Anda di halaman 1dari 14

BAB I

PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG
Mitokondria adalah tempat di mana fungsi respirasi pada makhluk
hidup berlangsung. Respirasi merupakan proses perombakan atau katabolisme
untuk menghasilkan energi atau tenaga bagi berlangsungnya proses hidup.
Dengan demikian, mitokondria adalah pembangkit tenaga bagi sel. Peran
utama mitokondria adalah sebagai pabrik energi sel yang menghasilkan energi
dalam bentuk ATP. Metabolisme karbohidrat akan berakhir di mitokondria
ketika piruvat di transpor dan dioksidasi oleh O2 menjadi CO2 dan air. Energi
yang dihasilkan sangat efisien yaitu sekitar tiga puluh molekul ATP yang
diproduksi untuk setiap molekul glukosa yang dioksidasi, sedangkan dalam
proses glikolisis hanya dihasilkan dua molekul ATP.
Rantai respirasi terjadi di dalam mitokondria sebagai pusat tenaga. Di
dalam mitokondria inilah sebagian besar peristiwa penangkapan energi yang
berasal dari oksidasi respiratorik berlangsung. Sistem respirasi dengan proses
pembentukan intermediat berenergi tinggi (ATP) ini dinamakan fosforilasi
oksidatif. Fosforilasi oksidatif memungkinkan organisme aerob menangkap
energi bebas dari substrat respiratorik dalam proporsi jauh lebih besar daripada
organisme anaerob.
1.2 RUMUSAN MASALAH
1. Apa pengertian rantai respirasi itu?
2. Bagaimana saja komponen respirasi itu?
3. Bagaimana regulasi dari rantai respirasi itu?
4. Apa saja inhibitor dalam rantai respirasi?
1.3 TUJUAN
Untuk mengetahui pengertian, komponen, regulasi dan inhibitor- inhibitor dari
rantai respirasi mitokondria

BAB II

PEMBAHASAN
2.1 PENGERTIAN RANTAI RESPIRASI

H hasil utama dari siklus Krebs ditangkap oleh carrier NAD


menjadi NADH. H dari NADH ditransfer ke Flavoprotein Quinon
sitokrom b sitokrom c sitokrom aa3 terus direaksikan dengan O2
H2O + E
Rangkaian transfer H dari satu carrier ke carrier lainya disebut Rantai
respirasi. Rantai Respirasi terjadi didalam mitokondria transfer atom H
antar carrier memakai enzim Dehidrogenase sedangkan reaksi H + O2
memakai enzim Oksidase. tidak semua substrat masuk ke dalam rantai respirasi
lewat enzim dehidrogenase-nad, sebagian substrat karena potensial redoksnya

lebih positif (misalnya fumarat/suksinat) berhubungan langsung dengan enzim

flavoprotein dehidrogenase yg selanjutnya akan berhubungan dengan sitokrom


pada rantai respirasi.
Mitokondria adalah tempat di mana fungsi respirasi pada makhluk
hidup berlangsung. Respirasi merupakan proses perombakan atau katabolisme
untuk menghasilkan energi atau tenaga bagi berlangsungnya proses hidup.
Dengan demikian, mitokondria adalah pembangkit tenaga bagi sel.
Peran utama mitokondria adalah sebagai pabrik energi sel yang
menghasilkan energi dalam bentuk ATP. Metabolisme karbohidrat akan
berakhir di mitokondria ketika piruvat di transpor dan dioksidasi oleh O2
menjadi CO2 dan air. Energi yang dihasilkan sangat efisien yaitu sekitar tiga
puluh molekul ATP yang diproduksi untuk setiap molekul glukosa yang
dioksidasi, sedangkan dalam proses glikolisis hanya dihasilkan dua molekul
ATP. Proses pembentukan energi atau dikenal sebagai fosforilasi oksidatif
terdiri atas lima tahapan reaksi enzimatis yang melibatkan kompleks enzim
yang terdapat pada membran bagian dalam mitokondria. Proses pembentukan
ATP melibatkan proses transpor elektron dengan bantuan empat kompleks
enzim, yang terdiri dari kompleks I (NADH dehidrogenase), kompleks II
(suksinat dehidrogenase), kompleks III (koenzim Q sitokrom C reduktase),
kompleks IV (sitokrom oksidase), dan juga dengan bantuan FoF1 ATP Sintase
dan Adenine Nucleotide Translocator (ANT) [Wallace, 1997].
Adenosin trifosfat (ATP) salah satu gugus berenergi tinggi yang
terpenting.

