Anda di halaman 1dari 7

BAB II

DESKRIPSI BADAN LINGKUNGAN HIDUP KOTA PROBOLINGGO


2.1. Sejarah Singkat Badan Lingkungan Hidup Kota Probolinggo
Hingga pertengahan tahun 2005 pengelolaan lingkungan hidup di Kota
Probolinggo dilaksanakan oleh dua unit kerja yaitu Sub Dinas Kebersihan dan
Pertamanan serta Kantor Lingkungan Hidup. Pada bulan Agustus 2005 dengan
pertimbangan aspek efektivitas administrasi, koordinasi, pengelolaan anggaran
dan operasional kegiatan maka kedua unit kerja tersebut dilebur menjadi satu
lembaga kedinasan baru yaitu Dinas Kebersihan dan Lingkungan Hidup (DKLH).
Selanjutnya, dalam upaya restrukturisasi kelembagaan pemerintah daerah maka
pada tanggal 1 Juli 2008 melalui Peraturan Daerah Kota Probolinggo Nomor 7
Tahun 2008 dibentuk Lembaga Teknis Daerah, dimana DKLH Kota Probolinggo
berubah menjadi Badan Lingkungan Hidup (BLH) Kota Probolinggo.
2.1.1. Visi dan Misi Badan Lingkungan Hidup Kota Probolinggo
Untuk memberikan arah bagi pelaksanaan setiap kegiatan serta konsistensi
pencapaian tujuan jangka panjang, maka visi dan misi BLH Kota Probolinggo
adalah sebagai berikut :
Visi BLH Kota Probolinggo adalah Menuju Probolinggo Kota Seribu
Taman, Bersih, Indah, Rapi dan Ramah Lingkungan
Adapun misi BLH Kota Probolinggo adalah sebagai berikut :
1. Mewujudkan peningkatan penanganan kebersihan dan keindahan kota secara
partisipatif didukung dengan pengembangan model kemitraan dan sumber
daya manusia yang memadai.

2. Mewujudkan peningkatan dan pengelolaan Ruang Terbuka Hijau (RTH),


Keteduhan dan Keasrian Kota.
3. Meningkatkan kualitas lingkungan melalui pengendalian kerusakan dan
pencemaran lingkungan hidup.
4. Mewujudkan peningkatan kesadaran masyarakat melalui informasi dan
pendidikan lingkungan.
5. Mewujudkan pengelolaan dan pemanfaatan sampah melalui pemberdayaan
masyarakat.
2.2. Lingkup dan Bidang Pelayanan BLH Kota Probolinggo
Lingkup dan bidang pelayanan BLH Kota Probolinggo adalah sebagai
berikut :
1. Perencanaan dan Pengkajian Dampak Lingkungan.
2. Pengembangan Peraturan dan Penegakan Hukum Lingkungan.
3. Pelestarian, Pengendalian dan Pengembangan Kapasitas Lingkungan Hidup.
4. Konservasi Sumber Daya Alam dan Kelistrikan.
5. Penanggulangan dan Penanganan Dampak Pencemaran Lingkungan.
Secara lebih rinci lingkup dan bidang pelayanan BLH Kota Probolinggo
yang berhubungan dengan pengelolaan sampah dan limbah adalah (1)
menyelenggarakan dan memberikan pelayanan kepada masyarakat dalam hal
pengelolaan kebersihan; (2) pengurangan dan penanganan sampah dan limbah; (3)
pengembangan dan pemanfaatan teknologi yang ramah lingkungan dalam
memenuhi kebutuhan mengguna ulang, mendaur ulang dan penanganan akhir
sampah; (4) Pembinaan pemberdayaan masyarakat dalam pengelolaan sampah.

2.3. Sumber Daya


Sumber daya yang dimiliki oleh BLH Kota Probolinggo khusus dalam
pengelolaan sampah dan limbah meliputi sumberdaya personil, sumberdaya
sarana dan prasarana serta sumberdaya dana.
2.3.1. Sumber Daya Sarana dan Prasarana
Sarana dan prasarana yang dimiliki oleh BLH Kota Probolinggo untuk
operasional pelayanan kebersihan dan pengelolaan sampah dapat dilihat pada
Tabel 2.1.

