SKRIPSI
IKA SUMANTI
0806367954
Nama
: Ika Sumanti
NPM
: 0806367954
Tanda Tangan
Tangal
: 28 Juni 2011
i
Sintesis fischer ..., Ika Sumanti, FT UI, 2011
KATA PENGANTAR
Puji syukur saya panjatkan kehadirat Allah SWT atas rahmat dan karunia-Nya
sehingga saya dapat menyelesaikan skripsi ini. Penulisan skripsi ini dilakukan
dalam rangka memenuhi salah satu syarat untuk mencapai gelar Sarjana Teknik
Jurusan Teknik Kimia pada Fakultas Teknik Universitas Indonesia. Saya
menyadari bahwa, tanpa bantuan dan bimbingan dari berbagai pihak, dari masa
perkuliahan sampai pada penyusunan skripsi ini, sangatlah sulit bagi saya untuk
menyelesaikan skripsi ini. Oleh karena itu, saya mengucapkan terima kasih
kepada:
1. Prof . Dr. Ir. Widodo Wahyu Purwanto selaku Ketua Departemen Teknik
Kimia FTUI.
2. Dr.rer.nat. Ir. Yuswan Muharam, M.T dan Ir. Dewi Tristantini, MT., PhD
selaku dosen pembimbing yang telah menyediakan waktu, tenaga, dan pikiran
untuk mengarahkan saya dalam penyusunan skripsi ini.
3. Ir. Yuliusman, M.Eng. selaku koordinator mata kuliah skripsi.
4. Ir. Sukirno, M. Eng. Selaku Pembimbing Akademik
5. Dr.Ir.Hadi Purnomo,M.Sc,DIC selaku Kepala Pusat PPPTMGB LEMIGAS.
6. Ir. Herizal, MT selaku pembimbing 3 yang telah banyak memberikan
bimbingan, pengarahan selama melaksanakan penelitian.
7. Karyawan laboratorium preparasi dan uji aktivasi katalis LEMIGAS yang
menyediakan waktu dan tenaga dalam proses penelitian.
8. Orang tua dan keluarga besar saya yang telah memberikan bantuan dukungan
material dan moral.
9. Teman-teman Ekstensi Teknik Kimia 2008, dan sahabat yang telah membantu
dan memberikan semangat kepada saya dalam menyelesaikan laporan seminar
ini.
Semoga laporan skripsi ini dapat memberikan kontribusi yang berarti bagi
perkembangan Fischer Tropsch.
Depok, Juni 2011
Penulis
iii
Sintesis fischer ..., Ika Sumanti, FT UI, 2011
ABSTRAK
Nama
: Ika Sumanti
Gas sintesis merupakan campuran gas hidrogen (H2) dan gas karbon monoksida
(CO) yang dapat dikonversi menjadi campuran hidrokarbon rantai panjang
melalui sintesis Fischer-Tropsch (FT). Sintesis FT memerlukan rasio molar
H2/CO sekitar 1 yang berasal dari biomassa. Tujuan penelitian ini adalah
membuat dan mempelajari kinerja katalis Fe-Mn untuk sintesis FT yang sudah
diterapkan di industri. Sintesis FT dilakukan dalam reaktor fixed bed pada tekanan
20 bar dan suhu 250-280 C. Karakterisasi katalis Fe-Mn industri dilakukan
dengan X-Ray Fluorescence (XRF), X-Ray Diffraction (XRD), dan BET. Hasil
penelitian menunjukkan bahwa rasio Fe:Mn dan suhu berpengaruh terhadap
aktivitas dan selektivitas katalis. Dengan rasio Fe:Mn tinggi dalam katalis
(3Fe:Mn)/AG konversi CO dan selektivitas CO2 dibandingkan dengan katalis
(Fe:3Mn)/AG. Peningkatan suhu reaksi juga menyebabkan meningkatnya
konversi CO dan selektivitas produk. Dengan suhu 280 C pada katalis
(3Fe:Mn)/AG, selektivitas produk CH4 , C2, C3, C6+, CO2 diperoleh, sedangkan
pada suhu 250 C hanya memberikan selektivitas C6+ dan CO2. Suhu optimum
untuk katalis (3Fe:Mn)/AG adalah 280 C.
iv
Sintesis fischer ..., Ika Sumanti, FT UI, 2011
Universitas Indonesia
ABSTRACT
v
Sintesis fischer ..., Ika Sumanti, FT UI, 2011
Universitas Indonesia
DAFTAR ISI
vi
Sintesis fischer ..., Ika Sumanti, FT UI, 2011
Universitas Indonesia
vii
Sintesis fischer ..., Ika Sumanti, FT UI, 2011
Universitas Indonesia
4.4.2.
viii
Sintesis fischer ..., Ika Sumanti, FT UI, 2011
Universitas Indonesia
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Pengamatan dan postulat kemisorpsi spesi selama sintesis FT ...... 7
Gambar 2.2. Mekanisme reaksi water gas shift melalui pembentukan spesies ......... 8
Gambar 2.3. Mekanisme reaksi water gas shift melalui oksidasi langsung .............. 8
Gambar 2.4. Distribusi AFS untuk produk FT ..................................................... 9
Gambar 2.5. Peristiwa pada tabung sinar-X ..................................................... 14
Gambar 2.6. Reaktor Fixed Bed ...................................................................... 18
Gambar 3.1
Gambar 3.2
Gambar 4.1
Gambar 4.2
Gambar 4.3
Gambar 4.4
Gambar 4.5
Gambar 4.6
Gambar 4.7
Gambar 4.8
Gambar 4.9
ix
Sintesis fischer ..., Ika Sumanti, FT UI, 2011
Universitas Indonesia
x
Sintesis fischer ..., Ika Sumanti, FT UI, 2011
Universitas Indonesia
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1. State Of The Art Sintesis FT dengan Katalis Fe-.Mn ....................... 11
Tabel 2.2. Efek Promotor pada Katalis Besi (Fe) ............................................. 13
Tabel 2.3. Perbedaan Reaktor Sintesis FT ....................................................... 17
Tabel 2.4. Pengaruh Kondisi Operasi Terhadap Selektivitas ............................ 20
Tabel 4.1. Komposisi Katalis Berdasarkan Analisis XRF ................................ 30
Tabel 4.2
xi
Sintesis fischer ..., Ika Sumanti, FT UI, 2011
Universitas Indonesia
BAB 1
PENDAHULUAN
dapat
dikonversi menjadi gas sintesis, yang merupakan campuran gas hidrogen (H2) dan
gas karbon monoksida (CO). Dari ketiga sumber energi alternatif tersebut, hanya
biomassa yang memiliki karakter dapat diperbaharui. Biomassa adalah sumber
energi terbarukan yang ramah lingkungan, karena gas-gas emisi yang berasal dari
penggunaan biomassa akan diserap oleh biomassa lain yang baru tumbuh. Gas
sintesis dari biomassa memiliki rasio H2/CO sebesar 1 [Tristantini, 2006].
