikan atau koreksi terhadap pelaksanaan program pembangunan agar tidak terjadi
penyimpangan pada pelaksanaan pembangunan selanjutnya.
Penilaian keberhasilan kegiatan kontrol, menurut Ripley (1984), didasarkan pada kepatuhan
(compliance) dan apa yang terjadi (whats happening) setelah kegiatan kontrol dilaksanakan.
Kepatuhan berkaitan dengan perilaku aparat pelaksana maupun kelompok sasaran dalam
mentaati berbagai ketentuan yang ada di dalam isi kontrol. Sedangkan apa yang terjadi
setelah pengendalian berkaitan dengan dampak yang muncul, yang meliputi tiga aspek
pemahaman yaitu dampak ekonomi, dampak lingkungan, dan dampak sosial.
Kegiatan kontrol pelaksanaan rencana pembangunan merupakan bagian dari tahapan
perencanaan pembangunan itu sendiri. Hal ini dinyatakan dan diatur dalam Undang-undang
Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional. Dalam bagian
Penjelasan, dinyatakan bahwa Kontrol pelaksanaan rencana pembangunan dimaksudkan
untuk menjamin tercapainya tujuan dan sasaran pembangunan yang tertuang dalam rencana
melalui kegiatan-kegiatan koreksi dan penyesuaian selama pelaksanaan rencana tersebut.
Kegiatan pemantauan yang merupakan bagian dari kegiatan kontrol dimaksudkan sebagai
kegiatan yang dilakukan untuk melihat kesesuaian pelaksanaan rencana dengan arah, tujuan,
dan ruang lingkup yang menjadi pedoman dalam rangka menyusun rencana berikutnya.
LAPORAN PENDAHULUAN
Sistem Informasi Geografis (SIG) Perencanaan dan Kontrol Pembangunan
di Kabupaten Kutai Kartanegara
Bab 2
TINJAUAN TEORITIS
Sedang yang dimaksud dengan evaluasi pelaksanaan rencana pembangunan adalah kegiatan
penilaian kinerja yang diukur dengan efisiensi, efektivitas, dan kemanfaatan program serta
keberlanjutan pembangunan. Evaluasi pelaksanaan rencana pembangunan dilaksanakan
terhadap keluaran kegiatan yang dapat berupa barang dan jasa dan terhadap hasil (outcomes)
program pembangunan yang berupa dampak dan manfaat.
LAPORAN PENDAHULUAN
Sistem Informasi Geografis (SIG) Perencanaan dan Kontrol Pembangunan
di Kabupaten Kutai Kartanegara
Bab 2
TINJAUAN TEORITIS
Secara umum, terdapat 2 (dua) pendekatan yang sering digunakan dalam mengukur dampak
suatu pembangunan. Yang pertama adalah pendekatan sebab-akibat, yaitu pengukuran
apakah suatu dampak yang diamati merupakan hasil dari pelaksanaan suatu program tertentu.
Kedua adalah pendekatan deskriptif yang menyangkut perkiraan dampak yang mungkin dapat
ditimbulkan dari pelaksanaan suatu program.
Pendekatan sebab-akibat menggunakan asumsi bahwa keberadaan suatu program
pembangunan menjadi prasyarat bagi terjadinya suatu dampak. Oleh karena itu, pendekatan
ini memerlukan adanya pembanding (counterfactual situation) yang sangat sulit dipenuhi
apabila cakupan program yang akan dievaluasi sangat luas. Dengan kata lain, untuk kebijakan
yang cakupan programnya sangat luas yang sulit untuk menetapkan kelompok pembandingnya,
maka diperlukan pendekatan deskriptif yang dianggap lebih sesuai.
Pendekatan deskriptif digunakan apabila cakupan program yang akan dievaluasi sangat luas
dan bisa diterapkan pada dasarnya bagi siapa saja atau untuk populasi yang lebih besar.
LAPORAN PENDAHULUAN
Sistem Informasi Geografis (SIG) Perencanaan dan Kontrol Pembangunan
di Kabupaten Kutai Kartanegara
10
Bab 2
TINJAUAN TEORITIS
Dengan demikian, pendekatan ini dipilih bila tidak dapat dilakukan perbandingan kelompok
sasaran program dan kondisi sebelum dan sesudah pelaksanaan program. Pendekatan secara
deskriptif memungkinkan evaluator untuk menggambarkan kinerja dan lingkup program secara
lebih menyeluruh dengan berbagai informasi mengenai perkiraan dampak dari program yang
dievaluasi.
Menurut Dunn (1991), evaluasi dengan menggunakan pendekatan deskriptif terbagi menjadi 3
(tiga) jenis, yaitu:
1) Evaluasi semu (pseudo-evaluation), yaitu evaluasi yang menggunakan metoda
deskriptif untuk menghasilkan informasi yang valid dan dapat dipercaya mengenai
hasil kebijakan, tanpa berusaha untuk menanyakan tentang manfaat atau nilai dari
hasil-hasil tersebut terhadap individu, kelompok, atau masyarakat secara
keseluruhan.
2) Evaluasi formal (formal evaluation), yaitu evaluasi yang menggunakan metoda
deskriptif untuk menghasilkan informasi yang terpercaya dan valid mengenai hasil
kebijakan berdasarkan pada tujuan kebijakan/program yang telah diumumkan secara
formal oleh pembuat kebijakan.
3) Evaluasi keputusan teoritis (decision-theoretic-evaluation), yaitu evaluasi yang
menitikberatkan pada penilaian hasil-hasil kebijakan yang secara eksplisit dinilai oleh
berbagai macam pelaku kebijakan.
Tabel 2-1
Pendekatan Evaluasi Kebijakan
Pendekatan
Evaluasi
Evaluasi Semu
(Pseudo Evaluation)
Evaluasi Formal (Formal
Evaluation)
Tujuan
Menggunakan metoda-metoda
deskriptif untuk menghasilkan
informasi yang valid dan dapat
dipercaya mengenai hasil kebijakan.
Menggunakan metoda deskriptif untuk
menghasilkan informasi yang
terpercaya dan valid mengenai hasil
kebijakan berdasarkan pada tujuan
kebijakan/ program yang telah
diumumkan secara formal oleh
pembuat keputusan
Menggunakan metoda deskriptif untuk
menghasilkan informasi yang
terpercaya dan valid mengenai hasil
kebijakan yang secara eksplisit
diinginkan oleh berbagai pelaku.
Asumsi
Ukuran manfaat atau nilai terbukti
dengan sendirinya atau tidak
kontroversial.
Tujuan dan sasaran dari pengambil
kebijakan dan administrator yang
secara resmi diumumkan
merupakan ukuran yang tepat dari
manfaat atau nilai.
Tujuan dan sasaran dari berbagai
pelaku yang diumumkan secara
formal ataupun informal merupakan
ukuran yang tepat dari manfaat
atau nilai.
11
Bab 2
TINJAUAN TEORITIS
pembangunan dilakukan melalui proses partisipasi yang transparan dari berbagai para pihak,
sehingga diperoleh apa yang diharapkan oleh para pihak atas kinerja lembaga tersebut.
Penyusunan tersebut dapat dilakukan melalui kesepakatan bersama (consensus building) dari
para pihak (stakeholders) penataan ruang.
Pengukuran kinerja mencakup penetapan indikator kinerja, bobot masing-masing indikator
dan penetapan capaian indikator kinerja. Pengukuran kinerja setiap kegiatan dapat dilakukan
melalui pencapaian yang didasarkan kepada indikator-indikatornya. Penetapan indikator
kinerja merupakan proses identifikasi dan klasifikasi indikator kinerja melalui sistem
pengumpulan dan pengolahan data (informasi) untuk menentukan kinerja kegiatan, program
dan kebijakan.
Pada dasarnya, indikator adalah suatu alat ukur yang menunjukkan suatu issue atau kondisi.
Tujuannya adalah untuk menunjukkan seberapa jauh suatu sistem bekerja, baik sistem
kegiatan/program maupun suatu organisasi. Indikator ini membantu kita memahami dimana
posisi kita berada, ke arah mana kita berjalan, dan seberapa jauh kita berjalan ke arah yang
kita kehendaki (tujuan).
Indikator itu sendiri adalah data yang dikumpulkan dan diuji selama satu periode waktu
tertentu, dimana data tersebut dapat menjelaskan suatu kecenderungan (apakah menurun
atau meningkat); atau data tersebut menunjukkan suatu kondisi dalam hubungannya dengan
standar tertentu atau benchmark. Dengan demikian, indikator pada dasarnya adalah suatu
alat ukur yang dapat digunakan untuk mengevaluasi keadaan suatu sistem kegiatan atau
organisasi yang menunjukkan sejauh mana posisi sistem kegiatan atau organisasi tersebut
berada dalam mencapai tujuannya.
Indikator tidak dimaksudkan menjadi alat tunggal dalam evaluasi objektif atas suatu keadaan.
Yang berlaku umum adalah dilakukannya limitasi jumlah indikator untuk memperoleh
gambaran suatu keadaan yang ingin dinilai. Oleh karena itu, walaupun dinilai mengandung
banyak kelemahan, penggunaan indikator dalam jumlah terbatas lebih banyak diterima oleh
banyak pihak. Dengan jumlah indikator yang terbatas, maka perhatian lebih terarah pada
tindakan-tindakan yang dapat dilakukan untuk mengubah besaran angka atau nilai indikator
yang berarti tindakan untuk melakukan koreksi atau pembenahan terhadap pelaksanaan
kegiatan agar sesuai dengan rencana.
Pengembangan dan pemilihan indikator dapat dilakukan secara sederhana karena semua
angka atau besaran yang dapat menggambarkan keadaan daerah dapat digunakan sebagai
indikator. Namun demikian, perlu disadari bahwa pemilihan indikator terkait erat dengan
persoalan yang terjadi di suatu daerah dan yang dinilai perlu dipecahkan oleh dan bagi
penduduk daerah itu. Pemilihan indikator kemudian menjadi penting bagi tindakan lebih
lanjut yang perlu diambil oleh pemerintah daerah tersebut agar di masa yang akan datang
terjadi peningkatan nilai bagi daerah tersebut.
Indikator sangat bervariasi, bergantung pada tipe sistem yang di-monitor. Namun demikian,
terdapat beberapa karakteristik yang sama terhadap indikator yang efektif, yaitu:
Specific (detail dan jelas). Indikator kinerja yang disusun harus jelas agar tidak ada
kemungkinan kesalahan interpretasi.
Measurable (dapat diukur secara objektif). Indikator kinerja yang disusun harus
menggambarkan sesuatu yang jelas ukurannya. Kejelasan ukuran tersebut akan
menunjukkan tempat dan cara untuk mendapatkan data pencapaian indikator
tersebut.
Attributable (bermakna). Indikator kinerja yang ditetapkan harus bermanfaat untuk
kepentingan pengambilan keputusan.
Relevant (sesuai). Indikator kinerja harus sesuai dengan ruang lingkup
program/kegiatan dan dapat menggambarkan hubungan sebab-akibat antar indikator.
Timely (tepat waktu). Indikator kinerja yang disusun harus didukung oleh
ketersediaan data yang dapat diperoleh pada waktu yang tepat dan akurat, sehingga
dapat digunakan sebagai bahan pengambilan keputusan pada saat yang dibutuhkan.
LAPORAN PENDAHULUAN
Sistem Informasi Geografis (SIG) Perencanaan dan Kontrol Pembangunan
di Kabupaten Kutai Kartanegara
12
Bab 2
TINJAUAN TEORITIS
Penetapan indikator kinerja merupakan proses identifikasi dan klasifikasi indikator kinerja
melalui sistem pengumpulan dan pengolahan data untuk menentukan kinerja kegiatan,
program, dan kebijakan. Pada dasarnya penetapan indikator kinerja dapat dikelompokkan
berdasarkan:
Indikator masukan, proses, dan keluaran dinilai sebelum kegiatan selesai dilaksanakan;
sedang indikator hasil, manfaat, dampak dinilai setelah kegiatan dilaksanakan. Penetapan
indikator tidak selalu harus menggunakan seluruh komponen indikator di atas, melainkan
dapat menggunakan hanya satu atau beberapa komponen indikator saja. Penetapannya
ditentukan oleh kondisi dan tujuan yang ingin dicapai dari pengukuran kinerja program
dan/atau kegiatan.
Banyak
indikator
berkaitan
dengan
output
maupun
dampak
dari
suatu
kegiatan/program/kebijakan, dan seringkali untuk menentukan indikator tersebut dibuat
asumsinya terlebih dahulu. Misal, tingkat partisipasi angkatan kerja wanita berumur 35 64
tahun dianggap sebagai indikator dari dampak kebijakan kesempatan kerja; sedang indikator
polusi udara padat dipakai untuk memantau program-program yang dilakukan oleh organisasi
lingkungan. Selanjutnya, dibuat coding untuk menentukan asumsi indikator tersebut terhadap
aspek-aspek kunci (input, proses, output, dan dampak), seperti contoh tabel di bawah ini.
LAPORAN PENDAHULUAN
Sistem Informasi Geografis (SIG) Perencanaan dan Kontrol Pembangunan
di Kabupaten Kutai Kartanegara
13
Bab 2
TINJAUAN TEORITIS
Tabel 2-2
Skema Coding Kasus: Indikator dan Kategori yang Representatif
Jenis
Indikator
Input
Indikator
Kecukupan sumberdaya
Proses
Output
Dampak
Kode
() sangat memadai
() memadai
() Tidak memadai
() tidak ada informasi
() membuat keputusan
() mempengaruhi keputusan
() tidak berpengaruh
() tidak ada info
() tinggi
() sedang
() rendah
() tidak pernah
() tak cukup informasi
() lengkap
() sebagian
() tak ada yang dirasakan
() tak cukup informasi
Pada dasarnya, penetapan indikator secara ideal dilaksanakan pada saat penyusunan rencana
sehingga terdapat keterpaduan antara kegiatan perencanaan, pelaksanaan kegiatan, dan
kontrol rencana dalam bentuk pemantauan dan evaluasi. Dalam hal ini, penetapan indikator
dilaksanakan sebagai bagian dari proses penyusunan rencana evaluasi terhadap pelaksanaan
rencana.
Pemantauan dan evaluasi rencana hanya akan efektif apabila ditempatkan dalam keseluruhan
sistem perencanaan, penyusunan program, penganggaran, pelaksanaan, dan evaluasi. Apabila
ditempatkan secara terpisah, maka kegiatan pemantauan dan evaluasi sering menjadi bias,
dan menyebabkan beberapa permasalahan, sebagai berikut :
Vague planning:
Secara umum, seringkali terdapat ketidakjelasan gambaran terhadap apa yang ingin
dicapai oleh suatu program/kegiatan jika berhasil - misal: sasaran ganda dan tidak
berkaitan erat dengan aktivitas proyek.
Unclear management responsibilities:
Terdapat banyak sekali faktor penting yang diluar kontrol pengelola program/kegiatan
(external factors), yang menyulitkan pengelola program/kegiatan dalam mencapai hasil
yang diharapkan.
Evaluation as an adversary process:
Ketiadaan target program/kegiatan yang jelas mengakibatkan evaluator cenderung
menggunakan penilaian subyektif terhadap mana yang disebut baik dan buruk.
Penetapan indikator kinerja sebagai bagian dari proses perencanaan memiliki beberapa
manfaat, antara lain :
Sedangkan kesalahan dalam penetapan indikator akan menyebabkan kerugian sebagai berikut
:
Jika terlalu banyak indikator tanpa didukung oleh data yang cukup, hasilnya akan
mengakibatkan sistem pemantauan dan penilaian menjadi mahal, tidak praktis, dan
mungkin tidak berguna.
LAPORAN PENDAHULUAN
Sistem Informasi Geografis (SIG) Perencanaan dan Kontrol Pembangunan
di Kabupaten Kutai Kartanegara
14
Bab 2
TINJAUAN TEORITIS
Untuk menghindari terjadinya kesalahan dalam penetapan indikator, termasuk untuk melihat
keterkaitan antara program dan kegiatan dengan kebijakan pembangunan yang ada di
atasnya, maka diperlukan satu kerangka alur yang logis bagi penyusunan dan penilaian
program. Kerangka alur logis ini disusun sejak tahap pengusulan program dan digunakan untuk
bahan evaluasi pelaksanaan program.
antara
perencanaan,
penganggaran,
LAPORAN PENDAHULUAN
Sistem Informasi Geografis (SIG) Perencanaan dan Kontrol Pembangunan
di Kabupaten Kutai Kartanegara
15
Bab 2
TINJAUAN TEORITIS
16
Bab 2
TINJAUAN TEORITIS
melaksanakan evaluasi kinerja pembangunan yang merupakan dan atau terkait dengan
fungsi dan tanggung jawabnya. Dalam melaksanakan evaluasi kinerja proyek
pembangunan, baik Pusat maupun Daerah, mengikuti pedoman dan petunjuk pelaksanaan
evaluasi kinerja untuk menjamin keseragaman metode, materi, dan ukuran yang sesuai
untuk masing-masing jangka waktu sebuah rencana.
Melalui penetapan UU No. 25 Tahun 2005 telah terjadi perubahan yang substansial dalam pola
perencanaan pembangunan baik di tingkat pusat maupun di daerah. Pada tingkat pemerintah
pusat Garis-Garis Besar Haluan Negara (GBHN) dan Repellita telah diganti dengan Rencana
Pembangunan Jangka Panjang dan Rencana Pembangunan Jangka Menengah. Demikian juga
pada tingkat daerah telah dikenalkan model baru, yakni Rencana Pembangunan Jangka
Panjang Daerah dan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah.
Sementara itu beberapa ketentuan perencanaan pembangunan daerah menurut lingkup
waktunya sebagaimana diatur dalam UU No. 25 Tahun 2004 adalah sebagai berikut:
1. Perencanaan Pembangunan Jangka Panjang Daerah
Perencanaan pembangunan jangka panjang di daerah akan menghasilkan Rencana
Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD) dengan dimensi waktu perencanaan 20
(dua puluh) tahun. Sebagaimana diuraikan pada Pasal 5 Ayat 1 RPJPD memuat visi, misi,
dan arah pembangunan Daerah yang mengacu pada RPJP Nasional.
Secara garis besar, tahapan penyusunan dan penetapan rencana pembangunan jangka
panjang daerah berdasarkan UU No. 25 tahun 2004 adalah sebagai berikut:
a Kepala Bappeda menyiapkan rancangan RPJP Daerah sebagai bahan utama bagi
penyelenggaraan Musrenbang Jangka Panjang Daerah (Pasal 10 Ayat 2);
b Kepala Bappeda menyelenggarakan Musrenbang Jangka Panjang Daerah, dalam rangka
menyusun RPJP Daerah dan diikuti oleh unsur-unsur penyelenggara negara dengan
mengikutsertakan masyarakat (Pasal 11 Ayat 1 dan 3);
c Musrenbang Jangka Panjang Daerah dilaksanakan paling lambat 1 (satu) tahun
sebelum berakhirnya periode RPJP yang sedang berjalan (Pasal 11 Ayat 4);
d Kepala Bappeda menyusun rancangan akhir RPJP Daerah berdasarkan hasil
Musrenbang Jangka Panjang Daerah (Pasal 12 Ayat 2);
e RPJP Daerah ditetapkan dengan Peraturan Daerah (Pasal 13 Ayat 2).
Sedangkan dalam Surat Edaran Mendagri Nomor 050/2020/SJ Tahun 2005 perihal Petunjuk
Penyusunan Dokumen RPJP Daerah dan RPJM Daerah, penyusunan dan penetapan RPJP
Daerah meliputi serangkaian tahapan sebagai berikut:
a
LAPORAN PENDAHULUAN
Sistem Informasi Geografis (SIG) Perencanaan dan Kontrol Pembangunan
di Kabupaten Kutai Kartanegara
17
Bab 2
TINJAUAN TEORITIS
Panjang Daerah. Rancangan akhir ini disampaikan kepada Kepala Daerah, dan
selanjutnya diproses untuk ditetapkan dalam Peraturan Daerah.
Penetapan Peraturan Daerah tentang RPJP Daerah
Untuk memenuhi perundang-undangan yang berlaku, maka RPJP Daerah provinsi
ditetapkan dengan Peraturan Daerah selambatnya 3 (tiga) bulan setelah penetapan
RPJP Nasional. Penetapan Peraturan Daerah tentang RPJP Daerah kabupaten/kota
dilakukan, selambatnya 3 (tiga) bulan setelah penetapan RPJP Daerah provinsi.
Dengan demikian RPJP Daerah merupakan dokumen perencanaan jangka panjang
daerah yang menjadi pedoman dalam penyusunan RPJM Daerah. Disamping itu
dijelaskan pula bahwa rancangan Peraturan Daerah tentang RPJP Daerah
Kabupaten/Kota dikonsultasikan kepada Gubernur cq. Bappeda Provinsi, sebelum
ditetapkan.
RPJM Daerah merupakan penjabaran dari visi, misi, dan program Kepala Daerah yang
penyusunannya berpedoman pada RPJP Daerah dan memperhatikan RPJM Nasional,
memuat arah kebijakan keuangan daerah, strategi pembangunan Daerah, kebijakan
umum, dan program Satuan Kerja Perangkat Daerah, lintas Satuan Kerja Perangkat
Daerah, dan program kewilayahan disertai dengan rencana-rencana kerja dalam
kerangka regulasi dan kerangka pendanaan yang bersifat indikatif (Pasal 5 Ayat 2).
Renstra-SKPD memuat visi, misi, tujuan, strategi, kebijakan, program, dan kegiatan
pembangunan yang disusun sesuai dengan tugas dan fungsi Satuan Kerja Perangkat
Daerah serta berpedoman kepada RPJM Daerah dan bersifat indikatif (Pasal 7 Ayat 1).
Pengertian "bersifat indikatif dalam penjelasan Pasal 5 Ayat 2 adalah bahwa informasi,
baik tentang sumberdaya yang diperlukan maupun keluaran dan dampak yang tercantum
di dalam dokumen rencana ini, hanya merupakan indikasi yang hendak dicapai dan tidak
kaku.
Secara garis besar, tahapan penyusunan dan penetapan rencana pembangunan jangka
menengah daerah berdasarkan UU No. 25 tahun 2004 adalah sebagai berikut:
a
Kepala Bappeda menyiapkan rancangan awal RPJM Daerah sebagai penjabaran dari
visi, misi, dan program Kepala Daerah ke dalam strategi pembangunan daerah,
kebijakan umum, program prioritas Kepala Daerah, dan arah kebijakan keuangan
daerah (Pasal 14 Ayat 2);
LAPORAN PENDAHULUAN
Sistem Informasi Geografis (SIG) Perencanaan dan Kontrol Pembangunan
di Kabupaten Kutai Kartanegara
18
Bab 2
TINJAUAN TEORITIS
RPJM Daerah ditetapkan dengan Peraturan Kepala Daerah paling lambat 3 (tiga) bulan
setelah Kepala Daerah dilantik (Pasal 19 Ayat 3);
Sedangkan dalam Surat Edaran Mendagri Nomor 050/2020/SJ Tahun 2005 perihal Petunjuk
Penyusunan Dokumen RPJP Daerah dan RPJM Daerah, penyusunan dan penetapan RPJM
Daerah meliputi serangkaian tahapan sebagai berikut:
a
RKPD merupakan penjabaran dari RPJM Daerah dan mengacu pada RKP, memuat
rancangan kerangka ekonomi Daerah, prioritas pembangunan Daerah, rencana kerja,
LAPORAN PENDAHULUAN
Sistem Informasi Geografis (SIG) Perencanaan dan Kontrol Pembangunan
di Kabupaten Kutai Kartanegara
19
Bab 2
TINJAUAN TEORITIS
dan pendanaannya, baik yang dilaksanakan langsung oleh pemerintah maupun yang
ditempuh dengan mendorong partisipasi masyarakat.
Renja-SKPD disusun dengan berpedoman kepada Renstra SKPD dan mengacu kepada
RKP, memuat kebijakan, program, dan kegiatan pembangunan baik yang dilaksanakan
langsung oleh pemerintah daerah maupun yang ditempuh dengan mendorong
partisipasi masyarakat.
c
d
e
f
g
h
i
Kepala Bappeda menyiapkan rancangan awal RKPD sebagai penjabaran dari RPJM
Daerah (Pasal 20 Ayat 2);
Kepala Satuan Kerja Perangkat Daerah menyiapkan Renja-SKPD sesuai dengan tugas
pokok dan fungsinya dengan mengacu kepada rancangan awal RKPD dan berpedoman
pada Renstra-SKPD (Pasal 21 Ayat 3);
Kepala Bappeda mengkoordinasikan penyusunan rancangan RKPD dengan
menggunakan Renja-SKPD (Pasal 21 Ayat 3);
Musrenbang dalam rangka penyusunan RKPD diikuti oleh unsur-unsur penyelenggara
pemerintahan (Pasal 22 Ayat 2);
Kepala Bappeda menyelenggarakan Musrenbang penyusunan RKPD (Pasal 22 Ayat 4);
Musrenbang penyusunan RKPD dilaksanakan paling lambat bulan Maret (Pasal 23 Ayat
2);
Kepala Bappeda menyusun rancangan akhir RKPD berdasarkan hasil Musrenbang (Pasal
24 ayat 2);
RKPD menjadi pedoman penyusunan RAPBD (Pasal 25 Ayat 2);
RKPD ditetapkan dengan Peraturan Kepala Daerah (Pasal 26 Ayat 2).
