DISUSUN OLEH :
KELOMPOK 3
1
HENI AGUSTINI M P
MUHAMAD MAKSUM
NI NYOMAN SULASTRI
RAHMAN ISNAINI F
ABDUL AZIZ
\
YAYASAN RUMAH SAKIT ISLAM NUSA TENGGARA BARAT
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN YARSI MATARAM
PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN JENJANG S1
MATARAM
2016
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena
dengan rahmat, karunia, serta taufik dan hidayah-Nya lah penulis dapat
menyelesaikan makalah Anatomi dan Fisiologi Panggul ini sebatas
pengetahuan dan kemampuan yang dimiliki. Dan juga penulis berterima kasih
pada Dosen Pembimbing mata kuliah Sistem Reproduksi yang telah
menugaskan pembuatan makalah ini dan membimbing penulis dalam
menyusun makalah.
Penulis sangat berharap makalah ini dapat berguna dalam rangka
menambah wawasan serta pengetahuan penulis tentang Anatomi dan Fisiologi
Panggul. Penulis juga menyadari sepenuhnya bahwa di dalam tugas ini
terdapat kekurangan-kekurangan dan jauh dari apa yang penulis harapkan.
Untuk itu, penulis berharap adanya kritik, saran dan usulan demi perbaikan di
masa yang akan datang, mengingat tidak ada sesuatu yang sempurna tanpa
sarana yang membangun.
Semoga makalah sederhana ini dapat dipahami bagi siapapun yang
membacanya. Sekiranya makalah yang telah disusun ini dapat berguna bagi
penulis maupun orang yang ikut membacanya. Sebelumnya penulis mohon
maaf apabila terdapat kesalahan kata-kata yang kurang berkenan. Penulis
memohon kritik dan saran yang membangun demi perbaikan di masa depan.
Mataram, 14 Maret
2016
Penulis
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL.............................................................................
KATA PENGANTAR............................................................................
ii
DAFTAR ISI..........................................................................................
iii
DAFTAR GAMBAR.............................................................................
BAB 1 PENDAHULUAN......................................................................
Latar Belakang...................................................................
Rumusan Masalah..............................................................
Tujuan Penulisan................................................................
Manfaat Penulisan..............................................................
Ruang Lingkup...................................................................
Metode Penulisan...............................................................
Sistematika Penulisan........................................................
Definisi ..............................................................................
Tulang Panggul..................................................................
Bagian-Bagian Panggul......................................................
19
Ukuran-Ukuran Panggul....................................................
24
Bidang Hodge....................................................................
26
Bentuk-Bentuk Panggul.....................................................
27
29
32
40
42
42
45
15 Panggul Sempit..................................................................
46
48
49
BAB 3 PENUTUP..................................................................................
51
Simpulan............................................................................
51
Penutup...............................................................................
51
DAFTAR PUSTAKA
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1. Anatomi Fisiologi Panggul................................
wanita dewasa...................................................
12
13
15
16
19
21
21
22
23
24
25
26
27
31
31
32
40
41
43
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1.
Latar Belakang
Pada umumnya kehamilan berkembang dengan normal dan
menghasilkan kelahiran dengan bayi sehat cukup bulan melalui jalan lahir,
tetapi hal ini kadang tidak sesuai dengan yang diharapkan. Sulit sekali
diketahui sebelumnya bahwa dalam kehamilan terdapat masalah. Setelah
proses kehamilan tersebut kemudian proses persalinan, proses persalinan
merupakan suatu proses mekanik dimana suatu benda di dorong melalui
ruangan oleh suatu tenaga. Benda yang didorong adalah janin, ruangan adalah
panggul (Pelvis) untuk membuka serviks dan mendorong bayi keluar.
Hal ini penting saat melahirkan karena mampu meregangkan untuk
memungkinkan melakukan proses persalinan. Pembahasan tentang panggul
wanita dalam keperawatan dimaksudkan adalah panggul kecil yang
menentukan jalannya persalinan. Untuk mendapatkan gambaran yang lebih
jelas, di dalam makalah ini akan di bahas tentang tulang panggul.
1.2.
Rumusan Masalah
1.2.1.
1.2.2.
1.2.3.
1.2.4.
1.2.5.
1.2.6.
1.2.7.
1.2.8.
1.3.
Tujuan.
1.4.
Manfaat
1.5.
Ruang Lingkup
Dalam penulisan makalah ini penulis membatasi masalah
Anatomi dan Fisiologi Panggul
.
1.6.
Metode Penulisan
Metode penulisan yang digunakan dalam penyusunan makalah
adalah metode Deskrisif dan teknik pengumpulan data dengan menggunakan
teknik studi kepustakaan yang mengambil materi dari berbagai sumber buku.
