Anda di halaman 1dari 11

BAB I

PENDAHULUAN

Pada manusia progesteron diproduksi di ovarium (khususnya setelah ovulasi


di corpus luteum), pada otak, selama kehamilan, dan pada plasenta. Pria dan
wanita

sama-sama

memproduksi

progesteron,

namun

wanita

tercatat

memproduksi hormon progesteron dua kali lebih banyak dibanding pria. Wanita
menggunakan progesteron bersama dengan hormon wanita lain seperti estrogen
untuk memfasilitasi proses reproduksi. Progesteron ditemukan di ovarium,
kelenjar adrenal, dan plasenta.
Kontrasepsi adalah alat untuk mencegah kehamilan setelah berhubungan
intim. Alat ini atau cara ini sifat tidak permanen dan memungkinkan pasangan
untuk mendapatkan anak apabila diinginkan. Ada berbagai macam jenis Alat
Kontrasepsi yang tersedia di pasaran yang dapat dibeli dengan bebas
Pil kontrasepsi dipergunakan oleh kurang lebih 50 juta akseptor di seluruh
dunia. Di Indonesia diperkirakan kurang lebih 60% akseptor mempergunakan pil
kontrasepsi. Jumlah ini tampaknya akan tetap tinggi dibandingkan dengan jumlah
akseptor yang mempergunakan cara kontrasepsi yang lain. Pil mengakibatkan
perlunya tenaga pelayanan lebih banyak dibandingkan IUD, sehingga merupakan
beban yang berat bagi tenaga medis serta para medis. Oleh karena itu perlu
pelayanan yang diatur oleh tenaga terlatih yang terdapat dalam masyarakat
sendiri. Sehubungan dengan ini diperlukan pengetahuan dasar serta petunjukpetunjuk untuk pelaksana pelayanan tersebut, baik untuk seleksi akseptor maupun
cara mengatasi keluhan-keluhan yang ditemukan.

BAB II
ISI

2.1 KONTRASEPSI ORAL


Kontrasepsi ialah pencegahan kehamilan dengan mencegah terjadinya
konsepsi. Terdapat berbagai cara kontrasepsi, antara lain : kontrasepsi suntik,
kontrasepsi oral, kontrasepsi intravaginal, kondom, alat kontrasepsi dalam
rahim (AKDR) atau intra uterine device (I.U.D), operasi (tubektomi atau
vasektomi) atau secara konvensional. Yang paling banyak digunakan dewasa
ini ialah kontrasepsi oral, suntik, dan kontrasepsi mantap (kontap) dengan
operasi tubektomi. Diperkirakan kontrasepsi oral digunakan oleh lebih dari
55 juta dan kontrasepsi suntikan lebih dari 10 juta wanita di dunia.
Efektifitasnya secara teoritis hampir 100% (99,98-100%), meskipun belum
dapat dikatakan aman 100%.

2.2 JENIS-JENIS KONTRASEPSI ORAL


Kontrasepsi oral (KO) mengandung estrogen atau progestin atau
gabungan estrogen dan progestin. KO dewasa ini banyak tersedia untuk
penggunaan klinik. Preparatnya bervariasi secara kimiawi dan banyak
mempunyai kemiripan satu sama lain, tetapi tetap mempunyai perbedaan
yang jelas.
Kontrasepsi Oral terdiri dari beberapa preparat, yaitu :
1. Mengandung hormon estrogen dosis tinggi
Obat kontrasepsi oral dari golongan ini juga dikenal dengan nama
Morning after pill, mengandung Etinil estradiol atau Dietilstilboestrol dosis
tinggi, yang bekerja dengan cara mengubah lapisan lendir rahim sedemikian
rupa sehingga penanaman sel telur yang telah dibuahi dihalangi. Pil ini
digunakan dalam waktu 72 jam setelah melakukan coitus, atau lebih cepat
lebih baik Obat kontrasepsi oral golongan ini tidak digunakan dalam Program

