ACUAN
KERJA
(TERM OF
REFERENCE)
(TERM OF REFERENCE)
KAJIAN OPTIMALISASI PENGOLAHAN DAN PEMASARAN
PRODUKSI PERIKANAN DI KABUPATEN BULUNGAN
1. Judul Pekerjaan
Kajian Optimalisasi Pengolahan dan Pemasaran Produksi Perikanan di Kabupaten
Bulungan.
2. Latar Belakang
Sejak tahun 2015 ini telah diberlakukan kebijakan Asean Economic Community
(AEC) atau Masyarakat Ekonomi Asean (MEE) yang merupakan integrasi ekonomi
kawasan ASEAN dan bertujuan untuk membentuk terwujudnya pasar tunggal dan
basis produksi ASEAN. Integrasi tersebut akan dicapai melalui aliran barang, jasa,
investasi, tenaga kerja terampil dan perpindahan barang modal secara lebih
bebas.Pada ASEAN Summit ke-9 tahun 2003, telah ditetapkan 11 Priority Integration
Sectors (PIS) yang dalam perkembangannya, pada tahun 2006, menjadi 12 PIS
yang terdiri atas 7 sektor barang dan 5 sektor jasa termasuk produk-produkdari
sektor perikanan.
Keberadaan komunitas ASEAN 2015 ini tidak hanya akan membawa peluang dan
pemanfaatan tetapi juga permasalahan, hambatan dan tantangan bagi kinerja sektor
kelautan dan perikanan. Melalui Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian
telah menyusun draft rancangan Inpres Peningkatan Daya Saing Nasional
menghadapi AEC 2015. Dalam draft Inpres tersebut, sektor kelautan dan perikanan
menjadi salah satu bidang yang harus disiapkan pengembangannya. Terkait hal itu,
telah dibentuk Tim Pokja Pelaksanaan Komitmen Cetak Biru Masyarakat Ekonomi
ASEAN Sektor Kelautan dan Perikanan berdasarkan Kepmen KP Nomor 155 Tahun
2013.
Selanjutnya berdasarkan neraca perdagangan produk perikanan antara Indonesia
dengan negara-negara ASEAN selama 5 tahun terakhir menunjukkan bahwa
Indonesia masih mengalami surplus perdagangan. Pada tahun 2012, surplus
perdagangan sebesar US$ 493 juta dan mengalami kenaikan rata-rata sebesar
22,71% per tahun sejak tahun 2008. Adapun nilai perdagangan pada tahun 2013,
sampai dengan bulan Juli, volume ekspor Indonesia ke negara-negara ASEAN
mencapai 236 ribu ton dengan nilai sebesar $US 310 juta, sedangkan impor
mencapai 28 ribu ton dengan nilai sebesar $US 36 juta.
perikanan budidaya
selama kurun waktu yang sama meningkat rata-rata sebesar 127,7% per tahunnya.
Peningkatan bahan baku sumberdaya perikanan dari sisi produksi ini akan
mendorong (trigger mechanism)pertumbuhan kinerja usaha pengolahan dan
pemasaran di kabupaten ini pada tahun-tahun yang akan datang. Saat ini usaha
pengolahan hasil perikanan di Kabupaten Bulungan difokuskan pada komoditaskomoditas unggulantermasuk olahan udang kering, ikan asin/kering, terasi dan ikan
pipih. Pengembangan industri tepung ikan dan chitin/chitosan di wilayah ini sangat
prospektif jika melihat ketersediaan bahan baku ikan rucah dan kepala atau kulit
udang yang merupakan hasil tangkapan/budidaya sampingan.
Untuk mendukung kebijakan pemerintah pusat dalam menghadapi pasar ASEAN
khususnya dalam perdagangan produk-produk olahan perikanan maka di dalam era
desentralisasi ini peran pemerintah Kabupaten Bulungan melalui Dinas Perikanan
dan Kelautan dan pemangku kepentingan terkait lainnya sangat dibutuhkan.
