BAB
PENDAHULUAN
Profil lulusan program studi Teknik Sistem Perkalanan adalah menghasilkan
sumber daya manusia (SDM) berketuhanan Yang Maha Esa, berakhlak tinggi,
berbudaya Indonesia bersemangat ilmiah serta memiliki kemampuan akademik dan
profesionalisme di bidang ilmu dan teknologi kelautan dan Teknik Sistem Perkapalan
pada khususnya. Kompetensi lulusan dibagi 3 kompetensi yaitu sebagai berikut :
1. Kompetensi Utama
a. Mampu merancang sistem penggerak dan permesinan serta kendali kapal
secara efektif dan efisien.
b.
Mampu
merancang
kapal
dan
bangunan
kelautan
lainnya
yang
ANALISIS INSTRUKSIONAL
PLU
Menghitung kapasitas pompa sesuai dengan
gambar instalasi dari system yang ada di
atas kapal.
PLK 8
Membuat gambar
diagram kerja
system instalasi
perpipaan layanan
kapal sesuai dengan
komponen yang
diperlukan
PLK 7
Membuat gambar
diagram kerja system
instalasi perpipaan
layanan penumpang
dan ABK sesuai
dengan komponen
yang diperlukan
PLK 6
Membuat gambar
diagram kerja
system
keselamatan
sesuai dengan
komponen yang
diperlukan
PLK 5
Membuat gambar
diagram kerja
system instalasi
perpipaan layanan
permesinan sesuai
dengan komponen
yang diperlukan
PLK 4
Menjelaskan penggunaan jenis Pompa yang
sesuai untuk suatu system instalasi pipa diatas
PLK 3
Menjelaskan fungsi komponen-komponen yang ada
dalam suatu system instalasi perpipaan diatas kapal
PLK 2
Memilih Jenis-jenis material pipa yang digunakan
berdasarkan material, dimensional pipa, dan
jenis fluida yang dialirkan
PLK 1
Menjelaskan persyaratan umum instalasi perpipaan di kapal,
jenis-jenis material pipa dan cara menyambungnya serta
dimensional pipa di kapal menurut ketentuan klasifikasi/rules
------------------------------------------------ Entry Behavior ------------------------------------------Untuk dapat mengikuti mata kuliah ini mahasiswa telah mengetahui karakteristik
berbagai jenis material, cara pembentukan material, hukum Berneulli, macammacam pompa dan prinsip kerjanya, bentuk konstruksi melintang dan memanjang,
sekat, dll.
: 323D3303
Semester Penyajian
: 5 (LIMA)
Kompetensi Sasaran
Kompetensi Utama
: Mampu dan terampil merancang sistem instalasi perpipaan, kelistrikan dan instrumentasi di kapal
dan bangunan kelautan lainnya yang ramah lingkungan.
Kompetensi Pendukung: Mampu merancang sistem permesinan, kelistrikan dan perpipaan dalam pekejaan teknik yang relevan.
Kompetensi Lainnya
Sasaran Belajar
Pertemuan
ke
I
: Mampu berkomunikasi secara efektif dengan orang lain baik dalam lingkungan pekerjaan
maupun dengan masyarakat
: Mampu dan terampil menjelaskan jenis-jenis material pipa dan cara menyambungnya serta
dimensional pipa komponen-komponen sistem instalasi pipa, portofolio tentang system instalasi
pipa diatas kapal lengkap dengan komponen-komponen sistemnya
Sasaran
Pembelajaran
- Memahami kontrak
perkuliahan
Materi Pembelajaran/
Topik Kajian
- Kontrak kuliah
- Penjelasan gambaran umum
tentang matakuliah & kaitannya
dengan mata kuliah lain
Strategi / Metode
Pembelajaran
Kuliah interaktif
Indikator
Penilaian
Bobot
Penilaian
Pertemuan
ke
I - III
IV V
VI - VIII
Sasaran
Pembelajaran
Menjelaskan
persyaratan umum
instalasi perpipaan di
kapal, jenis-jenis
material pipa dan cara
menyambungnya
serta dimensional
pipa menurut
klasifikasi/rules.
Menjelaskan
komponen-komponen
sistem instalasi pipa
Materi Pembelajaran/
Topik Kajian
Perpipaan
Strategi / Metode
Pembelajaran
- Kuliah interaktif
Macam-macam katup
Saringan dan sea chest
Alat ukur tekanan dan volume
Tangki-tangki
Simbol-simbol komponen
instalasi pipa
Membuat
dan Pompa
menjelaskan
Porto
folio tentang penggu- - Jenis-jenis pompa
naan
jenis
dan - Head pompa
menghitung
daya - Daya pompa
pompa untuk suatu - Pemiliihan pompa
sistem-sistem instala-
Indikator
Penilaian
- Kerjasama
dalam tim work
- Keaktifan saat
diskusi
- Penguasaan
materi
Bobot
Penilaian
15
- Kuliah interaktif
- Kerja kelompok +
presentasi
- Kerjasama
dalam tim work
- Keaktifan saat
diskusi
- Penguasaan
materi
10
- Kuliah interaktif
- Kerja kelompok &
Presentasi (small
group discussion)
-
- Kerjasama
dalam tim work
- Keaktifan saat
diskusi
- Penguasaan
materi
15
IX X
XI XII
XIII - XIV
Sasaran
Pembelajaran
Materi Pembelajaran/
Topik Kajian
Menjelaskan
System
instalasi
layanan
Portofolio
tentang permesinan
system instalasi pipa
layanan permesinan - System udara start
diatas kapal lengkap - System bahan bakar
dengan
komponen- - System minyak peluman
- System pendingin
komponen sistemnya
Menjelaskan
System
instalasi
layanan
Portofolio
tentang keselamatan
system instalasi pipa
layanan keselamatan - System bilga
diatas kapal lengkap - System pemadam kebakaran
dengan
komponenkomponen sistemnya
Menjelaskan
System
instalasi
layanan
Portofolio
tentang penumpang dan ABK
system instalasi pipa
layanan penumpang - System sanitary air tawar dan
air laut
diatas kapal lengkap - Sistem sewage treatment
dengan
komponenkomponen sistemnya
Strategi / Metode
Pembelajaran
Indikator
Penilaian
Bobot
Penilaian
- Kuliah interaktif
- Kerja kelompok &
Presentasi
(Collaborative
Learning)
- Kerjasama
dalam tim work
- Keaktifan saat
diskusi
- Penguasaan
materi
15
- Kuliah interaktif
- Kerja kelompok +
Presentasi
(Collaborative
Learning)
- Kerjasama
dalam tim work
- Keaktifan saat
diskusi
- Penguasaan
materi
15
- Kuliah interaktif
- Kerja kelompok +
Presentasi
(Collaborative
Learning)
- Kerjasama
dalam tim work
- Keaktifan saat
diskusi
- Penguasaan
materi
15
Pertemuan
ke
XV - XVI
Sasaran
Pembelajaran
Menjelaskan
Portofolio
tentang
system instalasi pipa
layanan kapal diatas
kapal lengkap dengan
komponen-komponen
sistemnya
Materi Pembelajaran/
Topik Kajian
System instalasi layanan kapal
- System ballasts
- System bongkat muat
tanker
- System oil washing tank
kapal
Strategi / Metode
Pembelajaran
- Kuliah interaktif
- Kerja kelompok +
Presentasi
(Collaborative
Learning)
Indikator
Bobot
Penilaian
Penilaian
- Kerjasama
dalam tim work
- Keaktifan saat
15
diskusi
- Penguasaan
materi
Biro Klasifikasi Indonesia; [2006]; Rules For Machinery Instalation; Vol. III, BKI; Jakarta.
Germanischers Lloyd; [1998]; "Rules for Classification and Construction Ship Technologi"; Germanischer Lloyd; Hamburg.
Harington, Roy L.; [1992]; Marine Engineering; SNAME; New York.
Raswari;[1987];Perencanaan dan Penggambaran Sistem Perpipaan; Universitas Indonesia Press; Jakarta
Sularto dan Tahara, Haruo; [1987]; Pompa dan Kompressor; Padnya Paramitha; Jakarta
The Marine Engineering Society In Japan; [1982]; Machinery Outfitting Design Manual, Vol. 1. Piping System for Diesel
Engine; The Marine Engineering Society In Japan; Jepang
Victory, G; [1974]; Marine Engineering Practice Vol. 1 Part 5 :Fire Fighting Equipment And Its Use In Ship; The Institute of
Marine Engineering; Inggris.
BAB II SISTEM
PERPIPAAN
PENDAHULUAN
Pada bab ini kita akan mempelajari persyaratan umum instalasi perpipaan di
kapal berdasarkan peraturan klasifikasi dalam hal Biro Klasifikasi Indonesia yang
berlaku untuk kapal-kapal yang berlayar di wilayah perairan Indonesia maupun kapal
lain yang diklaskan klasifikasi lainnya. Selain itu kita akan mempelajari pipa yang
digunakan berdasarkan material, cara pembuatannya, dimensional pipa, dan jenis
fluida yang dialirkan serta cara menyambungnya. Setelah mengikuti perkuliahan ini
mahasiswa dapat menjelaskan persyaratan umum instalasi perpipaan, jenis-jenis
material pipa dan cara menyambungnya serta dimensional pipa di kapal.
perpipaan
merupakan
sistem
yang
kompleks
di
kapal
untuk
perpipaan, susunan yang kompleks, menghindari- pipa melalui daerah yang tidak
boleh ditembus, menghindari penembusan terhadap struktur kapal, dll. Jalur instalasi
pipa sedapat mungkin direncanakan untuk mengindari stress yang terlalu tinggi pada
struktur. Oleh karena itu sebagai langkah
diagram yang akan menjelaskan keterkaitan antar komponen dalam suatu instalasi.
Gambar
kebutuhan spesifikasi dan seluruh elemen dari sistem saling compatible dengan
yang lainnya. Diagram pipa merupakan
1
0
Kualitas dan kejelasan diagram pipa sangat penting karena gambar diagram
memberikan
informasi
bermacam-macam
fungsi
selama
perencanaan,
1
1
3. Pipa yang harus melalui sekat-sekat, atau dinding-dinding, harus dibuat secara
kedap air atau kedap minyak. Lobang-lobang baut untuk sekrup atau baut-baut
pengikat tidak boleh terletak pada dinding-dinding tangki.
4. System pipa di sekitar papan penghubung, harus terletak sedemikian rupa agar
dapat menghindari kemungkinan kerusakan pada instalasi listrik, apabila terjadi
kebocoran pada pipa.
5. Pipa udara, duga limpah maupun pipa yang berisikan zat cair yang berlainan tidak
boleh melalui tangki-tangki air minum, air pengisi ketel dan minyak peluma.
