Dosen dpk, Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Islam Lamongan
Dosen Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Islam Lamongan
ABSTRAK
Produktivitas merupakan salah satu faktor mendasar yang mempengaruhi peformasi
kemampuan bersaing pada industri konstruksi. Tidak tesedianya standar produktivitas konstruksi
baik pada tingkatan proyek maupun tingkatan item pekerjaan sangat dirasakan oleh industri jasa
konstruksi di Indonesia untuk dapat digunakan sebaai acuan dalam menyusun anggaran biaya dan
jadwal pelaksanaan kegiatan konstruksi.
Dari hasil studi pada beberapa proyek yang ditinjau di lapangan, ternyta produktivitas tenaga kerja
sangat dipengaruhi oleh faktor pengawasan, perencanaan dan koordinasi, urutan kerja, komposisi
kelompok kerja, kondisi fisik lapangan dan sarana bantu, dan kerja lembur.
Hasil perhitungan menunjukkan bahwa nilai produktivitas tenaga kerja pada daftar analisis BOW
untuk pekerjaan pasangan dinding dan pekerjaan balok dan pelat lantai sudah tidak relevan lagi
untuk digunakan pada kondisi sekarang. Kemudian disusun suatu nilai produktivitas yang
direkomendasikan untuk digunakan sebagai perubahan dari daftar analisis BOW. Dan setelah diuji
kembali ternyata produktivitas juga ditenukan oleh jenis tenaga kerja yang digunakan. Pada
pekerjaan pasangan dinding lantai 1, produktivitasnya akan lebih tinggi jika menggunakan tenaga
kerja borongan dibandingkan tenaga kerja harian.
Motivasi dari kedua jenis tenaga kerja perlu diperhatikan dan besarnya upah perlu ditinjau dan
dipikirkan bersama guna perbaikan hidup para tenaga kerja.
Kata kunci : performasi kemampuan bersaing, standar produktivitas konstruksi, daftar analisis
BOW, motivasi.
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Produktivitas merupakan salah satu
faktor
mendasar
yang
mempengaruhi
performansi kemampuan bersaing pada industri
konstruksi. Peningkatan produktivitas akan
mengurangi waktu pekerjaan, dan itu berarti
akan mereduksi biaya, khususnya biaya pekerja
sehingga diperoleh suatu minimum labor cost
untuk mendapatkan harga yang kompetitif baik
untuk pelelangan maupun pelaksanaan. Oleh
karena itu pengukuran dan peningkatan
produktivitas pekerjaan konstruksi yang
mencapai sasaran mutu, proses, dan hasil kerja
yang diharapkan, baik dari segi kualitas, waktu
pelaksanaan, maupun pembiayaan.
Kendala
utama bagi perusahaan
konstruksi di Indonesia dewasa ini dalam usaha
pengembangan
produktivitas
pekerjaan
konstruksi adalah belum adanya standar
produktivitas yang handal, yang dapat digunakan
13
Jurnal Teknika
Metoda Penelitian
Dengan mengumpulkan bahan dari studi
literatur, baik berupa buku yang telah
dipublikasikan secara umum maupun dengan
14
Jurnal Teknika
sumber-sumber
yang
digunakan
dalam
menghasilkan keluaran tersebut mulai dikenal
sekitar akhir abad sembilan belas.
Definisi lainnya tentang produktivitas
telah banyak dilontarkan oleh para ahli dan
badan-badan internasional. Organization for
european Economic Cooperation (OEEC) pada
tahun 1950 mendefinisikan produktivitas sebagai
berikut :
Produktivitas merupakan hasil bagi yang
diperoleh dengan membagi keluaran dengan
salah satu dari faktor-faktor produksi yang jadi
input, yaitu kapital, investasi, bahan mentah dan
lain-lain.
Mulai
PerumusanMasalah :
Belum adanya standar yang jelas mengenai
besarnya produktivitas tenaga kerja untuk
setiap jenjang keahlian pada setiap satuan
jenis pekerjaan di lapangan.
Produktivitas
Tenaga Kerja
Studi
Literat
ur
Manajemen
Sumber Daya
Manusia
PengumpulanData :
Time Schedule danKurva
S
Laporan Kemajuan
Pekerjaan
Spesifikasi
Analisisdan
Datagambar
:
Perhitungan produktivitas tenaga kerja pada setiap
jenjang keahlian tukang dan laden pada proyek
yang berbeda.
