Anda di halaman 1dari 11

DERMATITIS danPSORIASIS

DiajukanuntukmemenuhisalahsatutugasmatakuliahSistemIntegumen
DosenPembimbing :
Inggriane P. Dewi., S.Kep., Ners., M.Kep

DisusunOleh :
Kelompok 1
Ajeng Oktarani Nabila

032015001

Dewin Sri Rahayu

032015008

Fauziah Agustiningrum

032015015

Hilma Halimatusy S

032015021

M. Najmi F

032015028

Nurrani Sri Rahayu

032015035

Rika Aryanti

032015042

Yoghie Maroghie. J

032015049

S1-Keperawatan
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN AISYIYAH BANDUNG
T.A.2016-2017

I. Dermatitis

II. Psoriasis

I. Dermatitis
A. Definisi Dermatitis
Dermatitis merupakan sejenis pola reaksi peradangan kulit yang bisa
dicetuskan oleh berbagai faktor baik internal maupun eksternal.
B. Etiologi Dermatitis
1. Etiologi Eksternal
Iritan Primer IritasiKulitLesiNyeriAkutGg.Citratubuh, R. Infeksi
Kerusakan Integritas Kulit
2. Etiologi Internal
Meningkatnya
Kadar
IgEMelepaskan
histamine
HipersensitivitasLesiPerasaan Rasa Nyaman, gangguancitratubuh,
danKerusakanIntegritasKulit.
C. Jenis - jenis Dermatitis
Jenis-jenis Dermatitis diantaranya :
1. Dermatitis Atopik, adalah pennyakit kulit kronik herediter yang dapat timbul
pada sembarang usia.
2. Dermatitis Kontak Alergi, sering dijumpai dan terjadi pada daerah tertentu
tempat alergen mengadakan kontak dengan kulit. Yang sering mengakibatkan
eksema kontak adalah nikel.
3. Dermatitis Tangan, paling sering dialami mereka yang harus sering mencuci
tangannya atau yang menggunakan sarung tangan dalam pekerjaannya.
4. Neuro Dermatitis, disebabkan oleh garukan yang berlebihan pada kulit yang
gatal. Akibat dari garukan tersebut akan terbentuk bercak-bercak eksema
yang kering, menebal dan linear.
5. Dermatitis Seboroik, biasanya menyerang kulit kepala, alis, lapisan
nasolabial, telinga, dan anterior dada.
6. Dermatitis Statis, terbatas pada tempat-tempat yang terdapat statis aliran vena
dan edema pada ekstremitas bawah. Timbul bercak-bercak merah basah,
bersisik, dan berkrusta.
D. Gambaran Klinis
Gejala utama adalah rasa gatal. Tanda-tanda klinis yang ada tergantung pada
etiologi, lokasi, dan durasinya, yang biasanya terdiri dari eritema, edema, papula,
pesikel dan eksudasi. Gambaran umum dermatitis pada tangan dan kaki adalah
adanya fisura yang nyeri pada kulit diatas persendian.
E. Gejala Dermatitis
1. Gatal
2. Kemerahan
3. Bersekret
4. Kering
5. Menebal
F. Penatalaksanaan
1. Dermatitis Kontak

a. Identifikasi penyebab dermatitis dan menghindari pajanan mencegah


rekuren.
b. Kompres dingin untuk mengurangi peradangan. Rendam atau mandi
bubur gandum dengan bahan kimia yang menyejukkan dapat meredakan
penyakit. Antihistamin dapat digunakan untuk mengurangi gatal.
c. Terapi anti-inflamasi topikal (kadang-kadang sistemik) jangka pendek
misalnya steroid dapat digunakan untuk menghentikan peradangan. Bila
serangannya berat, meliputi mata dan wajah, kortikosteroid sistemik
dengan dosis besar seringkali diberikan.
2. Dermatitis Atopik
a. Hindari iritan atau alergen.
b. Pemberian antihistamin untuk mengontrol rasa gatal.
c. Kompres dingin untuk mengurangi peradangan.
d. Steroid topikal dosis rendah untuk mengurangi peradangan dan
memungkinkan penyembuhan.

II.