Bilaman hal tersebut tidak dapat dihindarkan, pengaturan penembusan pipa-pipa
tersebut pada tangki harus ditentukan bersama dengan pihak klasifikasi. Semua
pipa yang melalui ruang muat/bak rantai harus dilindungi terhadap benturan dan
kerusakan dengan diselubungi.\
6. system pipa pengeringan dan ventilasl direncanakan sedemikian rupa sehingga
dapat mengkosongkan, mengalirkan dan memberi ventilasi pada system tersebut.
system pipa dimana ada cairannya dapat berkumpul dan mempengaruhi cara
kerja mesin, harus dilengkapi dengan alat pengering khusus, seperti pi-pa uap
dan pipa udara bertekanan'.
6. Semua jaringan pipa harus ditunjang pada beberapa tempat untuk mencegah
pergeseran dan lenturan, jarak antara penunjang pipa ditentukan oleh diameter
dan massa jenis media yang mengalir. Jika system jaringan pipa dilalui oleh fluida
yang panas, maka penunjang pipa diusahakan sedemikian rupa sehingga tidak
menghalangi thermal ekspansion.
7. Sea chest pada lambung kapal harus diatur pada kedua sisi kapal dan dipasang
serendah mungkin, dan dilengkapi dengan pipa-pipa uap atau pipa udara dengan
diameter disesuaikan dengan besarnya sea chest dan paling kecil 30 mm, yang
dapat ditutup dengan katup dan dipasang sampai diatas geladak sekat. Juga
dilengkapi dengan saringan air laut untuk mencegah masuknya kotoran yang
akan menyumbat saluran dari bottom valve.
Pipa-pipa uap atau udara bertekanan berfungsi sebagai pelepas uap di sea chest
dan membersihkan saringan kotak air laut (grating). Pipa uap atau pipa udara
bertekanan tersebut harus dilengkapi dengan katup-katup yang melekat
1
2
lasngsung pada sea chest. Umumnya pipa udara pembersih (blow off) sea
chest bertekanan 2 - 3 kq/cm.
8. Katup-katup lambung kapal harus mudah dicapai, katup-katup pemasukan dan
pengeluaran air laut harus mudah dilayani dari pelat lantai. Kran-kran pada
lambung kapal penmgaturannya harus sedemikian rupa, sehingga pemrtarannya
hanya dapat dibuka, ketika
kran-kran
tersebut dalam
keadaan
tertutup.
Berat pipa
1
3
Soal latihan :
1. Instalasi pipa dikelompokkan dalam 4 kelompok, jelaskan !
2. Sebutkan syarat-syarat umum instalasi pipa dikapal (minimal 5 syarat) ?
3. Bagaimana cara sambungan pipa yang melalui sekat kedap, jelaskan
dengan gambar !
4. Untuk lubang pembuangan dan pembuangan saniter harus dihindarkan
dari apa ?
C. JENIS PIPA
a. Jenis menurut proses pembuatannya
Menurut proses pembuatannya pipa terdiri dari :
Pipa tanpa sambungan; pipa jenis ini dihasilkan dengan proses
pemutaran/rolI
1
4
pipa pengeluaran. Pipa jenis ini tidak diijinkan untuk digunakan dalam
sistem tertentu di mana tekanan kerja melampaui 350 Psi atau pada
temperatur di mana sistem yang dibutuhkan pipa tekanan tanpa
sambungan.
1
5
Tekanan Kerja
Temperatur (C)
> 300
< 300
< 225
Pipa baja biasanya pipa baja galvanis; pipa jenis ini banyak digunakan
untuk instalasi yang dialiri oleh fluida air dan minyak. Pipa jenis ini
digunakan untuk supplai air laut (sistem Ballast dan Bilga).
1
6
Pipa Plastik; pipa jenis ini mengandung bahan Vynil Chlorida dan biasanya
untuk instalasi yang dialiri oleh fluida air bertekanan rendah bagian
kelompok kelas pipa menurut rules dapat dilihat tabel berikut ini :
Tabel 1 : Kelas material Pipa (Classification of pipes into pipes clas)
Design pressure PR [bar]
Medium/type of pipeline
all
PR > 16
PR < 16
PR < 7
or
or
or
t >300
t < 300
t < 170
PR > 40
PR < 40
PR < 16
or
or
or
t > 300
t < 300
t < 200
PR > 16
PR < 16
PR < 7
or
or
or
Air, gas
Lubrication oil, hydraulic oil Boiler
feedwater, condensate Seawater
and fresh water for cooling
Brine in refrigerating plant
Liquid fuels
t > 150
t < 150
t < 60
all
all
Refrigerants
all
all
Pipe class
II
III
Classification in Pipe Class II is possible it special safety arrangement are available and
structural safety precautions are arranged
1
7
Dalam bidang perkapalan untuk pipa baja biasanya berupa baja campuran yang
disebut baja carbon dikenal beberapa jenis sesuai dengan fungsinya atau fluida yang
dialirkan yaitu :
Pipa baja carbon untuk instalasi umum yang dikenal dengan istilah SGP
Pipa baja carbon untuk instalasi bertekanan yang dikenal dengan istilah STGP
Pipa baja carbon untuk instalasi bertekanan tinggi yang dikenal dengan istilah
STP
Pipa baja carbon untuk instalasi bersuhu tinggi yang dikenal dengan istilah
STPT
Pipa baja carbon dengan pengelasan las busur listrik yang dikenal dengan
istilah STPY
Diameter luar suatu pipa sama ukurannya dengan diameter nominal.
Sedangkan tebal dari pipa, untuk pipa baja carbon yang digunakan untuk instalasi
umum (SGP) hanya memiliki l ketebalan untuk tiap diameter nominal, tetapi untuk
pipa yang lainnya masing-masing memiliki beberapa menurut nomor schedule
(SCH). Mengenai pipa tembaga, pipa tembaga tanpa kelim dengan tingkat tahan
korosi yang bagus, penghantar panas yang baik dan memiliki kemampuan kerja yang
baik adalah yang umum digunakan. Salah satu jenisnya adalah pipa tembaga
phosphorous-dioxided tanpa kelim dan bentuk tabung (CIZ2LT) yang digunakan
untuk alat pemindah kalor (Heat Exchanger) dan pipa tembaga tanpa kelim TCUT
yang digunakan untuk instalasi pipa control.
Material pipa lainnya seperti tembaga campuran [copper alloy), seperti Zinc
dengan bahan dasar aluminium-brass (istilah pabriknya albrac atau Yorcalbro,
kualitas keduanya sama) dan pipa nickel dengan bahan utama nickel tembaga.
Kedua mat.erial tersebut memiliki kemampuan kerja yang bagus dan tahan korosi
khususnya nickel mempunyai kualitas yang sangat bagus pada kondisi kerja dengan
suhu dan tekanan tinggi. Pipa aluminium-brass dan cupronickel utamanya digunakan
untuk instalasi air laut system pendingin. Pipa plastik secara umum dibuat dari bahan
1
8
polyvinyl chloride (PVC) yang biasa digunakan untuk instalasi sanitary pada deck
akomodasi.
Beberapa pengelompokan material pipa dan komponen lain Instalasi
dapat dilihat pada tabel- berikut (lihat table 11.2 GL haI. 11-4)
d=
(m)
(1.1)
atau
d=
(mm)
(1.2)
1
9
dimana;
d = diameter pipa
Q = debit fluida yang mengalir (m3/s)
v = kecepatan aliran di dalam pipa (m/s)
Spesifikasi umum dapat dilihat pada ASTM (American Society of Testing Material).
Dimana disitu diterangkan mengenai diameter, ketebalan serta schedule pipa.
Diameter luar (out side diameter), ditetapkan sama, walaupun ketebalan (thickness)
berbeda-beda untuk setiap schedule. Diameter dalam (inside diameter), ditetapkan
berbeda berbeda untuk setiap schedule. Diameter nominal adalah diameter pipa
yang dipilih untuk pemasangan ataupun perdagangan (commodity). Ketebalan dan
schedule sangatlah berhubungan hal ini karena ketebalan pipa tergantungan dari
pada schedule pipa itu sendiri.
Schedule pipa dapat dikelompokkan sebagai berikut :
1. Schedule : 5, 10, 20, 30, 40, 60, 80, 100, 120, 160.
2. Schedule standart
3. Schedule extra strong (XS)
4. Schedule double extra strong (XXS)
5. Schedule special
Perbedaan-perbedaan schedule ini dibuat karena :
1. Menahan internal pressure dari aliran.
2. Kekuatan dari material itu sendiri (strength of material)
3. Mengatasi karat
4. Mengatasi kegetasan pipa
Di kapal biasa kita mendengar istilah schedule dalam perpipaan, misalkan :
Schedule 40, 80, 120, dll.
2
0
Pipa Schedule 40
Pipa ini dilindungi terhadap kerusakan mekanis yaitu perlindungan menyeluruh
dengan sistem galvanis. Dengan sistem perlindungan tersebut maka pipa
dapat digunakan untuk suplai air laut, dapat juga untuk saluran sistem bilga,
kecuali dalam ruangan yang kemungkinan mudah terkena api sehingga dapat
melebar dan merusak sistem bilga.
jenis
ini
diisyaratkan
mempunyai
ketebalan
yang
lebih
tebal
dibandingkan dengan jenis pipa yang lain. Dalam penggunaan pipa schedule
80 120 dapat difungsikan sebagai pipa hidrolis yaitu pipa dengan aliran
fluida bertekanan tinggi.
Sedangkan di kapal umumnya kecepatan aliran 122 m/menit. Tekanan yang
hilang akibat gesekan disebabkan oleh panjang bentangan pipa, getaran di dalam
pipa, percabangan pipa, katup (valve), dan sambungan akibat pengelasan dan sifatsifat aliran. Dalam perencanaan sedapat mungkin membuat sedemikian rupa
2
1
sehingga aliran fluida di dalam pipa adalah laminar (arus dimana garis arus sejajar
dengan dinding pipa). Kecepatan aliran fluida untuk setiap sistem instalasi tidak
sama, hal ini dapat kita lihat pada tabel berikut ini :
Tabel 2: Disain kec Fluida pada sistem Perpipaaan
Instalasi
Limit
0,3
1
3
1,3
Feedwater discharge
10
15
20
1,5
6
6
2
2
15
Tabel 2 (lanjutan)
Instalasi
Limit
Distillate-fuel suction
Distillate-fuel discharge
12
1,5
Hydraulic-oi1 discharge
20
Seawater suction
12
b, c
Seawater discharge
12
b, c
50
200
75
250
75
330
Hydraulic-oi1 suction
Ukuran Pipa Berdasarkan Kapasitas Tangki (BKI 2006 Sec 11 N 31) Seperti yang
terdapat pada table 3. Sedangkan Ukuran Pipa baja berdasarkan JIS (Japan
International Standart) terdapat tabel 4.