Gas sintesis dapat dikonversi menjadi campuran bahan bakar cair melalui
sintesis Fischer Tropsch (FT). Skema proses sintesis Fischer Tropsch disajikan
pada Gambar 1.1.
Batubara
Gas bumi
Gas sintesis
Biomassa
Refining/
Cracking
FTLiquid
Fuels
1
Sintesis fischer ..., Ika Sumanti, FT UI, 2011
Universitas Indonesia
Universitas Indonesia
Sintesis fischer ..., Ika Sumanti, FT UI, 2011
PENDAHULUAN
Menjelaskan tentang latar belakang penulisan, tujuan penulisan,
batasan masalah dan sistematika penulisan.
Bab 2
TINJAUAN PUSTAKA
Membahas teori dan literatur yang berkaitan dengan topik
penulisan sebagai bahan acuan dan rujukan yang menunjang
penulisan
Bab 3
METODELOGI
Membahas tentang metode penelitian
Bab 4
Bab 5
Universitas Indonesia
Sintesis fischer ..., Ika Sumanti, FT UI, 2011
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
2.1.2. Batubara
Ditjen Listrik dan Pemanfaatan Energi [Ditjen Listrik dan Pemanfaatan
Energi, 2009] menyatakan bahwa cadangan batubara Indonesia pada tahun 2008
berjumlah 2,098 x 1010 ton, sedangkan tingkat produksi 2,29 x 108 ton/tahun.
Beyond Petroleum [Beyond Petroleum,2009] menyatakan bahwa cadangan
batubara Indonesia pada tahun 2008 berjumlah 4,328 x 109 ton atau 0,5%
cadangan dunia, sedangkan tingkat produksi pada tahun 2008 mencapai 1,41 x 108
ekivalen ton minyak/tahun atau 1,92 x 108 ton/tahun atau 4,2% produksi dunia
[Dirjen listrik dan pemanfaatan energi, 2009]. Gas sintesis dari batubara memiliki
rasio H2/CO berkisar 0,6-0,8.
Universitas Indonesia
Sintesis fischer ..., Ika Sumanti, FT UI, 2011
2.1.3. Biomassa
Sumber biomas tersebar di seluruh wilayah baik yang berupa produksi
hasil hutan maupun limbah pertanian. Potensi produksi biomas diperkirakan
sebesar 246,3 x 106 ton per tahun dengan perincian : hasil hutan sebesar 217,0 x
106 ton per tahun dan limbah pertanian sebesar 29,3 x 106 ton per tahun [Riyanto,
1989]. Gasifikasi untuk biomassa memiliki rasio H2/CO berkisar 0,8-1,9
[Tristantini, 2006].
2.2.1. Pirolisis
Pada pirolisis, pemisahan volatile matters (uap air, cairan organik, dan gas
yang tidak terkondensasi) dari arang atau padatan karbon bahan bakar juga
menggunakan panas yang diserap dari proses oksidasi. Pirolisis atau devolatilisasi
disebut juga sebagai gasifikasi parsial. Suatu rangkaian proses fisik dan kimia
terjadi selama proses pirolisis yang dimulai secara lambat pada temperatur 700
C. Komposisi produk yang tersusun merupakan fungsi temperatur, tekanan, dan
komposisi gas selama pirolisis berlangsung. Proses pirolisis dimulai pada
temperatur sekitar 230 C, ketika komponen yang tidak stabil secara termal,
seperti lignin pada biomassa dan volatile matters pada batubara, pecah dan
menguap bersamaan dengan komponen lainnya. Produk pirolisis umumnya terdiri
dari tiga jenis, yaitu gas ringan (H2, CO, CO2, H2O, dan CH4), tar, dan arang.
(R 2.1)
Universitas Indonesia
Sintesis fischer ..., Ika Sumanti, FT UI, 2011
CO2 + C
(R 2.2)
CO + H2O
(R 2.3)
C + 2H2
(R 2.4)
Reaksi utama
- Parafin : (2n+1) H2 + nCO
CnH2n+2 + n H2O
(R 2.5)
- Olefin : 2n H2 + n CO
CnH2n + n H2O
(R 2.6)
CO2 + H2
(R 2.7)
(R 2.8)
Reaksi samping
: CO + CO CO2 + C
(R 2.10)
: y H2O + x M MOy +y H2
(R 2.11)
y CO2 + xM MxOy+yCO
(R 2.12)
MxOy +y CO
(R 2.13)
: y C +x M
Universitas Indonesia
Sintesis fischer ..., Ika Sumanti, FT UI, 2011
Universitas Indonesia
Sintesis fischer ..., Ika Sumanti, FT UI, 2011
Gambar 2.2. Mekanisme reaksi water gas shift melalui pembentukan spesies
[Tristantini, 2006]
Gambar 2.3. Mekanisme reaksi water gas shift melalui oksidasi langsung
[Tristantini, 2006]
Universitas Indonesia
Sintesis fischer ..., Ika Sumanti, FT UI, 2011
(2.1)
10
logam tersebut kemungkinan besar berada dalam bentuk logam, oksida, atau
karbida. Peristiwa adsorpsi fisika atau kimia terhadap senyawa gas sintesis terjadi
dengan bentuk-bentuk senyawa logam diatas.
