160 295 1 PB
160 295 1 PB
160 295 1 PB
Vol. 5, No. 2
ABSTRACT
The aim of this research was to study pasteurized milk quality produced by UD.
Gading Mas on pH, Acidity, alcohol test and TPC during 5 days storage in refrigerator. On
first day showed that weight mass 1,06 (w/w); fat content 2,00 (g/100g), protein content
3,02 (g/100g), Zn 1,67 ppm, Cu<0,005 ppm, Pb 0,02 ppm, As 0,0120 ppm, Hg< 0,0002
ppm, Sn 1,60 ppm dan Cd < 0,001 ppm and organoleptic test included color, flavor and taste
were normal. Pasteurized milk characteristic during 5 days refrigeration for pH were
6,57;6,58;6,73;6,60 and 6,50 respectively. Acidity were 1,147 %, 0,145 %, 0,145%, 0,157 %,
0,156 % and 0,175 % respectively. TPC were 6,16 x 101, 1,2. 104; 3,15.104, 0,42.106 and
3,5.108 respectively. It concluded that pasteurized milk produced by UD Gading Mas fulfilled
SNI quality standard based on weight mass, pH, acidity, fat, protein, heavy metal content,
organoleptic test and TPC.
Keywords: pasteurized milk, quality, refrigerator
PENDAHULUAN
Susu pasteurisasi yang diproduksi
oleh UD Gading Mas, merupakan produk
olahan susu hasil luaran dari kegiatan
Program Insentif Percepatan Difusi dan
Pemanfaatan IPTEK tahun 2010 atas
dukungan dana dari Kementerian Riset dan
Teknologi Republik Indonesia. Susu
pasteurisasi
yang
diproduksi
menggunakan pemanasan metode Batch
Pasteurization
untuk
mengatasi
permasalahan UKM di desa terhadap
ketergantungan pemasaran susu hanya
dalam bentuk susu segar saja, yang selama
ini hanya melalui satu jalur pemasaran
yaitu melalui KUD Rukun Sentosa,
Srengat, Kabupaten Blitar dengan harga
yang ditetapkan secara sepihak oleh
Industri Pengolah Susu (IPS) P.T. Nestle
Indonesia.
Sebelum
Program
ini
diterapkan, pada event tertentu seperti hari
Kemerdekaan, pameran berkala, dilakukan
pemasakan susu secara langsung di daerah
Blitar dengan biaya produksinya sebesar
Rp 800,-/liter, sehingga keuntungan yang
didapat sangatlah tidak memadai jika
dibandingkan dengan memproduksi susu
pasteurisasi.
Kendala yang dihadapi sebenarnya
hanya rendahnya pengetahuan
dan
keterampilan UKM dalam hal ini sumber
daya manusia nya tentang
teknologi
diversifikasi produk olahan susu serta
kesan akan mahalnya biaya investasi
peralatan produksi menyebabkan produksi
olahan susu tidak dapat segera terwujud.