2
3
2
4
E. PEMUAIAN PIPA
Pengaruh panas baik yang berasal dari dalam pipa ataupun pengaruh
lingkungan sekitar pipa dapat menyebabkan pipa mengarami pemuaian. pemuaian
ini dapat menyebabkan diameter pipa bertambah besar dan ataupun pertambahan
panjang pipa.
F. SAMBUNGAN PIPA
Dalam suatu instarasi pipa, banyak ditemukan sambungan-sambungan, baik
sambungan
antara
pipa
dengan
.pipa
maupun
sambungan
pipa
dengan
2
5
2
6
2
7
d. Union Joint.
Sambungan union sebagian besar digunakan untuk ukuran pipa
yang kecil. Ada dua jenis sambungan jenis ini sebagaimana yang
2
8
ditunjukkan pada gambar 1.6 dan gambar L.l . Salah satu darri jenis ini,
untuk menjamin kekencangan sambungan dengan memasukkan packing
antara badan sambungan dan ujungnya ( gambar 1 . 6 ) . Sedangkan
jenis yang lain untuk menjamin kekencangan tanpa menggunakan
packings antara badan sambungan dan ujungnya yang berhubungan
berbentuk kerucut dengan sudut masing-masing 37 atau 90 derajat (
gambar I,'7). Isatu/ orang] yang terdahulu biasanya digunakan untuk 10
kg/cm7 dan di atas penilaian/beban maksimum. Bahan sambungan Union,
baja digunakan untuk pipa baja dan campuran rogam tembaga untuk
pengikatan ke pipa, pengelasan di-buat untuk pipa baja, tembaga dlbuat
untuk pipa tembaga. Materlal sambungan union ditetapkan di (dalam) JIS
F7436, 7455
2
9
3
0
3
1
memerlukan suatu gland packing atau segel fain untuk mencegah kebocoran.
Sambungan Kopling diijinkan pada kapal komersil untuk penggunaan yang
spesifik tunduk kepada prosedur instalasi khusus untuk memastikan
sambungan tersebut tidak akan lepas. Sambungan ini biasanya tidak diijinkan
pada kapat angkatan laut AS.
Flens (flange); Pipa sesuai dengan panjangnya dihubungkan dengan flens
untuk pipa baja. Frens baja dibentuk dengan ras bubut, ulir atau menambah
pipa. Dimana kedua ujung pipa yang akan disambung dipasang flens
kemudian diikat dengan baut (bolt), Flens pipa dikelompokkan menurut
besarnya tekanan yang disesuaikan dengan tekanan kerja maksimum
ataupun diatasnya. Tetapi tekanan kerja maksimum pada uap udara
kompresi, udara/gas, air, minyak dan lain-lain, instalasi pipa disesuaikan
dengan besarnya tekanan dan kondisi fluida. Batas maksimum tekanan kerja
untuk material flens, kondisi dari fluida secara khusus dapat dilihat pada JIS B
2201 atau juga BS 10. Flens pipa secara umum dikelompok menjadi beberapa
macam menurut cara penyambungan dan type dari permukaan flens. Berikut
ini diperlihatkan flens yang umum digunakan :
a. Welded neck f1ange
Welded neck flange adalah flens yang ujungnya dilas pada pipa dan
berbentuk kerucut tipis untuk penguatan. Typef lens seperti ini memiliki
keamanan konstruksi yang lebih baik dan cocok untuk tekanan tinggi, suhu
tinggi dan suhu yang rendah. Adapun gambar flens ini dapat dilihat pada
gambar 6.
b. Slip-on welded flanges
Pada slip-on welded flens, pipa dimasukkan ke plate flens dan dilas tipis
pada kedua sisi dari flens dan cocok untuk instal-asi dengan tekanan dari
rendah sampai dengan tekanan sedang
3
2
3
3
3
4
PENUTUP
Soal latihan :
1. Sebutkan jenis pipa menurut material yang biasa digunakan !
2. Apa sajakah yang menentukan ukuran pipa ?
3. Dalam bidang perkapalan untuk pipa baja biasanya berupa baja campuran
yang disebut baja carbon dikenal beberapa jenis, Sebutkan ?
4. Apa-apa sajakah cara penyambungan pipa yang biasa dilakukan ?
5. Apa itu cara penyambutkan Buttwelding ? Gambarkan lengkap kriterianya.
3
5
6. Misalkan ada sebuah pipa yang akan melewati sebuah sekat kedap
bagaimana penyambungnya dan gambarkan !
7. Ada berapa type flens menurut BKI (Biro Klasifikasi Indonesia) ?
8. Untuk apa sajakah diperlukan penyangga pipa dalam pemasangan instalasi ?
9. Untuk lubang pembuangan dan pembuangan saniter harus dihindarkan
dari apa ?
10. Apa sajakah komponen pendukung dalam sistem perpipaan ?
11. Bentuk kelompok dan coba gambarkan bagaimana tentang apa yang
menjadi ketentuan-ketentuan yang harus dipenuhi dalam instalasi perpipaan
di kapal !
DAFTAR PUSTAKA :
1. Biro Klasifikasi Indonesia; [2006]; Rules For Machinery Instalation; Vol. III, BKI;
Jakarta
2. Germanischers Lloyd; [1998]; "Rules for classification and construction ship
Technoloqy"; Germanischer Lloyd; Hamburg.
3. Harrington, Roy L.; [1992] ; "Marine Engineering"; SNAME; New York.
4. Raswari ; [1987 ] ; " Perencanaan dan penggambaran Sistem
Perpipaan"; Universitas Indonesia Press; Jakarta
5. The Marine Engineering Society In Japan;[1982] ; "Machinery Outfitting Design
Manual, Vol. 1. piping System for Diesel ships"; The Marine Engineering
Society in Japan; Jepang
3
6
BAB III
KOMPONEN SISTEM INSTALASI PIPA DAN SIMBOL-SIMBOL PERPIPAAN
PENDAHULUAN
Pada bab ini kita akan mempelajari komponen-komponen sistem instalasi pipa
simbol-simbol komponen instalasi perpipaan.
mahasiswa dapat
kapal. Karena di galangan harus terlebih dahulu gambar diagram instalasinya baru
gambar instalasi sebenarnya. Dan gambar diagramlah yang merupakan kelengkapan
yang harus ada diatas kapal
URAIAN
PEMBELAJARAN.
BAHAN
A. KOMPONEN-KOMPONEN INSTALASI
Sistem perpipaan berfungsi untuk mengantar fluida yang akan dipindah sampai ke
tujuan pemakaian untuk mendukung kerja dari suatu peralatan. Agar fluida tersebut
sampai ketujuan maka diperlukan suatu jaringan instal-asi yang terdiri dari beberapa
komponen pendukung. Komponen-komponen tersebut terdiri dari :
1. Pipa dan sambungan sebagai jalan dari fluida.
2.
3
7
Separator; alat ini merupakan alat filter yang berfungsi untuk memisahkan
antara fluida air dan dan fluida minyak misalnya untuk fluida dari got-got
(bilga), dan tangki-tangki penampungan lainnya dalam rangka mencegah
terjadinya pencemaran air laut oleh akibat kegiatan diatas kapal
(a) Filter/strainer
(b) Purifier
(c) Separator
Gambar 1 : Alat Penyaring
3
8
3. Katup; sebagai alat untuk mengatur jumlah fluida yang akan dipindah,
penghentian dan pengaman aliran dan juga dapat mengatur arah aliran
dari fluida. Dalam pemilihan katup yang akan digunakan dalam suatu sistem
harus mempertimbangkan beberapa faktor antara lain :
Perbedaan tekanan
Kehilangan tekanan
Pengoperasian (terkait dengan arah aliran)
Ukuran (terkait dengan diameter pipa)
Biaya
Jenis material katup
Keamanan
Kemampuan untuk mengontrol aliran
Untuk bentuk dan ukuran material katup harus mempertimbangkan haI berikut ini :
Bentuk dan ukurannya harus memakai standar industry
Disertakan kemampuan tekanan dantemperatur kerja
Materialnya telah diapprove oleh pihak klasifikasi.
Pada katup (valve) harus ada tanda :
1. Arah putar untuk buka/tutup pada hand wheel
2. Material
3. Diameter nominal
4. Tekanan nominal
5. Arah aliran
Jenis-jenis katup yang biasa digunakandl kapal antara lain :
a. Check valve; meliputi globe valve, gate valve, swing check valve, lift check valve,
dll. Adapun gambar-gambar katup seperti keterangan diatas dapat dilihat pada
gambar dibawah ini .
3
9
4
0
4
1
dibuat sebagai tangki lepas. Dan untuk sistem tangki itu sendiri ada beberapa
perlengkapan yang harus ada pada tangki antara lain :
Katup (angle or globe valve)
Pipa pengisian atau pengeluaran (fiilling pipe)
Pipa udara (air pipe)
Pipa penghubung (blow pipe)
Pipa duga (sounding pipe) jika dapat diletakkan ditengah garis centre line
kapal dengan pertimbangan keolengan kapal.
Pipa limpah (overflow pipe)
Lubang masuk orang (man hole)
Drain
pipe
(letaknya
dibagian
bawah
yang
berfungsi
untuk
pengurasan/pengeringan tangki).
Drain pipe letaknya harus sejauh mungkin terhadap pipa hisap (suction). Apabila
tangki besar letaknya harus dibagian atas maka diusahakan let.aknya menengah.
Untuk tangki tangki yang berisi cairan panas sesuai klasifikasi tangki harus
o
diisolasi. Jika tangki lebih dari 60 maka penempatan agak khusus guna keselamatan anak buah kapal. Menurut klasifikasi ada beberapa hal yang harus
diperrhatikan berkaitan dengan tangki ini yaitu :
Tangki minyak tidak boleh ditempatkan diatas boiler untuk menghindari
bahaya kebakaran.
Untuk memudahkan penanganan asesori, harus diusahakan kemudahan
untuk mencapai bagian depan tangki.
Antara tangki air tawar dan minyak atau yang fluidanya berbeda jenisnya
harus dlbatasi dengan cofferdam. Tangki harus dilengkapi dengan oil tray
atau coaming untuk menghindari percikan akibat kebocoran.