Optimalisasi usaha pengolahan dan pemasaran perikanan di Kabupaten Bulungan
perlu diarahkan untuk: (1) Meningkatkan mutu produk perikanan olahan yang
memenuhi aspek-aspek GMP dan persyaratan kelayakan pengolahan (SKP); (2)
Menerapkan standar produk perikanan dalam usaha pengolahan berdasarkan SNI;
(3) Mengembangkan sistem pemasaran yang efisien dan memperkuat jangkauan
pemasarannya;
(4)
Meningkatkan
kualitas
infrastruktur
pendukung;
(5)
Pengembangan sumberdaya manusia pengolah dan pemasar produk olahan dan (6)
Mempersiapkan blue print industrialisasi perikanan di daerah.
Untuk
mutu
dan
penerapan
standar
untuk
keamanan
pangan
serta
3. Tujuan
a. Menyusun inventarisasi dan klasifikasi usaha pengolahan serta mengkaji status
mutu produk olahan di Kabupaten Bulungan;
b. Mengidentifikasi kinerja finansial usaha pengolahan dan pemasaran produk
perikanan di Kabupaten Bulungan;
c. Mengkaji tingkat optimal dari penggunaan input, jumlah produksi dantingkat
keuntungan maksimum dari usaha pengolahan hasil perikanan di lokasi kajian;
d. Menganalisis sistem pemasaran produk olahan perikanan dan tingkat efisiensi
pemasaran;
e. Merumuskan indikasi program pembangunan untuk optimalisasi pengolahan dan
pemasaran produksi perikanan yang berkelanjutan di Kabupaten Bulungan.
4. Sasaran
Tersusunnya suatu dokumen Kajian Optimalisasi Pengolahan dan Pemasaran
Produksi Perikanan di Kabupaten Bulungan yang dapat dijadikan acuan dan input
bagi pemerintah daerah dan pemangku kepentingan (stakeholders)lainnya untuk
menciptakan nilai tambah produk perikanan dan meningkatkan kesejahteraan
masyarakat perikanan.
5. Keluaran (Output) yang Diharapkan
Dokumen Kajian Optimalisasi Pengolahan dan Pemasaran Produksi Perikanan di
Kabupaten Bulunganyang disusun berdasarkan pedoman dan arah kebijakan
pembangunan perikanan nasional yang telah dirumuskan oleh Kementerian
Kelautan dan Perikanan, kebijakan terkait di daerah dan peraturan perundangundangan yang berlaku.
6. Hasil (Outcome) yang Diharapkan
a. Memberikan arahan pengembangan industri pengolahan dan pemasaran produk
perikanan di Kabupaten Bulungan.
b. Meningkatkan koordinasi antar SKPD dan
stakeholders lainnya
dalam
industri
pengolahan
dan
efisiensi
pemasaran
serta
kapasitas
kelembagaannya.
d. Tahap Analisis dan Interpretasi Data dan Informasi dilakukan untuk menganalisis
semua data dan informasi yang terkait dengan kegiatan penelitian dengan
menggunakan analisis atau pendekatan yang telah ditentukan sebelumnya
meliputi analisis teknis pengolahan hasil perikanan, analisis keragaan finansial,
analisis optimalisasi pada produksi industri pengolahan dan analisis sistem
pemasaran. Hasil yang diperoleh selanjutnya diinterpretasikan berdasarkan
pemahaman akademik dan observasi lapangan yag telah dilakukan.
e. Tahap Penyusunan Draft Laporan Akhir dan Laporan Akhir adalah penyusunan
dokumen akhir pelaksanaan kegiatan dan telah disempurnakan melalui tahapan
seminar proposal dan hasil penelitian.
f. Tahap Seminar adalah melakukan presentasi rencana kegiatan studi dan
penyampaian hasil kajian di depan SKPD terkait untuk mendapatkan masukan
dalam rangka perbaikan Laporan Akhir Kajian Optimalisasi Pengolahan dan
Pemasaran Produksi Perikanan di Kabupaten Bulungan.
