ABSTRAK
Sarana pendidikan sebagai media pendidikan harus mampu
membangkitkan rangsangan indera penglihatan, pendengaran, perabaan,
pengecapan serta penciuman. Untuk tujuan tersebut maka seorang pendidik
perlu memiliki sebuah media pembelajaran yang memadai, agar bahan ajar dapat
diserap peserta didik dengan sebaik-baiknya. Melalui penelitian ini, digunakan
media powerpoint dalam meningkatkan pembelajaran IPS pada materi usaha
manusia untuk mengenali perkembangan lingkungannya untuk siswa kelas X
SMAN 2 Dampelas dengan menggunakan media Powerpoint pada pembelajaran
IPS. Adapun metode penelitian yang digunakan yaitu metode penelitian tindakan
kelas yang terdiri dari dua siklus. Penelitian ini melibatkan siswa sejumlah 29
orang pada siswa kelas X SMAN 2 Dampelas. Hasil dari penelitian ini pada
penelitian di siklus I menunjukkan siswa yang tuntas 20 orang dan 9 orang tidak
tuntas dimana ketuntasan klasikalnya sebesar 68,97% dan daya serap klasikal
60,41%. Sedangkan hasil pada penelitian siklus II menunjukka siswa yang tuntas
26 orang dan tidak tuntas 3 orang, yang berarti pada siklus II siswa yang
memahami pembelajaran lebih baik dari sebelumnya dan terjadi peningkatan
dalam pemahaman dari materi yang diberikan. Ketuntasan klasikal pada siklus II
adalah sebesar 89,66% dan daya serap klasikal 79,59%. Berdasarkan
keberhasilan penelitian persentase ketuntasan belajar klasikal minimal 85,00%
sehingga dapat diketahui bahwa dengan penggunaan media powerpoint dalam
pembelajaran IPS dapat meningkatkan hasil belajar IPS pada materi usaha
manusia untuk mengenali perkembangan lingkungannya.
Kata Kunci : Powerpoint, IPS, metode penelitian, siklus, dan pembelajaran.
ABSTRACT
Educational facilities as a medium of education should be able to generate
stimulation senses of sight, hearing, touch, taste and smell. For this purpose, the
educator needs to have an adequate learning media, so that teaching materials
can be absorbed learners with the best. Through this research, used media IPS
powerpoint in improving learning in matter of human effort to recognize its
development environment for students of class X SMAN 2 Dampelas using
Powerpoint media in social studies learning. The research method used is the
method of classroom action research consisted of two cycles. The study involved
students some 29 students of class X SMAN 2 Dampelas. The results of this
study in the first cycle studies indicate students who completed 20 and 9 is not
finished where classical completeness of 68.97% and 60.41% classical
absorption. While the results of the second cycle study showing any students
who complete 26 and not thoroughly 3, which means the second cycle students
understand the lesson better than ever and an increase in the understanding of the
material provided. Classical completeness in the second cycle is equal to 89.66%
and 79.59% classical absorption. Based on the research success of classical
learning completeness percentage of at least 85.00% so it can that with the use of
media in learning powerpoint IPS IPS can improve learning outcomes in the
matter of human effort to recognize its development environment.
Keywords: Powerpoint, IPS, research methods, cycles, and learning.
Pendahuluan
Ada berbagai macam cara dilakukan oleh guru untuk memenuhi kebutuhan
belajar siswa, diantaranya adalah dengan meningkatkan sarana dan prasarana
pendidikan. Untuk mengikuti perkembangan zaman dan juga tuntutan tujuan
pembelajaran, guru dituntut kreatif dalam meningkatkan sarana proses
pembelajaran salah satunya adalah penggunaan microsoft powerpoint.
Program
pembelajaran
yang
berbasis
komputer
efektif
dalam
gambar
bergerak
selayaknya
informasi
yang
tercetak.
Media
2
Drs. Nyoman Narta
Pemanfaatan Media Powerpoint dalam Upaya Meningkatkan Pembelajarn IPS untuk Siswa Kelas X SMAN 2 Dampelas
Sekolah: SMAN 2 Dampelas
pembelajaran yang disajikan dengan gambar, dan konsep materi tentang usaha
manusia untuk mengenali perkembangan lingkungannya.