Tabel 2.1. Sarana dan Prasarana Operasional Pengelolaan Sampah


No

Jenis
3

1 Armroll Truck (9 m )
2 Dump Truck (8 m3)
3 Truk Sampah Besar (6 m3)
4 Colt Pick Up (3 m3)
5 Spd. Motor Gerobak (1.5 m3)
6 Gerobak Sampah
7 Truk Penyedot Tinja (4 m3)
8 Buldozer
9 Wheel Loader
10 TPS Kontainer
11 TPS Permanen
12 Transfer Depo
13 TPS Mini
14 Plant Pengomposan
15 Tempat Pemrosesan Akhir (TPA) Sampah
16 Instalasi Pengolah Air Limbah
Sumber : BLH Kota Probolinggo, 2013

Jumlah (Unit)
5
5
3
2
23
40
2
1
1
26
9
4
26
2
1
1

Dengan sarana dan prasarana yang dimiliki tersebut, BLH Kota


Probolinggo telah dapat memberikan pelayanan kebersihan dan pengelolaan
sampah dengan baik. Sampah hasil penyapuan jalan, taman, permukiman, pasar
dan sumber sampah lainnya dengan menggunakan gerobak sampah, sepeda motor

10

gerobak dan colt pick-up diangkut dan dikumpulkan sementara di TPS Mini, TPS
Permanen, TPS Kontainer atau di Transfer Depo. Selanjutnya dari tempat
pengumpulan sementara tersebut, sampah diangkut dengan menggunakan arm
truck, dump truck, dan truk sampah besar ke Plant Pengomposan atau ke TPA.
Buldozer dan wheel loader dipergunakan untuk penataan dan pemadatan sampah
di TPA. Untuk pengumpulan limbah tinja dipergunakan truk penyedot tinja yang
selanjutnya dilakukan pengolahan di instalasi pengolah air limbah yang lokasinya
berada di TPA.
2.3.2. Sumber Daya Dana
Pembiayaan operasional dan pembangunan infrastruktur pengelolaan
sampah dan limbah berasal dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah
Tingkat II (APBD II) Kota Probolinggo. Jumlah biaya tahun anggaran 2010
sampai dengan tahun 2012 adalah sebagai berikut :

Tahun 2010 sebesar Rp. 992.389.000,-

Tahun 2011 sebesar Rp. 3.158.971.648,-

Tahun 2012 sebesar Rp. 2.413.758.690,Jumlah dana tersebut relatif mencukupi untuk pembiayaan operasional

pengelolaan sampah. Namun demikian, untuk perluasan atau pembangunan TPS


dan sel TPA baru, BLH Kota Probolinggo mengalami kesulitan karena dana yang
dibutukan sangat besar yaitu berkisar antara Rp. 4.500.000.000,- sampai dengan
Rp. 5.000.000.000,-. Saat ini sedang dilakukan pembuatan Detail Engineering
Design untuk sel TPA baru. Untuk biaya pembangunan sedang diajukan dana ke
Tingkat Provinsi Jawa Timur dan juga ke Kementerian Pekerjaan Umum.

11

2.3.3. Sumber Daya Personil


Sumberdaya personil yang berhubungan dengan pengelolaan sampah dan
limbah yaitu Bidang Penanggulangan dan Penanganan Dampak Pencemaran
Lingkungan (P2DPL) berjumlah 189 orang. Sebagian besar, yaitu 129 orang
adalah penyapu jalan. Supir dan kernet berjumlah 31 orang. Untuk operasional
TPA berjumlah 14 orang. Sedangkan sisanya sebanyak 15 orang bertugas di
ketata usahaan. Dengan jumlah tersebut, terutama dengan banyaknya jumlah
penyapu jalan, maka pelayanan kebersihan dan pengelolaan sampah telah dapat
dilakukan dengan baik.
Adapun jumlah personil UPT Pengelolaan Sampah dan Limbah (UPT
PSL) adalah sebanyak 49 orang, dimana sebanyak 43 orang adalah petugas
operasional dan 6 orang bertugas di ketata usahaan. Petugas operasional antara
lain mempunyai tugas sosialisasi dan pembinaan pemberdayaan masyarakat
mengenai pengolahan sampah dan limbah serta juga berfungsi menjalankan plant
pengomposan. Rincian jumlah personil P2DPL dan UPT PSL dapat dilihat pada
Lampiran 1 halaman 114. Sedangkan struktur organisasi BLH dapat dilihat pada
lampiran 2 halaman 115.
2.4. Tantangan Pelayanan Pengelolaan Sampah di BLH Kota Probolinggo
Salah satu permasalahan yang dihadapi oleh BLH Kota Probolinggo
adalah pengelolaan sampah kota. Sampah kota jika tidak dikelola secara benar
akan berdampak pada lingkungan seperti pencemaran air, tanah dan udara serta
berdampak bagi kesehatan manusia maupun mahluk hidup lainnya. Upaya untuk
mengatasi permasalahan sampah tersebut antara lain dilakukan oleh BLH Kota

