Anda di halaman 1dari 13

KERANGKA

ACUAN
KERJA
(TERM OF
REFERENCE)

KAJIAN OPTIMALISASI PENGOLAHAN DAN


PEMASARAN PRODUKSI PERIKANAN
DI KABUPATEN BULUNGAN

PEMERINTAH KABUPATEN BULUNGAN


DINAS PERIKANAN DAN KELAUTAN
TANJUNG SELOR
2015
KERANGKA ACUAN KERJA

(TERM OF REFERENCE)
KAJIAN OPTIMALISASI PENGOLAHAN DAN PEMASARAN
PRODUKSI PERIKANAN DI KABUPATEN BULUNGAN
1. Judul Pekerjaan
Kajian Optimalisasi Pengolahan dan Pemasaran Produksi Perikanan di Kabupaten
Bulungan.
2. Latar Belakang
Sejak tahun 2015 ini telah diberlakukan kebijakan Asean Economic Community
(AEC) atau Masyarakat Ekonomi Asean (MEE) yang merupakan integrasi ekonomi
kawasan ASEAN dan bertujuan untuk membentuk terwujudnya pasar tunggal dan
basis produksi ASEAN. Integrasi tersebut akan dicapai melalui aliran barang, jasa,
investasi, tenaga kerja terampil dan perpindahan barang modal secara lebih
bebas.Pada ASEAN Summit ke-9 tahun 2003, telah ditetapkan 11 Priority Integration
Sectors (PIS) yang dalam perkembangannya, pada tahun 2006, menjadi 12 PIS
yang terdiri atas 7 sektor barang dan 5 sektor jasa termasuk produk-produkdari
sektor perikanan.
Keberadaan komunitas ASEAN 2015 ini tidak hanya akan membawa peluang dan
pemanfaatan tetapi juga permasalahan, hambatan dan tantangan bagi kinerja sektor
kelautan dan perikanan. Melalui Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian
telah menyusun draft rancangan Inpres Peningkatan Daya Saing Nasional
menghadapi AEC 2015. Dalam draft Inpres tersebut, sektor kelautan dan perikanan
menjadi salah satu bidang yang harus disiapkan pengembangannya. Terkait hal itu,
telah dibentuk Tim Pokja Pelaksanaan Komitmen Cetak Biru Masyarakat Ekonomi
ASEAN Sektor Kelautan dan Perikanan berdasarkan Kepmen KP Nomor 155 Tahun
2013.
Selanjutnya berdasarkan neraca perdagangan produk perikanan antara Indonesia
dengan negara-negara ASEAN selama 5 tahun terakhir menunjukkan bahwa
Indonesia masih mengalami surplus perdagangan. Pada tahun 2012, surplus
perdagangan sebesar US$ 493 juta dan mengalami kenaikan rata-rata sebesar
22,71% per tahun sejak tahun 2008. Adapun nilai perdagangan pada tahun 2013,
sampai dengan bulan Juli, volume ekspor Indonesia ke negara-negara ASEAN
mencapai 236 ribu ton dengan nilai sebesar $US 310 juta, sedangkan impor
mencapai 28 ribu ton dengan nilai sebesar $US 36 juta.

Kinerja dan potensi pembangunan perikanan di Kabupaten Bulungan telah


mengalami peningkatan yang signifikan beberapa tahun terakhir ini. Untuk produksi
perikanan tangkap, baik untuk perikanan laut dan perairan umum, selama tahun
2010-2012 (BPS Kabupaten Bulungan, 2013) pertumbuhannya naik rata-rata
sebesar 106,2% per tahun. Sementara itu untuk produksi