9. Metode Kajian
9.1. Metode Pengumpulan Data
Data yang diperlukan terdiri dari data primer dan sekunder. Data primer diperoleh dari
hasil wawancara dengan informan-informan kunci (key informants) meliputi pengolah,
pedagang, punggawa, wanita/istri nelayan, tokoh masyarakat, PPL dan pihak Dinas
Perikanan dan Kelautan Kabupaten Bulungan.
5
pada
Peraturan
Menteri
Kelautan
dan
Perikanan
Nomor:
ASSET
JUMLAH
TENAGA KERJA
Indikator Parameter
STATUS HUKUM
DAN PERIZINAN
PENERAPAN
TEKNOLOGI
TEKNIS
DAN
MANAJERIAL
Bobot (B)
25
20
20
10
10
15
Skala (S)
Nilai (B x
S)/S
1
2
3
4
5
1
5
10
15
20
25
4
2
3
4
5
1
8
12
16
20
4
2
3
4
5
1
8
12
16
20
2
3
5
6
10
3
5
1
6
10
3
3
5
9
15
Beberapa definisi yang perlu diketahui terkait dengan parameter di atas disajikan
pada Tabel 2 di bawah ini.
6
Teknis dan
Manajerial
PENGERTIAN
Total volume produksi hasil olahan dikali harga
satuan dalam satu tahun (dalam rupiah)
Kekayaan produktif diluar bangunan dan tanah
yang di konversi dalam rupiah
Jumlah karyawan yang terlibat dalam satu unit
usaha pengolahan ikan (UPI) selain pemilik, baik
tenaga kerja tetap maupun harian/borongan.
Legalitas yang diperoleh suatu unit usaha
pengolahan ikan baik badan hukum maupun
perijinan usaha lain
Jenis dan tingkatan peralatan produksi yang
digunakan oleh unit usaha pengolahan perikanan:
manual yaitu penerapan teknologi proses
produksi unit usaha pengolahan ikan yang
sebagian
besar
menggunakan
tenaga
manusia;
semi mekanik yaitu penerapan teknologi
proses produksi unit usaha pengolahan ikan
yang sebagian menggunakan mesin;
mekanik yaitu penerapan teknologi proses
produksi unit usaha pengolahan ikan yang
sebagian besar menggunakan mesin
Kemampuan pengelolaan suatu unit usaha dari
aspek produksi pengolahan hasil perikanan untuk
memenuhi kriteria sertifikasi:
UPI yang belum memiliki SKP adalah UPI yang
dalam operasional usaha pengolahan ikan
belum
atau
sudah
menerapkan
dan
memenuhipersyaratan kelayakan dasar tetapi
belum dilakukan penilikan oleh petugas
pengawas mutu yang ditunjuk oleh Competent
Authority;
SKP adalah surat keterangan yang dikeluarkan
oleh Menteri Kelautan dan Perikanan cq Dirjen
P2HP yang menerangkan bahwa UPI telah
memenuhi persyaratan kelayakan dasar yang
ditentukan;
Sertifikat PMMT adalah surat keterangan yang
dikeluarkan oleh Menteri Kelautan dan
Perikanan
cq Dirjen P2HP selaku Competent Authority
yangmenerangkan bahwa UPI telah memenuhi
persyaratan dalam bentuk, tanggung jawab,
prosedur, proses, sumberdaya organisasi untuk
menerapkan
Program
Manajemen
Mutu
Terpadu
(PMMT).
Kualitas
produk
olahan
hasil
perikanan
dapat
diketahui
dengan
cara
pengambilan sampel produk untuk diamati dalam skala laboratorium guna mengetahui
kandungan gizinya secara umum. Standar kandungan produk akan dibandingkan
dengan standar nasional indonesia atau SNI sesuai kode tiap-tiap produk olahan.
Pemilihan jenis produk yang dijadikan sampel untuk dianalisa adalah produk olahan
hasil perikanan di wilayah setempat yang sudah diproduksi secara umum, maupun
produk perikanan yang berpotensi untuk dipasarkan lebih luas. Berikut adalah contoh
parameter persyaratan mutu standar nasional indonesia untuk produk ikan asin (SNI
01-2721-1992) (BSN, 1992).