KB, karena selain efek sampingnya mual dan muntah, jika gagal atau telah
terjadi kehamilan, mungkin dapat mengakibatkan kehamilan di luar rahim atau
bayi yang dilahirkan menderita cacat. Morning after pill hanya digunakan jika
terjadi kegagalan dengan cara mekanik (kondom atau diafragma), dan juga
untuk mengatasi akibat perkosaan. Dan obat golongan ini hanya dipakai
selama 3-5 hari.
2. Mengandung hormon progestin dosis rendah
Obat kontrasepsi oral golongan ini, yang biasa digunakan mengandung
Linestrenol. Cara kerja obat golongan ini tidak menghalangi ovulasi, tapi
bekerja dengan cara meningkatkan kekentalan lendir di leher rahim, sehingga
menghalangi gerak sperma. Dengan demikian, kemungkinan terjadi kegagalan
akan lebih besar dibandingkan dengan obat kontrasepsi oral lainnya.
Obat yang tersedia:
Merek dagang Kandungan obat
Exluton (Organon) 35 tablet, 28 tablet mengandung Linestrenol 0,5 mg/tab
Catatan: * Jumlah obat untuk satu siklus/pasien.
* Untuk siklus pertama, harus dengan resep dokter.
* Akseptor dianjurkan untuk kontrol ke dokter setiap enam bulan.
3. Mengandung kombinasi hormon estrogen dan progestin.
Obat kontrasepsi oral yang biasa digunakan untuk Program KB,
mengandung kombinasi hormon estrogen dan progestin sintetis. Hormon
estrogen yang digunakan Etinil estradiol atau Mestranol. Sedangkan hormon
progestin yang digunakan biasanya Etinodiol diasetat, Norgestrel, Linestrenol,
Norethindron dan Desogestrel. Selain mengandung satu macam kombinasi
estrogen-progestin untuk satu siklus, juga tersedia yang mengandung tiga
macam kombinasi estrogen-progestin untuk satu siklus. Dengan tiga macam
kombinasi estrogen-progestin untuk satu siklus, dimaksudkan untuk
menyesuaikan profil kadar hormon selama siklus haid. Obat kontrasepsi oral
kombinasi bekerja dengan cara meniru keadaan normal siklus haid, tapi juga
mencegah konsepsi dengan cara menekan produksi normal hormon estrogen
dan progestin oleh rahim. Obat kontrasepsi oral dengan satu macam
kombinasi untuk satu siklus dapat dibagi ke dalam tiga golongan, yaitu dosis
rendah, dosis sedang, dan dosis tinggi..
Obat yang tersedia:
Merek dagang Kandungan obat

Kombinasi satu macam untuk satu siklus:


Dosis rendah:
1. Marvelon-28 (Organon) 28 tablet, tiap tablet mengandung Desogestrel
150 mcg dan Etinil estradiol 30 mcg.
2. Microgynon-30 ED (Schering) 21 tablet, tiap tablet mengandung
1-Norgestrel 150 mcg dan Etinil estradiol 30 mg, ditambah 7 tablet
plasebo mengandung Laktosa.
3. Mikrodiol (Kimia Farma) 21 tablet, tiap tablet mengandung 1-Norgestrel
150 mcg dan Etinilestradiol 30 mg, ditambah 7 tablet plasebo
mengandung Fe-fumarat 75 mg/tablet.
Dosis sedang:
1. Microgynon-50 ED (Schering) 21 tablet, tiap tablet mengandung
Norgestrel 125 mcg dan Etinilestradiol 50 mcg, ditambah 7 tablet plasebo
mengandung Laktosa.
2. Neogynon (Schering) 21 tablet, tiap tablet mengandung Norgestrel 0,25
mg dan Etinilestradiol 50 mcg.
3. Nordiol-28 (Sunthi Sepuri-Wyeth) 21 tablet, tiap tablet mengandung
1-Norgestrel 250 mcg dan Etinil estradiol 50 mcg, ditambah 7 tablet
placebo
Dosis tinggi:
Ovulen Fe-28 (Searle) 21 tablet, tiap tablet mengandung Etinodiol diasetat 1
mg dan Mestranol 100 mcg, ditambah 7 tablet placebo
Kombinasi tiga macam untuk satu siklus:
Trinordiol (Wyeth-Ayerst/Sunthi Sepuri) 6 tablet berwarna cokelat, Hap
tablet mengandung 1-Norgestrel 50 mcg dan Etinil estradiol 30 mcg.
5 tablet berwarna putih, tiap tablet mengandung 1-Norgestrel 75 mcg dan
Etinil estradiol 40 mcg.
Indikasi dan kontraindikasi:
Obat kontrasepsi oral sesuai dan tepat untuk wanita yang masih ingin
mempunyai anak, tapi menunda kehamilan selama satu sampai lima tahun.
Selain itu wanita dengan masalah haid, seperti haid tidak teratur atau
kejang-kejang pada waktu haid, sering kali masalahnya teratasi selama dan
sesudah menggunakan obat kontrasepsi oral.

