- UV / OV relay
- Dsb.
Peralatan pengukuran daya
- KW / KWH meter
- Ampere meter
- Volt meter
- Frekwensi meter
- Dsb
Kabel-kabel control dan pengukuran
Pemasangan Switchgear
Dibedakan menurut :
- Unit Switchgear
- Perlengkapan / komponen
a. Unit Switchgear
- Switchgear daya IP tinggi (IP55 atau lebih ) dipasang pada tempat-tempat tertentu atau
dalam ruangan perlengkapan Switchgear terlindung dari sentuhan atau bahkan semprotan air
dan debu sekalipun tidak mudah menjangkau bagian dalamnya (kecuali pada bagian ventilasi
yang dibuat sedemikian rupa hingga aman.
- Switchgear dengan IP rendah (IP00), dipasang di dalam ruangan terutup / terkunci
sehingga tidak mudah dijangkau / didekati, kecuali hanya oleh orang-orang tertentu / yang
ahli saja Switchgear seperti ini berupa rangka-rangka terbuka tempat menempelkan /
memasang pelengkapan-perlengkapan Switching dan lain-lain dan hanya sebagian sisi yang
tertutup dapat mengoperasikan peralatan seperti tombol on-off dan Switch on, Switch off
Perlengkapan listrik yang bertegangan tidak terlindung dari sentuhan luar, tidak terlindung
terhadap benda-benda luar maupun semprotan / tetesan air jadi tingkat bahaya terhadap
sentuhan langsung tinggi.
Switchboard semacam ini banyak dijumpai/ terpasang pada pusat-pusat pembangkit listrik,
gardu induk, tapi keberadaannya sudah berkurang, digantikan oleh Switchboard dengan IP
tinggi (IP55). Lebih praktis dan aman sering dengan pekembangan tehknologi.
b. Pemasangan perlengkapan hubung dan komponen penghubungnya di dalam box panel.
Meliputi pemasangan bagian-bagian yang tidak berisolasi seperti :
Bus bar
Kabel terminal
Fuse
Titik-titik penyambung pada CB, Switch, dsb.
Disini jarak aman antar penghantar fasa dan antar penghantar daya bodi/angka perlu dijag
pada Switch board tegangan rendah (< 1 K) jarak aman yang ditetapkan = 5 cm. Pada
tegangan menengah jarak aman ditetapkan 5 cm + 1 cm/kV .
Contoh : Pada panel TM 20 kv, maka jarak aman pemasangan hantaran telanjang di dalam
box = 5 + 1 x 20 = 25 cm
Bahwa hantaran jarak tersebut hanya berlaku pada Switchboard konvensional, yaitu dengan
medan udara.
Untuk Switchboard dengan medium / penyekat yang lain (minyak, SF6) berbeda, akan lebih
kecil atau kurang dari ketentuan di atas.
Jadi yang berperan dalam menentukan jarak aman ini adalah :
- Penempatan isolator pendukung menjaga jarak hantaran fasa dengan fasa dan fasa dengan
bodi.
- Ukuran/dimensi isolator pendukung menjaga jarak hantaran fasa dengan bodi.
- Pemasangan perlengkapan berisolasi seperti : CB, Switch, kabel tenaga, kabel control, CT,
PT, dsb.
Karena sudah tercetak / terakit dalam satu unit alat (pada peralatan 3 fasa) dengan jarak aman
yang sudah ditetapkan, sehingga yang terpenting adalah menyatakan masing-masing alat
seuai daya fungsinya.
Juga dalam terminating/penyambungan kabel pada terminal peralatan harus dijaga jangan
sampai mengurangi jarak aman.
Operasi
pasangan luar dan yang terpasang di dalam lemari hubung (cubicle) disambungkan keluar
pada kedua belah sisi (incoming dan outgoing) dengan menggunakan :
- Plat tembaga (bus bar)
- Kabel berisolasi
- Hantaran pilin bulat, terutama pada gardu pasangan luar.
Kemampuan arus (baik arus nominal maupun arus hubung singkat) dan kemampuan
tegangan/terutama kabel tidak boleh kurang dari rating arus dan tegangan yang dimiliki oleh
Switchgear bersangkutan.
Pengerasan/penguatan sepatu kabel, klem penjepit, mur-baut harus memenuhi standar,
dilakukan dengan alat yang memiliki pengukur kekencangan baut.
Pemasangan kabel schoon/sepatu kabel ukuran lebih besar dari 16 mm2 harus menggunakan
press hydrolik.
Pengujian fungsi
Suatu Switchgear yang telah selesai dipasang (pasangan baru) atau selesai
diperbaiki/dipelihara sebelum tersambung untuk melayani beban/jaringan harus melalui uji
atau test.
Test/uji ini dimaksudkan agar setelah tersambung dan dioperasikan tidak mengalami
kegagalan/gangguan meliputi:
- Uji tegangan kerja.
- Uji tegangan frekwensi dan tegangan sesaat (impuls, BIL).
- Uji interlocking peralatan hubung.
- Uji operasi CB (on-off).
- Uji prinsip operasi yang akan dilayani sesuai dengan gambar kontrol dan logic diagram
system proteksi.
Dalam pemasangan peralatan baru uji fungsi dilakukan oleh tem komisioning.