Tujuan penelitian ini adalah untuk memperoleh informasi mengenai
penggunaan media Powerpoint dalam meningkatkan pembelajaran IPS
khususnya pada materi usaha manusia untuk mengenali perkembangan
lingkungannya. Jumlah siswa adalah 29 orang pada
kelas X SMAN 2
proses
pembelajaran
tidak
akan
membosankan
Karena
hasil dari apa yang telah dipelajari selama proses belajar itu. Hasil belajar yaitu
suatu perubahan yang terjadi pada individu yang belajar, bukan hanya perubahan
mengenai pengetahuan, tetapi juga untuk membentuk kecakapan, kebiasaan,
pengertian, penguasaan, dan penghargaan dalam diri seseorang yang belajar.
Hasil
belajar
merupakan
tujuan
akhir
dilaksanakannya
kegiatan
belajar
dapat
tertuang
dalam
taksonomi
Bloom,
yakni
6
Drs. Nyoman Narta
Pemanfaatan Media Powerpoint dalam Upaya Meningkatkan Pembelajarn IPS untuk Siswa Kelas X SMAN 2 Dampelas
Sekolah: SMAN 2 Dampelas
belajar berupa sebuah tindakan, yang sengaja dimunculkan dan terjadi dalam
sebuah kelas secara bersama. Tindakan tersebut diberikan oleh guru atau dengan
arahan guru yang dilakukan siswa (Suharsimi,2011).
Dari pemaparan pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa penelitian
tindakan kelas adalah usaha mengamati kegiatan belajar mengajar dikelas dan
mengaplikasi atau menerapkan sebagai suatu tindakan yang diharapkan
memperbaiki kondisi yang ada.
Masalah belajar siswa disekolah, termasuk di dalam penelitian ini, antara lain:
masalah belajar di kelas, sarana dan prasarana serta kesalahan-kesalahan
dalam pembelajaran.
3.
Desain dan strategi pembelajaran di kelas yang meliputi penelitian ini, antara
lain: masalah pengelolaan dan prosedur pembelajaran, implementasi dan
inovasi dalam metode pembelajran serta interaksi di dalam kelas.
4.
Alat bantu, media dan sumber belajar, termasuk dalam penelitian ini, antara lain:
masalah penggunaan media perpustakaan, dan sumber belajar di dalam atau
luar kelas, peningkatan hubungan antara sekolah dan masyarakat.
5.
Sistem asesmen dan evaluasi proses dan hasil pembelajaran (termasuk dalam
penelitian ini, antara lain: masalah evaluasi awal dan hasil pembelajran dan
pengembangan instrumen asesmen berbasis kompetensi).
6.
Masalah kurikulum yang termasuk dalam penelitian ini antara lain: implementasi
kurikulum misalnya KBK atau KTSP, urutan penyajian materi pokok,
interaksi guru-siswa, siswa-materi ajar, dan siswa-lingkungan belajar
(Trianto,2012).
Desain yang dipergunakan dalam penelitian tindakan kelas ini berbentuk
spiral atau siklus diambil dari Kemis dan MC Taggart yang terlihat pada gambar
di bawah ini.
Siklus I
Siklus I dilaksanakan tiga kali pertemuan yakni dua kali pertemuan
kegiatan belajar mengajar dan satu kali pertemuan pemberian tes akhir tindakan.
Perencanaan Tindakan
Pada tahap ini, kegiatan yang dilakukan adalah menetapkan materi ajar,
Pelaksaanaan Tindakan
Tindakan siklus I dilaksanakan sebanyak tiga kali pertemuan. Materi yang
diajarkan pada siklus ini adalah usaha manusia untuk mengenali perkembangan
lingkungannya. Proses belajar mengajar dengan menggunakan powerpoint dan
disesuaikan dengan skenario pembelajaran. Selama proses belajar mengajar,
peneliti dan subyek penelitian dinilai oleh seorang observer dengan
menggunakan lembar observasi. Proses belajar mengajar pada setiap pertemuan
mengikuti
langkah-langkah
dengan
menggunakan
powerpoint
dalam
pembelajaran IPS.