Bila

kedua

gugus

fosfatnya

dihidrolisis

masing-masing

menghasilkan 12000 kal/fosfat, sedang fosfat yang ketiga hanya menghasilkan


1500 kal. Energi yang dibebaskan ATP tergantung pada keadaan hidrolisisnya,
terutama pH dan kadar reaktan.
Meskipun ATP mengandung 2 fosfat berenergi tinggi, dalam reaksi
umumnya hanya satu fosfat berenergi tinggi digunakan untuk aktivasi.
Oksidasi dalam sel dikatalisis oleh ensim yang mempunyai kofaktor atau gugus
prostetis penerima proton atau elektron dari substrat dan memberikannya
kepada aseptor lewat perantara yang mempunyai potensial redoks (Eo) lebih
tinggi dari pada donornya. Pembawa elektron yang terpenting adalah NAD,

FMN, dan sitokrom.

Rantai respirasi terjadi di dalam mitokondria sebagai pusat tenaga. Di


dalam mitokondria inilah sebagian besar peristiwa penangkapan energi yang
berasal dari oksidasi respiratorik berlangsung. Sistem respirasi dengan proses
pembentukan intermediat berenergi tinggi (ATP) ini dinamakan fosforilasi
oksidatif. Fosforilasi oksidatif memungkinkan organisme aerob menangkap
energi bebas dari substrat respiratorik dalam proporsi jauh lebih besar daripada
organisme anaerob.

2.2 MITOKONDRIA
Merupakan power of the cell yang berisi sejumlah rangkaian
katalisator yg dikenal sebagai rantai respirasi yang berfungsi untuk
menggumpulkan, mengangkut ekuivalen pereduksi & mengarahkannya pada
reaksi akhir dengan O2 untuk membentuk H2O.
Sistem dalam mitokondria yang merangkaikan respirasi dengan
produksi senyawa antara berenergi tinggi (atp) disebut fosforilasi oksidatif.
Mitokondria memiliki 3 membran, yaitu:
1. Membran Eksternal

Sifat permeable terhadap sebagian besar metabolit.

Dapat dihilangkan dengan digitonin.

Ditandai oleh adanya monoamina oksidase,asil-koa sintetase,gliserol


fosfat asil transferase,fosfolipase a2.

2. Membran Internal

Mempunyai permeabilitas selektif

Tersusun dalam bentuk lipatan atau Krista

Di bagian dalam terdapat matriks yg mengandung enzim untuk siklus


asam sitrat & reaksi oksidasi beta asam lemak

3. Ruang Antar Membran


Terdapat diantara membrane internal & eksternal.

Mengandung enzim adenilat kinase & kreatin kinase.

2.2.1

Enzim Suksinat Dehidrogenase


Terdapat pada permukaan dalam membran internal mitokondria.
Sebagai carrier elektron ke dalam rantai respirasi intra mitokondria.
Merupakan anggota siklus asam sitrat.

2.2.2

Gliserol-3-fosfat Dehidrogenase
Terdapat pada permukaan luar membran internal mitokondria.
Turut serta dalam mekanisme gliserofat shuttle.

2.2.3

Komponen Rantai Respirasi


Komponen utama rantai respirasi diperihatkan dalam Gambar
Gambar : Pengangkutan ekuivalen pereduksi melalui rantai respirasi

Hidrogen dan elektron mengalir melalui rantai tersebut dalam langkahlangkah dari komponen yang memiliki potensial redoks lebih negatif ke
komponen dengan potensial redoks yang lebih positif lewat suatu
rentang redoks (redox span) sebesar 1,1 V dari NAD +/ NADH hingga
O2/2H2O (tabel 13-1).
Rantai respirasi dalam mitokondria terdiri atas sejumlah pembawa
(carrier) redoks yang berjalan dari siste dehidrogenase terikat NAD,
lewat flavoprotein dan sitokrom, menuju molekul oksigen. Tidak semua

substrat berhubungan dengan rantai respirasi melalui melalui enzim

dehidrogenase spesifik-NAD; sebagian substrat karena potensial


redoksnya lebih positif
Telah jelas bahwa terdapat suatu pembawa tambahan dalam rantai
respirasi, yang merangkaikan flavoprotein ke sitokrom b, anggota rantai
sitokrom yang memiiki potensial redoks paling rendah. Zat ini, yang
dinamakan ubikuinon dan Q ( koennzim Q ;lihat gambar) terdapat
pada keadaan aerob, dan dalam bentuk kuinon tereduksi pada keadaan
anaerob. Q merupakan konstituen lipid mitokondria; lipid-lipid lain
terutama terdapat dalam bentuk fosfolipid yang menjadi bagian dari
membran mitokondria. Rumus bangun Q sangat mirip dengan rumus
bangun vitamin K dan vitamin E. Ubikuinon juga sangat menyerupai
plaskuinon yang ditemukan dalam kloroplas. Semua zat ini dicirikan
oleh rantai samping poliisoprenoid.di dalam mitokondria, Q terdapat
dalam