sintesis FT selama
Universitas Indonesia
Sintesis fischer ..., Ika Sumanti, FT UI, 2011
11
Tabel 2.1. State Of The Art Sintesis Fischer-Tropsch dengan menggunakan Katalis Fe-Mn
No
1
Peneliti (tahun)
Tao, Zhichao et
al (2007)
Tao, Zhichao et
al (2006)
Mirzaei, Ali.A
et al, 2008
Judul Jurnal
Effect of calcinations behaviors
on precipitated ironmanganese
Fischer-Tropsch synthesis
catalyst
Reaktor/ Katalis
Reaktor Slurry bed/
Katalis Fe-Mn
Kondisi Operasi
H2/CO = 0,67
P= 1,5 Mpa
T = 270-500 C
H2/CO = 0,67
P= 1-14 bar
T = 260-420 C
Hasil
Kondisi optimal pada T= 300 C,
menghasilkan
Konversi CO= 41,5%
Selektivitas produk
CH4= 9,9 %, C2= 12,3%, C3= 17,3%,
C4=13,3%C5+=47,2%
Kondisi optimal pada T= 312 C
Fe:Mn=50:50, menghasilkan
Konversi CO= 28%
Selektivitas produk
CH4= 4,2%, C2-C4= 20,2%, C5 C11=
29,7%, C12C18= 16,4%, C19+=29,5% dan
olefin C2-C4= 78,9%, C5 C11= 76,8%
Kondisi optimal pada Fe:Mn=1, P= 6 bar
T= 360 C, menghasilkan
Konversi CO= 87,4%
Selektivitas produk
CH4= 30,5 %, C2= 38%, C3= 13,1%,
C4=5,5% dan C5+=6,9%
Universitas Indonesia
Sintesis fischer ..., Ika Sumanti, FT UI, 2011
12
2.3.5.3. Penyangga
Penyangga katalis memiliki berbagai fungsi. Namun, fungsi utama dari
penyangga adalah untuk menyediakan luas permukaan yang besar bagi inti aktif.
Fungsi penyangga yang lain adalah sebagai permukaan yang stabil tempat inti
aktif terdispersi sedemikian rupa sehingga sintering dapat dikurangi. Dengan
demikian penyangga harus tahan terhadap pertumbuhan kristal disebabkan panas,
yang artinya harus memiliki titik lebur yang tinggi atau minimal lebih tinggi
daripada titik lebur inti aktif. Senyawa oksida yang memiliki titik lebur tinggi
sehingga biasa digunakan sebagai penyangga. Salah satu senyawa oksida yang
dapat berfungsi sebagai penyangga adalah alumina [Nasikin, 2006].
Gamma alumina
Gamma alumina (-Al2O3) merupakan material sangat penting dalam
katalisis. Digunakan sebagai katalis dalam konversi hidrokarbon (penyulingan
minyak bumi), dan sebagai support katalis. -Al2O3 adalah stoikiometri aluminium
oksida dengan struktur spinel.
Sifat -Al2O3 sebagai spons reaktif karena dapat menyimpan dan
melepaskan air dalam cara yang reaktif, serta ketersediaan H dan O pada
permukaan -Al2O3 kemungkinan memiliki implikasi yang signifikan untuk
memahami sifat katalitik yang luar biasa dari bahan ini. Fasa Al2O3 memiliki luas
permukaan yang besar dan sifat keasaman yang tinggi [ Nasikin, 2010]. Dalam
sintesis FT alumina digunakan sebagai promotor struktur katalis untuk
menyediakan luas permukaan bagi inti aktif katalis [Tristantini, 2006].
2.3.5.4. Promotor
Promotor merupakan senyawa ketiga yang ditambahkan, biasanya dalam
jumlah yang kecil untuk meningkatkan aktivitas, selektivitas, dan stabilitas yang
diinginkan dari katalis yang dibuat. Dalam perancangan katalis, promotor
ditujukan untuk membantu penyangga dan inti aktif. Penggunaan promotor sangat
sering dilakukan pada penyangga yang berbentuk senyawa oksida.
Pada prinsipnya promotor tidak mempengaruhi selektivitas produk karena
hanya meningkatkan jumlah inti aktif dalam sebuah material katalis. Efek
Universitas Indonesia
Sintesis fischer ..., Ika Sumanti, FT UI, 2011
13
promotor pada katalis besi ditampilkan dalam Tabel 2.2. Promotor yang biasa
digunakan dalam proses sintesis FT:
a. Kalium (K)
Kalium dapat meningkatkan adsorpsi pemisahan CO dan meningkatkan
kegiatan sintesis FT dan WGS katalitik. Kalium juga dapat meningkatkan
selektivitas untuk olefin dan menekan pembentukan metana. Namun,
kalium yang berlebihan dapat memfasilitasi karbon deaktivasi katalis dan
menginduksi deposisi [Tao, 2007].
b. Copper (Cu)
Cu digunakan untuk mempromosikan proses karburisasi.
Efek
Meningkatkan
Menurunkan C1
Meningkatkan Olefin
MnO2
V2O5
TiO2
La2O3
Y2O3
ThO2
Cu
Alasan
Menyumbang elektron ke Fe
Meningkatkan adsorpsi CO
Menurunkan disosiasi H2
Menurunkan konsentrasi
permukaan HICK
Meningkatkan disosiasi CO
pada interface/logam
Menurunkan pengurangan
campuran oksida
Menandai permukaan logam
Meningkatkan adsorpsi CO
Menurunkan keasaman
support
Mendisosiasi H2
[Anderson and Boudord, 1981; Thomas, 1999; Oukaci,1999; Bukur, 2002; Dry, 2002]
Universitas Indonesia
Sintesis fischer ..., Ika Sumanti, FT UI, 2011
14
Universitas Indonesia
Sintesis fischer ..., Ika Sumanti, FT UI, 2011
15
(2.2)
100%
(2.3)
Lebar peak XRD adalah fungsi dari ukuran partikel, maka ukuran kristal
dinyatakan dalam persamaan Scherrer berikut:
=
(2.4)
) /
Dengan K = 1, B adalah lebar peak untuk jalur difraksi pada sudut 2, b adalah
instrument peak broadening (0,1), dan adalah panjang gelombang pada 0,154
nm. Suku (B2-b2)1/2 adalah lebar peak untuk corrected instrumental broadening
[Nasikin, 2006].
adalah
perluasan
dari
teori
(2.5)
Universitas Indonesia
Sintesis fischer ..., Ika Sumanti, FT UI, 2011
16
Dengan
P : tekanan
Po : tekanan jenuh
v : volume gas yang teradsorpsi pada tetakan tetap [m3]
vm : volume gas yang diadsorpsi pada lapisan monolayer [m3]
c : konstan BET , yang dinyatakan oleh (2.6):
=
(2.6)
adalah
untuk lapisan kedua yang lebih tinggi dan panas pencairan, [J/mol].
Persamaan 2.5 adalah adsorpsi isoterm dan dapat diplot sebagai garis
lurus dengan 1/v [(P0 / P)] pada sumbu-y dan P/P0 pada sumbu-x. Hubungan linier
dari persamaan ini yang dibuat hanya dalam kisaran 0,05 < P/P0 < 0,35. Nilai
slope s dan y intercept i dari garis digunakan untuk menghitung kuantitas gas
monolayer yang teradsorpsi vm dan c konstanta BET. Jika volume monolayer
teradsorpsi vm [m3] pada suhu dan tekanan standar, specific surface area
Sg [m2/g] disajikan dalam persamaan 2.7 [ Tristantini, 2006].