9
Drs. Nyoman Narta
Pemanfaatan Media Powerpoint dalam Upaya Meningkatkan Pembelajarn IPS untuk Siswa Kelas X SMAN 2 Dampelas
Sekolah: SMAN 2 Dampelas
Aspek Perolehan
Skor tertinggi
Skor terendah
Banyaknya siswa yang tuntas
Banyaknya siswa yang tidak tuntas
Hasil
88,00
56,00
20 orang
9 orang
Observasi
Kegiatan observasi dilaksanakan untuk mengamati semua kegiatan selama
10
Drs. Nyoman Narta
Pemanfaatan Media Powerpoint dalam Upaya Meningkatkan Pembelajarn IPS untuk Siswa Kelas X SMAN 2 Dampelas
Sekolah: SMAN 2 Dampelas
Seorang siswa dikatakan tuntas belajar apabila telah mencapai skor > 70
dari skor maksimal 100. Jumlah siswa yang tuntas secara perorangan adalah 20
orang sedangkan jumlah siswa yang tidak tuntas 9 orang.
b. Ketuntasan klasikal
Suatu kelas dinyatakan tuntas apabila terdapat minimal 85% telah
mencapai ketuntasan individual > 70 dari skor maksimal 100. Persentase
ketuntasan klasikal:
E=
x 100%
E= 68,97%
Pemahaman siswa terhadap materi belum mencapai standar ketuntasan
klasikal yang diterapkan yaitu 85%. Rendahnya hasil belajar ini disebabkan oleh
siswa belum dapat bekerjasama dalam bentuk kelompok dan belum memahami
dengan baik proses pembelajaran yang baru ini.
c. Daya serap klasikal
Suatu kelas dikatakan tuntas belajar jika persentase daya serap klasikal
sekurang-kurangnya 70 %. Analisa data yang digunakan untuk mengetahui daya
serap klasikal atau daya serap seluruh sampel penelitian digunakan rumus
sebagai berikut :
Skor total yang diperoleh siswa
Skor ideal seluruh siswa
DSK =
X 100
%
DSK = 60,41%
11
Drs. Nyoman Narta
Pemanfaatan Media Powerpoint dalam Upaya Meningkatkan Pembelajarn IPS untuk Siswa Kelas X SMAN 2 Dampelas
Sekolah: SMAN 2 Dampelas
Refleksi
Berdasarkan data analisis aktivitas siswa dalam pembelajaran diperoleh
Siklus II
Perencanaan Tindakan
Pada tahap ini, kegiatan yang dilakukan oleh peneliti adalah menetapkan
Pelaksaan Tindakan
Dalam tindakan siklus II dilaksanakan sebanyak tiga kali pertemuan yakni
dua kali pertemuan kegiatan belajar mengajar dan satu kali pertemuan
pemberian tes akhir tindakan.
Setelah melaksanakan proses pembelajaran langkah selanjutnya adalah
pemberian tes akhir siklus II. Bentuk tes yang diberikan adalah Pilihan ganda
dengan jumlah soal 25 butir.
12
Drs. Nyoman Narta
Pemanfaatan Media Powerpoint dalam Upaya Meningkatkan Pembelajarn IPS untuk Siswa Kelas X SMAN 2 Dampelas
Sekolah: SMAN 2 Dampelas
N
o
1
2
3
4
Aspek Perolehan
Hasil
Skor tertinggi
Skor terendah
Banyaknya siswa yang tuntas
Banyaknya siswa yang tidak tuntas
96,00
64,00
26 orang
3 orang
Observasi
Kegiatan observasi dilaksanakan untuk mengamati semua kegiatan selama
ketuntasan
klasikan
dan
besar
keaktivitas
siswa
dalam
pembelajaran.
13
Drs. Nyoman Narta
Pemanfaatan Media Powerpoint dalam Upaya Meningkatkan Pembelajarn IPS untuk Siswa Kelas X SMAN 2 Dampelas
Sekolah: SMAN 2 Dampelas
a. Ketuntasan perorangan
Seorang siswa dikatakan tuntas belajar apabila telah mencapai skor > 70
dari skor maksimal 100. Jumlah siswa yang tuntas secara perorangan adalah 26
orang dan jumlah siswa yang tidak tuntas 3 orang.
b. Ketuntasan klasikal
Suatu kelas dinyatakan tuntas apabila terdapat minimal 85% telah
mencapai ketuntasan individual > 70 dari skor maksimal 100. Persentase
ketuntasan klasikal.