perikanan budidaya

selama kurun waktu yang sama meningkat rata-rata sebesar 127,7% per tahunnya.
Peningkatan bahan baku sumberdaya perikanan dari sisi produksi ini akan
mendorong (trigger mechanism)pertumbuhan kinerja usaha pengolahan dan
pemasaran di kabupaten ini pada tahun-tahun yang akan datang. Saat ini usaha
pengolahan hasil perikanan di Kabupaten Bulungan difokuskan pada komoditaskomoditas unggulantermasuk olahan udang kering, ikan asin/kering, terasi dan ikan
pipih. Pengembangan industri tepung ikan dan chitin/chitosan di wilayah ini sangat
prospektif jika melihat ketersediaan bahan baku ikan rucah dan kepala atau kulit
udang yang merupakan hasil tangkapan/budidaya sampingan.
Untuk mendukung kebijakan pemerintah pusat dalam menghadapi pasar ASEAN
khususnya dalam perdagangan produk-produk olahan perikanan maka di dalam era
desentralisasi ini peran pemerintah Kabupaten Bulungan melalui Dinas Perikanan
dan Kelautan dan pemangku kepentingan terkait lainnya sangat dibutuhkan.
Optimalisasi usaha pengolahan dan pemasaran perikanan di Kabupaten Bulungan
perlu diarahkan untuk: (1) Meningkatkan mutu produk perikanan olahan yang
memenuhi aspek-aspek GMP dan persyaratan kelayakan pengolahan (SKP); (2)
Menerapkan standar produk perikanan dalam usaha pengolahan berdasarkan SNI;
(3) Mengembangkan sistem pemasaran yang efisien dan memperkuat jangkauan
pemasarannya;

(4)

Meningkatkan

kualitas

infrastruktur

pendukung;

(5)

Pengembangan sumberdaya manusia pengolah dan pemasar produk olahan dan (6)
Mempersiapkan blue print industrialisasi perikanan di daerah.
Untuk

mengetahui sejauhmana potensi dan arah pengembangan usaha

pengolahan perikanan yang berkelanjutan di wilayah ini maka dibutuhkan suatu


Kajian Optimalisasi Pengolahan dan Pemasaran Produksi Perikanan di Kabupaten
Bulungan untuk menciptakan nilai tambah dan ekspor perikanan di daerah,
menjamin

mutu

dan

penerapan

standar

untuk

keamanan

pangan

serta

meningkatkan pendapatan rumah tangga dan kesejahteraan masyarakat perikanan


pada umumnya.

3. Tujuan
a. Menyusun inventarisasi dan klasifikasi usaha pengolahan serta mengkaji status
mutu produk olahan di Kabupaten Bulungan;
b. Mengidentifikasi kinerja finansial usaha pengolahan dan pemasaran produk
perikanan di Kabupaten Bulungan;
c. Mengkaji tingkat optimal dari penggunaan input, jumlah produksi dantingkat
keuntungan maksimum dari usaha pengolahan hasil perikanan di lokasi kajian;
d. Menganalisis sistem pemasaran produk olahan perikanan dan tingkat efisiensi
pemasaran;
e. Merumuskan indikasi program pembangunan untuk optimalisasi pengolahan dan
pemasaran produksi perikanan yang berkelanjutan di Kabupaten Bulungan.
4. Sasaran
Tersusunnya suatu dokumen Kajian Optimalisasi Pengolahan dan Pemasaran
Produksi Perikanan di Kabupaten Bulungan yang dapat dijadikan acuan dan input
bagi pemerintah daerah dan pemangku kepentingan (stakeholders)lainnya untuk
menciptakan nilai tambah produk perikanan dan meningkatkan kesejahteraan
masyarakat perikanan.
5. Keluaran (Output) yang Diharapkan
Dokumen Kajian Optimalisasi Pengolahan dan Pemasaran Produksi Perikanan di
Kabupaten Bulunganyang disusun berdasarkan pedoman dan arah kebijakan
pembangunan perikanan nasional yang telah dirumuskan oleh Kementerian
Kelautan dan Perikanan, kebijakan terkait di daerah dan peraturan perundangundangan yang berlaku.
6. Hasil (Outcome) yang Diharapkan
a. Memberikan arahan pengembangan industri pengolahan dan pemasaran produk
perikanan di Kabupaten Bulungan.
b. Meningkatkan koordinasi antar SKPD dan

stakeholders lainnya

dalam

pengembangan industri pengolahan dan pemasaran di daerah.


c. Meningkatkan nilai tambah produk perikanan dan meningkatkan kesejahteraan
masyarakat perikanan.
7. Lokasi Pelaksanaan Pekerjaan
Lokasi pelaksanaan pekerjaan ini adalah di Kabupaten Bulungan Provinsi
Kalimantan Utara.

