Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
SKRIPSI
Untuk Memenuhi Persyaratan Mencapai Sarjana Keperawatan
Oleh :
Sr. M. Chriscentine Tarsisia Rismiyati.
NIM. ST 13064
ii
SURAT PERNYATAAN
Yang berrtanda tangan di bawah ini :
Nama
NIM
: ST 13064
iii
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis ucapkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena
dengan rahmat dan karunia-Nya penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Skripsi
ini disusun dengan maksud untuk memenuhi persyaratan kurikulum dalam
mencapai gelar Sarjana keperawatan di Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Kusuma
Husada Surakarta. Penulis menyadari bahwa penyusunan skripsi ini masih
terdapat hal yang kurang sempurna, sehubungan dengan keterbatasan penulis.
Walaupun demikian penulis telah berusaha semaksimal mungkin, agar penelitian
skripsi ini dapat bermanfaat bagi institusi dan pembaca. Pada kesempatan ini
penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar besarnya atas segala bantuan
yang telah diberikan kepada penulis baik secara langsung maupun tidak langsung
dalam rangka penyelesaian penyusunan skripsi ini, terutama kepada :
1. Dra. Agnes Sri Harti M.S selaku ketua STIKes Kusuma Husada Surakarta
2. Wahyu Rima Agustin S.Kep.,Ns,,M.Kep. selaku
Ketua
Program Studi
iv
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL............................................................................................ i
LEMBAR PENGESAHAN................................................................................... ii
SURAT PERNYATAAN......................................................................................iii
KATA PENGANTAR ...........................................................................................iv
DAFTAR ISI..vi
DAFTAR TABEL.viii
DAFTAR GAMBAR.ix
DAFTAR LAMPIRAN...x
ABSTRAK..xi
BAB I. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah ..1
1.2 Rumusan Masalah5
1.3 Tujuan Penelitian.5
1.4 Manfaat Penelitian...6
vi
BAB V PEMBAHASAN...64
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
vii
DAFTAR TABEL
No.Tabel
Judul Tabel
Halaman
2.1.
Keaslian Penelitian.40
3.1.
Definisi Operasional...47
4.1
4.2
4.3
4.4
4.5
4.6
viii
DAFTAR GAMBAR
Nomor Gambar
Judul Gambar
2.1
Kerangka Teori....42
2.2
Kerangka Konsep43
ix
Halaman
DAFTAR LAMPIRAN
Nomor
Keterangan
Instrumen Penelitian
Jadwal penelitian
Lembar konsultasi
Hasil Penelitian
10
11
12
13
14
15
Kata Kunci
: Komunikasi Terapeutik, Kepuasan pasien
Daftar pustaka : 31 (2005-2015)
xi
xii
BAB I
PENDAHULUAN
masalah
berkomunikasi
pasien
perawat
adalah
dapat
dengan
berkomunikasi.
mendengarkan
perasaan
Dengan
pasien
dan
komunikasi
terapeutik
perawat
yang
1.3
TUJUAN PENELITIAN
1.3.1. Tujuan Umum.
Tujuan dari penelitian ini adalah: untuk mengetahui hubungan antara
komunikasi terapeutik dengan kepuasan pelayanan pasien Rawat
Inap di Rumah Sakit Brayat Minulya Surakarta.
1.3.2. Tujuan Khusus.
1.
2.
3.
4.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Kepuasan Pelanggan
1. Pengertian
Kepuasan pelanggan merupakan salah satu tujuan
perusahaan saat ini. Begitu pula dengan rumah sakit, karena jasa
merupakan kegiatan yang mengandalkan kemampuan sumber daya
manusia, maka pelayanan yang diberikan oleh karyawan akan
mempengaruhi pelanggan dalam menentukan pilihan pada rumah
sakit manakah mereka akan bekerja sama. Untuk mengantisipasi
persaingan yang semakin besar pada rumah sakit, maka rumah
sakit harus mampu memberikan pelayanan yang dapat tidak hanya
memenuhi namun melebihi kebutuhan dan kepuasan pelanggan.