Tabel 3. Persyaratan Mutu Hasil Perikanan
Parameter
Mikrobiologi
-TPC, maksimum
-Escherichia coli, mak
-Salmonella*
-Vibrio cholera*
-Staphylococcus aureus*
Kimia
-Air, maksimum
-Garam, maksimum
-Abu tak larut dalam
Satuan
Persyaratan mutu
6,5
Negatif
Koloni/gram
MPN/gram
Per 25 gram
Per 25 gram
Per 25 gram
asam,
1 x 10 5
<3
Negatif
Negatif
1 x 10 5
% b/b
% b/b
% b/b
40
20
1.5
maksimal
Sampel produk-produk olahan yang ada di lokasi kajian akan dianalisis dan
dibandingkan dengan Standar Nasional Indonesia (SNI). Jika hasil analisa produk
olahan hasil perikanan masih dibawah nilai yang distandarkan maka perlu untuk
dilakukan pendampingan maupun penyuluhan dalam proses penanganan dan
pengolahannya.
Tabel 4. Daftar SNI untuk Beberapa Produk Olahan Hasil Perikanan
Jenis produk
Udang Kering Tanpa Kulit
Ikan Kayu
Kerupuk Ikan
Rumput Laut Kering
9.2.2.
Nama dagang
Peeled Dried Shrimp
Smoke wood Fish
Fish Crackers
Dried Seaweed
Nomor SNI
SNI 01-2709-1992
SNI 01-2691-1998
SNI 01-2713-1999
SNI 01-2690-1998
NPV yaitu selisih antara manfaat (benefit) dengan biaya (cost) yang telah dijadikan
nilai sekarang (di-present value-kan) dengan rumus:
n
NPV
t 1
Bt Ct
(1 i ) t
dimana :
Bt = Manfaat kotor pada tahun t (Rp)
Ct = Biaya kotor pada tahun t (Rp)
n = Umur ekonomis usaha pengolahan (tahun)
i = Tingkat OCC (%)
t = Tahun
Kriteria investasi ini menjelaskan bahwa :
Jika NPV > 0, maka usaha layak untuk di lanjutkan.
Jika NPV 0, maka usaha tidak layak untuk di lanjutkan.
IRR i '
NPV '
(i"i' )
NPV ' NPV "
dimana :
NPV = Net Present Value positif (Rp)
NPV = Net Present Value negatif (Rp)
i
= Tingkat diskonto yang memberikan nilai NPV positif (%)
i
= Tingkat diskonto yang memberikan nilai NPV negatif (%)
Kriteria investasi ini menjelaskan bahwa :
Jika IRR > OCC, maka usaha usaha layak untuk dilanjutkan.
Jika IRR OCC, maka usaha tidak layak untuk dilanjutkan.
3) Rasio Manfaat-Biaya Bersih(Net B/C Ratio)
Rasio Manfaat-Biaya Bersih merupakan perbandingan antara manfaat bersih
dengan biaya bersih yang telah dijadikan nilai sekarang, dimana pembilang
bersifat positif dan penyebut bersifat negatif. Nilai B/C Ratio diperoleh dari :
n
Net B C
Bt Ct
(1 i)
t 1
n
Ct Bt
(1 i)
t 1
Keterangan :
Bt
= Manfaat kotor pada tahun t (Rp)
Ct
= Biaya kotor pada tahun t (Rp)
9
n
= Umur ekonomis (tahun)
i = Tingkat OCC (%)
t= Tahun
Kriteria investasi ini menjelaskan bahwa :
Jika Net B/C > 1, maka usaha layak untuk dilanjutkan.
Jika Net B/C 1, maka usaha tidak layak untuk dilanjutkan.
