Anda di halaman 1dari 8

Jurnal Teknika

ISSN : 2085 - 0859

Fakultas Teknik Universitas Islam Lamongan

Volume 2 No.1 Tahun 2010

PENENTUAN HARGA SATUAN PEKERJAAN DITINJAU DARI


PRODUKTIVITAS TENAGA KERJA KONSTRUKSI PADA SETIAP
JENJANG KEAHLIAN DI LAPANGAN
Zulkifli Lubis1
Sandy Tri Putranto2
1)
2)

Dosen dpk, Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Islam Lamongan
Dosen Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Islam Lamongan

ABSTRAK
Produktivitas merupakan salah satu faktor mendasar yang mempengaruhi peformasi
kemampuan bersaing pada industri konstruksi. Tidak tesedianya standar produktivitas konstruksi
baik pada tingkatan proyek maupun tingkatan item pekerjaan sangat dirasakan oleh industri jasa
konstruksi di Indonesia untuk dapat digunakan sebaai acuan dalam menyusun anggaran biaya dan
jadwal pelaksanaan kegiatan konstruksi.
Dari hasil studi pada beberapa proyek yang ditinjau di lapangan, ternyta produktivitas tenaga kerja
sangat dipengaruhi oleh faktor pengawasan, perencanaan dan koordinasi, urutan kerja, komposisi
kelompok kerja, kondisi fisik lapangan dan sarana bantu, dan kerja lembur.
Hasil perhitungan menunjukkan bahwa nilai produktivitas tenaga kerja pada daftar analisis BOW
untuk pekerjaan pasangan dinding dan pekerjaan balok dan pelat lantai sudah tidak relevan lagi
untuk digunakan pada kondisi sekarang. Kemudian disusun suatu nilai produktivitas yang
direkomendasikan untuk digunakan sebagai perubahan dari daftar analisis BOW. Dan setelah diuji
kembali ternyata produktivitas juga ditenukan oleh jenis tenaga kerja yang digunakan. Pada
pekerjaan pasangan dinding lantai 1, produktivitasnya akan lebih tinggi jika menggunakan tenaga
kerja borongan dibandingkan tenaga kerja harian.
Motivasi dari kedua jenis tenaga kerja perlu diperhatikan dan besarnya upah perlu ditinjau dan
dipikirkan bersama guna perbaikan hidup para tenaga kerja.
Kata kunci : performasi kemampuan bersaing, standar produktivitas konstruksi, daftar analisis
BOW, motivasi.
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Produktivitas merupakan salah satu
faktor
mendasar
yang
mempengaruhi
performansi kemampuan bersaing pada industri
konstruksi. Peningkatan produktivitas akan
mengurangi waktu pekerjaan, dan itu berarti
akan mereduksi biaya, khususnya biaya pekerja
sehingga diperoleh suatu minimum labor cost
untuk mendapatkan harga yang kompetitif baik
untuk pelelangan maupun pelaksanaan. Oleh
karena itu pengukuran dan peningkatan
produktivitas pekerjaan konstruksi yang
mencapai sasaran mutu, proses, dan hasil kerja
yang diharapkan, baik dari segi kualitas, waktu
pelaksanaan, maupun pembiayaan.
Kendala
utama bagi perusahaan
konstruksi di Indonesia dewasa ini dalam usaha
pengembangan
produktivitas
pekerjaan
konstruksi adalah belum adanya standar
produktivitas yang handal, yang dapat digunakan

sebagai acuan dalam mengestimasi biaya dan


jadwal pelaksanaan kegiatan konstruksi.
Perusahaan konsstruksi juga jarang melakukan
pengukuran produktivitas yang murah, mudah,
fleksibel, dan cukup akurat.
Pengukuran
produktivitas
yang
digunakan di indusstri konstruksi saat ini
umumnya diadopsi dari industri manufaktur
dengan metoda pengukuran antara lain : Time
and Motion Study, Work Sampling dan Metoda
Productivity Delay Model. Metoda-metoda ini
memerlukan pengukuran produktivitas aktual di
lapangan secara khusus, yang pelaksanaannya
cukup sulit, memerlukan waktu lama, harus
intensif, dan memerlukan dana cukup yang harus
disiapkan.Sebagai alternatif dari metoda-metoda
pengukuran tersebut di atas, diperlukan metoda
yang
lebih
sederhana
yaitu
dengan
memanfaatkan informasi proyek yang mudah
didapat. Salah satu sumber informasi yang
berharga adalah laporan kemajuan pekerjaan