Sementara itu, dalam dua tahun terakhir, diterbitkan Surat Edaran Bersama Menteri
Negara Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala Bappenas dan Menteri Dalam Negeri
perihal Petunjuk Teknis Penyelenggaraan Musrenbang yang bersifat tahunan dan
sementara, sambil menunggu terbitnya Peraturan Pemerintah yang mengatur tata-cara
penyusunan dokumen perencanaan dan penyelenggaraan Musrenbang. Dalam SEB Meneg
PPN/Kepala Bappenas dan Mendagri Nomor 1181/M.PPN/02/2006 dan 050/244/SJ Tahun
2006 perihal Petunjuk Teknis Penyelenggaraan Musrenbang Tahun 2006 terdapat
ketentuan mengenai jadwal penyelenggaraan musrenbang yang perlu diperhatikan yakni:
a
b
c
d
e
LAPORAN PENDAHULUAN
Sistem Informasi Geografis (SIG) Perencanaan dan Kontrol Pembangunan
di Kabupaten Kutai Kartanegara
20
Bab 2
TINJAUAN TEORITIS
2.5.1
Definisi SIG selalu berkembang, bertambah, dan bervariasi. Selain itu, SIG juga merupakan
suatu bidang kajian ilmu dan teknologi yang digunakan oleh berbagai bidang disiplin ilmu, dan
berkembang dengan cepat. Berikut merupakan pengertian Sistem Informasi Geografis (SIG)
diantaranya :
SIG adalah kombinasi perangkat keras dan perangkat lunak komputer yang
memungkinkan untuk mengelola (manage), menganalisa, memetakan informasi spasial
berikut data atributnya (data deskriptif) dengan akurasi kartografi. (GIS Basic
Principle, Viak IT and Norwegian Mapping Authority,92).
SIG adalah sistem yang berbasiskan komputer yang digunakan untuk menyimpan dan
memanipulasi informasi informasi geografis, SIG dirancang untuk mengumpulkan,
menyimpan, dan menganalisa objek objek dan fenomena dimana lokasi geografi
merupakan karakteristik yang penting atau kritis untuk dianalisis. Dengan demikian,
SIG merupakan sistem komputer yang memiliki empat kemampuan berikut dalam
menangani data yang bereferensi geografi; (a) masukan/input, (b) manajemen data
(penyimpanan dan pemanggilan data), (c) analisis dan manipulasi data, (d) keluaran/
output. (Aronoff, Stanley. Geographic Information System: A Management
Perspective, WDL Publications, Ottawa, Canada.89).
SIG adalah kumpulan yang terorganisir dari perangkat keras komputer, perangkat
lunak, data geografi dan personil yang dirancang secara efisien untuk memperoleh,
menyimpan, mengupdate, memanipulasi, menganalisis dan menampilkan semua
bentuk informasi yang bereferensi geografi. (Understanding GIS : The Arc Info
Method Redlands, A: Environmental System Research Institute,90).
2.5.2
Jika definisidefinisi di atas diperhatikan, maka SIG dapat diuraikan menjadi beberapa subsistem berikut :
Data Input :
Sub-sistem ini bertugas mengumpulkan dan mempersiapkan data spasial dan atribut dari
berbagai sumber. Sub-sistem ini pula bertanggung jawab dalam meng konversi atau
mentransformasikan format-format data aslinya ke dalam format yang akan digunakan
oleh SIG.
Data Output:
Sub-sistem ini menampilkan atau menghasilkan keluaran seluruh atau sebagian basis
data, baik dalam bentuk softcopy maupun dalam bentuk hardcopy seperti : tabel, grafik,
peta dan lain lain.
Data Management:
Sub-sistem ini mengorganisasikan baik data spasial maupun atribut kedalam sebuah basis
data sedemikian rupa sehingga mudah dipanggil, diupdate, dan diedit.
LAPORAN PENDAHULUAN
Sistem Informasi Geografis (SIG) Perencanaan dan Kontrol Pembangunan
di Kabupaten Kutai Kartanegara
21
Bab 2
TINJAUAN TEORITIS
Gambar 2-2
Gambar Sub Sistem SIG
DATA INPUT
SIG
DATA OUTPUT
DATA MANAGEMENT
2.5.3
Komponen SIG
SIG merupakan sistem kompleks yang biasanya terintegrasi dengan lingkungan sistemsistem
komputer yang lain di tingkat fungsional dan jaringan. Sistem SIG terdiri dari beberapa
komponen berikut :
Perangkat Keras
Pada saat ini SIG tersedia untuk berbagai platform perangkat keras mulai dari PC
desktop, workstations, hingga multi-user host yang dapat digunakan oleh banyak orang
secara bersamaan dalam jaringan komputer yang luas, berkemampuan tinggi, memiliki
ruang penyimpanan yang besar (hard disk), dan mempunyai kapasitas memory (RAM)
yang besar. Adapun perangkat keras yang sering digunakan untuk membangun SIG
adalah computer (PC), mouse, digitizer, printer, plotter, scanner.
Perangkat Lunak
Bila dipandang dari sisi lain, SIG juga merupakan sistem perangkat lunak yang tersusun
secara modular dimana basis data memegang peranan kunci. Setiap sub-sistem (telah
dibahas sebelumnya) diimplementasikan dengan menggunakan perangkat lunak yang
terdiri dari beberapa modul, hingga tidak mengherankan jika ada perangkat SIG yang
terdiri dari ratusan modul program (*.exe) yang masingmasing dapat dieksekusi
sendiri.
LAPORAN PENDAHULUAN
Sistem Informasi Geografis (SIG) Perencanaan dan Kontrol Pembangunan
di Kabupaten Kutai Kartanegara
22
Bab 2
TINJAUAN TEORITIS
2.5.4
Manajemen
Suatu proyek SIG akan berhasil jika di manage dengan baik dan dikerjakan oleh orang
orang memiliki keahlian yang tepat pada semua tingkat.
Fitur Standar SIG
Berbagai fitur standar yang dimiliki oleh sebuah Sistem Informasi Geografis adalah sebagai
berikut:
Operasi Spasial
Untuk menjawab apa yang dimaksud dengan operasi spasial, dapat dilihat pada tabel
berikut :
Nama Kota
Latitude
Longitude
Populasi
London
51N
0
80
Zurich
47N
8E
25
Utrecht
52N
5E
40
Santa Barbara
34N
119W
50
Orono
45N
69W
30
Sebuah pertanyaan non-spasial yang muncul akan berbunyi : Berapakah populasi di
setiap lokasi ?
Tentu saja pertanyaan di atas akan sangat mudah di jawab hanya dengan
menggunakan tools seperti spreadsheet sekalipun.
Namun sebuah pertanyaan spasial akan berbunyi : Berapakah populasi antara
pertengahan kota London dengan pertengahan Santa Barbara? atau Manakah rute
terdekat untuk mencapai kota London dari Zurich?
Pertanyaan di atas tidak akan bisa di jawab dengan hanya mengandalkan spreadsheet
biasa. Namun, dengan operasi spasial yang dimiliki oleh sebuah Sistem Informasi
Geografis, maka pertanyaan-pertanyaan tersebut akan di jawab dengan mudah.
Data Linkage
Sebuah Sistem Informasi Geografis memiliki kemampuan untuk menghubungkan data
yang berkaitan menjadi sebuah informasi agregat yang sangat padat dan berisi
berbagai informasi yang dibutuhkan.
Exact Matching
Operasi ini terjadi apabila terdapat beberapa informasi yang memiliki kesamaan
atribut untuk ditampilkan dalam satu tabel. Misalnya, informasi populasi kota dapat
ditampilkan bersama-sama dengan luas kota, karena sama-sama memiliki atribut nama
kota.
Hierarchical Matching
Operasi ini terjadi apabila terdapat informasi yang satu memiliki detil informasi yang
lebih dalam dibanding yang lain, namun memiliki atribut yang sama untuk ditampilkan
dalam satu tabel. Misalnya, informasi populasi kota dapat ditampilkan secara hirarki
dengan populasi kecamatan dalam suatu kota, karena sama-sama memiliki atribut
nama kota.
Fuzzy Matching
Operasi ini terjadi apabila terdapat informasi yang sama sekali berbeda namun
memiliki kesamaan pada suatu daerah tertentu. Biasanya berhubungan dengan data
lingkungan. Untuk menyatukannya dapat dilakukan overlay kedua informasi tersebut.
Operasi ini biasa dilakukan atas peta perbatasan dengan kriteria yang berbeda (daerah
yang lebih besar dengan daerah yang lebih detail).
Dengan berbagai fitur di atas, sebuah Sistem Informasi Geografis dapat menjawab berbagai
pertanyaan berikut:
LAPORAN PENDAHULUAN
Sistem Informasi Geografis (SIG) Perencanaan dan Kontrol Pembangunan
di Kabupaten Kutai Kartanegara
23
Bab 2
TINJAUAN TEORITIS
Secara umum, komponen sebuah Sistem Informasi Geografis dapat dijelaskan pada gambar
berikut:
Gambar 2-3
Gambar Arsitektur Sistem Geografis
Pada gambar di atas, Sistem Informasi Geografis sebagai representasi kondisi nyata dari real
world memiliki komponen berupa software tools + database tools. Sistem ini menerima query
dari seorang pengguna dan mengembalikan input berupa hasil query (dapat berupa data
spasial maupun non-spasial/relational atau gabungan keduanya).
LAPORAN PENDAHULUAN
Sistem Informasi Geografis (SIG) Perencanaan dan Kontrol Pembangunan
di Kabupaten Kutai Kartanegara
24
Bab 2
TINJAUAN TEORITIS
Gambar 2-4
Gambar Arsitektur Basis Data Tunggal
2) Distribusi penyimpanan
Dalam hal ini arsitektur tersebar dilakukan dengan tujuan membagi ruang
penyimpanan, sehingga akses ke data tertentu dilakukan di lokasi tertentu.
Biasanya dilakukan di tingkat regional, sehingga data yang tersimpan pada lokasi
yang berbeda menggambarkan karakteristik regional masing-masing. Gambaran
arsitektur basis data ini adalah sebagai berikut:
LAPORAN PENDAHULUAN
Sistem Informasi Geografis (SIG) Perencanaan dan Kontrol Pembangunan
di Kabupaten Kutai Kartanegara
25
Bab 2
TINJAUAN TEORITIS
Gambar 2-6
Gambar Arsitektur Basis Data Tersebar-Distribusi Penyimpanan
3) Hirarki penyimpanan
Dalam hal ini arsitektur tersebar dilakukan dengan tujuan membentuk hirarki
penyimpanan, dimana kantor pusat menyimpan semua data kantor regional,
sedangkan kantor regional menyimpan data kantor cabang, dan seterusnya.
Gambaran arsitektur basis data ini adalah sebagai berikut:
Gambar 2-7
Arsitektur Basis Data Tersebar-Hirarki Penyimpanan
Business Intelligent
Pada arsitektur ini, lokasi basis data dapat terfokus di suatu lokasi (tunggal) atau
tersebar, dengan kata lain, arsitektur ini tidak mengenal pembagian lokasi secara
konseptual. Arsitektur ini lebih terfokus pada mekanisme optimasi penyajian data
dengan alur pemrosesan sebagai berikut:
LAPORAN PENDAHULUAN
Sistem Informasi Geografis (SIG) Perencanaan dan Kontrol Pembangunan
di Kabupaten Kutai Kartanegara
26
Bab 2
TINJAUAN TEORITIS
a) Data dari luar organisasi masuk melalui level operasional. Data ini berisi berbagai
informasi mengenai kegiatan operasional organisasi sehari-hari, sehingga dapat
digunakan untuk mekanisme input data mentah (raw data).
b) Pada saat data tersebut akan memasuki areal Data Warehouse, data akan
dibersihkan, di ekstraksi, serta ditransformasikan sesuai standar format data di
dalam Data Warehouse.
c) Data kemudian disimpan dalam suatu media penyimpanan data (repository),
dapat berupa basis data relational maupun basis data multidimensional.
d) Decision Support System merupakan tahap berikutnya dari loop, dimana bagian
ini menyajikan berbagai data dalam Data Warehouse kepada Decision
Maker(Business Strategist). Penyajian data bervariasi dengan berbagai bentuk
seperti Reports yang sederhana hingga penggunaan Data Mining maupun On Line
Analytical Processing (OLAP).
e) Kemudian Decision Maker dapat mengarahkan bagian operasional organisasi untuk
melaksanakan strategi tertentu yang dianggap paling tepat.
Gambar 2-8
Arsitektur Business Intelligent
LAPORAN PENDAHULUAN
Sistem Informasi Geografis (SIG) Perencanaan dan Kontrol Pembangunan
di Kabupaten Kutai Kartanegara
27
Bab 2
TINJAUAN TEORITIS
konten adalah jenis data yang akan disimpan di dalam basis data, yang dapat dibedakan
sebagai berikut:
a
Data Relational
Data relational adalah kumpulan informasi yang memiliki hubungan keterkaitan satu
sama lain. Contoh:
a) Terdapat relasi antara data Daerah Administrasi dan Sebaran Mangrove sebagai
berikut:
Gambar 2-9
Gambar Relasi Daerah Administrasi dan Sebaran Mangrove
Relasi di atas dinamakan relasi many to one, karena setiap Daerah Administrasi
dapat memiliki banyak Sebaran Mangrove, namun hanya ada satu Daerah
Administrasi untuk suatu Sebaran Mangrove.
b) Terdapat relasi antara data Sebaran Mangrove dan Kondisi Sosial Ekonomi sebagai
berikut:
Gambar 2-10
Relasi Sebaran Mangrove dan Kondisi Sosial Ekonomi
Relasi di atas dinamakan relasi one to one, karena hanya ada satu Sebaran
Mangrove untuk suatu Kondisi Sosial Ekonomi dan sebaliknya hanya ada satu Kondisi
Sosial Ekonomi yang dimiliki oleh suatu Sebaran Mangrove.
Pada jenis data relational dikenal referential integrity, dimana sebuah data akan
menentukan ada tidaknya data lain, sebagai berikut:
LAPORAN PENDAHULUAN
Sistem Informasi Geografis (SIG) Perencanaan dan Kontrol Pembangunan
di Kabupaten Kutai Kartanegara
28
Bab 2
TINJAUAN TEORITIS
Data Spasial
Data spasial adalah kumpulan informasi yang sangat erat berhubungan dengan kondisi
geografis suatu daerah, yakni dengan pemetaan dan informasi di dalamnya. Secara
umum, data spasial dibedakan dalam 2 (dua) macam format sebagai berikut:
Vector, yakni data spasial yang terdiri dari kumpulan titik koordinat.
Raster, yakni data spasial yang terdiri dari citra suatu wilayah geografis.
Saat ini, berbagai perangkat lunak DBMS yang ada di pasaran sudah mendukung fungsional
basis data untuk menangani data relational. Dengan demikian berbagai relasi seperti many to
many, one to many (dan sebaliknya), maupun one to one dapat diimplementasikan dengan
mudah.
LAPORAN PENDAHULUAN
Sistem Informasi Geografis (SIG) Perencanaan dan Kontrol Pembangunan
di Kabupaten Kutai Kartanegara
29
BAB 3
GAMBARAN UMUM
WILAYAH KABUPATEN
KUTAI KARTANEGARA
3.1
Kabupaten Kutai Kartanegara merupakan Daerah Tingkat II yang termasuk wilayah provinsi
Kalimantan Timur.
Wilayah Kabupaten Kutai Kartanegara terletak pada posisi antara 115 2628 BT - 117
3643 BT serta terletak pada garis lintang dari 1 2821 LU - 1 0806 LS.
Secara administratif Kabupaten Kutai Kartanegara berbatasan dengan:
Kabupaten Kutai Kartanegara terdiri dari 18 kecamatan, 225 desa/kelurahan dengan luas
wilayah kabupaten 27.263,10 Km (12,89% dari luas wilayah Provinsi Kalimantan Timur), dan
luas lautan diperkirakan 4.097 Km ( 15%). Hal ini menunjukkan adanya potensi sumber daya
alam baik di daratan maupun lautan yang dapat dimanfaatkan untuk kegiatan ekonomi
masyarakat Kabupaten Kutai Kartanegara. Secara administratif batas wilayah kabupaten Kutai
Kartanegara dapat dilihat pada Gambar 3-1.
Adapun luas masing-masing kecamatan di wilayah Kabupaten Kutai Kartanegara dapat dilihat
pada Tabel 3-1.
LAPORAN PENDAHULUAN
Sistem Informasi Geografis (SIG) Perencanaan dan Kontrol Pembangunan
di Kabupaten Kutai Kartanegara
30
Bab 3
GAMBARAN UMUM WILAYAH KABUPATEN KUTAI KARTANEGARA
Gambar 3-1
Peta Batas Administrasi di Kabupaten Kutai Kartanegara
LAPORAN PENDAHULUAN
Sistem Informasi Geografis (SIG) Perencanaan dan Kontrol Pembangunan
di Kabupaten Kutai Kartanegara
31
Bab 3
GAMBARAN UMUM WILAYAH KABUPATEN KUTAI KARTANEGARA
Tabel 3-1
Luas Wilayah di Kabupaten Kutai Kartanegara
Dirinci Per Kecamatan Tahun 2008
No
Kecamatan
Luas (km2)
1.
Anggana
2.
Kembang Janggut
3.
Kenohan
4.
Kota Bangun
5.
Loa Janan
6.
Loa Kulu
7.
Marang Kayu
8.
Muara Badak
9.
Muara Jawa
10.
Muara Kaman
11.
Muara Muntai
12.
Muara Wis
13.
Samboja
14.
Sanga-sanga
15.
Sebulu
16.
Tabang
17.
Tenggarong
18.
Tenggarong Seberang
Kabupaten Kutai Kartanegara
1.798,8
1.923,9
1.302,2
1.143,74
644,2
1.405,7
1.165,71
939,09
754,5
3.410,1
928,6
1.108,16
1.045,9
233,4
859,5
7.764,5
398,1
437
27.263,10
3.2
LEMBAGA PEMERINTAHAN
Pemerintah Kabupaten Kutai Kartanegara dipimpin oleh
seorang Bupati sebagai kepala pemerintahan. Untuk
membantu dalam melaksanakan tugas-tugasnya, Bupati
Kutai Kartanegara dibantu oleh seorang Wakil Bupati dan
seorang Sekretaris Kabupaten.
Dinas Otonom
1. Dinas Kehutanan;
2. Dinas Kesehatan;
3. Dinas Pariwisata dan Budaya;
4. Dinas Pekerjaan Umum;
5. Dinas Pendidikan Luar Sekolah, Pemuda dan Olahraga;
6. Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil;
7. Dinas Pendidikan;
8. Dinas Perikanan dan Kelautan;
9. Dinas Perindustrian, Perdagangan dan Koperasi;
10. Dinas Perhubungan;
11. Dinas Perkebunan;
12. Dinas Pertambangan dan Energi;
13. Dinas Pertanahan;
14. Dinas Pertanian Tanaman Pangan;
15. Dinas Peternakan;
16. Dinas Sosial;
17. Dinas Tenaga Kerja;
LAPORAN PENDAHULUAN
Sistem Informasi Geografis (SIG) Perencanaan dan Kontrol Pembangunan
di Kabupaten Kutai Kartanegara
32
Bab 3
GAMBARAN UMUM WILAYAH KABUPATEN KUTAI KARTANEGARA
3.3
SOSIAL KEPENDUDUKAN
Jumlah penduduk Kabupaten Kutai Kartanegara dari tahun ke tahun mengalami peningkatan.
Berdasarkan data kependudukan yang terdapat dalam Kabupaten Kutai Kartanegara Dalam
Angka 2007 diketahui bahwa pada tahun 2002 penduduk Kabupaten Kutai Kartanegara
sebanyak 459.965 jiwa. Pada tahun-tahun berikutnya mengalami peningkatan, yaitu pada
tahun 2003 menjadi 487.297 jiwa, pada tahun 2004 menjadi 510.448 jiwa, pada tahun 2005
menjadi 527.196 jiwa, dan pada tahun 2006 menjadi 542.233 jiwa. Pada periode tahun 2005
2006, meskipun secara keseluruhan jumlah penduduk Kabupaten Kutai Kartanegara
mengalami peningkatan, beberapa kecamatan mengalami penurunan jumlah penduduk. Hal
ini terjadi karena adanya migrasi penduduk ke tempat lain. Berdasarkan data jumlah
penduduk Kabupaten Kutai Kartanegara antara tahun 2002 hingga tahun 2006 diketahui bahwa
pertumbuhan penduduk rata-rata Kabupaten Kutai Kartanegara adalah 4,34 % per tahun.
3.3.2
Kepadatan Penduduk
Sejalan dengan pertumbuhan wilayah Kabupaten Kutai Kartanegara yang telah berkembang
memacu pula terhadap perkembangan penduduknya. Indikasi tersebut tercermin dari semakin
tingginya tingkat kepadatan penduduk pada sebagian wilayah Kabupaten Kutai Kartanegara,
terutama wilayah tengah walaupun secara keseluruhan relatif mengalami peningkatan. Hingga
tahun 2006 Kabupaten Kutai Kartanegara memiliki rata-rata kepadatan penduduk sebesar 30
jiwa/Km. Kecamatan Tenggarong dan Sanga-sanga merupakan wilayah yang memiliki
kepadatan penduduk tertinggi dengan jumlah kepadatan masing-masing adalah sebesar 62
jiwa/Km dan 51 jiwa/Km. Sedangkan kepadatan penduduk terendah berada di Kecamatan
Anggana sebesar 5 jiwa/Km dan Kecamatan Tabang sebesar 6 jiwa/Km.
Ketidakmerataan penyebaran kepadatan penduduk tersebut jika dilihat secara geografis
menyebabkan terjadinya tingkat perbedaan kepadatan yang cukup besar. Hingga tahun 2006,
LAPORAN PENDAHULUAN
Sistem Informasi Geografis (SIG) Perencanaan dan Kontrol Pembangunan
di Kabupaten Kutai Kartanegara
33
Bab 3
GAMBARAN UMUM WILAYAH KABUPATEN KUTAI KARTANEGARA
Kecamatan
1.
Anggana
2.
Kembang Janggut
3.
Kenohan
4.
Kota Bangun
5.
Loa Janan
6.
Loa Kulu
7.
Marang Kayu
8.
Muara Badak
9.
Muara Jawa
10. Muara Kaman
11. Muara Muntai
12. Muara Wis
13. Samboja
14. Sanga-sanga
15. Sebulu
16. Tabang
17. Tenggarong
18. Tenggarong Seberang
Kabupaten Kutai Kartanegara
2002
21.994
13.057
10.893
25.832
43.166
30.200
22.299
30.092
19.575
27.607
14.470
7.795
34.523
12.078
30.432
9.057
62.514
44.381
459.965
2006
27.607
20.451
11.884
28.001
51.209
38.745
22.117
36.190
24.519
32.043
17.674
8.396
44.170
14.667
33.797
10.100
71.270
49.393
542.233
Pertumbuhan
Rata-rata (%)
5,95
12,41
2,21
2,05
4,46
6,56
-0,19
4,74
5,93
3,83
5,31
1,89
6,44
5,00
2,69
2,78
3,41
2,73
4,34
Tabel 3-3
Kepadatan Penduduk Dirinci Per Kecamatan di Kabupaten Kutai Kartanegara
Tahun 2002-2006
No
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
Kecamatan
Anggana
Kembang Janggut
Kenohan
Kota Bangun
Loa Janan
Loa Kulu
Marang Kayu
Muara Badak
Muara Jawa
Muara Kaman
Muara Muntai
Muara Wis
Samboja
Sanga-sanga
Sebulu
Tabang
Tenggarong
Tenggarong Seberang
Rata-rata Kepadatan
Luas Wilayah
(Km)
1.798,8
1.923,9
1.302,2
11.43,74
644,2
1.405,7
11.65,71
9.39,09
754,5
3.410,1
928,6
11.08,16
1.045,9
233,4
859,5
7.764,5
398,1
437
27.263,10
2002
4
32
7
26
40
31
10
37
17
9
33
20
21
47
32
6
49
33
25
2006
5
37
8
32
43
36
13
47
27
10
42
20
26
51
37
6
62
40
30
3.3.3
Struktur Penduduk
34
Bab 3
GAMBARAN UMUM WILAYAH KABUPATEN KUTAI KARTANEGARA
pengolahan; listrik, gas, dan air minum; konstruksi dan bangunan; perdagangan, hotel dan
restoran; angkutan, lembaga keuangan; serta jasa. Struktur penduduk Kabupaten Kutai
Kartanegara berdasarkan lapangan usaha tersebut pada tahun 2006 ditunjukkan pada tabel
berikut.
Tabel 3-4
Struktur Penduduk di Kabupaten Kutai Kartanegara
Berdasarkan Lapangan Usaha
No
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
Lapangan Usaha
Pertanian
Pertambangan dan Penggalian
Industri Pengolahan
Listrik, Gas dan Air Minum
Konstruksi dan Bangunan
Perdagangan, Hotel dan Restoran
Angkutan
Lembaga Keuangan
Jasa
Jumlah
Persentase (%)
16,41
41,86
5,89
0,71
24,54
5,52
2,94
1,62
0,51
100,00
Pendidikan Tertinggi
yang Ditamatkan
Tidak/Belum Tamat SD
Sekolah Dasar
SMP dan Kejuruan
SMU dan Kejuruan
Diploma/Sarjana
Jumlah
Laki-laki
41.871
53.299
55.559
47.338
9.243
207.310
%
20,20
25,71
26,80
22,83
4,46
100,00
%
21,68
29,15
25,61
19,60
3,96
100,00
3.3.4
Indikator tingkat kesejahteraan penduduk di Kabupaten Kutai Kartanegara dapat dilihat dari
angka kemiskinan dan indikator kesehatan
Kesehatan
Salah satu masalah kependudukan di Indonesia dewasa ini adalah bagaimana
menurunkan tingkat fertilitas ke tingkat yang lebih rendah. Hal tersebut diperlukan
karena kelahiran adalah salah satu komponen yang mempengaruhi laju pertumbuhan
penduduk. Dengan adanya penurunan pada gilirannya akan dapat meningkatkan
kesejahteraan penduduk secara keseluruhan. Program Pemerintah melalui Keluarga
Berencana tidak hanya bertujuan menurunkan tingkat fertilitas tetapi juga bertujuan
untuk meningkatkan kesejahteraan keluarga dan menanamkan norma tentang keluarga
kecil bahagia sejahtera. Upaya pemerintah tersebut di atas telah berhasil menurunkan
LAPORAN PENDAHULUAN
Sistem Informasi Geografis (SIG) Perencanaan dan Kontrol Pembangunan
di Kabupaten Kutai Kartanegara
35
Bab 3
GAMBARAN UMUM WILAYAH KABUPATEN KUTAI KARTANEGARA
tingkat fertilitas di Indonesia secara umum. Hal ini ditunjukkan oleh berbagai sumber
data dimana TFR (Total Fertility Rate) yang sering digunakan sebagai ukuran fertilitas.
