ABSTRAK
Jalan merupakan prasarana yang sangat berperan penting dalam sektor perhubungan. Kondisi jalan
yang baik akan memudahkan mobilitas penduduk dalam mengadakan kegiatan ekonomi dan
kegiatan sosial lainnya. Namun, prasarana yang terbebani oleh volume lalu lintas yang tinggi dan
berulang-ulang akan menyebabkan terjadinya penurunan kualitas jalan. Selain itu penyebab
kerusakan jalan lainnya juga dapat disebabkan oleh alam, seperti daya daya dukung tanah, muka air
tinggi, dan temperatur tinggi Kerusakan jalan mengindikasikan kondisi struktural dan fungsional
jalan sudah tidak mampu memberikan pelayanan optimal terhadap pengguna jalan. Pada ruas jalan
Dr Wahidin-Kebon Agung terdapat berbagai macam variasi kerusakan yang paling dominan adalah
retak kulit buaya, retak kotak-kotak, amblas, retak samping, dan retak sambungan. Penelitian ini
berusaha untuk mencari tingkat dan penyebab kerusakan dengan cara penelitian di lapangan, dan
menggunakan data dari instansi terkait. Berdasarkan penelitian, tingkat kerusakan perkerasan lentur
yang dinyatakan dengan nilai PCI didapat 39,5%. Hasil penelitian menunjukkan untuk ruas jalan
yang diteliti mengalami penurunan kinerja karena sudah masuk dalam kondisi buruk. Perhitungan
lapis tambahan adalah salah satu cara untuk memperbaiki kondisi permukaan jalan. Dengan
menggunakan umur rencana 10 tahun, maka pada ruas jalan Dr wahidin-Kebon agung akan
ditambahkan overlay setebal 3 cm yang akan dikerjakan pada tahun 2018.
Kata kunci: kerusakan jalan, perkerasan lentur.
1. PENDAHULUAN
Jalan merupakan prasarana yang sangat berperan penting dalam sektor perhubungan. Kondisi jalan yang baik akan
memudahkan mobilitas penduduk dalam mengadakan kegiatan ekonomi dan kegiatan sosial lainnya. Namun,
prasarana yang terbebani oleh volume lalu lintas yang tinggi dan berulang-ulang akan menyebabkan terjadinya
penurunan kualitas jalan.
Suatu penelitian tentang bagaimana kondisi permukaan jalan dan bagian jalan lainnya sangat diperlukan untuk
mengetahui kondisi permukaan jalan yang mengalami kerusakan tersebut. Jaringan jalan Dr wahidin Kebon
agung, Mlati, Kabupaten Sleman sebagai salah satu jalan provinsi yang berada di D.I.Yogyakarta memiliki peranan
untuk mendistribusikan barang dan jasa. Daerah yang dilalui jalan ini memiliki kawasan yang cukup kompleks,
terdapat beberapa bangunan seperti bangunan industri, perumahan, sekolah, bangunan pemerintah, dan bangunan
umum lainnya.Seiring waktu lokasi jalan tersebut mengalami peningkatan volume lalu lintas, sehingga jalan Dr
wahidin mengalami kerusakan di beberapa lokasi.
2. TINJAUAN PUSTAKA
Menurut Shahin (1994) dalam Hardiyatmo (2007), menyatakan bahwa survei kondisi adalah survei yang
dimaksudkan untuk menentukan kondisi perkerasan pada waktu tertentu. Tipe survei semacam ini tidak
TR - 212
mengevaluasi kekuatan perkerasan. Survei kondisi permukaan bertujuan untuk menunjukkan kondisi perkerasan
pada waktu saat dilakukan survei. Informasi yang diperoleh akan digunakan untuk program pemeliharaan. Survei
kondisi sangat berguna untuk persiapan analisis struktural secara detail, dan untuk rehabilitasi.