=
(2.7)
dengan
NA : konstanta Avogadro, daerah yang diduduki oleh satu molekul
teradsorpsi (m2)
Vig : volume satu mol gas ideal pada suhu dan tekanan standar, (m3/mol)
w : berat katalis (g).
Universitas Indonesia
Sintesis fischer ..., Ika Sumanti, FT UI, 2011
17
Circulating bed
Transfer panas baik
Dapat mengganti katalis
selama proses
Desain reaktor rumit
Produk: fraksi ringan/
nafta, diesel
1600-6500 BPD/train
Konversi sedang (77-85 %)
Biaya tinggi
Problem: dimensi reaktor
besar dan rumit
300-350 C
20-30 atm
Slurry bed
Temperatur uniform,
transfer panas baik
Dapat mengganti
katalis selama proses
Desain reaktor
sederhana
Produk: fraksi berat/
diesel
10000-20000
BPD/train
Konversi tinggi (90%)
Biaya murah
Problem: separasi
katalis/wax
180-250 C
10-45 atm
[Sie, 1999]
Universitas Indonesia
Sintesis fischer ..., Ika Sumanti, FT UI, 2011
18
Aliran fluida mendekati plug flow, sehingga dapat diperoleh hasil konversi
yang tinggi.
Universitas Indonesia
Sintesis fischer ..., Ika Sumanti, FT UI, 2011
19
Transfer massa gas-liquid lebih tinggi daripada reaktor trickle bed karena
interaksi gas-liquid lebih besar.
kimia telah membawa perubahan yang cukup besar dalam dunia industri saat ini.
Bagian utama dalam proses katalitik diantaranya berlangsung dalam reaktor
unggun tetap (fixed bed). Penggunaan reaktor unggun tetap telah berkembang dari
industri kimia dasar, industri petrokimia sampai proses penyulingan atau
pemurnian minyak bumi.
Universitas Indonesia
Sintesis fischer ..., Ika Sumanti, FT UI, 2011
20
Rantai
Rantai
panjang bercabang
Suhu
Tekanan
Alkohol
Metana
Karbon
Rasio
H2/CO
Konversi
Laju Alir
Kandungan
alkali
dalam
katalis besi
[Tristantini, 2006]
. Reaksi kompleks: *
21
sampai midlle distillate dengan penurunan jumlah sampai C30. Produk berat (wax)
berupa C20+ termasuk juga hidrokarbon dengan titik didih di atas 600 F seperti
vacuum gas oil sampai heavy paraffin dengan penurunan jurmlah sampai C10.
Produk berat/wax biasanya mengandung lebih dari 70% normal parafin dan
bahkan lebih dari 80% untuk reaktor slurry. Sedangkan produk ringan terdiri dari
parafin, olefin dan alkohol dengan jumlah yang relatif sama. Dalam beberapa
kasus dengan reaktor tertentu, kandungan alkohol dan olefin bisa mencapai lebih
dari 50% [Hadi, 2008].
Universitas Indonesia
Sintesis fischer ..., Ika Sumanti, FT UI, 2011
BAB 3
METODELOGI PENELITIAN
Penelusuran
Komposisi Katalis
Fe-Mn Industri
Preparasi Katalis
XRF
Karakterisasi Katalis
XRD
Studi Literatur
BET
Pengujian Katalis
Analisis Hasil
Percobaan
Gambar 3.1. Diagram alir tahapan penelitian
22
Sintesis fischer ..., Ika Sumanti, FT UI, 2011
Universitas Indonesia
23
Penimbangan -Al2O3
Pengukuran volume pori -Al2O3
Pencampuran dan
pengadukkan secara kontinu
Pengimpregnasian larutan garam kedalam Al2O3 dengan memasukkan setetes demi setetes
larutan garam kedalam -Al2O3
Penguapan pada suhu 60-70C selama 4 jam,
pengadukkan setiap 15 menit ( 2 jam pertama),
pengadukkan setiap 30 menit ( 2 jam kedua).
Kalsinasi 1 pada suhu 175 C selama 2 jam
Pengimpregnasian dengan K menggunakan
K2CO3 dan Cu menggunakan Cu(NO3)2
Universitas Indonesia
Sintesis fischer ..., Ika Sumanti, FT UI, 2011
24
Universitas Indonesia
Sintesis fischer ..., Ika Sumanti, FT UI, 2011
25
Universitas Indonesia
Sintesis fischer ..., Ika Sumanti, FT UI, 2011
26
dan Gas Bumi (PPPTMGB) LEMIGAS Jl. Cileduk Raya kav. 109 Cipulir
Kebayoran Lama Jakarta Selatan. Sistem ini dapat dibagi dalam 4 bagian, yaitu:
masukan cairan, masukan gas, reaktor, keluaran produk dengan separator.
Prosedur Alat Reaktor Reaction Engineering Catalyst Pilot Plant System dapat
dilihat pada Lampiran 2.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
Universitas Indonesia
Sintesis fischer ..., Ika Sumanti, FT UI, 2011
27
20 bar, setelah itu gas umpan masuk. Rasio H2/CO sebesar 1. Suhu
reaktor kemudian perlahan-lahan meningkat ke suhu reaksi yang
diinginkan.
8.
7. Pipet tetes
2. Timbangan analitik
8. Cawan Porselen
3. Beaker gelas
9. Calsination
4. Pengaduk kaca
10. Oven
5. Gelas ukur
11. Desikator
6. Magnetic stirrer
Bahan:
1.
Fe(NO3)3.9H2O
5. KNO3
Universitas Indonesia
Sintesis fischer ..., Ika Sumanti, FT UI, 2011
28
2.
Mn(NO3)2.6H2O
6. Cu(NO3)2.3H2O
3.
7. Aquabides
4.
NH4OH
XRD
2.
XRF
3.
Bahan:
1.