13

Jurnal Teknika

ISSN : 2085 - 0859

Fakultas Teknik Universitas Islam Lamongan

Volume 2 No.1 Tahun 2010

(site progress records), yaitu Laporan Harian


yang berisi : daily works report, daily material
report, daily man power report, daily equipment
report, weather and woring hour, serta Laporan
Bulanan yang isinya merupakan kumulasi dari
laporan-laporan mingguannya. Informasi yang
diperoleh dari laporan kemajuan pekerjaan ini
sebenarnya merupakan suatu sumber daya
organisasi yang berharga, khususnya untuk
perencanaan dan pengendalian, namun pada
umumnya masih belum dimanfaatkan secara
maksimal.
Maksud dan Tujuan Penelitian
Tujuan dilakukan penelitian ini, adalah untuk :
1. Mendapatkan
gambaran
mengenai
produktivitas tenaga kerja pada proyek
konstruksi yang didapatkan dari laporan
kemajuan pekejaan hasil observasi di
lapangan.
2. Mendapatkan
suatu
rentang
(range)
produktivitas tenaga kerja pada setiap
jenjang keahlian (dalam hal ini adalah
tukang dan laden) pada proyek konstruksi di
lapangan.
Pembatasan Masalah
Dalam melakukan penelitian ini, dibuat
pembatasan masalah, yaitu sebagai berikut :
Pengukuran produktivitas tenaga kerja
dilakukan pada jenjang keahlian tukang dan
laden.
Tenaga kerja yang digunakan adalah tenaga
kerja standar.
Proyek gedung bertingkat minimal dua
lantai.
Kondisi dilapangan mendukung, antara lain :
Kondisi cuaca normal, artinya tidak ada
kendala berarti yang dapat mengganggu
kelancaran pelaksanaan pekerjaan di
lapangan.
Ketersediaan jumlah tenaga kerja yang
cukup untuk memenuhi jumlah tenaga
kerja yang diperlukan untuk pelaksanaan
pekerjaan di lapangan sesuai dengan
jenis pekerjaannya.
Lingkungan kerja mendukung akan
banyaknya jumlah tenaga kerja yang
melaksanakan pekerjaan di laangan pada
suatu waktu tertentu.

Metoda Penelitian
Dengan mengumpulkan bahan dari studi
literatur, baik berupa buku yang telah
dipublikasikan secara umum maupun dengan

mengembangkan penelitian yang telah dilakukan


oleh
peneliti
terdahulu,
juga
dengan
memanfaatkan arsip laporan kemajuan pekerjaan
untuk mengukur produktivitas tenaga kerja pada
proyek konstruksi.
Dengan menggunakan data yang
terekam pada laporan kemajuan pekerjaan
mingguan, dapat dihitung dan dianalisa suatu
angka produktivitas tenaga kerja untuk tingkatan
proyek yang dapat dipergunakan oleh para
perencana biaya dan jadwal konstruksi pada
tahap preliminary estimate sesuai dengan
teknologi dan metode pelaksanaan konstruksi
yang biasa dilakukan sekarang.
Diharapkan dengan adanya pengukuran
ini, produktivitas tenaga kerja pada proyek
konstruksi akan dapat terus ditingkatkan, dengan
demikian kerugian akibat kesalahan estimasi
akan dapat diperkecil. Hasil pengukuran ini juga
bermanfaat sebagai data dan alat analisa bagi
perusahaan
untuk
terus
meningkatkan
performansinya, sehingga mampu untuk ikut
berkompetisi.
Diagram Air Metoda Penelitian
Tahapan-tahapan proses kegiatan yang
dilakukan dalam tesis ini secara garis besar
dilakukan dengan mengikuti bagan air seperti
terlihat pada gambar 1.
LANDASAN TEORI
Jika
membicarakan
masalah
produktivitas muncullah satu situasi yang
produktivitas muncullah satu situasi yang
paradoksial (bertentangan), karena belum ada
kesepakatan umum tentang maksud pengertian
produktivitas serta kriterianya dalam mengukur
petunjuk-petunjuk produktivitas. Dan tak ada
konsepsi, metode penerapan maupun cara
pengukuran yang bebas dari kritik (Sinungan,
Muchdarsyah,
1995).
Para
ahli
tidak
memberikan rumusan produktivitas yang sama,
karena itu masih ditemukan pengertian
produktivitas dalam berbagai cara, namun pada
prinsipnya mempunyai kesamaan.
Dalam berbagai referensi terdapat
banyak
sekali
pengertian
mengenai
produktivitas, yang dapat dikelompokkan
menjadi tiga (Sinungan, Muchdarsyah, 1995)
yaitu :
1. Rumusan tradisional bagi keseluruhan
produktivitas tidak lain ialah ratio dari apa
yang
dihasilkan
(output)
terhadap
keseluruhan peralatan produksi yang
dipergunakan (input).

