Acara II (Repaired)
Acara II (Repaired)
REAKSI-REAKSI KIMIA
A. PELAKSANAAN PRAKTIKUM
1. Tujuan Praktikum
: a.Untuk mengenal berbagai reaksi kimia.
b.Untuk menentukan stoikiometri reaksi.
2. Waktu Praktikum
: Sabtu, 13 Oktober 2012
3. Tempat Praktikum
: Laboratorium Kimia Dasar, Lantai III,
Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam,
Universitas Mataram.
B. LANDASAN TEORI
Reaksi kimia adalah proses di mana ikatan atom molekul - molekul zat yang
bereaksi dipecahkan,diikuti oleh penyusunan kembali dari atom - atom tersebut dalam
kombinasi molekul yang baru. Dengan perkataan lain, timbul zat kimia baru dan yang
lama hilang, tetapi atom - atomnya tidak sama. Suatu persamaan zat kimia menyatakan
bahwa prinsip kekekalan massa adalah sama dalam betuk kekekalan atom
- atom
AgCl(l).
Sedangkan reaksi reaksi yang disertai terjadinya perpindahan elektron dari suatu atom
ke atom lain dikenal sebagai reaksi oksidasi- reduksi, lazim yang dikenal sebagai reaksi
reaksi redoks. Contohnya :
Na + Cl
Na+ + Cl-
Sebuah atom netral natrium memberikan suatu electron ke atom netral klor sehingga
terbentuk muatan positif Na+ dan muatan negatif Cl- ( Sastrohamidjoyo, 2005 : 107 ).
Pada stoikiometri larutan, di antara zat - zat yang terlibat reaksi, sebagian atau
seluruhnya berada dalam bentuk larutan. Soal - soal yang menyangkut hal ini dapat
diselesaikan dengan cara hitungan kimia sederhana yang menyangkut hubungan kuantitas
antara suatu kmponen dengan komponen lain dalam suatu reaksi ( Chang, 2005 : 136 ).
Reaksi kimia bergerak menuju kesetimbangan kimia dinamis, di mana terdapat
reaktan dan
berubah. Kadang - kadang konsentrassi produk jauh lebih besar daripada konsentrasi
reaktan yang belum bereaksi di dalam campuran kesetimbangan, sehingga untuk tujuan
praktisnya, reaksi dikatakan sempurna walaupun demikian dalam beberapa kasus penting
campuran kesetimbangan maupun konsentrasi reaktan dan produk yang bereaksi
( Kartohdiprojo, 1994 : 226 ).
Titrasi adalah cara penetapan kadar suatu larutan dengan menggunakan larutan
standar yang sudah diketahui konsentrasinya. Metode ini banyak dilakukan di
laboratrium. Beberapa jenis titrasi yaitu titrassi asam basa, titrasi redoks, dan titrasi
pengendapan. Ada dua pengertian asam dan basa. Asam ialah senyawa yang paling
menghasilkan ion H+. Basa ialah senyawa yang dalam larutannya dapat menghasilkan ion
OH-. Pengertian tersebut adalah definisi menurut Arrhenius. Sedangkan Bronsted- Lowry
menyatakan bahwa asam ialah proton donor dan basa ialah proton akseptor (Watson,
2005 : 71 ).
Langkah - langkah yang perlu dilakukan dalam melakukan perhitungan kimia
adalah menulis persamaan reaksi, menyetarakan koefisien reaksi kemudian memahami
bahwa perbandingan koefisien reaksi menyatakan perbandingan mol. Karena zat yang
terlibat dalam reaksi berada dalam bentuk larutan, maka mol larutan dapat dinyatakan
dengan molaritas zat tersebut ( Basset, 1994 : 275 ).
b.
c.
d.
e.
f.
g.
h.
i.
Prosedur Percobaan
Hasil Pengamatan
Reaksi Kimia
a. Dimasukkan 10 tetes larutan HCl Larutan
0,05M dan 10 tetes larutan CH3COOH semula
HCl
0,05M
berwarna
yang
bening
semula
berwarna
bening,
bening,
brubah
warna
tetap
berwarna ungu).
NaOH + CH3COOH (warna
d. Dimasukkan ke dalam dua tabung NaOH berubah menjadi bening
reaksi masing - masing 10 tetes larutan lagi).
Kalium Kromat, K2CrO4 0,01M. Ke
K2CrO4
NaOH
(warna
kemudian
dibandingkan
dengan tetap
10
tetes
orange).
K2Cr2O7 +
larutan
Sedangkan
NaOH
(menjadi
berwarna kuning).
percobaan
berubah
lagi
menjadi
Variasi kontinu
keruh).
a. Stoikimetri sistem CuSO4 - NaOH
Digunakan larutan CuSO4 1M dan
2.
awalnya.
Sementara
diaduk,
TM CuSO4 = 31C
agak
percobaan
dengan
= 33C
TM CuSO4 = 31C
CuSO4.