Perhitungan dilakukan untuk jenis pekerjaan yang
memerlukan
tenaga
kerja manusia
dalam
pelaksanaan pekerjaannya dengan menggunakan
bantuan peralatan sesedikit mungkin.
Hasil Studi :
Range produktivitas tenaga kerja pada
setiap jenjang keahlian untuk setiap satuan
jenis pekerjaan yang ditinjau.
Rekomendasi :
Besarnya nilai produktivitas tenaga
kerja pada setiap jenjang keahlian
untuk setiap satuan jenis pekerjaan
yang ditinjau.
Selesai
definisi
Keluaran
Masukan
15
Jurnal Teknika
16
Jurnal Teknika
4.
5.
6.
7.
8.
Kerja lembur.
Ukuran besar proyek.
Kurva pengalaman.
Pekerja langsung sub kontraktor.
Kepadatan tenaga kerja.
3. ProyekPembangunan
Regency Lamongan
Ruko
Demangan
Dibawahiniadalahjenispekerjaan
pada
bangunan yang ditinjau pada setiapproyek :
1. PekerjaanTanah dan Pondasi
1.1 Pekerjaan pondasi batu kali menerus
2. PekerjaanStrukturBeton
2.1 Pekerjaankolomlantai 1
2.2 Pekerjaanpasangandindinglantai 1
2.3 Pekerjaan balok dan pelat lantai 2
Tenaga kerja di lapangan terbagi
menjadi dua jenis, yaitu tenaga kerja harian dan
tenaga kerja borongan. Tenaga kerja harian
adalah tenaga kerja yang melaksanakan satu
jenis pekerjaan di lapangan dengan tingkat
kesulitan yang cukup tinggi, dan upahnya
dihitung berdasarkan lamanya tenaga kerja
tersebut melaksanakan satu jenis pekerjaan
hingga selesai. Sedangkan tenaga kerja borongan
adalah tenaga kerja yang melaksanakan satu
jenis pekerjaan yang sifatnya massal di lapangan,
dan upahnya dihitung berdasarkan volume
pekerjaan
yang
dilaksanakan
tanpa
memperhitungkan lamanya durasi waktu
penyelesaian pekerjaan yang dimaksud.
Dengan kenyataan yang terjadi di
lapangan,
bahwa
hanya
tukang
yang
menghasilkan pproduk, dan laden mendukung
kelancaran pekerjaan tukang, sedangkan mandor
sebagai pemberi instruksi dan mengawasi
pekerjaan tukang dan laden di lapangan, maka
sesuai dengan hasil pengamatan di lapangan,
ratio untuk tukang dan laden adalah sebagai
berikut:
a. Untuk tenaga kerja harian :
1 orang kepala tukang memimpin 10 orang
tukang, dan 1 orang tukang dibantu oleh 3
orang laden.
b. Untuk tenaga kerja borongan :
1 orang kepala tukang memimpin 12 orang
tukang, danm 1 orang tukang dibantu oleh 4
orang laden.
Dibawah ini adalah salah satu contoh
metode perhitungan produktivitas tenaga kerja
pada setiap pekerjaan yang ditinjau pada masing
- masing proyek, dan untuk pekerjaan pekerjaan lain dan pada proyek - proyek yang
lain dilakukan dalam bentuk tabelaris, seperti
terlihat pada tabel 1.