1.7.
Sistematika Penulisan
BAB I : Pendahuluan meliputi : Latar Belakang, Tujuan, Manfaat, Ruang
Lingkup Metode Penulisan, Sistematika Penulisan.
BAB II : Tinjauan Pustaka : Pengertian Anatomi Panggul, Bagian-Bagian
Panggul, Istilah Obstetri Ginekologi, Ukuran-Ukuran Panggul ,
Bidang Hodge, Bentuk-Bentuk Panggul, Perbedaan Antara Pelvis
Pria Dan Wanita
BAB III : Penutup meliputi: Simpulan dan Saran
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
2.1.
Definisi
Tulang tulang panggul terdiri dari os coxae, os sacrum, dan os
coccygies. Os koksa dapat dibagi menjadi os ilium, os iskium, dan os pubis.
Tulang tulang ini satu dengan lainnya berhubungan. Di depan terdapat
hubungan antara kedua os pubis kanan dan kiri, disebut simfisis. Dibelakang
terdapat artikulasio sakro- iliaka yang menghubungkan os sakrum dengan os
ilium. Dibawah terdapat artikulasio sakro-koksigea yang menghubungkan os
sakrum (tl panggul) dan os koksigis(tl.tungging).
diafragma pelvis yang dibentuk oleh muskulus levator ani dan muskulus
koksigeus.
Pada tiap persalinan harus diperhatikan 3 faktor penting, yaitu jalan
lahir, janin dan kekuatan yang ada pada ibu. Jalan lahir dibagi atas bagian
tulang dan bagian lunak. Bagian tulang terdiri dari tulang-tulang panggul
dengan sendi-sendinya (artikulasio), sedangkan bagian lunak terdiri atas otototot, jaringan-jaringan dan ligamen-ligamen.
2.2.
Tulang Panggul
Pelvis (panggul) tersusun atas empat tulang: sakrum, koksigis, dan dua
tulang inominata yang terbentuk oleh fusi ilium, iskium, dan pubis. Tulangtulang inominata bersendi dengan sakrum pada sinkondrosis sakroiliaka dan
bersendi dengan tulang inominata sebelahnya di simfisis pubis (Cunningham,
et al, 2010).
Panggul dibagi menjadi dua regio oleh bidang imajiner yang ditarik
dari promontorium sakrum ke pinggir atas simfisis pubis, yaitu:
a. Panggul palsu
Terletak di atas bidang, berfungsi untuk menyokong intestinum.
b. Panggul sejati
Terletak di bawah bidang, memiliki dua bukaan yaitu: arpertura
pelvis superior (pintu atas panggul) dan arpetura pelvis inferior (pintu
bawah panggul) (Baun, 2005).
Selama proses kelahiran pervaginam, bayi harus dapat melewati
kedua pembukaan panggul sejati ini (Amatsu Therapy Association and
Amatsu Association of Ireland, 2006).
akan tetapi menyempit di panggul tengah untuk kemudian menjadi lebih luas
lagi sedikit. Penyempitan di panggul tengah ini di sebabkan oleh adanya spina
iskiadika yang kadang-kadang menonjol ke dalam ruang panggul.
2.4.
Bagian-Bagian Panggul
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
2.5.
21
3.
23 ed.
22
23
pubis). Dalam keadaan normal besarnya sudut ini 90 atau lebih sedikit.
Pintu bawah panggul terdiri dari dua daerah yang menyerupai
segitiga. Area-area ini memiliki dasar yang sama yaitu garis yang ditarik
antara dua tuberositas iskium. Apeks dari segitiga posteriornya berada di
ujung sakrum dan batas lateralnya adalah ligamentum sakroiskiadika dan
tuberositas iskium. Segitiga anterior dibentuk oleh area di bawah arkus
pubis. Tiga diameter pintu bawah panggul yang biasa digunakan yaitu:
anteroposterior, transversal, dan sagital posterior.
24
2.6.
Ukuran-Ukuran Panggul
Ukuran Panggul Luar
1. Distansia Spinarum
Jarak antara SIAS (Spinal Iliaka Anterior Superior) kanan dan kiri
Indonesia 23 25 cm, Eropa 26 cm
2. Distansia Kristarum
Jarak terjauh antara krista iliaka kanan dan kiri
Indonesia 26 cm, Eropa 29 cm
3. Conjugata Externa (Boudelocque)
Jarak antara tepi atas symphisis dengan ujung procesus spinosus
lumbal V
Indonesia 18 cm, Eropa 21 cm
4. Distansia Oblique Externa
Jarak antara SIPS sinistra dan SIAS dextra, jarak antara SIPS
dextra dan SIAS sinistra
Panggul normal ukuran hampir sama
Panggul asimetrik berbeda ukuran
5. Distansia Intertrochanterika
Jarak antara kedua trochanter
6. Distansia Tuberum
Jarak antara tuber ischiadicus kanan dan kiri (10,5 cm)
Cara ukur : dengan jangkar panggul Oseander
7. Lingkar Panggul
Ukuran melingkar yang dimulai dari tepi atas symphisis ke
pertengahan antara SIAS dan trochanter mayor pada satu pihak dan
kembali ke tepi atas symphisis melalui pihak lain.