Keadaan ini disertai dengan pembangunan sosial ekonomi dan budaya yang membaik
seperti salah satunya peningkatan ekonomi rumah tangga melalui peranan wanita
dalam angkatan kerja. Di Kabupaten Kutai Kartanegara, TFR 1990 adalah sebesar 3,51
per wanita (SP 90) dan turun menjadi 2,81 per wanita di tahun 2000 (SP 2000), pada
tahun 2004 mencapai 2,66 per wanita. Angka TFR terus turun hingga pada tahun 2005
menjadi 2,64 per wanita, pengertian adalah secara hipotesis setiap wanita akan
melahirkan anak sebanyak 2,64 orang hingga berakhirnya masa reproduksinya, atau
untuk setiap 100 wanita melahirkan sebanyak 264 anak hingga berakhir masa
reproduksinya.
3.4
Kemiskinan
Berdasarkan data yang diperoleh dari survey Komite Penanggulangan Kemiskinan
Kabupaten Kutai Kartanegara tahun 2005, jumlah penduduk miskin di Kabupaten Kutai
Kartanegara cenderung mengalami penurunan, dimana tahun 2001 masih sebesar
85.400 orang (19,75% dari jumlah penduduk) menurun menjadi 75.400 orang (16,39%
dari jumlah penduduk) pada tahun 2002. Kemudian pada tahun 2003 jumlah penduduk
miskin menurun lagi menjadi sebanyak 72.900 orang (14,96% dari jumlah penduduk).
Pada tahun 2004 jumlah penduduk meningkat menjadi 75.404 orang (13,94% dari
jumlah penduduk). Tahun 2005 jumlah penduduk miskin menurun menjadi 70.385
orang atau sebesar 12,84% dari jumlah penduduk.
PEREKONOMIAN
LAPORAN PENDAHULUAN
Sistem Informasi Geografis (SIG) Perencanaan dan Kontrol Pembangunan
di Kabupaten Kutai Kartanegara
36
Bab 3
GAMBARAN UMUM WILAYAH KABUPATEN KUTAI KARTANEGARA
Gambar 3-2
Grafik Pola Penggunaan Tanah di Kabupaten Kutai Kartanegara
Tahun 2006
2%
15%
Permukiman
6%
6%
Sawah
2%
1%
1%
Pertanian Kering / tegalan
Kebun campur
Perkebunan
67%
Tabel 3-6
Perkembangan PDRB di Kabupaten Kutai Kartanegara Tahun 2000-2006
Tahun
2000
2001
2002
2003
2004
2005
2006*)
Secara agregat, pertumbuhan ekonomi tanpa sektor migas di Kabupaten Kutai Kartanegara
pada periode tahun 2000 sampai dengan tahun 2006 menunjukkan peningkatan yang
signifikan. Pada tahun 2001, laju pertumbuhan ekonomi tanpa migas mencapai 5,03% dan ber
tumbuh menjadi 11,85% pada tahun 2006. Sementara itu, laju pertumbuhan dengan sektor
migas cenderung fluktuatif mengikuti harga minyak di pasaran dunia.
3.4.2
Struktur Ekonomi
Struktur ekonomi Kabupaten Kutai Kartanegara antara tahun 2000 - 2006 relatif tidak
mengalami perubahan yang mendasar. Sektor pertambangan merupakan sektor yang
memberikan kontribusi terbesar bagi pendapatan Kabupaten Kutai Kartanegara, diikuti oleh
sektor pertanian. Pada tahun 2006, kedua sektor tersebut membentuk 92,32 % dari total PDRB
Kabupaten Kutai Kartanegara dan khusus untuk sektor pertambangan memberikan sumbangan
yang selalu meningkat. Pada periode tahun 2000 hingga 2006, sektor pertambangan dan
penggalian dengan sub sektor migas merupakan sektor yang sangat dominan (rata-rata di atas
75% dari total PDRB) dalam menunjang pertumbuhan ekonomi Kabupaten Kutai Kartanegara.
Sektor yang juga memegang peranan penting dalam perekonomian Kutai Kartanegara adalah
LAPORAN PENDAHULUAN
Sistem Informasi Geografis (SIG) Perencanaan dan Kontrol Pembangunan
di Kabupaten Kutai Kartanegara
37
Bab 3
GAMBARAN UMUM WILAYAH KABUPATEN KUTAI KARTANEGARA
sektor pertanian dengan sub sektor kehutanan. Sektor ini memberikan kontribusi terhadap
total PDRB rata-rata di atas 10%.
Tabel 3-7
Distribusi Persentase PDRB dengan Migas Atas Dasar Harga Berlaku
di Kabupaten Kutai Kartanegara Tahun 2000-2006 (%)
Lapangan Usaha
Pertanian
Pertambangan & Penggalian
Industri Pengolahan
Listrik, Gas, & Air Bersih
Bangunan
Perdagangan, Hotel, & Restoran
Pengangkutan & Komunikasi
Keuangan, Persewaan & jasa Perusahaan
Jasa-jasa
Jumlah
2000
10,49
78,42
2,42
0,06
2,79
3,18
0,64
0,86
1,14
100
2001
10,82
76,23
2,51
0,07
3,92
3,23
0,76
0,9
1,56
100
2002
10,06
77,59
2,29
0,06
3,94
3,24
0,67
0,79
1,36
100
2003
10,74
75,57
2,46
0,07
4,49
3,63
0,73
0,85
1,46
100
2004
10,48
75,3
2,52
0,07
4,95
3,69
0,71
0,84
1,44
100
2005
5,37
86,72
1,33
0,04
2,9
2,09
0,39
0,43
0,75
100
2006*)
5,76
86,56
1,31
0,04
2,6
2,22
0,42
0,39
0,71
100
Tabel 3-8
Pertumbuhan PDRB di Kabupaten Kutai Kartanegara Tanpa Migas
Atas Dasar Harga Konstan Tahun 2000-2006
Lapangan Usaha
Pertanian
Pertambangan & Penggalian
Industri Pengolahan
Listrik, Gas, & Air Bersih
Bangunan
Perdagangan, Hotel, & Restoran
Pengangkutan & Komunikasi
Keuangan, Persewaan & jasa Perusahaan
Jasa-jasa
2001
0,41
4,55
4,57
3,31
18,25
6,37
15,31
0,99
10,34
2002
3,13
1,26
6,13
12,43
39,93
10,83
4,94
3,95
4,29
2003
7,88
0,76
5,24
8,37
13,85
8,61
5,86
6,25
4,9
2004
4,06
6,25
5,68
10,47
21,19
9,68
3,63
7,62
3,15
2005
27,36
32,29
6,76
0,19
14,76
10,63
2,01
2,17
3,81
2006*)
26,38
38,4
5,98
0,19
11,9
10,17
1,9
1,81
3,26
Total dan nilai produksi sektor-sektor tersebut selalu mengalami peningkatan, disebabkan
keduanya merupakan program prioritas pengembangan ekonomi Pemerintah Kabupaten Kutai
Kartanegara. Hal tersebut mengindikasikan bahwa perekonomian Kabupaten Kutai
Kartanegara sebagian besar berasal dari kegiatan yang berbasis ekstraksi sumberdaya alam
dan pertumbuhan ekonominya bergantung pada keberlanjutan kegiatan sektor-sektor
tersebut. Hal ini menunjukkan di masa depan perlu dikembangkan inovasi baru dalam
pengembangan sumberdaya alam yang dapat diperbaharui dan tidak hanya bergantung pada
sumberdaya alam yang tidak dapat diperbaharui.
Pendapatan regional per kapita (PDRB dibagi dengan jumlah penduduk) Kabupaten Kutai
Kartanegara cenderung mengalami peningkatan. Walaupun jumlah penduduk Kabupaten Kutai
Kartanegara pada periode tahun 2000 2006 mengalami pertumbuhan rata-rata sebesar 4,2%
per tahun, pendapatan regional per kapita mengalami pertumbuhan rata-rata di atas 10% per
tahun. Hal ini memberikan gambaran bahwa perekonomian Kabupaten Kutai Kartanegara
relatif stabil dan menunjukkan trend positif dalam hal pertumbuhan ekonomi.
LAPORAN PENDAHULUAN
Sistem Informasi Geografis (SIG) Perencanaan dan Kontrol Pembangunan
di Kabupaten Kutai Kartanegara
38
Bab 3
GAMBARAN UMUM WILAYAH KABUPATEN KUTAI KARTANEGARA
Tabel 3-9
Pendapatan Per Kapita dan Pendapatan Regional Per Kapita
di Kabupaten Kutai Kartanegara Tahun 2000-2006
Tahun
2000
2001
2002
2003
2004
2005
2006*)
Tanpa Migas
11.165.013
13.107.098
14.820.523
16.402.656
17.829.169
23.572.046
28.745.271
3.4.3
A
Potensi Ekonomi
Pertanian
Pembangunan pertanian dalam arti luas meliputi, bidang pertanian tanaman pangan,
perkebunan, peternakan, perikanan dan kelautan. Kabupaten Kutai Kartanegara
mempunyai potensi lahan pertanian yang cukup signifikan untuk dikembangkan sebagai
daerah pertanian baru di luar Jawa dan Sumatera. Ketersediaan lahan pertanian
diperkirakan seluas 2.584.269 Ha. terdiri dari lahan sawah 79.702 Ha, lahan kering
2.322.090 Ha dan lahan lainnya 282.477 Ha. Dari potensi yang ada, lahan sawah baru
dimanfaatkan 35.976 Ha (45,146 %) sedangkan untuk lahan kering sekitar 1.705.249 Ha
(76,74 %) dan lahan lainnya 21.418 Ha (7,58 %).
Potensi yang lain adalah adanya Sungai Mahakam sebagai sumber pengairan,
tersedianya alat dan mesin pertanian serta tersedianya Rice Processing Unit (RPU)
dengan kapasitas 50 ton/jam menjadikan Kabupaten Kutai Kartanegara surplus padi
setiap tahun dengan produksi padi sawah pada 2004 sebesar 183.845,22 ton dan padi
lading 15.192,17 ton. Dengan beberapa keunggulan ini telah menjadikan Kabupaten
Kutai Kartanegara sebagai lumbung pangan untuk Provinsi Kalimantan Timur dengan
kontribusi beras 50-60% per tahun. Perkembangan luas areal tanaman perkebunan
mencapai pertumbuhan rata-rata 4,27%, peningkatan terbesar pada perkebunan rakyat
tumbuh sebesar 7,98% pertahun sedangkan perkebunan besar meningkat sebesar ratarata 3,7% per tahun sedang perkebunan negara justru terjadi penurunan.
Sesuai jenis komoditas yang diusahakan, luas areal tertinggi terdapat pada tanaman
kelapa sawit (20,707 Ha) dengan pertumbuhan rata-rata 8,34 % per tahun.
Penyerapan terhadap tenaga kerja (sebagai petani dan buruh pabrik) di Kabupaten
Kutai Kartanegara sebanyak 32.980 orang terdiri dari petani 29.215 orang dan tenaga
kerja pada perusahaan perkebunan (pada 4 PBS) sekitar 3.765 orang.
Alat menangkap ikan menurut jenisnya dibedakan atas jaring insang hanyut sebanyak
25.008, bubu sebanyak- 58.147, jaring insang tetap sebanyak 34.263, pancing sebanyak
14.400, anco sebanyak- 18.265 dan lainnya sebanyak 72.137. Dari banyaknya jenis alat
penangkapan ikan tersebut, maka berikut ini akan dirincikan luas areal budidaya ikan,
dimana sampai dengan tahun terakhir luas areal budidaya tambak seluas 24.379 Ha
dengan produksi 15,3 ton dan nilai Rp.153.000. Luas areal budidaya kolam seluas 89,90
Ha dengan produksi 8.6821,4 ton dan nilai Rp.377.537.200. Sedangkan untuk produksi
dan nilai ikan perairan umum mencapai produksi 6.817,10 Ha dengan nilai
Rp.156.905.650.
Sampai dengan tahun 2004 pencapaian populasi ternak dapat dibedakan atas populasi
Sapi sebanyak 9.195 ekor, Kerbau 4.494 ekor, Kambing sebanyak 21.734 ekor, Domba
sebanyak- 13 ekor, Babi sebanyak 7.972 ekor. Untuk pencapaian populasi unggas
dibedakan atas Ayam Buras sebanyak 800.870 ekor, Ayam Potong 362.170 ekor, Ayam
Petelur 86,750 ekor, Itik sebanyak 126.464 ekor.
LAPORAN PENDAHULUAN
Sistem Informasi Geografis (SIG) Perencanaan dan Kontrol Pembangunan
di Kabupaten Kutai Kartanegara
39
Bab 3
GAMBARAN UMUM WILAYAH KABUPATEN KUTAI KARTANEGARA
Kebutuhan akan asupan gizi dari protein hewani didapatkan dari daging ternak dan
unggas, dimana sampai dengan tahun 2004 produksi ternak Sapi mencapai 212.214,70
Kg, Kerbau sebesar 19,607 Kg, Kambing sebesar 39,065,49 kg dan daging Babi sebesar
302.420,79 Kg. Produksi daging unggas sampai dengan tahun 2004 untuk Ayam Buras
mencapai 73.381,85 Kg, Ayam Potong mencapai 33.691.618,39 Kg, Ayam Petelur
mencapai 370.035,00 Kg, Itik mencapai 7.451.875,32 Kg dan untuk produksi telur Ayam
Petelur mencapai 573.612 Kg, Ayam Buras 347.797 Kg, Itik 634.543 Kg.
Untuk mengetahui potensi lahan (Ha) pertanian dan perkebunan beserta produksinya
(ton) yang terdapat di Kabupaten Kutai Kartanegara pada tahun terakhir ini, maka
berikut ini dapat ditampilkan tabel potensi luas lahan beserta produksinya.
Tabel 3-10
Jenis Komoditi Beserta Luas Lahan dan Jumlah Produksi
di Kabupaten Kutai Kartanegara Tahun 2006
No
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
Jenis Komoditi
Padi Sawah
Padi Ladang
Palawija
Sayuran
Buah
Perkebunan Rakyat
Perkebunan Karet
Perkebunan Lada
Perkebunan Kopi
Perkebunan Cengkeh
Perkebunan Kelapa
Perkebunan Kakao
Perkebunan Kapuk
Perkebunan Kemiri
Perkebunan Aren
Jambu Mente
Jahe
Panili
Pala
Kayu Manis
Pinang
Kelapa Sawit
Produksi (Ton)
1.738.369,2
19.348,25
27.153,08
28.680
200.960
20.667,67
3.789,50
7.249,50
1.198,08
9,60
5.940,60
369,70
21,35
272,03
26,45
16,66
30,50
0,50
0,15
0,50
1.740,00
Secara umum komoditas tanaman padi (sawah dan ladang) dan palawija memberikan
kontribusi cukup besar kepada produksi sektor pertanian untuk Kabupaten Kutai
Kartanegara. Padi sawah merupakan komoditas dengan nilai produksi tertinggi
dibandingkan komoditas lainnya.
Adapun komoditas ubi kayu memberikan kontribusi tertinggi untuk produksi tanaman
palawija di Kabupaten Kutai Kartanegara. Gambaran perkembangan produksi tanaman
padi dan palawija di Kabupaten Kutai Kartanegara dapat dilihat pada tabel berikut.
Tabel 3-11
Produksi Tanaman Padi dan Palawija (Ton) di Kabupaten Kutai Kartanegara
Tahun 2000-2004
Komoditi
Padi Sawah
Padi Ladang
Jagung
Ubi Kayu
Ubi Jalar
Kacang Tanah
Kedelai
Kacang Hijau
Sumber
Tahun
2000
161.783,20
23.627,00
6.736,00
23.175,00
6.102,00
662,00
610,00
181,00
Tahun
2001
160.586,41
22.978,76
3.899,49
35.532,02
7.475,85
997,15
704,50
255,94
Tahun
2002
187.999,23
24.954,09
5.488,76
63.580,51
13.963,64
1.964,41
1.720,33
419,05
Tahun
2003
156.444,88
20.038,25
3.185,00
39.585,00
10.009,00
1.320,00
556,00
299,00
Tahun 2004
183.845,22
15.192,17
1.437,00
20.999,56
6.525,82
530,81
152,37
152,13
Tahun
2005
175.968,00
19.024,00
1.689,27
19.221,23
6.758,89
473,74
127,54
150,72
Tahun 2006
1.738.369,20
19.348,25
2.351,00
17.608,85
6.206,81
553,15
252,20
181,20
LAPORAN PENDAHULUAN
Sistem Informasi Geografis (SIG) Perencanaan dan Kontrol Pembangunan
di Kabupaten Kutai Kartanegara
40
Bab 3
GAMBARAN UMUM WILAYAH KABUPATEN KUTAI KARTANEGARA
Adapun Luas hutan menurut tata guna hutan. Kesepakatan tahun 2003- 2004 adalah:
1) Kawasan Budidaya Kehutanan (K-BK) seluas 1.647.797 Ha:
Hutan Lindung / Protection Are Forest seluas 239.816 Ha.
Hutan Suaka Alam dan Wisata / Park and Reserve Forest seluas 68.884 Ha.
Hutan Produksi Tetap/Definitive seluas 806.128 Ha.
Hutan Pendidikan dan Penelitian / Education and Research Forest seluas
14.099 Ha.
2) Kawasan Hutan Non Budidaya Kehutanan (KBNK) seluas 989.960 Ha.
B
Pertambangan
Kegiatan pertambangan di Kabupaten Kutai Kartanegara mencakup pertambangan
migas dan non migas. Dari kegiatan tersebut, minyak bumi dan gas alam merupakan
hasil tambang yang sangat besar pengaruhnya dalam perekonomian Kabupaten Kutai
Kartanegara khususnya, dan Provinsi Kalimantan Timur pada umumnya, karena hingga
kini kedua hasil tambang tersebut merupakan komoditi ekspor utama. Perkembangan
produksi batu bara misalnya, pada tahun 2004 produksinya mencapai 11.751.667,49
metrik ton.
Tabel 3-12
Produksi Batu Bara Berdasarkan Perusahaan di Kabupaten Kutai Kartanegara
Tahun 2002 2004 (M. Ton)
No
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
Perusahaan
Coal Company
PT. Multi Harapan Utama
PT. Tanito Harum
PT. Bukit Baiduri Enterprises
PT. Fajar Bumi Sakti
PT. Anugrah Bara Kaltim
PT. Kitadin
PT. Welarco Subur Jaya
PT. Kartika Selabumi Mining
KUD Tani Maju
Koperasi Tahta Pokmas IDT
Jumlah
2002
861.929,00
1.831.263,81
699.514,83
100.454,00
1.579.703,00
1.849.414,00
6.922.278,63
Tahun
2003
1.574.456,00
2.083.041,91
195.042,70
70.387,38
2.478.749,00
2.291.493,00
330,772
253.342,90
68,18
33.045,18
8.979.957,02
2004
15.902.235,65
LAPORAN PENDAHULUAN
Sistem Informasi Geografis (SIG) Perencanaan dan Kontrol Pembangunan
di Kabupaten Kutai Kartanegara
41
Bab 3
GAMBARAN UMUM WILAYAH KABUPATEN KUTAI KARTANEGARA
sebanyak 10.465 orang. kemudian pada unit Industri Kimia Agro dan Hasil Hutan
sebanyak 1.445 orang.
Nilai investasi yang dicapai pada tahun 2004 adalah sebesar Rp. 136.885.642.000,dengan nilai produksi keseluruhan mencapai Rp. 3.676.893.343.966, dimana investasi
terbesar berada pada kelompok industri kimia yakni sebesar Rp. 129.776.142.000,dengan nilai produksi sebesar Rp. 3.693.170.779.906 dan disusul oleh kelompok
industri logam dengan nilai investasi sebesar Rp. 7.109.500.000,- dengan nilai produksi
sebesar Rp. 37.722.564.060.
3.5
PENGGUNAAN LAHAN
Pola penggunaan lahan pada hakekatnya merupakan gambaran pemanfaatan ruang dari hasil
jenis usaha dan tingkat teknologi di suatu wilayah dan sejauhmana aktivitas manusia dalam
memanfaatkan sumber daya tanah, baik oleh Pemerintah, Swasta maupun Masyarakat untuk
mencapai kesejahteraan hidupnya. Pola penggunaan lahan di Kabupaten Kutai Kartanegara
sesuai dengan pola penyebaran penduduk yang ada. Akumulasi penduduk sebagian besar
terdapat pada lokasi-lokasi yang dikembangkan oleh pemerintah, seperti: pusat perdagangan,
pusat industri, lokasi transmigrasi, dimana daerah-daerah tersebut sudah mempunyai sarana
dan prasarana yang memadai. Pola penggunaan lahan di Kabupaten Kutai Kartanegara, terdiri
atas:
A
Permukiman
Wilayah permukiman ini meliputi : perumahan, emplacement, perkantoran, tempat
olah raga, taman, kuburan, baik yang di perkotaan maupun di pedesaan terutama
permukiman transmigrasi, dengan luas 16.039 Ha atau 0,61 % dari luas wilayah
Kabupaten Kutai Kartanegara.
Sawah
Persawahan yang terdapat di Kabupaten Kutai Kartanegara sangat terbatas luasnya,
hal ini disebabkan karena keadaan topografinya umumnya bergelombang. Penggunaan
sawah dengan sistem pengairan sederhana atau sawah tadah hujan dengan 1 (satu) kali
tanam setahun atau tidak jarang satu kali tanam dalam jangka waktu dua tahun. Luas
persawahan ini adalah 53.437 Ha atau 2,05 % dari luas wilayah Kabupaten Kutai
Kartanegara.
Perkebunan
Perkebunan yang dimaksudkan disini adalah jenis tanaman keras monokultur baik
Perkebunan Rakyat, Kebun Besar Swasta, maupun Kebun Negara. Terapan
pembinaannya menggunakan 4 (empat) pola, yaitu : pola Parsial atau Swadaya, pola
UPP, pola PIR/NES, dan pola Perkebunan Besar Negara/Swasta. Jenis budidaya utama
yang mendapat pembinaan secara khusus adalah karet, kelapa, kopi, lada, kakao,
kelapa sawit, dan cengkeh sedangkan budidaya lainnya bersifat introduksi dan
dikembangkan secara diversifikasi seperti pala, panili, aren, jambu mente dan aneka
tanaman lainnya. Luas perkebunan adalah 34.812 Ha atau 1,33 % dari luas wilayah
Kabupaten Kutai Kartanegara.
LAPORAN PENDAHULUAN
Sistem Informasi Geografis (SIG) Perencanaan dan Kontrol Pembangunan
di Kabupaten Kutai Kartanegara
42
Bab 3
GAMBARAN UMUM WILAYAH KABUPATEN KUTAI KARTANEGARA
Hutan
Hutan di Kabupaten Kutai Kartanegara terdiri dari hutan lebat, hutan belukar, dan
hutan rawa dan hutan sejenis. Hutan lebat umumnya terdapat pada ketinggian 500
meter di atas permukaan laut. Jauh di pedalaman hutan belukar terdapat di antara
perladangan dan hutan lebat, sedangkan hutan rawa terdapat pada daerah yang selalu
tergenang seperti di daerah pantai. Luas hutan adalah 21.858,237 Ha atau 71,15 % dari
luas wilayah Kabupaten Kutai Kartanegara.
Danau/Rawa
Danau adalah areal dengan penggenangan permanen yang dasarnya dalam, terjadi
secara alami. Danau yang ada seluas 58.441 Ha atau 2,24 % dari luas wilayah
Kabupaten Kutai Kartanegara. Rawa adalah areal dengan penggenangan permanen
yang dasarnya dangkal, tetapi belum cukup dangkal untuk dapat ditumbuhi tumbuhtumbuhan besar dari dasarnya, sehingga umumnya ditumbuhi rerumputan. Rawa yang
ada seluas 12.082 Ha atau 0,46 % dari luas wilayah Kabupaten Kutai Kartanegara.
Penggunaan lahan di wilayah Kabupaten Kutai Kartanegara dari waktu ke waktu akan
mengalami perubahan, hal ini disebabkan karena adanya aktivitas manusia antara lain
kegiatan eksploitasi hutan oleh pemegang Hak Pengusahaan Hutan (HPH), kegiatan berpindah
oleh petani tradisional, pertumbuhan industri dan pertambangan serta pertumbuhan
penduduk yang sangat cepat sehingga dalam kurun waktu yang relatif singkat kegiatankegiatan ini akan merubah penggunaan lahan dari tahun ke tahun, baik di perkotaan maupun
di pedesaan. Perubahan penggunaan yang cepat terjadi adalah perubahan hutan lebat
menjadi hutan belukar dan perubahan hutan lebat menjadi perladangan, alang-alang dan
semak belukar. Sedangkan pada daerah-daerah yang penduduknya sudah menetap seperti di
sekitar pusat kecamatan atau desa/kelurahan akan terjadi perubahan penggunaan lahan dari
perladangan dan hutan belukar menjadi pertanian menetap dan kebun campuran. Perubahan
lain adalah karena timbulnya perkebunan-perkebunan besar di Kabupaten Kutai Kartanegara
seperti PTPN XIII, PT. HASFARM, PT. REA KALTIMPLANTATIONS dan kelompok-kelompok tani
lainnya.
Tabel 3-13
Penggunaan Lahan di Kabupaten Kutai Kartanegara Tahun 2005
No.
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
Penggunaan Lahan
Permukiman.
Sawah.
Tegalan/Pertanian Tanah Kering.
Kebun Campuran.
Perkebunan.
Hutan (Hutan Belukar, Hutan Lebat, Hutan Rawa,
Hutan Tanaman Industri).
Danau, Rawa, Tambak, Sungai.
Semak, Alang-alang, Ladang Berpindah, Bekas
Galian.