14

Jurnal Teknika

ISSN : 2085 - 0859

Fakultas Teknik Universitas Islam Lamongan

Volume 2 No.1 Tahun 2010

2. Rumusan tradisional bagi keseluruhan


produktivitas tidak lain ialah ratio dari apa
yang
dihasilkan
(output)
terhadap
keseluruhan peralatan produksi yang
dipergunakan (input).
3. Produktivitas pada dasarnya adalah suatu
sikap mental yang selalu mempunyai
pandangan bahwa mutu kehidupan hari ini
lebih baik daripada kemarin, dan hari esok
lebih baik dari hari ini.
4. Produktivitas merupakan interaksi terpadu
secara serasi dari tiga faktor penting, yakni :
Investasi, termasuk penggunaan pengetahuan
dan teknologi serta riset; manajemen; dan
tenaga kerja.

sumber-sumber
yang
digunakan
dalam
menghasilkan keluaran tersebut mulai dikenal
sekitar akhir abad sembilan belas.
Definisi lainnya tentang produktivitas
telah banyak dilontarkan oleh para ahli dan
badan-badan internasional. Organization for
european Economic Cooperation (OEEC) pada
tahun 1950 mendefinisikan produktivitas sebagai
berikut :
Produktivitas merupakan hasil bagi yang
diperoleh dengan membagi keluaran dengan
salah satu dari faktor-faktor produksi yang jadi
input, yaitu kapital, investasi, bahan mentah dan
lain-lain.

Mulai

PerumusanMasalah :
Belum adanya standar yang jelas mengenai
besarnya produktivitas tenaga kerja untuk
setiap jenjang keahlian pada setiap satuan
jenis pekerjaan di lapangan.

Produktivitas
Tenaga Kerja

Studi
Literat
ur

Manajemen
Sumber Daya
Manusia

PengumpulanData :
Time Schedule danKurva
S
Laporan Kemajuan
Pekerjaan
Spesifikasi
Analisisdan
Datagambar
:
Perhitungan produktivitas tenaga kerja pada setiap
jenjang keahlian tukang dan laden pada proyek
yang berbeda.
Perhitungan dilakukan untuk jenis pekerjaan yang
memerlukan
tenaga
kerja manusia
dalam
pelaksanaan pekerjaannya dengan menggunakan
bantuan peralatan sesedikit mungkin.

Hasil Studi :
Range produktivitas tenaga kerja pada
setiap jenjang keahlian untuk setiap satuan
jenis pekerjaan yang ditinjau.

Rekomendasi :
Besarnya nilai produktivitas tenaga
kerja pada setiap jenjang keahlian
untuk setiap satuan jenis pekerjaan
yang ditinjau.

Selesai

Gambar 1. Metoda Penelitian


Kata produktivitas sendiri pertama kali
disebutkan pada sebuah artikel oleh Quesnay
tahun 1766. Pada tahun 1833, Littre
mendefinisikan pengertian dari produktivitas
sebagai kemampuan dalam memproduksi.
Definisi yang lebih spesifik dari produktivitas
yaitu sebagai perbandingan antara keluaran dan

Peter F. Ducker mengemukakan


produktivitas sebagai berikut :

definisi

Produktivitas adalah keseimbangan antara


seluruh faktor-faktor produksi yang memberikan
keluaran yang lebih banyak melalui penggunaan
sumber daya yang lebih sedikit.
Dari definisi-definisi di atas, secara
umum produktivitas didefinisikan sebagai
perbandingan antara keluaran suatu proses
terhadap sumber daya masukan dalam proses
tersebut, yang dapat digambarkan sebagai
berikut :
Produktivitas =