Oleh karena itu perlu dilakukan sebuah pengelolaan terhadap
kualitas pelayanan yang ditawarkan untuk memenuhi kepuasan
pelanggan.
Pelanggan memiliki kebebasan untuk menilai apakah jasa
yang ditawarkan rumah sakit memberikan kepuasan sesuai yang
mereka inginkan atau tidak. Apabila pelayanan yang dirasakan oleh
pelanggan tidak memuaskan, maka dikhawatirkan pelanggan akan
menceritakan kepada orang lain, sehingga hal itu akan berdampak
kesehatan
harus
memperhatikan
fasilitas
yang
turut
kesimpulan
bahwa
kinerja
karyawan
10
layanan
yang
berpengalaman.
Ciri-ciri
tersebut
11
besar
untuk
membicarakan
hal-hal
positif
tentang
meliputi
bangunan,
dan
peralatan
pendukung
12
penentu
kelangsungan
hidup
perusahaan
adalah
yang
memberikan
kepuasan
terhadap
kebutuhannya.
Kepuasan konsumen dianggap sebagai suatu tanggapan
emosional pada evaluasi terhadap pengalaman konsumsi suatu
produk atau jasa. Kepuasan konsumen merupakan evaluasi pembeli
dimana alternatif yang dipilih sekurang-kurangnya sama atau
melampaui harapan pelanggan, sedangkan ketidakpuasan timbul
apabila hasil tidak memenuhi harapan.
Kepuasan pelanggan menurut (Tse & Wilton yang dikutip oleh
Fandy Tjiptono dan Gregorius Chandra,2005), adalah :
4. Respon konsumen pada evaluasi persepsi terhadap perbedaan
antara ekspektasi awal atau standar kinerja tertentu dan kinerja
aktual produk sebagaimana dipersepsikan setelah konsumsi produk.
13
14
2. Harga
harus
memberi
kesempatan
kepada
kritik, dan
15
dapat
menjadi
masukan
bagi
perusahaan,
sehingga
ini
dilakukan
dengan
cara
menghubungi
16
2.2. Komunikasi
2.2.1. Definisi Komunikasi
Komunikasi adalah proses pernyataan antar manusia,
yang dinyatakan adalah pikiran atau perasaan seseorang kepada
orang
lain
dengan
menggunakan
bahasa
sebagai
alat
17
yang
memotivasi
seseorang
untuk
18
petunjuk
nonverbal
dari
pendengar
yang
19
komunikasi
Bahasa
verbal
merupakan
kode
yang
20
akan
berhasil
apabila
kecepatan
dalam
21
8. Komunikasi Nonverbal
Komunikasi yang mencakup seluruh indra dan semua hal
yang tidak melibatkan kata tertulis (Potter dan Perry,2010).
ini
mengomunikasikan
kesejahteraan
fisik,
22
5. Gerakan Tubuh
Semua yang dikatakan akan dipertegas dengan beberapa
gerakan tubuh, dan gerakan tubuh itu sendiri sudah memiliki
makna
6. Suara
Suara desahan, erangan, atau isakan juga mengomunikasikan
sebuah perasaan atau pikiran. Dan juga suara akan membantu
untuk memperjelas suatu pesan yang dikirim.
7. Komunikasi Simbolik
Sebuah komunikasi yang membutuhkan symbol-simbol lisan
dan
nonverbal
yang
digunakan
pihak
lain
untuk
23
dan
konsistensi
(continuity
and
24
7. Kapabilitas sasaran
Kapabilitas sasaran (capability of the audience) terdapat
pada
komunikan.
Dalam
menyampaikan
pesan,
mampu memberikan
25
26
antara
lain (Suryani,2005):
1. Kejujuran (trustworthy)
Kejujuran merupakan modal utama agar dapat melakukan
komunikasi yang bernilai terapeutik, tanpa kejujuran mustahil
dapat membina hubungan saling percaya. Pasien hanya akan
terbuka dan jujur pula dalam memberikan informasi yang benar
hanya bila yakin bahwa perawat dapat dipercaya.