TM NaOH = 31C
TA = (NaOH + CuSO4)
= 34C
T = 3C
TM CuSO4 = 31C
TM NaOH = 31C
TA = (NaOH + CuSO4)
= 32C
b. Stoikiometri Asam Basa
Pada percobaan ini digunakan larutan T = 1C
NaOH 1M dan HCl 1M . Ke dalam
tabung
reaksi
sebanyak
buah
TM CuSO4 = 31C
TA4 = 34C
TA5 = 34C
TA6 = 33C
TA7 = 31C
F. ANALISIS DATA
1. Reaksi - reaksi Kimia
Persamaan reaksi pada percobaan a g :
a. HCl(aq) + NaOH(aq)
NaCl(s) + H2O(l)
b. CH3COOH(aq) + NaOH(aq)
CH3COONa(s) + H2O(l)
c. K2CrO4(aq) + 2NaOH(aq)
Na2CrO4(aq) + 2KOH(aq)
d. K2CrO4(aq) + 2HCl(aq)
2KCl(aq) + H2CrO4(aq)
e. K2Cr2O7(aq) + 2NaOH(aq)
2KOH(aq) + Na2Cr2O7(aq)
f. K2Cr2O7(aq) + 2HCl(aq)
2KCl(aq) + H2Cr2O7(aq)
g. Al2(SO4)3(aq) + 6NaOH(aq)
3Na2SO4(aq) + 2Al(OH)3(s)
h. Al2(SO4)3(aq) + 6NH4(OH)(aq)
3(NH4)2SO4(aq) + 2Al(OH)3(s)
2. Variasi kontinu
a. Stoikiometri Sistem CuSO4 NaOH
Perhitungan mol larutan CuSO4 1M
n= M x V
1) Untuk 5 ml larutan CuSO4 1M
n CuSO4 = 1M x 5 ml
= 5 mmol
2) Untuk 10 ml CuSO4 1M
n CuSO4 = 1M x 10 ml
= 10 mmol
3) Untuk 15 ml CuSO4 1M
n CuSO4 = 1M x 15 ml
= 15 mmol
4) Untuk 20 ml CuSO4 1M
n CuSO4 = 1M x 20 ml
= 20 mmol
31 C +31 C
2
= 31 C
c) Untuk 10 ml NaOH dan 15 ml CuSO4
TM3 =
31 C +31 C
2
= 31 C
d) Untuk 5 ml NaOH dan 20 ml CuSO4
31 C +31 C
TM4 =
2
= 31 C
2) Mencari T
T = TA (Suhu Akhir) TM (Suhu Mula- mula)
T1 = 33C - 31C
= 2C
T2 = 33C - 31C
= 2C
T3 = 34C 31C
= 3C
T4 =32C - 31C
= 1C
a)
b)
c)
d)
V.CuSO4
(ml)
20
15
10
5
5
10
15
20
T.NaOH
(C)
31
31
31
31
T.CuSO4
(C)
31
31
31
31
TM
(C)
31
31
31
31
TA
(C)
33
33
34
32
T
(C)
2
2
3
1
nNaOH
(mmol)
nCuSO4
(mmol)
40
30
20
10
5
10
15
20
3.5
3
2.5
2
1.5
1
0.5
0
5
10
40
15
30
20
mm
ol
20 CuS
O
4
10
NaO
H
6) Untuk 1 ml HCl 1M
n6 = 1 M 1 ml
= 1 mmol
7) Untuk 0 ml HCl 1M
n7 = 1 M 0 ml
= 0 mmol
7) Untuk 6 ml NaOH 1M
n7 = 1 M 6 ml
= 6 mmol
Perhitungan T larutan (C)
TNaOH +THCl
TM =
2
1)
TM 1=T HCl
= 31C
31 +31
2
2)
TM 2=
3)
= 31C
31 +31
TM 3=
2
4)
= 31C
31 +31
TM 4=
2
5)
= 31C
31 +31
TM 5=
2
6)
= 31C
31+31
TM 6=
2
7)
= 31C
TM 7=T NaOH
= 31C
Mencari T
T = TA(Suhu akhir) - TM(Suhu mula-mula)
1)
T1
= 31 31
= 0C
2)
T2
= 33 31
= 2C
3)
T3
= 35 31
= 4C
4)
T4
= 34 31
= 3C
5)
T5
= 34 31
= 3C
6)
T6
= 33 31
= 2C
7)
T7
= 31 31
= 0C
V.NaOH
(ml)
V.HCl
(ml)
0
1
2
3
4
5
6
6
5
4
3
2
1
0
4.5
T.NaOH
(C)
31
31
31
31
31
31
31
THCl
(C)
31
31
31
31
31
31
31
TM
(C)
31
31
31
31
31
31
31
TA
(C)
31
33
35
34
34
33
31
T
(C)
0
2
4
3
3
2
0
n NaOH
(mmol)
n HCl
(mmol)
0
1
2
3
4
5
6
6
5
4
3
2
1
0
4
3.5
3
2.5
2
1.5
1
0.5
mmol
0
0
NaOH
HC
l
NaCl(s) + H2O(l)
CH3COONa(s) + H2O(l)
Ion Na+ ditarik oleh Cl- sehingga membentuk NaCl. Pada reaksi ini juga terbentuk H2O.