Keluaran
Masukan

Keluaran adalah hasil yang bermanfaat


bagi manusia yang didapat dari suatu kegiatan,
sedangkan masukan adalah sumber-sumber yang
digunakan untuk memperoleh hasil tersebut.
Sehingga dapat ditarik kesimpulan
bahwa produktivitas berarti juga suatu ukuran
efektivitas masukan yang digunakan suatu proses
untuk menghasilkan keluarannya.
Definisi produktivitas secara umum yaitu :
Produktivitas = Output : Input
Produktivitas = Output : Satuan Waktu
Dan produktivitas pada building site
adalah jumlah jam-orang per m2 luas lantai.
Jenis-jenis Produktivitas
Pendefinisian
produktivitas
dapat
bermacam-macam tergantung pada konteks apa
produktivitas tersebut dibicarakan. Pada
dasarnya ada tiga jenis dasar produktivitas
(Susanto, 1992), yaitu :
a. Produktivitas parsial

15

Jurnal Teknika

ISSN : 2085 - 0859

Fakultas Teknik Universitas Islam Lamongan

Volume 2 No.1 Tahun 2010

Produktivitas parsial adalah rasio keluaran


terhadap salah satu faktor masukan, sebagai
contoh, produktivitas tenaga kerja (rasio dari
keluaran dan masukan kerja), merupakan
ukuran produktivitas parsial.
b. Produktivitas total faktor
Produktivitas total faktor adalah rasio
keluaran bersih terhadap jumlah masukan
faktor tenaga kerja dan faktor kapital. Yang
dimaksud dengan keluaran bersih adalah
masukan total dikurangi dengan jumlah
barang dan jasa yang dibeli. Yang harus
diperhatikan adalah faktor pembagi dari
rasio ini adalah faktor tenaga kerja dan
kapital.
c. Produktivitas total
Produktivitas total adalah rasio keluaran
total terhadap semua faktor masukan.
Dengan demikian, pengukuran produktivitas
total mencerminkan pengaruh bersama dari
semua masukan dalam menghasilkan
keluaran.
Secara
tradisional
orang
sering
mengandalkan pada pengukuran produktivitas
parsial. Pengukuran produktivitas yang paling
sering dipakai adalah pengukuran produktivitas
tenaga kerja yang dinyatakan dengan keluaran
per-orang per-jam atau keluaran per-karyawan.
Keluaran dinyatakan dalam unit uang atau
dalam bentuk fisik. Tetapi pengukuran
produktivitas parsial kadang menunjukkan sifat
yang berlawanan, sebaliknya dengan hanya
mengetahui ukuran produktivitas total, akan sulit
mendeteksi faktor-faktor yang mempengaruhi
perkembangan untuk tindakan perbaikan.
Produktivitas Tenaga Kerja
Dari
definisi-definisi
produktivitas
secara umum, dapat disimpulkan bahwa
produktivitas tenaga kerja adalah besar volume
pekerjaan yang dihasilkan oleh seorang pekerja
atau oleh satu tim pekerja selama tenggang
waktu tertentu. Dengan kata lain, produktivitas
tenaga kerja adalah jumlah waktu atau tenggang
waktu yang diperlukan oleh seorang pekerja atau
atu tim pekerja untuk menghasilkan suatu
volume pekerjaan tertentu.
Produktivitas dalam Industri Konstruksi
Industri konstruksi mempunyai sifat
yang berbeda dari industri manufaktur, dimana
sifat-sifat ini akan mempengaruhi pengertian
produktivitas
dalam
industri
konstruksi.
Karakteristik dari industri konstruksi yang