Nitrogen cair
9. Pemanas
2. PipaSS
10. Kontroller
3. 5 Nedlle Valve
11. 2 Elbo
4. 4 Tee Konektor
5. Chek Valve
6. 4 Male konektor
7. Termocopel Type K
15. Box
8. 2 Pluge
Bahan:
1. Gas N2
3. Gas H2
2. Gas CO
4. Glass wool
Universitas Indonesia
Sintesis fischer ..., Ika Sumanti, FT UI, 2011
BAB 4
HASIL PERCOBAAN DAN PEMBAHASAN
Pada penelitian ini dibuat katalis dengan komposisi 10% logam aktif (Fe dan Mn) dan 90%
penyangga (-Al2O3). Katalis (3Fe:Mn)/AG, (3Fe:Mn), (Fe:3Mn)/AG, dan (Fe:3Mn) dengan
metode impregnasi selanjutnya dikarakterisasi dengan beberapa alat uji. Penulisan untuk
support dan katalis diberi tanda tertentu agar memudahkan dalam penulisan selanjutnya. Al2O3 adalah penyangga gamma alumina, AG adalah ammonium glikol, katalis (3Fe:Mn)/AG
katalis dengan perbandingan Fe:Mn = 3:1 dengan ammonium glikol, katalis (3Fe:Mn) katalis
dengan perbandingan Fe:Mn = 3:1 tanpa ammonium glikol, katalis (Fe:3Mn)/AG katalis
dengan perbandingan Fe:Mn = 1:3 dengan ammonium glikol, dan katalis (Fe:3Mn) katalis
dengan perbandingan Fe:Mn = 1:3 tanpa ammonium glikol.
Universitas Indonesia
30
pengotor di dalam katalis, dimana pengotor akan terbawa oleh gas N2. Selanjutnya, dilakukan
impregnasi promotor kalium (K) dan tembaga (Cu) untuk meningkatkan stabilitas katalis dan
dilakukan pengeringan pada suhu 120 C dalam oven dan tahap terakhir adalah kalsinasi
kedua pada suhu 300 C selama 4 jam.
Fe:Mn
(3Fe:Mn)/AG
(3Fe:Mn)
(Fe:3Mn)/AG
(Fe:3Mn)
3:1
3:1
1:3
1:3
Al2O3
82,532
82,318
77,375
76,405
Fe2O3
12,516
12,702
4,160
4,135
Na2O
0,125
0,120
SiO
0,350
0,130
Dari Tabel 4.1 dapat diketahui bahwa kandungan dari keempat katalis sesuai dengan
logam oksida yang diimpergnasikan kedalam penyangga gamma alumina adalah Al2O3,
logam aktif (Fe2O3 dan MnO2) dan disamping itu terdapat trace element seperti K2O3,
CuO, ZnO, S, Na2O dan SiO. Katalis (3Fe:Mn)/AG dan katalis (3Fe:Mn) mengandung
senyawa oksida yang hampir sama. Kandungan senyawa oksida logam inti aktif pada katalis
(3Fe:Mn)/AG yaitu senyawa Fe2O3 mencapai 12,516% dan MnO2 mencapai 4,480%, untuk
ini dapat disimpulkan bahwa impregnasi logam kedalam katalis ini telah berhasil yaitu sesuai
komposisi yang ditentukan yaitu rasio Fe:Mn= 3:1. Maka katalis ini dapat digunakan untuk
karakteristik dan uji aktivitas katalis selanjutnya.
Disamping logam oksida yang telah disebutkan pada katalis (3Fe:Mn)
tanpa
ammonium glikol mengandung senyawa Fe2O3 mencapai 12,702% dan MnO2 mencapai
4,532% yang berarti rasio Fe:Mn= 3:1 juga. Namun demikian, katalis ini tidak dapat
digunakan untuk proses uji aktivasi karena mengandung Sulfur (S) yang mencapai 0,038%.
Sulfur tidak diperbolehkan berada dalam katalis, karena dapat meracuni katalis. Munculnya
Universitas Indonesia
Sintesis fischer ..., Ika Sumanti, FT UI, 2011
31
sulfur pada katalis (3Fe:Mn) kemungkinan dapat disebabkan dari pengujian XRF yang tidak
bersih atau berasal dari sumber lain.
Untuk katalis (Fe:3Mn)/AG dan katalis (Fe:3Mn) diharapkan mengandung senyawa
oksidasi logam inti aktif dengan perbandingan Fe:Mn= 1:3, tetapi pada kenyataannya katalis
(Fe:3Mn)/AG mengandung Fe2O3 4,160% dan MnO2 mencapai 8,970%, sehingga rasio
Fe:Mn dari hasil XRF adalah 1:2 yang berarti kurang dari rasio yang seharusnya (1:3). Hal ini
menandakan impregnasi logam pada katalis (Fe:3Mn)/AG dan (Fe:3Mn) kurang berhasil.
Dari Tabel 4.1 terlihat pengaruh ammonium glikol (AG) pada katalis membuat kadar
logam inti aktif Fe menjadi lebih besar dengan pemakaian AG dari pada tanpa AG. Dengan
kadar inti aktif Fe dalam katalis semakin besar membuat mengakibatkan meningkatnya
aktivitas sintesis Fischer-Tropsch dan selektvitas produk.
Universitas Indonesia
Sintesis fischer ..., Ika Sumanti, FT UI, 2011
32
2,69860, dan 2,46573. Hasil pengukuran XRD ini sesuai dengan penelitian Mirzaein yang
menyatakan bahwa katalis 100% Fe - 0% Mn terdapat fasa Fe2O3 [Mirzaein, 2008]. Pada
katalis (Fe:3Mn)/AG terdapat fasa alumina dan siderite (FeCO3) yang diperlihatkan oleh
puncak d-spacing 2,79829. Fasa hematite tidak terdapat pada katalis (Fe:3Mn)/AG sesuai
laporan penelitian Tao yang menyatakan bahwa intensitas puncak difraksi Fe2O3 secara
bertahap melemah dengan meningkatnya kandungan
(Fe:3Mn) terdapat fasa mineral pyrolusite (MnO2) yang diperlihatkan oleh puncak d-spacing
tertinggi pada 3,09958, 2,40436 dan 1,62112, seperti hasil XRD penelitian Mirzaein yang
menyatakan bahwa dalam katalis 0% Fe - 100% Mn terdapat fasa Mn2O3 [Mirzaein, 2008].
Pengaruh ammonium glikol (AG) pada katalis Fe-Mn dapat terlihat jelas dari difraktogram
XRD pada Gambar 4.1, katalis (Fe:3Mn) tanpa ammonium glikol memiliki perbedaan peak
pada sudut 2 sebesar 56,7914, tetapi karena katalis ini termasuk amorf maka peak tersebut
sulit dideteksi karena tertutup oleh amorf.