2. Tidak membingungkan dan cukup ekspresif.
Dalam berkomunikasi hendaknya perawat menggunakan
kata-kata yang mudah dimengerti oleh pasien. Komunikasi
nonverbal harus mendukung komunikasi verbal yang disampaikan.
Ketidaksesuaian dapat menyebabkan pasien menjadi bingung.
27
3. Bersikap positif
Bersikap positif dapat ditunjukkan dengan sikap yang
hangat, penuh perhatian dan penghargaan terhadap pasien. Roger
me nyatakan inti dari hubungan terapeutik adalah kehangatan,
ketulusan, pemahaman yang empati dan sikap positif.
4.
asuhan
keperawatan
perawat
harus
28
dalam
mendengarkan
ungkapan
pasien.
Jika
perawat
Memberikan
penilaian
atau
mengkritik
pasien
29
30
4. Asertif
Komunikasi asertif memungkinkan untuk mengekspresikan
perasaan
dan
pikiran
tanpa
menuduh/melukai
orang
fasilitatif
(facilitative
question)
dan
berhubungan
perasaan
dengan
serta
secara
langsung
masalah
pasien,
sedangkan
pertanyaan
yang
tidak
efektif
karena
31
2.
32
dan
penerimaan
informasi
serta
merupakan
suatu
33
strategi
yang
4. Klarifikasi
Klarifikasi (clarification) adalah menjelaskan kembali
ide atau pikiran pasien yang tidak jelas atau meminta
klien untuk menjelaskan arti dari ungkapannya
(Gerald, D dalam Suryani,2005).
Pada
saat
klarifikasi,
perawat
tidak
boleh
Suryani,2005).
Apabila
menginterpretasikan
pembicaraan
penilaiannya
berdasarkan
akan
perawat
pasien,
pandangan
maka
dan
ini
digunakan
untuk memvalidasi
34
6. Memfokuskan
Memfokuskan
(focusing)
bertujuan
memberi
dan
mengarahkan
komunikasi
klien
pada
adalah
usahakan
untuk
tidak
memutus
(Stuart
&
Sundeen
dalam
35
tambahan
informasi
(informing)
membantu
dalam
memberikan
alternatif
(summerizing)
adalah
tehnik
36
Manfaat
dari
menyimpulkan
antara
lain
(Suryani,2005)
1. Memfokuskan pada topik yang relevan.
2.Menolong perawat dalam mengulang aspek utama
interaksi.
3.Membantu klien untuk merasa bahwa perawat
memahami perasaannya.
4. Membantu klien untuk dapat mengulang informasi
dan membuat tambahan atau koreksi terhadap
informasi sebelumnya.
10. Mengubah Cara Pandang
Tehnik mengubah cara pandang (refarming) ini
digunakan untuk memberikan cara pandang lain
sehingga pasien tidak melihat sesuatu atau masalah
dari aspek negatifnya saja (Gerald, D dalam
Suryani,2005).
Tehnik
ini
sangat
bermanfaan
37
perencanaan
yang
lebih
baik dalam
harus
tanggap
terhadap
cerita
yang
38
masalah
penting
(Stuart
&
adeen
dalam
humor.
Humor
dapat
meningkatkan
pasien
mengatasi
masalah
lebih
efektif.
15. Memberikan Pujian
Memberikan Pujian (reinforcement) merupakan
keuntungan psikologis yang didapatkan klien ketika
berinteraksi
39
dengan
perawat.
Reinforcement
Peneliti
Judul Penelitian
Metoda
Hasil Penelitian
1.
Peni Eliyani,
2011
Komunikasi Antar
Pribadi dan
Peningkatan Kualitas
Kerja Karyawan
(Studi Deskriptif
Peranan Komunikasi
Antar Pribadi Team
Leader pada PT.
Infomedia Medan
terhadap
Peningkatan Kualitas
Kerja Caroline
Officer)
Deskripsi
PT.
Infomedia
terhadap
peningkatan
kinerja Caroline
Officer
harus
membina
hubungan baik dan
jangan
terjadi
jurang
pemisah
(GAP)
dan
seorang Caroline
Officer
harus
memberikan
informasi terbaru
dari
produk
telkomsel.
2.