Hal ini terjadi karena ion OH- yang dimiliki oleh basa (NaOH) bergabung dengan ion H +
yang dimiliki oleh asam (HCl). Begitupula dengan CH3COOH dan NaOH. Perbedaannya
adalah HCl merupakan asam kuat, sedangkan CH 3COOH adalah asam lemah, sehingga
ketika dicampurkan NaOH dan HCl, pada NaOH tidak mengalami perubahan warna,
sedangkan dengan CH3COOH larutan NaOH berubah kembali ke warna semula. Berarti
dapat diketahui bahwa jenis asam berpengaruh pada reaksi ini.
Pencampuran selanjutnya adalah pencampuran K2CrO4 dengan warna awal
larutan ialah kuning. Larutan K2CrO4 ditetesi dengan larutan HCl, warnanya berubah
menjadi warna orange. Sedangkan ketika larutan K2CrO4 ditetesi dengan larutan NaOH,
warnanya tidak berubah (tetap berwarna kuning). Hal ini menunjukkan bahwa larutan
K2CrO4 bereaksi dengan asam (HCl) dan tidak bereaksi dengan basa (NaOH).
Selanjutnya pencampuran larutan K2Cr2O7 dengan larutan HCl sebanyak 1 tetes
dan NaOH 1 tetes. Ketika 10 tetes K 2Cr2O7 ditetesi dengan 1 tetes larutan HCl, warna dari
larutan K2Cr2O7 tidak berubah yakni tetap berwarna orange. Sedangkan
kuning.
Perubahan warna ini, sama halnya dengan perubahan warna yang terjadi pada
pencampuran K2CrO4 dengan NaOH. Hal ini menunjukkan bahwa K 2Cr2O7 bereaksi
dengan basa (NaOH) dan tidak bereaksi dengan asam (HCl).
Larutan Al2(SO4)3 yang ditetesi dengan larutan NaOH sebanyak 5 tetes, warna
larutan Al2(SO4)3 yang semula warna bening berubah menjadi warna keruh. Kemudian
pada tabung reaksi yang berbeda, larutan Al2(SO4)3 sebanyak 10 tetes dicampur dengan 5
tetes larutan NH4OH. Warna larutan Al2(SO4)3 yang semula berwarna bening berubah
menjadi putih keruh. Kemudian ditetesi lagi hingga 5 tetes larutan NH 4OH, warna larutan
Al2(SO4)3 berubah lagi menuju warna semula yakni agak bening. Jika dibandingkan
dengan larutan Al2(SO4)3 yang ditetesi dengan NaOH dan yang ditetesi dengan NH4OH,
dapat disimpulkan bahwa jenis basa sangat berpengaruh pada percobaan ini, di mana
NaOH tergolong basa kuat dan NH4OH tergolong basa lemah.
Percobaan kedua yaitu variasi kontinu, digunakan volume dengan variasi yang
berbeda tetapi jumlah totalnya sama. Untuk stoikiometri sistem CuSO 4 NaOH, ada
tidaknya reaksi yang terjadi dapat dilihat dari perubahan suhu selama percobaan.
Berdasarkan perhitungan pada analisis data, didapat perbandingan pereaksi dalam
senyawa yang ditunjukkan dengan adanya titik stoikiometrinya, yaitu titik puncak pada
grafik. Pada grafik tersebut dapat dilihat perbandingan koordinat titik puncak pada
kuantitas mol CuSO4 dan mol NaOH dengan perbandingan 3 : 4, dengan persamaan
reaksi : 2NaOH(aq) + CuSO4(aq)
Na2SO4(aq) + Cu(OH)2(aq)
Pada stoikiometri asam basa terjadi penetralan antara asam (HCl) dengan basa
(NaOH). Kedua zat yang direaksikan merupakan asam kuat dan basa kuat. Kedua zat ini
saling menetralkan dan pada akhir reaksi terbentuk NaCl sebagai produknya dan juga
terbentuk H2O yang bersifat netral seperti NaCl, hanya saja fasa zatnya yang berbeda
yaitu NaCl dalam fasa padat dan H2O dalam fasa liquid atau cair. Berdasarkan grafik
perbandingan kuantitas mol HCl dan mol NaOH terdapat T, diperoleh suatu titik
puncak, sehingga dapat ditentukan persamaan reaksi yang terjadi antara kedua zat
tersebut. Perbandingannya adalah 1 : 2, sehingga diperoleh persamaan reaksi antara HCl
NaOH sebagai berikut :
HCl(aq) + NaOH(aq)
NaCl(s) + H2O(l).
H. SIMPULAN
Dari hasil praktikum tentang reaksi reaksi kimia, dapat disimpulkan bahwa :
1. Ada beberapa reaksi kimia yaitu reaksi penetralan, reaksi asam basa, dan reaksi
penguraian.
2. Untuk menentukan stoikiometri reaksi yang paling mudah adalah dengan cara variasi
kontinu.
DAFTAR PUSTAKA