Total Luas
Luas (Ha)
160.369
53.437
183.807
41.489
34.812
21.858,237
%
16,04
5,35
18,39
4,15
3,48
2,19
70.523
433.346
7,05
43,35
999.641,237
100,00
LAPORAN PENDAHULUAN
Sistem Informasi Geografis (SIG) Perencanaan dan Kontrol Pembangunan
di Kabupaten Kutai Kartanegara
43
Bab 3
GAMBARAN UMUM WILAYAH KABUPATEN KUTAI KARTANEGARA
Penggunaan lahan di Kabupaten Kutai Kartanegara pada tahun 2006 didominasi oleh
penggunaan hutan, yang terdiri dari hutan belukar, hutan lebat, hutan rawa & hutan tanaman
industri dengan luas lahan untuk hutan mencapai 1.858.237 Ha atau 68,16 % dari total luas
wilayah Kabupaten Kutai Kartanegara. Penggunaan lahan yang lainnya adalah permukiman
160.369 Ha atau 5,88 %; sawah dengan luas 53.437 Ha atau 1,96%; pertanian kering/tegalan
183.807 Ha atau 6,74%; kebun campur 41.489 Ha atau 1,52 %; perkebunan 34.812 % atau 1,28
%; danau, rawa, tambak dan sungai 70.523 Ha atau 2,59 %; serta semak, alang-alang, ladang
berpindah dan bekas galian 433.346 atau 15,89 %.
Tabel 3-14
Luas Penggunaan Tanah di Kabupaten Kutai Kartanegara
Tahun 2006
No
Penggunaan Lahan
Permukiman
Sawah
Luas Areal
(Ha)
160.369
(%)
5,88
53.437
1,96
183.807
6,74
Kebun campur
41.489
1,52
Perkebunan
34.812
1,28
1.858.237
68,16
70.523
2,59
433.346
15,89
2.726.310,00
100,00
3.6
TRANSPORTASI
Sistem transportasi yang akan dibahas meliputi aksesibilitas, transportasi darat, transportasi
air/sungai, transportasi laut dan transportasi udara.
3.6.1
Transportasi Darat
A. Jaringan Jalan
Pengembangan Jalan Kabupaten Kutai Kartanegara
diselaraskan dengan pembangunan jalan trans
Kalimantan ini dimulai dari Kelurahan Sungai
Merdeka Kecamatan Samboja, sampai Loa Janan,
selanjutnya dari batas Kota Samarinda sampai ke
Kota Bontang.
Pembangunan Jembatan Kutai Kartanegara telah
membuka jalur transportasi Tenggarong Tenggarong Seberang - Samarinda dengan jarak
25 Km. Jembatan Martadipura yang telah selesai
dibangun dengan panjang 395 Meter dan Lebar 6
Meter, terletak di Desa Liang Kota Bangun yang
Jalan Trans Kalimantan yang menghubungkan
antara Kecamatan Tenggarong Seberang
membuka isolasi daerah pedalaman di Kabupaten
dengan Kecamatan Tenggarong
Kutai Kartanegara dengan menghubungkan jalur
darat antara Kota bangun, Kembang Janggut,
Tabang, dan Kenohan.
Total panjang jaringan jalan yaitu 1.117,94 Km, dimana panjang jalan berdasarkan
Tipe Permukaan Jalan yaitu tipe permukaan jalan aspal 379,48 Km, batu 123,6 Km,
semen 47,56 Km, kerikil 192,95 Km, tanah 374,35 Km. Panjang Jalan berdasarkan
LAPORAN PENDAHULUAN
Sistem Informasi Geografis (SIG) Perencanaan dan Kontrol Pembangunan
di Kabupaten Kutai Kartanegara
44
Bab 3
GAMBARAN UMUM WILAYAH KABUPATEN KUTAI KARTANEGARA
Kondisi Jalan yaitu kategori baik sekitar 131,11 Km, kategori sedang 269,73 Km, rusak
474,81 Km, dan rusak berat 242,29 Km.
Dari 179 desa yang dapat dijangkau dengan jalan darat tahun 2005, terdapat 124
desa/kelurahan yang kualitas permukaan jalan daratnya berasal dari aspal atau jalan
diperkeras artinya masih ada 55 desa lagi atau 27,92 persen yang permukaan jalannya
masih berasal dari tanah atau lainnya. Menurut Studi Identifikasi Desa Gerbang Dayaku
tahun 2000 jenis permukaan jalan yang berasal dari tanah ketika itu terdapat di 114
desa (76%), dan sisanya (24%) jenis permukaan dari aspal atau jalan batu. Dengan
demikian dapat dipastikan pelaksanaan program Gerbang Dayaku di bidang
infrastruktur selama ini berdampak pada peningkatan kualitas jalan yang pada
akhirnya persoalan pendistribusian barang dan jasa dalam rangka kegiatan ekonomi
penduduk dapat berjalan dengan lancar.
Tabel 3-15
Jumlah Desa/ Kelurahan di Kabupaten Kutai Kartanegara Yang Dapat Dilalui
Dengan Jalan Darat Dirinci Berdasarkan Jenis Permukaan Jalan Yang Terluas
Tahun 2005
No
Kecamatan
1
Anggana
2
Kembang Janggut
3
Kenohan
4
Kota Bangun
5
Loa Janan
6
Loa Kulu
7
Marang Kayu
8
Muara Badak
9
Muara Jawa
10
Muara Kaman
11
Muara Muntai
12
Muara Wis
13
Samboja
14
Sanga-sanga
15
Sebulu
16
Tabang
17
Tenggarong
18
Tenggarong Seberang
Kabupaten Kutai Kartanegara
Aspal/
Beton
3
0
0
5
6
7
1
9
3
4
3
2
17
3
3
0
12
7
85
Jumlah
5
11
8
19
8
9
11
12
7
11
8
4
21
5
13
14
13
18
197
Sampai dengan tahun 2006 total panjang jaringan jalan di Kabupaten Kutai
Kartanegara yaitu sepanjang 1.573,30 Km. Ditinjau dari tipe permukaan jalan, hanya
370,76 km (23,57 % dari total panjang jalan Kabupaten Kutai Kartanegara) yang
memiliki tipe permukaan jalan aspal, selebihnya masih berupa kerikil atau tanah.
Berdasarkan kondisi jalan, jalan di Kabupaten Kutai Kartanegara yang termasuk
kedalam kategori baik hanya sepanjang 279,92 Km (18,67 % dari total panjang jalan
Kabupaten Kutai Kartanegara) serta kategori sedang sepanjang 490,01 Km (32,68 %
dari total panjang jalan Kabupaten Kutai Kartanegara) sedangkan sisanya termasuk
rusak dan rusak berat. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa prasarana jalan di
Kabupaten Kutai Kartanegara masih kurang memadai untuk menunjang sektor
pariwisata.
LAPORAN PENDAHULUAN
Sistem Informasi Geografis (SIG) Perencanaan dan Kontrol Pembangunan
di Kabupaten Kutai Kartanegara
45
Bab 3
GAMBARAN UMUM WILAYAH KABUPATEN KUTAI KARTANEGARA
Tabel 3-16
Panjang Jalan di Kabupaten Berdasarkan Jenis Permukaan Jalan (Km)
Tahun 2006
Kecamatan
Samboja
Muara Jawa
Sanga-Sanga
Loa Janan
Loa Kulu
Muara Muntai
Muara Wis
Kota Bangun
Tenggarong
Sebulu
Tenggarong Seberang
Anggana
Muara Badak
Marang Kayu
Muara Kaman
Kenohan
Kembang Janggut
Tabang
Kabupaten Kutai Kartanegara
Aspal
30,51
4,79
22,17
12,83
55,38
16,26
94,90
20,91
48,24
6,53
13,63
27,34
17,27
370,76
Lainnya
6,35
2,11
5,16
0,17
8,33
11,48
41,84
16,01
2,24
43,54
5,07
47,47
19,16
10,34
29,94
30,59
78,80
358,60
Jumlah
77,87
11,73
35,32
20,59
104,17
48,77
46,46
86,60
180,78
147,94
121,82
44,67
80,35
130,42
127,91
96,55
111,35
100,00
1.573,30
Tabel 3-17
Panjang Jalan Berdasarkan Kondisi Jalan di Kabupaten Kutai Kartanegara (Km)
Tahun 2006
Kecamatan
Samboja
Muara Jawa
Sanga-Sanga
Loa Janan
Loa Kulu
Muara Muntai
Muara Wis
Kota Bangun
Tenggarong
Sebulu
Tenggarong Seberang
Anggana
Muara Badak
Marang Kayu
Muara Kaman
Kenohan
Kembang Janggut
Tabang
Kabupaten Kutai Kartanegara
Kondisi Jalan
Baik
22,14
6,9
3,27
2,02
11,66
40,61
1,24
20,38
6,01
29,63
15,48
10,34
37,55
12,78
59,91
279,92
Sedang
24,64
4,83
16,06
18,57
46,21
7,5
18,85
20,49
46,23
46,88
33,16
11,55
42,01
46,5
43,55
9,1
33,5
20,38
490,01
Rusak
21,28
15,99
42,55
41,27
19,45
50,69
65,05
80,12
58,96
25,67
8,71
68,44
62,16
7,02
44,66
2,28
614,3
Rusak
Berat
9,81
3,75
8,16
2,88
28,89
19,7
9,32
1,44
0
0
11,86
19,43
115,24
Jumlah
77,87
11,73
35,32
20,59
104,17
48,77
46,46
74,06
180,78
147,94
121,82
44,67
80,35
130,42
127,91
73,1
90,94
82,57
1.499,47
B. Terminal
Berdasarkan RTRW Kabupaten Kutai Kartanegara, jaringan trayek angkutan umum di
Kabupaten Kutai Kartanegara ada 12 trayek angkudes dan angkot, dimana untuk
angkutan kota di Tenggarong belum terikat dalam rute angkutan yang tetap. Dari sisi
pandang jangkauan pelayanan, dengan jumlah 12 trayek tersebut masih ada beberapa
kawasan yang belum terlayani.
Untuk menunjang kemudahan transportasi darat, terminal penumpang kendaraan
bermotor roda 4 atau lebih dirasa penting keberadaannya. Di Kabupaten Kutai
LAPORAN PENDAHULUAN
Sistem Informasi Geografis (SIG) Perencanaan dan Kontrol Pembangunan
di Kabupaten Kutai Kartanegara
46
Bab 3
GAMBARAN UMUM WILAYAH KABUPATEN KUTAI KARTANEGARA
Bukan Umum
Non Public
Negara
Swasta
State
Private
Umum
Public
Negara
State
Jumlah
Swasta
Private
Total
26
176
40
0
0
275
456
231
1
1
0
0
0
0
0
46
1
68
0
0
347
633
339
1
1
50
0
0
0
5
0
84
43
1
1.389
148
28
6
2
304
1.824
3
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
1.439
148
28
6
7
304
1.908
46
1
23
228
43
1.164
0
0
4
162
70
1.554
4.426
49
50.202
2.092
0
0
0
0
54.628
2.141
Tabel 3-19
Jumlah Desa/ Kelurahan di Kabupaten Kutai Kartanegara
Dirinci Menurut Keberadaan Terminal Penumpang Kendaraan Bermotor
Roda 4 Atau Lebih Tahun 2005
No.
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
Kecamatan
Anggana
Kembang Janggut
Kenohan
Kota Bangun
Loa Janan
Loa Kulu
Marang Kayu
Muara Badak
Muara Jawa
Muara Kaman
Muara Muntai
Muara Wis
Samboja
LAPORAN PENDAHULUAN
Sistem Informasi Geografis (SIG) Perencanaan dan Kontrol Pembangunan
di Kabupaten Kutai Kartanegara
8
11
8
20
8
9
11
12
7
19
12
7
21
47
Bab 3
GAMBARAN UMUM WILAYAH KABUPATEN KUTAI KARTANEGARA
No.
14
15
16
17
18
Kecamatan
Sanga-sanga
Sebulu
Tabang
Tenggarong
Tenggarong Seberang
Kabupaten Kutai Kartanegara
3.6.2
Transportasi Udara
Pemerintah Daerah Kabupaten Kutai Kartanegara telah menyusun rencana
pembangunan bandar udara di Loa Kulu, Kabupaten Kutai Kartanegara, sekitar 12 Km
dari Kota Samarinda ibu kota Kalimantan Timur. Keberadaan bandar udara ini
diharapkan mampu meningkatkan akses barang dan jasa dari dan menuju ke Kabupaten
Kutai Kartanegara.
Kondisi pergerakan orang dan barang yang menggunakan angkutan udara di Kabupaten
Kutai Kartanegara secara umum saat ini masih memanfaatkan prasarana perhubungan
udara di Kota Samarinda yaitu Bandara Tamindung. Sedangkan kondisi Bandar udara
yang ada di Wilayah Pesisir Kabupaten Kutai Kartanegara masih berupa lapangan
perintis dan Bandara Khusus milik swasta, diantaranya berada di Kecamatan Muara
Badak dan Kecamatan Samboja.
Jenis lapangan di wilayah ini kebanyakan landasan nya masih berupa pengerasan dan
belum dimanfaatkan secara komersial. Di Kecamatan Muara Badak misalnya, terdapat
lapangan udara perintis, dimana sangat terkait dengan potensi Kecamatan Muara
Badak sebagai daerah yang mempunyai cadangan minyak bumi yang cukup banyak.
Bandar udara yang ada di Kabupaten Kutai Kartanegara berupa bandara khusus milik
swasta yang terdapat di Kecamatan Marang Kayu, Muara Badak, Samboja dan Kota
Bangun. Kondisi bandar udara ini masih berupa lapangan perintis yang hanya dapat
didarati oleh pesawat terbang jenis Cassa dan Twin Otter dengan panjang lapangan
terbang bervariasi, mulai dari 450 meter sampai dengan 1.200 meter. Keberadaan
lapangan perintis ini sangat terkait dengan potensi Muara Badak sebagai daerah yang
mempunyai cadangan minyak bumi yang cukup banyak dan memudahkan arus
pergerakan barang dan jasa minyak bumi.
Selain bandar udara khusus yang dimiliki Kabupaten Kutai Kartanegara, untuk menuju
Kabupaten Kutai Kartanegara dapat melalui Bandar Udara Internasional dan domestik
yang terdapat di Balikpapan yaitu bandar udara Sepinggan dan Bandar Udara Sungai
Siring dan Temindung yang terdapat di Samarinda. Adapun Maskapai penerbangan
yang dilayani di bandara tersebut antara lain : Garuda Indonesia, Merpati Nusantara
Air Lines, Lion Air, Adam Air, Mandala Air Lines, Sriwijaya Air, Indonesia Air Asia,
Batavia Air, Pelita Air Service, serta maskapai penerbangan luar negeri yang bernama
Silk Air.
3.6.3
LAPORAN PENDAHULUAN
Sistem Informasi Geografis (SIG) Perencanaan dan Kontrol Pembangunan
di Kabupaten Kutai Kartanegara
48
Bab 3
GAMBARAN UMUM WILAYAH KABUPATEN KUTAI KARTANEGARA
yang dapat dimanfaatkan untuk pergerakan orang dan barang dengan panjang 920 km
dengan panjang yang dapat di layari sepanjang 700 km.
Wilayah Kabupaten Kutai Kartanegara memiliki 31 sungai dan 16 danau, dimana
keberadaan danau dan sungai tersebut dimanfaatkan penduduk khususnya di daerah
pedalaman untuk transportasi air yang menghubungkan antar desa/kelurahan.
Tabel 3-20
Daftar Sungai Di Kabupaten Kutai Kartanegara
No
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
Nama Sungai
Mahakam
Kutai Lama
Separi
Sebulu
Sabintulung
Menamang Kanan
Menamang Kiri
Bandang
Liwit
Telaga
Pantun
Marah
Atan
Tinjau
Belawan
Kapai
Lura
Penoon
Tabang
Majuh
Ritan
Sentakan
Berambai
Enggelam
Bekuak
Peri
Merah
Alau
Boh
Ninjah
Tenggarong
Panjang (Km)
920
24
39
29
51
39
51
38
23
119
32
49
40
37
229
28
39
28
14
22
44
35
94
50
31
64
51
32
71
72
22
Tabel 3-21
Nama Danau di Kabupaten Kutai Kartanegara
No
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
Nama Danau
Siran
Man
Melintang
Semayang
Wis
Karang
Merambi
Puan Rabuk
Loa Kan
Perian
Tempatung
Batu Bumbun
Kajo
Tanah Liat
Luas (Ha)
39
29
11.000
13.000
38
39
51
319
23
198
119
182
32
49
LAPORAN PENDAHULUAN
Sistem Informasi Geografis (SIG) Perencanaan dan Kontrol Pembangunan
di Kabupaten Kutai Kartanegara
49
Bab 3
GAMBARAN UMUM WILAYAH KABUPATEN KUTAI KARTANEGARA
Nama Dermaga
Nama
Alur
Sungai
Mahakam
Mahakam
Mahakam
1
2
3
Sukma Wira
Teplan Pandan
Pediwa
Mahakam
Penyeberangan
Pulau Kurnala
Muara Kaman
Kota Bangun
Mahakam
Muara Muntai
Mahakam
8
9
Sungai Medam
Hand 11
Mahakam
Mahakam
Mahakam
Lokasi
Tenggarong
Tenggarong
Tenggarong
Seberang
Tenggarong
Ware
Kaman
Kota
Bangun
Muara
Muntai
Anggana
Muara Jawa
Jumlah
(Unit)
Panjang
(m)
Luas
(m)
1
1
1
12
12
12
48
48
48
30
450
16,8
67
12
96
26
104
1
1
26
20
156
160
3.6.4
Transportasi Laut
Untuk perhubungan laut saat ini masih berpusat di Kota
Samarinda dan Kota Balikpapan. Pelabuhan yang ada di
wilayah pesisir saat ini antara lain berada di Tanjung
Santang (Kecamatan Marangkayu), Dondang (Kecamatan
Muara Jawa), Saliki (Kecamatan Muara Badak), Tambora
(Kecamatan Anggana), Handil 11 (Kecamatan Samboja)
dan Pelabuhan Pendingin (Kecamatan Sanga-Sanga).
Semua pelabuhan ini masih bersifat sebagai pelabuhan
laut khusus migas. Kabupaten Kutai Kartanegara melalui
Dinas
Perhubungan
telah
memprogramkan
Salah Satu Pelabuhan
pengembangan serta pembangunan pelabuhan laut
sebagai kawasan pelabuhan kontainer di daerah
Kecamatan Muara Jawa dan Marangkayu di bagian Utara
serta di Muara Jawa dan Samboja di daerah pesisir.
3.7
3.7.1
Sarana
Sarana Peribadatan
Kondisi eksisting jumlah sarana peribadatan pada tahun 2004 untuk setiap kecamatan
di Kabupaten Kutai Kartanegara adalah sebagai berikut:
LAPORAN PENDAHULUAN
Sistem Informasi Geografis (SIG) Perencanaan dan Kontrol Pembangunan
di Kabupaten Kutai Kartanegara
50
Bab 3
GAMBARAN UMUM WILAYAH KABUPATEN KUTAI KARTANEGARA
Tabel 3-23
Jumlah Sarana Peribadatan di Kabupaten Kutai Kartanegara
Tahun 2006
No
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
12.
13.
14.
15.
16.
17.
18.
Kecamatan
Samboja
Muara Jawa
Sanga-Sanga
Loa Janan
Loa Kulu
Muara Muntai
Muara Wis
Kota Bangun
Tenggarong
Sebulu
Tenggarong Seberang
Anggana
Muara Badak
Marang Kayu
Muara Kaman
Kenohan
Kb Janggut
Tabang
Jumlah Tahun 2006
Tahun 2005
Mesjid
56
21
8
34
38
13
8
30
30
25
35
24
35
34
32
7
12
4
446
443
Langgar
Musholla
64
23
22
32
51
20
10
25
69
29
60
14
21
38
18
8
16
4
524
524
0
4
2
2
1
2
0
1
25
8
2
7
3
2
3
0
0
0
62
62
Gereja
Katholik
3
0
1
2
0
2
0
2
21
3
1
1
1
1
1
0
0
7
27
27
Gereja
Protestan
12
2
1
4
5
2
0
2
9
1
8
2
7
6
1
3
6
15
86
86
Jumlah
135
50
34
74
95
39
18
60
154
66
106
48
67
81
55
18
34
30
1145
1142
Sarana Pendidikan
Pendidikan yang ada saat ini di Kabupaten Kutai Kartanegara meliputi: 648 sekolah,
yang terdiri atas 180 sekolah TK, 469 sekolah untuk tingkat SD/MI, 121 sekolah untuk
tingkat SMTP/MTs, dan 77 sekolah untuk tingkat SMU/K dan MA.
Sarana Kesehatan
Pada dasarnya pembangunan di bidang kesehatan
bertujuan untuk memberikan pelayanan kesehatan
secara mudah. merata. dan murah. Dengan
meningkatnya pelayanan kesehatan. Pemerintah
berupaya
meningkatkan
derajat
kesehatan
masyarakat. Salah satu upaya Pemerintah dalam
rangka memeratakan pelayanan kesehatan kepada
masyarakat adalah dengan penyediaan fasilitas
kesehatan terutama Puskesmas dan Puskesmas
Pembantu karena kedua fasilitas tersebut dapat
Salah Satu Sarana Kesehatan
menjangkau segala lapisan masyarakat hingga ke
Berupa Polindes
daerah
terpencil. Upaya
Pemerintah
dalam
Di Kecamatan Sanga-Sanga
pelayanan kesehatan tercermin adanya pembangunan
fasilitas kesehatan. Pada tahun 2006 jumlah Rumah Sakit yang ada di Kabupaten Kutai
Kartanegara adalah 2 (dua) buah yang salah satunya terletak di wilayah pesisir yaitu di
Kecamatan Samboja. Sedangkan jumlah Puskesmas dan Puskesmas Pembantu yang
telah didirikan sebanyak 27 dan 127 buah, 7 buah puskesmas diantaranya atau 25,93%
dari total jumlah puskesmas di Kabupaten Kutai Kartanegara dan sebanyak 45 buah
puskesmas pembantu atau 35,43% dari total jumlah puskesmas pembantu di Kabupaten
Kutai Kartanegara berada di kecamatan wilayah pesisir.
Selain itu masih ada pelayanan kesehatan yang ditujukan bagi Pegawai Negeri Sipil
melalui fasilitas Askes Prima. Jumlah Dokter Spesialis yang melayani Askes prima
LAPORAN PENDAHULUAN
Sistem Informasi Geografis (SIG) Perencanaan dan Kontrol Pembangunan
di Kabupaten Kutai Kartanegara
51
Bab 3
GAMBARAN UMUM WILAYAH KABUPATEN KUTAI KARTANEGARA
Prasarana
Prasarana Telekomunikasi
Dengan semakin meningkatnya perkembangan suatu daerah, maka kebutuhan akan
prasarana telekomunikasi akan semakin meningkat pula. Kebutuhan telepon bagi
Kabupaten Kutai Kartanegara akan terus meningkat tahun demi tahun.
Prasarana telekomunikasi khususnya jaringan telepon di wilayah Kabupaten Kutai
Kartanegara baru menjangkau 7 (tujuh) kecamatan dari 18 (delapan belas) kecamatan
di wilayah Kabupaten Kutai Kartanegara yang jaringannya sudah menjangkau seluruh
wilayah kecamatan. Ketujuh kecamatan tersebut adalah Kecamatan Tenggarong,
Muara Badak, Loa Janan, Kota Bangun, Loa Kulu, Samboja dan Muara Jawa. Sedangkan
untuk kecamatan lainnya, baru menjangkau sebagian wilayah kecamatannya dengan
jumlah sambungan yang masih terbatas. Meskipun prasarana jaringan telepon di
wilayah Kabupaten Kutai Kartanegara belum menjangkau seluruh wilayah kabupaten,
namun kebutuhan telekomunikasi penduduk Kabupaten Kutai Kartanegara juga
dipenuhi oleh sistem telepon nirkabel.
Tabel 3-24
Jumlah Desa/Kelurahan di Kabupaten Kutai Kartanegara Dirinci Menurut Keberadaan
Telepon Umum Koin/Kartu yang Masih Aktif Tahun 2005
No
Kecamatan
1
Anggana
2
Kembang Janggut
3
Kenohan
4
Kota Bangun
5
Loa Janan
6
Loa Kulu
7
Marang Kayu
8
Muara Badak
9
Muara Jawa
10
Muara Kaman
11
Muara Muntai
12
Muara Wis
13
Samboja
14
Sanga-sanga
15
Sebulu
16
Tabang
17
Tenggarong
18
Tenggarong Seberang
Kabupaten Kutai Kartanegara
Tabel 3-25
Jumlah Desa/Kelurahan di Kabupaten Kutai Kartanegara Dirinci Menurut Keberadaan
Wartel/Kiospon/Warpostel/Warparpostel Tahun 2005
No
1
2
3
4
5
6
7
Kecamatan
Samboja
Muara Jawa
Sanga-Sanga
Loa Janan
Loa Kulu
Muara Muntai
Muara Wis
Keberadaan Wartel/Kiospon/Warpostel/Warparpostel
Ada
Tidak
Jumlah
17
4
3
4
3
2
6
2
6
3
0
12
0
7
LAPORAN PENDAHULUAN
Sistem Informasi Geografis (SIG) Perencanaan dan Kontrol Pembangunan
di Kabupaten Kutai Kartanegara
21
7
5
8
9
12
7
52
Bab 3
GAMBARAN UMUM WILAYAH KABUPATEN KUTAI KARTANEGARA
No
Kecamatan
8
Kota Bangun
9
Tenggarong
10
Sebulu
11
Tenggarong Seberang
12
Anggana
13
Muara Badak
14
Marang Kayu
15
Muara Kaman
16
Kenohan
17
Kembang Janggut
18
Tabang
Kabupaten Kutai Kartanegara
Keberadaan Wartel/Kiospon/Warpostel/Warparpostel
Ada
Tidak
Jumlah
6
14
20
12
1
13
9
4
13
13
5
18
7
1
8
5
7
12
7
4
11
5
14
19
0
8
8
5
6
11
3
15
18
107
113
220
Sementara itu fasilitas komunikasi lain yang bersifat lebih konvensional yaitu pos,
keberadaannya relatif lebih merata di kecamatan-kecamatan di Kabupaten Kutai
Kartanegara. Dari 18 (delapan belas) kecamatan hanya 2 (dua) yang tidak memiliki
kantor pos dan sejenisnya, yaitu kecamatan Marang Kayu dan Kenohan. Tabel berikut
menunjukkan keberadaan kantor pos dan sejenisnya di Kabupaten Kutai Kartanegara.