Secara garis besar kerusakan dapat dibedakan menjadi dua bagian, yaitu kerusakan struktural, mencakup kegagalan
perkerasan atau kerusakan dari satu atau lebih komponen perkerasan yang mengakibatkan perkerasan tidak dapat
lagi menanggung beban lalu lintas; dan kerusakan fungsional yang mengakibatkan keamanan dan kenyamanan
pengguna jalan menjadi terganggu sehingga biaya operasi kendaraan semakin meningkat. (Sulaksono, 2001).
Menurut Shahin (1994), ada beberapa tipe jenis kerusakan pada perkerasan jalan antara lain retak kulit buaya
(alligator cracking), kegemukan (bleeding), retak blok (block cracking), benjol dan turun (bums and sags),
bergelombang (corrugation), amblas (depression), retak pinggir (edge cracking), retak rekflektif sambungan (joint
reflection), jalur/bahu turun (lane/shoulder drop off), retak memanjang dan melintang (longitudinal and transverse
cracking), tambalan dan tambalan galian utilitas (patching and utility cut patching), agregat licin (polished
aggregate), lubang (potholes), persilangan jalan rel (railroad crossings), alur (rutting), sungkur (shoving), retak
selip (slippage cracking), mengembang (swell), pelapukan dan butiran lepas (weathering and raveling).
Hitungan PCI
1. Density (Kadar Kerusakan)
Density atau kadar kerusakan presentase kerusakan terhadap luasan suatu unit segmen yang diukur meter persegi
atau meter panjang. Nilai density suatu jenis kerusakan dibedakan juga berdasarkan tingkat kerusakannya
Untuk menghitung nilai density dipakai rumus sebagai berikut :
Density =
x 100 %
(1)
x 100 %
(2)
Atau
Density =
Dengan :
Ad
: Luas total jenis kerusakan untuk tiap tingkat kerusakan (m).
Ld
: Panjang total jenis kerusakan untuk tiap tingkat kerusakan (m).
As
: Luas total unit segmen (m).
2. Deduct Value (Nilai Pengurangan)
Deduct Value adalah nilai pengurangan untuk tiap jenis kerusakan yang diperoleh dari kurva hubungan antara
density dan deduct value. Deduct Value juga dibedakan atas tingkat kerusakan untuk tiap-tiap kerusakan.
3. Total Deduct Value (TDV)
TotalDeduct Value (TDV) adalah nilai total dari individual deduct value untuk tiap jenis kerusakan dan tingkat
kerusakan yang ada pada suatu unit penelitian.
4. Corrected Deduct Value (CDV)
CorrectedDeduct Value (CDV) adalah diperoleh dari kurva hubungan antara nilai TDV dan nilai CDV dengan
pemulihan lengkung kurva sesuai dengan jumlah nilai individual deduct value yang mempunyai nilai lebih besar
dari 2 (dua).
5. Tingkat Kerusakan
Tingkat kerusakan yang digunakan dalam perhitungan PCI adalah low severity level (L),medium severity level (M),
dan high severity level (H).
TR - 213
3. PEMBAHASAN
Lokasi Penelitian
Lokasi penelitian pada ruas jalan kabupaten Dr Wahidin Kebon Agung, Mlati km 0 km 4.5, Kabupaten Sleman
DIY.