Jenis-jenis tangki yang ada di kapal berkaitan dengan sistem distribusi
suatu sistem instalasi perpipaan antara lain :
a. Tangki induk (storage tank)
b. Tangki harian (daiIy tank) atau tangki service (service tank). Tangki harian
ini dapat berupa tangki gravitasi ataupun tangki harian dengan sistem
hydrophore.
4
2
(a)
(b)
Gambar 5 : Tangki harian dan tangki service (a) dan tangki hydropore (b)
c. Tangki pengendapan (settling tank)
d. Tangki sump (sump tank)
e. Drain tank
f. Sludge tank
6. Komponen-komponen khusus,sesuai dengan sistem instalasi seperti :
heater, cooler,incenerator, calorifier, dll.
4
3
(a) Cooler
(b) Incenerator
Gambar 6 : Komponen-komponen khusus
4
4
4
5
4
6
4
7
4
8
4
9
5
0
5
1
5
2
PENUTUP
Soal latihan :
1. Apakah yang dimaksud saringan atau filter ? Dan berapa macam saringan
di kapal , Jelaskan !
2. Tanda-tanda apa sajakah yang harus ada di katup ?
5
3
Ball Valve
Non-return valve
Safety va1ve
Screwed joint
Flange
Duplex strainer
Air pipe
Sea Chest
Thermometer
Pressure gauge
7. Cari gambar diagram pipa kapal yang lain dan sebutkan symbol-simbol
gambar diagram pipa tersebut ! Kerjakan secara berkelompok dan tidak
boleh ada yang sama system pipanya.
DAFTAR PUSTAKA :
1. Germanischers Lloyd; [1998]; "Rules for Classification and Construction Ship
Technologi"; Germanischer Lloyd; Hamburg.
2. Harrington, Roy L; U9921;"Marine Engineering"; SNAME; New York'
3.
5
4
BAB IV
POMPA
PENDAHULUAN
Pada bab ini mempelajari
perhitungan head
system instalasi pipa diatas kapal dan perhitungan daya pompa. Setelah mengikuti
perkuliahan ini mahasiswa dapat menjelaskan dan membuat portofolio tentang
penggunaan jenis dan menghitung daya pompa untuk suatu sistem-sistem instalasi
pipa diatas kapal.
URAIAN
PEMBELAJARAN.
BAHAN
Pemilihan suatu pompa untuk suatu maksud tertentu, terlebih dahulu harus
diketahui kapasitas aliran serta head yang diperlukan untuk mengalirkan zat cair
yang akan dipompa. Agar pompa dapat bekerja dengan baik tanpa mengalami
kavitasi, perlu direncanakan besarnya tekanan minimum yang tersedia pada inlet
pompa yang terpasang pada instalasinya. Dengan dasar tersebut maka putaran
pompa dapat ditentukan. Kapasitas aliran, head, dan putaran pompa dapat diketahui
seperti diatas. Tetapi apabila perubahan kondisi operasi sangat besar (khususnya
perubahan kapasitas dan head) maka putaran dan Ukuran pompa yang akan dipilih
harus ditentukan denqan memperhitungkan hal tersebut. Hal-hal yang harus
diperhatikan Dalam pemilihan pompa dapat dilihat pada tabel- berikut ini :
5
5
Data Yang
Diperlukan
Kapasitas
2.
Kondisi Isap
(suction)
3.
Kondisi luar
(discharge)
4.
5.
Head total
pompa
Jenis zat cair
6.
Jumlah pompa
7.
Kondisi Kerja
Keterangan
Diperlukan
juga
keterangan
mengenai
kapasitas
maksimum dan minimum
Tinggi isap dari permukaan air isap ke level pompa. Tinggi
fluktuasi permukaan air isap. Tekanan yang bekerja pada
permukaan air isap. Kondisi pipa isap.
Tinggi permukaan air keluar ke level pompa. Tinggi
fluktuasi permukaan air keluar Besarnya tekanan pada
permukaan air keluar. Kondisi pipa keluar.
Harus ditentukan berdasarkan kondis-kondisi diatas
Air tawar, air laut, minyak, zat cair khusus (zat kimia),
temperature, berat jenis, viskositas, kandungan zat padat.
5
6
Pompa poros tegak biasanya untuk instalasi yang tangkinya jauh dari pompa
sedangkan poros horizontal biasanya antara pompa dan tangkinya berada dekat
sekali. Tipe pompa di kapal sebagian besar tipe sentrifugal. Karena sentrifugal daya
pancarnya besar. Walau pun ada juga tipe yang lain tergantung jenis fluida yang
akan dipindahkan seperti minyak biasanya tipe screw pump dan udara dengan tipe
pompa torak.
Jumlah Pompa
Jika laju aliran keseluruhan telah ditentukan maka kapasitas pompa dapat dihitung
dengan membagi laju aliran total tersebut dengan jumlah pompa yang akan
digunaka.
Dalam
penentuan
jumlah
pompa
yang
akan
digunakan,
harus
dipakainya
pompa
standar
yang
murah,
lebih rendah.
Biaya operasional dan perawatan; komponen biaya terbesar adalah untuk
daya listrik. Tapi biaya ini dapat ditekan dengan beberapa cara :
a. Apabila kebutuhan berubah-ubah, maka beberapa pompa dengan
kapasitas sama yaitu sebesar atau hamper sebesar konsumsi
minimum harus dipakai. Atau dapat juga menqgunakan pompa dengan
kapasitas berbeda.
5
7
Lokasi
pengangkatannya
pemasangan
pompa
dan
cara
HEAD
Head adalah Head total pompa yang harus disediakan untuk mengalirkan jumlah air
seperti yang diinginkan, dapat ditentukan berdasarkan kondisi instalasi yang akan
dilayani pompa. Head total dapat dirumuskan sebagai berikut :
5
8
H =ha + Hp + h1 +
Dimana :
H
ha
(1)
Head Kerugian
Head kerugian yaitu head untuk mengatasi kerugian-kerugian yang terdiri atas head
kerugian gesek di dalam pipa, dan head kerugian pada belokan-belokan, reduser,
katup-katup, dsb. Dibawah ini akan diberikan cara menghitungnya, satu per satu.
a) Head kerugian gesek dalam pipa
Untuk menghitung kerugian gesek di dalam pipa dapat dipakai rumus berikut :
hf =
(2)
5
9
= 0,020 +
(3)
(4)
(5)
(6)
hf = f
dimana; v= kec. Rata-rata didalam pipa (m/s )
f= koef. Kerugian
g = percepatan gravitasi(m/s2 )
hf = kerugian head (m)
Cara menentukan harga f untuk berbagai bentuk transisi pipa akan dirinci
sebagai berikut :
6
0
f = 0,5
(ii)
f = 0,25
(iii)
(iv)
f = 0,56
(v)
(vi)
Dimana fr adalah koefisien bentuk dari ujung masuk dan mengambil harga
(i)
sampai (v) sesuai dengari bentuk yang dipakai.
Bila ulung pipa isap memakai mulut lonceng yang tercelup dibawah
permukaan air maka harga f adalah seperti yang diperhatikan dalam gambar
dibawah ini :
f = [ 0,131 + 1, 847 (
3,5
](
0,5
(7)
6
1
dimana;
f = 0,946 sin
dimana;
+ 2,047 sin
(8)
= sudut belokan
f = koefisien kerugian
Hubungan antara sudut dan koefisien kerugian dapat dilihat pada table
berikut :
Table 5.2 : Kerugian belokan pipa
hf = f
Dimana;
(9)
6
2
2
hf = f
(10)
dimana; harga f l
Pengecilan penampang secara mendadak
Kerugian
Hf = fhead akibat Pengecilanmendadak dapat dirumuskan sebagai
(11)
berikut :
6
3
0,1
O,2
0,3
0,4
0,5
O,6
0,7
0,8
0,9
1,0
226
47,8
17,5
7,8
3,75
1,80
0,8
0,29
0,06
6
4
Gambar (a) :
hf
13
Dimana;
= f1
dan
hf
12
= f2
hf
13
hf
12
v1
(13)
hf
13
= f1
dan
hf
23
= f2
(14)
6
5
Dimana;
hf
13
hf
23
V3
(15)
f
6
6
6
7
6
8
Apabila viskositas zat cair yang mengalir dinyatakan sebagai viskositas mutlak ,
2
v=
(17)
dimana;
= massa jenis zat cair pewr satuan volume atau rapat massa
3
(kg/m )
Apabila viskositas dinyatakan dalam satuan Redwood (sec), Engler (derajat), atau
Saybolt (SSU) (sec), maka harga viskositas kinematiknya dapat diperoleh dari
gambar 7 tentang viskositas. Dalam gambar 7, dua skala ditepi kiri dan kanan yang
bertanda K dibawahnya menunjukkan skala viskositas kinematik v dalan stokes (1
stokes : 10
-4
derajat Engler (bertanda E) dan detik Saybolt atau SSU (bertanda S). dari bilangan
Reynolds yang diperoleh dengan cara perhitungan diatas maka koefisien kerugian
gesek dapat ditentukan sebagai berikut :
untuk aliran laminer (Re < 2300) harga dihitung menurut formula
(3)
untuk aliran turbulen (Re > 4000) harga diperoleh dari gambar 8 berikut :
6
9
7
0
Daya Pompa
Daya pompa adalah daya yang dimiliki oleh poros pompa untuk menggerakkan
sebuah pompa. Daya poros ini sama dengan daya air ditambah kerugian daya pada
pompa. Sedangkan daya air adalah energi efektif yang diterima air dari pompa per
satuan waktu. Daya pompa atau daya poros diformulasikan sebagai berikut :
P=
(18)
7
1
Dimana;
Pw
= efisiensi pompa
= kapasitas (m /min.)
PENUTUP
Latihan :
1. Data apa sajakah yang diperlukan untuk pemilihan pompa ?
2. Apakah yang dimaksud dengan head pompa dan head instalasi ?
3. Apakah yang dimaksud dengan head pompa dan head statis dan
gambarkan sketsanya !
4. Apa sajakah yang termasuk head instalasi ?
5. Jika diameter dalam pipa 2 inchi, panjang pipa instalasi 21 m dengan
2
kecepatan airnya 122 m/menit dan gaya gravitasi 9,81 m/s . Hitung kerugian
gesek dalam pipa tersebut ?
6. Tolong kerjakan secara berkelompok. Hitunglah berapa daya pompa
yang dibutuhkan oleh kapal sesuai tugas desain anda ! Pompa yang
dihitung :
-
Pompa ballast
7
2
DAFTAR PUSTAKA :
1. Sularso dan Tahara, Haruo; [1987]; "Pompa dan Kompressor"; Pradnya Paramita;
Jakarta.