8. Rencana Rinci Pekerjaan


Rencana rinci dari pekerjaan ini adalah sebagai berikut :
a. Tahap Persiapan, dimana tahap ini mencakup penyusunan Kerangka Acuan
Kerja (TOR), pembentukan tim peneliti dan penyusunan proposal kegiatan serta
diskusi antara pihak peneliti dengan Dinas Perikanan dan Kelautan Kabupaten
Bulungan.
b. Tahap Survey Pendahuluan bertujuan untuk melihat sejauhmana aksesibilitas
kegiatan kajian di lapangan dan untuk mengidentifikasi kendal-kendala teknis
yang dapat terjadi pada saat pengumpulan data dan informasi. Pada tahapan ini
juga dilakukan kegiatan pengumpulan data-data sekunder termasuk survey
instansional.
c. Tahap Survey Utama adalah pengumpulan data dan informasi di lapangan baik
data primer dan sekunder. Secara teknis data dan informasi yang dikumpulkan
berkaitan dengan skala usaha pengolahan dan aspek mutu produk olahan,
keragaan usaha pengolahan dan pemasaran hasil perikanan, data ekonomi
mikro

industri

pengolahan

dan

efisiensi

pemasaran

serta

kapasitas

kelembagaannya.
d. Tahap Analisis dan Interpretasi Data dan Informasi dilakukan untuk menganalisis
semua data dan informasi yang terkait dengan kegiatan penelitian dengan
menggunakan analisis atau pendekatan yang telah ditentukan sebelumnya
meliputi analisis teknis pengolahan hasil perikanan, analisis keragaan finansial,
analisis optimalisasi pada produksi industri pengolahan dan analisis sistem
pemasaran. Hasil yang diperoleh selanjutnya diinterpretasikan berdasarkan
pemahaman akademik dan observasi lapangan yag telah dilakukan.
e. Tahap Penyusunan Draft Laporan Akhir dan Laporan Akhir adalah penyusunan
dokumen akhir pelaksanaan kegiatan dan telah disempurnakan melalui tahapan
seminar proposal dan hasil penelitian.
f. Tahap Seminar adalah melakukan presentasi rencana kegiatan studi dan
penyampaian hasil kajian di depan SKPD terkait untuk mendapatkan masukan
dalam rangka perbaikan Laporan Akhir Kajian Optimalisasi Pengolahan dan
Pemasaran Produksi Perikanan di Kabupaten Bulungan.
9. Metode Kajian
9.1. Metode Pengumpulan Data
Data yang diperlukan terdiri dari data primer dan sekunder. Data primer diperoleh dari
hasil wawancara dengan informan-informan kunci (key informants) meliputi pengolah,
pedagang, punggawa, wanita/istri nelayan, tokoh masyarakat, PPL dan pihak Dinas
Perikanan dan Kelautan Kabupaten Bulungan.
5

9.2. Metode Analisis


9.2.1.
Analisis Skala Industri Pengolahan dan Kajian Mutu Produk
Analisis skala industri pengolahan hasil perikanan di lokasi studi dilakukan dengan
mengacu

pada

Peraturan

Menteri

Kelautan

dan

Perikanan

Nomor:

PER.18/MEN/2006 tentangskala usaha pengolahan hasil perikanan. Adapun


identifikasi skala industri pengolahan berdasarkan parameter sebagaimana Tabel
1 di bawah ini.
Tabel 1. Pembobotan Skala Industri Pengolahan Hasil Perikanan
Parameter
OMSET

ASSET

JUMLAH
TENAGA KERJA

Indikator Parameter

STATUS HUKUM
DAN PERIZINAN

PENERAPAN
TEKNOLOGI

TEKNIS
DAN
MANAJERIAL

< 100 juta/tahun


100 jt 1 M/tahun
1 M 3 M/tahun
3 M 5 M/tahun
>5 M/tahun
tidak
dipisahkan
dengan
kekeyaan
rumah tangga < 100
juta
100 juta 1 M
1M5M
5 M 10 M
> 10 M
< 10 orang
11-19 orang
20-49 orang
50-100 orang
> 100 orang
tidak
berbadan
hukum
berbadan hukum
berbadan
hukum
dan mempunyai izin
manual
semi mekanik
mekanik
belum memiliki SKP
memiliki SKP
memiliki SKP dan
Sertifikat
PMMT/HACCP