Tabel 3-26
Jumlah Desa/Kelurahan di Kabupaten Kutai Kartanegara Dirinci Menurut Keberadaan Kantor
Pos/Pos Pembantu/Rumah Pos Tahun 2005
No
Kecamatan
1
Samboja
2
Muara Jawa
3
Sanga-Sanga
4
Loa Janan
5
Loa Kulu
6
Muara Muntai
7
Muara Wis
8
Kota Bangun
9
Tenggarong
10
Sebulu
11
Tenggarong Seberang
12
Anggana
13
Muara Badak
14
Marang Kayu
15
Muara Kaman
16
Kenohan
17
Kembang Janggut
18
Tabang
Kabupaten Kutai Kartanegara
LAPORAN PENDAHULUAN
Sistem Informasi Geografis (SIG) Perencanaan dan Kontrol Pembangunan
di Kabupaten Kutai Kartanegara
53
Bab 3
GAMBARAN UMUM WILAYAH KABUPATEN KUTAI KARTANEGARA
Tabel 3-27
Cakupan Pelayanan Air Bersih PDAM di Kabupaten Kutai Kartanegara
Sumber Air Baku
No
Kecamatan
Anggana
2
3
Kembang
Janggut
Kenohan
Kota Bangun
Loa Janan
Loa Kulu
Marang Kayu
8
9
10
Muara Badak
Muara Jawa
Muara Kaman
11
Muara Muntai
12
Muara Wis
13
Samboja
14
Sanga-sanga
15
Sebulu
16
Tabang
17
Tenggarong
18
Tenggarong
Seberang
Jenis
Sumber
Air
Permukaan
Air
Permukaan
Air
Permukaan
Air
Permukaan
Air
Permukaan
Air
Permukaan
Air
Permukaan
Air Tanah
Air Tanah
Air
Permukaan
Air
Permukaan
Air
Permukaan
Air
Permukaan
+ Air Tanah
Air
Permukaan
+ Air Tanah
Air
Permukaan
Air
Permukaan
Air
permukaan
Air
Permukaan
Kapasitas
Minimum
(l/dt)
Tak Terhingga
Jarak Ke
Pelayanan (m)
Kondis
i
950
IPA
10
Baik
27,240
Baik
19
Tak Terhingga
750
IPA
Baik
7,605
Baik
81
Tak Terhingga
650
IPA
Baik
7,605
Baik
58
Tak Terhingga
900
IPA
32,5
Baik
5,065
Baik
58
Tak Terhingga
600
IPA
60
Baik
50,279
Baik
54
Tak Terhingga
300
IPA
20
Baik
21,000
Baik
25
Tak Terhingga
800
IPA
12,5
Baik
175,020
Baik
38
10
30
Tak Terhingga
400
400
950
IPA + AERASI
IPA + AERASI
IPA
5
22,5
5
Baik
Baik
Baik
21,356
40,500
5,872
Baik
Baik
Baik
15
52
42
Tak Terhingga
700
IPA
12,5
Baik
20,080
Baik
87
Tak Terhingga
700
IPA
Baik
4,118
Baik
46
Tak Terhingga
1.000
IPA
30
Baik
29,875
Baik
31
Tak Terhingga
2.000
IPA
AERASI
10
Baik
16,198
Baik
51
Tak Terhingga
800
IPA
20
Baik
34,519
Baik
60
Tak Terhingga
650
IPA
Baik
Tak Terhingga
700
IPA Lengkap
175
Baik
Tak Terhingga
3.500
IPA
31,5
Baik
Panjang
(m)
Cakupan
Pelayanan (%)
Jenis Pengolahan
Kondisi
75
56,927
Baik
36
LAPORAN PENDAHULUAN
Sistem Informasi Geografis (SIG) Perencanaan dan Kontrol Pembangunan
di Kabupaten Kutai Kartanegara
54
Bab 3
GAMBARAN UMUM WILAYAH KABUPATEN KUTAI KARTANEGARA
Tabel 3-28
Kapasitas Produksi Air Minum oleh PDAM di Kabupaten Kutai Kartanegara per Bulan Tahun 2004 2006
No.
Bulan
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
12.
Januari
Februari
Maret
April
Mei
Juni
Juli
Agustus
September
Oktober
November
Desember
Jumlah
319
385
392
395
406
415
422
419
437
427
430
441
Produksi 2004
(M)
842.268
833.873
802.989
820.113
833.614
835.360
865.433
901.136
926.275
914.241
942.103
929.990
10.447.395
Produksi 2005
(M)
963.461
961.842
897.430
964.254
972.960
958.331
963.214
990.907
1.037.885
1.060.031
1.034.973
1.033.261
11.807.549
Produksi 2006
(M)
963.906
997.425
959.288
979.981
1.031.826
1.032.551
1.042.561
1.049.052
1.096.251
1.087.950
1.111.879
1.118.388
12.471.058
LAPORAN PENDAHULUAN
Sistem Informasi Geografis (SIG) Perencanaan dan Kontrol Pembangunan
di Kabupaten Kutai Kartanegara
55
Bab 3
GAMBARAN UMUM WILAYAH KABUPATEN KUTAI KARTANEGARA
Kapasitas produksi air bersih yang dihasilkan oleh PDAM Tirta Mahakam Kabupaten
Kutai Kartanegara mengalami peningkatan dari tahun ke tahun. Pada tahun 2006,
produksi air bersih yang dihasilkan oleh PDAM Tirta Mahakam Kabupaten Kutai
Kartanegara mencapai 12.471.058 m3. Jumlah ini diperuntukkan bagi 31.996
sambungan rumah (SR) dengan jumlah penduduk yang dilayani sebanyak 161.241 jiwa.
Peningkatan produksi air bersih ini sejalan dengan peningkatan jumlah sambungan
rumah dan jumlah penduduk yang dilayani. Perkembangan jumlah sambungan rumah
dan jumlah penduduk yang dilayani oleh PDAM Tirta Mahakam Kabupaten Kutai
Kartanegara dari tahun 2004 hingga tahun 2006 ditunjukkan pada tabel di bawah ini
Tabel 3-29
Jumlah Sambungan Rumah dan Penduduk yang Dilayani PDAM Tirta Mahakam
di Kabupaten Kutai Kartanegara Tahun 2004 2006
No
Kecamatan
1.
Anggana
2.
Kembang Janggut
3.
Kenohan
4.
Kota Bangun
5.
Loa Janan
6.
Loa Kulu
7.
Marang Kayu
8.
Muara Badak
9.
Muara Jawa
10.
Muara Kaman
11.
Muara Muntai
12.
Muara Wis
13.
Samboja
14.
Sanga-sanga
15.
Sebulu
16.
Tabang
17.
Tenggarong
18.
Tenggarong Seberang
Kabupaten Kutai Kartanegara
Sumber:
2005
636
651
279
1.186
5.231
1.125
571
338
1.571
401
1.007
135
1.027
509
1.289
10.481
1.617
28.054
2006
752
720
315
1.602
5.603
1.412
629
442
2.128
434
1.204
209
1.183
623
1.417
11.282
2.041
31.996
Perkembangan konsumsi air bersih di Kabupaten Kutai Kartanegara dapat dilihat secara
lengkap pada tabel berikut.
Tabel 3-30
Perkembangan PDAM di Kabupaten Kutai Kartanegara Tahun 2001 2004
No
1
2
3
4
5
6
7
8
Uraian
Pelanggan :
- Sosial Umum & Khusus
- Rumah Tangga
- Niaga
- Industri
- Pelabuhan
Jumlah Pelanggan (SR)
Air yang Diproduksi (M3)
Air yang Di distribusi (M3)
Air yang Dipakai Sendiri
Jumlah (M3)
Persentase (%)
Air yang Terjual (M3)
Kebocoran/Kehilangan Air (M3)
Jumlah (M3)
Persentase (%)
Kapasitas Terpasang (LT/DT)
Kapasitas Produksi (LT/DT)
Tahun
2001
2002
2003
2004
447
17.782
378
3
0
18.610
7.022.661
6.515.114
475
20.682
398
3
0
21.558
6.459.726
7.973.307
515
22.415
399
2
0
23.331
9.414..561
8.949.759
508
24.663
470
2
0
25.643
10.546.872
9.980.429
507.547
7,23
4.849.345
486.418
5,75
5.954.226
464.802
4,94
6.643.425
566.443
5,37
7.358.785
1.665.770
25,57
343,5
328,34
2.019.081
25,32
374,5
361,95
2.306.334
25,77
377,5
386,04
2.621.644
26,27
430
459,97
Keterangan
Untuk tahun
2005
perkembangan
data s/d
kwartal ke
II atau s/d
bulan
Agust-05
Air yang
dipakai
sendiri
dipergunakan
untuk proses
produksi
LAPORAN PENDAHULUAN
Sistem Informasi Geografis (SIG) Perencanaan dan Kontrol Pembangunan
di Kabupaten Kutai Kartanegara
56
Bab 3
GAMBARAN UMUM WILAYAH KABUPATEN KUTAI KARTANEGARA
Prasarana Ketenagalistrikan
Untuk pelayanan kebutuhan listrik penduduk yang dilayani oleh Perusahaan Listrik
Negara (PLN), yang di distribusi ke 18 Wilayah Kecamatan. Pada umumnya pemakaian
listrik di daerah ini adalah untuk keperluan rumah tangga, usaha, industri serta umum.
Dari proporsinya yang dominan untuk rumah tangga sebesar 25.626.691 Watt dari
jumlah tenaga listrik sebesar 40.680.594 Watt
Berdasarkan data ketenagalistrikan yang didapatkan maka berikut ini dapat dirincikan
data ketenagalistrikan dari tahun 2001 sampai dengan tahun 2005 sebagai berikut:
Tabel 3-31
Data Ketenagalistrikan PT. PLN (Persero) Cabang Samarinda
Wilayah Kerja di Kabupaten Kutai Kartanegara Tahun 2001-2004
No
1
2
Uraian
Jumlah Pelanggan Listrik Tersambung
Jumlah Produksi (KWh)
Jumlah Terpasang (VA)
Dijual (KWh)
Dipakai Sendiri (Kwh)
Susut/Kehilangan%
Banyaknya Jenis Pelanggan dan Ranting
- Rumah Tangga
- Usaha Industri
- Umum
Banyaknya Tenaga Listrik yang terjual
2001
33.975
47.148.137
33.658.505
41.697.967
11,6
Tahun
2002
2003
35.125
35.988
67.014.296
73.384.046
34.630.614
39.230.000
60.189.416
65.364.004
10,2
2004
37.737
91.518.912
41.318.000
82.717.759
10,9
9,6
33.193
15
35.988
65.364.004
34.767
12
37.637
82.717.759
Sumber : Data Diolah Dari PT PLN Cabang Samarinda Wilayah Kerja Kab. Kutai Kartanegara, 2001-2004
LAPORAN PENDAHULUAN
Sistem Informasi Geografis (SIG) Perencanaan dan Kontrol Pembangunan
di Kabupaten Kutai Kartanegara
57
Bab 3
GAMBARAN UMUM WILAYAH KABUPATEN KUTAI KARTANEGARA
Prasarana Persampahan
Sesuai dengan kondisi fisik lingkungan dan kepadatan bangunan maka masalah sampah
belum menimbulkan persoalan serius hingga saat ini. Namun demikian perlu dilakukan
peningkatan kualitas pengelolaan. Pada wilayah daratan dapat ditingkatkan
pemusnahan dengan cara pembakaran, penimbunan dan pengurugan pada lahan
terbuka dengan tetap menjaga aspek sanitasi dan estetika. Pada wilayah pulau-pulau
pengelolaan sampah ditingkatkan melalui pembakaran. Pembuangan ke perairan
dihindari karena akan mengganggu aliran air, menimbulkan permasalahan estetika dan
sanitasi.
Tabel 3-32
Jumlah Timbunan Sampah Berdasarkan Jumlah Penduduk Per Kecamatan
di Kabupaten Kutai Kartanegara Tahun 2006
No
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
Kecamatan
Samboja
Muara Jawa
Sanga-Sanga
Loa Janan
Loa Kulu
Muara Muntai
Muara Wis
Kota Bangun
Tenggarong
Sebulu
Tenggarong Seberang
Anggana
Muara Badak
Marang Kayu
Muara Kaman
Kenohan
Kembang Janggut
Tabang
Kabupaten Kutai Kartanegara
Jumlah
Penduduk
Tahun 2006
44.170
24.519
14.667
51.209
38.745
17.674
8.396
28.001
71.270
33.797
49.393
27.607
36.190
22.117
32.043
11.884
20.451
10.100
542.233
Timbulan Sampah
Domestik (Asumsi =
2,5 lt/org/hr)
110.425,0
61.297,5
36.667,5
128.022,5
96.862,5
44.185,0
20.990,0
70.002,5
178.175,0
84.492,5
123.482,5
69.017,5
90.475,0
55.292,5
80.107,5
29.710,0
51.127,5
25.250,0
1.355.582,5
Timbulan Sampah
Non - Domestik
22.085,0
12.259,5
7.333,5
25.604,5
19.372,5
8.837,0
4.198,0
14.000,5
35.635,0
16.898,5
24.696,5
13.803,5
18.095,0
11.058,5
16.021,5
5.942,0
10.225,5
5.050,0
271.116,5
Kecamatan
Jenis Sarana
TPS
Samboja
Muara Jawa
Sanga-Sanga
Loa Janan
Loa Kulu
Muara Muntai
Muara Wis
Kota Bangun
Tenggarong
Sebulu
Tenggarong Seberang
Anggana
LAPORAN PENDAHULUAN
Sistem Informasi Geografis (SIG) Perencanaan dan Kontrol Pembangunan
di Kabupaten Kutai Kartanegara
Gerobak
13
7
4
15
12
5
3
8
21
10
15
8
66
37
22
77
58
27
13
42
107
51
74
41
58
Bab 3
GAMBARAN UMUM WILAYAH KABUPATEN KUTAI KARTANEGARA
No.
13
14
15
16
17
18
Kecamatan
Jenis Sarana
TPS
Muara Badak
Marang Kayu
Muara Kaman
Kenohan
Kembang Janggut
Tabang
Kabupaten Kutai Kartanegara
Gerobak
11
7
10
4
6
3
163
54
33
48
18
31
15
813
LAPORAN PENDAHULUAN
Sistem Informasi Geografis (SIG) Perencanaan dan Kontrol Pembangunan
di Kabupaten Kutai Kartanegara
59
BAB 4
METODOLOGI
4.1
PENDEKATAN
Pengembangan sebuah sistem dapat dimulai dari identifikasi kebutuhan pengguna. Dalam
uraian latar belakang pembuatan SIG ini disebutkan bahwa pemerintah Kabupaten Kutai
Kartanegara memerlukan sebuah sistem informasi yang mampu memberikan keakuratan data
mengenai jenis kegiatan, dana yang telah dihabiskan untuk melaksanakan sebuah kegiatan
dan penyebaran kegiatan pembangunan yang tersebar di daerah-daerah.
Pembuatan Sistem Informasi Geografis Perencanaan dan Kontrol Pembangunan di Kabupaten
Kutai Kartanegara dilakukan melalui pendekatan konsepsional, di mana alur
pengembangannya mengacu pada teori dan undang-undang mengenai sistem perencanaan
pembangunan yang ada.
Mekanisme kontrol (pengendalian) pembangunan adalah suatu proses pemantauan dan
penilaian rencana (evaluasi) atas pencapaian tujuan dan sasaran yang telah ditetapkan.
Pengendalian pelaksanaan rencana pembangunan dimaksudkan untuk menjamin tercapainya
tujuan dan sasaran pembangunan yang tertuang dalam rencana melalui kegiatan-kegiatan
koreksi dan penyesuaian selama pelaksanaan rencana tersebut oleh Satuan Kerja Perangkat
Daerah (SKPD). Selanjutnya Kepala Bappeda menghimpun dan menganalisis hasil pemantauan
pelaksanaan rencana pembangunan dari masing-masing pimpinan Satuan Kerja Perangkat
Daerah sesuai dengan tugas dan kewenangannya, sedangkan pemantauan pelaksanaan
kegiatan dilaksanakan oleh masing-masing Pejabat Pelaksana Teknis Kegiatan (PPTK) pada
SKPD bersangkutan.
Dari uraian di atas, kerangka metodologi yang digunakan dalam pekerjaan ini dapat dilihat
pada Gambar 4-1.
Penyusunan metodologi pembuatan Sistem Informasi Geografis Perencanaan dan Kontrol
Pembangunan di Kabupaten Kutai Kartanegara pada dasarnya mengacu pada KAK terutama
berdasarkan tujuan, sasaran, lingkup pekerjaan, tenaga ahli yang dipersyaratkan serta waktu
yang tersedia. Secara umum metodologi yang akan dikembangkan diuraikan menjadi:
1. Metoda Pelaksanaan Pekerjaan
2. Metoda Pembangunan Aplikasi
LAPORAN PENDAHULUAN
Sistem Informasi Geografis (SIG) Perencanaan dan Kontrol Pembangunan
di Kabupaten Kutai Kartanegara
60
Bab 4
METODOLOGI
Gambar 4-1
Kerangka Metodologi Pembuatan SIG Perencanaan dan Kontrol Pembangunan
di Kabupaten Kutai Kartanegara
PROGRAM
PEMBANGUNAN
RENCANA
PEMBANGUNAN
TAHUNAN
KRITERIA
REALISASI
PELAKSANAAN
KEGIATAN FISIK
Analisis
Penentuan Informasi
bagi Aplikasi SIG
INDIKATOR
Evaluasi Penilaian Kinerja
PPTK
REALISASI
ANGGARAN
Survey &
Pemetaan
SKPD
LAPORAN PENDAHULUAN
Sistem Informasi Geografis (SIG) Perencanaan dan Kontrol Pembangunan
di Kabupaten Kutai Kartanegara
61
Bab 4
METODOLOGI
Data
(Input)
Sistem
Informasi
(Proses)
Informasi
(Output)
Ciri utama sistem informasi adalah distribusi dan interaksi basis data. Sistem informasi
merupakan kesatuan elemen yang tersebar dan saling berinteraksi yang menciptakan aliran
informasi. Proses interaksi tersebut berupa proses data dengan cara pemasukan, pengolahan,
integrasi, pengolahan, komputasi atau perhitungan, penyimpanan, serta distribusi data atau
informasi.
Perlu dibedakan antara data dan informasi. Data merupakan fakta yang ada dan melekat pada
suatu obyek seperti nilai, ukuran, berat, luas, dan sebagainya. Sedangkan informasi
merupakan pengetahuan tambahan yang diperoleh setelah dilakukan pemrosesan dari data
tersebut. Nilai suatu informasi amat bergantung dari pengetahuan yang dimiliki oleh
pengguna. Dengan kata lain informasi merupakan sekumpulan data yang relevan dan
berkaitan (sesuai dengan tingkatan validitas dan reliabilitas nya), yang diolah dan diproses
menjadi bentuk yang mudah dipahami, disukai, dan mudah diakses. Pengguna bebas
memanfaatkan informasi sebagai pengetahuan, dasar perencanaan, landasan pengambilan
keputusan, sampai kepada hal yang sederhana seperti hiburan.
Pembuatan Sistem Informasi Geografis Perencanaan dan Kontrol Pembangunan di Kabupaten
Kutai Kartanegara dilaksanakan dalam beberapa tahapan pekerjaan yaitu:
1.
2.
3.
4.
5.
6.
Persiapan
Survey dan Inventarisasi Data
Kompilasi dan Pengolahan Data
Perancangan dan Pembangunan Aplikasi SIG
Pengujian dan Pemasangan Sistem
Pelatihan
62
Bab 4
METODOLOGI
4.2.1
Persiapan
Pada tahapan ini dilakukan persiapan pekerjaan, baik yang menyangkut persiapan
administratif maupun persiapan teknis. Persiapan teknis meliputi kegiatan mobilisasi personil
dan koordinasi tim kerja yang akan dilibatkan dalam keseluruhan pekerjaan, penajaman
metoda dan rencana kerja, penyiapan perangkat survei, serta pengumpulan data awal. Secara
rinci, pokok pekerjaan dan hasil kegiatan pada tahap ini adalah sebagai berikut:
1) Persiapan Administrasi
Meliputi pengurusan surat-menyurat dan dokumen sehubungan dengan pelaksanaan
pekerjaan. Jenis surat yang diperlukan pada tahap ini berupa surat tugas konsultan
dan surat pengantar dari pihak Direksi maupun Konsultan, yang ditujukan untuk
instansi terkait dan berwenang di wilayah studi. Pelaksanaan pengurusan administrasi
dimaksudkan untuk memudahkan kelancaran pekerjaan, terutama berkaitan dengan
pengumpulan data dan pekerjaan di lapangan.
2) Mobilisasi Personil, Peralatan, dan Koordinasi Tim Kerja
Meliputi kegiatan penyiapan peralatan, tenaga ahli dan kegiatan koordinasi/diskusi
antara tenaga ahli yang terlibat dalam tim kerja konsultan. Penyiapan peralatan
kantor yang akan digunakan dalam pelaksanaan pekerjaan berupa komputer, printer,
ATK dan sebagainya. Tenaga ahli yang akan dilibatkan harus memenuhi kriteria yang
sesuai dengan kebutuhan dan tuntutan pekerjaan (bidang keahlian, kualifikasi personil,
dan pengalaman kerja). Penentuan personil yang akan dilibatkan dilakukan dengan
mempertimbangkan tingkat efisiensi dan efektivitas kerja yang dapat diberikan,
sehingga proses pelaksanaan pekerjaan dapat berlangsung secara efektif dan efisien.
Pada tahap awal, kegiatan koordinasi tim kerja konsultan bertujuan untuk
mempersiapkan segala sesuatu yang berkaitan dengan pelaksanaan pekerjaan secara
matang dan rinci, berkaitan dengan proses pekerjaan yang akan dilakukan. Kegiatan ini
meliputi penyusunan organisasi kerja, penyusunan rencana kerja, pembagian kerja,
serta kebutuhan fasilitas pendukung yang diperlukan bagi kelancaran pelaksanaan
pekerjaan. Pada tahap selanjutnya kegiatan koordinasi dan diskusi tim kerja akan
dilakukan secara berkelanjutan (selama proses pelaksanaan pekerjaan berlangsung),
untuk memperoleh kesepakatan-kesepakatan yang diperlukan.
3) Penajaman metoda dan rencana kerja
Kegiatan ini bertujuan untuk menajamkan rencana/metodologi pelaksanaan pekerjaan,
sebagai suatu pegangan yang harus ditaati oleh pihak-pihak yang terlibat dalam proses
pelaksanaan pekerjaan ini. Rumusan rencana kerja ini secara garis besar meliputi
detail kegiatan dan jadwal pelaksanaan pekerjaan, pelibatan dan jadwal penugasan
tenaga ahli, serta keluaran pekerjaan yang harus dihasilkan.
4) Penyiapan perangkat survei
Sebagai langkah awal pelaksanaan survei lapangan yang akan dilakukan pada tahap
berikutnya, terlebih dahulu dilakukan beberapa persiapan yang diperlukan agar
pelaksanaan survei dapat berjalan dengan lancar. Persiapan yang dilakukan antara lain
meliputi perumusan desain survei, daftar kebutuhan data dan instansi sumber
data/informasi, penyiapan personil (surveyor) dan peralatan survei yang akan
digunakan dalam kegiatan lapangan.
5) Pengumpulan data awal
Kegiatan pengumpulan data sekunder awal akan dilakukan dengan mengumpulkan
laporan perencanaan, hasil studi, kebijakan, yang terkait dengan lokasi pekerjaan baik
langsung maupun tidak langsung serta peta dasar yang tersedia dari instansi pemetaan
yang berwenang, yaitu Bakosurtanal.
6) Studi Pustaka
Studi Pustaka, berupa studi kepustakaan terhadap bahan-bahan awal yang telah
diperoleh dari pengumpulan data awal yang berkaitan dengan substansi pekerjaan.
Studi pustaka/literatur meliputi kajian terhadap literatur umum maupun kebijakan dan
peraturan perundangan yang berlaku. Maksudnya adalah untuk meningkatkan
LAPORAN PENDAHULUAN
Sistem Informasi Geografis (SIG) Perencanaan dan Kontrol Pembangunan
di Kabupaten Kutai Kartanegara
63
Bab 4
METODOLOGI
pemahaman konsultan mengenai substansi pekerjaan yang akan berguna bagi Sistem
Informasi Geografis Perencanaan dan Kontrol Pembangunan di Kabupaten Kutai
Kartanegara.
4.2.2
Bagian pokok yang merupakan inti dari database adalah tersedianya data yang cukup lengkap
dan bisa dipercaya. Sebagai bahan informasi untuk melengkapi atau memperoleh data-data
tentang kondisi fisik dan sosial ekonomi di lokasi studi yang diperlukan dalam penyusunan
maka perlu dilakukan survey sebagai berikut :
1) Pengumpulan Data Sekunder
Pengumpulan data sekunder dilakukan dengan mengunjungi instansi terkait sebagai
sumber data seperti Bappeda, Dinas PU, BPS, kantor/instansi lainnya yang
diidentifikasi sebagai sumber penyedia data sekunder. Disamping itu pengumpulan
data sekunder juga dapat dilakukan dengan mengunjungi web site lembaga/instansi
sumber data dan informasi.
Bentuk data sekunder dapat berupa lembaran surat peraturan, dokumen perencanaan,
peta-peta tematik, dan data statistik baik dalam bentuk hard copy maupun soft copy.
Hal penting yang perlu diperhatikan dari data sekunder ini adalah akurasi dan validitas
nya. Diupayakan untuk mendapatkan data dengan akurasi dan validitas tinggi.
Pengumpulan data sekunder, baik data spasial (peta) yang ada maupun atribut data
yang akan dimasukkan dalam SIG. Data peta diperoleh dari instansi penyedia peta yang
berwenang, seperti Bakosurtanal, baik dalam format digital maupun dalam format
hardcopy. Sedangkan data atribut disesuaikan dengan kebutuhan identifikasi
kegiatan/pembangunan, yaitu dengan menggunakan data hasil validasi dari laporan
pelaksanaan kegiatan maupun dari dokumen lain yang terkait.
2) Survei Lapangan dan Pemetaan
Survei lapangan dilakukan untuk melakukan ground check terhadap pelaksanaan
kegiatan/pembangunan untuk melakukan verifikasi data.
