Draft Laporan-Buku Ciletuh Bab Hewan

Anda mungkin juga menyukai

Anda di halaman 1dari 9

Kucing hutan (Prionailurus bengalensis Kerr, 1792) (REEPS)

CITES Appendix I (hanya di Bangladesh, India, dan


Thailand) Di Indonesia Appendix II, IUCNredlist Least
Concern
Deskripsi
Kucing hutan memiliki ukuran yang tidak jauh beda dengan
kucing rumahan. Massa tubuh kucing hutan antara 3-7 kg. hewan
ini mempunyai warna rambut kuning kecoklatan dan berwarna
putih pada bagian perut. Panjang tubuh 44.5-107 cm dan
panjang ekor 23 cm-44 cm. terdapat garis-garis hitam dari
bagian kening sampai bagian leher. Warna dan ukuran rambut
tergantung lokasi habitatnya, kucing hutan yang hidup di habitat
bersalju berwarna agak pucat dan berukuran lebih lebat.
Sedangkan di hutan lebat, rambut kucing hutan berwarna lebih
gelap (Fernandez dan De Guia, 2011).
Sosio-Ekologi
Kucing hutan merupakan hewan noktural dan soliter
seperti Felidae lainnya. Kucing hutan secara prinsip menggunkan
sistem poligami dalam kawin. Perilaku kawin kucing hutan masih
belum diketahui secara detil, karena perilaku soliter dan aktif
saat malam hari. tetapi kucing hutan diwilayah utara asia
tenggara, kawin sekitar bulan januari-maret dan melahirkan pada
bulan mei. Masa gestasi 65-72 hari. Jumlah anak dalam satu kali
kelahiran 1-4 anak.
Kucing hutan merupakan berburu dengan cara menyergap
(Ambush) mangsanya dan lebih memilih hidup di hutan yang
dekat dengan sumber air. Mangsa utamanya adalah mamalia
kecil seperti tikus hutan. Selain itu, hewan air seperti ikan
merupakan mangsa bagi kucing hutan karena kucing hutan
adalah perenang yang baik (Nowak, 2005). Akan tetapi, Kucing
hutan juga menjadi mangsa bagi Burung pemangsa seperti Elang
dan Mamalia yang lebih besar (Watanabe, 2009).
Distribusi
Kucing hutan tersebar luas di wilayah Asia, dari wilayah
India, Asia Tenggara, dan Asia Timur. Kucing hutan juga
ditemukan di Geopark Ciletuh pada beberapa tempat
berdasarkan Jejak, Feces, dan Bukti foto seperti daerah Petong,
Cipohpohan, Tonjong, dan Keusik Bodas.
Pustaka

Fernandez, D., A. De Guia. 2011. Feeding Habits of Visayan Leopard Cats


(P.b.rabori) in sugar cane fields of Negros Occidental, Philippines. Asia
Life Sciences, 20/1: 143-154.
Nowak, R. 2005. Leopard Cat. Pp. 249 in Walker's Carnivores of the
World, Vol. 1, 1 Edition. Baltimore: John Hopkins University Press.
Watanabe, S. 2009. Factors Affecting the Distribution of the Leopard Cat
(Prionailurus bengalensis) on East Asian Islands. Mammal Study, 34/4:
201-207.
Miller, C. 2011. "Prionailurus bengalensis" (On-line), Animal Diversity
Web. Accessed April 26, 2016 at
http://animaldiversity.org/accounts/Prionailurus_bengalensis/

Owa Jawa (Hylobates moloch Audebert, 1798) (REEPS)