11,11%
Baik
51,11%
31,11%
Sedang
Buruk
Sangat Buruk
TR - 214
40
30
20
10
0
1
10
11
PCI
30
60
35
35
24
25
35
46
31
58
46
32
32
33
35
59
33
60
32
27
49
26
55
48
48
52
25
35
58
31
34
33
32
37
47
44
36
45
42
27
33
TR - 215
Kondisi
Buruk
Baik
Buruk
Buruk
Sangat Buruk
Sangat Buruk
Buruk
Sedang
Buruk
Baik
Sedang
Buruk
Buruk
Buruk
Buruk
Baik
Buruk
Baik
Buruk
Buruk
Sedang
Buruk
Sedang
Sedang
Sedang
Sedang
Sangat Buruk
Buruk
Baik
Buruk
Buruk
Buruk
Buruk
Buruk
Sedang
Sedang
Buruk
Sedang
Sedang
Buruk
Buruk
PCI
44
45
47
38
Kondisi
Sedang
Sedang
Sedang
Buruk
Jenis kerusakan
Retak kulit buaya
Retak kotak kotak
Amblas
Retak samping
Retak sambungan
Pinggir jalan turun
Retak memanjang
Tambalan
Lubang
Alur
Sungkur
Jumlah
Panjang/luas
1451,61
576,3375
28,026
311,5375
781,36
161,6869
785,8088
907,4434
30,9061
11,918
0,4
5047,034
Satuan
m
m
m
m
m
m
m
m
m
m
m
Prosentase (%)
28,76165
11,41933
0,555296
6,172684
15,48157
3,203602
15,56971
17,97974
0,612362
0,236139
0,007925
100
Analisa Perhitungan Lapis Tambahan (Overlay) dengan Metode Analisa Komponen Bina Marga
1987 untuk Masa Layanan Tahun 2018
Untuk menentukan tebal lapis perkerasan menggunakan metode yang disyaratkan olehl Bina Marga yaitu dengan
menggunakan Metode Analisa Komponen 1987.
Dalam perencanaan LHR 2018 untuk setiap golongan kendaraan diperoleh dengan menggunakan analisis regresi
linear. Dari hasil analisis regresi untuk setiap golongan kendaraan tersebut didapatkan beberapa persamaan regresi
menurut golongan kendaraan
TR - 216
SPM
30000
y = 2920,6x - 6E+06
R = 0,8166
25000
20000
15000
SPM
10000
Linear (SPM)
5000
Linear (SPM)
0
-50002008 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018
Regresi
Linear
Persamaan
Y = 2920,6x - 6E+06
R
0.816
R
0,903
Umur rencana
Dalam perencanaan ini direncanakan pada tahun 2018, maka umur rencanananya adalah 10 tahun.
Golongan Kendaraan
1
2
3
4
5
6
7
8
9
Sepeda motor
Mobil penumpang
Angkutan umum penumpang
Pick up
Bus sedang
Bus berat
Truk 2 sumbu
Truk 3 sumbu
Sepeda
LHR 2009
(kendaraan)
867
131
11
74
1
1
45
0
5
0,6
0,6
0,6
0,6
0,6
0,6
0,6
0,6
0,6
0,0002
0,0005
0,0072
0,0072
0,0176
0,3006
2,0635
3,426
0,0002
Jumlah
LEP
2009
0,10404
0,0393
0,04752
0,31968
0,01056
0,18036
55,7145
0
0,0006
56,41656
TR - 217
Golongan Kendaraan
1
2
3
4
5
6
7
8
9
Sepeda motor
Mobil penumpang
Angkutan umum penumpang
Pick up
Bus sedang
Bus berat
Truk 2 sumbu
Truk 3 sumbu
Sepeda
LHR 2018
(kendaraan)
28565
378
24
166
6
27
20
43
55
0,6
0,6
0,6
0,6
0,6
0,6
0,6
0,6
0,6
0,0002
0,0005
0,0072
0,0072
0,0176
0,3006
2,0635
3,426
0,0002
Jumlah
LEA
2018
3,4278
0,1134
0,10368
0,71712
0,06336
4,86972
24,762
88,3908
0,0066
122,4545
Faktor penyesuaian
Faktor penyesuaian dihitung dengan menggunakan persamaan FP = UR/10 dengan hasil 1.
Faktor regional
Faktor regional dicari dengan menggunakan tabel 3.5 berdasarkan parameter curah hujan, kelandaian jalan dan %
kendaraan berat. Untuk nilai iklim hujan di lokasi penelitian diasumsikan bahwa curah hujan lebih dari
900mm/tahun, dan untuk kelandaian berat diperoleh FR = 2,5.
