Anda di halaman 1dari 12

TAQWA

Oleh :
Ana Masfurotin Nimah (FKM/152110101260)
Pendidikan Pancasila Kelas 94
Dosen Pembimbing :
Mochammad Zaka Ardiansyah, M.Pd.I

Disusun untuk Memenuhi Tugas Mandiri Pembuatan Makalah Mata Kuliah


Pendidikan Agama Islam

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN


DIRJEN PENDIDIKAN TINGGI
UNIVERSITAS JEMBER
2015

Kata Pengantar
Puji syukur kehadirat Allah SWT. yang telah melimpahkan rahmat,
hidayah, dan inayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan
makalah ini untuk memenuhi tugas kuliah mata pelajaran pendidikan agama
Islam. Dalam penyusunan makalah ini, penulis tidak sedikit mengalami hambatan,
akan tetapi penulis dapat menyelesaikannya dengan bantuan dari beberapa pihak
termasuk bantuan dari dosen pembimbing.
Pada akhirnya penulis berharap makalah ini dapat menjadi acuan bagi
tugas-tugas yang berkaitan dengan penulisan makalah sejenis dan tugas-tugas
yang berkaitan dengan mata kuliah pendidikan agama Islam. Penulis menyadari
banyak kekurangan yang terdapat pada makalah ini sehingga penulis memohon
adanya kritik dan saran yang membangun bagi penulis.
Jember, 10 September 2015
Penulis

Ana Masfurotin Nimah


NIM. 152110101260

Daftar Isi
Kata Pengantar ..............................................................................
Daftar Isi .......................................................................................
Bab I Pendahuluan ........................................................................
Latar Belakang...............................................................................
Rumusan Masalah...........................................................................
Tujuan.............................................................................................
Bab II Isi.........................................................................................
Pengertian Takwa...........................................................................
Ruang Lingkup Takwa....................................................................
Ciri-ciri Orang yang Bertakwa......................................................
Bab III Penutup.............................................................................
Kesimpulan....................................................................................
Saran.............................................................................................
Daftar Pustaka...............................................................................

Bab I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Ketakwaan adalah hal yang harus ada dalam diri setiap muslim. Ketakwaan
menunjukkan adanya sikap yang mematuhi segala perintah Sang Pencipta. Hal ini
menunjukkan adanya penyerahan seluruhnya terhadap Sang Pencipta atas segala
pelaksanaan apa yang diperintahkan dan menjauhi apa yang dilarang. Sikap ini
perlu ditumbuhkan dalam setiap muslim dan hal ini sudah makin jarang dilihat
pada diri seorang muslim kebanyakan. Secara umum ketakwaan dianggap sebagai
sesuatu yang menakutkan namun pada diri muslim sejati, ketakwaan adalah hal
yang harus ada dan diimplementasikan dalam kehidupan sehari-hari.
Oleh karena itulah, penulis mengangkat tema Taqwa. Mengingat urgensi
materi ini dalam pelaksanaan dalam kehidupannya, penulis mencoba memberikan
beberapa penjelasan mengenai ketakwaan.
B. Rumusan Masalah
Adapaun rumusan masalah yang diangkat oleh penulis adalah :
1. Apakah ketakwaan itu ?
2. Bagaimana implementasi ketakwaan dalam kehidupan dalam pengabdian
Allah dan hubungan dengan sesama manusia ?
C. Tujuan
Bagi Pembaca : Mendapatkan pengetahuan baru mengenai konsep ketakwaan
Bagi penulis :
1. Memenuhi tugas mandiri terstruktur
2. Membagi pengetahuan baru mengenai ketakwaan

BAB II
ISI

A. Pengertian Taqwa

Taqwa menyiratkan adanya pelaksanaan terhadap segala perintah Allah


dan menjauhi seluruh larangan yang diberikan oleh Allah pada umat manusia.
Taqwa mengharuskan seorang manusia menyerahkan seluruh ketaatannya
terhadap Allah sehingga seorang manusia menunjukkan ketaatan yang sangat
besar sehingga seorang manusia itu dapat mendapatkan tingkatan tertinggi yaitu
adalah tingkatan taqwa. 1
Sebagaimana yang terdapat dalam surat Al Baqarah ayat 3 4 :