CITES Appendix I, IUCNredlist Endangered
Deskripsi
Owa Jawa memiliki tubuh yang ditutupi rambut bewarna
kecoklatan sampai keperakan atau kelabu. Bagian atas
kepalanya bewarna hitam, bagian muka seluruhnya juga
bewarna hitam dengan alis bewarna abu-abu yang menyerupai
warna keseluruhan tubuh, serta beberapa individu memiliki dagu
bewarna gelap. Warna rambut jantan dan betina berbeda,
terutama dalam tingkatan umur. Umumnya anak yang baru lahir
bewarna lebih cerah. Antara jantan dan betina memiliki rambut
yang berbeda. Panjang tubuh berkisar antara 750 - 800 mm.
Berat tubuh jantan antara 4 - 8 kg sedangkan betina antara 5 - 7
kg (Supriyatna dan Wahyono, 2000).
Sosio-Ekologi
Carpenter (1940) dalam Sussman (1979), Whitten (1980)
dalam Gittins et al. (1981), dan Chivers (1970) menyebutkan
bahwa semua jenis dalam genus Hylobates, termasuk Owa Jawa
adalah kelompok primata monogami. Mereka hidup dalam
kelompok kecil (small troop) antara 2-5 individu/kelompok yang
terdiri dari sepasang induk dengan atau tanpa anak. Bayi yang
baru lahir selalu berada di dekat induknya hingga berusia sekitar
1 tahun (Burton et al., 2004). Saat menginjak usia remaja, Owa
Jawa mulai mendapatkan perilaku agresif dari induknya sebagai
bentuk pengusiran. Individu yang telah mencapai usia 7 atau 8

tahun biasanya akan memisahkan diri dari kelompoknya dan


membangun daerah territorial sendiri (Tilson, 1974).
Distribusi
Owa Jawa merupakan hewan endemik Jawa yang
persebarannya hanya terbatas di sebelah barat pulau Jawa.
Persebarannya Taman Nasional Ujung Kulon sampai dataran
tinggi Dieng dan gunung Slamet. Sebaran Owa Jawa di Geopark
Ciletuh sejauh ini terlihat di Puncak Manik dan Desa Girimukti.
Pustaka
Burton, F., J. G. Fleagle and D. R Leighton. 2004. Moloch gibbon
(Hylobates
moloch).
http://member.tripod.com/uakari/hylobates_moloch.html.
Diakses tanggal 3 September 2005
Gittins, S. P. and J. J. Raemaekers. 1981. Siamang, Lar, And Agile
Gibbons. Department Of Physical Anthropology. University
of Cambridge. Cambridge
Supriatna, J dan Wahyono, H. 2000. Buku Panduan Lapangan
Primata Indonesia. Penerbit Yayasan Obor Indonesia.
Sussman, R. W. 1979. Primate Ecology: ProblemOriented Field
Studies. John Wiley and Sons. New York
Tilson, R. 1974. The Mentawai Island Gibbon-Hylobates klosii,
Man And Monkey Concepts In Conservation For The
Mentawai Island Primates. Division Of Environmental
Studies. University Of California. Los Angeles.
Whiten, T. 1982. Diet And Feeding Behaviour Of Kloss Gibbons On Siberut
Island, Indonesia. Folia Primatologica 37: 177-209.

Kancil (Tragulus javanicus Osbeck, 1765) (REEPS)


CITES Non-Appendix, IUCNredlist Data Deficient
Deskripsi
Kancil merupakan suku Cervidae yang tidak beranggah
(Antlers) tetapi memiliki taring yang cukup panjang seperti
kijang, taring tersebut menjulur di sisi mulut. Hanya jantan yang
memiliki taring (Nowak dan Paradiso, 1983). Ukuran tubuh jantan
lebih besar disbanding betina. Kancil merupakan Hewan berkuku
genap (Artiodactyla) terkecil dengan panjang tubuh 18-22 inch
dengan panjang ekor 2 inchi (Grzmick, 1994). Bagian punggung
kancil berwarna coklat atau jingga dan perut berwarna putih.

Sosio-Ekologi
Kancil cenderung membentuk sistem kelompok monogami,
beberapa memilih untuk soliter. kancil kawin sepanjang tahun.
Masa gestasi sekitar 4 bulan. Dalam satu kelahiran kancil
melahirkan 1 anakan (Jinaka, 1995). Kancil adalah hewan pemalu
dan lebih memilih bersembunyi (Gzrimck, 1994). Kancil lebih
aktif saat malam hari. Kancil berpindah tempat menggunakan
jalur yang tertutup untuk mencapai tempat makan ataupun
tempat tidurnya, seperti rekahan batu, batang pohon yang sudah
mati, dan vegetasi yang padat (Grzimck, 1994). Kancil
merupakan hewan territorial, mereka menandai daerah teritori
dan pasangannya dengan cairan secret dari kelenjar di bawah
dagunya. Selain itu, kancil menggunakan urin dan feses untuk
menandai teritorinya (Nowak dan Paradiso, 1983). Taring
merupakan senjata kancil untuk melindungi diri dan
kelompoknya dari kancil lain. Pemangsa kancil adalah burung
besar seperti Elang dan Reptil besar (Nowak dan Paradiso, 1983).