Fitri Anggraini,
2013
Hubungan
komunikasi
terapeutik perawat
dalam tindakan
keperawatan
dengan tingkat
kepuasan klien di
ruang Rawat Inap
Rumah Sakit
Umum Daerah
Wates Kulon
Progo-Yogyakarta
cross
sectional.
desain
penelitian
non
eksperimen
dan
menggunakan
analisis data
penelitian
kuantitatif.
Ada hubungan
komunikasi
terapeutik
perawat dalam
tindakan
keperawatan
dengan kepuasan
klien di ruang
rawat
inap
RSUD
Wates,
Progo,
Kulon
Yogyakarta
40
Anis Mufarida,
2011
Pengaruh
pelaksanaan
komunikasi
terapeutik perawat
Terhadap tingkat
kepuasan pasien
penelitian
kuantitatif.
Sampel
diambil
dengan
menggunakan
(studi kasus pada Quota
pasien rawat Inap Sampling.
Kelas 3 RSD dr. Data yang
diperoleh
Soebandi Jember)
kemudian
dianalisis
dengan
menggunakan
uji analisis
multivariabel
yaitu regresi
logistik
dengan SPSS
4. Rizky
Hubungan
Hardhiyani,2013 komunikasi
therapeutic perawat
41
Kuantitatif
korelasional,
tehnik
Pelaksanaan
komunikasi
terapeutik
perawat pada
fase orientasi
dengan
persentase
61,90% adalah
cukup,
pelaksanaan
komunikasi
terapeutik
perawat pada
fase kerja dengan
Persentase
61,90% adalah
kurang, dan
pelaksanaan
komunikasi
terapeutik
perawat pada
fase
terminasi dengan
persentase
62,90% adalah
cukup. Tingkat
kepuasan pasien
terhadap
pelaksanaan
komunikasi
terapeutik
perawat di ruang
rawat inap kelas
3 RSD dr
Soebandi Jember
sebesar 60,80%
adalah puas,
sebesar 33,00%
adalah tidak puas
dan sebesar
6,20% adalah
sangat puas.
Ada korelasi antara
komunikasi
therapeutic perawat
dengan motivasi
dengan motivasi
sembuh pada
pasien rawat inap
di ruang melati
Rumah Sakit
umum daerah
Kalisari Batang
42
accidental
sampling
eknik
korelasi
Rank
Spearma
Unsur
komunikasi
terapeutik :
Faktor
komunikasi
terapeutik :
1. Keramahan 1.Kredibilitas
2. Pengguna
2.Isi pesan
nama
3.Kesesuaian
3. Dapat
dipercaya
4.Kejelasan
4. Otonomi
5.Kesinambungan
dan
tanggung
6. Kosistensi
jawab
7. Saluran
5.Kepuasan
Asertif Pelanggan
Tehnik
komunikasi:
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
Bertanya
Mendengarkan
Mengulang
Klarifikasi
Refleksi
Memfokuskan
Diam
Memberi
informasi
9. Menyimpulkan
8. Kapabilitas
sasaran
Kepuasan Pelanggan
Faktor pendorong :
1.
2.
3.
4.
5.
Metode :
Kualitas produk
Harga
Kualitas jasa
Emotional factor
Biaya
3. Kehandalan
karyawan
1. Sistem keluhan
dan saran
2. Ghost shopping
3. Lost customer
analysis
4. Survei kepuasan
pelanggan
43
Variabel terikat
2.6 Hipotesis
Hipotesa penelitian adalah jawaban sementara penelitian, patokan duga
atau sementara, yang kebenarannya akan dibuktikan dalam penelitian
tersebut (Notoatmodjo,2010),
Hipotesa dalam penelitian yaitu:
Ha
Ho
44
BAB III
METODE PENELITIAN
cross sectional
merupakan
yaitu Ruang Maria, Yoseph, Anna dan Theresia Rumah Sakit Brayat
Minulya Surakarta, sebanyak 60 pasien ( karena BOR Rumah Sakit
kurang lebih 60 % ) dari 108 tempat tidur.