2. Harrington, Roy L.; (1992l; "Marine Engineering"; SNAME;New York.
7
3
BAB VI
SISTEM LAYANAN PERMESINAN
PENDAHULUAN
Pada bab ini membahas tentang system instalasi pipa layanan permesinan diatas
kapal yang terdiri system start dengan udara bertekanan, system bahan bakar,
system
pelumasan
dan
system
pendinganan
mesin,
lengkap
dengan
URAIAN
PEMBELAJARAN
BAHAN
Untuk keperluan melayani keperluan untuk kerja dari semua sistem permesinan
yang ada di kamar mesin, sistem ini terdiri atas :
1. Sistem Udara Start (starting air system)
2. Sistem Bahan Bakar (FueI oil system)
3. Sistem Minyak Pelumas (lubrication oil- system)
4. Sistem Pendinginan Mesin (Cooling System)
1. SISTEM START UDARA (STARTING AIR SYSTEM)
Sistem start untuk mesin penggerak dapat. dilakukan dengan beberapa cara yaitu
secara elektrik, manual dan dengan menggunakan udara tekan. Yang erat
kaitannya dengan system instalasi perpipaan adalah sistem start dengan udara
tekan. Untuk diatas kapal, penggunaan udara bertekanan selain untuk start mesIn
utama juga digunakan untuk start generator set, untuk membersihkan sea chest,
sebagai udara tekan untuk membunyikan horn kapal, dan menambah udara tekan
untuk system hydrophore. Distribusi penggunaan udara bertekanan dikapal dapat
dilihat pada gambar diagram di bawah ini :
7
4
7
5
7
6
lebab
(air
humidity)
kompresi
yang
diakibatkan
ol-eh
7
7
kedalam ruang bakar melalui katup buang (exhaust valve) dibuka secala hidrol-is dan
ditutup dengan pneumatis spring dengan cara memberikan tekanan pada katup
spindle untuk memutar. Sedangkan untuk proses sendiri, udara bertekanan ebesar
30 bar dimasukkan/disalurkan melalui pipa ke starting air distributor, kemudian oleh
distrj-butor regulator dilakukan penyuplaian udara bertekanan secara cepat sesuai
dengan firing sequence.
Kapasitas Talrung Udara Start
Kapasitas dari tabung udara harusmemenuhi ketentuan dari pihak klasifikasi/rules
dan sesuaidengan manual book dari mesin yang digunakan. Sedangkanmenurut
beberapa engine builder memberikan volume teori-tistotal dari tabung udara start
adalah :
V = 0,36 x T x C x
(1)
Dimana;
v
7
8
7
9
Air horn
Air motor
47
Spray gun
Penggunaan
Kebutuhan udara
3
(m /min.)
3
0,25
Air hoist
Hydrophore unit
Very little
37
Very little
Pressure 1ogveryIittle
dalam
perancangan
ini
setiap
komponen
utama system harus ada yang stand by (cadangan) dengan tujuan jika salah satu
'otomatis
8
0
dari
8
1
8
2
Pada suatu sistem bahan bakar terdiri dari beberapa peralatan yang mendukung
sistem tersebut, dimana sistem ini dibagi menjadi 2 sistem yaitu sistem transfer dan
system supply bahan bakar ke motor induk. Prinsip kerja dari system bahan bakar
adalah sebagai berikut, bahan bakar darl bunker (storage tank) dipompakan melalui
pompa pemindah (transfer) bahan bakar ke sttling tank guna proses pengendapan
selama 24 jam sebelum dipergunakan oleh mesin. Dari settling tank dengan
menggunakan feed pump bahan bakar dipindahkan ke tangki service. Dari tangki
service inilah bahan bakar selanjutnya dipergunakan oleh mesin. volume tangki
service disesuaikan dengan kebutuhan mesin untuk operasional selama 8- 12 jam.
8
3
pemisahan
(gentle
treatment
dari
tipe
pompa
screw.
8
4
f. Supply pump
Pompa ini berfungsi untuk memindahkan bahan bakar dari settling tank ke
daily tank. Dengan penggerak motor listrik, pompa ini harus memiliki screw
yang tahan terhadap panas yang cukup tinggi, dan tidak dipasang didekat.
separator. Volume edar harus diatur sehingga dapat sesuai dengan
kapasitas yang diperlukan.
g. Heater
AIat ini digunakan untuk memanaskan bahan bakar sehingga dapat
menjaga
viskositas
bahan
bakar
yang
diinginkan
sesuai dengan
spesifikasi.
h. Separator
Alat ini berfungsi untuk memisahkan bahan bakar dengan air dan bahan
bakar yang bersih dialirkan ke daily tank sedangkan kotoran dan air
disalurkan ke sludge tank. Karena kondisi bahan bakar yang sangat buruk,
digunakan dua tingkat separator yang akan di-gunakan. Separator pada
prinsipnya dilengkapi dengan 2 set dengan type yang sama yang mana 1
set digunakan untuk service separator dan yang kedua digunakan unt.uk
stand by.
Sedangkan untuk menjamin harga viskositas bahan bakar sesuai dengan
spesifikasl
viskositas
injeksi, suatu
penambahan
suhu
(preheating) sangat
diperlukan, yang mana hal ini dapat menyebabkan masalah terjadinya gelembung
gas pada sistem tanpa tekanan yang konvensional. Untuk itu diperlukan peningkatan
tekanan sistem sebesar 1 bar diatas tekanan penguapan air. Komponen-komponen
peralatan yang dibutuhkan untuk menunjang system supply adalah sebagai berikut :
8
5
8
6
tangki
8
7
g. Pompa supplai; kapasitas tekan minimum ialah 4 bar pada temperatur kerja
90C dari konsumsi bahan bakar maksimum, sehingga head pompa dipilih
berdasarkan tekanan yang dibutuhkan oreh sistem dan keluaran melewati
non-return valve yang diset pada tekanan 4 bar dan apabila tidak mencukupi
melalui katup pemindah, aliran akan kembali ke pompa supply.
h. Pompa sirkulasi; kapasitas tekan minimum pompa adalah 10 bar dimana
terjadi perbedaan tekanan sebesar 6 bar dari konsumsi bahan bakar
maksimal-. Head pompa dipilih berdasarkan tekanan yang dibutuhkan oleh
sistem dan aliran dari bahan bakar sebelum masuk ke engine ter]ebih dahulu
melewati controf baik tekanan manapun temperature dan masuk ke pre-heater
sehingga diharapkan temperature yang masuk ke mesin sesuai kebutuhan
dan fruida terlebih dahulu disaring melarui otomatik filter sejumlah 2 unit
melalui cross connection three way valve untuk selanjutnya tingkat kekentalan
dari bahan bakar dikontrol dalam viscosity controller.
i. Final pre-heater; kapasitas dari pre-heater ditentukan berdasarkan suhu
injeksi- pada nozzle yang mana harus ditambahkan 4C untuk kompensasi
kehilangan panas pada pipa. Konstruksi pipa pemanas dapat disusun secara
seri ataupun paralel.
j. Filter otomatis; digunakan untuk menghindari tdrjadinya penurunan tekanan
pada sistem akibat adanya filter selama pembilasan (flushing). Filter mesh
(kerapatan) sebaiknya 25 m.
k. Viscosimeter; alat ini berfungsi untuk mengukur tingkat kekentalan (viskositas)
dari bahan bakar yang akan diinjeksikan ke mesin induk.
l. Duplex filter; alat ini dipasang diatas mesin dan sedekat mungkin dengan
mesin. Kerapatan dari filter ini sebaiknya 34 m. sis buang dari filter dilengkapi
dengan suatu katup dan suatu pipa ke sludge tank. Jika elemen dari saringan
ini diangkat untuk dibersihkan, ruangan dalam filter ini harus dikosongkan. Hal
ini
menghindari
partikel
mengendap
dalam
rumah
filter
sehingga
8
8
pada beberapa motor. Karena dalam har irni motor diesel yang
digunakan termasuk dalam jenis motor dengan kapasitas pelumasan yang besar,
maka system pelumasan untuk
dengan pompa pelumas. Sistem ini digunakan untuk mendinginkan dan melumasi
engine bearing dan mendinginkan piston. Sistem pelumas atau lubrication oil
system terdiri dari main 1ub. oil system, turbocharger lub. oi1 system, cylinder lub.
Oil system, rocker arm lub. oil system, chamshaft lub. oil system, generator lub.
8
9
oil system, lub. oil transfer system, lub. oil purification system, stern tube lub. oil
purification oil. system.
Dalam uraian dibawah ini akan dijelaskan mengenai beberapa hal diatas yaitu :
main lub. Oil system, cylinder lub. oil system, lub. oil transfer system, lub. Oil
purification system.
Main Lubrication Oil System
Lubrication oil system dihisap darl lub. oil sump tank oleh pompa bertipe screw
atau sentrifugal dan dialirkan menuju main diesel engine melalui second fllter dan
lub. oil cooler. Dan temperatur oil keluar dari cooler secara otomatis dikontrol
pada level- konstan yang ditentukan untuk memperoleh viskosltas yang sesuai
dengan yang diinginkan pada inlet main diesel engine. Kemudian lub. oil yang
dialirkan ke main engine bearing dan juga dialirkan kembali ke lub. oil sump tank.
Cylinder Oil System
Pada sistem ini digunakan sistem pelumasan tersendiri. Setiap sirinder-silinder
liner mempunyai lubang pelumasan sebagai jalan bagi pelumas silinder untuk
melumasi silinder untuk melumasi silinder ketika piston ring melewati lub. orifices
selama ia bergerak keatas. Silinder oil transfer pertama dari silinder oil storage
tank ke silinder oil measuring tank oleh gravitasi atau hand pump dan dialirkan
menuju silinder oil 1ub. dengan gravitasi. Kemudian oil diberikan ke setiap bagian
dari main diesel engine cylinder liners melalui plunger pump yang dipasang di
da]am cylinder oil rubrication. Dalam kasus lain 'mengenai dipasang sebuah flow
meter pada cylinder oil measuring tank. Silinder oil disuplai dengan minyak dari
tangki dengan system gravitasi. viskositas yang digunakan untuk minyak silinder
adalah berdasarkan standard minyak SAE 50 dengan TBN 70. Adapun
pemakaian minyak silinder sesuai spesifikasi dari motor ini adalah sebesar 0,8
gram/kwh atau 0,6 gram/BHP - jam.
Lubrication Oil Transfer System
Sistem minyak dan silinder mlnyak diisi ke setiap tank melalui lub. oil filling
connection pada upper deck dan minyak ditransfer ke setiap service melalui
transfer pump atau hand pump.
9
0
yang
pendek.