membedakannya dari industri manufaktur adalah


sebagi berikut (Suryanto, 1997) :
1. Proyek konstruksi mempunyai pelaksanaan
yang relatif pendek.
2. Lokasi kerja tidak tetap.
3. Hasil akhir konstruksi merupakan hasil yang
unik dan berbeda dari satu lokasi dengan
lokasi yang lain.
4. Tenaga terlatih lebih banyak digunakan
daripada tenaga kerja kasar.
5. Pelaksanaan pekerjaan dilakukan diluar
ruangan dengan kemungkinan gangguan yng
besar.
6. Keterlibatan berbagai pihak (pemberi
pekerjaan, perencana, pengawas dan
pelaksana) yang banyak terlibat dalam
proses konstruksi.
Dalam industri konstruksi keterlibatan
pihak-pihak yang terlibat dalam suatu proses
kegiatan konstruksi (pemberi pekerjaan,
perencana, kontraktor dan sub kontraktor,
pekerja) akan memberikan sumbangan terhadap
produktivitas suatu proyek konstruksi.
Meskipun
berbagai
faktor
yang
berkaitan dengan keterlibatan berbagai tahap
kegiatan akan mempengaruhi produktivitas total
pekerjaan konstruksi, tetapi faktor produktivitas
tenaga kerja di lapangan memegang peranan
yang sangat besar. Hal ini dimungkinkan karena
hasil akhir suatu pekerjaan konstruksi
bergantung kepada kinerja tenaga kerja pada
setiap pekerjaan yang dilakukan di lapangan.
Sehingga pengukuran produktivitas tenaga kerja
di lapangan, tanpa mengesampingkan kontribusi
peranan pihak-pihak lain yang memungkinkan
peningkatan produktivitas proyek konstruksi
secara keseluruhan.
Dengan mengetahui faktor-faktor yang
mempengaruhi produktivitas konstruksi, maka
kemampuan industri konstruksi untuk mencari
cara-cara untuk meningkatkan produktivitas juga
akan menjadi lebih baik lagi, sehingga sekarang
tinggal bagaimana cara mengukur produktivitas
konstruksi dapat dilakukan dari waktu ke waktu
untuk mengetahui peningkatan atau penurunan
produktivitas dimulai dengan mengetahi dan
menetapkan produktivitas yang ada melalui
suatu pengukuran.
Variabel-variabel yang mempengaruhi
produktivitas tenaga kerja lapangan menjadi
seperti tersebut di bawah ini (Soeharto, 1995) :
1. Kondisi fisik lapangan dan sarana bantu.
2. Pengawasan, perencanaan, dan koordinasi.
3. Komposisi kelompok kerja.

16

Jurnal Teknika

ISSN : 2085 - 0859

Fakultas Teknik Universitas Islam Lamongan

Volume 2 No.1 Tahun 2010

4.
5.
6.
7.
8.

Kerja lembur.
Ukuran besar proyek.
Kurva pengalaman.
Pekerja langsung sub kontraktor.
Kepadatan tenaga kerja.

Daftar Analisis BOW


Sampai saat ini, perencanaan atau
estimasi biaya konstruksi dan penentuan jadwal
kegiatan proyek konstruksi masih menggunakan
angka-angka standar produktivitas tenaga kerja
yang mengacu pada hasil penelitian puluhan
tahun yang lalu, seperti standar BOW yang
dikeluarkan sekitar tahun 40-an yang sekarang
dirasakan sudah tidak sesuai lagi jika
dipergunakan untuk menghitung perencanaan
tenaga kerja pada proyek konstruksi sekarang
ini, sebab baik metode kerja, peralatan,
pengawasan dan faktr-faktor lainnya sudah
banyak berbeda jika dibandingkan dengan
keadaan saat BOW tersebut disusun (Suryanto,
1997).
Di bawah ini adalah contoh nilai
produktivitas tenaga kerja hasil penelitian yang
disusun dalam BOW sebagai berikut :
1. Pekerjaan kayu, pemasangan atap
Untuk mengerjakan 1 m3 pemasangan kaso
dan reng untuk atap genteng diperlukan :
0,005
mandor
0,01
kepala tukang
0,1
tukang kayu
0,1
pekerja / laden
2. Pekerjaan beton
Untuk mengerjakan 1 m3 beton semen
portland dengan campuran 4 bagian batu
pecah (kerikil) : 2 bagian pasir : 1 bagian
semen portland yang dipakai untuk
pemasangan ubin pada lantai, pembuatan
genteng beton, pengecoran beton dibawah
air, dan pembuatan lapisan turap diatas
pasangan-pasangan batu atau bata yang
dimiringkan dengan tebal 0,06 m, diperlukan
:
0,3
mandor
0,1
kepala tukng
1
tukang batu
6
pekerja / laden

ANALISIS DATA LAPANGAN


Proyek yang ditinjau adalah :
1. Proyek pengembangan Ruko Graha Indah
Lamongan
2. ProyekpembangunanRuko LTC Lamongan

