Materi Fisika
Materi Fisika
- Perkalian Vektor
http://profesorpermana.blogspot.co.id/2008/10/perkalian-vektor-dan-skalar.html
FISIKA ITU MUDAH,,,,
halo sodara2!!! pusing blajar fisika ya??? gag usah kuatir!! blog ini siap bantuin kalian blajar
fisika! terutama buat anak smp,sma n anak kuliahan!!! so,,, met baca de...
Senin, 06 Oktober 2008
PERKALIAN VEKTOR DAN SKALAR
PERKALIAN VEKTOR
Vektor bukan bilangan biasa, sehingga perkalian biasa tidak bisa langsung digunakan pada
vektor. Kita harus menggunakan perkalian vektor. Perkalian vektor terdiri dari dua jenis,
yaitu perkalian titik dan perkalian silang. Perkalian titik disebut juga perkalian skalar karena
menghasilkan besaran skalar. Perkalian silang disebut juga perkalian vektor karena perkalian
tersebut menghasilkan besaran vektor.
Misalnya terdapat dua vektor, yakni A dan B. Perkalian skalar dari vektor A dan B
dinyatakan dengan A.B (karena digunakan notasi titik maka perkalian ini dinamakan
perkalian titik). Perkalian vektor dari A dan B dinyatakan dengan A x B. Karena digunakan
notasi x, maka perkalian ini disebut perkalian silang.
Perkalian Titik
Misalnya diketahui vektor A dan B sebagaimana tampak pada gambar di bawah. Perkalian
titik antara vektor A dan B dituliskan sebagai A.B (A titik B).
Dengan demikian, kita definisikan A.B sebagai besar vektor A yang dikalikan dengan
komponen vektor B yang sejajar dengan A. Secara matematis dapat kita tulis sebagai
berikut :
Karenanya perkalian titik disebut juga perkalian skalar. Bagaimana jika perkalian titik antara
vektor A dan B dibalik menjadi B.A ? sebelum kita definisikan B.A, terlebih dahulu kita
gambarkan proyeksi dari vektor A terhadap vektor B (lihat gambar di bawah).
Berdasarkan gambar ini, kita dapat mendefinisikan B.A sebagai besar vektor B yang
dikalikan dengan komponen vektor A yang sejajar dengan B. Secara matematis dapat kita
tulis sebagai berikut :
A.B = B. A
Beberapa hal dalam perkalian titik yang perlu anda ketahui :
1. Perkalian titik memenuhi hukum komutatif
A.B = B.A
2. Perkalian titik memenuhi hukum distributif
A. (B + C) = A.B + A.C
3. Jika vektor A dan B saling tegak lurus, maka hasil perkalian titik A.B = 0
(anda jangan bingung dengan AB dan BA. Besar AB = besar BA. Misalnya besar vektor A =
2. besar vektor B = 3. maka A.B = 2.3 = 6; ini sama saja dengan B.A = 3.2 = 6. dipahami
perlahan-lahan ya)
Syarat lain dari dua vektor yang searah, jika A = B maka diperoleh
A.A = A2 atau B.B = B2
5. Jika kedua vektor A dan B berlawanan arah (ketika dua vektor berlawanan arah maka
sudut yang dibentuk adalah 180), maka hasil perkalian A.B = AB cos 180 = AB (-1) = -AB.
Cos 180 = -1.
Contoh soal :
Sebuah vektor A memiliki besar 4 satuan dan vektor B memiliki 3 satuan. Tentukan hasil
perkalian titik dari kedua vektor jika sudut yang dibentuk oleh kedua vektor adalah 60, 90
dan 180o
Panduan jawaban :
Latihan soal :
Dua vektor A dan B masing-masing besarnya 6 satuan dan 4 satuan. Tentukan perkalian titik
antara kedua vektor jika sudut yang terbentuk adalah 30o, 60o, 90o, 120o, 150o, 180o
Perkalian Silang
Perkalian silang dari dua vektor, misalnya vektor A dan B ditulis sebagai A x B (A silang B).