Gambar 4.1. Hasil analisis XRD Al2O3 dan katalis (3Fe:Mn)/AG, (Fe:3Mn)/AG
dan (Fe:3Mn)
Universitas Indonesia
Sintesis fischer ..., Ika Sumanti, FT UI, 2011
33
Sampel
-Al2O3
Katalis (3Fe:Mn)/AG
Katalis (Fe:3Mn)/AG
Katalis (Fe:3Mn)
Fe:Mn
3:1
1:3
1:3
Luas
Permukaan
(m2/g)
245,65
179,89
190,77
212,78
Total volume
pori (cc/g)
8,184e-01
6,629e-01
6,844e-01
6,672e-01
Pada Tabel 4.2 memperlihatkan bahwa impregnasi besi pada support alumina
membuat luas permukaan dan volume pori berkurang, ini menunjukkan bahwa besi
terdispersi pada permukaan katalis. Terlihat pada luas permukaan katalis (3Fe:Mn)/AG lebih
kecil dibandingkan dengan katalis (Fe:3Mn)/AG. Hal ini disebabkan pada katalis
(3Fe:Mn)/AG memiliki rasio Fe:Mn=3:1, sedangkan untuk katalis (Fe:3Mn)/AG rasio
Fe:Mn=1:3, sehingga lebih banyak Fe yang terdispersi ke dalam permukaan katalis. Hasil ini
sama dengan yang dilaporkan oleh Mirzaein yaitu dengan katalis rasio Fe:Mn= 4:1 memiliki
luas permukaan (71,2 m2/g) lebih kecil dibandingkan dengan luas permukaan katalis dengan
rasio Fe:Mn=1:4 (111,3 m2/g) [Mirzaein, 2008]. Ammonium glikol (AG) juga dapat
menurunkan luas permukaan katalis terlihat pada Tabel 4.2 untuk katalis dengan rasio
Fe:Mn= 1:3 dengan ammonium glikol memiliki luas permukaan lebih kecil dibandingkan
dengan katalis Fe-Mn tanpa ammonium glikol.
Universitas Indonesia
Sintesis fischer ..., Ika Sumanti, FT UI, 2011
34
Universitas Indonesia
Sintesis fischer ..., Ika Sumanti, FT UI, 2011
35
Gambar 4.2. Diagram Alat Reaction Engineering Catalyst Pilot Plant System sebelum modifikasi
Universitas Indonesia
Sintesis fischer ..., Ika Sumanti, FT UI, 2011
36
Gambar 4.3. Diagram Alat Reaction Engineering Catalyst Pilot Plant System setelah modifikasi [Tristantini, 2006]
Universitas Indonesia
Sintesis fischer ..., Ika Sumanti, FT UI, 2011
37
Universitas Indonesia
Sintesis fischer ..., Ika Sumanti, FT UI, 2011
38
12
Konversi (%)
10
8
6
4
2
0
CO
(3Fe:Mn)/AG
HH2
2
(Fe:3Mn)/AG
120
Selektivitas (%)
100
80
60
40
20
0
C6+
C6+
(3Fe:Mn)/AG
(Fe:3Mn)/AG
CO2
CO2
Universitas Indonesia
Sintesis fischer ..., Ika Sumanti, FT UI, 2011
39
16
14
Konversi (%)
12
10
8
6
4
2
0
3 Jam
6 Jam
CO
12 Jam
H2H2
Universitas Indonesia
Sintesis fischer ..., Ika Sumanti, FT UI, 2011
40
40
35
Konversi (%)
30
25
20
15
10
5
0
CO
CO
H2
H2
40
Konversi (%)
35
30
25
20
15
10
5
0
CO
CO
H2
H2
250 C
280 C
Universitas Indonesia
Sintesis fischer ..., Ika Sumanti, FT UI, 2011
41
3,5
3
2,5
2
1,5
1
0,5
0
3 Jam
6 Jam
12 Jam
100
99,5
99
98,5
98
97,5
97
96,5
96
95,5
95
3 Jam
6 Jam
12 Jam
Universitas Indonesia
Sintesis fischer ..., Ika Sumanti, FT UI, 2011
42
80
70
Selektivitas (%)
60
50
40
30
20
10
0
CH4
CH
4
C2H6
C2H6
C3H8
C3H8
C6+
C6+
CO2
CO2
100
Selektivitas (%)
80
60
40
20
0
CH4
CH4
C2H6
C2H6
250C
C3H8
C3H8
C
C6+6+
CO
CO22
280 C
Universitas Indonesia
Sintesis fischer ..., Ika Sumanti, FT UI, 2011
43
dibandingkan dengan selektivitas C2 (3,6%), C3 (4,8%) dan C6+ (1,3%). Pada suhu
rendah (250 C) dilakukan percobaan selama 12 jam, setiap 3 jam disampling dan
dilakukan pengukuran produk gas dengan GC. Pada 3 jam pertama tidak terbentuk
produk gas, tetapi setelah 6 jam terbentuk C6+ dengan selektivitas sebesar (3,3%)
dan setelah 12 jam selektivitas C6+ sebesar (2,7%), sesuai dengan laporan pelitian
Mirzaein suhu reaksi 360 C menyebabkan terbentuknya selektivitas produk
olefin ringan lebih tinggi daripada suhu reaksi lainnya berdasarkan kondisi reaksi
yang sama [Mirzaein, 2008]. Dari hasil reaksi FT tersebut, pertumbuhan rantai
karbon (C) pada katalis (3Fe:Mn)/AG dengan suhu tinggi lebih disukai daripada
suhu rendah, atau dengan kata lain, pada suhu rendah dengan katalis
(3Fe:Mn)/AG kecendrungan terjadinya peristiwa propagasi lebih dominan
dibandingkan dengan peristiwa terminasi pada permukaan katalis. Secara umum,
peningkatan suhu reaksi mengarah ke peningkatan kinerja katalis. Pada laporan
pelitian Mirzaein dengan suhu reaksi rendah, persentase konversi CO terlalu
rendah dan karena itu menyebabkan rendahnya kinerja katalis [Mirzaein, 2008].
Universitas Indonesia
Sintesis fischer ..., Ika Sumanti, FT UI, 2011
BAB 5
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1. Kesimpulan
Sintesis Fischer-Tropsch (FT) dilakukan menggunakan reaktor fixed bed
dengan rasio H2/CO=1 yang berasal dari gasifikasi biomassa.