Survei lapangan dimaksudkan untuk merekam kondisi yang ada di lokasi. Rekaman yang
dilakukan oleh surveyor antara lain meliputi kesesuaian rencana kegiatan dengan
pelaksanaannya, perkembangan terkini dari kegiatan tersebut serta mencatat
permasalahan yang mungkin ada (wawancara).
Untuk mendapatkan data dan informasi yang akurat dari pengamatan langsung di
lapangan, kunci utama berada pada kemampuan dan kepekaaan surveyor merekam
hal-hal penting yang diperlukan sebagai data dan informasi. Disamping itu surveyor
juga harus didukung dengan perangkat merekam yang baik seperti kamera, recording,
GPS dan perangkat lainnya.
Jenis data yang dibutuhkan untuk menyusun Basis data dan Sistem Informasi Geografis
(SIG) Perencanaan dan Kontrol Pembangunan dirinci sebagai berikut:
Data rencana, program, anggaran dan pelaksanaan kegiatan pembangunan fisik di
Kabupaten Kutai Kartanegara Tahun 2007 dan 2008.
Data tersebut antara lain adalah :
1. Dokumen Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJMD) Kabupaten Kutai
Kartanegara Tahun 2005-2014;
2. Dokumen Rencana Strategis Satuan Kerja Perangkat Daerah (Renstra-SKPD)
Kabupaten Kutai Kartanegara;
3. Dokumen Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) Kabupaten Kutai
Kartanegara Tahun 2007 dan 2008;
4. Dokumen Rencana Kerja Satuan Kerja Perangkat Daerah (Renstra-SKPD)
Kabupaten Kutai Kartanegara Tahun 2007 dan 2008;
LAPORAN PENDAHULUAN
Sistem Informasi Geografis (SIG) Perencanaan dan Kontrol Pembangunan
di Kabupaten Kutai Kartanegara
64
Bab 4
METODOLOGI
4.2.3
Kompilasi data dilakukan atas jenis data grafis, non grafis serta kualifikasi dan validasi nya
serta kelengkapannya. Berdasarkan kompilasi atas data ini, maka dapat ditentukan data yang
masih memerlukan updating/recheck, sehingga apabila ditemui data sekunder yang dianggap
kurang lengkap/valid dapat ditinjau langsung di lapangan. Hasil dari kompilasi dan evaluasi
data antara lain adalah :
1. Penyusunan Peta Dasar: Peta dasar akan dibuat berdasarkan peta Bakosurtanal
berskala 1 : 50.000 dan selanjutnya pada peta tersebut akan diplotkan batas-batas
administrasi dan batas-batas lainnya sesuai dengan kebutuhan.
2. Kompilasi Data Tabular: data dari laporan pelaksanaan kegiatan maupun dari
dokumen lain yang terkait, serta dari hasil survey, dikelompokkan sesuai dengan
kebutuhan kelompok informasi yang akan ditampilkan.
Database yang berdaya guna adalah bilamana data yang terkandung di dalamnya mempunyai
akurasi dan ketelitian yang tinggi. Tingkat akurasi tergantung dari sumber datanya. Suatu
database yang canggih tidak akan menghasilkan data analisa yang baik bilamana data yang
terkandung di dalamnya mempunyai kualitas yang diragukan.
Kualitas data juga tergantung dari sistem screening dan validasi yang ditetapkan dalam tahap
ini. Klarifikasi data perlu dilakukan pada data mentah yang masuk sebelum dimasukkan ke
dalam sistem database. Pemahaman akan kualitas data mentah sangat diperlukan disini
khususnya bagi personil yang berkepentingan dengan data tersebut.
4.2.4
Ada 3 (tiga) komponen dasar yang harus diperhatikan dalam sebuah pengembangan aplikasi
SIG, yaitu :
1. Memahami kebutuhan pengguna
2. Mengidentifikasi aplikasi SIG
3. Mengidentifikasi sumber daya
LAPORAN PENDAHULUAN
Sistem Informasi Geografis (SIG) Perencanaan dan Kontrol Pembangunan
di Kabupaten Kutai Kartanegara
65
Bab 4
METODOLOGI
Dalam bentuk diagram alir, proses pembangunan sistem informasi geografi dapat dijelaskan
dalam diagram alir seperti pada Gambar 4-3.
Untuk lebih jelasnya proses tahapan pembangunan sistem informasi geografi dapat dijelaskan
sebagai berikut:
A
LAPORAN PENDAHULUAN
Sistem Informasi Geografis (SIG) Perencanaan dan Kontrol Pembangunan
di Kabupaten Kutai Kartanegara
66
Bab 4
METODOLOGI
Gambar 4-3
Diagram Alir Proses Pembangunan SIG
Pengumpulan Data,
Atribut dan Data Spasial
Penyusunan
Data Atribut
Digitasi Peta
Editing Peta
Edge matching
Pembangunan Data
Atribut
Ya
Salah
Tidak
Transformasi Koordinat,
Pembangunan Topologi,
dan Geo-coding
a) Data Vektor
Data vector adalah jenis data spasial yang penyimpanan nya bukan titik per titik,
melainkan berdasarkan objek (feature). Objek (feature) dalam data vector
adalah:
1. Region (polygon) untuk menggambarkan data berbentuk luasan seperti
misalnya wilayah pemerintahan.
2. Garis (polyline) untuk menggambarkan data yang representatif garis seperti
misalnya garis pantai, jalan dan sebagainya.
LAPORAN PENDAHULUAN
Sistem Informasi Geografis (SIG) Perencanaan dan Kontrol Pembangunan
di Kabupaten Kutai Kartanegara
67
Bab 4
METODOLOGI
Analisis Sistem
Pada dasarnya kegiatan yang dilakukan pada tahap analisis ini ada dua bagian, yaitu survey
sistem dan analisis terstruktur yang secara garis besar untuk memperoleh pengertian dari
permasalahan-permasalahan, efisiensi dan pertimbangan-pertimbangan yang mengarah ke
pengembangan sistem.
Memperkirakan kendala-kendala yang akan dihadapi dalam pengembangan sistem tersebut
dan menentukan solusi-solusi alternatif pendahuluan.
Survei Sistem
Kegiatan pada tahap survei pengumpulan data ini adalah mengumpulkan informasi dan
data selengkap-lengkapnya mengenai:
a. Sistem dan Prosedur: Tim Survei akan menjaring konsep kerja/sistem dan
prosedur pengelolaan data dari sistem yang berjalan sekarang ini.
b. Data dan Informasi: Pengumpulan informasi mengenai proses pengolahan data
hasil kegiatan, serta mengklasifikasikan seluruh jenis data dan menyampaikan
konsep mekanisme flow of data.
c. Permasalahan: Mengumpulkan informasi mengenai
berhubungan dengan rencana pengembangan sistem.
kendala-kendala
yang
d. Sarana: Mengumpulkan data mengenai sarana utama maupun penunjang yang telah
tersedia guna mendukung sistem yang terintegrasi.
Selain melaksanakan survei untuk pengumpulan data dan informasi, juga akan
dilaksanakan studi-studi literatur dan peraturan-peraturan yang terkait. Setelah hasil
pengumpulan data ini diperoleh kemudian akan didiskusikan dengan pihak konsumen
LAPORAN PENDAHULUAN
Sistem Informasi Geografis (SIG) Perencanaan dan Kontrol Pembangunan
di Kabupaten Kutai Kartanegara
68
Bab 4
METODOLOGI
Analisis terstruktur
Pada tahap ini tim studi akan menganalisis bahan masukan yang telah diperoleh dari hasil
survei. Analisis terhadap hasil survei tersebut terbagi dalam beberapa jenis analisis,
yaitu
a. Analisis sistem dan prosedur: Analisis pada tahap ini bertujuan untuk
mempelajari hasil studi dan bersama tim ahli menyusun suatu sistem dan prosedur
tentang pengumpulan dan pengelolaan data.
b. Analisis sistem informasi: Tujuan analisis sistem informasi ini adalah mempelajari
dan menyusun konsep sistem pengelolaan data dengan menggunakan peralatan dan
perlengkapan yang sesuai dan mudah dioperasikan serta menjamin terhadap
kualitas dan kuantitas serta keamanan terhadap informasi yang dihasilkan.
c. Analisis sarana pendukung: Analisis sarana pendukung yang dimaksud di sini
adalah mempelajari, memilih dan memberikan alternatif saran pendukung yang
berhubungan dengan sistem informasi di dalam penyelenggaraan sistem tersebut.
Pada tahap analisis ini yang paling penting dilakukan adalah menentukan dan
merumuskan informasi apa saja yang akan disajikan terutama terkait dengan informasi
mengenai kegiatan/pembangunan fisik di dalam sistem.
4.2.6
Pengujian sistem dilakukan untuk memperoleh persetujuan dari user dikonfirmasikan dan
dibuktikan semua fungsi-fungsi sistem, apakah bekerja sesuai dengan yang telah dirancang
atau tidak, dengan mengacu pada dokumen definisi kebutuhan serta rancangan dasar.
Tahap pemasangan (instalasi) sistem terdiri dari empat bagian, yaitu :
1. Tahap Instalasi sistem adalah meletakkan perangkat keras, memasang kabel jaringan
jika menggunakan local area network, uji coba transfer data. Meng-install perangkat
lunak dan aplikasi-aplikasi.
2. Presentasi Akhir dan Laporan Akhir: Presentasi yang dilakukan pada tahap ini adalah
laporan dan penjelasan dari seluruh kegiatan yang telah dilaksanakan dalam
melakukan studi dan penelitian sampai dengan implementasi, yang isinya antara lain
menjelaskan hasil-hasil yang telah dicapai sejak dimulainya survei, hasil analisis
permasalahan dan kebutuhan, perbaikan-perbaikan yang terjadi (berdasarkan
konsultasi dengan pihak konsumen) serta laporan hasil perancangan sistem prosedur
dan konsep sistem secara global. Penyerahan aplikasi-aplikasi sistem dan sub sistem
beserta laporan akhir akan diserahkan.
3. Pemeliharaan Sistem: Setelah tahap di atas dilaksanakan bukan berarti pekerjaan
selesai begitu saja, akan tetapi tetap akan diadakan evaluasi yang berkelanjutan
terhadap error atau masalah pada saat sistem digunakan. Adapun evaluasi dan
pemeliharaan sistem ini frekuensi nya dapat ditentukan kemudian.
LAPORAN PENDAHULUAN
Sistem Informasi Geografis (SIG) Perencanaan dan Kontrol Pembangunan
di Kabupaten Kutai Kartanegara
69
Bab 4
METODOLOGI
4.2.7
Pelatihan
Setelah instalasi aplikasi SIG selesai dilaksanakan dengan baik dan siap digunakan, maka hal
terpenting yang harus disiapkan adalah sumberdaya manusia untuk menggunakan dan
mengoperasikan SIG yang sudah terbangun tersebut. Untuk itu, diperlukan penyiapan
sumberdaya manusia agar mampu mengoperasikan SIG tersebut, melalui pelatihan. Pelatihan
dapat dilakukan dengan berbagai cara sesuai kebutuhan dari peserta yang akan mengikuti
pelatihan. Untuk tingkatan operator, pelatihan dapat dilakukan secara khusus maupun on-the
job training. Sedang untuk level user, pelatihan dilakukan dalam bentuk seminar.
Untuk keperluan pelatihan tersebut, akan disiapkan modul-modul pelatihan. Modul-modul
pelatihan yang disiapkan disesuaikan dengan keperluan operator dengan tetap menggunakan
standard kualitas.
Metodologi Analisa dan Desain yang digunakan di dalam pengerjaan sistem ini adalah
metodologi analisa dan desain object-oriented dengan menggunakan UML (Unified Modeling
Language). UML adalah bahasa pemodelan/diagram yang secara standar digunakan untuk
mengekspresikan hasil analisa dan desain. UML disepakati sebagai standar industri di bawah
pengawasan OMG (Object Management Group). UML berisi spesifikasi beberapa jenis dokumen
atau diagram, seperti misalnya diagram use case untuk menjelaskan requirement atau
diagram class untuk menjelaskan class-class yang diperlukan dalam pemrograman nanti.
Selain diagram/dokumen UML untuk melengkapi desain diperlukan pula dokumen tambahan,
seperti misalnya desain sketsa user interface dan ERD (Entity Relationship Diagram) untuk
menjelaskan struktur database yang akan digunakan.
Gambar 4-4
Dokumen-dokumen yang Dibuat Menggunakan Metoda UML
LAPORAN PENDAHULUAN
Sistem Informasi Geografis (SIG) Perencanaan dan Kontrol Pembangunan
di Kabupaten Kutai Kartanegara
70
Bab 4
METODOLOGI
4.3.2
Metoda Pemrograman
LAPORAN PENDAHULUAN
Sistem Informasi Geografis (SIG) Perencanaan dan Kontrol Pembangunan
di Kabupaten Kutai Kartanegara
71
BAB 5
RENCANA KERJA
Team Leader
Team Leader bertugas untuk menjabarkan ruang lingkup kegiatan ke dalam langkahlangkah operasional sesuai dengan tujuan dan sasaran yang ingin dicapai, mengkoordinir
dan memberi petunjuk kepada tenaga ahli dan tenaga penunjang yang ada di lingkungan
kerjanya, serta bertanggung jawab terhadap keberhasilan pelaksanaan semua proses yang
dilakukan selama pekerjaan berlangsung. Sebagai Ahli Sistem Informasi Geografis
bertugas dan bertanggung jawab untuk mengkoordinasikan tim dan materi Penyusunan
Sistem Informasi Geografis Untuk Perencanaan dan Kontrol Pembangunan.
LAPORAN PENDAHULUAN
Sistem Informasi Geografis (SIG) Perencanaan dan Kontrol Pembangunan
di Kabupaten Kutai Kartanegara
72
Bab 5
RENCANA KERJA
Tabel 5-1
Jadual Pelaksanaan Pekerjaan
No
I
a
b
c
d
e
f
g
h
II
a
b
c
d
III
a
b
c
V
a
b
c
d
e
f
g
h
i
VI
a
b
c
d
e
f
g
j
k
l
Kegiatan
Tahapan Persiapan
Administratif
Manajemen
Teknis
Perangkat Keras Dan Lunak
Penyusunan Laporan Pendahuluan
Penyerahan Laporan Pendahuluan
Pembahasan Laporan Pendahuluan
Perbaikan Dan Penyerahan Laporan Pendahuluan
Tahapan Survey
Persiapan Survey Lapangan
Kondisi Lapangan
Detail Identifikasi Kebutuhan Data
Inventarisasi Data
Kompilasi dan Pengolahan Data
Penyusunan Peta dasar
Kompilasi Data Tabular
Pengolahan Basis Data SIG
Perancangan dan Pembangunan Aplikasi GIS
Desain Konfigurasi Sistem
Desain Modul Aplikasi GIS
Desain Basis Data
Desain Aplikasi GIS
Desain User Interface
Penyusunan Laporan Kemajuan
Penyerahan Laporan Kemajuan
Pembahasan Laporan Kemajuan
Perbaikan Dan Penyerahan Laporan Kemajuan
Tahap Finalisasi
Tahapan Pengembangan Perangkat Lunak
Penggabungan Data Spasial Dengan Data Tabular
Tahapan Implementasi Dan Integrasi
Tahapan Pengujian Sistem
Tahapan Dokumentasi Sistem
Pembuatan Buku Manual
Tahap Pelatihan Dan Pendampingan
Penyusunan Laporan Akhir
Penyerahan Laporan Akhir
Pembahasan Laporan Akhir
Keluaran
Agustus
3
4
September
1
2
3
4
Waktu Pelaksanaan
Oktober
Nopember
2
3
4
1
2
3
4
Desember
2
3
4
Laporan
Pendahuluan
Laporan
Kemajuan
Laporan Akhir
(Final Report)
LAPORAN PENDAHULUAN
Sistem Informasi Geografis (SIG) Perencanaan dan Kontrol Pembangunan
di Kabupaten Kutai Kartanegara
73
Bab 5
RENCANA KERJA
LAPORAN PENDAHULUAN
Sistem Informasi Geografis (SIG) Perencanaan dan Kontrol Pembangunan
di Kabupaten Kutai Kartanegara
74
Bab 5
RENCANA KERJA
Ahli Ekonomi
Tugas dan tanggung jawab Ahli Ekonomi dalam pekerjaan Penyusunan Sistem Informasi
Geografi Untuk Perencanaan dan Kontrol Pembangunan di Kabupaten Kutai Kartanegara
ini adalah:
Melakukan kajian kemampuan ekonomi dan keuangan daerah
Menyusun database kondisi dan potensi sosial ekonomi
Bertanggung jawab dalam menyusun dan mempresentasikan hasil pekerjaan
Bertanggung jawab langsung kepada team leader..
Ahli Programmer
Tugas dan tanggung jawab Ahli Programmer dalam pekerjaan Penyusunan Sistem
Informasi Geografi Untuk Perencanaan dan Kontrol Pembangunan di Kabupaten Kutai
Kartanegara ini adalah:
Mengembangkan desain GIS sesuai dengan kebutuhan aplikasi system
Mengimplementasikan hasil desain ke komputer software
Mengawasi jalannya pengembangan komputer software
Bertanggung jawab langsung kepada team leader.
Ahli Dokumen Specialist
Tugas dan tanggung jawab Ahli Dokumen Specialist dalam pekerjaan Penyusunan Sistem
Informasi Geografi Untuk Perencanaan dan Kontrol Pembangunan di Kabupaten Kutai
Kartanegara ini adalah:
Pembuatan manual sistem dan user guide aplikasi
Membuat dokumentasi source program
Menyusun seluruh report pelaksanaan pekerjaan
Membuat evaluasi bulanan dan melaporkannya kepada team leader.
Membuat dokumentasi program aplikasi SIG
Membantu dalam perancangan, pengembangan desain GIS
Bertanggung jawab langsung kepada team leader.
Tenaga Pendukung
Dalam penyelesaian pekerjaannya tenaga-tenaga ahli tersebut di atas dapat dibantu oleh
beberapa tenaga teknisi pembantu dan tenaga staf penunjang yaitu Chief Surveyor (5
orang), Data Entry/Operator (25 orang), dan beberapa tenaga staf penunjang lainnya.
Mengenai Jadual Penugasan Tenaga Ahli untuk Pekerjaan Penyusunan SIG untuk Perencanaan
dan Kontrol Pembangunan di Kabupaten Kutai Kartanegara. Selengkapnya Jadual Penugasan
Tenaga Ahli untuk Pekerjaan ini dapat dilihat pada Tabel 5-2.
Adapun mengenai Organisasi Pelaksanaan Pekerjaan Penyusunan SIG Perencanaan dan Kontrol
Pembangunan di Kabupaten Kutai Kartanegara dapat dilihat pada Gambar 5-1.
5.3 PELAPORAN
Dokumen laporan Pekerjaan Pembuatan Sistem Informasi Geografis (SIG) Perencanaan dan
Kontrol Pembangunan di Kabupaten Kutai Kartanegara meliputi:
1. Laporan Pendahuluan (Inception Report)
Laporan pendahuluan memuat tinjauan terhadap kerangka acuan kerja, rencana kerja
pelaksanaan kegiatan termasuk jadwal waktu pelaksanaan di kaitan dengan waktu dan
personil yang diperlukan, metodologi dikaitkan dengan waktu dan personil yang
diperlukan, metodologi pelaksanaan kegiatan, instrument riset lapangan. Laporan
pendahuluan sebanyak 10 (sepuluh) eksemplar. Laporan pendahuluan diserahkan pada
akhir minggu kedua sejak adanya SPK (Surat Perintah Kerja).
LAPORAN PENDAHULUAN
Sistem Informasi Geografis (SIG) Perencanaan dan Kontrol Pembangunan
di Kabupaten Kutai Kartanegara
75
Bab 5
RENCANA KERJA
Tabel 5-2
Jadual Penugasan Tenaga Ahli Penyusunan Sistem Informasi Geografis (SIG) Perencanaan Dan Kontrol Pembangunan Di Kabupaten Kutai Kartanegara
No
A
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
B
1.
2.
3.
4.
5.
Tenaga Ahli
Agustus
3
4
TENAGA AHLI
Team Leader
Ahli GIS Specialist
Ahli Sistem Analyst
Ahli DBMS Analyst
Ahli Bangunan
Ahli Perencanaan
Ahli Ekonomi
Ahli Programmer 1
Ahli Programmer 2
Ahli Programmer 3
Ahli Dok. Specialist
TENAGA PENDUKUNG
Surveyor
Drafter
Operator Komputer
Sekretaris
Teknisi
LAPORAN PENDAHULUAN
Sistem Informasi Geografis (SIG) Perencanaan dan Kontrol Pembangunan
di Kabupaten Kutai Kartanegara
September
2
3
Oktober
2
3
Nopember
2
3
Desember
2
3
Jumlah
Orang Bulan
4 Bulan
4 Bulan
4 Bulan
3 Bulan
3 Bulan
4 Bulan
3 Bulan
2 Bulan
2 Bulan
2 Bulan
4 Bulan
1 Bulan
2 Bulan
4 Bulan
4 Bulan
1 Bulan
76
Bab 5
RENCANA KERJA
Gambar 5-1
Organisasi Pelaksanaan Penyusunan Sistem Informasi Geografis (SIG) Perencanaan Dan Kontrol Pembangunan Di Kabupaten Kutai Kartanegara
Pemerintah
Kabupaten Kutai Kartanegara
Direktur Teknis
Direktur Utama
Team Leader
Ahli Programmer 1
Ahli Programmer 2
Ahli Bangunan
Ahli Perencanaan
Ahli Ekonomi
Ahli Programmer 3
Tenaga Ahli
5 Chief Surveyor
50 Surveyor
5 Chief Drafter
Teknisi
Sekretaris
Office Boy
15 Drafter
Tenaga Pendukung
LAPORAN PENDAHULUAN
Sistem Informasi Geografis (SIG) Perencanaan dan Kontrol Pembangunan
di Kabupaten Kutai Kartanegara
77
Bab 5
RENCANA KERJA
2. Laporan Kemajuan,
Laporan Kemajuan memuat: tinjauan literature dan hasil tahap pengumpulan data awal.
Selanjutnya disampaikan juga pembahasan hasil pengolahan dan analisis data, terutama
setelah tahap observasi lapangan. Laporan kemajuan sebanyak 10 (sepuluh) eksemplar,
dapat pula disebut sebagai laporan pertengahan dari total waktu kegiatan penelitian.
Laporan kemajuan diserahkan pada akhir bulan ketiga sejak adanya SPK (Surat Perintah
Kerja).
3. Laporan Akhir (Final Report)
Laporan akhir merupakan hasil penyempurnaan dari laporan kemajuan setelah
memperoleh masukan dan saran dari tim asistensi (pemberi tugas) dan hasil presentasi
publik yang melibatkan para ahli dan stakeholder terkait. Laporan akhir ini sebanyak 20
(dua puluh) eksemplar. Laporan akhir diserahkan pada akhir bulan keenam sejak adanya
SPK (Surat Perintah Kerja) atau akhir penugasan.
4. Keping CD (Compact Disc)
Berisi file seluruh hasil pekerjaan sebanyak 10 buah, diserahkan pada akhir kontrak.
Keping CD diserahkan bersamaan dengan penyerahan laporan akhir.
LAPORAN PENDAHULUAN
Sistem Informasi Geografis (SIG) Perencanaan dan Kontrol Pembangunan
di Kabupaten Kutai Kartanegara
78
BAB 6
PERANCANGAN SIG
PERENCANAAN DAN
KONTROL
PEMBANGUNAN
LAPORAN PENDAHULUAN
Sistem Informasi Geografis (SIG) Perencanaan dan Kontrol Pembangunan
di Kabupaten Kutai Kartanegara
79
Bab 6
PERANCANGAN SIG PERENCANAAN DAN KONTROL PEMBANGUNAN
Primary Windows
Desain awal software aplikasi Sistem Informasi Geografis Perencanaan dan Kontrol
Pembangunan di Kabupaten Kutai Kartanegara adalah sebagai berikut:
Gambar 6-2
Contoh Primary Windows
Tools Utama
1. Menu Tematik Data, pemilihan data tematik (data atribut maupun data spasial saling
berhubungan) sesuai dengan yang diinginkan dimana tampilan utama pada layar peta
adalah tematik dasar berupa administrasi. Terdapat berbagai pilihan data tematik dari
data dasar, intermediate maupun indikator. Terdapat pula fasilitas Query Data yang
mampu menampilkan jenis data yang akan ditampilkan, jenis tabel, jenis field dan range
data yang diinginkan.
2. Skala dan koordinat, menampilkan perbesaran peta dengan skala yang bisa ditentukan
dimana unit referensi peta dapat dirubah baik itu dalam derajat maupun dalam meter,
sedangkan koordinat memperlihatkan posisi kursor terhadap peta.
LAPORAN PENDAHULUAN
Sistem Informasi Geografis (SIG) Perencanaan dan Kontrol Pembangunan
di Kabupaten Kutai Kartanegara
80
Bab 6
PERANCANGAN SIG PERENCANAAN DAN KONTROL PEMBANGUNAN
3. Tools Utama
icon
Nama Tombol
back
Fungsi
untuk mengembalikan data spasial pada kondisi sebelum dirubah
forward
measure
untuk mengukur jarak dari data spasial satu dengan lainnya di atas peta
dengan unit pengukuran yang dapat ditentukan (meter, kilometer, dll)
zoom extent
zoom in
untuk memperbesar tampilan data spasial, dimana otomatis skala dan indeks
peta berubah
zoom out
untuk memperkecil tampilan data spasial, dimana otomatis skala dan indeks
peta berubah
pan
untuk menggeser tampilan data spasial sesuai dengan lokasi yang diinginkan
find
identify
select
untuk melihat identitas atau atribut data dari data spasial lebih dari satu data
spasial yang diinginkan
refresh
4. Map tips adalah untuk mempermudah identifikasi objek dalam peta. Fungsi ini adalah
penyederhanaan dari fungsi identify (identifikasi)
5. Layer dan Legenda, kumpulan data spasial yang membentuk suatu data tematik atau
setiap data tematik terdiri dari berbagai leyer/data spasial baik itu berupa polygon, line,
dan titik. Legenda merupakan simbol baik itu warna ataupun simbol lainnya yang
menandakan data tersebut pada data spasial. Data layer dapat otomatis ditampilkan atau
dimatikan dengan menandai layer tersebut dan dilakukan proses update.
