saling bergesekan. Koefisien gesek kinetis umumnya dinotasikan dengan k dan pada umumnya selalu
lebih kecil dari gaya gesek statis untuk material yang sama.
Yang memperngaruhi gaya gesek adalah sebagai berikut :
1. Koefisien gesekan ( ) adalah tingkat kekasaran permukaan yang bergesekan. Makin kasar kontak
bidang permukaan yang bergesekan makin besar gesekan yang ditimbulkan.
Jika bidang kasar sekali , maka = 1.
Jika bidang halus sekali , maka = 0.
2. Gaya normal (N) adalah gaya reaksi dari bidang akibat gaya aksi dari benda. Makin besar gaya
normalnya makin besar gesekannya.
Cara merumuskan gaya normal adalah dengan memakai persamaan hukum I Newton, yaitu ; Benda
di atas bidang datar ditarik gaya mendatar
N = w = m.g
Benda di atas bidang datar ditarik gaya membentuk sudut
Benda di atas bidang miring membentuk sudut
1.2.2. Hubungan antara Gaya Gesek dengan Hukum Newton 1 & Hukum Newton 2.
Hukum pertama Newton menyatakan bahwa sebuah benda dalam keadaaan diam atau bergerak
dengan kecepatan konstan akan tetap diam atau akan terus bergerak dengan kecepatan kostan
kecuali ada gaya eksternal yang berkerja pada benda itu. Kecenderungan yang digambarkan dengan
mengatakan bahwa benda mempunyai kelembaman.
Pada Hukum pertama dan kedua Newton dapat dianggap sebagai definisi gaya. Gaya adalah suatu
pengaruh pada sebuah benda yang menyebabkan benda mengubah kecepatannya, artinya,
dipercepat. Arah gaya adalah percepatan yang disebabkan jika gaya itu adalah satu-satunya gaya
yang bekerja pada benda tersebut. Besaran gaya adalah hasil kali massa benda dan besaran
percepatan yang dihasilkan gaya.
Sedangkan Massa adalah sifat instrinsik sebuah benda yang mengukur resistansinya terhadap
percepatan.
F = m.a
Hukum kedua Newton menetapkan hubungan antara besaran dinamika gaya dan massa dan
kinematika percepatan, kecepatan dan perpindahan. Hal ini bermanfaat karena memungkinkan
menggambarkan aneka gejala fisika yang luas dengan menggunakan sedikit hukum gaya yang relative
mudah.
Fendi. Purwoko. 2007, Fisika SMA Kelas X, Ghalia Indonesia: Penerbit Yudhistira
Giancoli, Douglas C., 2001, Fisika Jilid I (terjemahan), Jakarta : Penerbit Erlangga
Young, Hugh D. & Freedman, Roger A., 2002, Fisika Universitas (terjemahan),Jakarta : Penerbit
Erlangga
Zaelani, Ahmad. Cunayah, Cucun. & Irawan, Etsa Indah. 2006, 1700 soal bimbingan pemantapan
fisika. Bandung : Penerbit Yramawidya
Permukaan sebuah benda meluncur di atas permukaan benda lain masing-masing benda akan
saling melakukan gaya gesekan, sejajar dengan permukaan. Gaya gesekan terhadap tiap benda
berlawanan arahnya dengan arah geraknya relatif terhadap benda lawannya. Jadi jika sebuah
balok meluncur dari kiri ke kanan di atas permukaan sebuah meja, suatu gaya gesek ke kiri akan
bekerja terhadap meja. Gaya gesekan juga ada bekerja dalam keadaan tidak terjadi gerak relatif.
Suatu gaya horizontal terhadap sebuah peti berat yang terletak di lantai mungkin saja tidak cukup
besar untuk menggerakkan peti itu. Karena gaya tersebut terimbangi oleh suatu gaya gesekan
yang besarnya sama dan berlawanan arah, yang dikerjakan oleh lantai terhadap peti ( Francis,
1998).
