Anda di halaman 1dari 19

Fraktur

Piter Pical
102010235
D-4

Pendahuluan
Fraktur merupakan kasus yang sering terjadi
pada
masyarakat. Fraktur dapat terjadi akibat
berbagai
hal seperti jatuh, kecelakaan, maupun
patologis. Di
Indonesia, kasus kecelakan sangat tinggi,
sehingga
pasien yang mengalami fraktur juga tinggi

Anamnesis
Riwayat penyebab, seperti jatuh, ditabrak.
Kapan terjadinya trauma.
Letak trauma.
Berat/ringan trauma.
Lokasi yang dirasa nyeri.
Keluhan-keluhan yang dirasa.
Gerakan yang tidak dapat dilakukan.
Riwayat

Pemeriksaan Fisik
1. Inspeksi
Lihat apakah ada deformitas seperti penonjolan
abnormal, angulasi, rotasi, dan functio lesa
2. Palpasi
Merasakan apakah ada nyeri tekan dan kalor
3. Pemeriksaan gerak
4. Pemeriksaan khusus

Pemeriksaan Penunjang
1. Pemeriksaan laboratorium
Pemeriksaan cairan sendi, dan BMD
2. Pemeriksaan radiologi
-. Rontgen
-. CT Scan
-. MRI

Differential Diagnosis
1. Fraktur collum femur
Pasien umumnya datang dengan keluhan tidak
bisa
jalan setelah jatuh dan nyeri. Fraktur ini sering
terjadi
pada usia di atas 60 tahun dan lebih sering
pada wanita
karena kerapuhan tulang akibat kombinasi
penuaan dan
osteoporosis pascamenopause. Pada orang
muda

Differential Diagnosis
2. Fraktur throcanter femur
Penderita biasanya datang dengan keluhan
tidak dapat
berjalan setelah jatuh disertai nyeri hebat.
Fraktur
trochanter minor terjadi karena gaya avulsi dari
m.iliopsoas. Fraktur trochanter mayor mungkin
dapat
disebabkan karena trauma kuat yang terjadi
akibat
aktivitas m.gluteus medius dan minimus.

Differential Diagnosis
3. Fraktur femur distal
Terdapat trauma energy tinggi dan
pembengkakan serta
deformitas di atas lutut. Relatif tak umum dan
lebih
sering pada pasien yang sudah tua. 50% pada
orang tua
disebabkan karena jatuh, sedangkan pada anak
muda
sering karena kecelakaan kendaraan bermotor
dan

Differential Diagnosis
4. Fraktur batang femur
Fraktur collum femur paling banyak ditemukan
bersamaan dengan fraktur batang femur. Lebih
banyak
pada orang tua, dan disebabkan jatuh dari
ketinggian,
sedangkan anak muda karena kecelakaan
kendaraan
bermotor. Biasanya diakibatkan trauma
berenergi tinggi
dan sering dikaitkan dengan cedera signifikan

Gejala yang paling signifikan adalah nyeri


berat pada
daerah paha dan adanya deformitas
ekstremitas
bawah. Secara klinis penderita tidak dapat
bangun
bukan hanya karena nyeri namun juga
karena
ketidakstabilan fraktur. Biasanya seluruh
tungkai
bawah terotasi keluar, terlihat lebih pendek,
dan

Biomekanik Trauma
Biomekanik trauma adalah ilmu yang
mempelajari kejadian cedera pada suatu jenis
kecelakaan tertentu.
Ada 3 cara yang terjadi pada kecelakaan
motor :
1. Benturan dari depan
Pengemudi akan terbentur ke depan. Kedua
tungkai akan mengenai setang kemudi yang
dapat menyebabkan patah tulang paha atau
tulang tungkai bawah. Setelah itu pengemudi
akan terlempar ke tanah dengan cedera yang
beragam

2. Benturan dari samping


Cedera yang pertama terjadi ialah kaki,
setelah itu pengemudi akan terpental dan
menyebabkan cedera yang beragam.
3. Sliding down the bike/ bergeser.
Pada saat benturan akan terjadi, pengemudi
dengan sengaja atau tidak sengaja menekan
motornya ke bawah, sehingga motornya
akan melesat dan pengemudinya di bagian
belakang. Cedera yang terjadi dapat riangan
namun pada jaringan lunak dapat terjadi
cedera yang lebih parah.

Penatalaksanaan
a. Medica Mentosa
Dapat diberikan parasetamol 500mg hingga
dosis maksimum 3000mg per hari, bila
respon tidak kuat dapat ditambahkan kodein
10mg. Kemudian menggunakan NSAID
seperti ibuprofen 400mg 3 kali sehari. Pada
keadaan sangat nyeri berikan kalsitonin 50100IU subkutan malam hari. Golongan
narkotik hendaknya dihindari karena dapat
menyebabkan delirium.

Penatalaksanaan
b. Non Medica Mentosa
1.Terapi konservatif
Tujuan utamanya adalah untuk mengurangi
rasa sakit dari gerakan tulang yang fraktur,
membantu union tetap dalam posisi yang
sesuai, memungkinkan pergerakan dini,
serta mengembalikan fungsi normal. Juga
untuk melindungi fraktur dari intervensi
yang memungkinkan terganggunya
pemulihan tulang seperti trauma kembali,
infeksi lanjutan dari udara.

Penatalaksanaan
2.Terapi operatif
Terdiri dari reposisi terbuka fiksasi interna,
yaitu membuka jaringan lunak pada tempat
fraktur. Dan reposisi tertutup yaitu melakukan
tindakan bedah tanpa membuka jaringan
lunak. Caranya dengan dibantu monitor.
Sedangkan fiksasi interna adalah
menggunakan bantuan plate and screw untuk
tulang-tulang atau fragmen yang kecil dan
pendek. Sedangkan untuk tulang-tulang
panjang dan besar dapat digunakan nail serta
Kirschner wire

Komplikasi
Komplikasi fraktur femur meliputi:
1.Malunion dengan rotasi >20o yang
memerlukan
revisi
2.Infeksi
3.Emboli lemak (hipoksia,
perubahan status
mental, ptekiae).
4.Compartment
syndrome
5.Nyeri
panggul dan nyeri lutut akibat
pemasangan pen

Prognosis
Prognosis sangat dipengaruhi oleh cedera
jaringan
akibat fraktur. Prognosis baik bila fraktur
batang
femur terisolasi ditangani dengan pen
intrameduler
dengan resiko malunion <10%. Fraktur
batang femur
yang terbuka dan fraktur batang femur di
mana
terdapat kehilangan segmen akan

Kesimpulan
Berdasarkan kasus tersebut diketahui bahwa
lakilaki tersebut mengalami fraktur batang
femur.
Namun untuk menentukan diagnosis lebih
lanjut
dibutuhkan pemeriksaan radiologi, yaitu foto
rontgen.

Sekian
Terimakasih

Anda mungkin juga menyukai