12

Probolinggo melalui peningkatan pelayanan, pengolahan sampah organik menjadi


kompos dan meningkatkan peran serta masyarakat dalam pengelolaan sampah
kota. Upaya tersebut telah berhasil mengurangi jumlah sampah kota yang dibuang
ke TPA pada periode tahun 2009 sampai dengan tahun 2012. Namun demikian,
memasuki awal tahun 2014, BLH Kota Probolinggo menghadapi tantangan dalam
pengelolaan sampah kota.
Berdasarkan analisis yang dilakukan oleh BLH Kota Probolinggo pada
akhir tahun 2013, sisa kapasitas TPA Bestari adalah sebesar 15.526 m3 atau setara
9.316 ton dan diprediksi masa layanan TPA Bestari hanya sampai akhir tahun
2014. Selain itu pada periode tahun 2013 jumlah sampah yang dibuang ke TPA
mengalami kenaikan (BLH Kota Probolinggo, 2014). Menghadapi kondisi
tersebut, terutama untuk mengurangi jumlah sampah yang dibuang ke TPA maka
BLH Kota Probolinggo berencana mengembangkan plant pengomposan menjadi
TPST.
Teknologi pengolahan sampah memiliki peran penting dalam TPST karena
kemampuannya dalam mengurangi jumlah sampah yang dibuang ke TPA. Oleh
karena itu, untuk mendapatkan teknologi pengolahan sampah yang paling sesuai
dengan kebutuhan TPST, maka perlu dilakukan analisis pemilihan teknologi.
Adapun teknologi yang akan dipilih adalah (1) Teknologi daur ulang; (2)
Teknologi pengomposan; (3) Teknologi biogas; dan (4) Teknologi pembakaran.
2.5. Proses Pelayanan (Bisnis) Pengelolaan Sampah di BLH
Secara garis besar, proses pelayanan pengelolaan sampah yang dilakukan
oleh BLH Kota Probolinggo adalah kegiatan penanganan sampah dari sumber,

13

pengolahan sampah dan pemerosesan akhir di TPA. Sampah hasil sapuan jalan,
taman, pasar, permukiman dan sumber lainnya dikumpulkan dan kemudian
ditampung ditempat penampungan sementara. Selanjutnya dari penampungan
sementara sampah diangkut dan jika tidak dilakukan pengolahan, maka dibuang
langsung ke TPA. Jika akan dilakukan pengolahan, maka sampah dibawa ke plant
pengomposan. Sampah dipilah, dimana sampah organik dijadikan kompos,
sampah plastik diproses lebih lanjut, sampah B3 ditempatkan pada wadah khusus
untuk dikirim ke pengelola limbah B3 dan residu dibuang ke TPA. Gambar proses
pelayanan (bisnis) pengelolaan sampah di Kota Probolinggo adalah sebagai
berikut.

SUMBER SAMPAH

PENAMPUNGAN
SEMENTARA

PENGANGKUTAN

PLANT
PENGOMPOSAN

PENGUMPULAN

TEMPAT
PEMROSESAN
AKHIR SAMPAH
(TPA)

PEMILAHAN

RESIDU

SAMPAH ORGANIK

PENGELOMPOKAN
SAMPAH PLASTIK

SAMPAH B3

PENGOMPOSAN

PENCACAHAN

WADAH KHUSUS
SAMPAH B3

DISTRIBUSI KE
MASYARAKAT

PUPUK ORGANIK
KOMPOS

PENCUCIAN DAN
PENGERINGAN

DIKIRIM KE
PENGELOLA
LIMBAH B3

JUAL

PENGKEMASAN

PENGEPAKAN

SAMPAH ORGANIK
DARI
MASYARAKAT

JUAL

Gambar 2.1. Proses Pelayanan Pengelolaan Sampah di Kota Probolinggo


Sumber : BLH Kota Probolinggo, 2013

14

Anda mungkin juga menyukai