Anda di halaman 1dari 3

Tugas Teknologi Kosmetik

Review dan Opini Terhadap Artikel Waspadai Asam Retinoat dalam


Kosmetik
Oleh: Natasha Kurnia Salma S.
NPM: 1306480856

Review:
Pada artikel ini, penulis memaparkan dampak dari penggunaan Asam Retinoat
dalam kosmetik sehingga bahaya-bahaya yang mungkin terjadi dapat dicegah. Seperti
yang telah diajarkan pada mata kuliah Teknologi Kosmetika, Asam retinoat atau yang
biasa dikenal dengan nama Tretinoin diketahui merupakan retinoid aktif turunan
Vitamin A dalam bentuk asam.

Asam retinoat merupakan keratolitik kuat yang

banyak digunakan dalam pengobatan jerawat dan pencerahan kulit. Senyawa ini
bekerja melalu tiga mekanisme. Pertama, Asam Retinoat mampu merangsang
perbanyakan dan perkembangan sel kulit terluar (epidermis) melalui pengaktifan
reseptor Asam Retinoat sehingga mampu memperbaiki perubahan struktur sel kulit.
Kedua, Asam Retinoat mampu meningkatkan pembentukan dan peningkatan jumlah
protein NGAL (Neutrophil Gelatinase-Associated Lipocalin) yang mengakibatkan
matinya sel kelenjar sebasea (sel penghasil sebum/minyak), yang kemudian akan
mengurangi produksi sebum sehingga mampu mengurangi timbulnya jerawat. Ketiga,
Asam Retinoat juga berperan sebagai iritan pada epitel folikel (lumbang tumbuhnya
rambut) dan menimbulkan peradangan yang mencegah bergabungnya sel tanduk
menjadi masa padat sehingga tidak akan menyumbat folikel dan menimbulkan
komedo.
Asam Retinoat telah banyak digunakan dalam berbagai jenis produk kosmetik
terutama produk yang berperan dalam perawatan kulit. Pada artikel yang saya review
ini, Asam retinoat merupakan salah satu bahan yang penggunaannya dilarang dalam
kosmetik berdasarkan keputusan Kepala Badan POM tahun 2008. Menurut Badan
POM, Asam Retinoat memiliki beberapa resiko. Pertama, senyawa ini berpotensi
menjadi iritan yang akan menimbulkan peradangan pada kulit normal sehingga dalam
jangka waktu yang lama dapat menurunkan keratinisasi dan produksi sebum sehingga
dapat membuat kulit kering dan tipis. Kedua, senyawa ini berpotensi sebagai zat

teratogen (menyebabkan cacat janin). Telah dilaporkan beberapa kasus yang


menunjukkan bahwa bayi yang terlahir dari seorang wanita yang mengoleskan Asam
Retinoat 0,05% sebelum dan selama kehamilan mengalami beberapa kelainan antara
lain cacat telinga eksternal (telinga seperti tidak terbentuk, kecil, atau cacat),
malformasi bentuk wajah (termasuk bibir sumbing), kelainan sistem saraf pusat
(malposisi, perkembangan kurang sempurna, atau tidak ada perkembangan),
kurangnya kemampuan produksi hormon paratiroid, serta kelainan jantung (terutama
kecacatan pada sekat ventrikel dan atrium, atau pada lengkung aorta). Ketiga, Asam
Retinoat juga berpotensi menyebabkan kanker. Potensi karsinogen yang dimilikinya
meningkat apabila senyawa ini terpapar radiasi sinar UV-B dan UV-A.
Setelah diketahui beberapa resiko yang dapat timbul tersebut, Asam Retinoat
seharusnya hanya dapat digunakan dibawah pengawasan dokter dan dibeli dengan
resep dokter. Untuk mencegah bahaya-bahaya yang mungkin timbul dalam
masyarakat, Badan POM juga telah melarang produsen kosmetik untuk menambahkan
Asam Retinoat dalam kosmetik buatannya.
Opini:
Menurut saya, penggunaan Asam Retinoat dalam produk kosmetik harus
dihindari. Hal ini sesuai dengan article 3 ACD yang menyatakan bahwa produk
kosmetik yang beredar di pasaran tidak boleh membahayakan kesehatan manusia jika
digunakan pada kondisi normal atau kondisi yang dapat diramalkan. Namun
sayangnya, berdasarkan pengamatan saya, senyawa ini masih banyak digunakan oleh
beberapa produsen kosmetik perawatan wajah.
Memang tidak dapat dipungkiri bahwa Asam Retinoat dapat bekerja dengan
baik dalam mengobati jerawat apabila digunakan dengan dengan benar dan
konsentrasi yang tepat (dibawah 0,025%) serta disimpan di tempat yang jauh dari
radiasi sinar UV. Pengobatan ini tentunya harus dibawah pengawasan dokter karena
berpotensi menimbulkan berbagai bahaya apabila tidak digunakan sesuai standar yang
telah ditetapkan para ahli kosmetik maupun kulit. Apabila kosmetik yang tersebar luas
di tengah-tengah masyarakat mengandung senyawa ini, efek samping serius dapat
terjadi. Ini dikarenakan setiap kosmetik cenderung digunakan sesuka hati tanpa
dibatasi dosis setiap harinya.

Sudah seharusnya, pemerintah memberlakukan hukuman yang tegas bagi


produsen kosmetik yang menggunakan Asam Retinoat dalam produknya. Selain itu,
diperlukan pula peran apoteker dalam mengawasi penggunaan Asam Retinoat dalam
industri kosmetik. Hal ini dapat dilakukan dengan mensosialisasikan bahaya Asam
Retinoat kepada produsen kosmetik dan masyarakat umum sehingga timbul kesadaran
betapa pentingnya sikap bijak dalam produksi dan pemakaian kosmetik. Dengan
demikian, tidak akan timbul dampak-dampak yang dapat membahayakan tubuh. Tak
hanya sampai disitu, apoteker juga sebaiknya mengawasi peresepan Asam Retinoat
yang mungkin saja dilakukan oleh dokter dalam usaha mengatasi beberapa masalah
kulit tertentu. Pengawasan apoteker ini amat sangat penting untuk menghindari
penggunaan Asam Retinoat dengan dosis yang tidak rasional.

Referensi: (http://ik.pom.go.id/v2015/artikel/ARTIKEL-ASAM-RETINOAT.pdf)

Anda mungkin juga menyukai