Kista ovarium disebut juga kistoma ovarii, yaitu suatu kantong abnormal
berisi cairan atau setengah cair yang tumbuh dalam indung telur
(ovarium). Dengan istilah lain kista ovarium adalah tumor neoplastik jinak
ovarium yang bersifat kistik.
Gambaran klinis :
a) Benjolan perut bagian bawah
b) Nyeri perut bagian bawah (karena peregangan kapsula, torsi, atau
ruptur)
c) Gangguan penekanan (ureter, vesika urinaria, rektum)
d) Gejala endokrin (maskulinisasi atau feminimisasi)
ANATOMI
Dibawah
epitel
ini
terdapat
tunika
albuginea
dan
perkembangan.
Klasifikasi
A.
Tumor non-neoplastik
1. Tumor akibat radang
2. Tumor lain
a) Kista folikel
b) Kista korpus luteum
c) Kista lutein
d) Kista inklusi germinal
e) Kista endometrium
f) Kista Stein-Leventhal
B.
a)
b)
c)
d)
Kista dermoid
2. Solid
a)
b)
Tumor Brenner
c)
Intraligamenter
-
gerak terbatas
b.
Bertangakai
-
perlengketan (-)
dapat
tumbuh
intraligamenter
sebagai
kistoma
ovarii
intraligamenter
c.
Pseudo Intraligamenter
-
gerak terbatas
2. Berdasarkan histopatologi
a.
ini
berasal
dari
suatu
teratoma
di
mana
dalam
dibandingkan
dengan
kistadenoma
musinosum.
pun
tidak
selalu
memberi
kepastian.
Pada
psamoma.
Adanya
psamoma
biasanya
30%-35%
perubahan
dari
keganasan.
kistadenoma
Bila pada
serosum
suatu
mengalami
kasus terdapat
d.
Kista endometrioid
Kista ini biasanya unilateral dengan permukaan licin, pada
dinding dalam terdapat satu lapisan sel-sel, yang menyerupai
lapisan epitel endometrium. Kista ini, yang ditemukan oleh
Sartesson dalam tahun 1969, tidak ada hubungannya dengan
endometriosis ovarii.
e.
Kista dermoid
Sebenarnya kista dermoid ialah suatu teratoma kistik yang
jinak dimana struktur-struktur ektodermal dengan diferensiasi
sempurna, seperti epitel kulit, rambut, gigi, dan produk glandula
sebasea berwarna putih kuning menyerupai lemak nampak
lebih menonjol daripada elemen-elemen dan mesoderm.
Tentang histogenesis kista dermoid, teori yang paling banyak
dianut ialah bahwa tumor berasal dari sel telur melalui proses
parthenogenesis. Tidak ada ciri-ciri yang khas pada kista
dermoid. Dinding kista terlihat putih keabuan, dan agak tipis.
Konsistensi tumor sebagian kenyal, dibagian lain padat, sekilas
terlihat seperti kista berongga satu, akan tetapi jika dibelah akan
tampak suatu kista besar dengan ruangan kecil-kecil di dalam
dindingnya. Pada umumnya terdapat satu daerah pada dinding
bagian dalam, yang menonjol dan padat. Kista dermoid terdiri
atas elemen ektodermal, mesodermal dan entodermal, maka
dapat
ditemukan
kulit,
rambut,
kelenjar
sebasea,
gigi
berupa
massa
lembek
seperti
lemak,
tetapi
dapat
pula
merupakan
gelondongan
seperti
Stroma ovarium
Tumor ini terutama terdiri atas jaringan tiroid, dan terkadang dapat
menyebabkan hipertiroid.
Koriokarsinoma
Tumor ganas ini jarang ditemukan dan untuk diagnosis harus
dibuktikan adanya hormon koriogonadotropin.
Diagnosis
a. Berdasarkan gambaran klinis
b. Pemeriksaan fisik
Pada palpasi teraba massa kistik, permukaan halus, mobile, pada
perut bagian bawah (biasanya di lateral tetapi bila besar sulit
dibedakan karena memenuhi seluruh abdomen), pada pemeriksaan
bimanual
serviks
tidak
ikut
bergerak
bila
massa
tersebut
digerakkan.
9
c. Pemeriksaan penunjang
-
Sondase
Pada kistoma ovarii sondase normal karena tidak ada
pembesaran uterus.
Ultrasonografi
Tampak gambaran uterus normal, namun tampak massa
pada adneksa, sering bersekat-sekat, atau multilokuler dan
pada kecurigaan keganasan dapat dijumpai gambaran
papiler dan neovaskularisasi.
BNO-IVP
Pada kistoma ovarii yang besar atau dengan perlekatan
dapat merubah topografi ureter.
Diagnosa Banding
1. Kista mesenterial
Merupakan neoplasma jinak yang bersifat kistik, yang terdapat
pada mesenterium.
2. Mioma uteri degenerasi kistik
Mioma uteri degenerasi kistik dapat meliputi daerah kecil maupun
luas, sebagian dari mioma manjadi cair, terbentuk ruanganruangan yang tidak teratur berisi cairan yang kental seperti agaragar, dapat terjadi pembengkakan luas dan bendungan limfe
sehingga menyerupai limfangioma. Dengan konsistensi yang lunak
ini tumor sukar dibedakan dari kista ovarium.