Perkalian silang dikenal dengan julukan perkalian vektor, karena hasil perkalian ini
menghasilkan besaran vektor.
Misalnya vektor A dan vektor B tampak seperti gambar di bawah.
Untuk mendefinisikan perkalian silang antara vektor A dan B (A x B), kita gambarkan vektor
A dan B seperti gambar di atas, dan digambarkan juga komponen vektor B yang tegak lurus
pada A (lihat gambar di bawah), yang besarnya sama dengan B sin teta
Dengan demikian, kita dapat mendefinisikan besar perkalian silang vektor A dan B (A x B)
sebagai hasil kali besar vektor A dengan komponen vektor B yang tegak lurus pada vektor A.
Secara matematis kita tulis sebagai berikut :
Bagaimana jika perkalian silang antara vektor A dan B (A x B) kita balik menjadi B x A ?
Terlebih dahulu kita gambarkan vektor B dan A serta komponen vektor A yang tegak lurus
pada B (amati gambar di bawah)
Berdasarkan gambar ini, kita dapat mendefinisikan perkalian silang antara vektor B dan A (B
x A) sebagai hasil kali besar vektor B dengan komponen vektor A yang tegak lurus pada
vektor B. Secara matematis ditulis :
Kita definisikan perkalian silang A x B sebagai suatu vektor yang tegak lurus bidang di mana
vektor A dan B berada.
Arah C tegak lurus bidang di mana vektor A dan B berada. Kita dapat menggunakan kaidah
tangan kanan untuk menentukan arah C. Jika kita menggenggam jari tangan di mana arahnya
berlawanan dengan arah putaran jarum jam, maka arah C searah dengan arah ibu jari menuju
ke atas.
Arah perkalian silang B x A
Untuk menentukan arah B x A, terlebih dahulu kita gambarkan vektor B dan A seperti
gambar di bawah. Kedua vektor ini kita letakan pada suatu bidang (sambil lihat gambar di
bawah ya.)
Arah C tegak lurus bidang di mana vektor B dan A berada. Kita dapat menggunakan kaidah
tangan kanan untuk menentukan arah C. Jika kita menggenggam jari tangan di mana arahnya
searah dengan arah putaran jarum jam, maka arah C searah dengan arah ibu jari menuju ke
bawah.
A x B tidak sama dengan B x A. Hasil perkalian silang menghasilkan besaran vektor, di mana
selain mempunyai besar, juga mempunyai arah. Pada penurunan di atas, arah A x B
berlawanan arah dengan B x A.
Ingat ya, ini adalah nilai atau besar hasil perkalian silang.
c) Jika kedua vektor searah, maka sudut yang dibentuk adalah 0o. Namanya juga segaris
Sin 0o = 0. Dengan demikian, nilai alias besar hasil perkalian silang antara vektor A dan B
akan tampak sebagai berikut.
Hasil perkalian silang antara dua vektor yang searah alias segaris kerja sama dengan n0L.
PERKALIAN VEKTOR DAN SKALAR MENGGUNAKAN KOMPONEN VEKTOR
SATUAN
Vektor Satuan
Vektor satuan (unit vektor) merupakan suatu vektor yang besarnya = 1. vektor satuan tidak
mempunyai satuan. Vektor satuan berfungsi untuk menunjukan suatu arah dalam ruang.
Untuk membedakan vektor satuan dari vektor biasa maka di atas vektor satuan disisipkan
tanda ^
Untuk memudahkan pemahaman dirimu, perhatikan contoh berikut ini. Misalnya terdapat
sebuah vektor F sebagaimana tampak pada gambar di bawah.
Kita dapat menyatakan hubungan antara vektor komponen dan komponennya masing-masing,
sebagai berikut :
Misalnya terdapat dua vektor, A dan B pada sistem koordinat xy, di mana kedua vektor ini
dinyatakan dalam komponen-komponennya, sebagaimana tampak di bawah :
Jika vektor A dan B dijumlahkan maka akan diperoleh hasil sebagai berikut :
Kita bisa menyimpulkan bahwa perkalian skalar alias perkalian titik dari dua vektor adalah
jumlah dari perkalian komponen-komponennya masing-masing.