Padahal disatu sisi dukungan potensi akan
lahan dan lokasi sangat menunjang,
disamping sangat besar minat dan
28
Jurnal Ilmu dan Teknologi Hasil Ternak, Agustus 2010, Hal 28-32
ISSN : 1978 - 0303
Vol. 5, No. 2
29
Jurnal Ilmu dan Teknologi Hasil Ternak, Agustus 2010, Hal 28-32
ISSN : 1978 - 0303
Hasil
Satuan
Warna
Normal
Rasa
Normal
Aroma
Normal
1,06
b/b
Berat jenis
Warna
susu
normal,
putih
kekuningan (Buckle et al, 1987). Warna
putih disebabkan karena kandungan kasein
dan kalsium fosfat yang merupakan
dispersi koloid sehingga tidak tembus
cahaya, sedangkan warna kekuningan
Vol. 5, No. 2
Jurnal Ilmu dan Teknologi Hasil Ternak, Agustus 2010, Hal 28-32
ISSN : 1978 - 0303
6,57
6,55
6,70
6,60
6,50
6,56
6,60
6,70
6,60
6,50
6,57
6,60
6,80
6,60
6,50
Rerata
6,57
6,58
6,73
6,60
6,50
Vol. 5, No. 2
(%) Susu
Selama
Dalam
Hari ke 1
0,143
0,145
0,158
0,160
0,175
0,150
0,140
0,155
0,155
0,175
0,150
0,150
0,160
0,155
0,175
Rerata
0,147
0,145
0,157
0,156
0,175
31
Jurnal Ilmu dan Teknologi Hasil Ternak, Agustus 2010, Hal 28-32
ISSN : 1978 - 0303
Vol. 5, No. 2
Tabel 4. Rerata Total Plate Count (cfu) Susu Pasteurisasi Selama Penyimpanan Dalam
Refrigerator
Sampel
Hari ke 1
2
3
4
5
1
7,5.101
3,7.104
2,5.105
1,26.106
1,07.108
2
6.101
TBUD
5,24.106
TBUD
3,56.108
1
4
3
5.10
TBUD
9,2.10
TBUD
5,88.108
Rerata
6,16.101
1,2.104
3,15.104
0,42.106
3,5.108
hari ke-3 sampai hari ke-5
susu
pasteurisasi
menghasilkan
eksopolisakarida diduga dari jenis
dekstran. Menurut Cerning (1990) dan
Vuyst and Degeest (1999) Sintesa dekstran
membutuhkan substrat spesifik sukrosa
dan enzim spesifik yaitu glikosil
transferase yang dibutuhkan dalam
polimerisasi yang dilakukan oleh bakteri
Leuconostoc
mesenteroides.
Bakteri
tersebut diduga berasal dari gula yang
digunakan
dalam
pembuatan
susu
pasteurisasi.
Upaya perbaikan kualitas susu
pasteurisasi adalah perbaikan pemilihan
sukrosa yang lebih baik, untuk mencegah
penggunaan sukrosa
yang banyak
mengandung Leuconostoc mesenteroides
Leuconostoc mesenteroides.
KESIMPULAN
Disimpulkan
bahwa
susu
pasteurisasi yang diproduksi Unit Usaha
Percontohan Terpadu UD Gading Mas,
desa Sumberjo, Kecamatan Kandat
Kabupaten Kediri memenuhi standar
kualitas SNI ditinjau dari berat jenis, nilai
pH, keasaman,
kadar lemak, kadar
protein, kandungan logam berbahaya, uji
organoleptik dan nilai TPC. Disarankan
perbaikan penggunaan kualitas sukrosa
yang lebih baik untuk memperpanjang
masa simpan susu pasteurisasi dalam
refrigerator.
DAFTAR PUSTAKA
Anonimous. 1995. SNI susu pasteurisasi.
01-3951-1995.Dewan Standarisasi
Nasional-DSN
Balia,R.L. 2003. Mikrobiologi Pangan.
http://www.pdf4free.com.
Buckle, K.A., R.A. Edward, G.H. Fleet
and N. Wooten, Ilmu Pangan.
Terjemahan oleh Hari Purnomo
dan Adiono. UI Press. Jakarta.
Cerning,
J.
1990.
Exocellular
Polisaccharides by Lactic Acid
Bacteria. FEMS Sac, Rev, 87: 113.
Idris, S. 1992. Pengantar Teknologi
Pengolahan
Susu.
Animal
Husbandry Project. Universitas
Brawijaya. Malang.
Jay, M. J. 1999. Modern Food
Microbiology 2nd Edition. Detroit.
Michigan.
Ma, Y. and D. M. Barbano, 2003. Effect of
Temperature of CO2 Injection on
The pH and Freezing Point of Milk
and Creams. J. Dairy Science.
86:1578=1589.
Susilorini
T.E. dan Sawitri, M.E.
2007. Produk Olahan susu.
Cetakan II. PT Penebar Swadaya
Jakarta
Vuys L. D. and B. Degeest, 1999.
Heteropolisaccharides from Lactic
Acid Bacteria. FEMS Miccro
Review vol 23: 153-177.
32