Distribusi
Sebaran kancil di hutan-hutan tropis asia tenggara,
termasuk Jawa. Sebaran Kancil di Geopark Ciletuh terdapat di
Puncak Manik dan Cipeucang berdasarkan bukti kamera trap.
Pustaka
Grzimck, T. 1994. Encyclopedia of Mammals. New York: McGraw-Hill
Publishing Company.
Jinaka, H. 1995. Endangered Animal of February 1999 -Mouse Deer. A Guide to
the Threatened Animals of Singapore, 2: 38-39.
Nowak, R., J. Paradiso. 1983. Walker's Mammals of the World. Chicago: John
Hopkins University Press.
Strawder, N. 2000. "Tragulus javanicus" (On-line), Animal Diversity Web.
Accessed April 26, 2016 at
http://animaldiversity.org/accounts/Tragulus_javanicus/

Babi Hutan (Sus scrofa Linnaeus, 1758) (Common)


CITES Non-Appendix, IUCNredlist Least Concern
Deskripsi

Panjang tubuh Babi hutan antara 153-240 cm dengan


massa tubuh 66-272 kg saat dewasa. Ukuran Babi betina sedikit
lebih kecil Babi jantan, perbedaan ukuran antara jantan dan
betina semakin terlihat seiring bertambah umur. Babi hutan
dewasa tubuhnya ditutupi dengan rambut yang tebal and lebat.
Warna rambut hitam, coklat kemerahan, atau putih tergantung
lokasi geografinya. Saat lahir, babi hutan mempunyai warna
rambut bergaris-garis kuning kecoklatan dibagian punggungnya
dan menghilang saat berumur 4 bulan (Melis et al., 2006).
Sosio-ekologi
Babi hutan hidup dalam kelompok besar (Sounders) yang
terdiri dari 6-20 individu betina. Saat akan melahirkan, babi
betina meninggalkan kelompoknya dan kembali saat telah
melahirkan dengan anakannya. Saat sudah dewasa babi betina,
akan tetap bersama dengan kelompok induknya. Sedangkan babi
jantan bersama dengan induknya selama 1-2 tahun lalu
meninggalkan induk saat dewasa. Babi hutan dapat kawin
sepanjang tahun, tergantung ketersediaan pakan. Dalam satu
kelahiran, Babi hutan melahirkan 5-6 anak. Babi betina mencapai
kedewasaan secara seksual saat berumur 10 bulan dan jantan
saat berumur 5-7 bulan (Oliver dan Leus, 2008).
Distribusi
Babi hutan merupakan hewan kosmopolit, persebarannya
luas. Hewan ini tersebar di benua Eropa dan Asia tapi juga telah
diintroduksi ke benua Amerika(Chapman dan Trani, 2007). Babi
hutan tersebar luas di Geopark Ciletuh berdasarkan jejak dan
hasil foto kamera trap.
Pustaka
Melis, C., P. Szafranska, B. Jedrzejewska, K. Barton. 2006.
Biogeographical variation in the population density of wild boar
(Sus scrofa) in western Eurasia. Journal of Biogeography, 33/5:
803-811.
liver, W., K. Leus. 2008. "IUCN Red List of Threatened Species.
Version 2013.2." (On-line). Sus scrofa. Accessed November 01,
2013 at http://www.iucnredlist.org/details/41775/0.

Kelinci Hutan (Lepus nigricollis Cuvier, 1823) (REEPS)