Psoriasis
A. Definisi Psoriasis
Psoriasis merupakan penyakit inflamasi non infeksius yang kronik pada kulit
dimana produksi sel-sel epidermis terjadi dengan kecepatan kurang lebih 6
sampai 9 kali lebih besar daripada kecepatan yang normal. Psoriasis juga bisa
merupakan penyakit kulit kronik dan meradang yang diidentifikasi sejak tahun
1841 namun kemunculannya telah diketahui beberapa abad sebelumnya. Psoriasis
ditandai oleh percepatan pertukaran sel-sel epidermis sehingga terjadi proliferasi
abnormal epidermis dan dermis.
B. Etiologi Psoriasis
Penyebab terjadinya psoriasis diantaranya, adalah :
1. Periode stress emosional dan ansietas
2. Trauma fisik
3. Infeksi sreptokokus beta-hemolitik
4. Perubahan musim
5. Hormonal
6. Predisposisi genetik
7. Kemungkinan proses autoimun.
Psoriasis dapat terjadi pada segala usia kendati lebih sering dijumpai diantara
usia 10 hingga 30 tahun (Stiller, 1994). Psoriasis memiliki kecenderungan untuk
membaik sendiri dan kemudian muncul kembali secara periodik disepanjang usia
penderitanya.

C. Patofisiologi Psoriasis
Sel kulit psoriasis mengalami masa maturasi yang lebih singkat saat
bermigrasi dari membran basal kepermukaan atau stratum korneum. Akibatnya

stratum korneum membentuk plak tebal dan bersisik (manifestasi utama


psoriasis).
D. Penatalaksanaan
1. Bila ringan dapat diobasi dengan :
a. Emolien topikal, untuk menghaluskan plak.
b. Analog Vit-D, untuk mengurangi inflamasi.
c. Retinoid topikal, untuk mengelupaskan kulit.
2. Fototrapi dengan sinar UV
3. Foto kemoterapi
a. Terapi PUVA, meliputi pemberian preparat fotosensitisasi dalam dosis
standar yang kemudian yang diikuti dengan pajanan sinar ultra violet
gelombang panjang setelah kadar obat dalam plasma mencapai
puncaknya.
b. Metoktreksat, bekerja dengan cara menghambat sintesis DNA dalam sel
epidermis sehingga mengurangi waktu pergantian sel pergantian
epidermis yang psoriatif . metotreksat bersifat teratogenik (menimbulkan
cacat fisik janin pada wanita hamil)
c. Hidroksiurea, menghambat replikasi sel dengan mempengaruhi sintesis
DNA.
d. Obat kemoterapeutik penyakit yang sedang dan mengarah ke berat sering
diobati secara sistematis. Obat kemoterapeutik untuk memengaruhi
pertukaran sel, anti metabolit untuk mencegah terjadinya siklus sel, atau
agens imunosupresif seperti kortikosteroid untuk menekan peradangan.
e. Strategi terapi baru untuk penyakit yang sedang atau berat adalah obat
pemodulasi imun (immune modulating drugs). Obat ini bekerja untuk
menurunkan jumlah atau fungsi sel T patogenik atau dengan menghambat
efek sitokinin pro-infalmatori.
f. Penyakit yang parah perlu rawat inap dan steroid sistemik.
E. Gambaran Klinis
1. Plak eritomatosa berbatas tegas ditutupi oleh skuama putih keperakan,
terutama dilutut, siku, kulit kepala, dan lipatan kulit.
2. Lesi dapat timbul secara perlahan tanpa diketahui, awalnya satu atau dua lesi,
lalu bergabung dengan banyak lesi.
3. Sering dijumpai pemisahan kuku atau nail pit.
4. Gejala meningkat pada musim panas dan memburuk pada musim dingin.
F. Faktor Risiko Psoriosis
Faktor lingkungan termasuk trauma pada kulit, infeksi virus atauu bakteri,
rokok, dan stres dapat memperparah penyakit. Obat tertentu seperti penghambat
ACE (angioten-converting enzym) dan litium dapat menjadi faktor presipitasi atau
memperburuk perjangkitan.
G. Komplikasi
1. Infeksi kulit yang parah terjadi

2. Artritis deformans yang mirip dengan artritis rematoid, disebut artritis


psoriatika, timbul pada sekitar 30-40% pasien psoriasis. Bila berat, psoriasis
dapat menjadi penyakit yang melemahkan.
3. Berdampak pada penurunan harga diri pasien yang menimbulkan stres
psikologis, ansietas, depresi, dan marah.

ASUHAN KEPERAWATAN DERMATITIS


DATA FOKUS

DIAGNOSA

Gangguan
rasa
nyaman ber-hubungan
dengan
kerusakan
integritas kulit.
-Gatal
-Nyeri
-Kemerahan

Harga diri
berhubungan
persepsi diri

rendah
dengan

NOC

NIC

Setelah dilakukan
Perawatan kulit :
tindakan
terapi tropikal
keperawatan selama mengoleskan zat
2x24 jam pasien
topikal / manipulasi
dapat:
alat untuk
- Mengatasi harga meningkatkan
diri rendah.
integritas kulit dan
- Mengatasi
meminimalkan
ketidak
kulit.
nyamanan.
- Dapat melakukan
perawatan diri.
Setelah dilakukan
- Memantau
pernyataan
tindakan
pasien tentang
keperawatan selama
harga diri.
2x24 jam pasien
- Menentukan
dapat :
rasa percaya diri
- Mengenali
pasien dalam
kekuatan diri.
penilaian diri.
- Menerima kritik - Memantau
dari orang lain.
frekuensi
- Mempertahankan
ucapan
kontak mata.
peniadaan diri.