3. ProyekPembangunan
Regency Lamongan

Ruko

Demangan

Dibawahiniadalahjenispekerjaan
pada
bangunan yang ditinjau pada setiapproyek :
1. PekerjaanTanah dan Pondasi
1.1 Pekerjaan pondasi batu kali menerus
2. PekerjaanStrukturBeton
2.1 Pekerjaankolomlantai 1
2.2 Pekerjaanpasangandindinglantai 1
2.3 Pekerjaan balok dan pelat lantai 2
Tenaga kerja di lapangan terbagi
menjadi dua jenis, yaitu tenaga kerja harian dan
tenaga kerja borongan. Tenaga kerja harian
adalah tenaga kerja yang melaksanakan satu
jenis pekerjaan di lapangan dengan tingkat
kesulitan yang cukup tinggi, dan upahnya
dihitung berdasarkan lamanya tenaga kerja
tersebut melaksanakan satu jenis pekerjaan
hingga selesai. Sedangkan tenaga kerja borongan
adalah tenaga kerja yang melaksanakan satu
jenis pekerjaan yang sifatnya massal di lapangan,
dan upahnya dihitung berdasarkan volume
pekerjaan
yang
dilaksanakan
tanpa
memperhitungkan lamanya durasi waktu
penyelesaian pekerjaan yang dimaksud.
Dengan kenyataan yang terjadi di
lapangan,
bahwa
hanya
tukang
yang
menghasilkan pproduk, dan laden mendukung
kelancaran pekerjaan tukang, sedangkan mandor
sebagai pemberi instruksi dan mengawasi
pekerjaan tukang dan laden di lapangan, maka
sesuai dengan hasil pengamatan di lapangan,
ratio untuk tukang dan laden adalah sebagai
berikut:
a. Untuk tenaga kerja harian :
1 orang kepala tukang memimpin 10 orang
tukang, dan 1 orang tukang dibantu oleh 3
orang laden.
b. Untuk tenaga kerja borongan :
1 orang kepala tukang memimpin 12 orang
tukang, danm 1 orang tukang dibantu oleh 4
orang laden.
Dibawah ini adalah salah satu contoh
metode perhitungan produktivitas tenaga kerja
pada setiap pekerjaan yang ditinjau pada masing
- masing proyek, dan untuk pekerjaan pekerjaan lain dan pada proyek - proyek yang
lain dilakukan dalam bentuk tabelaris, seperti
terlihat pada tabel 1.
Proyek Pembangunan
Lamongan

Ruko

Graha

Indah

17

Jurnal Teknika

ISSN : 2085 - 0859

Fakultas Teknik Universitas Islam Lamongan

Volume 2 No.1 Tahun 2010

1. Pekerjaan tanah dan pondasi


1.1 Pekerjaan pondasi batu kali menerus
Volume pekerjaan = 70,25 m3
Durasi = 14 hari
Volume pekerjaan per hari = 70,25/14
Komposisi jumlah tenaga kerja :
1 mandor
1 tukang
2 laden
Produktivitas tenaga kerja = 5 org/5,0179 m3
Jadi keperluan jumlah tenaga kerja per m 3
pekerjaan pondasi batu kali di lapangan adalah
0,0057
mandor
0,9964
tukang
2,989
laden
Tabel 1 : Prodiuktivitas Tenaga Kerja Pada
Setiap Jenjang Keahlian Pekerjaan di
Lapangan
Proyek
No

1
1.1

Jenis Pekerjaan

Pekerjaan tanah dan


pondasi
Pekerjaan pondasi batu
kali (m3)
Volume pekerjaan (m3)
Durasi (hari)
Volume pekerjaan per
hari (m3)
Jumlah tenaga kerja
(orang) :
Mandor
Tukang
Laden
Hasil analisis
produktivitas :
Mandor
Tukang
Laden

2
2.1

Pekerjaan beton
Pekerjaan kolom lantai
1(m3)
Volume pekerjaan (m3)
Durasi (hari)
Pekerjaan pembesian
(kg)
Volume pekerjaan (kg)
Durasi (hari)
Volume pekerjaan per
hari (kg)
Jumlah tenaga kerja
(orang) :
Mandor
Tukang
Laden
Hasil analisis

Ruko
Grah
a
Inda
h

Ruko
LTC

Ruko
Deman
gan
Regenc
y

84,88

40,318

produktivitas :
Mandor
Tukang
Laden
Pekerjaan bekisting (m2)
Volume pekerjaan (m2)
Durasi (hari)
Volume pekerjaan per
hari (m2)
Jumlah tenaga kerja
(orang) :
Mandor
Tukang
Laden
Hasil analisis
produktivitas :
Mandor
Tukang
Laden