1. Katalis Fe-Mn terbukti aktif dalam Sintesis Fischer-Tropsch.
2. Rasio Fe:Mn dan suhu reaksi telah dilakukan dalam penelitian ini untuk
peningkatan rasio Fe:Mn dalam katalis berpengaruh terhadap aktivitas dan
selektivitas katalis. Konversi CO dan selektivitas CO2 meningkat dengan
meningkatnya kandungan Fe dalam katalis, seperti pada katalis
(3Fe:Mn)/AG yang memiliki konversi CO dan selektivitas CO2 lebih besar
dari katalis (Fe:3Mn)/AG. Terbukti dari hasil XRD katalis (Fe:3Mn)/AG
mengandung hematite (Fe2O3) dan siderite (FeCO3) lebih banyak
dibandingkan katalis (Fe:3Mn)/AG, padahal luas permukaan katalis
(3Fe:Mn)/AG sebesar 179,89 (m2/g) lebih kecil dibandingkan katalis
(Fe:3Mn)/AG sebesar 190,77.
3. Peningkatan suhu reaksi juga menyebabkan meningkatnya konversi CO
dan selektivitas produk. Pada katalis (3Fe:Mn)/AG dengan suhu 280 C
memberikan selektivitas produk CH4 , C2, C3, C6+, CO2, sedangkan pada
suhu 250 C hanya memberikan selektivitas C6+ dan CO2. Suhu optimum
untuk katalis (3Fe:Mn)/AG adalah 280 C.
44
Sintesis fischer ..., Ika Sumanti, FT UI, 2011
Universitas Indonesia
45
5.2. Saran
Analisis produk gas yang dilakukan pada penelitian ini menggunakan GC
secara manual, sebaiknya untuk penelitian selanjutnya analisis produk dilakukan
dengan mengunakan GC secara on line.
Universitas Indonesia
Sintesis fischer ..., Ika Sumanti, FT UI, 2011
DAFTAR PUSTAKA
46
Sintesis fischer ..., Ika Sumanti, FT UI, 2011
Universitas Indonesia
47
Laan, van der. (1999). Kinetic, Selectivity and Scale Up of the Fischer-Tropsch
Synthesis. Tesis Universitas Groningen.
Nasikin, Mohammad,. & Bambang Heru. (2010). Katalisis Heterogen. Depok: Uipress.
R, Malessa and M, Baerns. (1988). Iron/manganese oxide catalysts for FischerTropsch synthesis. 4. Activity and selectivity, Industrial and Engineering
Chemistry Research, vol. 27, no. 2, pp. 279283.
Srivastava, R.D.,et.al. (1990). Catalyst for Fischer-Tropsch, Hydrocarbon
Processing.
S. L, Gonzlez-Corts., S. M. A, Rodulfo-Baechler, A. Oliveros, et.al. (2002).
Synthesis of light alkenes on manganese promoted iron and iron-cobalt
Fischer-Tropsch catalysts. Reaction Kinetics and Catalysis Letters, vol.
75, no. 1, pp. 312.
Tao, Zhichao., Yong Yang., Haijun Wan., Tingzhen Li., Xia An., Hongwei
Xiang., and Yongwang Li. (2007). Effect of manganese on a potassiumpromoted iron basedFischer-Tropsch synthesis catalyst. Beijing: University
of Chinese Academy of Sciences.
Tristantini, Dewi. (2006). Fischer-Tropsch synthesis from bio-syngas models over
cobalt and cobalt-iron alumina supported catalysts. Swaden: Chalmer
University Of Technology.
Twigg, M.V. (1989). Catalyst Handbook. England:Wolfe Publishing.
Yunida, Risa. (1995). Studi Sintesis Fischer-Tropsch: Karakterisasi dan Uji
Kinerja Katalis 10% Co/Al2O3 dan 10% Co/SiO2. Tesis Universitas
Indonesia, Depok.
BP, BP Statistical Review of World Energy, www.bp.com, Juni, 20011.
Difraksi-bragg. http://www.forumsains.com/fisika/difraksi-bragg/. Accessed: 12
Maret, 2011.
Energi-alternativ. http://ainicahaya-aini.blogspot.com/2011/01/energi-alternatifpengganti-bbm-potensi.html. Accessed: 12 Mei, 2011.
Teknologi-gasifikasi.
http://roilbilad.wordpress.com/2010/01/27/teknologi-
Universitas Indonesia
Sintesis fischer ..., Ika Sumanti, FT UI, 2011
))
( +
)
10
=
(30 + ( +
)) 100
(
)=
10
(30 + (
100
10
(
100
0,9 (
(
))
) =
10
(30)
100
) =3
) = 3,3333
Fe : Mn= 3:1
Banyaknya Fe yang diperlukan= (
= 3,3333
= 2,4999 g
BM Fe = 55,845 g/gmol
Mol Fe =
,
,
= 0,0447
,
,
= 0,0152
403,845
= 18,0518
250,938
= 3,8143
2
(0,0447 + 0,0152)
100
= 0,0012
101,1
= 0,1213
1
(0,0447 + 0,0152)
100
= 5,99 10
= 0,1447
n Fe(NO3)3. 9H2O=
,
,
n Mn(NO3)2. 6H2O=
=(
rasio
= 0,0968
/
,
= 0,0324
/
,
=1
b. Katalis (3Fe:Mn)
Fe:Mn=3:1
Perhitungan berat logam sama seperti dengan katalis (3Fe:Mn)/AG
c. Katalis (Fe:3Mn)/AG
Fe:Mn = 1:3
1. Berat Al2O3 = 15 gram
2.
))
( +
)
10
=
(15 + ( +
)) 100
(
)=
10
(15 + (
100
10
(
100
0,9 (
(
))
) =
10
(15)
100
) = 1,5
) = 1,6667
Fe : Mn= 1:3
Banyaknya Fe yang diperlukan= (
= 1,6667
= 0,4167 g
BM Fe = 55,845 g/gmol
Mol Fe =
,
,
= 0,0075
,
,
= 0,0227
= 0,0075
403,845
= 3,0288
250,938
= 5,6963
2
(1,6667)
100
= 0,0333
BM K= 39,1 g/gmol
nK=
,
,
= 8,5166 10
8,5166 10
101,1
0,086
6. 1 % mol Cu dari (Fe+Mn)
=
1
(1,6667)
100
= 0,0167
BM Cu = 63,546 g/gmol
n Cu =
,
,
2,628 10
= 2,628 10
= 0,0635
n Fe(NO3)3. 9H2O=
,
,
n Mn(NO3)2. 6H2O=
=(
rasio
= 0,0968
/
,
= 0,0324
/
,
=1
=(
76
0,85
= (0,0075 + 0,0227)
76
=
(0,0075 + 0,0227) 76
0,85
= 2,7
d. Katalis (Fe:3Mn)
Fe:Mn = 1:3
Perhitungan berat logam sama seperti dengan (Fe:3Mn)/AG
Nyalakan komputer.
