Anda di halaman 1dari 7

BAB 2

A. Defenisi
Karies gigi adalah kerusakan jaringan keras gigi yang disebabkan oleh asam yang ada
dalam karbohidrat melalui perantaan mikroorganisme yang ada dalam saliva.
B. Etiologi
Karies gigi disebabkan oleh 3 faktor/komponen yang saling berinteraksi yaitu :

Komponen dari gigi dan air ludah (saliva) yang meliputi : komposisi gigi, morphologi gigi,
posisi gigi, Ph Saliva, Kuantitas saliva, kekentalan saliva.
Komponen mikrooganisme yang ada dalam mulut yang mampu menghasilkan asam
melalui peragian yaitu ; Streptococus, Laktobasil
Komponen makanan, yang sangat berperan adalah makanan yang mengandung
karbohidrat misalnya sukrosa dan glukossa yang dapat diragikan oleh bakteri tertentu
dan membentuk asam
Anatomi dasar gigi terdiri dari bagian mahkota dan akar. Bagian mahkota terlihat di
dalam mulut, sedangkan bagian akar terbenam di dalam tulang rahang dan gusi.

Tiga jenis bakteri yang menyebabkan karies yaitu :


1. Laktobasius
Populasinya dipengaruhi kebiasaan makan. Tempat paling disukai adalah lesi dentin
yang dalam. Jumlah banyak yang ditemukan pada plak dan denting Laktobasilus hanya
dianggap faktor pembantu proses karies
2. Streptokok
Bakteri kokus Gram positif ini adalah penyebab utama karies dan jumlahny terbanyak di
dalam mulut. Salah satu spesiesnya, yaitu Streptococus mutans, lebih asidurik
dibandingkan yang lain dan dapat menurunkan pH medium hingga 4.3.S. mutans
terutama terdapat pada populasi yang banyak mengkonsumsi sukrosa.
3. Aktinomises
Semua spesies Aktinomises memfermentasi glukosa, terutama membentuk asam laktat,
asetat, suksinat, dan asam format. Actinomyces viscosus dan A. Naeslundii mampu
membentuk karies akar, fisur dan merusak periodontonium.
C. Anatomi Fisiologi
Terdapat 2 kelompok gigi, yaitu gigi sementara atau gigi sulung dan gigi tetap. Terdapat
dua gigi sulung, sepuluh pada setiap rahang. Dari tengah ke kedua sisi berturut-turut
dinamai: dua insisivus atau gigi seri, satu kanina atau gigi taring, dan dua
molar(geraham). Gigi tetap lebih banyak yaitu 32 , 16 pada setiap rahang . Dari tengah
ke samping berturut-turut disebut: 2 insisivus, 1 taring, 2 premolar (geraham depan), dan
tiga molar (geraham belakang).
Sebuah gigi mempunyaimahkota, leher, dan akar. Mahkota gigi menjulang diatas gigi,
lehernya dikelilingi gusi, dan akarnya berada dibawahnya. Gigi dibuat dari bahan yang
sangat keras, yaitu dentin. Di dalam pusat strukturnya terdapat rongga pulpa. Pulpa gigi
berisi sel jaringan ikat, pembuluh darah, dan serabut saraf. Bagian gigi yang menjulang
diatas gusi ditutupi email, yang jauh lebih keras daripada dentin.