Indonesia 80 cm, Eropa 90 cm
25
2.7.
Bidang Hodge
Adalah bidang khayal yang dibayangkan ada dalam panggul untuk
menilai kemajuan persalinan (penurunan kepala) Ada 4 :
26
1. Hodge I
Bidang yang melalui tepi atas symphisis dan promontorium sesuai
dengan PAP
2. Hodge II
Bidang yang melalui tepi bawah symphisis dan promontorium
sejajar dengan bidang Hodge I
3. Hodge III
Bidang yang melalui spina ischiadika sejajar dengan Bidang Hodge
II
4. Hodge IV
Bidang yang melalui os coccygeus sejajar dengan bidang Hodge I
27
2.8.
Bentuk-Bentuk Panggul
Caldwell dan Moloy mengembangkan suatu klasifikasi panggul yang
masih digunakan hingga saat ini. Klasifikasi Caldwell-Molloy didasarkan
pada pengukuran diameter transversal terbesar di pintu atas panggul dan
pembagiannya menjadi segmen anterior dan posterior. Bentuk segmensegmen ini menentukan klasifikasi panggul menjadi: panggul ginekoid,
anthropoid, android, ataupun platipeloid. Karakter segmen posterior
menentukan tipe panggulnya, dan karakter segmen anterior menetukan
kecenderungannya. Kedua hal ini ditentukan karena kebanyakan panggul
bukan merupakan tipe murni, melainkan campuran, misalnya, panggul
ginekoid dengan kecenderungan android berarti panggul posteriornya
berbentuk ginekoid dan panggul anteriornya berbentuk android.
(Cunningham, et al., 2010)
Gambar 19. Empat tipe panggul dengan klasifikasi CaldwellMoloy. Garis yang melintasi diameter transversal terlebar membagi
pintu atas menjadi segmen posterior dan anterior. Sumber:
28
rd
29
2.9.
31
32
33
34
35
36
Bidang-bidang :
1. Bidang Hodge I : dibentuk pada lingkaran PAP dengan bagian
atas symphisis dan promontorium
2. Bidang Hodge II : sejajar dengan Hodge I setinggi pinggir
bawah symphisis.
3. Bidang Hodge III : sejajar Hodge I dan II setinggi spina
ischiadika kanan dan kiri.
4. Bidang Hodge IV : sejajar Hodge I, II dan III setinggi os
coccygis
Penurunan bagian terendah janin merupakan indikator kemajuan
persalinan. Sebelum melakukan periksa dalam, cuci tangan dengan
sabun dan air bersih yang mengalir, kemudian keringkan dengan
handuk kering dan bersih. Minta ibu untuk berkemih dan mencuci
area genitalia ( jika ibu belum melakukannya ) dengan sabun dan
air. Jelaskan kepada ibu setiap langkah yang akan dilakukan selama
pemeriksaan. Tenteramkan hati ibu dan anjurkan ibu untuk rileks.
Pastikan privasi ibu terjaga selama pemeriksaan dilakukan.
Sebelum melakukan pemeriksaan dalam, siapkan pasien dan alat.
E. Persiapan
1. Alat :
a. Kom kecil.
b. Bengkok
c. Korentang bila diperlukan
d. Bak Instrumen sedang
37
e. Apron
f. Kacamata pelindung
g. Masker
h. Status ibu dan alat tulis
i. Alas kaki karet
j. Tempat sampah medis dan non medis
k. Skerm atau tirai
2. Bahan :
a. Selimut
b. Kapas sublimat.
c. Larutan klorin 0,5 %
PERSIAPAN ALAT
1. Handscoon /
Sarung tangan steril
2. Kapas sublimat
4. Bengkok
5.
38
7. Korentang
8. Apron
9. Kacamata pelindung
10. Masker
12. Selimut
14. Skerm
LANGKAH-LANGKAH
1. Menjelaskan pada ibu apa yang akan dikerjakan dan memberitahukan
kemungkinan ketidaknyamanan serta memberikan kesempatan untuk
mengajukan pertanyaan
39
5. Meminta ibu untuk berkemih dan membasuh regio genetalia dengan sabun
dan air bersih
40
13. Nilai vagina. Luka parut lama di vagina bisa memberikan indikasi luka atau
episiotomi sebelumnya, hal ini mungkin menjadi informasi penting pada
saat kelahiran bayi.