Gampang khaen ? dipahami perlahan-lahan ntar juga ngerti kok kaya belajar naek
sepeda agar dirimu semakin memahami bahasa planet pluto di atas, mari kita kerjakan
latihan soal di bawah ini
Contoh Soal 1 :
Besar vektor A dan B berturut-turut adalah 5 dan 4, sebagaimana tampak pada gambar di
bawah. Sudut yang terbentuk adalah 90o. Hitunglah perkalian titik kedua vektor tersebut
Panduan jawaban :
Sebelum kita menghitung perkalian titik vektor A dan B, terlebih dahulu kita ketahui
komponen vektor kedua tersebut.
Ax = (5) cos 0o = (5) (1) = 5
Ay = (5) sin 0o = (5) (0) = 0
Az = 0
Bx = (4) cos 90o = (4) (0) = 0
By = (4) sin 90o = (4) (1) = 1
Bz = 0
Vektor A hanya mempunyai komponen vektor pada sumbu x dan vektor B hanya mempunyai
komponen vektor pada sumbu y. Komponen z bernilai nol karena vektor A dan B berada pada
bidang xy.
Sekarang kita hitung perkalian titik antara vektor A dan B menggunakan persamaan perkalian
titik dengan vektor komponen :
A . B = Ax Bx + AyBy + AzBz
A . B = (5) (0) + (0) (1) + 0
A.B= 0+0+0
A.B= 0
Masa sich hasilnya nol ?
Coba kita bandingkan dengan cara pertama
Panduan jawaban :
Sebelum kita menghitung perkalian titik vektor A dan B, terlebih dahulu kita ketahui
komponen vektor kedua tersebut.
Komponen z bernilai nol karena vektor A dan B berada pada bidang xy.
Sekarang kita hitung perkalian titik antara vektor A dan B menggunakan persamaan perkalian
titik dengan vektor komponen :
Dengan berpedoman pada persamaan perkalian vektor yang telah diturunkan sebelumnya (A
x B = AB sin teta) dan sifat anti komutatif dari perkalian vektor (A x B = - B x A), maka kita
peroleh :
Hasil perkalian antara vektor satuan telah kita peroleh seperti yang tampak di bawah.
Sekarang kita masukan hasil ini ke dalam perkalian silang antara vektor komponen
Dalam pembelajaran tentang vektor, kita tidak bisa terlepas dari dot dan cross product.. Apa
itu dot dan cross vektor? Lebih jauh lagi, darimana rumus dot dan cross itu berasal?
Bagaimanakah contoh soalnya?
Bagian I
Sekilas Tentang Vektor
Vektor adalah garis yang memiliki panjang dan arah. Simbol untuk vektor, bisa
berupa overline variable (misalnya: atau ) bisa juga dalam simbol dot to dot
variabel (misalnya:
B).
Vektor
Misalnya:
atau
dapat
ditulis
dalam
bentuk
matriks
kolom.
=>
Vektor dalam bentuk matriks kolom dapat dibuat lebih *hemat tempat* dengan
pemberian unsur transpos matriks. Jadi, matriks
bentuk
berarti
Simbol
*tranpos*.
Selain itu matriks dapat ditulis dalam bentuk penambahan vektor-vektor satuan.
Sebagai contoh:
= 3 + 5 . (Bentuk ini adalah bentuk yang paling efektif,
karena menunjukkan elemen vektor satuan.. Tapi, kurang enak dibaca.. ~~a)
Di sini adalah vektor
dan
Contoh
Soal
2:
Jawab: 2
vektor.
= 2(2 + 5
, maka berapakah
Jika
-8 ) = + 5
Lihat
=
+
=
maka
berapakah
2 ?
-8 ,
_________= 5 - 3
, berapakah panjang .
.
+ 11 . Tentukan panjang vektor !
Vektor satuan adalah vektor yang panjangnya 1 satuan. Lambang vektor satuan
bermacam-macam. Di sini akan digunakan simbol .