By-pass
purification
mempunyai
macam
9
1
Pada marine engine lubrication oil system pelumas dipengaruhi oleh beberapa
kondisi operasi kapal seperti trim, roll & pitching serta 1ist. Acuan regulasi
untuk
system pelumas sama dengan system bahan bakar yaitu section 11 rules volume 3.
Dimana hal-hal yang harus diperhatikan antara lain :
Jika diperlukan pompa denga self priming harus dipakai (section 11 H.1.3)
Filter pelumas diletakkan pada discharge pompa (section 11 H.2.3.1)
Filter utama aliran harus disediakan system control untuk memonitor perbedaan
tekanan (section 11. H .2.3.1)
Pompa utama dan independent stand by harus disediakan (section 11 H.2.3.5)
Lubrication oil system didisain untuk menjamin keandalan perumasan pada
over range speed dan selama engine berhenti, dan menjamin perpindahan panas
yang berlangsung. Dan tangki gravitasi minyak lumas dilengkapi dengan overflow
plpe menuju drain tank. Lubrication oil filter dirancang di dalam pressure rines pada
pompa, ukuran dan kemampuah pompa disesuaikan dengan keperluan engine. Filter
harus dapat dibersihkan tanpa menghentikan mesin. Ntuk itu dapat digunakan filter
dupleks atau automatic back flushing filter. Mesin dengan output lebih dari 150 kw
dimana supplal pelumas dari engine sump tank dilengkapi dengan simpleks filter
dengan alarm pressure di-rancang dibelakang filter dan filter dapat dibersihkan
selama operasi , untuk keperluan ini sebuah shutt off valve by pass dengan manual
operasi.
Pelumasan yang memuaskan dari mesin diesel kecepatan tinggi modern telah
menjadi masalah yang sulit. Berikut ini beberapa penyebab kesulitan yang dihadapi :
Kecepatan
yang
tinggi
telah
dihasilkan
dalam
mesin
kecil
dengan
cincin
torak
tinggi,
yang
mempunyai
kecenderungan
untuk
9
2
Tekanan silinder tinggi, yang telah dihasilkan dalam beban bantalan yang
tinggi.
Suhu mesin yang tinggi, beban besar dan kecepatan tinggi, yang meletakkan
tegangan baru pada bahan bantalan dan meningkatkan kecenderungan untuk
korosi meskipun
menggunakan logam bantalan khusus.
Penggunaan bantalan dengan cangkang presisi, yang lebih peka terhadap
butiran padat dalam minyak lumas memerlukan permurnian minyak lebih baik.
Peningkatan penggunaan tembaga dalam bantalan ikut yang menyumbang
oksidasi minyak.
Penggunaan konstruksi tertutup seluruhnya pada mesin dlesel putaran tinggi,
yang makin menyulitkan pencegahan kebocoran minyak bahan bakar
dan meningkatkan kecepatan pengenceran minyak karter oleh minyak
bahan bakar.
Peningkatan kelonggaran yang diperlukan dengan menggunakan torak
paduan aluminium, yang mengakibatkan pemborosan minyak, terutama dalam
mesin besar dengan beban tidak penuh
Peningkatan penggunaan mesin diesel mobil, yang membangkitkan masalah
viskositas minyak perumas kalau mesin distart dalam cuaca dibawah titik
beku.
Pengujian yang paling baik dari minyak pelumas adalahdengan cara berkelakuan didalam mesin. Minyak harus mempunyai viskositas yang tetap dalam batas
yang sesuai diseluruh jangkauan suhu operasi mesin. untuk mempertahankan fi1m
minyak yang cukup diantara bagian yang bergerak, maka minyak yang tidak dapat
dihindari untuk terbakar dalam mesin harus meningkatkan residu karbon minimum.
Minyak harus stabil dan tahan oksidasi, pengasaman dan pengemulsian. Suatu
system pelumasan mesin yang ideal harus memenuhi persyaratan sebagai berikut:
1. Memelihara film minyak yang baik pada dinding silinder sehingga mencegah
keausan berlebihan pada lapisan silinder, torak dan cincin torak.
2. Mencegah pelekatan cincin torak.
9
3
9
4
nilai tertentu, biasanya 5 % atau yang dinyatakan dalam buku petunjuk pabrik mesin
(manual book engine).
Sedangkan peralatan yang diperlukan untuk menunjang kelancaran sistem
pelumas meliputi :
1. Suction Filter pada tangki double bottom
Peralatan ini digunakan untuk melindungi pompa pelumas terhadap partikel
serpihan metal yang tajam yang terdapat di tangki. Disarankan filter ini
memiliki kehalusan sebesar 500 pm yang juga bermuatan magnet. Bila terjadi
penurunan tekanan pada filter berarti filter tersebut harus dibersihkan secara
manual. Bila hal ini dilakukan, sebaiknya pada saat kapal berlabuh.
2. Lubricating Oil Pumps
Pompa ini hanya dipasang pada motor yang tidak dapat berbalik putarannya
(non-reversible engine). Hal ini dengan maksud agar daya yang' digunakan
dari diesel generator dapat dikurangi dan suplai minyak lumas dapat terjamin
alirannya saat kondisi darurat (black-out). Untuk kualitas viskositas dari
minyak pelumas pada motor yang menggunakan heavy oiI adalah
berdasarkan kefas SAE- 40 dengran Total Base Number 20-40 mg KOH/gr.
yang mana tergantung dari kualitas dari heavy oiI tersebut (khususnya
kandungan sulfur) . Pada tangki pelumas, perlu diberikan pemanas sehingga
pelumas dapat
distart. Sedang untuk sirkulasi secara kontinyu pada sistem ini tidak.
diperlukan sehingga keberadaan stand-by pump tidak diperlukan. Sehingga
untuk kondisi start pompa stand-by harus dihidupkan 15 menit sebelum motor
distart.
3. Lubricating Oil Cooler
Salah satu fungsi yang penting dari sirkulasi minyak pelumas adalah untuk
mendinginkan
ditimbulkan oleh gesekan. Suhu minyak yang masuk tangki penekan mesin
tidak boleh melebihi 120 F. Minyak yang meninggalkan karter tidak boleh
merebihi 160 F dalam keadaan apapun juga. Jadi suhu yang diambil
dengan
9
5
81/cm .h
6. Booster Pump
Type dari pompa ini dapat berupa screw, gear ataupun sentrifugal yang
tujuannya memberikan laju fluida yang lebih besar, sehingga didapatkan
dorongan yang. lebihkuat. Pada sistem perumasan ini, pompa booster
digunakan untuk daerah katup.
7. Indicator Filter
Alat ini berbentuk filter duplex yang dibersihkan secara manual. Filter ini
dihubungkan secara rangsung dengan filter otomatis dan tandon dari wadah
yang menampung beram/serpihan 'yang terkandung,/terbawa oleh pelumas.
Indikator filter ini melindungi motor dari aliran pelumas yang kotor dengan
penduga
perbedaan
tekanan
yang
terpasang
pada
indlkator
yang
dihubungkan dengan alarm/monitor. Filter otomatis dan filter indikator ini harus
terhubung dengan aralm. saluran kuras dari ruang tandon filter ini
dihubungkan ke tangki penampung minyak sisa (leak oil tank). Bagian aliran
pipa antara filter dengan sisi masuk motor harus dapat selalu diperiksa
sebelum pemasangan dan pada bengkokan harus mempertimbangkan ukuran
flens untuk memungkinkan pemeriksaan yang menyeluruh pada dinding dalam
pipa. Kerapatan filter yaitu 60 m dengan beban permukaan < 8 l /
2
cm h.
9
6
8. Separator
Minyak pelumas secara intensif dibersihkan dengan cara penyaringan yang
mana berfungsi sebagai pengganti filter yang mana akan menghemat biaya
oferasi (ekonomis). Jenis dari separator harus dari jenis self creaning type,
pengaturannya harus disesuaikan dengan kuantitas dari minyak pelumas
pada
1 l/kw. Dengan kuantitas minyak pelumas sedemikian maka separator harus
membersihkan sebanyak 8 kali sehari (24 jam). Kurang dari 7 kali sehari tidak
diijinkan. Rumus untuk menentukan kapasitas nominal separator adalah :
Q=
Dimana :
(l/h)
P = Engine rating MCR in (kw)
B = Troughout rate 22 %
T=
periode
pemisahan
efektif
harian
(tergantung
merek,separator)
9. Pressure control Valve
Dengan menggunakan katup pengendari tekanan maka dapat diperoleh
tekanan yang kontinyu sehingga tidak diperlukan pompa yang berdiri sendiri
(free standing pump). Pemasangan katup ini dlpasang secara langsung pada
motor disesuaikan dengan jaringan pipa yang ditentukan oleh shipyard.
10. Condensate Traps
Wadah embun diperrukan di pipa pada turbocharger, dan tangki harian
(service) untuk dipasang sedekat mungkin ke pipa ventilasi. Hal ini akan
menghindarkan dari kembalinya air hasil pengembunan ke engine atau tangki
harian.
11. Leak oil tank untuk minyak pelumas dan minyak bakar
Luberan atau bocoran minyak bahan bakar atau minyak pelumas yang kotor
dikuras dari rumah minyak pelumas dan dikumpulkan di tangki ini kemudian
dialirkan ke sludge tank. Isi dari pelumas ini tldak dapat dikembalikan ke tangki
suplai.
9
7
4. SISTEM PENDINGIN
Sistem pendingin pada motor induk diatas kapal berdasarkan fluida pendingin
terdi-ri dari air tawar, air laut ataupun minyak pelumas. Tapi prosentase terbesar
yang berpengaruh pada sistem pendingin adalah akibat dari air tawar dan air laut.
Ada 2 macam sistem pendinginan yaitu :
Sistem Pendinginan Terbuka
Sistem Pendinginan Tertutup
Pada Sistem Pendinginan Terbuka ini fluida pendingin masuk kebagian mesin
yang akan didinginkan, kemudian fluida yang keluar dari mesin langsung dibuang
kelaut. Fluida yang digunakan pada sistem pendinginan ini dapat berupa air tawar
ataupun air laut. Sistem ini ini kurang menguntungkan dalam hal operasional.
Dimana apabila fluida yang digunakan adalah air tawar maka akan menyebabkan
biaya operasional yang tinggi dan tidak ekonomis. sedangkan apabila menggunakan
air laut dapat menyebabkan kerusakan pada komponen mesin dan akan
terjadi endapan garam pada komponen mesin yang didinginkan.
Sistem
Pendinginan Tertutup
ini merupakan
kombinasi antara
sistem
pendinginan air tawar dan air laut. sistem pendinginan air tawar (Fresh Water
cooling System) melayani komponen-komponen dari mesin induk ataupun mesin
bantu meliputi : main engine jacket, main engine piston, main engine injektor.