D. Patofisiologi
Terdapat tiga teori mengenai terjadinya karies, yaitu teori asidogenik (teori kemoparasiter
Miller), teori proteolitik, dan teori proteolisis kelasi.
o Teori Asidogenik Miller (1882) menyatakan bahwa kerusakan gigi adalah adalah proses
kemoparasiter yang terdiri atas dua tahap, yaitu dekalsifikasi email sehingga terjadi
kerusakan total email dan dekalsifikasi dentin pada tahap awal diikuti oleh pelarutan
residunya yang telah melunak. Asam yang dihasilkan oleh bakteri asidogenik dalam
proses fermentasi karbohidrat dapat mendekalsifikasi dentin, menurut teori ini,
karbohidrat, mikroorganisme, asam, dan plak gigi berperan dalam proses pembentukan
karies.
o Teori Proteolitik Gottlieb (1944) mempostulasikan bahwa karies merupakan suatu prose
proteolisis bahan-bahan organik dalam jaringan keras gigi oleh produk bakteri. Dalam
teori ini dikatakan mikroorganisme menginvasi jalan organik seperti lamela email dan
sarung batang email (enamel rod sheath), serta merusak bagian-bagian organik ini.
Proteolisis juga disertai pembentukan asam. Pigmentasi kuning merupakan ciri karies
yang disebabkan produksi pigmen oleh bakteri proteolitik. Teori proteolitik ini
menjelaskan terjadinya karies dentin dengan email yang masih baik. Manley dan
Hardwick (1951) menggabungkan teori proteolitik dan teori asidogenik . Menurut mereka
teori-teori tersebut dapat berjalan sendiri-sendiri maupun bersama-sama. Teori ini
menyatakan bahwa bakteri-bakteri dapat membentuk asam dari substrat karbohidrat,
dan bakteri tertentu dapat merusak protein jika tidak ada karbohidrat, karena itu terdapat
dua tipe lesi karies. Pada tipe I, bakteri menginvasi lamela email, menyerang email dan
dentin sebelum tampak adanya gejala klinis karies. Tipe II, tidak ada lamela email, hanya
terdapat perubahan pada email sebelum terjadi invasi mikroorganisme. Perubahan email
ini terjadi akibat dekalsifikasi email oleh asam yang dibentuk oleh bakteri dalam plak gigi
diatas email. Lesi awal ini disebut juga calky aanamel.
o Teori Proteolisis Kelasi Teori ini diformulasikan oleh Schatz (1955). Kelasi adalah suatu
pembentukan kompleks logam melalui ikatan kovalen koordinat yang menghasilkan
suatu kelat. Teori ini menyatakan bahwa serangan bakteri pada email dimulai oleh
mikroorganisme yang keratinolitik dan terdiri atas perusakan protein serta komponen
organik email lainnya, terutama keratin. Ini menyebabkan pembentukan zat-zat yang
dapat membentuk kelat dan larut dengan komponen
o mineral gigi sehingga terjadi dekalsifikasi email pada pH netral atau basa.

E. Tanda dan gejala


Lesi dini atau lesi bercak putih/coklat (karies insipien)

Lesi lanjut (lesi yang telah mengalami kavitasi)


Gejala paling dini karies email secara makroskopik adalah suatu bercak putih.
Bercak ini jelas terlihat pada gigi cabutan yang kering yang tampak sebagai suatu lesi
kecil., opak dan merupakan daerah berwarna putih, terletak sedikit kearah serviks dan
titik kontak. Warna tampak berbeda dibandingkan email di sekitarnya yang masih sehat.
Pada tahap ini, deteksi dengan sonde tidak dapat dilakukan karena email yang
mengelilinginya masih keras dan mengkilap.Kadang-kadang lesi tampak coklat karena
materi yang terserap kedalam pori-porinya.Baik bercak putih maupun coklat bisa
bertahan bertahun-tahun lamanya karena perkembangan lesi tersebut dapat dicegah.
Jika lesi email sempat berkembang, permukaan yang semula utuh akan pecah (kavitasi)
dan akan terbentuk lubang (kavitas).
Pada saat pemeriksaan diperlukan pencahayaan yang baik.Gigi harus bersih dan
kering, sehingga kotoran dan karang gigi harus dibersihkan dahulu.Gigi yang sudah
kering harus diisolasi dengan gulungan kapas sehingga tidak basah oleh saliva.Gigi
harus betul-betul kering dan pengeringan biasanya dengan penyemprotan secara
perlahan-lahan.
Untuk

menemukan

tanda

awal

karies

diperlukan

penglihatan

yang

tajam.Biasanya pemeriksaan dilakukan dengan sonde tajam sampai terasa menyangkut.


Sebaiknya hal ini jangan dilakukan karena sonde tajam akan merusak lesi karies yang
masih baru dan bakteri akan terbawa dalam lesi sehingga kariesnya menyebar
F. Komplikasi
Komplikasi Gigi berlubang dan karies gigi adalah masalah biasa dan mungkin kita tidak
menganggapnya serius. Dan mungkin Anda akan berpikir bahwa tidak masalah jika anak
mempunyai gigi berlubang pada gigi susu mereka. Namun, lubang gigi dan karies gigi
bisa mengalamai komplikasi panjang dan serius. Bahkan pada anak-anak yang belum
memiliki gigi permanen Beberapa komplikasi yang bisa terjadi adalah : Sakit Gigi
bernanah Kehilangan gigi Gigi rusak Kesulitan mengunyah Infeksi serius Sebagai
tambahan, ketika lubang gigi dan karies menjadi lebih parah, maka bisa menggangu
kegiatan sehari-hari. Rasa sakitnya bisa membuat penderitanya tidak bisa pergi ke
sekolah atau bekerja misalnya. Jika rasanya terlalu sakit atau sangat sulit untuk
mengunyah atau makan, kehilangan berat badan atau mengalami masalah gizi. Lubang
gigi yang mempengaruhi penampilan atau hasil dari kehilangan gigi bisa mempengaruhi
rasa percaya diri. Dalam kasus yang sangat jarang terjadi, gigi bernanah karena gigi
berlubang dapat menimbulkan infeksi parah yang mengancam jiwa jika tidak segera
diobati.