Indeks permukaan
Indeks permukaan jalan ditentukan dari kerataan dan kehalusan jalan.Berdasarkan klasifikasi jalan dan nilai LER,
pada tabel 3.3 didapatkan nilai indeks permukaan 2,5 yang menyatakan tingkat pelayanan cukup baik dan stabil.
TR - 218
Gambar 4. Spesifikasi ruas jalan Dr Wahidin-Kebon Agung (Sumber Bina Marga DIY)
Tabel 6. Tebal Existing 2009
Koefisien kekuatan
relatif bahan
0,4
3,5
Kekuatan
(%)
40
40
0,4
0,44
20
10
100
100
0,23
0,12
Jumlah
4,6
1,2
6,8
No
Jenis lapisan
Tebal
2
3
4
0,56
= 6,8
= ITPgrafik - ITP2009
= 8 6,8
= 1,2
TR - 219
4. KESIMPULAN
a. Berdasarkan hasil penelitian dilapangan dengan menggunakan metode PCI didapatkan hasil 39,5%, (buruk)
kerusakan paling dominan pada ruas jalan Dr Wahidin-Kebon Agung adalah retak kulit buaya 28,76, dan retak
kotak-kotak 11,41%. Dengan demikian jalan Dr Wahidin-Kebon Agung memerlukan perhatian khusus untuk
segera dilakukan maintenance and rehabilitation yaitu dengan cara overlay agar perkerasan dapat kembali
mencapai kondisi baik
b. Penambahan lapisan tambahan pada tahun 2018 untuk ruas jalan Dr Wahidin-Kebon Agung adalah 3 cm
menggunakan LASTON.
DAFTAR PUSTAKA
AASHTO,1986, AASHTO Guide for Design of Pavement Structure, USA.
Bina Marga, 1987, Petunjuk Perencanaan Tebal Perkerasan Jalan Raya Dengan Metode Analisa Komponen, SKBI.
1987. Badan Penerbit Departemen Pekerjaan Umum.
Bina Marga, 1974, Pedoman Perencanaan Tebal Perkerasan (Flexible) Jalan Raya, No.4 PD BM1974. Badan
Penerbit Departemen Pekerjaan Umum.
Bina Marga, 1972, Peraturan Pelaksanaan Pembangunan Jalan Raya No. 01 ST BM 1972, Badan Penerbit
Departemen Pekerjaan Umum.
Matsu, T, 2009, Evaluasi Kerusakan Jalan (Studi Kasus Pada Ruas Jalan Ngawi-Mantingan Kabupaten Ngawi),
Atmajaya, Yogyakarta.
Suswandi, A., 2008. Evaluasi Jenis dan Tingkat Kerusakan dengan Menggunakan Metode Pavement Condition
Index (PCI) untuk Menunjang Pengambilan Keputusan (Studi Kasus: Jalan Lingkar Selatan, Yogyakarta),
UGM, Yogyakarta.
Suryadharma, H. dan Susanto, B., 1999. Teknik Jalan Raya, Penerbit Universitas Atma Jaya Yogyakarta.
Shahin, M.Y. 1994, Pavement for Airports, Roads,Parking Lots, Chapman and Hall, Dept. BC.,New York.
Sukirman. S, 1992, Perkerasan Lentur JalanRaya, Penerbit Nova, Bandung.
Sulaksono, S., 2001, Rekayasa Jalan, ITB, Bandung.
Untung, S. Djoko. Konstruksi Jalan Raya. 1985. Badan Penerbit Departemen Pekerjaan Umum.
Yani, H., 2012. Evaluasi Jenis dan Tingkat Kerusakan dengan Menggunakan Metode Pavement Condition Index
(PCI) (Studi Kasus: Jalan Arifin Ahmad, Dumai 13+000-19+800), Politeknik Negeri Bengkalis,
Bengkalis.
TR - 220