DI INDONESIA
22020116410022
22020116410023
22020116410024
22020116410025
22020116410026
22020116410027
22020116410028
22020116410060
2. Peran perawat dalam tatanan sarana kesehatan, institusi pendidikan, tempat kerja dan tempat
umum
Promosi kesehatan adalah upaya memberdayakan perorangan, kelompok, dan
masyarakat agar memelihara, meningkatkan, dan melindungi kesehatannya melalui
peningkatan pengetahuan, kemauan, dan kemampuan serta mengembangkan iklim yang
mendukung, dilakukan dari, oleh dan untuk masyarakat sesuai dengan faktor budaya
setempat.
Perawat sebagai salah satu tenaga kesehatan sangat erat kaitannya dengan lingkungan
sarana kesehatan semisal rumah sakit, puskesmas, dan posyandu. Di lingkungan rumah sakit
perawat selain berhadapan dengan pasien yang dirawat juga berinteraksi dengan anggota
keluarga yang memerlukan informasi mendalam yang berkenaan dengan status kesehatan.
Program pelaksanaan promosi kesehatan sesuai dengan PERMENKES RI No.4
Tahun 2012 tentang petunjuk Teknis Promosi Kesehatan Rumah Sakit yang mana,
menjelaskan bahwa promosi kesehatan bertujuan untuk memberikan panduan yang rinci
mengenai pelaksanaan promosi kesehatan di Rumah Sakit. Hal tersebut menjelaskan bahwa
dalam pelaksanaan asuhan keperawatan khususnya dalam upaya promosi kesehatan
bertujuan untuk meningkatkan kemampuan pasien, klien dan kelompok masyarakat agar
pasien dapat mandiri dalam mempercepat kesembuhan dan rehabilitasi, mencegah masalahmasalah kesehatan dan mengembangkan upaya kesehatan bersumber daya masyarakat
melalui pembelajaran dari, oleh untuk dan bersama mereka sesuai sosial budaya mereka
serta didukung kebijakan publik yang berwawasan kesehatan.
Berkenaan dengan pentingnya peran promosi kesehatan dalam pelayanan kesehatan,
telah ditetapkan kebijakan nasional promosi kesehatan sesuai dengan surat keputusan
Menteri Kesehatan No. 1193/MENKES/SK/X/2004. Kebijakan dimaksud didukung juga
dengan surat keputusan Mentri Kesehatan No. 1114/MENKES/SK/VII/2005 Tentang
pedoman pelaksanaan promosi kesehatan di daerah. Salah satu upaya kesehatan yang dapat
dilaksanakan di daerah yang dipusatkan di Puskesmas yaitu setiap Puskesmas diperlukan
tenaga fungsional penyuluh kesehatan untuk mengelola promosi kesehatan tersebut secara
profesional dan mampu untuk mengelola serta menyelenggarakan pelayanan yang bersifat
promotif dan preventif yang merupakan salah satu bagian dari peran perawat dalam promosi
kesehatan ditatanan sarana kesehatan dan tempat umum. Dua peran perawat kesehatan
komunitas yaitu sebagai pendidik dan penyuluh kesehatan serta pelaksana konseling
keperawatan kepada individu, keluarga, kelompok dan masyarakat merupakan bagian dari
ruang lingkup promosi kesehatan.
Di lingkungan Puskesmas upaya promosi kesehatan lebih ditekankan daripada di
rumah sakit. Sebagai contoh perawat di komunitas menyikapi dan menindaklanjuti perilaku
masayarakat bantaran sungai yang selalu melakukan BAB di sungai sehingga mengotori
dan mencemari sungai yang menjadi sumber air bersih keperluan masyarakat setempat.
Secara operasional upaya promosi kesehatan di puskesmas dilakukan agar masyarakat
mampu berperilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) sebagai bentuk pemecahan masalahmaslah kesehatan yang dihadapi.
Di lingkup istitusi pendidikan, peran perawat pendidik dalam upaya promosi
kesehatan tidak kalah besarnya. Dalam kurikulum bahkan silabus yang disusun selalu ada
dimasukkan pengajaran tentang simulasi pendidikan baik setting individu, kelompok bahkan
komunitas pada tahap pendidikan akademik. Di keadaan nyata mahasiswa serta dosen
keperawatan sering kali melakukan kegiatan pengabdian masyarakat yang umumnya juga
menggambarkan upaya promosi kesehatan seperti pendidikan kesehatan pada kelompok
tertentu dan penyuluhan pada masayarakat umum.
3. Peran perawat dalam tatanan program/petugas kesehatan
Kegiatan yang dilakukan terintegrasi sesuai fungsi manajemen meliputi perencanaan,
penggerakan pelaksanaan, pengawasan pengendalian dan penilaian, yang dilakukan
diberbagai tingkat administrasi baik dipusat, propinsi maupun kabupaten/ kota. Kegiatan
tersebut memuat stategi promosi kesehatan yaitu pemberdayaan masyarakat, bina suasana
dan advokasi.
a. Perencanaan
Pada tahap perencanaan dilakukan kegiatan sebagai berikut :
1) Pengkajian yang dimaksud untuk mendapatkan informasi tentang besaran masalah dan
penyebabnya, potensi yang dapat didayagunakan dalam pemecahan masalah.
2) Menggalang komitmen dan dukungan dari lintas program dan sektor dalam
pelaksanaan integrasi melalui pertemuan lintas program dan sektor terkait dalam
promosi kesehatan.