Proyek Pembangunan
Lamongan
Ruko
Graha
Indah
17
Jurnal Teknika
1
1.1
Jenis Pekerjaan
2
2.1
Pekerjaan beton
Pekerjaan kolom lantai
1(m3)
Volume pekerjaan (m3)
Durasi (hari)
Pekerjaan pembesian
(kg)
Volume pekerjaan (kg)
Durasi (hari)
Volume pekerjaan per
hari (kg)
Jumlah tenaga kerja
(orang) :
Mandor
Tukang
Laden
Hasil analisis
Ruko
Grah
a
Inda
h
Ruko
LTC
Ruko
Deman
gan
Regenc
y
84,88
40,318
produktivitas :
Mandor
Tukang
Laden
Pekerjaan bekisting (m2)
Volume pekerjaan (m2)
Durasi (hari)
Volume pekerjaan per
hari (m2)
Jumlah tenaga kerja
(orang) :
Mandor
Tukang
Laden
Hasil analisis
produktivitas :
Mandor
Tukang
Laden
0,0057
0,0154
0,0461
0,0067
0,0155
0,0464
0,0250
0,0192
0,0576
833
21
39,7
415
7
59,3
115
4
28,75
1
4
3
1
4
3
1
4
4
0,0057
0,3778
1,1335
0,0067
0,2530
0,7589
0,0250
0,5565
1,6696
70,2
5
14
5,01
79
Jenis Pekerjaan
14
6,0629
49
6,1224
1
1
1
1
2
1
2
2
1
2
2
2
2
0,00
57
0,99
64
2,98
93
72,8
9
35
18.2
25
14
1.30
7,8
1
5
5
0,0067
0,0250
1,3195
1,3067
3,9585
3,9200
36,22
10
14
9.055
2.500
7
1.293,6
3
833,3
1
5
5
1
4
4
Ruko
Graha
Indah
Ruko
LTC
Ruko
Dema
ngan
Rege
ncy
0,0067
1,3195
3,9585
0,0250 0,1800
1,3067 1,2000
3,9200 3,6000
BOW
0,0067
0,0155
0,0464
0,0250
0,0192
0,0576
0,0545
0,0273
0,0067
0,2530
0,7589
0,0250
0,5565
1,6696
0,1000
1,0000
2,0000
0,0067
0,0067
0,0250
0,0174
0,2250
0,1500
2,5800
7,7400
2,0600
6,1700
1,5000
4,5000
0,0067
0,0133
0,0400
0,0250
0,0152
0,0457
0,0545
0,2730
18
Jurnal Teknika
pembesian (1
kg) :
Mandor
Tukang
Laden
0,0057
0,3379
1,0138
0,0067
0,3019
0,9057
0,0250
0,4667
1,4000
0,1000
1,0000
2,0000
PENUTUP
Kesimpulan
1. Nilai produktivitas dari daftar analisis BOW
untuk jenis pekerjaan pasangan dinding dan
pekerjaan balok dan pelat lantai sudah tidak
relevan lagi digunakan pada perencanaan
dan pelaksanaan pekerjaan di lapangan pada
kondisi saat ini terbukti dengan jauhnya
perbedaan angka produktivitas hasil studi
dengan daftar analisis BOW.
2. Produktivitas tenaga kerja pada setiap
jenjang keahlian selain dipengaruhi oleh
faktor pengawasan, perencanaan dan
koordinasi,
urutan
kerja,
komposisi
kelompok kerja, kondisi fisik lapangan dan
sarana bantu dan kerja lembur juga
dipengaruhi oleh jenis tenaga kerja yang
digunakan apakah tenaga kerja harian atau
tenaga kerja borongan.
3. Variabel yang paling berpengaruhpada
produktivitas tenaga kerja pada setiap
jenjang keahlian
di lapangan hasil
pengamatan di lapangan untuk keempat
proyek yang ditinjau adalah komposisi
kelompok kerja untuk setiap jenis pekerjaan.
Saran
1. untuk mendapatkan nilai produktivitas
tenaga kerja pada setiap jenjang keahlian
yang lebih akurat perlu dilakukan
pengamatan yang berkesinambungan dan
waktu yang cukup pada banyak proyek
konstruksi. Sebaiknya proyek dipilah - pilah
menurut jenisnya.
2. Para
pengusaha
konstruksi
perlu
mempertimbangkan kembali
mengenai
besarnya upah yang diberikan untuk mandor,
tukang, laden supaya dapat meningkatkan
19
Jurnal Teknika
DAFTAR PUSTAKA
Mukomoko,
J.A.,
1985.
DasarPenyusunanAnggaranBiayaBangu
nan. CV. Gaya Media Pratrama :Jakarta
Sinungan, Muchdarsyah, 1985. Produktivitas
:Apa
dan
Bagaimana.BumiAksara
:Jakarta.
Soeharto, Iman, 1995. ManajemenProyek
:DariKonseptualSampaiOperasional.Pe
nrbitErlangga : Yakarta.
Suryanto, Krishna Pribadi, 1997. Model
Productivitas
PekerjaanKonstruksiBangunanGedungB
ertingkat
di
Indonesia.
Laporan
penelitian, ITB : Bandung.
20