3.2.2.Sampel
Dengan kriteria inklusi dan eksklusi yaitu seluruh anggota
populasi
berdasarkan
46
60
n=
1 + 60 (0,01) 2
60
60
=
1 + 60 (0,0001)
= 59,6
1,006
Jadi sampel 1 %
n = 59,6 dengan tingkat kesalahan 1 % maka jumlah sampel 59 orang .
47
Variabel
dependen
Kepuasan
pelayanan
pasien Rawat
Inap
Definisi
Cara ukur
Hasil ukur
Skala
Komunikasi
-baik skor
66-90%
-sedang skor
41-65
-Tidak baik
skor 16-40 %
Ordinal
Kepuasan
pasien 4
indikator
yaitu:
1. Kategori
sangat
puas
66%-90%
2. Kategori
puas
41%-65%
3. Kategori
cukup
puas
16%-40%
Ordinal
48
instrumen
penelitian.
Uji
validitas
dan
49
di
Rumah
Sakit
Panti
Waluyo
yang
menunjukkan
tingkat
kevalidan
atau
R=
{NSX
N( XY) - ( X Y)
2
- (SX )
} {NSY
- (SY )
Keterangan :
N : Jumlah teruji
R : Korelasi antara dua variabel yang dikorelasikan
X : Skor butir
Y : Skor total
Menurut Sugiyono (2011), keputusan ujinya adalah:
Bila terhitung lebih besar dari r tabel (0,444), artinya
50
51
r11
k Ss b
1 - 2
s t
(k - 1)
Keterangan :
r11 = reliabilitas instrumen
k = banyaknya butir pertanyaan atau banyaknya soal
s 12
= varians total
Menurut Riwidikdo (2008), untuk mengetahui
52
yang
mempunyai
53
terlebih
dahulu
menjelaskan
kepada
54
kepuasan
komunikasi
terapeutik
pelayanan perawat
7. Peneliti
mengobservasi
cara
perawat
dan
Salamah
(2009),
setelah
dilakukan
ditempat
pengumpulan
data,
komunikasi
terapeutik
perawat
jika
16% - 40 %,
: kode 3
2. Sedang
: kode 2
3. Tidak baik
: kode 1
: kode 3
2. Puas
: kode 2
3. Cukup Puas
: kode 1
56
4.
Tabulating
Tabulating adalah langkah memasukkan data-data
hasil penelitian kedalam tabel-tabel sesuai kriteria
yang telah ditentukan.
5.
Entry Data
Entry data adalah proses memasukkan data kedalam
kategori tertentu untuk dilakukan analisis data.
P=
f
x100%
N
Keterangan :
P : Presentase
f : Frekuensi tiap kategori
N : Jumlah sampel
58
X2 =
( fo - fe )
fe
Keterangan :
X2
fo
fe
untuk
tabel
selain
2x2
adalah
dengan
penggabungan sel.
Berdasarkan uji statistik dapat disimpulkan bahwa Ho ditolak dan
Ha diterima bila didapatkan nilai p 0,05 dan Ho diterima dan Ha
ditolak bila didapatkan nilai p > 0,05.
59
Kekuatan korelasi r :
1. 0,00 0,25 = Tidak ada hubungan / lemah hubungan
2. 0,26 0,50 = Sedang
3. 0,51 0,75 = Hubungan kuat
4. 0,76 1,00 = Korelasi sangat kuat / sempurna.
responden,
peneliti
tidak
memaksa,
tetap
peneliti
tidak
menjaga
kerahasian
61
BAB IV
HASIL PENELITIAN
4.1
Analisa Univariat
Analisis Univariat merupakan analisis data yang disajikan dalam
bentuk tabel distribusi frekuensi, ukuran tendensi sentral, atau grafik
(Saryono, 2011). Pada penelitian ini tujuan digunakan analisis univariat
untuk mengetahui komunikasi terapeutik perawat dan kepuasan pelayanan
pasien rawat inap di RS Brayat Minulya Surakarta.
KARAKTERISTIK RESPONDEN
Tabel 4.1 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan
Jenis Kelamin Dalam Bulan Maret 2015 n =60
No.