ASUHAN KEPERAWATAN PSORIASIS


N
O

DATA FOKUS

DIAGNOSA

NOC

NIC

Tampak sebagai
plak tegas
dengan sisik
putih yang
menonjol di
pagian epidermis

-Kerusakan integritas
kulit berhubungan
dengan inflamasi

Setelah dilakukan
tindakan keperawatan
3x24 jam integritas
jaringan : kulit dan
mukosa normal
dengan indicator :
-temperatur jaringan
dalam rentang yang
diharapkan
-elastisitas dalam
rentang yang
diharapkan
-hidrasi dalam rentang
yang diharapkan
-pigmen dalam
rentang yang
diharapkan
-Warna dalam rentang
yang diharapkan
-tekstur dalam rentang
yang diharapkan
-bebas dari lesi
-kulit utuh

Pengawasan kulit
-observasi eksternitas
untuk warna, panas,
keringat,
nadi,tekstur, edema
dan luka
-inspeksi kulit dan
membrane mukosa
kemerahan, panas,
drainase
-monitor kulit pada
area plak
-monitor penyebab
tekanan
-monitor adanya
infeksi
-catat perubahan
pada kulit membrane
mukpsa
Manejmen tekanan
-tempatkan pasien
pada therapeutic bad
-monitor status
nutrisi pasien
-monitor mobilitas
pasien
-anujrkan pasien
menggunakan baju
yang longgar

-Harga diri rendah


situasional
berhubungan dengan
kerusakan,
berdasarkan pada
data fokus

Setelah dilakukan
tidakan keperawatan
selama 2x 24 jam
harga diri pasien
meningkat dengan
indicator:
-verbalisasi
penerimaan diri
-penerimaan
keterbatasan diri
-menerima kritik yang
membangun
-berpartisipasi dalam
hubungan sosial
dengan sifat terbuka

Cemas berhubungan
dengan ancaman
terhadap konsep diri
berdasrkan pada data
fokus

Setelah dilakukan
tindakan keperawatan
selama 1x 24 jam
pasen dapat
mengontrol kecemasna
atau ketidaknyamanan
nya dengan indicator :
-menurun stimulus
cemas
Tidak ada maifes
perilaku cemas
-monitor intensitas
kecemasan berkurang

Tingkatkan harga
diri
-observasi perilaku
klien
-monitor pernyataan
klien tentang kritik
diri
-dorong klien untuk
mengungkapkan
perasaan nya
-berikan reward
positif tentang
keberhasilan klien
-yakinkan klien
bahwa klien mampu
menghadapi situasi
apapun
-evaluasi bersama
klien tentang prilaku
yang dulu dan
sekarang
-kolaborasi dengan
tim medis dalam
pemberian medikasi
Pengurangan
kecemasan
-gunakan pendekatan
yang menenangkan
-pahami prespektif
pasien terhadap
situasi stress
-berikan informasi
mengenai diagnosis,
tindakan dan
prognosis
-Identifikasi tingkat
kecemasan
Mantu pasien
mengenai situasi
yang menimbulkan
kecemasan
Intruksikan pasien
menggunakan teknik

relaksai

DAFTAR PUSTAKA
1. Judith
M.Wilkinson.
2014.
DiagnosaKeperawatanEdisi
9.Jakarta
:PenerbitBukuKedokteran EGC.
2. NANDA Internasional. 2011. DiagnosaKeperawatan 2012-2014. Jakarta
:PenerbitBukuKedokteran EGC.
3. Muralitharan Nair, Ian Piate. 2014. Dasar-dasarPatofisiologiTerapan. Jakarta:
BumiMedika.
4. Brunner &Suddarth. 1997. KeperawatanMedikal-BedahEdisi 8, vol 3. Jakarta:
PenerbitBukuKedokteran EGC.

5. Corwin,
Elizabeth
J.
2007.
BukuSakuPatofisiologi.
:PenerbitBukuKedokteran EGC.
6. Robin Graham-Brown. 2002. Dermatologi. Jakarta :Erlangga.

Jakarta

Anda mungkin juga menyukai