Contoh
Soal
6:
Jawab:
=
panjangnya
Apakah
1.
Maka
vektor
adalah
vektor
satuan?
vektor
satuan
(karena
1)
adalah
c.
vektor
satuan
=
adalah
Jadi:
c.
Maka,
c
=
Subtitusikan nilai c ini di persamaan awal, maka didapat:
1.
Contoh soal 8: Berapakah vektor satuan dari vektor (yang ada di contoh soal
nomor
3)?
Jawab:
Soal ini identik dengan soal nomor 7 (hanya beda kata-kata).
Di soal ini, kita mencoba memakai rumus vektor satuan, yang logikanya sudah
ada di contoh soal nomor 7.
Jadi,
Vektor Posisi adalah vektor yang berpangkal dari koordinat O, bisa (0,0) atau
(0,0,0),
dan
seterusnya.
Misalnya:
digambar,
=>
maka
, sedangkan
kita
tahu
bahwa
. Tentukan vektor
maka:
Bagian II
Dot Product
Dot ( ) Product adalah bentuk perkalian antara 2 vektor yang akan menghasilkan
skalar, yang didefinisikan dalam rumus:
=
hasilnya
skalar?
arti
dari
hasil
.
perkalian
itu?
arti.
.
.
hanya kumpulan angka-angka saja dan angka itu tidak
menunjukkan besaran apapun (bagi saya). Oleh, karena itu dot product harus
diolah lagi agar dapat diaplikasikan. ^^
Contoh soal 10:
Diketahui di dimensi 3 (
Didapat
Tentukan
Jawab:
(
)
.
bahwa,
ternyata:
besar
sudut
yang
(
dibentuk
)
antara
=
dan
.
!
=1
.
=
Jadi, =
=1
= 4, berapakah
?
Jawab:
=
(kita
tahu
bahwa
vektor
dan
itu
sudutnya
00)
=
= 16
=
,
=
,
dan
=
Sesuai dengan definisi Dot Product, maka didapat karakteristik sebagai berikut.
=| |.| |.
= 1 (ingat bahwa sudut yang dibentuk adalah 0 0)
=| |.| |.
=| |.| |.
Selain
itu,
nilainya
=| |.| |.
=| |.| |.
=
nol.
adalah
(karena
sudut
yang
=
Lihat
1
bawah.
di
dibentuk
adalah
900)
0
=| |.| |.
=| |.| |.
=| |.| |.
=
=
0
0
=| |.| |.
=
0
Sifat yang dimiliki dot product ini adalah komutatif (dibolak-balik hasilnya sama..
^^)
Dengan melihat karakteristik itu, maka kita dapat mengalikan
tahu sudutnya. Lihat penguraian di bawah.
=
+
=(
) (
+
+
====
)+
++++
====
=
+
====
=
tanpa perlu
)+
)+
)+
)+
)+
)+
)+
Jika =
itu?
Jawab:
dan =
(-1)(4)+(2)( )+(3)(-1)
-6
-6
=
=
.
15,5403
=
=
112,710
.
.
(menggunakan
(menggunakan
kalkulator)
0,386
kalkulator)
Ternyata dot vektor dapat digunakan untuk menghitung sudut dengan rumus:
Proyeksi
Vektor
Di contoh soal di atas, dot product dapat digunakan untuk mencari sudut apit.
Namun, sesungguhnya dot vektor dapat digunakan untuk kemampuan yang
lebih, yaitu mencari vektor proyeksi. Lihat penjelasan di bawah.
Misalkan diberikan vektor dan . adalah proyeksi vektor ke , maka dapat
digambarkan sebagai berikut. (Sebenarnya, pangkal vektor dan tidak harus
berhimpit, namun, dianggap demikian supaya lebih mudah dipahami).
Pertama,
tama
Sesuai
dengan
Sesuai
dengan
kita
akan
aturan
operasi
mencoba
mencari
trigonometri:
dot
vektor:
panjang
=
=
vektor
...
(i)
...