Bobot (B)

25

20

20

10

10

15

Skala (S)

Nilai (B x
S)/S

1
2
3
4
5
1

5
10
15
20
25
4

2
3
4
5
1

8
12
16
20
4

2
3
4
5
1

8
12
16
20
2

3
5

6
10

3
5
1

6
10
3

3
5

9
15

Beberapa definisi yang perlu diketahui terkait dengan parameter di atas disajikan
pada Tabel 2 di bawah ini.
6

Tabel 2. Definisi Operasional Parameter


PARAMETER
Omset
Asset
Jumlah Tenaga Kerja
Status Hukum dan
Perizinan
Penerapan Teknologi

Teknis dan
Manajerial

PENGERTIAN
Total volume produksi hasil olahan dikali harga
satuan dalam satu tahun (dalam rupiah)
Kekayaan produktif diluar bangunan dan tanah
yang di konversi dalam rupiah
Jumlah karyawan yang terlibat dalam satu unit
usaha pengolahan ikan (UPI) selain pemilik, baik
tenaga kerja tetap maupun harian/borongan.
Legalitas yang diperoleh suatu unit usaha
pengolahan ikan baik badan hukum maupun
perijinan usaha lain
Jenis dan tingkatan peralatan produksi yang
digunakan oleh unit usaha pengolahan perikanan:
manual yaitu penerapan teknologi proses
produksi unit usaha pengolahan ikan yang
sebagian
besar
menggunakan
tenaga
manusia;
semi mekanik yaitu penerapan teknologi
proses produksi unit usaha pengolahan ikan
yang sebagian menggunakan mesin;
mekanik yaitu penerapan teknologi proses
produksi unit usaha pengolahan ikan yang
sebagian besar menggunakan mesin
Kemampuan pengelolaan suatu unit usaha dari
aspek produksi pengolahan hasil perikanan untuk
memenuhi kriteria sertifikasi:
UPI yang belum memiliki SKP adalah UPI yang
dalam operasional usaha pengolahan ikan
belum
atau
sudah
menerapkan
dan
memenuhipersyaratan kelayakan dasar tetapi
belum dilakukan penilikan oleh petugas
pengawas mutu yang ditunjuk oleh Competent
Authority;
SKP adalah surat keterangan yang dikeluarkan
oleh Menteri Kelautan dan Perikanan cq Dirjen
P2HP yang menerangkan bahwa UPI telah
memenuhi persyaratan kelayakan dasar yang
ditentukan;
Sertifikat PMMT adalah surat keterangan yang
dikeluarkan oleh Menteri Kelautan dan
Perikanan
cq Dirjen P2HP selaku Competent Authority
yangmenerangkan bahwa UPI telah memenuhi
persyaratan dalam bentuk, tanggung jawab,
prosedur, proses, sumberdaya organisasi untuk
menerapkan
Program
Manajemen
Mutu
Terpadu
(PMMT).

Kajian Mutu Hasil Perikanan

Kualitas

produk

olahan

hasil

perikanan

dapat

diketahui

dengan

cara

pengambilan sampel produk untuk diamati dalam skala laboratorium guna mengetahui
kandungan gizinya secara umum. Standar kandungan produk akan dibandingkan
dengan standar nasional indonesia atau SNI sesuai kode tiap-tiap produk olahan.
Pemilihan jenis produk yang dijadikan sampel untuk dianalisa adalah produk olahan
hasil perikanan di wilayah setempat yang sudah diproduksi secara umum, maupun
produk perikanan yang berpotensi untuk dipasarkan lebih luas. Berikut adalah contoh
parameter persyaratan mutu standar nasional indonesia untuk produk ikan asin (SNI
01-2721-1992) (BSN, 1992).
Tabel 3. Persyaratan Mutu Hasil Perikanan
Parameter
Mikrobiologi
-TPC, maksimum
-Escherichia coli, mak
-Salmonella*
-Vibrio cholera*
-Staphylococcus aureus*