CITES Non-Appendix, IUCNredlist Least Concern

Deskripsi
Kelinci Hutan ini disebut juga Kelinci Tengkuk hitam karena
terdapat bercak hitam disekitar tengkuknya. Ujung ekornya juga
berwarna hitam. Total panjang tubuh antara 40-70 cm dan massa
1,35-7 kg. seperti kelinci lainnya, kelinci hutan memiliki telinga
panjang dan kaki belakang yang besar yang ditutupi oleh
rambut. Ukuran tubuh betina lebih besar disbanding ukuran
tubuh jantan (Kirk and Bathe, 1994; Prakash and Taneja, 1969).
Sosio-Ekologi
Kelinci hutan ini merupakan hewan poligami. Saat musim
kawin, jantan akan menjadi agresif dan bertarung dengan jantan
lain menggunakan kaki depannya. Kelinci hutan matang secara
seksual saat berumur 1 tahun. Jantan akan kawin dengan betina
sebanyak-banyaknya. Jumlah keturunan dalam satu kelahiran
antara 1-4 anak, musim kawin terjadi sepanjang tahun dengan
puncaknya pada bulan oktober-februari (DeBlase and Martin,
1981; Grzimek, 1975; Nowak, 1995).
Distribusi
Hewan ini tersebar dari India, Sri Lanka, dan Asia Tenggara
dan Diintroduksi ke Jawa, Mauritius dan Seychelles (Grzimek,
1975; Kirk and Racey, 1992). Sebaran Kelinci hutan di Geopark
Ciletuh terdapat di Puncak Manik walaupun bukti yang ada tidak
kuat, karena foto dari kamera trap tidak menjelaskan seluruh
tubuh hanya bagian punggung dan telinga saja.

Pustaka
DeBlase, A., R. Martin. 1981. A Manual of Mammology. New York:
Crown Publishing Inc..
Grzimek, B. 1975. Grzimek's Animal Life Encyclopedia, vol 12.
New York: Van Nostrand Reinhold Co..
Kirk, D., G. Bathe. 1994. Population size and home range of
black-naped hares *Lepus nigricollis nigricollis* on Cousin Island
(Seychelles, Indian Ocean). Mammalia, 58: 557-562.
Kirk, D., P. Racey. 1992. Effects of the introduced black-naped
hare *Lepus nigricollis nigricollis* on the vegetation of Cousin
Island, Seychilles and possible implications for avifauna.
Biological Conservation, 61: 171-179.

Nowak, R. 1995. "Walker's Mammals of the World Online" (Online).


Accessed
08
April,
2002
at
http://www.press.jhu.edu/books/walker/lagomorpha.leporidae.lepus.html.
Lundrigan, B. and S. Foote 2003. "Lepus nigricollis" (On-line), Animal Diversity
Web.
Accessed
April
26,
2016
at
http://animaldiversity.org/accounts/Lepus_nigricollis/
Monyet Ekor Panjang (Macaca fascicularis Raffles, 1821)
(Common)
CITES Non-Appendix, IUCNredlist Least Concern
Deskripsi
Tubuh Monyet ekor panjang berwarna abu-kecoklatan atau
coklat-kemerahan. Warna tubuh tersebut makan pucat kearah
bagian perut. Warna rambut wajah abu-kecoklatan. Panjang
tubuh tidak termasuk ekor adalah 40-70 cm. Panjang ekor 50-60
cm dengan warna coklat-keabuan atau kemerahan. Dimorfisme
Monyet ekor panjang terlihat dari ukuran. Ukuran tubuh betina
lebih kecil dibanding jantan. Massa jantan 4,8- 7 kg dan betina 34 kg.
Sosio-Ekologi
Monyet Ekor panjang menggunakan sistem poligami dan
poliandri dalam kelompoknya. Jantan alfa memiliki kesempatan
kawin dengan banyak betina. Monyet jantan mencapai
kematangan seksualnya saat berumur 6 tahun sedangkan betina
saat berumur 4 tahun. Betina dengan pangkat lebih tinggi
mencapai kematangan seksual daripada betina pangkat
dibawahnya.
Keturunan
betina
dengan
pangkat
tinggi
mempunyai peluang bertahan lebih nesar disbanding keturunan
betina dengan pangkat rendah.

Distribusi
Sebaran Monyet ekor panjang cukup luas meliputi
Myanmar, Thailand, Filipina, Malaysia, Sumatera, Jawa, Timor
Leste. Sebaran Monyet ekor panjang di Geopark Ciletuh terdapat
di Cipeucang dan Puncak Manik berdasarkan pengamatan.
Pustaka

Bonadio, C. 2000. "Macaca fascicularis" (On-line), Animal Diversity Web.


Accessed
April
26,
2016
at
http://animaldiversity.org/accounts/Macaca_fascicularis/
Muridae (Rodentia) tanah (Common)

Anda mungkin juga menyukai