4) Analisis Kepekaan (Sensitivity Analysis)
Kadariah, dkk (1978) menyebutkan bahwa analisis kepekaan bertujuan untuk
melihat apa yang terjadi dengan hasil analisis proyek, jika terdapat suatu
kesalahan atau perubahan dalam dasar-dasar perhitungan biaya atau manfaat.
Skenario sensitivitas yang diperkirakan dalam usaha pengolahan hasil perikanan
yaitu :
Harga jual turun 1%-k%
Hasil produksi turun 1%-k%
Biaya operasional dan pemeliharaan naik 1%-k%
9.2.3.
fungsi,
yaitu
fungsi
tujuan
dan
fungsi
kendala.
Fungsi
tujuan
am 1 X 1 +a m 2 X 2 + ..+a mn X n =; atau b1 m
dan X 1 0, X 2 X n 0
Keterangan :
Z
= Fungsi tujuan
Cn
10
Xn
amn
bm
AnalisisSistem Pemasaran
Keterangan :
M
Mj
= Margin tata niaga (Rp/kg) lembaga tata niaga kej (1,2,3, ...., m) dan m
adalah jumlah tata niaga yang terlibat.
Cij
= Biaya tata niaga kei (Rp/kg) pada lembaga tataniaga kej (i = 1,2,3,
......, m) dan n jumlah jenis pembiayaan.
Pj
11
Keterangan:
FS = Share pengolah di tingkat pengolah (%)
Pf = Harga produk olahan di tingkat pengolah (Rp/kg)
Pr = Harga produk olahan di tingkat pengecer (Rp/Kg)
10. Durasi dan Jadwal Kegiatan
Kegiatan ini akan dilaksanakan dalam waktu 6 (enam) bulan, terhitung sejak
ditandatanganinya Surat Perjanjian Kerjasama antara kedua belah pihak. Jadwal ini
bersifat tentatif dan akan disesuaikan dengan kondisi. Rincian jadwal kegiatan sebagai
berikut:
Tabel 4. Tahapan Kegiatan dan Jadual Pelaksanaan Kajian
No
1.
2.
3.
4.
5.
6.
Kegiatan
Bulan
3
Persiapan
Survey Pendahuluan
Survey Utama
Analisis dan Interpretasi Data
Penyusunan Laporan
a. Laporan Pendahuluan
b. Draft Laporan Akhir
c. Laporan Akhir
Seminar
a. Seminar Proposal
b. Seminar Hasil Kajian
10 tahun, serta
dapat menunjukkan
Adapun tugas dari tenaga ahli tersebut di atas adalah sebagai berikut:
a. Membantu Dinas Perikanan dan Kelautan Kabupaten Bulungan dalam koordinasi
dalam penyusunan Dokumen Optimalisasi Pengolahan dan Pemasaran Produksi
Perikanan di Kabupaten Bulungan.
b. Menyiapkan dan mengolah data primer dan sekunder yang dibutuhkan.
c. Melakukan analisis dan interpretasi data dan informasi yang dibutuhkan untuk
penyelesaian dokumen kajian.
d. Menggali dan merumuskan pembahasan untuk penyusunan dokumen kajian.
e. Melakukan pembahasan untuk penyusunan Dokumen Pendahuluan dan AkhirKajian
Optimalisasi Pengolahan dan Pemasaran Produksi Perikanan di Kabupaten
Bulungandan mengakomodir serta menerima masukan dari SKPD terkait untuk
penyempurnaan dokumen.
f. Menyiapkan dan menyusun laporan kajian sesuai masukan peserta pada saat
pembahasan/seminar proposal dan hasil kajian.
Tenaga pendukung yang dibutuhkan dalam kegiatan ini terdiri dari 1 orang asisten
peneliti dan 1 orang sebagai drafter.
12. Penutup
Demikian Kerangka Acuan Kerja (KAK) Kajian Optimalisasi Pengolahan dan
Pemasaran Produksi Perikanan di Kabupaten Bulungan ini dibuat untuk dijadikan
pedoman dalam rangka pelaksanaan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
Tanjung Selor,
Mei 2015
NURDIANA, S.Pi
NIP. 19701216 199803 2 007
13