jumlah

stoikiometrik

berlebihan

yang

jauhlebuh

besar

dibandingkan anggota lain rantai respirasi; hal ini sesuai dengan fungsi
Q yang bekerja sebagai komponen mobil rantai respirasi, yang
mengumpulkan unsur ekuivalen pereduksi dari kompleks flavoprotein
yang lebih terfiksasi dan menghantarkannya kepada sitokrom.
Komponen tambahan yang ditemukan dalam sediaan rantai respirasi
adalah protein besi-sulfur (FeS ; besi nonheme). Unsur ini berikatan
dengan flavoprotein (metaloflavoprotein) dan dengan sitokrom b.
Sulfur dan besi dianggap berperan di dalam mekanisme oksidoreduksi
antara flavin dengan Q, yang melibatkan perubahan pada hanya satu e tunggal, dengan atom besi menjalani oksidoreduksi antara Fe 2+ dan Fe3+
.
Pandangan

muakhir

tentang

urutan

komponen

utama

yang

membentuk rantai respirasi ddiperlihatkan dalam gambar 14-. Enzim


dehidrogenase mengatalisis proses pemindahan elektron dari subtrat
kepada NAD rantai tersebut. Terdapat beberapa perbedaan dalam
menyelenggarakan proses ini. Asam -keto piruvat dan ketglutarat

mempunyai sistem dehidroginase kompleks yang melibatkan lipoat dan

FAD, sebelum elektron dipindahkan kepada NAD rantai respirasi.


Pemindahan elektron dari enzim dehidrogenase lain seperti L(+)-3hidroksibutirat, prolin, glutamat, malat, dan isositrat dehidroginase
berpasanganlangsung dengan NAD pada rantai respirasi.
NADH (tereduksi) pada rantai respirasi selanjutnya dioksidasi oleh
enzim

metalolavoproteinNADH

dehidroginase.

Enzim

ini

mengandung FeS dan FMN, terikat erat pada rantai respirasi, dan
menghantarkan unsur ekuivalen pereduksi kepada Q. Q

juga

merupakan titik pegumpulan dalam rantai respirasi bagi unsur- unsur


ekuivalen pereduksi yang berasal dari substrat lain yang berikatan
langsung

dengan

rantai

respirasi

lewat

enzim

flavoprotein

dehidrogenase. Substrat ini mencakup suksinat, kolin, gliserol 3- fosfat,


sarkosin dimetilglisin dan asil KoA. Moitas ( moity) flavin semua
enzim dehidrogenase ini adalah FAD.
Elektron mengalir dari Q melalui rangkaian sitokrom ke molekul
oksigen. Sitokrom tersusun dalam urutan potensial resoks yang
mengikat.

Gugus

terminal

sitokrom

aa3

(sitokrom

oksidase)

bertanggung jawab atas penggabungan terakhir sejumlah unsur


ekuivalen pereduksi dengan molekul oksigen. Sistem enzim ini ternyata
mengandung tembaga, suatu komponen yang ditemukan dalam
beberapa enzim oksidase. Sitokrom oksidase mempunyai afinitas sangat
tinggi terhadap oksigen sehingga memungkinkan untuk rantai respirasi
berfunngsi dengan kecepatan maksimal sampai jaringan benar-benar
kehabisan O2. Karena bersifat ireversibel (satu-satunya reaksi
ireversibel dalam rantai respirasi), reaksi ini menentukan arah
pergerakan ekuivalen pereduksi dalam rantai respirasi serta arah proses
produksi ATP yang terangkai padanya.
Organisasi struktural rantai respirasi merupakan subjek yang diteliti
secara

