Anda di halaman 1dari 16

KAJIAN PENELITIAN ARAH LAPISAN DAN

KEMIRINGAN BATUAN, DAN PEMBENTUKAN KARST ,


CITATAH
PADALARANG, JAWA BARAT

Disusun oleh :
Rizky Mochamad Fauzi
140710150041

Geofisika
Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam
Universitas Padjadjaran

ABSTRAK
Citatah terletak di Kecamatan Padalarang, Kabupaten Bandung Barat.
Pada kawasan ini banyak dimanfaatkan untuk menambang batu kapur yang
banyak terdapat di kawasan ini, keberadaan batu kapur sendiri menandakan bahwa
kawasan ini pada mulanya merupakan laut yang dalam. Pengukuran dimulai dari
fore reef, core reef, hingga back reef. Dari lokasi pertama dapat disimpulkan
bahwa sebelumnya wilayah ini juga telah digunakan untuk penelitian oleh seorang
ahli kebumian dilihat dari adanya perataan batuan di fore reef untuk pengukuran
arah lapisan dan kemiringan batuan. Selain itu di kawasan ini ditemukan adanya
fenomena karst yang menandakan bahwa kawasan Bandung Raya merupakan laut
yang dalam, kemudian terjadi proses pergerakan lempeng yang membentuk
gunung-gunung yang mengelilingi Bandung Raya, dan pada akhirnya Bandung
Raya menjadi sebuah danau yang kemudian hari kita sebut dengan Danau
Bandung. Untuk objek batu gamping didapat arah lapisan dan kemiringan
batuan N 700 E / 50.
Selain itu, penelitian juga dilakukan di Gua Pawon yang berada di
kawasan Padalarang, dari batuan yang terdapat di kawasan Gua Pawon ini dapat
disimpulkan bahwa kawasan ini juga pada mulanya merupakan daerah laut yang
dalam, karena terdapat karang-karang yang mengeras menjadi batu. Di kawasan
ini juga ditemukan fossil manusia yang tinggal di Gua Pawon setelah kawasan ini
naik ke permukaan yang disebabkan oleh tenaga endogen dan tenaga pergerakan
lempeng.
Kata kunci : Gua Pawon, Karst, Arah lapisan batuan, Kemiringan batuan.

1. Pendahuluan
Dalam ilmu geofisik kita senantiasa berhubungan dengan kegiatan
lapangan seperti pemetaan, menafsir atau mempelajari struktur geologi suatu
daerah. Dalam kegiatan lapangan tersebut dibutuhkan peralatan yang standar
lapangan geologi yang umum digunakan di lapangan, salah satunya adalah
kompas geologi atau yang lebih umum dikenal dengan kompas. Dengan
menggunakan kompas geologi kita dapat mengukur arah lapisan dan
kemiringan suatu batuan. Dengan begitu kita dapat mengetahui lapisan batuan
yang terbentuk paling awal dan yang baru terbentuk. Atau dalam kata lain kita
dapat mengetahui urutan terbentuknya lapisan batuan dan kejadian yang ada.
Arah lapisan batuan dan arah kemiringan batuan pada suatu daerah
dapat ditentukan dengan mengukur strike dan dip dari batuan tersebut. Strike
(arah jurus) adalah arah dari lapisan batuan yang terletak pada bidang miring,
sedangkan dip adalah kecondongan terbesar yang dibentuk oleh bidang miring
dan horizon. (Wikipedia Indonesia).
Selain itu fenomena alam yang terjadi pada suatu daerah menarik
untuk dikaji, seperti Bandung yang dulunya merupakan suatu danau purba.
Terbentuknya Karst di Citatah, dan banyak lagi penelitian mengenai cekungan
Bandung dan danau purba Bandung, serta orang sunda asli yang dulu hidup di
Gua Pawon pada masa Bandung masih menjadi danau.
Berdasarkan kajian diatas, beberapa permasalahan dapat dirumuskan
sebagai berikut:
a. Berapa arah lapisan dan kemiringan batuan di tebing kawasan Citatah ?
b. Bagaimana proses terbentuknya karst di citatah?
c. Mengapa kawasan yang awal mulanya merupakan laut yang dalam sekarang
menjadi dataran tinggi?