6. Indeks atau referensi lokasi, fasilitas untuk menentukan posisi data spasial yang telah
dipilih, dan berubah secara otomatis sesuai dengan pilihan lokasi data spasial.
LAPORAN PENDAHULUAN
Sistem Informasi Geografis (SIG) Perencanaan dan Kontrol Pembangunan
di Kabupaten Kutai Kartanegara
81
Bab 6
PERANCANGAN SIG PERENCANAAN DAN KONTROL PEMBANGUNAN
6.2.2
TOOLS NAVIGASI
Zoom Extent
Zoom Extent berfungsi untuk mengembalikan tampilan ke ukuran semula (ketika awal
memulai program).
Cara penggunaannya adalah dengan klik mouse pada button zoom extent 1 x
Zoom In
Zoom In berfungsi untuk memperbesar tampilan peta atau memperbesar skala.
Cara penggunaannya adalah:
1) klik icon zoom In
2) tekan dan tarik mouse (drag) sehingga membentuk persegi panjang sesuai dengan
yang anda inginkan
3) zoom in akan memperbesar tampilan peta sesuai dengan ukuran persegi panjang
Zoom Out
Zoom Out berfungsi untuk memperkecil tampilan peta atau memperkecil skala.
Cara penggunaannya adalah:
1) Klik icon zoom out
2) Klik 1 x untuk memperkecil peta 1 level
3) Level terkecil yang dapat anda lihat adalah sama seperti saat awal memulai software
ini.
Pan (Geser)
Tool ini dapat anda gunakan untuk mempermudah dalam mencari suatu lokasi. fungsinya
adalah untuk menggeser tampilan peta di layar menuju arah yang anda inginkan. Selama
anda menggeser level zoom tidak akan berubah.
Cara untuk menggunakannya ialah:
1) Klik icon Pan
2) Tekan mouse di dalam peta
3) Geser mouse ke arah yang anda inginkan
TOOLS TAMBAHAN
Locator/Indeks
locator
Fungsi Indeks adalah sebagai inset peta dari SIG aplikasi yang akan dibuat. Indeks dibuat
untuk mempermudah orientasi daerah yang bersangkutan. Kita dapat melakukan fungsi
Pan (Geser) di dalam locator.
LAPORAN PENDAHULUAN
Sistem Informasi Geografis (SIG) Perencanaan dan Kontrol Pembangunan
di Kabupaten Kutai Kartanegara
82
Bab 6
PERANCANGAN SIG PERENCANAAN DAN KONTROL PEMBANGUNAN
Maptips
Fungsi Maptips adalah untuk mempermudah identifikasi objek dalam peta. Fungsi ini
adalah penyederhanaan dari fungsi identify (identifikasi) .
Cara penggunaannya adalah:
1)
2)
3)
4)
c
Pencarian Objek
Untuk mencari objek dalam SIG Perencanaan dan Kontrol Pembangunan yang dibuat,
dapat menggunakan tool Cari (Find)
Untuk Menggunakannya:
1)
2)
3)
4)
5)
6)
LAPORAN PENDAHULUAN
Sistem Informasi Geografis (SIG) Perencanaan dan Kontrol Pembangunan
di Kabupaten Kutai Kartanegara
83
Bab 6
PERANCANGAN SIG PERENCANAAN DAN KONTROL PEMBANGUNAN
Identifikasi
Cara untuk menggunakan tool ini adalah:
1)
2)
3)
4)
Untuk mengubah aspek kartografis peta maka dapat dilakukan dari tool Legenda ini. Ada
banyak fungsi-fungsi tersembunyi yang ditambahkan untuk kustomisasi tampilan peta.
Untuk memulai nya pertama-tama klik icon Layer
Disini anda dapat mengubah properti sebuah layer yang dipilih. Ada empat tab yang dapat
digunakan untuk mengkustomisasi tampilan peta:
a
Simbol Tunggal
Untuk merubah warna pengisi Objek
1) klik Warna
2) klik warna yang diinginkan
3) klik apply untuk melihat hasil
4) rubah kembali apabila tidak sesuai
5) klik OK untuk finalisasi
Untuk merubah warna garis Objek
1) klik tambahan properti
2) klik pada Outline Colour
3) klik warna yang diinginkan
4) klik apply untuk melihat
5) rubah kembali apabila tidak sesuai
6) klik OK
LAPORAN PENDAHULUAN
Sistem Informasi Geografis (SIG) Perencanaan dan Kontrol Pembangunan
di Kabupaten Kutai Kartanegara
84
Bab 6
PERANCANGAN SIG PERENCANAAN DAN KONTROL PEMBANGUNAN
Legenda Peta
Tab ini digunakan untuk mengubah warna sesuai dengan umurnya, sehingga memudahkan
identifikasi
1) klik pada Unsur Objek untuk menentukan jenis Objek yang akan di tentukan warnanya
Ubah warna sesuai dengan selera
2) atau tandai setuju untuk menggunakan warna default dari system
3) klik Apply untuk melihat hasil
4) rubah kembali apabila tidak sesuai
5) klik OK untuk finalisasi
Pembagian Kelas
Tab ini digunakan untuk penggunaan gradasi warna sebagai petunjuk dari Objek
(Numerik)
1) pada unsur angka masukan parameter yang ingin anda gunakan Isi interval yang anda
inginkan.
2) akan terlihat pembagian kelas yang dipilih
3) klik apply untuk melihat hasil
4) rubah kembali apabila tidak sesuai
5) klik OK untuk finalisasi
Label
Untuk memberikan label kepada setiap objek yang ada. Hampir sama dengan fungsi
Maptips, bedanya label yang muncul sifatnya adalah fixed
1)
2)
3)
4)
5)
6)
7)
8)
9)
LAPORAN PENDAHULUAN
Sistem Informasi Geografis (SIG) Perencanaan dan Kontrol Pembangunan
di Kabupaten Kutai Kartanegara
85
Bab 6
PERANCANGAN SIG PERENCANAAN DAN KONTROL PEMBANGUNAN
Gambar 6-3
Contoh database menggunakan Microsoft Access
Model data adalah himpunan deskripsi data level tinggi yang di konstruksi untuk
menyembunyikan beberapa detail dari penyimpanan level rendah. DBMS memungkinkan user
untuk mendefinisikan data yang disimpan dalam istilah model data.
Model relasional adalah model data yang akan diterapkan pada perancangan basis data Sistem
Analisa Kebutuhan. Konsep utamanya : relasi, pada dasarnya adalah sebuah tabel dengan
baris dan kolom. Tiap relasi memiliki skema, yang menggambarkan kolom atau fields.
Ada 4 teknik yang digunakan dalam merancang basis data Sistem Informasi Geografis
Perencanaan dan Kontrol Pembangunan, yaitu teknik Entity Relationship (ER), Skema Relasi,
Normalisasi dan Perancangan Struktur File.
a
Skema Relasi
Skema relasi table yang didapat dari ER-Diagram adalah sebagai berikut :
Tabel Lokasi membentuk relasi Lokasi.Kode_adm = Administrasi.Kode_adm dengan
tabel Administrasi
Tabel Program membentuk relasi Program.kode_SKPD = SKPD.kode_SKPD dengan
tabel SKPD.
LAPORAN PENDAHULUAN
Sistem Informasi Geografis (SIG) Perencanaan dan Kontrol Pembangunan
di Kabupaten Kutai Kartanegara
86
Bab 6
PERANCANGAN SIG PERENCANAAN DAN KONTROL PEMBANGUNAN
Normalisasi
Normalisasi merupakan proses dekomposisi tabel agar terbentuk tabel normal. Normalisasi
bertujuan untuk meminimalkan duplikasi data dan menghindari anomali. Hal ini umumnya
ditujukan agar pemakaian memori benar-benar efektif dan efisien. Keuntungan
normalisasi antara lain :
Menghindari efek penghapusan / deletion side-effect
Menghindari efek pembaharuan / update side-effect
Menghindari efek penyisipan / insertion side-effect
Bentuk-bentuk normalisasi yang digunakan adalah :
Bentuk Normal kesatu ( 1 NF / First Normal Form ), syarat agar suatu relasi dapat
dikatakan memenuhi bentuk normal kesatu antara lain jika tidak mengandung repeaty
group dan harus atomic.
Bentuk Normal kedua ( 2 NF / Second Normal Form ), suatu relasi akan memenuhi bentuk
normal kedua apabila telah memenuhi bentuk normal kesatu dan semua atribut bukan
kunci harus secara fungsi bergantung penuh pada atribut kunci.
Bentuk Normal ketiga ( 3 NF / Third Normal Form ), suatu relasi dapat memenuhi bentuk
normal ketiga jika telah memenuhi syarat normal kedua dan tidak mengandung
Transitive Functional dependenciey ( ketergantungan transitif / tidak langsung ).
Untuk semua struktur database yang dirancang sudah memenuhi ketiga bentuk Normal
tersebut di atas.
Untuk menjamin keamanan data, maka pada database ini diberikan fasilitas Login Window
yang akan muncul setiap kali akan masuk kedalam database sistem. Login Window ini akan
berfungsi sebagai gerbang dari database SIG ini. Anda membutuhkan password untuk bisa
melewati Login Window.
6.3.1
Login
Keamanan sistem dari sisi modul dilakukan dengan mengidentifikasi kumpulan pengguna
(user) yang berbeda.
Dari sisi database, pengamanan dilakukan dengan proteksi password, sementara dari sisi
aplikasi dilakukan dengan akses user, yang saat ini didefinisikan dengan hak akses yang
seragam untuk semua user.
LAPORAN PENDAHULUAN
Sistem Informasi Geografis (SIG) Perencanaan dan Kontrol Pembangunan
di Kabupaten Kutai Kartanegara
87
Bab 6
PERANCANGAN SIG PERENCANAAN DAN KONTROL PEMBANGUNAN
6.3.2
icon
6.3.3
Fungsi
Melakukan proses penyimpanan terhadap data yang baru diinput
Update
Cari
Reset
Filter
Hps Filter
Hapus
Aktifkan
Pasifkan
Cetak
Home
Panduan
Modul pengisian database ini merupakan data-data informasi yang akan ditampilkan dalam
aplikasi SIG Perencanaan dan Kontrol Pembangunan.
Pengelola Pengguna
Modul ini merupakan menu untuk melakukan perubahan pada para pengguna yang
telah terdaftar dalam sistem ini. Contoh tampilan halaman pengelola pengguna dapat
dilihat pada gambar dibawah ini.
Gambar 6-4
Contoh Menu Pengelola Pengguna
LAPORAN PENDAHULUAN
Sistem Informasi Geografis (SIG) Perencanaan dan Kontrol Pembangunan
di Kabupaten Kutai Kartanegara
88
Bab 6
PERANCANGAN SIG PERENCANAAN DAN KONTROL PEMBANGUNAN
LAPORAN PENDAHULUAN
Sistem Informasi Geografis (SIG) Perencanaan dan Kontrol Pembangunan
di Kabupaten Kutai Kartanegara
89
Bab 6
PERANCANGAN SIG PERENCANAAN DAN KONTROL PEMBANGUNAN
Gambar 6-6
Contoh Menu Pengelola Tematik
Entry Data
Modul ini digunakan untuk pengelolaan dan pemutakhiran data Perencanaan dan
Kontrol Pembangunan yang secara garis besar terdiri atas :
1. Modul Input Program Kerja Tahunan
Gambar 6-7
Contoh Entry Data Program Kerja Tahunan
LAPORAN PENDAHULUAN
Sistem Informasi Geografis (SIG) Perencanaan dan Kontrol Pembangunan
di Kabupaten Kutai Kartanegara
90
Bab 6
PERANCANGAN SIG PERENCANAAN DAN KONTROL PEMBANGUNAN
terdiri dari isian mengenai no. Input, Satuan Kerja, Urusan, Fungsi, Program,
Kegiatan, Sub Kegiatan.
c) Data Program Baru, digunakan untuk menampilkan form isian Data Program Baru
yang ingin ditambahkan. Dalam Data Program Baru tersebut terdiri dari isian
mengenai no. Input, Satuan Kerja, Urusan, Fungsi, Program, Kegiatan, Sub
Kegiatan.
d) Simpan Data Program, digunakan untuk menyimpan Data Program yang telah
ditambahkan.
2. Modul Input Realisasi Triwulan
Input yang digunakan dalam modul ini terdiri atas :
a) Rencana Kerja Satuan Kerja Perangkat Daerah (Renja-SKPD) tahun berjalan;
b) DPA/DIPA kegiatan bersangkutan sesuai dengan sumber pendanaan yang dapat
berasal dari APBD Kabupaten, APBD Provinsi, APBN, PHLN, dan lain-lain;
c) Laporan evaluasi pelaksanaan kegiatan pada tahun sebelumnya (apabila
kegiatan yang sedang dilaksanakan merupakan kegiatan lanjutan), untuk
mendapatkan informasi realisasi kinerja indikator kegiatan pada tahun
sebelumnya;
Gambar 6-8
Contoh Entry Data Realisasi Anggaran
LAPORAN PENDAHULUAN
Sistem Informasi Geografis (SIG) Perencanaan dan Kontrol Pembangunan
di Kabupaten Kutai Kartanegara
91
Bab 6
PERANCANGAN SIG PERENCANAAN DAN KONTROL PEMBANGUNAN
bersangkutan. Pada dasarnya, indikator kinerja kegiatan dapat memiliki satu atau
lebih tolok ukur dan target kinerja. Oleh karena itu, realisasi indikator kinerja
kegiatan (masukan/proses/keluaran) pada triwulan bersangkutan adalah rata-rata
realisasi target tolok ukur kinerjanya pada triwulan yang sama.
Realisasi Target Tolok Ukur Kinerja pada indikator kinerja kegiatan pada triwulan
tertentu dapat dihitung melalui rumus sebagai berikut:
RUMUS A.1.1
REALISASI VOLUME TOLOK UKUR
KINERJA KEGIATAN Tw.X
REALISASI TARGET
TOLOK UKUR KINERJA =
KEGIATAN Tw.X (%)
x 100 %
keterangan:
Tw.X
T.X
=
=
triwulan ke-X
tahun berjalan
Sementara itu, rumusan volume target kinerja pada suatu tolok ukur kinerja
terkadang dinyatakan dalam bentuk paket, dimana hal ini mencerminkan bahwa
tolok ukur kinerja memiliki lebih dari satu sub tolok ukur kinerja dan/atau
merupakan kumpulan dari beberapa sub tolok ukur kinerja yang memiliki
jenis/satuan volume yang berbeda. Untuk mengetahui realisasi volume target
kinerja pada suatu tolok ukur kinerja yang dinyatakan dalam bentuk paket,
maka dapat dihitung melalui rumus sebagai berikut:
RUMUS A.1.2.
REALISASI VOLUME
TOLOK UKUR
KINERJA
KEGIATAN Tw.X
=
(PAKET)
REALISASI
VOLUME SUB
TOLOK UKUR
KINERJA1- Tw.X
TARGET
VOLUME SUB
TOLOK UKUR
KINERJA1- T.X
REALISASI
VOLUME SUB
TOLOK UKUR
KINERJA2- Tw.X
TARGET
VOLUME SUB
TOLOK UKUR
KINERJA2- T.X
.....
+
.
REALISASI
VOLUME SUB
TOLOK UKUR
KINERJAN- Tw.X
TARGET
VOLUME SUB
TOLOK UKUR
KINERJAN- T.X
N
keterangan:
Tw.X
=
N-Tw.X =
N-T.X
=
N
=
Dengan diketahuinya realisasi volume target kinerja pada suatu tolok ukur kinerja
yang dinyatakan dalam bentuk paket, maka selanjutnya realisasi (%) tolok ukur
kinerja-nya dihitung dengan menggunakan Rumus A.1.1.
Setelah diketahuinya masing-masing realisasi tolok ukur kinerja pada suatu
indikator kinerja kegiatan (masukan/keluaran/hasil) pada triwulan tertentu,
maka Realisasi Indikator Kinerja Kegiatan dapat dihitung dengan menggunakan
rumus sebagai berikut:
LAPORAN PENDAHULUAN
Sistem Informasi Geografis (SIG) Perencanaan dan Kontrol Pembangunan
di Kabupaten Kutai Kartanegara
92
Bab 6
PERANCANGAN SIG PERENCANAAN DAN KONTROL PEMBANGUNAN
RUMUS A.1.3.
REALISASI
INDIKATOR
KINERJA
KEGIATAN Tw.X
(%)
keterangan:
Tw.X
N-Tw.X =
N
=
% REALISASI
TARGET TOLOK
UKUR KINERJA
KEGIATAN 1-Tw.X
% REALISASI
TARGET
TOLOK UKUR
KINERJA
KEGIATAN 2Tw.X
% REALISASI
TARGET
+ ..... + TOLOK UKUR
KINERJA
KEGIATAN N-Tw.X
LAPORAN PENDAHULUAN
Sistem Informasi Geografis (SIG) Perencanaan dan Kontrol Pembangunan
di Kabupaten Kutai Kartanegara
pada
93
Bab 6
PERANCANGAN SIG PERENCANAAN DAN KONTROL PEMBANGUNAN
:
:
:
:
:
:
:
Koordinat :
TOLOK UKUR
KINERJA
01
MASUKAN
02
anggaran
PROSES
waktu
KELUARAN
pencapaian
TARGET KINERJA
VOLUME
03
SATUAN
04
SAMPAI DENGAN
TRIWULAN LALU
VOLUME
%
05
06
%
08
SAMPAI DENGAN
TRIWULAN INI
VOLUME
%
09
10
KETERANGAN
11
LAPORAN PENDAHULUAN
Sistem Informasi Geografis (SIG) Perencanaan dan Kontrol Pembangunan
di Kabupaten Kutai Kartanegara
94
Bab 6
PERANCANGAN SIG PERENCANAAN DAN KONTROL PEMBANGUNAN
Petunjuk Pengisian :
Tanggal
Tahun
Triwulan
SKPD
Program
Tulis nama program yang menjadi naungan kegiatan sesuai dengan Renja-SKPD dan/atau
DPA/DIPA.
Kegiatan
Tulis nama kegiatan yang sedang dilaksanakan sesuai dengan yang tercantum dalam RenjaSKPD dan/atau DPA/DIPA.
Lokasi
Tulis nama lokasi tempat pelaksanaan kegiatan, dapat berupa: kota, kawasan, kecamatan,
kelurahan atau lokasi-lokasi yang lebih terinci.
Koordinat
Kolom 01
Merupakan indikator kinerja yang digunakan untuk mengukur tingkat realisasi atas
pelaksanaan kegiatan, yang terdiri dari masukan, proses dan keluaran.
Kolom 02
Tulis uraian tolok ukur kinerja pada masing-masing indikator kinerja (masukan, proses, dan
keluaran) sesuai dengan yang tercantum dalam Renja-SKPD dan/atau DPA/DIPA.
Kolom 03
Tulis volume (kuantitas) yang menjadi target kinerja pada masing-masing tolok ukur
kinerja/ sub tolok ukur kinerja sesuai dengan yang tercantum dalam Renja-SKPD dan/atau
DPA/DIPA.
Kolom 04
Tulis satuan atas volume target kinerja pada masing-masing tolok ukur kinerja/sub tolok
ukur kinerja sesuai yang tercantum dalam Renja-SKPD dan/atau DPA/DIPA.
Kolom 05
Tulis volume (kuantitas) realisasi kinerja yang telah dihasilkan atas masing-masing tolok
ukur kinerja/sub tolok ukur kinerja dari pelaksanaan kegiatan pada triwulan sebelumnya.
Kolom 06
Hitung dan tulis realisasi (%) target tolok ukur kinerja/sub tolok ukur kinerja berdasarkan
volume yang telah dihasilkan pada triwulan sebelumnya (Kolom 05) terhadap volume yang
ditargetkan pada tahun berjalan (Kolom 03), sesuai Rumus A.1.1..
Kolom 07
Tulis volume (kuantitas) yang telah dihasilkan atas masing-masing tolok ukur kinerja dari
pelaksanaan kegiatan pada triwulan yang dilaporkan (triwulan ini).
Kolom 08
Hitung dan tulis realisasi (%) target tolok ukur kinerja/sub tolok ukur kinerja berdasarkan
volume yang telah dihasilkan pada triwulan yang dilaporkan (Kolom 07) terhadap volume
yang ditargetkan pada tahun berjalan (Kolom 03), sesuai Rumus A.1.1.
Kolom 09
Jumlah kan antara volume yang telah dihasilkan pada triwulan sebelumnya (Kolom 05)
dengan volume yang telah dihasilkan pada triwulan yang dilaporkan (Kolom 07).
Kolom 10
Jumlah kan antara realisasi (%) yang telah dicapai pada triwulan sebelumnya (Kolom 06)
dengan realisasi (%) yang telah dicapai pada triwulan yang dilaporkan (Kolom 08).
Kolom 11
Tulis berbagai informasi yang perlu disampaikan atas realisasi pelaksanaan kegiatan hingga
triwulan yang dilaporkan.
Tulis upaya tindak lanjut yang diperlukan pada triwulan berikutnya terkait dengan
kendala/ permasalahan yang dihadapi dalam pelaksanaan kegiatan hingga triwulan yang
dilaporkan
Kendala
Dihadapi
yang
Tindak
Lanjut
yang Diperlukan
LAPORAN PENDAHULUAN
Sistem Informasi Geografis (SIG) Perencanaan dan Kontrol Pembangunan
di Kabupaten Kutai Kartanegara
95
Bab 6
PERANCANGAN SIG PERENCANAAN DAN KONTROL PEMBANGUNAN
:
:
:
:
:
:
:
10 0KT0BER 2008
2008
II
DINAS PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
Program Pendidikan Menengah
Pembangunan Gedung Sekolah
Kecamatan Z, Kelurahan M
TOLOK UKUR
KINERJA
01
MASUKAN
02
APBD Kabupaten
PROSES
waktu
KELUARAN
pencapaian
TARGET KINERJA
Koordinat : 10 LU 80 LS
SAMPAI DENGAN
TRIWULAN LALU
VOLUME
%
05
06
637.308.000
18,00
VOLUME
03
3.540.600.000
SATUAN
04
Rp.
Bulan
1,5
100
10,00
SAMPAI DENGAN
TRIWULAN INI
VOLUME
%
09
10
3.372.421.500
95,25
VOLUME
07
2.735.113.500
%
08
77,25
37,50
2,5
62,50
100,00
10,00
90,00
90,00
100,00
100,00
KETERANGAN
11
LAPORAN PENDAHULUAN
Sistem Informasi Geografis (SIG) Perencanaan dan Kontrol Pembangunan
di Kabupaten Kutai Kartanegara
96
Bab 6
PERANCANGAN SIG PERENCANAAN DAN KONTROL PEMBANGUNAN
LAPORAN PENDAHULUAN
Sistem Informasi Geografis (SIG) Perencanaan dan Kontrol Pembangunan
di Kabupaten Kutai Kartanegara
97
Bab 6
PERANCANGAN SIG PERENCANAAN DAN KONTROL PEMBANGUNAN
:
:
:
:
:
:
:
:
Koordinat
Triwulan
01
Rencana
Penyerapan Dana
Menurut Triwulan
(Rp)
02
Realisasi
Penyerapan Dana
Menurut Triwulan
(Rp)
03
Rencana
Penyelesaian
Kegiatan
(hh/bb/tt)
05
Realisasi
Penyelesaian
Kegiatan
(hh/bb/tt)
06
Target Keluaran
Ukuran Keluaran
Pencapaian
Keluaran
07
08
09
I
II
III
IV
KETERANGAN :
1.
2.
LAPORAN PENDAHULUAN
Sistem Informasi Geografis (SIG) Perencanaan dan Kontrol Pembangunan
di Kabupaten Kutai Kartanegara
98
Bab 6
PERANCANGAN SIG PERENCANAAN DAN KONTROL PEMBANGUNAN
Petunjuk Pengisian :
No
Tahun
SKPD
Program
Tulis nama program yang menjadi naungan kegiatan sesuai dengan Renja-SKPD dan/atau
DPA/DIPA.
Kegiatan
Tulis nama kegiatan yang sedang dilaksanakan sesuai dengan yang tercantum dalam RenjaSKPD dan/atau DPA/DIPA.
Anggaran
Tulis besarnya anggaran secara keseluruhan yang dialokasikan pada kegiatan sesuai dengan
yang tercantum dalam Renja-SKPD dan/atau DPA/DIPA.
Sumber Anggaran
Lokasi
Tulis nama lokasi tempat pelaksanaan kegiatan, dapat berupa: kota, kawasan, kecamatan,
kelurahan atau lokasi-lokasi yang lebih terinci.
Koordinat
Kolom 01
Kolom 02
Isilah kolom 02 dengan rencana penyerapan dana bagi kegiatan berdasarkan waktu triwulan.
Kolom 03
Isilah kolom 03 dengan realisasi penyerapan dana bagi kegiatan berdasarkan waktu triwulan.
Kolom 04
Kolom 05
Isilah kolom 05 dengan rencana waktu penyelesaian setiap tahapan pekerjaan pada kolom 04
Kolom 06
Kolom 07
Isilah kolom 07 dengan target keluaran (output) setiap tahapan pekerjaan pada kolom 04
Kolom 08
Isilah kolom 08 dengan ukuran untuk menilai pencapaian target keluaran yang dimaksud
pada kolom 07
Kolom 09
Isilah kolom 09 dengan realisasi keluaran yang dihasilkan setiap tahapan pekerjaan pada
kolom 04 dengan menggunakan ukuran capaian keluaran pada kolom 08
Keterangan
Tulis berbagai informasi yang perlu disampaikan atas realisasi pelaksanaan kegiatan yang
bersangkutan.