luas. Temuan

bermakna

adalah

hasil

penelitian

yang

menunjukkan proporsi molar yang hampir konstan di antara komponen-

komponen tersebut. Secara fungsional dan struktural, komponen rantai

respirasi terdapat di membran interna mitokondria sebagai empat buah


kompleks protein-lipid rantai respirasi yang merentangiseluruh tebal
membran. Sitokrom c merupakan satu-satunya sitokrom dapat larut
dan, bersama-sama dengan Q, tampaknya merupakan komponen rantai
respirasi yang lebih mobil yang menghubungkan sejumlah kompleks
terfiksasi
Hidrogen dan elektron mengalir lewat rantai respirasi mulai
dari komponen yg lebih bersifat elektronegatif hingga oksigen yg lebih
elektropositif.
Rantai respirasi terdiri atas sejumlah carrier redoks yg
berjalan dari system dehidrogenase - nad, lewat flavoprotein &
sitokrom,menuju molekul o2. Tidak semua substrat masuk ke dalam
rantai respirasi lewat enzim dehidrogenase-nad, sebagian substrat
karena potensial redoksnya lebih positif (misalnya fumarat/suksinat)
berhubungan langsung dengan enzim flavoprotein dehidrogenase yg
selanjutnya akan berhubungan dengan sitokrom pada rantai respirasi.
2.3 RANTAI RESPIRASI MENGUMPULKAN DAN MENGOKSIDASI
SEJUMLAH ZAT EKUIVALEN PEREDUKSI
Semua energi bermanfaat yang dibebaskan selama oksidasi asam
lemak serta asam amino, dan hampir seluruh energi yang dilepaskan dari
oksidasi karbohidrat terdapat dalam mitokondria sebagai unsur ekuivalen
pereduksi(H atau elektron). Mitokondria mengandung seri katalisator yang
dikenal sebagai rantai respirasi, yang mengumpulkan,mengangkut unsur
ekuivalen pereduksi, dan mengarahkannya pada reaksi akhir dengan oksigen
untuk membentuk air. Yang juga terdapat dalam mitokondria adalah rangkaian
mesin untuk menangkap energi bebas yang dilepas sebagai fosfat berenergitinggi.

,mitondria juga mengandung berbagai sistem yang memang pada

dasarnya bertanggung jawab memproduksi sebagaian besar unsur ekuivalen


pereduksi, yaitu enzim-enzim -oksidasi dan siklus asam sitrat. Siklus asam

sitrat mrupakan lintasan metabolisme umum tarakhir untuk oksidasi semua

bahan makanan utama. Peran rantai respirasi pada mikontodria dalam


mengubah energy makanan menjadi ATP. Hubungan transport elektron pada
rantai respiras dengan beta oksidasi asam lemak TCA cycle dan sumber sumber
ekstramitokondria.

2.4 KOMPONEN TAMBAHAN RANTAI RESPIRASI


Protein

besi

sulfur(fes)

berikatan

dengan

flavoprotein

(metaloflavoprotein) & dengan sitokrom b. Ubikuinon atau koenzym q yang


terdapat dalam mitokondria dalam bentuk kuinon teroksidasi(aerob) & kuinol
terreduksi (anaerob). unsur pembentuk lipid mitokondria mirip rumus bangun
vitamin k & vitamin e yang menyerupai plastokuinon yg terdapat dalam
kloroplas yang rantai sampingnya berupa poliisoprenoid.
Komponen rantai respirasi dalam membran internal mitokondria
dibagi menjadi 4 buah kompleks protein-lipid. Yaitu :
kompleks i

: nadh dehidrogenase yg mengandung fes & fmn.

kompleks iii : sitokrom b-c1


kompleks iv : sitokrom oksidase (a3
kompleks ii : suksinat dehidrogenase yg mengandung fes & fad.
komponen yg mobile: koenzym q & sitokrom c.
Apabila substrat teroksidasi lewat enzim dehidrogenase-nad maka
kurang lebih 3 mol atp per mol o2 yg terbentuk dari rantai respirasi,yaitu
rasio p:o= 3 dan apabila substrat teroksidasi lewat enzim dehidrogenase-fad

maka hanya 2 mol atp yg terbentuk,yaitu rasio p:o=2.

2.4.1

Regulasi Rantai Respirasi


Laju

respirasi

mitokondria

dapat

dikendalikan

oleh

konsentrasi adp, karena proses oksidasi tidak dapat berlangsung bila


tidak

terjadi

fosforilasi

adp.

kadar

fosfat

mempengaruhi kecepatan respirasi mitokondria.

anorganik

dapat

Adenin nukleotida

carrier yang memudahkan masuknya adp kedalam mitokondria juga


berpengaruh pada kecepatan respirasi mitokondria.
2.4.2

Faktor Regulasi Respirasi Mitokondria


Chance & Williams menyebutkan ada 5 keadaan yg dapat
mengendalikan laju respirasi mitokondria. Yaitu:
Status 1: tersedianya adp & substrat.
Status 2 : tersedianya substrat saja.
Status 3 : kapasitas rantai respirasi,bila substrat & komponen lain
terdapat dalam jumlah yg jenuh.
Status 4 : tersedia adp saja.
Status 5 : tersedia O2 saja & proses yg memerlukan energi.