Apabila dalam uji fungsi hasilnya masih belum memuaskan, maka akan dilakukan perbaikanperbaikan sesuai gambar kerja/gambar diagram kontrol oleh kontraktor.
Pada prinsipnya uji fungsi ini adalah operasi ON dan OFF circuit beraker sesuai
diskripsi kerja yang diterjemahkan dalam diagram kontrol dan diagram logic.
Under Voltage Coil dan Shunt Trip Coil.
Under Voltage Coil
Under Voltage Coil adalah asesoris peralatan yang dipasangkan pada MCB/MCCB.
Fungsi Under Voltage Coil pada MCCB adalah :
a. Pada saat coil diberikan suatu tegangan sesuai dengan ratingnya, maka hubungan
mekanikal di dalam
MCCB akan menahan kontak switch dalam posisi on .
b. Pada saat coil diputuskan tegangannya, maka hubungan mekanikal di dalam MCCB akan
melepaskan
kontak switch dalam posisi off .
c. Modul Under Voltage Coil ini dilengkapi dengan 2 jenis kontak bantu (NO&NC) yang
dapat difungsikan
sebagai rangkaian control, sebagai pengatur relai bantu di dalam rangkaian control.
d. MCCB yang dilengkapi Under Voltage Coil dalam pemasangan di dalam switchboard
dapat bekeja
secara serempak atau saling bergantian (interlocking) dengan MCCB/CB lainnya. Misal
untuk mengoperasikan pompa listrik secara bergantian.
Kekurangan yang ada pada MCCB yang dilengkapi dengan Under Voltage Coil adalah :
- Apabila tiba-tiba sumber/tegangan jaringan hilang, maka MCCB akan trip dan apabila
tegangan telah kembali (coil menjadi bertegangan lagi) harus ada operator yang
mengoperasikan/menghidupkan MCCB dari jarak dekat / langsung pada alat.
- Berbeda dengan apabila MCCB tidak dilengkapi Under Voltage Coil, hanya akan trip
apabila ada arus lebih dan hilangnya tegangan tanpa diikuti kelebihan arus maka tidak akan
terjadi trip pada kotak MCCB.
Kelebihan MCCB yang dilengkapi undervoltage coil dengan MCCB yang dilengkapi adalah :
- Pada MCCB yang dilengkapi ini system kerja bergantian (interlocking) sesama MCCB
dapat dilakukan secara mekanikal dan secara control elektrik, sedangkan pada MCCB yang
tidak dilengkapi hanya bisa saling interlocking secara manual saja (saling berdekatan)
- Dapat membentuk rangkaian control melalui kontak-kontak bantunya yang terhubung
dengan relai-relai bantu.
Contoh-contoh MCCB yang dilengkapi dengan modul Uder Voltage relai banyak dipasaran
atau katalog dari pabrik, lengkap dengan tipe dan karakteristiknya.
Shunt Trip Coil
Seperti halnya Under Voltage Coil, shunt trip coil memperoleh sumber
tegangan luar (TR, AC atau DC) sehingga mengerjakan atau mengoperasikan kontak off
pada rangkaian pemutus beban (CB, LBS). Jadi fungsi shun trip coil dibandingkan dengan
Under Voltage Coil adalah:
a. Shunt trip coil sesuai dengan namanya adalah coil (kumparan) yang terpasang secara shunt
(parallel)
terhadap kontak pemutus beban (LBS).
b. Shunt trip coil dalam keadaan normal tidak bertegangan apabila ada hubungan dari sumber
luar atau
apabila memperoleh sumber tegangan luar, maka akan segera mengoperasikan off pada
pemutus beban.
c. Hubungan dengan sumber tegangan luar tadi dikerjakan oleh relai arus lebih.
Pada umumnya peralatan listrik(LBS) yang dilengkapi dengan shunt trip coil dipasang dan
dioperasikan pada switch board tegangan menengah (switch board TM).
Pemasangan LBS yang dilengkapi shunt trip coil (lihat pada gambar dibawah)
Seperti halnya pada MCCB, pada LBS yang tidak dilengkapi dengan secara molorrse, maka
operasi on harus dilakukan secara manual/langsung.
Gangguan-gangguanGangguan-gangguan yang biasa / umum terjadi pada switchgear adalah
:
a. Panas
b. Sering trip tanpa sebab yang diketahui dengan pasti.
c. Tidak dapat ddioperasikan
Pelacakan penyebab gangguan :
a. Panas :
- Periksa arus beban.
- Periksa sambungan-sambungan.
- Periksa kotoran yang menempel / debu.
- Periksa system pendingin dan suhu ruangan.
- Dll.
b. Sering trip tanpa sebab pasti :
- Periksa atau acak pada kabel-kabel pada rangkaian pengontrol sesuai gambar diagram
rangkaian
control.
- Periksa penyetelan/setting dari relay proteksi.
- Periksa tegangan catu daya rangkaian control.
- Periksa kondisi/spesifikasi peralatan proteksi dan pemutus (switchgear).
- Periksa hubungan ke beban.
c. Gagal di operasikan (on / off)
- Periksa kondisi fisik switchgear
- Periksa atau melacak kabel-kabel control
- Periksa komponen rangkaian kontol dan karakteristik atau spesifikasi
- Periksa hubungnnya ke beban
Pemeliharaan Meliputi :
a. Pemeliharaan rutin
- Cek pengotoran / debu
- Cek kabel-kabel