3) Menyusun perencanaan integrasi promosi kesehatan dan program kesehatan
b. Penggerakan pelaksanaan
1) Melaksanakan
integrasi
promosi
kesehatan
dalam
program
kesehatan
di
Tabel 1
Strategi
Sasaran Utama
Hasil
Gerakan
Masyarakat
Mandiri
BINA SUASANA
(Social Support)
Sasaran sekunder:
Toma, PKK, Kader
Kemitraan
Opini
ADVOKASI
(Advocacy)
Sasaran tertier
DPRD, Ka Daerah,
Ka Pusesmas
Kebijakan
Berwawasan
Kesehatan
Kemitraan
(Patnership)
Tatanan
DPRD, Ka Daerah,
Ka Pusesmas
Rumah
Tangga
dan
U
p
Institusi
Pendidikan
Tempat
Kerja
Tempat
Umum
Sarana
Kesehatan
Pembangunan Kesehatan
1. Meningkatkan mutu sumber daya manusia dan lingkungan yang saling mendukung
dengan pendekatan paradigma sehat, yang memberikan prioritas pada upaya peningkatan
kesehatan pencegahan, penyembuhan, pemulihan dan rehabilitasi sejak pembuahan dalam
kandungan sampai lanjut usia.
2. Meningkatkan dan memelihara mutu lembaga dan pelayanan kesehatan melalui
pemberdayaan sumber daya manusia secara berkelanjutan dan sarana prasarana dalam
bidang medis, termasuk ketersediaan obat yang dapat dijangkau oleh masyarakat.
3. Mengembangkan sistem jaminan sosial tenaga kerja bagi seluruh tenaga kerja bagi
seluruh tenaga kerja untuk mendapatkan perlindungan, keamanan, dan keselamatan kerja
yang memadai, yang pengelolaannya melibatkan pemerintah, perusahaan dan pekerja.
4. Membangun ketahanan sosial yang mampu memberi bantuan penyelamatan dan
pemberdayaann terhadap penyandang masalah kesejahteraan sosial dan korban bencana
serta mencegah timbulnya gizi buruk dan turunnya kualitas generasi muda.
5. Membangun apresiasi terhadap penduduk lanjut usia dan veteran untuk menjaga harkat
martabatnya serta memanfaatkan pengalamannya.
Promosi kesehatan, peningkatan vitalitas penduduk yang tidak sakit (85%) agar lebih
tahan terhadap penyakit melalui olah raga, fitness dan vitamin.
2.
Pencegahan penyakit melalui imunisasi pada ibu hamil, bayi dan anak.
3.
4.
Memberi pengobatan bagi penduduk yang sakit, (15%) melalui pelayanan medis.
Paradigma sehat merupakan strategi pembangunan kesehatan untuk semua sehat di tahun
2010, dimana mengarah kepada mempertahankan kondisi sehat dan tidak sakit dan produktif
yang dikenal dengan upaya promotif dan preventif ketimbang upaya kuratif yang hanya
menekankan pada upaya penanganan orang-orang sakit.
D. Upaya Program Kesehatan
Dalam upaya kesehatan program yang diperlukan adalah program kesehatan yang lebih
efektif yaitu program kesehatan yang mempunyai model-model pembinaan kesehatan
(Health Development Model) sebagai paradigma pembangunan kesehatan yang diharapkan
mampu menjawab tantangan sekaligus memenuhi program upaya kesehatan. Model ini
menekankan pada upaya kesehatan dan mempunyai ciri-ciri sebagai berikut:
1. Mempersiapkan bahan baku sumber daya manusia yang berkualitas untuk 20-25 tahun
mendatang.
2. Meningkatkan produktivitas sumber daya manusia yang ada.
3. Melindungi masyarakat luas dari pencemaran melalui upaya promotif-preventif-protektif
dengan pendekatan pro-aktif.
4. Memberi pelayanan kesehatan dasar bagi yang sakit.
5. Promosi kesehatan yang memungkinkan penduduk mencapai potensi kesehatannya secara
penuh (peningkatan vitalitas) penduduk yang tidak sakit (85%) agar lebih tahan terhadap
penyakit.
6. Pencegahan penyakit melalui imunisasi : bumil (ibu hamil), bayi, anak, dan juga
melindungi masyarakat dari pencemaran.
7. Pencegahan, pengendalian, penanggulangan pencemaran lingkungan serta perlindungan
masyarakat terhadap pengaruh lingkungan buruk (melalui perubahan perilaku)
8. Penggerakan peran serta masyarakat.
9. Penciptaan lingkungan yang memungkinkan masyarakat dapat hidup dan bekerja secara
sehat.
10. Pendekatan multi sektor dan inter disipliner.
11. Pengembangan kebijakan yang dapat memberi perlindungan pada kepentingan kesehatan
masyarakat luas (tidak merokok di tempat umum).
12. Penyelenggaraan pelayanan kesehatan dasar bagi yang sakit.
E. Aplikasi dari kebijakan promosi kesehatan
1. Pemberdayan
- Individu : strategi pembinaan PHBS,menggerakan RT,RW
- Kelompok :
3. Advokasi
Aplikasi dari advokasi
Kabupaten :
-
Kecamatan :
-
Desa :
- Dukungan gerakan jumat bersih
- Dukungan untuk distribusi garam beryodium
4. Kemitraan
Kemitraan harus digalang baik dalam rangka pemberdayaan maupun bina suasana dan
advokasi, kemitraan perlu digalang dengan individu-individu, pejabat-pejabat, atau instansiinstansi pemerintah yang terkait dengan urusan kesehatan (lintas sektoral), pemuka atau tokoh
masyrakat media masa dan lain-lain.
Aplikasi :
- Adanya forum bersama antara depkes RI dengan forum komunikasi LSM AIDS Se-
Jabotabek (FKLOPA)
Adanya peratutan dilarang merokok bagi seluruh gedung perkantoran pemerintah
Pertemuan tokoh agama untuk penyuluhan bersama pentingnya hidup bersih dan sehat bagi
umat pada acara-acara keagamaan.