3. Tuba ovarial abses
-
Sering bilateral
10
Komplikasi
a. Torsi
-
b. Ruptur
-
Menimbulkan
perdarahan
intra
abdominal
(dari
arteri
d. Infeksi
-
Defans muscular
e. Keganasan
-
Keganasan
Kistoma ovarii dicurigai ganas apabila :
a. Terdapat bagian yang padat
b. Permukaan berbenjol-benjol
c. Pertumbuhannya cepat
d. Perlekatan (sulit digerakkan)
e. Disertai ascites
f. Disertai penurunan berat badan (kakesia)
11
Penanganan
a. Kistektomi + potong beku (Frozen Section)
b. Ooforektomi unilateral + potong beku
c. Panhisterektomi + Omentektomi pada keganasan
Potong beku (frozen section) adalah pemeriksaan histopatologi hasil
operasi yang dilakukan durante operasi yang berfungsi untuk menentukan
ganas atau tidaknya sediaan tersebut sehingga dapat dipergunakan
sebagai pedoman untuk menentukan jenis tindakan atau operasi yang
dilakukan serta tindakan lanjut pesca operasi (radioterapi / kemoterapi).
12
proses ovulasi normal. Pembedaan kedua jenis kista ini, baik dengan
pencitraan maupun penanda tumor, pada umumnya tidak begitu penting
secara klinis. Kedua jenis kista ovarium tersebut seringkali ditangani
sebagai satu kesatuan klinis. (Hoffman, 2008)
Pada kasus torsio, umumnya ovarium dan tuba falopii berputar
mengelilingi ligamen latum sebagai sebuah unit tunggal. Namun
terkadang, hanya ovarium yang berputar mengeliling mesovarium ataupun
tuba falopii mengeliling mesosalfing. Torsio bisa terjadi pada jaringan
adneksa normal, namun dalam 50-80% kasus ditemukan massa ovarium
unilateral. (Hoffman, 2008)
Insiden torsio adneksa paling sering terjadi pada usia reproduksi.
Hibbard et al (1985) menemukan bahwa 70% kasus torsio terjadi pada
wanita usia 20-39 tahun. Sebagian kasus torsio juga terjadi pada masa
kehamilan dan kasus ini merupakan 20-25% dari seluruh kasus torsio.
(Hoffman, 2008)
I. MANIFESTASI KLINIS
A. Anamnesa
13
radiasi,
kualitas,
tingkat
keparahan,
serta
faktor
yang
14
15
pada
pemeriksaan
sonografi
dapat
sangat
bervariasi
16
penurunan.
Namun
demikian,
meski
memiliki
angka
keakuratan yang tinggi bagi sebagian besar kasus, kasus torsio adneksa
inkomplit atau intermitten dapat memberikan gambaran masih adanya
aliran vena maupun arteri. Oleh karena itu, torsio tidak dapat disingkirkan
bila hanya berdasarkan gambaran normal dari pemeriksaan Doppler.
(Hoffman, 2008)
Pemeriksaan CT-Scan atau MRI kemungkinan juga dapat membantu
untuk kasus-kasus torsio inkomplit dan kronik serta pada kasus-kasus
yang memiliki presentasi klinis yang ambigu. (Close & Tintinalli, 2004)
II. MANAJEMEN
17
18
Dengan
alasan
ini,
maka
tindakan
detorsi
pada
umumnya
berwarna
hitam
kebiruan
menetap
bukanlah
suatu
tanda
19
dengan
dosis
150
mg
secara
intramuskular
guna
20
KISTA PECAH
DEFINISI
Kista pecah termasuk dalam salah satu komplikasi dari kista
ovarium, yakni terjadinya peristiwa pecahnya kantung kista yang berisi
cairan atau darah.
endometrioma
harus
dipertimbangkan
bila
pasien
terjadi
sedikit-sedikit,
sehingga
berangsur-angsur
22
Terjadi akibat trauma seperti jatuh, atau pukulan pada perut, dan
lebih sering pada persetubuhan. Jika kista mengandung cairan
serus, rasa nyeri akibat robekan dan iritasi peritoneum segera
mengurang. Tetapi apabila disertai oleh perdarahan hemorhagi
yang timbul akut, maka perdarahan dalam rongga peritoneum
menimbulkan
rasa nyeri
terus-menerus disertai
tanda-tanda
ditemukan
suatu
massa
atau
tumor,
diteliti
sifat-
23
Pemeriksaan Penunjang
1. Ultrasonografi
Dengan pemeriksaan ini dapat ditentukan letak dan batas tumor,
apakah tumor berasal dari uterus, ovarium atau kandung kencing,
apakah tumor solid atau kistik, dapat dibedakan pula antara cairan
dalam rongga perut yang bebas dan yang tidak.
2. Foto Roentgen
Pemeriksaan ini berguna untuk menentukan adanya hidrotoraks.
Selanjutnya, pada kista dermoid kadang-kadang dapat dilihat
adanya gigi dalam tumor. Foto abdomen tegak, terlentang, atau
dekubitus lateral dapat menunjukkan adanya cairan bebas
intraperitoneum.
3. Parasintesis
Pungsi pada ascites berguna untuk menentukan sebab ascites.
Perlu diingat bahwa tindakan tersebut mencemarkan kavum
peritonei dengan isi kista bila dinding kista tertusuk (bila kista belum
pecah).
MANAJEMEN TINGKAT RUJUKAN
Perhatikan tanda tanda vital. Sirkulasi, pernafasan, suhu. Cegah
pasien jangan sampai jatuh dalam keadaan syok. Waspada bila pasien
tampak pucat, dingin, nafas sesak atau perut kem bung.
1. Bebaskan Jalan Nafas, dengan tujuan untuk menjaga agar tidak
terjadi hipoksia.
24
DAFTAR PUSTAKA
Close, R & Tintinalli, JE. 2004. Acute Abdominal Pain in Women of
Childbearing Age. In: Pearlman, MD et al (Editors). Obstetric &
Gynecologic Emergencies: Diagnosis and Management. 1st Edition.
Section VII. Chapter 28. New York: The McGraw-Hill Companies.
25
26