Pada dasarnya, wanita berusia di bawah 35 tahun yang sehat, tidak


merokok, dan tidak mempunyai masalah pada organ reproduksinya atau
gangguan lain pada waktu haid, obat kontrasepsi oral sangat aman dan dapat
dipercaya untuk digunakan dalam Program Keluarga Berencana. Masalah
yang dihadapi ialah dalam memilih obat kontrasepsi oral yang sesuai, karena
tersedia banyak macam obat kontrasepsi oral dengan berbagai merek dagang,
dengan kandungan estrogen antara 20-100 mcg dan progestin antara 150-2500
mcg.
Cara memilih yang terbaik ialah dengan cara mencoba, yang dimulai
dengan menggunakan obat kontrasepsi oral dosis rendah dan memperhatikan
gejala efek samping yang timbul, sehingga akan didapatkan obat yang sesuai
atau cocok untuk dirinya dan dapat digunakan untuk selanjutnya. Jika dalam
waktu tiga. bulan timbul banyak keluhan, sebaiknya konsultasi ke dokter
untuk mendapatkan petunjuk dan penggantian macam obat yang digunakan.
Berdasarkan data penelitian, dengan menggunakan obat kontrasepsi oral, akan
berkurang kemungkinan terkena penyakit kanker payudara dan rahim,
penyakit fibrositik payudara, dan terbentuknya kista.
Obat kontrasepsi oral merupakan kontraindikasi bagi wanita berusia di
atas 35 tahun, perokok berat (sehari sampai dua pak), wanita dengan berat
badan 10 kg atau lebih dari berat badan ideal sesuai dengan tinggi dan bentuk
badan, penderita trombosis atau pernah menderita trombosis, penyakit
pembuluh darah yang meradang dan yang degeneratif, ikterus dan pruritus
karena kehamilan, penderita penyakit tekanan darah tinggi, diabetes mellitus,
epilepsi, dan gangguan fungsi hati atau empedu. Untuk penderita penyakitpenyakit tersebut dapat menggunakan cara KB yang lain, misalnya dengan
alat KB mekanik seperti IUD, kondom atau diafragma. Penggunaan obat
kontrasepsi oral harus segera dihentikan jika timbul sakit kepala seperti
migrain atau gangguan penglihatan, karena mungkin terjadi komplikasi
tromboemboli.
Efek samping:

Efek samping penggunaan obat kontrasepsi oral biasanya baru terlihat


setelah tiga bulan. Dengan demikian, setelah tiga bulan perlu ke dokter untuk
konsultasi dan mendapatkan petunjuk selanjutnya.
Efek samping yang timbul dapat bersifat subyektif, sebagai akibat rasa
cemas menggunakan obat kontrasepsi oral. Tapi efek samping yang timbul,
pada umumnya disebabkan oleh perbandingan kandungan estrogen dan
progestin yang tidak sesuai.
Interaksi :
Kegagalan penggunaan obat kontrasepsi oral, terutama disebabkan oleh
penggunaan yang tidak teratur (karena lupa), gangguan absorpsi seperti
muntah dan diare, dan terjadi interaksi dengan obat-obat lain yang bersamaan
digunakan.
4. Kontrasepsi pasca-sanggama
Tipe keempat strategi kontrasepsi menggunakan estrogen dosis tinggi
(misalnya etinil estradiol atau dietilstilbestrol) diberikan dalam waktu 72 jam
pasca-sanggama dan dilanjutkan dua kali sehari selama 5 hari (pil morning
aftaer). Pilihan lain, dua dosis etinil estradiol ditambah norgestrel diberikan
dalam waktu 72 jam pasca-sanggama, dilanjutkan oleh dua dosis lain 12 jam
kemudian. Dosis tunggal mifepriston telah digunakan.

