Kalau diperhatikan, semua bahan organik, seperti buah, sayur, atau
daging, yang telah terekspos udara pasti lama-kelamaan akan basi dan berubah warna serta baunya. Nah, inilah proses alami yang disebut oksidasi, yang juga terjadi pada setiap sel dalam tubuh manusia. Bahkan, setiap saat tubuh menggunakan oksigen untuk membakar sari makanan, sekitar 1-2 persen dari sel-sel yang ada dalam tubuh akan berubah menjadi radikal bebas, yang merupakan sebutan untuk sel-sel rusak yang dapat membahayakan tubuh. Bukan hanya itu saja, radikal bebas juga dapat berasal dari luar tubuh, seperti asap rokok, asap kendaraan, dan makanan yang tercemar pestisida. Oleh karena itu, untuk menangkal radikal bebas tersebut, tubuh pun memerlukan banyak antioksidan yang bisa dengan mudah ditemukan dalam beberapa jenis makanan. Nah, untuk mengetahui lebih banyak lagi tentang antioksidan sebagai penangkal radikal bebas, bacalah penjelasan berikut ini.
Antioksidan VS Radikal Bebas
Seperti yang telah disebutkan di atas, radikal bebas merupakan zat yang dapat memicu timbulnya berbagai macam penyakit kronis, mulai dari kanker sampai serangan jantung. Sementara secara alami Anda akan mendapat radikal bebas dari proses pencernaan makanan yang membutuhkan oksigen agar dapat berubah menjadi energi, Anda juga bisa mendapat radikal bebas dari luar tubuh dalam bentuk asap hasil polusi udara dan radiasi. Oleh karena itu, antioksidan yang merupakan bahan paling penting untuk melindungi sel-sel tubuh dari radikal bebas pun sangat dibutuhkan oleh orang-orang masa sekarang yang hidup di lingkungan dengan tingkat polusi tinggi. Sayangnya, karena beban oksidatif di tempat-tempat seperti itu yang jauh lebih tinggi daripada di lingkungan dengan tingkat polusi rendah, tubuh pun tidak dapat lagi memproduksi antioksidan secara alami. Oleh sebab itu, Anda pun harus banyak mengonsumsi makanan berantioksidan tinggi untuk menggantikan apa yang tidak mampu dihasilkan tubuh.
Jenis dan Sumber Antioksidan
Usut punya usut, ternyata antioksidan juga terdiri dari banyak jenis, lho. Apalagi, tiap-tiap jenisnya bahkan memiliki cara kerja yang berbeda pada bagian tubuh yang berbeda pula. Misalnya, sementara vitamin C bekerja dengan cara menangkap dan menetralisir radikal bebas, vitamin E berperan mencegah kerusakan dengan cara memecah rantai radikal bebasnya. Selain vitamin C dan vitamin E, satu lagi jenis antioksidan yang umum dijumpai dalam banyak jenis makanan adalah flavonoid yang merupakan bagian terbesar dari antioksidan. Meskipun terdapat banyak jenis antioksidan, perlu diingat bahwa yang tubuh Anda perlukan tetap adalah paduan berbagai macam vitamin dan mineral agar dapat melindungi diri dari kerusakan.
Sementara hampir semua sayur dan buah mengandung antioksidan,
ada beberapa jenis yang mengandung antioksidan dengan kadar lebih tinggi dibanding yang lainnya. Buah dan sayur yang seperti itu biasanya memiliki warna merah, oranye, kuning, dan ungu. Selain buah dan sayur, bahan lain yang mengandung antioksidan juga termasuk cokelat asli, teh, kopi, dan kacang. Untuk lebih jelasnya, perhatikanlah daftar makanan yang banyak mengandung antioksidan di bawah ini. Buah-buahan pepaya, dan stroberi.
Sebuah penelitian menemukan bahwa wanita lanjut usia yang tidak terbiasa mengonsumsi sayur dan buah-buahan segar tiap hari akan memiliki risiko 25 persen lebih tinggi untuk mengalami serangan jantung dalam waktu 10 tahun ke depan dibandingkan yang tidak. Hindari memasak sayuran terlalu matang agar kandungan vitamin tidak hilang. Cara terbaik mengonsumsi sayur adalah dengan dikonsumsi mentah atau dikukus setengah matang.
Lebih Baik Konsumsi Sayur dan Buah Alami
Meskipun antioksidan sudah bisa didapatkan secara alami, tetap saja antioksidan banyak beredar di pasaran dalam bentuk suplemen yang dibuat di pabrik. Walau iklannya terus mengatakan bahwa suplemen antioksidan sangat bermanfaat, sebaiknya sebisa mungkin dihindari, sebab telah ada penelitian yang menyatakan bahwa suplemen malah akan meningkatkan risiko Anda terkena penyakit. Selain itu, jika suplemen dikonsumsi bersamaan dengan obat lain, suplemen tersebut juga berisiko dapat menurunkan kesehatan. Misalnya, suplemen betakaroten yang berlebih malah akan menyebabkan kanker paru-paru pada perokok dan suplemen vitamin E berdosis tinggi akan dapat meningkatkan risiko stroke dan kanker prostat. Oleh sebab itu, daripada mengonsumsi suplemen yang masih belum jelas fungsinya, lebih baik konsumsi buah dan sayuran segar yang banyak mengandung vitamin C, vitamin E, karotenoid, flavonoid, tanin, fenol, serta lignan. Apalagi, selain kaya antioksidan, buah dan sayuran segar juga umumnya banyak mengandung serat, rendah kadar lemak jenuhnya, dan tidak memiliki kolesterol. Akan tetapi, meskipun Anda banyak mengonsumsi makanan sehat, bukan berarti Anda akan langsung terbebas dari segala penyakit, sebab hidup sehat tetaplah harus didukung oleh olahraga yang teratur, istirahat yang cukup, serta pola hidup sehat. Tentunya, jika Anda menggabungkan semuanya dalam porsi yang pas, pasti Anda akan hidup sehat selalu.