Sel istirahat berada dalam status 4,dimana respirasi


dikendalikan dengan tersedianya adp. Pada saat dilakukan kerja,atp
diubah menjadi adp sehingga proses respirasi meningkat yg selanjutnya
akan memperbarui simpanan atp. bila respirasi semakin meningkat
(exercise),sel akan mendekati status 3 atau 5 jika kapasitas rantai
respirasi jenuh atau jika po2 turun dibawah nilai km untuk sitokrom a3.

2.5 INHIBITOR RANTAI RESPIRASI

Barbiturat (amobarbital),pierisidinn a,insektisida,rotenon (racun ikan)


menghambat oksidasi substrat yg berhubungan langsung dengan rantai
respirasi lewat dehidrogenase-nad (kompleks i). dimerkapol (bal) & antimisin a
menghambat rantai respirasi diantara sitokrom b dan c1 (kompleks iii).
H2s,karbonmonoksida,hcn menghambat sitokrom oksidase sehingga dapat
menghentikan respirasi secara total. karboksin & ttfa menghambat transfer
elektron dari suksinat dehidrogenase ke koenzym q (kompleks ii). Malonat
merupakan inhibitor kompetitif enzim suksinat dehidrogenase (kompleks ii).
2.5.1

Penyelenggaraan Rantai Respirasi Mitokondria


Elektron atau ekuivalen pereduksi, mengalir dari unsur yang
lebih elektron negatif ke oksigen yang lebih elektron positif melalui
rantai secara selangkah demi selangkah. Rantai pernafasan utama
berjalan dari sistem DH yang terikat pada NAD melalui flavoprotein
dan sitokrom ke oksigen.
Tidak semua substrat dihubungkan dengan RR. Melalui NAD,
Tergantung potensial redoksnya.

2.5.2

Penyelenggaraan Rantai Respirasi dalam Mitokondria


ADP digambarkan sebagai molekul yang menangkap sebagaian
energi bebas hasil katabolisme menjadi ATP. Pada fosforilasi tingkat
substrat (glikolisis dan TCA Cycle), ATP yang dihasilkan adalah kecil,
karena oksidasinya tidak melalui dehidronase. Oksidasi substrat melalui
dehidrogenasi yang berikatan dengan:
-

NAD menghasilkan 3 mol ATP

FAD menghasilkan 2 mol ATP

REAKSI yang melalui NAD/FAD Dehidridrogenasi dikenal sebagai


fosforilasi oksidatif tingkat rantai respirasi.

2.5.3

Tempat tempat fosforilasi pada rantai respirasi


Kecepatan respirasi mitokondria dapat diatur oleh konsentrasi ADP
karena:

Oksidasi dan fosforilasi saling berikatan erat

ADP merupakan komponen penting pada fosforilasi.

Jika ADP kurang, substrat berlebih, dapat ditemukan 3 tempat


crossover / fosforilasi

BAB III

PENUTUP
3.1 KESIMPULAN
Rantai respirasi adalah rangkaian enzim dan sitokrom Yang
membawa{H+} dari substrat ke akseptor terakhir(oksigen). Proses ini
berlangsung di Mitokondria
Tempat berlangsungnya:

Transport ekuivalen pereduksi dari enzim enzim beta oksidasi dan tca cycle.

Fosforilasi oksidatif
Rantai respirasi terjadi di dalam mitokondria sebagai pusat tenaga. Di
dalam mitokondria inilah sebagian besar peristiwa penangkapan energi yang
berasal dari oksidasi respiratorik berlangsung.

3.2 SARAN
Dengan adanya makalah ini diharapkan para pembaca dapat
mengetahui lebih banyak lagi tentang Respirasi dan energi guna menambah
wawasan untuk pembelajaran.

DAFTAR PUSTAKA

Anonim .(2011) Rantai Respirasi (online). Tersedia :http//www. Rantai Respirasi


_chem Istry. Org _situs kimia indonesia _htm. (03. April .2013)
Girindra , A. 1986. Biokimia I. Grand media. Jakarta

Champ bell,neil A. Ef al 1999. Biologi edisi kelima. Jakarta. Erlangga

Anda mungkin juga menyukai