2.3 MEKANISME KERJA KONTRASEPSI ORAL


Mekanisme pil kontrasepsi adalah meniru proses-proses alamiah. Pil
kontrasepsi akan menggantikan produksi normal estrogen dan progesteron oleh
ovarium. Pil kontrasepsi akan menekan ovarium selama siklus haid yang normal,
sehingga juga menekan releasing-factors di otak dan akhirnya menekan ovulasi.
Sebelum mengetahui mekanisme dari pil kontrasepsi kita perlu mengetahui
terlebih dahulu siklus reproduksi wanita. Siklus repoduksi wanita memerlukan
kira-kira 28 hari untuk menyiapkan dan melepaskan ovum pada pertengahan
siklus, mempersiapkan lingkungan uterus dan bila tidak terjadi konsepsi, maka
terjadi peluruhan dinding endometrium menyebabkan terjadinya perdarahan yang
dikenal dengan menstruasi (haid).
Hormon yang mengatur siklus haid adalah estrogen dan progesteron. Kadar
kedua hormon ini di kontrol oleh Gonadotropin Releasing Hormon (GnRH) yang
6

bersal dari hipotalamus, untuk mengirimkan isyarat-isyarat ke kelenjar hipofisis,


kemudian kelenjar hipofisis terangsang untuk mengeluarkan Follicle Stimulating
Hormon (FSH) dan Lutenizing Hormon (LH). FSH merangsang pembentukkan
folikel primer di dalam ovarium yang mengelilngi satu oosit primer. Folikel
primer dan oosit primer akan tumbuh sampai hari ke-14 hingga folikel menjadi
matang yang disebut dengan folikel de Graaf. Folikel de Graaf yang matang
melepaskan

hormon

estrogen,

adanya

hormon

estrogen

menyebabkan

pembentukan kembali (proliferasi) sel-sel penyusun dinding endometrium.


Peningkatan konsentrasi estrogen selama pertumbuhan folikel juga mempengaruhi
serviks untuk mengeluarkan lendir yang bersifat basa yang berguna untuk
menetralkan sifat asam pada serviks agar lebih mendukung lingkungan hidup
sperma.
Peningkatan kadar estrogen selama fase pra-ovulasi menyebabkan reaksi
umpan balik negatif ke hipofisis untuk menurunkan konsentrasi dari FSH dan
menyebabkan hipofisis melepaskan LH. LH merangsang pelepasan oosit sekunder
dari folikel de Graaf pada saat inilah di sebut ovulasi.
Pada fase pasca ovulasi fiolikel de Graaf yang di tinggalkan oleh oosit
sekunder akan berkerut dan berubah menjadi korpus luteum. Korpus luteum akan
memproduksi estrogen dan progesteron. Progesteron mendukung kerja estrogen
dengan menebalkan dinding endometrium dan menumbuhkan pembuluhpembuluh darah pada dinding endometrium. Progesteron juga merangsang sekresi
lendir pada vagina dan pertumbuhan kelenjar air susu pada payudara.Progesteron
dan estrogen juga berfungsi untuk menyiapkan penanaman (implantasi) zigot pada
uterus bila terjadi pembuahaan.
Pasca ovulasi ini berlangsung dari hari ke-15 sampai hari ke-28, bila sekitar
hari ke-26 tidak terjadi pembuahan, korpus luteum akan berubah menjadi korpus
albikan, sehingga konsentrasi estrogen dan progesteron akan menurun. Pada
kondisi ini hipofisis menjadi aktif untuk melepaskan kembali FSH dan selanjutnya
LH untuk fase menstruasi selanjutnya.
2.4 KEUNTUNGAN PENGGUNAAN PIL KOMBINASI :

1. Memiliki efektivitas yang tinggi (hampir menyerupai efektivitas tubektomi),


bila digunakan setiap hari
2. Risiko terhadap kesehatan sangat kecil
3. Tidak mengganggu hubungan seksual.
4. Siklus haid menjadi teratur, banyaknya darah haid berkurang (mencegah
anemia), tidak terjadi nyeri haid.
5. Dapat digunakan jangka panjang

selama

perempuan

masih

menggunakannya untuk mencegah kehamilan.