2.
3.
Tekan duakali icon Software catalyst (R-301) hingga tampil main PFD.
4.
Bila temperatur TIC-301, 302, 303, dan 305 mendekati temperatur target
dan tekanan reaktor mencapai kondisi yang diinginkan, ganti gas carrier
menjadi gas umpan, pilih gas sesuai yang kebutuhkan.
Alirkan gas umpan sampai kondisi tekanan yang diinginkan.
Tahan kondisi selama 20 menit, untuk reaksi hydrotreating.
ON kan pompa umpan (untuk liquid). Tekan icon pompa(warna biru
berubah menjadi merah, dan buka katup keluar umpan, serta jangan lupa
tutup salah satu katup atas tangki umpan agar kondisi tangki vaccum atur
Black Pressure Regulator (BPR) posisi increas.
Klik untuk gas H2 klik MFC-302= 100, tunggu hingga tekanan reaktor
mencapai yang diinginkan.
Set temperatur TIC-301, 302, 303, menjadi 250.
Buka katup air pendingin.
Tahan tekanan, temperatur selama 1 jam.
Alirkan umpan cair, dengan menyalakan pompa P-301 (warna biru
menjadi merah), dan tekan ON icon pompa.
Set kembali TIC-301, 302, 303 agar temperatur reaktor tetap stabil
(misalnya agar T reaktor 250 C set TIC-301= 375 C).
Tekanan parameter save.
Set MFC menjadi 50.
Pilih system Confic I: isi data 6.1 Data Saving Part dengan memasukkan
nama file: C\data\...txt.
Klik parameter save.
Kembali ke main PFD.
Pilih system confic II, isi data No. 1 data flow gas (jika volume gas yang
dialirkan dibatasi).
Klik parameter save.
Kembali ke main PFD.
Pilih temperatur setting, klik TIC 301 (temperatur furnacebagian atas)
masukkan temperatur (sebaliknya lebih rendah dari target (TGA) agar T-
305 mencapai target, hal yang sama terhdap TIC-302, TIC-303 dan TIC304 sebaiknya lebih rendahdari temperatur reaktor karena preheater).
Tekan tombol data save I dan data save II.
Kembali ke main PFD, tekan tombol TIC-302, TIC-303 dan TIC-304
pada menu control start.
Ketika temperatur dan kondisi mendekati target, buka aliran gas umpan
dan klik MFC setting gas yang akan di alirkan isi sesuai dengan
komposisi laju aliryang diinginkan.
Buka BPR dan reaktor ketika umpan akan dialirkan.
Jika tekanan melampaui target buka sedikit katup vent gas agar tekanan
reaktor stabil.
Klik MFC setting (warna biru) untuk masing-masing gas yang dipilih,
demikian juga untuk pompa jika umpan yang digunakan cair.
Ketika temperatur dan reaksi tercapai, buka aliran cooling water untuk
mendinginkan produk.
Siapkan boom gas untuk sampling produk gas dengan membuka katup
vent gas, dan untuk produk cairan disampling melalui tangki produk.
Lampiran 3. XRF
Katalis(3Fe:Mn)/AG
Peak List:
Pos. [2Th.]
d-spacing []
Height [cts]
Backgr.[cts]
32.0257
2.79474
586.32
46.87
5294.06
33.1707
2.69860
361.00
28.86
5298.00
36.4080
2.46573
556.00
44.44
5209.28
37.2174
2.41395
695.00
55.56
5161.23
38.4188
2.34312
568.77
45.47
5072.63
39.5057
2.28113
385.47
30.81
4979.82
42.3324
2.13512
219.78
17.57
4721.23
44.6781
2.02664
794.27
63.49
4593.53
46.1199
1.96658
1112.00
88.89
4511.68
66.6228
1.40261
1251.00
100.00
4162.54
Pattern List:
Ref. Code
Chemical
Formula
Mineral
Name
SemiQuant [%]
00-005-0667 Cu2 +1 O
Cuprite, syn
01-085-0987 Fe2 O3
Hematite
00-012-0531 Fe C O3
Siderite
Alumina
b.
Katalis(Fe:3Mn)/AG
Peak List:
Pos. [2Th.]
d-spacing []
Height [cts]
Backgr.[cts]
18.7378
4.73185
359.00
21.83
3572.40
31.9568
2.79829
479.00
29.13
3850.97
36.2828
2.47600
800.74
48.69
3798.87
38.4314
2.34238
718.48
43.69
3650.65
39.5398
2.27924
333.97
20.31
3549.72
44.6690
2.02871
1644.59
100.00
3208.81
45.8502
1.97752
917.00
55.76
3165.02
60.3696
1.53332
160.83
9.78
2928.00
65.0615
1.43244
496.16
30.17
2906.86
67.0275
1.39512
1136.00
69.07
2833.28
Pattern List:
Ref. Code
Chemical
Formula
Mineral
Name
SemiQuant [%]
00-005-0667 Cu2 +1 O
Cuprite, syn
01-085-0987 Fe2 O3
Hematite
00-012-0531 Fe C O3
Siderite
Alumina
c.
Katalis(Fe:3Mn)
Peak List:
Pos. [2Th.]
d-spacing []
Height [cts]
Backgr.[cts]
28.8039
3.09958
260.80
44.13
1175.00
37.4034
2.40436
442.95
74.95
1197.98
38.5010
2.33831
290.70
49.19
1180.72
42.8427
2.11086
202.17
34.21
1103.00
44.6953
2.02758
538.96
91.20
1109.00
46.0689
1.97027
369.57
62.53
1109.00
56.7914
1.62112
293.82
49.72
1150.54
65.0869
1.43313
217.27
36.76
1231.00
66.8926
1.39761
591.00
100.00
1240.00
72.4755
1.30308
117.18
19.83
1200.00
Pattern List:
Ref. Code
Chemical Formula
01-081-2261 Mn O2
00-009-0479 ( Fe +2 , Mn +2 )3 ( P O4 )2 !3 H2 O Phosphoferrit
e
Alumina
Fe:Mn
Selektivitas(%)
CO
H2
C6+
CO2
3:1
8,223
10,299
2,724
97,276
1:3
7,713
10,313
100
Suhu
280
Konversi (%)
Selektivitas(%)
CO
H2
CH4
C2
C3
C6+
CO2
24,7
39,399
15,896
3,663
4,84
1,344
74,256
250
3 Jam
8,715
14,008
6 Jam
8,112
10,463
3,281
96,718
12 Jam
8,223
10,299
2,724
97,276