a. Metode
Paul B. Horton
1. Studi cross-sectional dan longitudinal
Studi cross sectional
Studi longitudinal
Eksperimen lapangan
3. Penelitian pengamatan
: Hampir sama dengan eksperimen tetapi tidak memengaruhi terjadinya suatu
kejadian.
Soerjono Soekatno
1. Metode Kualitatif
: hasil pengamatan yg sukar diukur dengan angka2 atau ukuran matematis, meski kejadian
itu nyata dlm masyarakat.
- Metode historis, metode pengamatan yg menganalisis peristiwa2 masa silam untuk
merumuskan prinsip2 umum
- Metode komparatif, pengamatan dengan membandingkan antara bermacam-macam
masyarakat serta bidang2nya unutk memperoleh perbedaan dan persamaan sebagai
petunjuk ttg perilaku masyarakat.
- Metode studi kasus, pengamatan ttg suatu keadaan, kelompok, masyarakat setempat,
lembaga2, maupun individu2. Alat2 yg digunakan adalah wawancara, daftar pertanyaan,
participant observer technique.
2. Metode Kuantitatif
: menggunakan bahan2 keterangan atau data penelitian dgn angka2 sehingga gejala2 yg
akan diteliti dapat diukur dengan menggunakan skala, indeks, tabel, dan formula.
- Metode statistik, menggunakan gejala masyarakat sebelum dianalisis.
Metode lain
1. Metode deduktif, metode yg dimulai dari hal2 yang berlaku umum untuk menarik kesimpulan yg
khusus.
2. Metode induktif, metode yg mempelajari suatu gejala khusus untuk mendapatkan kesimpulan
yg bersifat umum.
3. Metode empiris, metode yg menggunakan keadaan2 nyata did lm masyarakat.
4. Metode rasional, metode yg mengutamakan penalaran logika akal sehat untuk mencapai
pengertian ttg masalah kemasyarakatan.
5. Metode fungsional, metode yg dipergunakan untuk menilai kegunaan lembaga2 sosial
masyarakat dan struktur social masyarakat.
b. Perspektif Sosiologi
: yaitu cara memandang atau cara memahami gejala tertentu menurut keyakinan kita ttg sifat2
objek yg akan kita pelajari.
1. Perspektif evolusionis, memusatkan perhatian pada pola perubahan dan perkembangan
dlm masyarakat yg berbeda untuk mengetahui urutan umum yg ada.
2. Perspektif interaksionis, memusatkan interaksi antara individu dgn kelompok, terutama
dgn menggunakan simbol2, antara lain tanda, isyarat, dan kata2 baik lisan maupun
tulisan.
3. Perspektif fungsionalis, melihat masyarakat sbg suatu jaringan kelompok yg bekerja
sama secara terorganisir dan memiliki seperangkat aturan atau nilai yg melaksanakan
tugas secara terus menerus sesuai fungsinya.
4. Perspektif konflik, memandang adanya pertentangan antarkelas dan ekploitasi kelas
didalam masyarakat sbg penggerak utama kekuatan2 dlm sejarah.
c. Peran teori dalam sosiologi
1. Rangkuman hal2 yg telah diketahui serta diuji kebenarannya yg menyangkut objek yg
dipelajari.
2. Memberikan petunjuk terhadap kekurangan2 pada seseorang yg memperdalam
pengetahuannya dibidang sosiologi.
3. Berguna untuk mempertajam atau lebih mengkhususkan fakta yg dipelajari oleh sosiologi.
4. Berguna dalam mengembangkan system klasifikasi fakta dan membina struktur konsep2 yg
penting untuk penelitian.
5. Pengetahuan teoritis memberikan kemungkinan untuk mengadakan proyeksi social yaitu usaha
untuk dapat mengetahui kea rah mana masyarakat akan berkembang atas dasar fakta yg
diketahui pada masa lalu dan masa kini.
d. Peran sosiologi dalam fenomena social budaya
1. Mengidentifikasi fenomena budaya di masyarakat
Unsur budaya merupakan fenomena buadata di masyarakat yg dibedakan menjadi :
Sosiologi tidak bertujuan untuk memberikan penilaian bahwa suatu kebdayaan lbh tinggi atau lbh
rendah dari kebudayaan masyarakat lain.
2. Menghadapi fenomena budaya di masyarakat
Kajian ttg fenomena social budaya tidak bermaksud untuk memberikan penilaian suatu budaya
baik atau buruk, cocok atau tidak cocok bagi suatu masyarakat. Melalui sosiologi kita diajak
untuk memahami keragaman budaya sebagai suatu yg dapat memperkaya kebudayaan.
Peran
Peran adalah pelaksanaan hak dan kewajiban seseorang sesuai dengan kedudukannya.
Peran menentukan apa yg harus diperbuat seseorang bagi masyarakat serta kesempatan2
apa yg diberikan masyarakat kepadanya.
Dinamika Sosial
Dinamika social adalah penelahaan ttg perubahan2 yg terjadi dalam fakta2 sosial yg saling
berhubungan dalam masyarakat.
a. Pengendalian Sosial
Pengendalian social (pengawasan social) adalah segenap cara dan proses yg ditempuh oleh
sekelompok orang atau masyarakat sehingga para anggotannya dapat bertindak sesuai
dengan harapan kelompok atau masyarakat itu.
b. Penyimpangan social
Penyimpangan social merupakan perilaku yg oleh sejumlah besar orang dalam suatu
masyarakat dianggap sebagai hal yg tercela dan diluar batas toleransi.
c.
Mobilitas social
Lingking mobilitas social meliputi peristiwa social ketika individu atau kelompok bergerak atau
berpindah dari suatu lapisan social ke lapisa social lainnya, balik ke lapisan tinggi maupun ke
lapisan rendah. Memiliki dua arah, atas(Upward mobility) dan bawah(downward mobility)
d. Perubahan social
Perubahan social menyangkut nilai2, norma2, pola2 perilaku organisasi, susunan lembaga
kemasyarakatan, lapisan2 masyarakat, kekuasaan dan wewenang, interaksi social, dsb.
Konsep2 lain dlm menganalisis proses2 dinamika social :
a. Internalisasi, proses panjang sejak seorang individu dilahirkan sampai ia hamper
menginggal
b. Sosialisasi, proses individu dari masa kanak2 hingga tua belajar pola2 tindakan
berinteraksi dengan segala macam individu di sekelilingnya yg menduduki beraneka
macam peranan social yg ada dalam kehidupan sehari2.
c.
d. Difusi, proses penyebaran unsur2 kebudayaan dan sejarah ke seluruh dunia bersamaan
dengan terjadinya proses penyebaran dan migrasi kelompok2 manusia di muka bumi.
e. Akulturasi, proses social yg timbul bila suatu kebudayaan bertemu dgn unsur
kebudayaan asing sehingga unsur2 kebudayaan asing itu lambat laun diterima dan
diolah ke dalam kebudayaan sendiri tanpa menyebabkan hilangnya kepribadian budaya
awal.
f.
g. Inovasi, proses pembaruan dari penggunaan sumber2 alam, energi, dan modal,
pengaturan baru dari tenaga kerja, dan penggunaan teknologi baru yg kesemuannya
akan menyebabkan adanya system produksi dan dibuatnya produk2 baru.