Kebanyakan
9
8
sistem pendingin air tawar menggunakan peraratan sirkulasi pendingin untuk sistem
pendingin air Iaut yang secara terpisah. Dimana peralatan yang digunakan adalah
heat exchanger/cooler (penukar panas). Air tawar pendingin mesin yang keluar dari
mesin didirkulasikan ke heat exchanger, dan di dalam alat inilah air tawar yang
memiliki suhu yang tinggi akan didinginkan oleh air laut yang disirkulasikan dari sea
chest ke alat heat exchanger. Peralatan-peralatan lainnya pada sistem ini antara lain
pengukur pengukur tekanan pada section dan discharge line pump, termometer pada
pipa sebelum dan sesudah penukar panas, gelas pengukur/gauge glass masingmasing pada expansion tank dan drain tank. pengatur suhu umumnya dilengkapi
dengan mekanisme otomatis dengan katup treeway valve untuk mengatur aliran by
pass air pendingin yang diijinkan. Pada sistem pendinginan dengan air laut, air laut
masuk ke sistem melalui hiqh and low sea chest pada tiap sisi kapal. setiap sea
chest dilengkapi dengan sea water valve, vent pipe, dimana pipa udara ini dipasang
setinggi atau rebih dari sarat kapal untuk membebaskan udara atau uap dan blow out
pipe untuk membersihkan sea chest.
Selain kedua sistem diatas juga dikenal system pendingi-nan terpusat (central
cooring system) yang digunakan untuk mendinginkan perlengkapan motor lnduk dan
motor bantu. Pada bagian sistem pendinginan air tawar berupa system tertutup
dengan semua komponen dihubungkan paralel dengan pompa sirkulasi air
tawar
yang
terpisah.
sedangkan
pada
bagian
sistem
pendingin
air
laut
mensirkulasikan air laut dari sea chest, melalui pusat pendingin air tawar atau central
fresh water cooling kemudian
sistem
ini
dibuang
kelaut
melalui
overboard
discharge.
perawatan/maintenance.
Adapun kerugian dari sistem ini adalah adanya penambahan beban listrik akibat
adanya pompa sirkulasi dan capitol cost (biaya awal) dari peralatan yang relatif
tinggi. Sebagai alternatif pemilihan sistem pendingin, system pendingin terpusat ini
dapat bekerja untuk memenuhi kebutuhan sistem-sistem pendinginan pada suhu
rendah maupun suhu tinggi. untuk menghindari suhu udara pembilas silinder yang
terlalu tinggi maka perencanaan suhu
rendah disyaratkan tidak boleh terlalu tinggi umumnya suhu yang diijinkan adaah
36c yang sama dengan suhu air pada sistem pendingin air laut sebesar 32
C.
9
9
10
01
10
11
10
21
10
31
PENUTUP
Latihan :
1. Apa sajakah fungsi sistem udara bertekanan di kapal ?
2. Kapal bermesin 1500 hp dengan putaran 725 rpm, silinder 6 buah dengan
silinder type crosshead. System start mesinnya dengan udara bertekanan.
Diameter silinder 300 mm, langkah toraknya 450 mm. tekanan maksimul botol
2
Tangki settling
Separator
Purifier
Tangki drain
5. Pencemaran minyak pelumas yang terjadi pada karter mesin diesel. Hal-hal
apa sajakah yang menyebabkannya ?
6. Apa sajakah persyaratan suatu system pelumasan mesin yang ideal harus
dipenuhi ?
7. Jelaskan system pendinginan terbuka dan tertutup itu !
8. Coba bentuk kelompok dengan masing-masing kelompok 5 orang, tolong
gambarkan diagram pipa Sistem bahan bakar, system minyak pelumas dan
system pendingin untuk tipe-tipe kapal penumpang, cargo dan tanker.
DAFTAR PUSTAKA :
1. Germanischers Lloyd; [1998]; "Rules for Classificationand Construction Ship
Technology"; Germanischer Lloyd; Hamburg.
2. Harrington, Roy L.; ll992l; "Marine Engineering"; SNAME; New York.
10
41
10
51
BAB VI
SYSTEIM BILGA, BALLAST DAN PEMADAM KEBAKARAN
PENDAHULUAN
Pada bab ini membahas tentang system instalasi pipa layanan penumpang diatas
kapal lengkap dengan komponen-komponen sistemnya. Setelah belajar mahasiswa
dapat membuat Portofolio tentang system instalasi pipa layanan keselamatan diatas
kapal lengkap dengan komponen-komponen sistemnya
URAIAN
PEMBELAJARAN
BAHAN
General shipboard system terdiri dari bilge sistem dan sanitari sistem. sistem
bilga sendiri terdiri. dari system ballast dan sistem drainage yang melayani
kebutuhan operasional kapal. Sistem drainage merupakan sistem yang berfungsi
untuk mencegah tenggelamnya kapal karena kebocoran, dll. Sedangkan sistem
ballast berfungsi untuk mengatur posisi kapal di atas air.
A. Bilga System (sistem Bilga)
Sistem ini berfungsi unt.uk mengambil air dalam jumlah sedikit dari ruanganruangan kapal yang dikumpurkan menjadi satu dan disalurkan bilga dan sumursumur bilga (bilge well). Air-air tersebut berasal dari :
Pengembunan pelat-pelat
Perembesan pada sambungan pelat karena sambungan yang kurang baik .
Air masuk melalui bukaan-bukaandi geladak dan freeboard pada waktu cuaca
buruk atau hujan
Bekas-bekas penyemprotan dari depkdan bangunan atas pada waktu
dilakukan pencucian
Air sisa dari mesin dan propeller shaft tunnel karena kebocoran pada
sambungan-sambungan pipa dan bagian-bagian dari mesin-mesin.
Dan air-air dari pendingin dan lain-Ialn
10
61
Pemindahan air yang dlkumpulkan pada birga well pada waktu tertentu dalam
ruang muat berguna untuk mencegah adanya kelembaban dan perembesan pada
muatan dan juga menghindari karat (corrosion) pada lambung kapal bagian dalam.
Jika air bilga tersebut tldak disingkirkan, misarnya pada ruang mesin, air tersebut
akan mengganggu kerja dari awak kapal. Diagram instalasi pipa untuk sitem bilga
dapat dilihat pada gambar dibawah ini :
10
71
2. Hisapan bilga' secara umum ditempatkan pada kedua sisi dari kapaI. Untuk
kompartemen yang terletak didepan dan dibelakang pada kapal, satu buah
hisapan bilga sudah mencukupi dan diharapkan mampu untuk mengeringkan
kompartemen tersebut.
3. Pipa bilga tidak boleh melewati Lub. oi1, oil thermal, air minum atau feed
water.
4. Emergency suction diatur agar dapat diakses dengan aliran bebas dan jarak
yang wajar darl tank top.
5. Discharge sistem bilga dipasang shut-off valves pada sisi kapal
6. Pompa bilga harus self priming
7. Jika 1 dari 2 pompa bilga harus dipasang dengan kapasitas lebih keci1, maka
kapasitasnya tidak boleh kurang dari 85 %,
8. Pompa ballast/ pompa pendingin air laut stand by, dan pompa general service,
bisa dipergunakan sebagai pompa bilga independen bila 'kondisinya self
priming dan kapasitasnya sesuai dengan formula yang ada.
9. Pompa bahan bakar dan minyak pelumas tidak boleh dihubungkan ke sistem
bilga.
10. Kapal
kargo
harus
disediakan
dua
buah
pompa
bilga
dengan
power independen
11. untuk kapal-kapa1 lebih dari 100 tons gross, sistem bilga pada ruang mesin
harus mampu untuk memompa :
melewati hisapan bilga dan dihubungkan ke system bilga utama
melewati hisapan satu arah dan dihubungkan ke pompa bilga
independen yang terbesar
melewati hisapan bilga darurat dan dihubungkan kepompa pendingin
air laut atau sistem bilga darurat
12. pada cargo hold, suction diletakkan pada fore dan after tank. Untuk
ruang muat kurang dari 30 m, cukup 1 bilga suction pada tiap sisi
13. sistem
bilga
untuk
kompartemen
dan
untuk
kamar
mesin
adalah
10
81
x(
) x v x 60
3
Kapasitas volume dari tangki bilga tergantung ukuran dari kapal. Berikut ini
ketentuan volume minimal tangki bilga :
Tabel 2 : Ketentuan volume tangki bilga
3
Capasitas (m )
15 atau lebih
10.000 50.000
20 atau lebih
25 atau lebih
Sedangkan kapasitas dari alat pengolah limbah air bilga yang berupa bilge
separator diberikan ketentuan sebagai berikut :
10
91
Type
Gravity/Coalescer
3
1 (m /h)
Diatas 50.000
0,4 2 (m /h)
B. SISTEM BALLAST
Sistem ini berfungsi untuk menjagakeseimbangan kapal (stabilitas) atau trim
kapat pada saat pelayaran. Biasanya volume dari ballast. kapal dapat mencapai 8
12 % dari total displacement kapal. pemompaan berfungsi untuk mengisi. Atau
mengosongkan tangki, ataupun memindahkan dari tangki salu ke tangki lainnya.
Kecepatan aliran yang disyaratkan untuk sistem ballast adalah 122 m,/menit atau 2
m/s. Adapun diameter pipa utama ballast menurut rules adalah sebagal berikut :
Db = 1,68
Dimana ;
+ 25 (m)
Sea chest atau kotak laut adalah tempat untuk masuknya air 1aut, di mana posisinya
tergantung pada daerah pelayaran dan sarat air. Untuk pelayaran sungai sea chest
terletak agak keatas (dibawah sarat kapal) dengan pertimbangan agar tidak terhisap
kotoran ataupun lumpur saaat memasuki perairan dangkal dan untuk perairan dalam
atau pelayaran samudra terletak disirip bilga (bilge plate) pada kamar mesin bagian
depan (lebih mendekati daerah parallel middle body). Sedangkan untuk sistem
balrast beberapa aturap yang harus dipenuhi yaitu :
1. Sustion ballast harus diatur agar dapat mengosongkan tangki pada
kondisi trim terburuk sekalipun.
11
01
2. perpipaan sistem ballast tidak boleh melewati tangki LO, air minum, feed water
atau oil thermal.
3. pada kapal kargo pipa yang melewati sekat tubrukan harus dilengkapi dengan
shut-off valve yang dipasang langsung pada sekat tubrukan di dalam fore
peak tank dan dapat dioperasikan secara remote dari freeboard deck
4. Kapal yang mempunyai tank top yang rebar, disediakan suction pada sisi terruar dari tangki. Jika panjang mencapai 30 m, suction juga perlu disediakan
pada sisi depan tangki.