(ii)
Gabungkan kedua persamaan di atas, maka akan kita dapatkan rumus untuk
=
Karena dan berhimpit, maka dapat kita simpulkan bahwa vektor satuan dari
sama dengan vektor satuan dari .
=
Ingat rumus untuk vektor satuan sebelumnya, maka persamaan di atas menjadi:
=
Substitusikan nilai
, maka didapat:
Untuk mencari vektor proyeksi dari ke , maka kita tinggal ganti simbol:
Contoh
Di
dimensi
),
Soal
2
buah
terdapat
vektor,
13:
dan
.
yaitu
=
=
Tentukan
(proyeksi
pada
dan
(proyeksi
Jawab:
Kasus di atas dapat digambarkan sebagai berikut (
vektor posisi)
proyeksi
dari
ke
ke
=
=
Contoh
=
=
=
=
dan
bukan
dibentuk
.
.
14:
=2
yang
)!
dianggap sebagai
Soal
Diketahui vektor
berikut.
Sudut
dan
pada
dan
.
adalah
Tentukan
Jawab:
Ini adalah soal vektor yang tricky. Mungkin pada awalnya kita kesulitan karena
bingung memulai dari mana. Tapi, kita bisa memulai dari apa yang ditanyakan.
selalu berhubungan dengan
, maka inilah hal yang pertama kali kita
lakukan.
=
Substitusi
nilai
...
sebaiknya
kita
Karena
)=
=
vektor
dengan
(i)
+
)
dirinya
9
sendiri.
(
+
)
9
=
6(
kalikan
+
+6(
)+9
9
... (ii)
=2
=
================================================
=========================
Bagian III
Cross Product
Kita tahu bahwa dot vektor sangat berperan dalam perhitungan sudut dan vektor
proyeksi. Keistimewaan dot terletak pada
yang membuat perkalian vektor
0
bersudut 90 akan bernilai nol, sehingga mempermudah perhitungan. Lalu,
bagaimana dengan cross product?
Cross ( ) Product adalah bentuk perkalian antara 2 vektor yang akan
menghasilkan vektor yang tegak lurus dengan kedua vektor itu di dalam dimensi
3, yang didefinisikan dalam rumus:
=
di sini
adalah vektor satuan yang tegak lurus dengan vektor dan tegak lurus
dengan vektor
Apa
hasil
dari
cross
product
itu?
Hasil dari cross product adalah vektor yang tegak lurus dengan vektor dan
vektor . Kenapa bisa begitu? Ini karena pengaruh perkalian vektor-vektor satuan
dan . Untuk lebih jelasnya, bisa dilihat di bagian karakteristik cross product.
Sementara, jika kita ingin meng*skalar*kan cross product, maka unsur
kita hilangkan, maka rumusnya menjadi:
=
dapat
dengan
tegak lurus juga. Lalu, di dimensi 4, bisakah kita menemukan 4 vektor yang
saling
tegak
lurus?
Sebenarnya di dimensi 2, cross product bisa saja kita gunakan karena dimensi 2
adalah bagian dari dimensi 3. Namun, mungkin hasil yang dipakai hanyalah
sebatas
, karena
Karakteristik
Di
dimensi
terdapat
Cross
vektor
basis
Product
berikut.
sebagai
=
,
=
,
dan
=
Vektor yang tegak lurus ada 2 arah (berlawanan). Supaya konsisten, maka kita
tentukan arahnya dengan aturan tangan kanan. Ini dilakukan supaya hasilnya
**konsisten** dan **universal**. Jadi, ini semacam aturan umum saja.
(Sebenarnya jika kita memakai aturan tangan kiri, kita akan mendapatkan hasil
yang tegak lurus juga, namun hasilnya negatif. Sebenarnya, ini boleh saja
dilakukan).