2. Tujuan Kegiatan
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui arah lapisan dan
kemiringan batuan kawasan Citatah, Mengetahui asal mula kawasan ini dan
Bandung Raya, dan mengetahui pembentukan Karst Citatah.
3. Waktu dan Lokasi Penelitian
Penelitian dilakukan pada tanggal 21 Mei 2016 di daerah Citatah,
Kecamatan Cipatat, Kabupaten Bandung Barat dengan kondisi cuaca
mendung. Lokasi mudah dicapai dengan menggunakan kendaraan bermotor
terletak di sekitar jalan raya Bandung-Cianjur KM 20-25 (Gbr 1.).
4. Data
Objek Batuan

Strike/Dip0)

Batu Gamping

N 700 E / 50

5. Pembahasan
Kawasan karst Citatah Rajamandala, masuk wilayah Kecamatan Cipatat,
Kabupaten Bandung Barat. Sebelum Kabupaten Bandung Barat memisahkan
diri dari Kabupaten Bandung, kawasan karst Citatah - Rajamandala
merupakan sumber pendapatan bagi Kabupaten Bandung. Berbagai fasilitas
publik dibangun di daerah ini, seperti; Pusdik Brigif TNI AD, Indonesia Power
(Pembangkit Tenaga Listrik), Pilot Plan Pengolahan Mineral Puslitbang
tekMIRA, dan TPA Sampah Sarimukti (BPS Kabupaten Bandung, 2007).
Karst adalah sebuah bentuk permukaan bumi yang pada umumnya
dicirikan dengan adanya depresi tertutup (closed depression), drainase
permukaan, dan gua. Daerah ini dibentuk terutama oleh pelarutan batuan,
kebanyakan batu gamping. (Wikipedia Indonesia).
Pada penelitian ke Citatah ini, ada 3 stasiun. Yaitu stasiun 1 untuk
mengukur strike dan dip lapisan batu gamping dan meneliti kenapa batu

gamping bisa berada di pegunungan. Lalu ke stasiun 2 untuk meneliti


fenomena karst di Citatah. Terakhir ke stasiun 3 yaitu Gua Pawon yang awal
mulanya merupakan laut yang dalam.
Stasiun 1. Pengukuran strike dan dip dilakukan pada tebing di Citatah
dilakukan pada pukul 10.16 WIB dengan kondisi cuaca yang mendung. Pada
tebing tersebut terdapat beberapa lapisan batuan seperti gamping dan
singkapan kuarsa. Untuk mengukur strike dan dip, pertama kita harus mencari
terlebih dahulu letak/tempat yang akan diukur. Pertama mengukur strike dan
dip pada batuan gamping. Untuk memudahkan pengukuran, digunakan papan
jalan. Papan jalan ini berfungsi sebagai penerus arah lapisan batuan, karena
akan menyulitkan pengukuran jika langsung mengukur pada batuannya itulah
sebabnya disini ditemukan sisa perataan seorang ahli kebumian. Papan jalan
dimiringkan lalu letakan kompas geologi pada papan jalan tersebut. Untuk
mengukur strike, kompas dimirigkan pada bagian East. Lalu atur bulls eye
sehingga tepat ditengah, lalu jika sudah tepat ditengah, kunci. Didapat strike
atau arah lapisan batuan pada batu gamping adalah N 700 E. Setelah mengukur
strike, lalu mengukur dip. Berbeda dengan strike yang memiringkan kompas
pada arah East, untuk mengukur dip, kompas dimiringkan pada arah West.
Disini kita tidak perlu mengatur lagi bull/s eye, karena yang kita butuhkan
dalam pengukuran dip adalah mengatur klinometer. atur klinometer sehingga
gelembungnya berada ditengah. Setelah itu baca sudut yang dibentuknya.
Didapat dip dari batuan gamping adalah 50.
Di stasiun 1 ini, bertepatan dengan lokasi pertambangan batu kapur oleh
perusahaan swasta. Batu gamping yang di temukan di stasiun 1 ini berlapis
dan diantaranya batu gamping ini terdapat batu gamping yang terbentuk secara
klastik dan juga batu gamping yang terbentuk secara kimia, sain itu ditemukan
juga kuarsa yang terdapat pada lapisan batu gamping yang ditemui. Dari
struktur batuan yang terdapat di stasiun 1 ini disimpulkan bahwa wilayah ini
merupakan back reef, karena lapisan batuan pada wilayah ini memiliki pori-