3. (Yaitu) mereka yang beriman kepada yang gaib, mendirikan sholat, dan
menafkahkan sebahagian rezi yang kami anugrahkan kepada mereka.
4. Dan mereka yang beriman kepada kitab (Al Quran) yang telah diturunkan
kepadamu dan kitab-kitab yang telah diturunkan sebelummu, serta mereka yakin
akan adanya (kehidupan akhirat)

1 Toto Suryana Af, Pendidikan Agama Islam Untuk Perguruan Tinggi, Bandung, 1996

Al-Hafizh Ibnu Rajab berkata Asal takwa adalah seorang hamba


menjadikan antara dia dan apa yang dia takutkan, serta dia khawatirkan, sebuah
pelindung yang dapat melindungi diri darinya. Maka, takwa seorang hamba
kepada Tuhannya adalah kiranya hamba itu menjadikan antara dirinya dan antara
apa yang ditakutkan dari Tuhannya, berupa kemarahan-Nya, kemurkaan-Nya, dan
hukuman-Nya, sebuah perisai yang dapat melindunginya dari hal itu. Yaitu, tidak
lain adalah melakukan ketaatan kepada-Nya dan menjauhi maksiat kepadanya.2
Takwa yang sempurna adalah takwa yang mampu melakukan hal-hal yang wajib,
meninggalkan hal yang haram dan syubhat. Dalam tingkatan ini, yang termasuk
tingkatan takwa tertinggi adalah apabila seorang hamba dapat melaksanakan
sesuatu yang sunah dan meninggalkan sesuatu yang makruh. 3
Takwa bukan sesuatu yang langsung dapat diterapkan dan dilupakan begitu saja
namun takwa adalah implementasi dari pengakuan seorang hamba dalam hati dan
ucapannya dan melaksanakan semua perintah Allah dalam kehidupannya seharihari secara istiqomah. Takwa akan menghindarkan seorang manusia dari panasnya
api neraka dan kejamnya siksaannya. Takwa akan mengantarkan seorang manusia
pada tingkatan tertinggi untuk mencapai surga Allah.
Keistiqomahan dalam menjaga diri pada koridor ketakwaan inilah yang
mengantarkan manusia pada tingkatan yang sempurna apabila seorang manusia
bersungguh-sungguh dalam melaksanakan perintah Allah dan menjauhi semua
larangannya. Orang-orang seperti inilah yang dapat disebut sebagai orang yang
muttaqin.
B. Ruang Lingkup Takwa
Ruang lingkup takwa meliputi :
1. Hubungan dengan Allah
2 Shalih bin Ibrahim Shalih Alusy Syaikh, Inilah Takwa & Buahnya,
Surabaya, 2006, hlm. 24
3 Ibid, hlm. 28

Hubungan dengan Allah adalah sebuah titik tolak dari sebuah


ketakwaan. Takwa pada Allah merupakan titik berangkat dan titik tuju dari
kehidupan manusia. Takwa kepada Allah tidak dapat dipisahkan dari takwa
pada Rasulullah. Keduanya harus berjalan beriringan dan saling melengkapi. 4
2. Hubungan dengan keluarga
a) Berbakti pada kedua orang tua
b) Menyayangi keluarga
3. Hubungan dengan masyarakat
a) Menegakkan keadilan
b) Amar makruf nahi mungkar
c) Menyebarkan rahmat dan kasih sayang
4. Hubungan dengan diri sendiri
a) memelihara kehormatan diri
b) sabar
c) syukur.
d) istiqomah
5. Hubungan dengan lingkungan
a) Mengelola dan memelihara alam
b) Menjaga dan melestarikan alam
C. Ciri-ciri Orang yang Bertakwa




{
}
Telah menceritakan kepada kami Yahya bin Bisir telah menceritakan kepada kami
Syababah dari Warqa' dari 'Amru bin Dinar dari 'Ikrimah dari Ibnu 'Abbas
radliallahu 'anhuma ia berkata; "Dahulu para penduduk Yaman berhajji namun
mereka tidak membawa bekal dan mereka berkata, kami adalah orang-orang
yang bertawakal. Ketika mereka tiba di Makkah, mereka meminta-minta kepada
manusia. Maka Allah Ta'ala menurunkan ayat 197 dari QS Al Baqarah) yang
4 Toto Suryana Af. Pendidikan Agama Islam Untuk Perguruan Tinggi,
Bandung, 1996

artinya ("Berbekallah, dan sesungguhnya sebaik-baik bekal adalah takwa".) Dan


diriwayatkan pula oleh Ibnu 'Uyainah dari 'Amru dari 'Ikrimah secara mursal.

