Kimia
-Air, maksimum
-Garam, maksimum
-Abu tak larut dalam

Satuan

Persyaratan mutu
6,5
Negatif

Koloni/gram
MPN/gram
Per 25 gram
Per 25 gram
Per 25 gram

asam,

1 x 10 5
<3
Negatif
Negatif
1 x 10 5

% b/b
% b/b
% b/b

40
20
1.5

maksimal
Sampel produk-produk olahan yang ada di lokasi kajian akan dianalisis dan
dibandingkan dengan Standar Nasional Indonesia (SNI). Jika hasil analisa produk
olahan hasil perikanan masih dibawah nilai yang distandarkan maka perlu untuk
dilakukan pendampingan maupun penyuluhan dalam proses penanganan dan
pengolahannya.
Tabel 4. Daftar SNI untuk Beberapa Produk Olahan Hasil Perikanan
Jenis produk
Udang Kering Tanpa Kulit
Ikan Kayu
Kerupuk Ikan
Rumput Laut Kering
9.2.2.

Nama dagang
Peeled Dried Shrimp
Smoke wood Fish
Fish Crackers
Dried Seaweed

Nomor SNI
SNI 01-2709-1992
SNI 01-2691-1998
SNI 01-2713-1999
SNI 01-2690-1998

Analisis Kinerja Finansial Usaha Pengolahan dan Pemasaran

Untuk melihat kinerja (performance)finansial dari usaha pengolahan dan


pemasaran produk perikanan eksisting akan diaplikasikan analisis terhadap
beberapa kriteria investasi sebagai berikut:
1) Nilai Kiwari Bersih (Net Present Value)

NPV yaitu selisih antara manfaat (benefit) dengan biaya (cost) yang telah dijadikan
nilai sekarang (di-present value-kan) dengan rumus:
n

NPV
t 1

Bt Ct
(1 i ) t

dimana :
Bt = Manfaat kotor pada tahun t (Rp)
Ct = Biaya kotor pada tahun t (Rp)
n = Umur ekonomis usaha pengolahan (tahun)
i = Tingkat OCC (%)
t = Tahun
Kriteria investasi ini menjelaskan bahwa :
Jika NPV > 0, maka usaha layak untuk di lanjutkan.
Jika NPV 0, maka usaha tidak layak untuk di lanjutkan.

2) Tingkat Pengembalian Internal (Internal Rate of Return)


IRR merupakan tingkat bunga yang membuat nilai NPV sama dengan nol. Nilai
IRR diperoleh dari :

IRR i '

NPV '
(i"i' )
NPV ' NPV "

dimana :
NPV = Net Present Value positif (Rp)
NPV = Net Present Value negatif (Rp)
i
= Tingkat diskonto yang memberikan nilai NPV positif (%)
i
= Tingkat diskonto yang memberikan nilai NPV negatif (%)
Kriteria investasi ini menjelaskan bahwa :
Jika IRR > OCC, maka usaha usaha layak untuk dilanjutkan.
Jika IRR OCC, maka usaha tidak layak untuk dilanjutkan.
3) Rasio Manfaat-Biaya Bersih(Net B/C Ratio)
Rasio Manfaat-Biaya Bersih merupakan perbandingan antara manfaat bersih
dengan biaya bersih yang telah dijadikan nilai sekarang, dimana pembilang
bersifat positif dan penyebut bersifat negatif. Nilai B/C Ratio diperoleh dari :
n

Net B C

Bt Ct

(1 i)
t 1
n

Ct Bt

(1 i)
t 1

Keterangan :
Bt
= Manfaat kotor pada tahun t (Rp)
Ct
= Biaya kotor pada tahun t (Rp)
9

n
= Umur ekonomis (tahun)
i = Tingkat OCC (%)
t= Tahun
Kriteria investasi ini menjelaskan bahwa :
Jika Net B/C > 1, maka usaha layak untuk dilanjutkan.
Jika Net B/C 1, maka usaha tidak layak untuk dilanjutkan.
4) Analisis Kepekaan (Sensitivity Analysis)
Kadariah, dkk (1978) menyebutkan bahwa analisis kepekaan bertujuan untuk
melihat apa yang terjadi dengan hasil analisis proyek, jika terdapat suatu
kesalahan atau perubahan dalam dasar-dasar perhitungan biaya atau manfaat.
Skenario sensitivitas yang diperkirakan dalam usaha pengolahan hasil perikanan
yaitu :
Harga jual turun 1%-k%
Hasil produksi turun 1%-k%
Biaya operasional dan pemeliharaan naik 1%-k%
9.2.3.