0,0057
0,0154
0,0461

0,0067
0,0155
0,0464

0,0250
0,0192
0,0576

833
21
39,7

415
7
59,3

115
4
28,75

1
4
3

1
4
3

1
4
4

0,0057
0,3778
1,1335

0,0067
0,2530
0,7589

0,0250
0,5565
1,6696

Dari hasil perhitungan dengan meninjau tiga


jenis pekerjaan dari ketiga proyek di lapangan,
kemudian dibandingkan dengan hasil yang
dibuat dari daftar analisa upah dan bahan (BOW)
dapat dilihat dari tabel 2 di bawah ini :
Tabel 2 : Produktivitas Tenaga Kerja Pada
Setiap Jenjang Keahlian di Lapangan
dan Dari Daftar Analisa Upah dan
Bahan (BOW)
Proyek

70,2
5
14
5,01
79

Jenis Pekerjaan

14
6,0629

49
6,1224
1
1

1
1
2

1
2
2

1
2
2
2
2

0,00
57
0,99
64
2,98
93

72,8
9
35

18.2
25
14
1.30
7,8

1
5
5

0,0067

0,0250

1,3195

1,3067

3,9585

3,9200

36,22

10

14

9.055

2.500

7
1.293,6

3
833,3

1
5
5

1
4
4

Ruko
Graha
Indah

Pekerjaan tanah dan


pondasi
1 Pekerjaan pondasi
batu kali (1 m3)
Mandor
0,0057
Tukang
0,9964
Laden
2,9893
Pekerjaan beton
1 Pekerjaan kolom
lantai 1
Pekerjaan
pembesian (1 kg)
Mandor
0,0057
Tukang
0,0154
Laden
0,0461
Pekerjaan
2
bekisting (1 m ) :
Mandor
0,0057
Tukang
0,3778
Laden
1,1335
2
Pekerjaan
pasangan dinding
(1 m2)
Mandor
0,0057
Kepala
0,0067
Tukang
Tukang
2,7000
Laden
8,1100
3
Pekerjaan
balok dan
pelat lantai 2
Pekerjaan
pembesia (1
kg)
Mandor
0,0057
Tukang
0,0161
Laden
0,0484
Pekerjaan