(karena
0 0)
sudutnya
=
=
=
-----
=
Terlihat
bahwa
Sekarang
kita
=
=
perkalian
----
=
cross
coba
product
tidak
=
=
bersifat
komutatif..
mengoperasikan
+
=(
) (
)+
)+
)+
=====
)+
)+
)+
=====
)+
)+
. +
. +
=====
=====
. +
)+
)+
. +
.+
)+
= (
) (
)+ (
)
(Supaya dapat lebih mudah dibaca *dan dihapal*, kita gunakan
konsep determinan)
=
ordo 3x3)
=
Jawab:
Soal
,
terdapat
dan
vektor
15:
.
dan
Tentukan
dan
=
=
=
(Determinan 3x3 di atas dapat diselesaikan dengan cara Sarrus biasa..)
=
dapat
kita
=
lihat
=
bahwa:
-(
).
Contoh
Soal
16:
Dari contoh soal 15, berikan 5 contoh vektor yang tegak lurus dengan vektor
dan
vektor
!
Jawab:
itu. Jadi, kita hanya mengalikan konstanta sesuka apapun yang kita mau.
Misalnya:
Kalikan
dengan
, maka hasilnya:
Kalikan
Kalikan
dengan 2, maka hasilnya
==> ini contoh ke-5
Tentunya, akan ada banyak jawab. Intinya, kita cukup mengalikan
dengan
konstanta
apapun...
^^
Contoh
Soal
17:
Tentukan persamaan bidang yang melalui titik (0,1,2) dan terdapat vektor
dan
di
bidang
itu!
Jawab:
Pertama, tentukan dulu
(kita sudah mendapatkannya di soal nomor 15)
Nah, itulah yang disebut dengan vektor normal. Vektor normal adalah
karakteristik yang dimiliki oleh bidang. (kalau karakteristik gradien dimiliki oleh
garis). Nah, kita tinggal mengikuti rumus persamaan bidang berikut:
pers. bidang:
Kita sudah mendapat salah 1 contoh vektor normal di contoh nomor 16, yaitu
.
Substitusikan nilai 3 di n1, 6 di n2, dan -5 di n3. Maka, persamaan bidangnya
menjadi:
Bidang itu melalui titik (0,1,2). Oleh karena itu, substitusikan nilai 0 di x1, 1 di x2
dan 2 di x3. Maka persamaannya menjadi:
pers. bidang:
Contoh soal 18: Tentukan persamaan bidang yang melalui titik A(0,1,-3), B
(2,4,-1),
dan
C(-2,3,5)!
Jawab:
Tentukan 2 vektor yang terletak pada bidang. Di sini, kita mencari vektor
dan
Sekarang kita cari vektor yang tegak lurus dengan kedua vektor ini. Caranya? Ya,
menggunakan
cross
product!!
Nah, sekarang masukkan titik yang terletak pada bidang. Terserah kalian ingin
memasukkan titik A, atau B, ataupun C, karena semua titik akan menghasilkan
hasil
yang
sama.
Di sini, kita masukkan titik A (0,1,-3). Berarti x1=0.x2=1. x3=-3.
pers bidang:
(Contoh Soal lainnya akan menyusul)
================================================
=========================
Bagian IV
Sifat-Sifat Khusus Cross Product
Kita sudah tahu bahwa cross dan dot product memilii sifat distributif. Lalu,
bagaimana jika sudutnya 0. Tentu kita sudah tahu. Di sini, dibahas sifat-sifat
yang tidak diberikan secara eksplicit (dan juga jarang terpakai):
1.
=====> Untuk Membutikannya, cukup jabarkan ruas kiri. Lalu ubah
menjadi
=====>
.
2.
=====> Bagian ini belum sempat aku coba untuk membuktikannya. Bisakah
kalian
=====> membantu saya membuktikannya?
================================================
=========================
Sekian materi mengenai dot dan cross product yang terbilang gampang.. Ini
materi sekolah SMA, sekaligus materi kuliah di semester awal. Maaf kalau terlalu
cepat, karena ini diambil dari berpuluh-puluh halaman dari sebuah buku dan
diringkas menjadi 1 halaman web...
Sumber: Matriks dan Transformasi Linear (Wikaria Gazali, sekaligus sebagai
dosen tercinta di Universitas Bina Nusantara. ^^). Penerbit: Graha Ilmu.