Analisis Optimalisasi Usaha Pengolahan Hasil Perikanan

Model optimalisasi usaha pengolahan hasil perikanan akan digunakan pendekatan


model program liner (Linear Programming).Pada program linier terdapat dua
macam

fungsi,

yaitu

fungsi

tujuan

dan

fungsi

kendala.

Fungsi

tujuan

menggambarkan sasaran pada permasalahan program linier dan berkaitan


dengan pengaturan input-input produksi usaha pengolahan termasuk usaha
pengolahan udang kering, ikan asin kering, terasi di lokasi studi untuk mencapai
keuntungan maksimal dan biaya yang minimal. Fungsi tujuan dinyatakan atau
disimbolkan sebagai Z. Fungsi kendala adalah bentuk matematis dari kendalakendala yang akan dialokasikan secara optimal pada berbagai aktivitas.
Maksimasi atau Minimasi Z=C 1 X 1+C 2 X 2 + .+C n X n
Fungsi tujuan harus memenuhi kendala-kendala atau syarat-syarat ikatan sebagai
berikut:
a11 X 1+ a12 X 2 + ..+a 1n X n =; atau b1
a21 X 1+ a22 X 2+ ..+ a2 n X n =; atau b 2
.

am 1 X 1 +a m 2 X 2 + ..+a mn X n =; atau b1 m
dan X 1 0, X 2 X n 0
Keterangan :
Z

= Fungsi tujuan

Cn

= koefisien peubah pengambilan keputusan ke-n dalam fungsi tujuan

10

Xn

= peubah pengambilan keputusan atau kegiatan ke-n (tingkat kegiatan)

amn

= koefisien teknis dalam kendala ke-m pada aktivitas ke-n

bm

= sumberdaya yang terbatas/konstanta dari kendala ke-m

Analisis data menggunakan program LINDO (Linear INteractive Discrete


Optimizer) yang akan mendapatkan hasil optimal yang terdiri dari nilai primal, nilai
reduced cost, nilai slack atau surplus.
9.2.4.

AnalisisSistem Pemasaran

Analisis yang digunakan adalah pendekatan rantai tataniaga produk olahan,


analisis margin tataniaga dan analisis efisiensi pemasaran.
Margin tata niaga diketahui dengan menghitung perbedaan harga ditingkat
pengolah (harga jual) dengan harga di tingkat pedagang (harga jual),
secarapersamaan margin tata niaga adalah sebagai berikut :

Keterangan :
M

= Margin tata niaga (Rp/kg).

Mj

= Margin tata niaga (Rp/kg) lembaga tata niaga kej (1,2,3, ...., m) dan m
adalah jumlah tata niaga yang terlibat.

Cij

= Biaya tata niaga kei (Rp/kg) pada lembaga tataniaga kej (i = 1,2,3,
......, m) dan n jumlah jenis pembiayaan.

Pj

= Margin keuntungan lembaga tataniaga kej (Rp/kg).

Analisis efisiensi pemasaran digunakan pendekatan persentase share pengolah.


Processor share merupakan rasio antara harga di tingkat petani terhadapharga di
tingkat retail (Hudson, 2007). Farmer share merupakan bagian harga daribiaya
produksi yang dikeluarkan oleh petani ditambah keuntungan yangditerimanya.
Bagian keuntungan ini dapat dikatakan sebagai sumbanganpendapatan bagi
kesejahteraan keluarga petani. Pada saluran pemasaran yangberbeda maka
share harga yang diterima oleh petani akan berbeda pula.
Adapun perhitungan share pengolah dapat dilihat dibawah ini:
PS = Pf/Pr x 100%

11

Keterangan:
FS = Share pengolah di tingkat pengolah (%)
Pf = Harga produk olahan di tingkat pengolah (Rp/kg)
Pr = Harga produk olahan di tingkat pengecer (Rp/Kg)
10. Durasi dan Jadwal Kegiatan
Kegiatan ini akan dilaksanakan dalam waktu 6 (enam) bulan, terhitung sejak
ditandatanganinya Surat Perjanjian Kerjasama antara kedua belah pihak. Jadwal ini
bersifat tentatif dan akan disesuaikan dengan kondisi. Rincian jadwal kegiatan sebagai
berikut:
Tabel 4. Tahapan Kegiatan dan Jadual Pelaksanaan Kajian
No
1.
2.
3.
4.
5.