G. Penatalaksanaan
Setelah diagnosis karies ditegakkan, maka ada dua cara pendekatan yang mungkin
ditempuh yaitu:
1. Menggunakan usaha preventif untuk mencoba menghentikan penyakit
2. Membuang jaringan yang rusak dan menggantikannya dengan restorasi disertai usaha
pencegahan terhadap rekurensinya.
Kedua pendekatan diatas dipertimbangkan berdasarkan informasi diagnostik yang
diperoleh.

Usaha-usaha

pencegahan

yang

dilakukan

berkaitan

dengan

peran

karbohidrat diantaranya adalah:


1. Menurunkan konsumsi sukrosa
2. Mengubah bentuk fisik makanan yang dikonsumsi, misalnya dengan menghindari
makanan yang lengket.
Tidak lupa pula dengan cara pencegahan lain yang bersifat umum seperti
3. Kebiasaan menggosok gigi secara tepat dan benar tentang tata cara dan secara
konsisten atau teratur
4. Selalu memeriksakan kesehatan gigi setidak-tidaknya tiap 6 bulan sekali

H. Patoflow

I.

Pemeriksaan Diagnosis
Radiograf bite wing diperlukan dalam menegakkan diagnosis. Pada teknik ini sinar
diarahkan tegak lurus terhadap sumbu gigi dan menyinggung titik kontak.Film diletakkan
di sebelah lingual gigi posterior.Pasien menahan posisi tersebut dengan menggigit
pegangan filmnya.Tiap daerah yang mungkin diserang karies harus dinilai secara
tersendiri.

J. Pencegahan
Diperkirakan bahwa 90% dari anak-anak usia sekolah di seluruh dunia dan sebagian
besar orang dewasa pernah menderita karies. Prevalensi karies tertinggi terdapat di Asia
dan Amerika Latin. Di Amerika serikat, karies gigi merupakan penyakit kronis anak-anak
yang sering dan tingkatnya 5 kali lebih tinggi dari asma. Karies merupakan penyebab
patologi primer atas penanggalan gigi pafa anak-anak. Antara 29% hingga 59% orang
dewasa dengan usia lebih dari 50 tahun mengalami karies. Jumlah kasus karies
menurun di berbagai negara berkembang, karena adanya peningkatan kesadaran atas
kesehatan gigi dan tindakan pencegahan dengan terapi florida.

Rencana Asuhan Keperawatan


Diagnosa Keperawatan
1. Resiko kerusakan pertumbuhan gigi berhubungan dengan kurang motivasi keluarga
mengenai perawatan gigi.
Intervensi Keperawatan
1. Resiko kerusakan pertumbuhan gigi berhubungan dengan kurang motivasi keluarga
mengenai perawatan gigi.
Tujuan :kerusakan pertumbuhan gigi tidak terjadi.
Kriteria hasil :
Keluarga lebih memperhatikan kesehatan gigi anak dan dapat melakukan perawatan gigi
anak dengan benar.
Intervensi :

Jelaskan kepada keluarga tentang pentingnya perawatan gigi anak sejak dini.
Jelaskan tentang makanan yang dapat merusak gigi anak.
Ajarkan orang tua perawatan gigi dan cara menggosok gigi dengan benar agar orang tua
dapat menerapkannya pada anak.

Daftar Pustaka
Irma Z, Indah. Penyakit Gigi, Mulut dan THT, 2013. Nuha Medika: Yogyakarta
C. Pearce, Evelyn. Anatomi dan Fisiologi untuk Paramedis,2010. PT Gramedia Pustaka
Utama: Jakarta
http://www.dokterdigital.com/id/penyakit/268_gigi-berlubang.html, diakses pada tanggal
18 Maret 2016

http://dokumen.tips/download/link/asuhan-keperawatan-caries-gigi , Diakses pada tanggal 17


Maret 2016

Anda mungkin juga menyukai