11
11
dan pada kapal tanker yaitu pada ruang pompa dan ruang
11
21
3. CO2; digunakan untuk pemadaman alat-alat listrik seperti pada ruang kontrol
dan wheel house
4. Dry powder; digunakan untuk pemadaman bahan cair dan zat kimia seperti
pada pemadaman gudang atau listrik
Di dalam rules yang dikeluarkan oleh klasiflkasi membagi kelas kebakaran
dalam 3 (tiga kelas) yaitu ;
Kelas A; yaitu Solid material class yang meliputi kebakaran bahan' padat,
seperti kayu, kertas, tekstil dan sebagainya, dimana pemadaman dengan
pendingin dari air atau campuran yang mengandung prosentase air yang
banyak adalah sangat baik.
Kelas B; yaitu Fluid class yang meliputi keibakaran untuk bahan cair seperti
fuel oil dan lub. oil dimana pemadamannya dilakukan dengan pelunakan isolasi terhadap O2 (foam), pdsir atau powder dan sebagainya.
Kelas C; yaitu Electrlcal equipment c1ass, yang meliputi kebakaran pada
instalasi listrik, dimana pemadam harus menggunakan bahan isolatif seperti
foam.
Untuk sistem pemadam kebakaran pihak klasifikasi memberikan, beberapa
aturan yang berkaitan dengan keselamatan terhadap bahaya kebakaran antara lain :
a.
Kapal barang dengan bobot lebih dari 500 GRT, direngkapi paling tidak 2
buah pompa pemadam kebakaran.
11
31
g. Pompa dan sambungan air laut harus diletakkan serendah mungkin dibawah
light water line.
h. Pompa ballast, bilga, dan rayanan umum (general service pump) dapat
dipakai sebagai pompa pemadam kebakaran dengan kapasitas yang
memenuhi kebutuhan yang salah satunya dapat dengan cepat digunakan
sebagai pompa pemadam.
i.
-3
n. Unyuk muatan > 1000 GRT dilengkapi dengan fire hose dengan nozzle tiap 30
meter panjang kapal atau kesemuanya berjumlah paling tidak 5 (lima).
o. Consentrat foam harus mampu menghasilkan foam secara meskipun
menggunakan air payau. Foam tidak boleh membekupada suhu -5 C
p. Untuk low-expansion foam dibuat dengan menambahkan 3 - 6 % consentrat
foam dengan perbandingan tidak boleh lebih dari 12 : 1 untuk hi-expansion
foam dibuat dengan menambahkan 1-3 % consentrat foam dengan
perbandingan100:1 sampai 1000:1
q. Peralatan pembuat foam harus mempunyai kapasitas melindungi ruangan
dalam skala luas dengan mengisi foam dengan kedalaman 1 meter/menit.
r. Foam harus dapat digunakan sebanyak paling tidak 5 (lima) kali pemakaian
s. Untuk machinery space, soluslnyua foam harus mampu menutupi area paling
tidak 5 (lima) kali pemakaian.
11
41
11
51
Detector yang digunakan adalah detector asap (smoke) dan detector panas
(heat.) .
Ruangan yang tidak punya resiko kebakaran tidak perlu dimonitor.
Fasilitas alarm harus di-sediakai untuk menjamin bahwa semua orang di kapal
dapat mendengar alarm kebakaran.
Central fire control dipasang dinavigation deck atau dimain fire control system.
Safety equipment atau peralatan keselamatan adalah peralatan yang berfungsi
untuk penyelamatan bila terjadi kebakaran dan kondisi buruk lainnya. peralatan yang
dimaksud adalah sebagai berikut:
Fire detection (detector panas, asap dan api ) daln fire fighting equipment
(peralatan pemadam) .
Innert gas system dan gas detection meters
Emergency pumping dan pintu kedap :
sekoci penolong bermesi-n (rifeboat engine) dan dewi-dewi (davits )
Whistles
Dimana persyaratan pompa dan pipa (fire hoses) kebakaran adalah :
1. Harus dapat memberikan 2 pancaran air yang kuat, dengan jarak jangkauan
minimal 12 meter dan jumlahnya tergantung dari jenis dan berat kapal. Disini
kapasitas pompa pemadam untuk kapar kargo dengan kecepatan aliran pada
pipa adalah 122 m/mtn. adalah :
Q=
. QB
Q = 122 x 60 x
x d x 10
-6
d = 26 +
Dimana :
3
11
61
3
11
71
Harus ada emergency pump yang sifatnya berdiri sendiri dengan kapasitas 40
% dari pompa utama peniadam tersedia diluar kamar mesin. (dengan lama
pengoperasian lebih dari 18 jam). Sebagai contoh dibawah ini dapat dilihat gambar
dlagram pipa untuk sistem pemadam kebakaran :
11
81
PENUTUP
Latihan :
1. Air-air di sumur bilga (bilge well) berasal dari sajakah ?
2. Sebutkan beberapa ketentuan yang dikeluarkan oleh pihak klasifikasi
untuk system bilga !
3. Berapa diameter pipa utama ballast pada tugas kapalmu ?
4. Apa-apa sajakah alat untuk pedaman api jika suatu kebakaran terjadi diatas
kapal ?
5. Ada 3 (tiga) kategori klas dalam kebakaran, jelaskan !
6. Coba bentuk kelompok dengan masing-masing kelompok 5 orang, tolong
gambarkan diagram pipa Sistem system pemadam kebakaran, system
Ballast dan system bilga untuk tipe-tipe kapal penumpang, cargo dan tanker?
DAFTAR PUSTAKA
1. Germanischers Lloyd; [1998]; Rules for Classification and Construction Ship
Technology" ; Germanischer Lloyd; Hamburg.
2. Harrington, Roy L.; [l992];Marine Engineering; SNAME; New York.
3. Raswari;
[1987];
"Perencanaan
dan
penggambaran Indonesia Press; Jakarta.
4.
SistemPerpipaan";
Universitas
11
91
12
01
12
11
12
21
Rules tentang sistem Sanitari menurut BKI Volume III 2006 adalah sebagai
berikut :
a. Pipa-pipa pembuangan air kotor harus dilengkapi dengan storm valve dan
pada sisi lambung dengan gate valve.
b. Katup tak balik harus diatur pada bagian hisap atau bagian tekan dari
pompa air kotoran.
c. Pipa-pipa pengering saniter harus dihubungkan dengan tangki pengumpul
kotoran.
d. Bahan-bahan pipa harus tahan terhadap korosi baik bagian dalam
maupun bagian luar.
antara 7 s/d 3 m . pada tangki ini dilengkapi dengan pipa udara, over flow
pipe.
Untuk kapal yang berlayar pada daerah beriklim dingin maka tangki ini harus
dilengkapi dengan pemanas (heater) dan dilapisi dengan thermal insulation untuk
mencegah terjadinya pembekuan air pada tangki. pada system air tawar dengan
sistem hydrophore apabila letak tangki air tawar berada di double bottom maka
air tawar tersebut dipompa dengan pompa air tawar hydrophore menuju ke tangki
hydrophore. Biasanya sebel-um pompa terdapat filter (saringan) yang berfungsi
untuk mencegah kotoran-kotoran masuk ke pompa dan instalasi pipa. Kemudian
dari tangki hydrophore ini didistribusikan ke pemakaian sepert.i deck-deck
akomodasi, dan deck lainnya, shower-shower dan pencucian-pencucian,
tergantung dari lokasi pemakaian
12
31
(1)
3
V = kapasitas tangki (m )
3
12
41
Pipa-pipa instalasi untuk pipa induk material- pipa yang digunakan adalah pipa
baja yang digalvanis dengan diameter kira-kira 50 mm dan diameter pipa cabang
antara
13 s/d 38 mm. Kecepatetn aliran air pada plpa-pipa induk pengisapan berkisar, 0,75 1,0 m/s dan 1,0 - 1,2 m/s untuk bagian discharge (semprotan). sedangkan untuk
aliran-ariran pada pipa-pipa cabangan discharge 1 - 2 m/s.
Prinsip Kerja Sistem Hydrophore
12
51
12
61
PENUTUP
Soal latihan :
1. Apakah itu system sanitari pada kapal ?
2. Apa bagian-bagian dari komponen dari sistem sanitari
3. Coba anda jelaskan peraturan tentang sistem Sanitari menurut BKI Volume III !
4. Apa fungsi dari hydrophore dan Jelaskan tentang prinsip kerja hydrophore !
5. Coba bentuk kelompok dengan masing-masing kelompok 5 orang, tolong
gambarkan diagram pipa Sistem air tawar atau air laut untuk tipe-tipe
kapal penumpang, cargo dan tanker.
6. Berapakah kapasitas untuk mensupplai layanan akomodasi dan air
sealing purifier ?
7. Coba gambarkan diagram pipa Sistem air laut ?
DAFTAR PUSTAKA :
1. Biro Klasifikasi Indonesia; [2006]; Rules For Machinery Instalation; Vol. III, BKI;
Jakarta
2. Germanischers Lloyd; [1998]; "Rules for Classif ication and Construction Ship
Technology"; Germanischer Lloyd;Hamburg.
3. Harrington, Roy L.;ll992J ; "Marine Engineering"; SNAME;New York
4. The Marine Engineering Society in Japan;[1982];"Machinery outfitting Design
Manual, vol. 1. piping system for Diesel ships"; The Marine Engineering society rn
Japan; Jepang
12
71
DAFTAR PUSTAKA
1. Biro Klasifikasi Indonesia; [2006]; Rules For Machinery Instalation; Vol. III,
BKI; Jakarta
2. Germanischers Lloyd;[1998];"RuIesfor classification and construction ship
Technology, Chapter 2. Machinery Instaltation; Germanischers Lloyd;
Hamburg.
3. Harington, Roy L.[1992] ; "Marine Engineering';SNAME; New York
4. Mc George, H.D; [1994]; General Engineering Knowledge ; ButterworthHeinemann Ltd; London
5. Raswari; [1981]; "Perencanaan d.an penggambaran Sistem Perpipaan";
Universitas Indonesia press; Jakarta
6. Sularso dan Tahara, Haruo; [1987] ; "Pompa Dan Kompressor" ; Padnya
Paramita; Jakarta.
7. The Marine Engineering Society In Japan; [1982]; "Machinery Outf itting
Design Manual Vol. 1. Piping System for Diesel Ships; The Marine
Engineering Society In Japan; Jepang
8. Victory, G.; [1974]; Marine Engineering practice vol. 1 Part 5 : Fire Fighting
Equipment And Its use in ship"; Th