15. Pastikan tali pusat umbilikus dan/atau bagian-bagian kecil (tangan atau kaki
bayi) tidak teraba pada saat melakukan pemeriksaan pervaginam.
41
16. Nilai penurunan kepala janin dan tentukan apakah kepala sudah masuk ke
dalam panggul. Bandingkan penurunan kepala dengan temuan-temuan dari
pemeriksaan abdomen untuk menentukan kemajuan persalinan
17. Jika kepala sudah dapat dipalpasi, raba fontanela dan sutura sagitali untuk
menentukan penyusupan tulang kepala dan/atau tumpang tindihnya, dan
apakan kepala janin sesuai dengan diameter jalan lahir.
18. Jika kepala sudah dapat dipalpasi, raba fontanela dan sutura sagitali untuk
menentukan penyusupan tulang kepala dan/atau tumpang tindihnya, dan
apakan kepala janin sesuai dengan diameter jalan lahir
19. Setelah pemeriksaan lengkap, keluarkan kedua jari pemeriksa dengan hatihati, sambil meminta ibu untuk menarik nafas panjang.
21. Merapihkan ibu kembali dan membantu ibu mengambil posisi yang nyaman
42
1. Pelvis Pria
Male Pelvis
2. Pelvis Wanita
43
WANITA
Struktur Umum
Pelvis Major
Dalam
Dangkal
Pelvis Minor
Berbentuk jantung
Relatif sempit
Relatif luas
Arcus Pubis
Sempit
Lebar
Foramen Obturatum
Acetabulum
Bundar
Besar
Lonjong
Kecil
44
45
46
48
dan penempatan posisi pasien yang baik, sehingga lebih sedikit diperlukan
rontgen ulangan dan paparan radiasi terhadap janin dapat dikurangi.
Teknik ini disebut dengan X-ray pelvimetri teknik Colcher-Sussman yang
dimodifikasi.
Pemeriksaan pelvimetri klinis memiliki sensitivitas yang lebih
rendah bila dibandingkan dengan pelvimetri radiologis. Pemeriksaan ini
juga memiliki korelasi yang buruk dengan pemeriksaan pelvimetri
radiologis. Ada beberapa faktor yang mempengaruhi reliabilitas dan
validitas pelvimetri klinis yaitu faktor pemeriksa dan anatomi panggul.
Faktor pemeriksa menyebabkan variasi antarpemeriksa (inter-observer
variation) yang ditentukan oleh pengalaman pemeriksa. Anatomi panggul
bervariasi pada setiap wanita. Sebagai contoh, dua primipara memiliki
ukuran konjugata diagonalis sama yaitu 10,5 cm, tetapi pada satu orang
memiliki konjugata obstetrik berukuran 10,2 cm dan persalinan
pervaginam menjadi mudah; pada primipara yang lain ukuran conjugata
obstetriknya bisa berukuran 8,2 cm sehingga persalinan harus diakhiri
dengan seksio sesaria.
50
51
BAB 3
PENUTUP
3.1. Simpulan
Berdasarkan pembahasan di atas, penyusun dapat menyimpulkan
bahwa panggul terdiri atas dua bagian, yaitu panggul bagian keras dan
53
panggul bagian lunak. Panggul bagian atas yang lebar disebut pelvis major
yang berfungsi dalam mendukung isi perut. Sedangkan bagian bawah atau
panggul kecil disebut pelvis minor yang berfungsi sebagai wadah alat
kandungan dan menentukan bentuk jalan lahir.
3.2. Saran
1.
2.
DAFTAR PUSTAKA
Bobak, Lowdermilk, Jensen. 2004. Keperawatan Maternitas, Edisi 4. Jakarta:
54
EGC
Cunningham, et al. 2005. Obstetri Williams Edisi 21 Vol 1. Jakarta: EGC
Dewi, Vivian. 2011. Asuhan Kehamilan Untuk Kebidanan. Jakarta: Salemba
Medika
More, Keith. 2002. Anatomi Klinis Dasar. Jakarta: Hipocrates
Prawirohardjo, Sarwono. 2007. Ilmu Kebidanan. Yayasan Bina Pustaka Sarwono
Prawirohardjo
Varney. 2004. Ilmu Kebidanan. Bandung: Sekeloa Publisher Bandung
Varney. 2006. Buku Ajar Asuhan Kebidanan, Edisi 4, Volume . Jakarta: EGC
55