E=
x 100%
E=89,66%
Pemahaman siswa terhadap materi sudah mencapai standar ketuntasan
klasikal yang diterapkan yaitu 85%.
c. Daya serap klasikal
Suatu kelas dikatakan tuntas belajar jika persentase daya serap klasikal
sekurang-kurangnya 70 %. Analisa data yang digunakan untuk mengetahui daya
serap klasikal atau daya serap seluruh sampel penelitian digunakan rumus
sebagai berikut :
Skor total yang diperoleh siswa
Skor ideal seluruh siswa
DSK =
X 100
%
DSK = 79,59%
Daya serap klasikal siswa telah melampaui standar ketuntasan minimal
sehingga dapat dikatakan berhasil dalam siklus II.
14
Drs. Nyoman Narta
Pemanfaatan Media Powerpoint dalam Upaya Meningkatkan Pembelajarn IPS untuk Siswa Kelas X SMAN 2 Dampelas
Sekolah: SMAN 2 Dampelas
Refleksi
Berdasarkan data analisis aktivitas siswa dalam pembelajaran diperoleh
hasil persentase aktivitas siswa pada siklus II pada kriteria baik sedangkan pada
pertemuan kedua aktivitas siswa selama pembelajaran sebesar pada kriteria
sangat baik. Dari data tersebut diketahui bahwa dengan menggunakan
powerpoint dalam pembelajaran IPS membuat hasil belajar siswa semakin baik
dan ada peningkatan dalam proses pembelajaran dikarenakan sarana dan
prasarana dalam proses pembelajaran ada sehingga seluruh indra terlibat dalam
mengikuti proses pembelajaran.
Peningkatan Hasil Belajar siswa
Berdasarkan hasil belajar siswa selama kegiatan pembelajaran di tiap
siklus, rerata hasil belajar siswa mengalami peningkatan secara signifikan
dengan hasil nilai yang didapatkan melampau ketuntasan minimal.
Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan pada siswa kelas X SMAN 2
Dampelas dapat diambil kesimpulan bahwa media Power Point memiliki banyak
kelebihan untuk digunakan sebagai media penyampaian materi pembelajaran.
Dengan menggunakan media powerpoint siswa akan lebih memperhatikan
materi
yang
diberikan
karena
metodenya
bervariasi
sehingga
proses
pembelajaran lebih kondusif dan lebih menarik. Selain itu, guru juga lebih
mudah menjelaskan karena materi yang disampaikan bersifat point-point.
15
Drs. Nyoman Narta
Pemanfaatan Media Powerpoint dalam Upaya Meningkatkan Pembelajarn IPS untuk Siswa Kelas X SMAN 2 Dampelas
Sekolah: SMAN 2 Dampelas
Saran
Berdasarkan hasil penelitian dan analisa data serta kesimpulan yang
didapatkan maka peneliti dapat memberikan saran dalam mengawali proses
pembelajaran hendaknya guru memberikan motivasi kepada peserta didik,
menampilkan strategi dan metode yang menarik serta menggunakan media
pembelajaran sehingga peserta didik memiliki keinginan dan motivasi dalam
belajar serta lebih memahami materi pelajaran yang sedang dilaksanakan.
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, S. 1990. Metode Penelitian. Jakarta : Penerbit Angkasa.
Dimyati dan Mudjiono. 2009. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: PT Rineka
Cipta.
Nana Sudjana. 2005. Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung: PT.
Remaja Rosdikarya.
Nana Sudjana. 2010. Dasar-dasar Proses Belajar. Bandung : Sinar Baru.
Nasution. 1995. Didaktik Asas-Asas Mengajar. Jakarta: Bina Aksara.
Arikunto, Suharsimi. 2011. Dasar Dasar Evaluasi Pendidikan Evaluasi
Pendidikan. Edisi Revisi, Cetakan kesebelas. Jakarta : Bumi Aksara.
Trianto. 2012. Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif. Jakarta:
Kencana Prenada Media Group.
16
Drs. Nyoman Narta
Pemanfaatan Media Powerpoint dalam Upaya Meningkatkan Pembelajarn IPS untuk Siswa Kelas X SMAN 2 Dampelas
Sekolah: SMAN 2 Dampelas