Ruko
LTC

Ruko
Dema
ngan
Rege
ncy

0,0067
1,3195
3,9585

0,0250 0,1800
1,3067 1,2000
3,9200 3,6000

BOW

0,0067
0,0155
0,0464

0,0250
0,0192
0,0576

0,0545
0,0273

0,0067
0,2530
0,7589

0,0250
0,5565
1,6696

0,1000
1,0000
2,0000

0,0067
0,0067

0,0250
0,0174

0,2250
0,1500

2,5800
7,7400

2,0600
6,1700

1,5000
4,5000

0,0067
0,0133
0,0400

0,0250
0,0152
0,0457

0,0545
0,2730

18

Jurnal Teknika

ISSN : 2085 - 0859

Fakultas Teknik Universitas Islam Lamongan

Volume 2 No.1 Tahun 2010

pembesian (1
kg) :
Mandor
Tukang
Laden

0,0057
0,3379
1,0138

0,0067
0,3019
0,9057

0,0250
0,4667
1,4000

0,1000
1,0000
2,0000

Adanya perbedaan hasil produktivitas


yang didapat dari studi dengan analisis BOW
disebabkan oleh karena perkiraan kondisi pada
proyek pada saat disusunnya BOW adalah
sebagai berikut :
1. Tenaga kerja yang melakukan pekerjaan di
lapangan bekerja berada di bawah
kwpwmimpinan yang keras dari pengaasnya.
2. Tingginya
tingkat
kedisiplinan
dan
ketertiban dari tenaga kerja di bawah
pengaruh (tekanan) yang sangat tinggi dari
pimpinannya.
3. Tingkat ketelitian, kerapihan dan keindahan
yang sangat baik di bawah pengaruh
(tekanan) yang besar dari pimpinannya.
4. Faktor keamanan dari bangunan yang sangat
tinggi.
5. Belum banyaknya peralatan yang dipakai
untuk membantu melaksanakan pekerjaan
pada setiap jenis pekerjaan di lapangan.
Kondisi
tersebut
di
atas
jika
dibandingkan dengan yang terjadi pada saat
penelitian ini dibuat sudah jauh berbeda.
Setelah dilakukannya studi mengenai
produktivitas tenaga kerja pada setiap jenjang
keahlian di lapangan ini, dapat diberikan suatu
rekomendasi mengenai angka produktivitas
tenaga kerja pada setiap jenis pekerjaan, yang
dapat dipergunakan dalam menyusun rencana
jadwal pekerjaan, jumlah tenaga kerja yang
diperlukan, dan dalam menyusun rencana
anggaran biaya yang akan dipakai dalam
mengikuti pelangan proyek sebagai berikut :
1. Pekerjaan tanah dan pondasi
Pekerjaan pondasi batu kali menerus (1 m3)
Mandor
0,1
Tukang
1,1
Laden
3,4
2. Pekerjaan beton
Pekerjaan kolom lantai 1
Pekerjaan pembesian (1 kg)
Tukang
0,05
Laden
0,03
Pekerjaan bekisting (1 m2)
Mandor
0,075
Tukang
0,75
Laden
1,6

Pekerjaan pasangan dinding (1 m2)


Mandor
0,15
Kepala Tukang
0,1
Tukang
1,5
Laden
4,5
Pekerjaan balok dan pelat lantai 2
Pekerjaan pembesian (1 kg)
Tukang
0,04
Laden
0,025
2
Pekerjaan bekisting (1 m )
Mandor
0,1
Tukang
0,75
Laden
1,6

PENUTUP
Kesimpulan
1. Nilai produktivitas dari daftar analisis BOW
untuk jenis pekerjaan pasangan dinding dan
pekerjaan balok dan pelat lantai sudah tidak
relevan lagi digunakan pada perencanaan
dan pelaksanaan pekerjaan di lapangan pada
kondisi saat ini terbukti dengan jauhnya
perbedaan angka produktivitas hasil studi
dengan daftar analisis BOW.
2. Produktivitas tenaga kerja pada setiap
jenjang keahlian selain dipengaruhi oleh
faktor pengawasan, perencanaan dan
koordinasi,
urutan
kerja,
komposisi
kelompok kerja, kondisi fisik lapangan dan
sarana bantu dan kerja lembur juga
dipengaruhi oleh jenis tenaga kerja yang
digunakan apakah tenaga kerja harian atau
tenaga kerja borongan.
3. Variabel yang paling berpengaruhpada
produktivitas tenaga kerja pada setiap
jenjang keahlian
di lapangan hasil
pengamatan di lapangan untuk keempat
proyek yang ditinjau adalah komposisi
kelompok kerja untuk setiap jenis pekerjaan.
Saran
1. untuk mendapatkan nilai produktivitas
tenaga kerja pada setiap jenjang keahlian
yang lebih akurat perlu dilakukan
pengamatan yang berkesinambungan dan
waktu yang cukup pada banyak proyek
konstruksi. Sebaiknya proyek dipilah - pilah
menurut jenisnya.
2. Para
pengusaha
konstruksi
perlu
mempertimbangkan kembali
mengenai
besarnya upah yang diberikan untuk mandor,
tukang, laden supaya dapat meningkatkan

19

Jurnal Teknika

ISSN : 2085 - 0859

Fakultas Teknik Universitas Islam Lamongan

Volume 2 No.1 Tahun 2010

taraf hidup mereka dan juga dapat


memotivasi
mereka
agar
dapat
melaksanakan pekerjaan dengan lebih baik.

DAFTAR PUSTAKA
Mukomoko,
J.A.,
1985.
DasarPenyusunanAnggaranBiayaBangu
nan. CV. Gaya Media Pratrama :Jakarta
Sinungan, Muchdarsyah, 1985. Produktivitas
:Apa
dan
Bagaimana.BumiAksara
:Jakarta.
Soeharto, Iman, 1995. ManajemenProyek
:DariKonseptualSampaiOperasional.Pe
nrbitErlangga : Yakarta.
Suryanto, Krishna Pribadi, 1997. Model
Productivitas
PekerjaanKonstruksiBangunanGedungB
ertingkat
di
Indonesia.
Laporan
penelitian, ITB : Bandung.

20

Anda mungkin juga menyukai