6. Dapat digunakan sejak usia remaja hingga menopause.
7. Mudah dihentikan setiap saat.
8. Kesuburan segera kembali setelah penggunaan pil dihentikan.
9. Dapat digunakan sebagai kontrasepsi darurat.
10. Membantu mencegah: kehamilan ektopik, kanker ovarium,

ingin

kanker

endometrium, kista ovarium, penyakit radang panggul, akne dan lain-lain


2.5 KERUGIAN PIL KOMBINASI :
1.
2.
3.
4.
5.
6.

Mahal dan membosankan karena harus menggunakannya setiap hari.


Mual, terutama pada 3 bulan pertama
Perdarahan bercak atau perdarahan sela, terutama 3 bulan pertama.
Pusing.
Nyeri payudara.
Berat badan naik sedikit, tetapi pada perempuan tertentu kenaikan berat
badan justru memiliki dampak positif Berhenti haid (amenorea), jarang pada

pil kombinasi.
7. Tidak boleh diberikan pada ibu menyusui (mengurangi ASI)
8. Pada sebagian kecil perempuan dapat menimbulkan depresi, dan perubahan
suasana hati, sehingga keinginan untuk melakukan hubungan seks berkurang.
9. Dapat meningkatkan tekanan darah dan retensi cairan, sehingga resiko stroke,
dan gangguan pembekuan darah pada vena dalam sedikit meningkat.
10. Tidak mencegah IMS (Infeksi Menular Seksual), HBV, HIV/AIDS
OBAT-OBAT YANG BERINTERAKSI DENGAN KONTRASEPSI ORAL
Adapun obat-obat yang akan berinteraksi dengan kontrasepsi oral
Ampisilin, INH, Kloramfenikol, Neomisin sulfat, Penisilin V, Nitrofurantoin,
Fenilbutazon, Rifampisin, Tetrasiklin, Sulfonamida, dan obat antikonvulsi. Obat
antidiabetika oral dan Insulin, dan obat antihipertensi. Obat antidepresi golongan
trisiklik. Vitamin

Efek yang ditimbulkan dari Interaksi yang terjadi, yaitu terjadinya pendarahan,
dan kemungkinan terjadi kehamilan, Efektivitas obat antidiabetika dan
antihipertensi terganggu, kadar obat antidepresi dalam plasma meningkat. Kurangi
dosisnya, kadar vitamin berkurang sehingga dosis vitamin perlu ditambah

BAB III
PENUTUP

Kontrasepsi ialah pencegahan kehamilan dengan mencegah terjadinya


konsepsi. Terdapat berbagai cara kontrasepsi,yang salah satunya yaitu
kontrasepsi oral. Kontrasepsi oral (KO) mengandung estrogen atau progestin
atau gabungan estrogen dan progestin. KO dewasa ini banyak tersedia untuk
penggunaan klinik. Preparatnya bervariasi secara kimiawi dan banyak
mempunyai kemiripan satu sama lain, tetapi tetap mempunya perbedaan yang
jelas. Kontrasepsi Oral terdapat dalam beberapa tipe preparat, yaitu
mengandung hormon estrogen dosis tinggi, mengandung hormon progestin dosis
rendah, mengandung kombinasi hormon estrogen dan progestin, serta kontrasepsi
pasca-sanggama.
Obat kontrasepsi oral kombinasi bekerja dengan cara meniru keadaan normal
siklus haid, tapi juga mencegah konsepsi dengan cara menekan produksi normal
hormon estrogen dan progestin oleh rahim. Salah satu contoh obatnya yaitu
Microgynon-30 ED. Adapun keuntungan dari pil kombinasi, yaitu dapat
digunakan jangka panjang selama perempuan masih ingin menggunakannya untuk
mencegah kehamilan. Sedangkan kerugiannya yaitu dapat meningkatkan tekanan
darah dan retensi cairan, sehingga resiko stroke, dan gangguan pembekuan darah
pada vena dalam sedikit meningkat. Adapun obat-obat yang akan berinteraksi
dengan kontrasepsi oral, seperti Ampisilin, yang akan mengakibatkan terjadinya
pendarahan, dan kemungkinan terjadi kehamilan,

10

DAFTAR PUSTAKA
Baxter, K. (2008). Stockley's Drug Interactions. Eighth Edition. UK:
Pharmaceutical Press. Pages 975-1000
Katzung, B.G. (1998). Farmakologi Dasar dan Klinik. Edisi VI. Penerbit Buku
kedokteran EGC

11

Anda mungkin juga menyukai