1
2
Jenis Kelamin
Perempuan
Laki-laki
TOTAL
Jumlah
32
27
59
Prosentas %
54,2 %
45,8 %
99,99 %
Usia
30-35
36-40
>40 tahun
Frequency
10
12
31
Percent
16,9 %
20,3 %
50,8 %
Valid
Percent
16,9 %
20,3 %
50,8 %
59
100,0
100,0
Total
Cumulative
Percent
28,8 %
49,2 %
100,0 %
59
Percent
18,6 %
57,6 %
23,7 %
Valid Percent
18,6 %
57,6 %
23,7 %
100,0
100,0
Cumulative
Percent
18,6 %
57,6 %
23,7 %
100,0
Komunikasi Terapeutik
Baik
Sedang
Tidak Baik
Total
Jumlah
35
23
1
59
63
Presentase %
59,32 %
38,98 %
1,69 %
99,99 %
atau
38,98%
sedangkan
perawat
yang
komunikasi
Jumlah
24
35
0
59
Presentase %
40,67 %
59,32 %
0%
99,99
Chi-square
Asymp.Sig.
P value
Komunikasi-terapeutik
20,167
kepuasan_pasien
46,600
0,985
0,005
0,005
64
BAB V
PEMBAHASAN
5.1.Analisa Univariat
5.1.1. Distribusi karakteristik responden berdasarkan jenis kelamin yang
paling banyak adalah jenis kelamin perempuan, sebanyak 32
responden (54,2%). sedangkan jumlah laki-laki 27 orang atau 45 %.
Jenis kelamin mempengaruhi persepsi dan harapan pasien untuk
memenuhi kebutuhan termasuk pelayanan kesehatan. Laki-laki
memiliki kecenderungan pekerjaan yang lebih berat di banding
perempuan, sehingga lebih mudah terserang penyakit (Wahyu,2006).
5.1.2 Distribusi karakteristik responden berdasarkan umur yang paling
banyak adalah umur >40 tahun sebanyak 30 responden (50,8%). Ada
kecenderungan konsumen yang lebih tua lebih merasa puas dari
konsumen yang berumur relatif lebih muda. Hal ini diasumsikan
menyesuaikan
diri
dengan
kondisi
pelayanan
yang
66
membantu
pasien
untuk
mendefinisikan
masalah
67
keperawatan
di
ruang
inap
Rumah
Sakit
PKU
68
berdasarkan
pada
pengetahuan
dan
pengalamannya.
67
orang
mengenai
kepuasan
pasien
berdasarkan
69
keamanan,
keterampilan,
kesopanan,
bahwa
tingkat
kepuasan
pelanggan di Ruang Rawat Inap RSUD Labuang Baji adalah 68,8% dan
belum memenuhi standar kepuasan pelanggan rawat inap berdasarkan
Kepmenkes No.129 tahun 2008 yaitu > 90%.
5.2.Analisis Bivariat
Analisis Bivariat merupakan analisis data yang digunakan untuk
mengetahui interaksi dua variabel, secara analitik korelasi. Analisa bivariat
adalah analisis yang dilakukan lebih dari dua variabel (Notoatmodjo, 2010).
Hasil dari pemberian kuisioner kepuasan terhadap responden yang dilakukan
peneliti selaras 6 dengan hasil yang didapatkan Darmawan I. 2009 dalam
penelitiaannya yang berjudul Hubungan Pelaksanaan Komunikasi Terapeutik
Dengan Kepuasan Klien Dalam Mendapatkan Pelayanan Keperawatan di
Instalasi Gawat Darurat RSUD Dr Soedarso Pontianak Kalimantan dengan
membagi kuesioner tentang kupuasan klien selama dirawat, maka di dapatkan
hasil sebanyak 76,7% merasa puas dengan komunikasi terapeutik perawat,
dan 23,3% merasa kurang puas. Analisis bivariat berfungsi untuk mengetahui
hubungan komunikasi terapeutik perawat terhadap kupuasan pelayanan
pasien. sebelum tindakan invasif menggunakan uji chi-square. Hubungan
komunikasi terapeutik perawat dengan kepuasan pelayanan pasien rawat inap
didapatkan hubungan komunikasi terapeutik perawat dengan kepuasan
pelayanan pasien, sebelum tindakan invasif menggunakan uji chi-square,
dengan hasil komunikasi terapeutik perawat 20,167 % sedangkan kepuasan
70
71
BAB VI
P E N U T UP
6.1 KESIMPULAN
1. Responden dengan jenis kelamin, perempuan dengan jumlah 32 orang
atau 54 % sedangkan jumlah laki-laki 27 orang atau 45 %
2. Menurut usia yang paling banyak adalah usia >40 tahun sebanyak 30
responden atau 50,8%. Sedangkan menurut tingkat pendidikan SMA
sebanyak 34 responden atau 57,6 %.