1783- Dari Abu Hurairah RA, dia berkata, "Rasulullah SAW telah bersabda,
'Janganlah kalian saling mendengki, saling memfitnah, saling membenci, dan
saling memusuhi. Janganlah ada seseorang di antara kalian yang berjual beli
sesuatu yang masih dalam penawaran muslim lainnya dan jadilah kalian hambahamba Allah yang saling bersaudara. Muslim yang satu dengan muslim yang
lainnya adalah bersaudara, tidak boleh menyakiti, merendahkan, ataupun
menghina. Takwa itu ada di sini {Rasulullah menunjuk dadanya} {Beliau
mengucapkannya sebanyak tiga kali}. Seseorang telah dianggap berbuat jahat
apabila ia menghina saudaranya sesama muslim. Muslim yang satu dengan yang
lainnya haram darahnya, hartanya, dan kehormatannya." {Muslim 8/11}
Adapun ciri-ciri orang yang bertakwa adalah :
1. Beriman kepada apa yang telah diberitakan Allah dan Rasul-Nya dengan
sebenar-benarnya iman tanpa keraguan sedikitpun.

2. Mendirikan sholat dengan menyempurnakan semua rukun-rukunnya, wajibwajibnya, serta syarat-syaratnya dan mendirikan ruh (khusyu) dan menghadirkan
hati (berkonsentrasi)
3. Menafkahkan rizkinya di jalan Allah
4. Beriman kepada kitab-kitab Allah dan para Rasul Allah
5. Yakin adanya hari akhir
6. Meminta hidayah petunjuk dengan petunjuk Allah
7. Bersungguh-sungguh dalam beristigfar dan memohon ampunan kepada
Tuhannya atas dosa-dosa mereka
8. Sabar
9. Benar di dalam ucapan dan perbuatan
10. Qunut, yaitu senantiasa melakukan ketaatan dengan khusyu
11. Berinfak di jalan kebajikan dan terhadapa orang fakir dan membutuhkan
12. Beristigfar
13. Menahan amarah dalam kondisi yang mengharuskan mereka marah
14. Memaafkan manusia
15. Segera bertaubat dan beristigfar ketika berbuat kesalahan
16. Benar
17. Cepat kembali kepada Allah dengan berdzikir, cinta, istianah, berharap

18. Selalu menjaga apa yang diperintahkan Allah dengan mengerjakan dengan
ikhlas
19. Takut pada Tuhannya
20. Hati mereka bertaubat
21. Berbuat baik
22. Melakukan qiyamul lail di hadapan Allah5

5 Salih bin Ibrahim Shalih Alusy Syaikh, Inilah Takwa dan Buahnya,
Surabaya, 2006

11

BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Seseorang dikatakan telah bertakwa apabila dalam dirinya tertanam iman yang
kuat dan keikhlasan dalam menjalani apa yang diperintahkan oleh Allah dan
menjauhi

semua

larangannya.

Takwa

adalah

dimensi

tertinggi

dalam

penghambaan seorang manusia kepada sang Pencipta, Allah. Penghambaan yang


secara totalitas inilah yang menyebabkan seorang manusia mempunyai rasa cinta
dan keinginan keras untuk selalu mengerjakan hal-hal yang telah diperintahkan
kepadanya sehingga manusia jenis inilah yang berhak mendapatkan surga dari
Allah dan lindungan dari kejamnya dan panasnya api neraka.

B. Saran
1) Hendaknya seorang manusia meresapi dengan sebenar-benarnya arti takwa
dalam dirinya
2) Mengimplementasikan arti ketakwaan dalam kehidupan peribadatan dan
kehidupan sosial manusia untuk mencapai tingkatan kesempurnaan dalam
hidup seorang manusia

13

Daftar Pustaka

Departemen Agama RI. 1998. Al Quran dan Terjemahannya. Jakarta: Depag


Shalih bin Ibrahim bin Shalih Alusy Syaikh. 2006. Inilah Takwa & Buahnya.
Surabaya: La Raiba Bima Amanta
Suryana, Toto, dkk. 1996. Pendidikan Agama Islam Untuk Perguruan Tinggi.
Bandung: Tiga Mutiara

15

Anda mungkin juga menyukai