pori yang hamper tidak terlihat yang menunjukan bahwa lapisan batuan ini
sudah lama mengalami pemadatan.
Daerah penyebaran batu gamping Formasi Rajamandala sepanjang bukit
sebelah selatan dan utara. Perbukitan batu gamping pada umumnya berarah
hampir Barat-Timur atau searah jalan raya dengan kemiringan lapisan batuan
(dip) dominan ke arah selatan yang merupakan Sesar Naik Cimandiri bagian
timur) dengan arah sesar dari baratdaya sampai timur laut. Bagian selatan
relatif naik (hanging wall) dibandingkan bagian utara (foot wall).
Stasiun 2. Para geologist dan geophysicist banyak yang mengunjungi
karst di Citatah ini, karena di tempat ini banyak sekali fenomena yang
menarik untuk di kaji. Diantaranya adalah danau Ciburuy atau situ Ciburuy
yang tidak pernah meluap, dan juga fenomena karst. Situ Ciburuy tidak
pernah meluap disebabkan karena air dari situ ciburuy akan terserap oleh
batuan yang terdapat di dasar danau dan akan berakhir menjadi mata air yang
jalurnya berada di bawah stasiun 2. Istilah karst yang dikenal di Indonesia
sebenarnya diadopsi dari bahasa Yugos lavia/Slovenia. Istilah aslinya adalah
'krst / krast' yang merupakan nama suatu kawasan di perbatasan antara
Yugoslavia dengan Italia Utara, dekat kota Trieste.
Karst merupakan topografi unik yang terbentuk akibat adanya aliran air pada
bebatuan karbonat (biasanya berupa kapur, dolomit atau marmer). Proses
pembentukan Karst melibatkan apa yang disebut sebagai "karbon dioksida ke
bawah. Hujan turun melalui atmosfer dengan membawa CO2 yang terlarut
dalam tetesan.
Ketika hujan sampai di tanah, ia terperkolasi melalui tanah dan menggunakan
lebih banyak CO2 untuk membentuk larutan lemah dari asam karbonat : CO2
+ H2O = H2CO3. Infiltrasi air secara natural membuat retakan dan lubang
pada batuan.
Dalam periode waktu yang lama, dengan suplai CO2 terus-menerus - yang
kaya air, lapisan batuan karbonat mulai melarut. Kawasan karst Citatah
termasuk warisan tertua di Pulau Jawa. Terbentang sepanjang enam kilometer