2. Dalam penelitian komunikasi terapeutik perawat dengan hasil 59,32 %
atau 35 orang dari 59 responden yang baik, 23 perawat yang dengan
hasil
6.2. SARAN
1. Bagi Rumah Sakit
Penelitian ini dapat memberikan informasi tentang hubungan
komunikasi terapetik perawat dengan kepuasan pelayanan pasien rawat
inap, bidang
73
4. Bagi peneliti
Sangat bermanfaat untuk menambah pengetahuan karena dapat
melakukan penelitian tentang hubungan komunikasi terapeutik perawat
dengan kepuasan pelayanan pasien Rawat Inap di Rumah Sakit Brayat
Minulya Surakarta.
74
DAFTAR PUSTAKA
Aripuddin I (2014) Ensiklopedia Mini: Aslam Mula Profesi Perawat, Jakarta
Angkasa.
Anoraga.(2009) Psikologi Dalam Perusahaan. PT. Rineka Cipta: Jakarta.
Asmadi.(2005). Konsep Dasar Keperawatan. Jakarta: EGC.
Asrin dan Maude P.(2006). Patients Satisfaction With Nursing Communication
(Therapeutic Communication) On Adult Medical Surgical Wards At Prof.
Dr. Margono Soekarjo Hospital Of Purwokerto, Central Java, Indonesia.
Chriswardani,(2006) Penyusunan indikator Kepuasan Pasien Rawat Inap Rumah
Sakit Di Propinsi Jawa Tengah, Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas
Diponegoro Semarang, Jawa Tengah, jurnal Manajemen Pelayanan
Kesehatan,2006.
Damaiyanti, M.(2008) Komunikasi Terapeutik dalam Praktik Keperawatan, PT.
Refika Aditama: Bandung.
Husna A,(2008). Hubungan Antara Komunikasi Terapeutik Perawat Dengan
Kepuasan Pasien Dalam Pelayanan Keperawatan di Rumah Sakit Siti
Khodijah Sepanjang.
Huda, I.K,(2009).Hubungan Komukasi Terapeutik Perawat Dengan Tingkat
kepuasan Selama Di Rawat Di Ruang Penyakit Dalam Lt.3 Penyakit Dalam
Rumah Sakit Bunda Depok, UI.
Istifiyana R.(2013). Tingkat Kepuasan Klien akan Pola Komunikasi Terapeutik
Perawat di Rumah Sakit Bhayangkara Polda Kalimantan Barat.Program
Studi Ilmu Keperawatan Fakultas Kedokteran Universitas Dipenogoro.
Jurnal Online diakses hari senin, 19 Januari 2015 Pk. 21.30, Universitas 8
Muhammadiyah Surabaya. (2013). Tingkat Kepuasan Klien akan Pola
Komunikasi Terapeutik Perawat di Rumah Sakit Bhayangkara Polda
Kalimantan Barat. Program Studi Ilmu Keperawatan Fakultas Kedokteran
Universitas Dipenogoro.
Kotler, Philip Dan Kevin Lane Keller.2007. Manajemen Pemasaran. Edisi Kedua
Belas. Jakarta.
Khotimah,2012 Hubungan Komunikasi Terapeutik Perawat dengan Kepuasan
Pelayanan Keperawatan di Ruang Rawat Inap Rumah Sakit PKU
Muhamadiyah Gombong.
78
79
80