LAPORAN PENDAHULUAN
Sistem Informasi Geografis (SIG) Perencanaan dan Kontrol Pembangunan
di Kabupaten Kutai Kartanegara
99
Bab 6
PERANCANGAN SIG PERENCANAAN DAN KONTROL PEMBANGUNAN
:
:
:
:
:
:
:
:
0001
2008
DINAS PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
Program Pendidikan Menengah
Pembangunan Gedung Sekolah
Rp. 3.540.600.000
APBD Kabupaten Kutai Kartanegara
Kecamatan Z, Kelurahan M
Rencana Penyerapan
Dana Menurut
Triwulan (Rp)
02
708120000
2832480000
-
Realisasi Penyerapan
Dana Menurut
Triwulan (Rp)
Koordinat
Indikator Proses (Ketepatan Penyelesaian Kegiatan)
10 LU 80 LS
Tahapan Kegiatan
menurut Rencana
Rencana Penyelesaian
Kegiatan (hh/bb/tt)
Realisasi
Penyelesaian
Kegiatan (hh/bb/tt)
Target Keluaran
Ukuran Keluaran
Pencapaian Keluaran
04
Tahap 1
Tahap 2
-
05
15/07/08
5/10/08
-
06
14/07/08
1/10/08
-
07
10
90
-
08
%
%
-
09
10
90
-
03
637.308.000
2.735.113.500
-
KETERANGAN :
1.
2.
3.
LAPORAN PENDAHULUAN
Sistem Informasi Geografis (SIG) Perencanaan dan Kontrol Pembangunan
di Kabupaten Kutai Kartanegara
100
Bab 6
PERANCANGAN SIG PERENCANAAN DAN KONTROL PEMBANGUNAN
:
:
:
:
:
:
:
:
Koordinat
Indikator Masukan
Triwulan
01
Indikator Proses
Indikator Keluaran
Tahapan
Pencairan
Dana
menurut
Rencana
Rencana
Penyerapan
Dana
Menurut
Triwulan
(Rp)
Realisasi
Penyerapan
Dana Menurut
Triwulan (Rp)
Persentase
Realisasi
Penyerapan
Terhadap
Rencana (%)
Tahapan
Pekerjaan
menurut
Rencana
Rencana
Penyelesaian
Pekerjaan
(hh/bb/tt)
Realisasi
Penyelesaian
Pekerjaan
(hh/bb/tt)
Ketepatan
Waktu
Penyelesaian
Pekerjaan
Target
Keluaran
Ukuran
Keluaran
Pencapaian
Keluaran
Kesesuaian
Keluaran
02
03
04
(1)
05
06
07
(2)
08
09
10
(3)
I
II
III
IV
Jumlah (1A)
Nilai Rata-Rata (1B)
LAPORAN PENDAHULUAN
Sistem Informasi Geografis (SIG) Perencanaan dan Kontrol Pembangunan
di Kabupaten Kutai Kartanegara
Jumlah (2A)
Nilai Rata-Rata (2B) x 100 %
Nilai
Total
(4)
Jumlah (3A)
Nilai Rata-Rata (3B) x 100 %
101
Bab 6
PERANCANGAN SIG PERENCANAAN DAN KONTROL PEMBANGUNAN
Petunjuk Penilaian :
No
Tahun
SKPD
:
:
:
Program
Kegiatan
Anggaran
Sumber Anggaran
Lokasi
Koordinat
Kolom 01
Kolom 02
Kolom 03
Kolom 04
:
:
:
:
:
Kolom (1)
Kolom 05
Kolom 06
Kolom 07
Kolom (2)
Kolom 08
Kolom 09
Kolom 10
Kolom (3)
Kolom (4)
Dasar Penilaian
Tolok Ukur
LAPORAN PENDAHULUAN
Sistem Informasi Geografis (SIG) Perencanaan dan Kontrol Pembangunan
di Kabupaten Kutai Kartanegara
102
Bab 6
PERANCANGAN SIG PERENCANAAN DAN KONTROL PEMBANGUNAN
:
:
:
:
:
:
:
:
0001
2008
DINAS PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
Program Pendidikan Menengah
Pembangunan Gedung Sekolah
Rp. 3.540.600.000
APBD Kabupaten Kutai Kartanegara
Kecamatan Z, Kelurahan M
Koordinat
Indikator Masukan
Triwulan
Tahapan
Pencairan
Dana
menurut
Rencana
(a)
(b)
I
Tahap 1
II
Tahap 2
III
IV
Jumlah (1A)
Nilai Rata-Rata (1B)
Rencana
Penyerapan
Dana
Menurut
Triwulan
(Rp)
Realisasi
Penyerapan
Dana Menurut
Triwulan (Rp)
(c)
708120000
2832480000
-
(d)
637.308.000
2.735.113.500
-
Indikator Proses
Persentase
Realisasi
Penyerapan
Terhadap
Rencana (%)
(1)
90
97
187
93
LAPORAN PENDAHULUAN
Sistem Informasi Geografis (SIG) Perencanaan dan Kontrol Pembangunan
di Kabupaten Kutai Kartanegara
Tahapan
Pekerjaan
menurut
Rencana
Rencana
Penyelesaian
Pekerjaan
(hh/bb/tt)
(e)
(f)
Tahap 1
15/07/08
Tahap 2
5/10/08
Jumlah (2A)
Nilai Rata-Rata (2B) x 100 %
10 LU 80 LS
Indikator Keluaran
Realisasi
Penyelesaian
Pekerjaan
(hh/bb/tt)
Ketepatan
Waktu
Penyelesaian
Pekerjaan
(g)
14/07/08
1/10/08
-
(2)
1
1
2
100
Target
Keluaran
Ukuran
Keluaran
(h)
(i)
10
%
90
%
Jumlah (3A)
Nilai Rata-Rata (3B) x 100 %
Pencapaian
Keluaran
Kesesuaian
Keluaran
(j)
10
90
-
(3)
1
1
2
100
Nilai
Total
(4)
98
103
Bab 6
PERANCANGAN SIG PERENCANAAN DAN KONTROL PEMBANGUNAN
4. Modul Pelaporan
Gambar 6-9
Contoh Format Pelaporan Pelaksanaan Kegiatan
LAPORAN PENDAHULUAN
Sistem Informasi Geografis (SIG) Perencanaan dan Kontrol Pembangunan
di Kabupaten Kutai Kartanegara
104
LAMPIRAN 1
DISAIN DATABASE
Diagram ER
SIG Perencanaan dan Kontrol Pembangunan
Di Kabupaten Kutai Kartanegara
Administrasi
1
Periode
Lokasi
M
M
Kegiatan
Realisasi
Memiliki
PPTK
1
Program
Memiliki
M
1
1
Memiliki
LAPORAN PENDAHULUAN
Sistem Informasi Geografis (SIG) Perencanaan dan Kontrol Pembangunan
di Kabupaten Kutai Kartanegara
SKPD
105
LAMPIRAN 1
DISAIN DATABASE
Skema Relasi :
1. Administrasi (#Kode_adm, nama_kel, nama_kec, nama_kab, nama_prop)
2. Lokasi (#ID_lok, nama_lok, #kode_adm, Koordinat_lok)
3. Kegiatan (#Kode_keg, nama_keg, anggaran)
4. Program (#Kode_Prog, nama_prog, anggaran)
5. Periode (#ID_periode, nama_periode)
6. Realisasi (#Tanggal, #ID_periode, #kode_keg, No. Kontrak, #ID_PPTK, pelaksana, nilai,
persentase, photo)
7. PPTK (#ID_PPTK, nama_PPTK, no_tlp, no_fax)
8. SKPD (#Kode_SKPD, nama_SKPD, no_tlp, no_fax)
Perancangan Kode :
1. Kode_adm : kkffnn
Bilangan 4 digit.
Dua digit pertama merupakan kode kabupaten
Dua digit berikutnya menunjukkan nomor kecamatan
Dua digit berikutnya menunjukkan nomor kelurahan
Contoh :
01018 : Kutai Kartanegara (01) kecamatan Samboja (01) kelurahan X (18)
010210 : Kutai Kartanegara (01) Muara Jawa (02) kelurahan Y
2. ID_lok : sspp00kk00nn
Bilangan 12 digit :
8 digit pertama merupakan kode kegiatan.
2 digit berikutnya bernilai 00 sebagai digit cadangan
n kode lokasi bernilai dari 00 sampai 99
contoh :
011600220012 : Pengadaan sarana mobilitas sekolah di desa Sasak
Dinas PDK(01) program wajib belajar pendidikan dasar sembilan tahun (16) nomor
kegiatan (22) desa Sasak (12)
3. Kode_keg : sspp00kk
Bilangan 8 digit :
s kode SKPD bernilai dari 00 sampai 99
p kode program bernilai dari 00 sampai 99
2 digit berikutnya bernilai 00 sebagai digit cadangan
k kode kegiatan bernilai dari 00 sampai 99
contoh :
01160022 : Pengadaan sarana mobilitas sekolah
Dinas PDK(01) program wajib belajar pendidikan dasar sembilan tahun (16) nomor
kegiatan 22.
4. Kode_prog : ss00nn
Bilangan 6 digit.
2 digit pertama mengambil dari kode_SKPD
2 digit berikutnya bernilai 00 sebagai digit cadangan
2 digit terakhir menunjukkan nomor program
Contoh :
010015 : Program pendidikan anak usia dini
010016 : Program wajib belajar pendidikan dasar sembilan tahun
020017 : Program penanggulangan wabah demam berdarah
5. ID_PPTK : ssnn
Bilangan 4 digit
2 digit pertama menunjukkan kode SKPD
2 digit terakhir menunjukkan nomor PPTK
Contoh :
0101 : PPTK yang menangani kegiatan pembangunan kegiatan sekolah yang berada pada
SKPD PDK
LAPORAN PENDAHULUAN
Sistem Informasi Geografis (SIG) Perencanaan dan Kontrol Pembangunan
di Kabupaten Kutai Kartanegara
106
LAMPIRAN 1
DISAIN DATABASE
6. Kode_SKPD : nn
Bilangan 2 digit menunjukkan nomor SKPD
Contoh :
01 : Dinas PDK
02 : Dinas kesehatan
7. ID_periode : n
Bilangan 1 digit menunjukkan periode
1 untuk triwulan 1
2 untuk triwulan 2
3 untuk triwulan 3
4 untuk triwulan 4
8. Tanggal : ddmmyyyy
Bilangan 8 digit, tanggal pengisian laporan
d tanggal
m bulan
y tahun
LAPORAN PENDAHULUAN
Sistem Informasi Geografis (SIG) Perencanaan dan Kontrol Pembangunan
di Kabupaten Kutai Kartanegara
107
LAMPIRAN 2
Nama Tabel
: Administrasi
Nama Field
Kode_Adm
Nama_Kel
Nama_Kec
Nama_Kab
Nama_prop
Nama Tabel
Nama Field
Type Data
Text
Text
Text
Number
Ukuran
12
50
6
Default
Type Data
Text
Text
Currency
Ukuran
8
50
Default
Type Data
Text
Text
Currency
Text
Ukuran
6
50
Type Data
Text
Text
Text
Text
Ukuran
4
50
15
15
: Program
Nama Field
Kode_prog
Nama_prog
Anggaran
Tahun Anggaran
Nama Tabel
Default
: Kegiatan
Kode_keg
Nama_keg
anggaran
Nama Tabel
Ukuran
6
50
50
50
50
: Lokasi
Nama Field
ID_lok
Nama_lok
Kode_Adm
Koordinat_lok
Nama Tabel
Type Data
Text
Text
Text
Text
Text
Default
0
: PPTK
Nama Field
ID_PPTK
Nama_PPTK
No_tlp
No_fax
LAPORAN PENDAHULUAN
Sistem Informasi Geografis (SIG) Perencanaan dan Kontrol Pembangunan
di Kabupaten Kutai Kartanegara
Default
108
LAMPIRAN 2
STRUKTUR FILE SIG PERENCANAAN DAN KONTROL PEMBANGUNAN DI KABUPATEN KUTAI KARTANEGARA
Nama Tabel
Kode_SKPD
Nama_SKPD
No_tlp
No_fax
Nama Tabel
: SKPD
Nama Field
Ukuran
2
50
15
15
Default
Type Data
Text
Text
Ukuran
1
50
Default
Type Data
Date/Time
Text
Text
Text
Text
Text
Number
Number
Graphics
Ukuran
8
1
8
50
4
50
Default
: PERIODE
Nama Field
ID_periode
Nama_periode
Nama Tabel
Type Data
Text
Text
Text
Text
: Realisasi
Nama Field
Tanggal
ID_periode
Kode_keg
No. Kontrak
ID_PPTK
Pelaksana
Nilai
Persentase
Photo
LAPORAN PENDAHULUAN
Sistem Informasi Geografis (SIG) Perencanaan dan Kontrol Pembangunan
di Kabupaten Kutai Kartanegara
0
0
109
LAMPIRAN 3
FORMULIR D
ground check form
Nama Surveyor
Koordinat GPS
Hari/Tanggal
Nama Kegiatan
Lokasi
Program
Sumber Anggaran
Tahun Anggaran
SKPD
Pimpro/Pinlak/PPTK
Pelaksana
Pengawas Lapangan
:
:
:
:
:
:
:
:
:
:
Catatan lapangan:
No
Uraian
Surveyor merekam data visual di lokasi, diupayakan berupa moving picture (film)
LAPORAN PENDAHULUAN
Sistem Informasi Geografis (SIG) Perencanaan dan Kontrol Pembangunan
di Kabupaten Kutai Kartanegara
110
LAMPIRAN 3
SURVEY GROUND CHECK
:
:
:
:
:
:
:
:
:
:
01
MASUKAN
PROSES
waktu
KELUARAN
pencapaian
INDIKATOR
KINERJA
Koordinat :
SAMPAI DENGAN
TRIWULAN LALU
VOLUME
%
05
06
%
08
SAMPAI DENGAN
TRIWULAN INI
VOLUME
%
09
10
KETERANGAN
11
LAPORAN PENDAHULUAN
Sistem Informasi Geografis (SIG) Perencanaan dan Kontrol Pembangunan
di Kabupaten Kutai Kartanegara
111
LAMPIRAN 3
SURVEY GROUND CHECK
Petunjuk Pengisian :
Tanggal
Tahun
Triwulan
SKPD
Fungsi
Sub Fungsi
Urusan
Program
Tulis nama program yang menjadi naungan kegiatan sesuai dengan Renja-SKPD dan/atau
DPA/DIPA.
Kegiatan
Tulis nama kegiatan yang sedang dilaksanakan sesuai dengan yang tercantum dalam
Renja-SKPD dan/atau DPA/DIPA.
Lokasi
Tulis nama lokasi tempat pelaksanaan kegiatan, dapat berupa: kota, kawasan,
kecamatan, kelurahan atau lokasi-lokasi yang lebih terinci.
Koordinat
Kolom 01
Merupakan indikator kinerja yang digunakan untuk mengukur tingkat realisasi atas
pelaksanaan kegiatan, yang terdiri dari masukan, proses dan keluaran.
Kolom 02
Tulis uraian tolok ukur kinerja pada masing-masing indikator kinerja (masukan, proses,
dan keluaran) sesuai dengan yang tercantum dalam Renja-SKPD dan/atau DPA/DIPA.
Kolom 03
Tulis volume (kuantitas) yang menjadi target kinerja pada masing-masing tolok ukur
kinerja/ sub tolok ukur kinerja sesuai dengan yang tercantum dalam Renja-SKPD
dan/atau DPA/DIPA.
Kolom 04
Tulis satuan atas volume target kinerja pada masing-masing tolok ukur kinerja/sub tolok
ukur kinerja sesuai yang tercantum dalam Renja-SKPD dan/atau DPA/DIPA.
Kolom 05
Tulis volume (kuantitas) realisasi kinerja yang telah dihasilkan atas masing-masing tolok
ukur kinerja/sub tolok ukur kinerja dari pelaksanaan kegiatan pada triwulan
sebelumnya.
Kolom 06
Hitung dan tulis realisasi (%) target tolok ukur kinerja/sub tolok ukur kinerja
berdasarkan volume yang telah dihasilkan pada triwulan sebelumnya (Kolom 05)
terhadap volume yang ditargetkan pada tahun berjalan (Kolom 03), sesuai Rumus A.1.1..
Kolom 07
Tulis volume (kuantitas) yang telah dihasilkan atas masing-masing tolok ukur kinerja dari
pelaksanaan kegiatan pada triwulan yang dilaporkan (triwulan ini).
Kolom 08
Hitung dan tulis realisasi (%) target tolok ukur kinerja/sub tolok ukur kinerja
berdasarkan volume yang telah dihasilkan pada triwulan yang dilaporkan (Kolom 07)
terhadap volume yang ditargetkan pada tahun berjalan (Kolom 03), sesuai Rumus A.1.1.
Kolom 09
Jumlah kan antara volume yang telah dihasilkan pada triwulan sebelumnya (Kolom 05)
dengan volume yang telah dihasilkan pada triwulan yang dilaporkan (Kolom 07).
Kolom 10
Jumlah kan antara realisasi (%) yang telah dicapai pada triwulan sebelumnya (Kolom 06)
dengan realisasi (%) yang telah dicapai pada triwulan yang dilaporkan (Kolom 08).
Kolom 11
Tulis berbagai informasi yang perlu disampaikan atas realisasi pelaksanaan kegiatan
hingga triwulan yang dilaporkan.
Tulis upaya tindak lanjut yang diperlukan pada triwulan berikutnya terkait dengan
kendala/ permasalahan yang dihadapi dalam pelaksanaan kegiatan hingga triwulan yang
dilaporkan
Kendala
Dihadapi
yang
Tindak
Lanjut
yang Diperlukan
LAPORAN PENDAHULUAN
Sistem Informasi Geografis (SIG) Perencanaan dan Kontrol Pembangunan
di Kabupaten Kutai Kartanegara
112
LAMPIRAN 3
SURVEY GROUND CHECK
:
:
:
:
:
:
:
:
:
:
:
(Kesesuaian Penyerapan Dana)
Rencana
Realisasi
Penyerapan Dana
Penyerapan
Menurut
Dana Menurut
Triwulan (Rp)
Triwulan (Rp)
02
03
Koordinat
:
Indikator Keluaran (Kesesuaian Keluaran Kegiatan)
Target Keluaran
Ukuran Keluaran
Pencapaian
Keluaran
07
08
09
KETERANGAN :
1.
2.
LAPORAN PENDAHULUAN
Sistem Informasi Geografis (SIG) Perencanaan dan Kontrol Pembangunan
di Kabupaten Kutai Kartanegara
113
LAMPIRAN 3
SURVEY GROUND CHECK
Petunjuk Pengisian :
No
Tahun
SKPD
Fungsi
Sub Fungsi
Urusan
Program
:
:
:
:
:
:
:
Kegiatan
Anggaran
Sumber Anggaran
Lokasi
:
:
Koordinat
Kolom 01
:
:
Kolom 02
Kolom 03
Kolom 04
Kolom 05
Kolom 06
Kolom 07
Kolom 08
Kolom 09
Keterangan
LAPORAN PENDAHULUAN
Sistem Informasi Geografis (SIG) Perencanaan dan Kontrol Pembangunan
di Kabupaten Kutai Kartanegara
114
LAMPIRAN 3
SURVEY GROUND CHECK
Triwulan
Tahapan
Pencairan
Dana
menurut
Rencana
01
02
I
II
III
IV
Jumlah (1A)
Nilai Rata-Rata (1B)
:
:
:
:
:
:
:
:
:
:
:
Koordinat
Indikator Masukan
Rencana
Realisasi
Penyerapan Penyerapan
Dana
Dana
Menurut
Menurut
Triwulan
Triwulan
(Rp)
(Rp)
03
04
Persentase
Realisasi
Penyerapan
Terhadap
Rencana
(%)
(1)
LAPORAN PENDAHULUAN
Sistem Informasi Geografis (SIG) Perencanaan dan Kontrol Pembangunan
di Kabupaten Kutai Kartanegara
Indikator Proses
Indikator Keluaran
Tahapan
Pekerjaan
menurut
Rencana
Rencana
Penyelesaian
Pekerjaan
(hh/bb/tt)
Realisasi
Penyelesaian
Pekerjaan
(hh/bb/tt)
Ketepatan
Waktu
Penyelesaian
Pekerjaan
Target
Keluaran
Ukuran
Keluaran
Pencapaian
Keluaran
Kesesuaian
Keluaran
05
06
07
(2)
08
09
10
(3)
Jumlah (2A)
Nilai Rata-Rata (2B) x 100 %
Nilai
Total
(4)
Jumlah (3A)
Nilai Rata-Rata (3B) x 100 %
115
LAMPIRAN 3
SURVEY GROUND CHECK
Petunjuk Penilaian :
No
Tahun
SKPD
Fungsi
Sub Fungsi
Urusan
Program
:
:
:
:
:
:
:
Kegiatan
Anggaran
Sumber Anggaran
Lokasi
:
:
Koordinat
Kolom 01
Kolom 02
Kolom 03
:
:
:
:
Kolom 04
Kolom (1)
Kolom 05
Kolom 06
:
:
Kolom 07
Kolom (2)
Kolom 08
Kolom 09
Kolom 10
Kolom (3)
Kolom (4)
Dasar Penilaian
Tolok Ukur
LAPORAN PENDAHULUAN
Sistem Informasi Geografis (SIG) Perencanaan dan Kontrol Pembangunan
di Kabupaten Kutai Kartanegara
116
LAMPIRAN 4
KEBUTUHAN DATA
SEKUNDER
No
Nama Data
Sumber Data
Type Data
Keterangan
check
- Digital
- Non
Digital
- softcopy
- hardcopy
- 1 : 50.000
- 1 : 25.000
ada/
tidak ada
- Th 2007
- Th 2008
ada/
tidak ada
softcopy
hardcopy
softcopy
hardcopy
softcopy
hardcopy
Th
Th
Th
Th
Th
Th
2007
2008
2007
2008
2007
2008
ada/
tidak ada
ada/
tidak ada
ada/
tidak ada
softcopy
hardcopy
softcopy
hardcopy
Th
Th
Th
Th
2007
2008
2007
2008
ada/
tidak ada
ada/
tidak ada
1.
-Bakosurtanal
-Bappeda
2.
Bappeda
13.
14.
15.
16.
17.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
12.
Bappeda
Bappeda
Bappeda
Bappeda
Bappeda
Bappeda
- softcopy
- hardcopy
- Th 2007
- Th 2008
ada/
tidak ada
Bappeda
- softcopy
- hardcopy
- Th 2007
- Th 2008
ada/
tidak ada
Bappeda
- softcopy
- hardcopy
- Th 2007
- Th 2008
ada/
tidak ada
Bappeda
- softcopy
- hardcopy
- Th 2007
- Th 2008
ada/
tidak ada
Bappeda
ada/
tidak
ada/
tidak
ada/
tidak
ada/
tidak
Dinas
Kehutanan
Dinas
Kesehatan
Dinas
Pariwisata dan
Budaya
Dinas
Pekerjaan
Umum
Dinas
Pendidikan
Luar Sekolah,
Pemuda dan
Olahraga
LAPORAN PENDAHULUAN
Sistem Informasi Geografis (SIG) Perencanaan dan Kontrol Pembangunan
di Kabupaten Kutai Kartanegara
softcopy
hardcopy
softcopy
hardcopy
softcopy
hardcopy
softcopy
hardcopy
Th
Th
Th
Th
Th
Th
Th
Th
2007
2008
2007
2008
2007
2008
2007
2008
ada
ada
ada
ada
- softcopy
- hardcopy
- Th 2007
- Th 2008
ada/
tidak ada
- softcopy
- hardcopy
- Th 2007
- Th 2008
ada/
tidak ada
117
LAMPIRAN 4
KEBUTUHAN DATA SEKUNDER
No
Nama Data
18.
19.
20.
21.
22.
23.
24.
25.
26.
27.
28.
29.
30.
31.
32.
33.
34.
35.
36.
37.
38.
Sumber Data
Type Data
Dinas
Kependudukan
dan Catatan
Sipil
Dinas
Pendidikan
Dinas
Perikanan dan
Kelautan
Dinas
Perindustrian,
Perdagangan
dan Koperasi
Dinas
Perhubungan
Dinas
Perkebunan
Dinas
Pertambangan
dan Energi
Dinas
Pertanahan
Dinas
Pertanian
Tanaman
Pangan
Dinas
Peternakan
Dinas Sosial
- softcopy
- hardcopy
- Th 2007
- Th 2008
ada/
tidak ada
2007
2008
2007
2008
ada/
tidak ada
ada/
tidak ada
- softcopy
- hardcopy
- Th 2007
- Th 2008
ada/
tidak ada
softcopy
hardcopy
softcopy
hardcopy
softcopy
hardcopy
Th
Th
Th
Th
Th
Th
2007
2008
2007
2008
2007
2008
ada/
tidak ada
ada/
tidak ada
ada/
tidak ada
softcopy
hardcopy
softcopy
hardcopy
Th
Th
Th
Th
2007
2008
2007
2008
ada/
tidak ada
ada/
tidak ada
softcopy
hardcopy
softcopy
hardcopy
softcopy
hardcopy
softcopy
hardcopy
softcopy
hardcopy
Th
Th
Th
Th
Th
Th
Th
Th
Th
Th
2007
2008
2007
2008
2007
2008
2007
2008
2007
2008
ada/
tidak
ada/
tidak
ada/
tidak
ada/
tidak
ada/
tidak
Dinas Tenaga
Kerja
Dinas
Transmigrasi
Badan
Pengawas
Daerah
Badan
Kepegawaian
Daerah
Badan
Pengendalian
Dampak
Lingkungan
Daerah
Badan
Pemberdayaan
Masyarakat
Desa
Badan
Kesatuan
Bangsa dan
Perlindungan
Masyarakat
Badan
Penanaman
Modal Daerah
Badan
Penelitian dan
Pengembangan
Daerah
Badan
Pengelola
Keuangan
Daerah
LAPORAN PENDAHULUAN
Sistem Informasi Geografis (SIG) Perencanaan dan Kontrol Pembangunan
di Kabupaten Kutai Kartanegara
softcopy
hardcopy
softcopy
hardcopy
Keterangan
Th
Th
Th
Th
check
ada
ada
ada
ada
ada
- softcopy
- hardcopy
- Th 2007
- Th 2008
ada/
tidak ada
- softcopy
- hardcopy
- Th 2007
- Th 2008
ada/
tidak ada
- softcopy
- hardcopy
- Th 2007
- Th 2008
ada/
tidak ada
- softcopy
- hardcopy
- Th 2007
- Th 2008
ada/
tidak ada
- softcopy
- hardcopy
- Th 2007
- Th 2008
ada/
tidak ada
- softcopy
- hardcopy
- Th 2007
- Th 2008
ada/
tidak ada
- softcopy
- hardcopy
- Th 2007
- Th 2008
ada/
tidak ada
118