dari Tagog Apu hingga selatan Rajamandala, jajaran gunung batu ini terbentuk
pada zaman Miosen, 20-30 juta tahun silam (KRCB, 2006).
Lokasi yang dikunjungi oleh penggiat aleut di kawasan karst citatah ini
adalah Bridge stone (Gunung Hawu) harta alam yang terpendam dan terancam
Lengkungan yang secara keseluruhan merupakan lubang di dinding batu
gamping tersebut memiliki ukuran lebarebih kurang 30 m, tinggi 70 m,
menggantung di atas dinding setinggi 30 m dari jalan tambang di bawahnya.
Lengkungan alami Gunung Hawu di Citatah terbentuk dari batu gamping dan
prosesnya lebih mirip pembentukan Jembatan Alami Virginia Proses
karstifikasi yang merupakan proses pelarutan senyawa karbonat sebagai bahan
utama batu gamping adalah penyebab terbentuknya lengkungan alami Gunung
Hawu.
Sangat jelas sekali bahwa lubang yang terbentuk dikontrol oleh retakan
yang memanjang hampir utara-selatan. Sebuah lubang vertikal yang sangat
dalam diduga merupakan proses awal terbentuknya lengkugnan ini. Lubang
vertikal ini adalah gejala khas di daerah karst batu gamping hasil dari runtuhan
atap gua atau collapse sinkhole.
Proses berikutnya diduga merupakan proses pelubangan secara karstifikasi
ke arah samping searah kemiringan lapisan batu gamping yang sangat curam
ke arah selat Jika di Utah lengkungan-lengkungan alaminya dilindungi sebagai
monumen nasional, di Citatah fenomena alam yang di Indonesia sekalipun
sangat langka ini berada sangat dekat sekali dengan wilayah penggalian batu
gamping (kapur).
Stasiun 3. Penelitian dilanjutkan di wilayah yang dari struktur batuannya,
wilayah ini merupakan fore reef karena lapisan batuan di wilayah ini memiliki
pori-pori yang cukup besar dan dilihat dari umur batuannya pun lapisan
batuan disini lebih muda dibandingkan lapisan batuan yang terdapat pada back
reef, hal ini disebabkan karena pembentukan reef ini bermula dari back reef
kemudian core reef dan yang paling muda adalah fore reef. Selain itu dari
dalam batuan ini juga terdapat air yang keluar yang menandakan bahwa air

serapan dari Situ Ciburuy sebagian kecil terserap hingga ke wilayah ini.
Penelitian terakhir di kawasan Citatah ini adalah penelitian di Gua Pawon.
Pawon artinya dapur. Di kawasan ini dari struktur batuannya terlihat bahwa
dulunya kawasan ini pun juga adalah laut yang dalam, karena batuannya
sendiri merupakan karang laut yang mengalami sedimentasi. Di Gua Pawon
ini juga kita menemukan fossil manusia yang dipercaya merupakan orang
sunda asli dengan keadaan fossil yang masih utuh dan dapat kita lihat.
4. Kesimpulan
Arah lapisan batuan (strike) tebing yang berada di citatah stasiun 1 dengan
lapisan batuan gamping adalah N 700 E dan kemiringan batuan (dip) sebesar
130 yang diukur pada pukul 10.16 dengan cuaca yang mendung. Kawasan
karst merupakan bentang alam yang memiliki kondisi hidrologi dan
bentuklahan spesifik yang berkembang di batuan mudah larut (batugamping,
marmer, gipsum, halit) dan memiliki banyak rekahan (Ford dan Williams,
2007). Kawasan karst dicirikan oleh keberadaan cekungan tertutup, drainase
bawah tanah, dan gua (Gillison, 1997). Kawasan karst memiliki ciri yang
khas. Pada bawah permukaan biasanya terdapat sistem drainase bawah
tanah/sungai bawah tanah, juga terdapat gua. Pada permukaan kawasan
terdapat semacam cekungan yang tertutup. Ciri yang lain, biasanya terdapat
bukit kerucut atau menara.

Daftar Pustaka
[1] Yunianto, Bambang. 2009. Jurnal BGI.
[2] Zakaria, Zulfiadi. 2005. Majalah Geo Sesar Cimandiri.
[3] Ekosistem Karst. 1 Juni 2016. http://ppejawa.com/ekoregion/ekosistemkarst/

Lampiran

Gbr 1. Lokasi Citatah

Gbr 2. Stasiun 1

Gbr 3. Stasiun 2

Gbr 4. Tebing Citatah yang terdiri dari lapisan batuan diantaranya gamping dan
kuarsa

Gbr 5. Lokasi Penambangan Batu Kapur Citatah

Gbr 6. Batu ganping dan kuarsa

Gbr 7. Karst Citatah

Gbr 8. Fosil yang ditemukan di Gua Pawon

Gbr 9. Geofisika Unpad 2015 bersama Dosen.

Anda mungkin juga menyukai