Gaya gesekan adalah gaya yang timbul akibat persentuhan langsung antara dua
permukaan benda dengan arah berlawanan terhadap kecenderungan arah gerak benda. Jika
sebuah balok yang beratnya W diletakkan pada bidang datar dan pada balok tidak bekerja gaya
luas, maka besarnya gaya normal (N) samadengan besar berat (W). Sesuai persamaan :
N = W...................................................................................(2.1)
Gaya normal adalah gaya yang ditimbulkan oleh alas bidang di mana benda di tempatkan dan
tegak lurus terhadap bidang itu.
N = mg cos
..............................................................................(2.2)
Sesuai persamaan di atas jika sebuah benda dengan massanya m, benda pada bidang miring yang
lain dengan sudut kemiringan
maka besarnya gaya normal (N) samadengan mg cos
( Zaelani, 2006).
Gambar 2.1 : (a) Keadaan benda di bidang datar dan diam. (b) Keadaan benda di bidang miring
dengan beberapa gaya ( Sumber : 1700 Bank Soal Fisika, 2006).
1. Jenis-Jenis Gerak
Terdapat 2 jenis gaya gerak gesek, antar 2 benda yang padat saling bergerak lurus yaitu
gaya gesek statis dan kinetis yang dibedakan antara titik-titik sentuhan antara benda kedua
permukaanya yang tetap atau saling berganti (Giancoli, 2001).
2. Konsep-konsep Gaya gesek
Ketika sebuah benda berguling di atas sebuah permukaan ( misalnya bola yang bergerak
di atas tanah). Gaya gesekan yang bekerja tetap ada walaupun lebih kecil dibandingkan dengan
ketika benda tersebut meluncur di atas permukaan benda lain. Gaya gesek yang bekerja pada
benda yang berguling di atas permukaan benda lain disebut gaya gesek rotasi. Sedangkan gaya
gesekan yang terjadi pada permukaan benda yang meluncur di atas permukaan benda lain disebut
gaya gesek transilasi (Tipler, 1997).
Gaya gesek yang terjadi jika permukaan benda yang bersentuhan ketika benda belum
bergerak disebut gaya gesek statis (fs). Gaya gesek statis maksimum sama dengan gaya terkecil
yang dibutuhkan agar benda mulai bergerak. Ketika benda telah bergerak, gaya gesek yang
terjadi antara 2 benda tersebut berkurang. Gaya gesek yang bekerja bekerja pada saat benda
bergerak adalah gaya gesek kinetik (fk). Ketika sebuah benda bergerak pada permukaan benda
lain, gaya gesek yang bekerja berlawanan arah terhadap gerak benda. Hasil eksperimen
menunjukkan benda yang kering tanpa pelumas, besar gaya geseknya sebanding dengan gaya
normal ( Halliday, 2001 ).
Besarnya gaya geesk kinetis biasanya meningkat, ketika gaya normalnya meningkat,
biasanya gaya gesekan kinetik fk sebanding dengan besarnya dari gaya normalnya.
fk = k. N...............................................................(2.3)
Dimana untuk k merupakan konstanta koefisien gesek kinetik. Permukaan yang licin akan
mempunyai koefisien gesek kinetik lebih kecil. Sedangkan besar gaya gaya gesek statis fs adalah
fs = s. N................................................................(2.4)
Dimana untuk s adalah koefisien gesek statis. Dalam situasi tertentu gaya gesekan statis aktual
dapat mempunyai besar berapapun antara nol dan nilai maksimumnya yang diberikan oleh s.N
dalam lambang fs
s.N (Alonso, 1944).
Beberapa ketentuan tentang gaya gesek, adalah :
a. Jika harga F < fs , maka balok dalam keadaan diam.
b. Jika harga F = fs , maka balok dalam keadaan tepat akan bergerak.
c. Jika harga F > fs , maka balok dalam keadaan bergerak dan gaya gesekan statis fs akan berubah
menjadi gaya gesekan kinetis fk.
Koefisien gesek harganya antara 0
Tim Penyusun Praktikum Fisika Dasar. 2013. Petunjuk praktikum Fisika Dasar. Jember : Universitas
Jember.
Tipler, Paul A. 1991. Fisika Untuk Sains dan Teknik. Jakarta : Erlangga.
Zaelani, Ahmad, dkk. 2006. 1700 Bank Soal Bimbingan Bbelajar itu Berbeda apa tidak. Bandung : Yrama
Widya.