6.

Kegiatan

Bulan
3

Persiapan
Survey Pendahuluan
Survey Utama
Analisis dan Interpretasi Data
Penyusunan Laporan
a. Laporan Pendahuluan
b. Draft Laporan Akhir
c. Laporan Akhir
Seminar
a. Seminar Proposal
b. Seminar Hasil Kajian

11. Kebutuhan Tenaga Ahli dan Tenaga Pendukung


Untuk mendukung kegiatan Kajian Optimalisasi Pengolahan dan Pemasaran Produksi
Perikanan di Kabupaten Bulungan ini akandibutuhkan tim ahli sebagai berikut:
a. Ahli Perencanan Wilayah (Team Leader) dengan latar belakang pendidikan Strata 2
dengan pengalaman pekerjaan dalam bidang perencanaan wilayah. Ahli ini
berpengalaman dalam pelaksanaan pekerjaan di bidang perencanaan wilayah
perikanan/pesisir sekurang-kurangnya

10 tahun, serta

dapat menunjukkan

pengalaman dalam memimpin pelaksanaan pekerjaan studi perencanaan.


b. Ahli Pengolahan Hasil Perikanan, berpengalaman kerja minimal dari 5 tahun,
kualifikasi Strata 2 di bidang Pengolahan/Teknologi Hasil Perikanan.
c. Ahli Ekonomi Sumberdaya Perikanan, berpengalaman kerja minimal dari 5 tahun,
kualifikasi Strata 2 di bidang Ekonomi Sumberdaya Perikanan/Kelautan.
d. Ahli Sosial Ekonomi Perikanan, berpengalaman kerja minimal 5 tahun, kualifikasi
Strata 2 di bidang Sosial dan Ekonomi Perikanan atau Pemasaran.
12

Adapun tugas dari tenaga ahli tersebut di atas adalah sebagai berikut:
a. Membantu Dinas Perikanan dan Kelautan Kabupaten Bulungan dalam koordinasi
dalam penyusunan Dokumen Optimalisasi Pengolahan dan Pemasaran Produksi
Perikanan di Kabupaten Bulungan.
b. Menyiapkan dan mengolah data primer dan sekunder yang dibutuhkan.
c. Melakukan analisis dan interpretasi data dan informasi yang dibutuhkan untuk
penyelesaian dokumen kajian.
d. Menggali dan merumuskan pembahasan untuk penyusunan dokumen kajian.
e. Melakukan pembahasan untuk penyusunan Dokumen Pendahuluan dan AkhirKajian
Optimalisasi Pengolahan dan Pemasaran Produksi Perikanan di Kabupaten
Bulungandan mengakomodir serta menerima masukan dari SKPD terkait untuk
penyempurnaan dokumen.
f. Menyiapkan dan menyusun laporan kajian sesuai masukan peserta pada saat
pembahasan/seminar proposal dan hasil kajian.
Tenaga pendukung yang dibutuhkan dalam kegiatan ini terdiri dari 1 orang asisten
peneliti dan 1 orang sebagai drafter.

12. Penutup
Demikian Kerangka Acuan Kerja (KAK) Kajian Optimalisasi Pengolahan dan
Pemasaran Produksi Perikanan di Kabupaten Bulungan ini dibuat untuk dijadikan
pedoman dalam rangka pelaksanaan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

Tanjung Selor,

Mei 2015

Dinas Perikanan dan Kelautan


Kabupaten Bulungan
Sekretaris,

NURDIANA, S.Pi
NIP. 19701216 199803 2 007

13

Anda mungkin juga menyukai