MAGNOLIOPHYTA
(Subkelas Asteridae)
Dosen Pengampu : Asep Mulyani, M.pd.
Asisten Praktikum :1. Nina Maulidah
2. Santi Nurfadhillah .S
Praktikan :
Nama: Ayu Milawati
NIM
: 1414162065
Kelas : Biologi-B
Kelompok 6
MAGNOLIOPHYTA
(Subclassis Asteridae)
A. Tujuan Praktikum
1. Untuk menemukan ciri-ciri khusus spesies tumbuhan yang termasuk pada Divisi
Magnoliophyta khususnya Subclassis Asteridae
2. Untuk menemukan ciri-ciri khusus tumbuhan yang termasuk pada Family-Family
yang ada dalam Subclassis Asteridae
B. Landasan Teori
Magnoliophyta atau angiospermae merupakan kelompok tumbuhan yang alat
perkembangbiakan generatifnya berupa bunga. Pada umumnya bunga mempunyai
perhiasan yang terdiri atas kelopak (Calyx) dan mahkota (Corolla). Alat reproduksi jantan
dihasilkan dalam stamen yang berjumlah satu atau banyak sedangkan alat reproduksi
betina berupa putik (pistilum). putik ada yang hanya tersusun dari satu daun buah (karpel)
tetapi ada juga yang terbentuk dari karpel. Ovarium mungkin hanya terbentuk dari satu
karpel atau beberapa karpel yang bersatu. biji terdapat di dalam ovarium. Divisio
magnoliophyta terdiri atas atas dua kelas yaitu magnoliopsida (dicotiledonae) dan
liliopsida (monokotiledonae). Magnoliopsida mempunyai 64 ordo, 318 familia, dan
kurang lebih 165.000 species sedangkan liliopsida mempunyai 19 ordo, 65 familia,
kurang lebih 50.000 species. (Sudarsono, 2005: 20).
Berdasarkan ciri-ciri morfologi yang ditunjukkan oleh kelas Pinophyta dan
Magnoliopsida yang telah kita pelajari sebelumnya. Magnoliopsida secara filogenetik
dianggap lebih maju dari Pinophyta. Hal ini dapat dilihat dari ciri-ciri kemajuan dalam
keragaman habitus, pertulangan daun yang sudah berpola, dan alat perkembangbiakan
berupa bunga pada anggota Magnoliopsida. Ciri kemajuan secara filogenetik dapat dilihat
dari reduksi atau fusi dari bagian-bagian tumbuhan. Apabila dilihat dari ciri-ciri morfologi
bagian tumbuhan anggota kelas Liliopsida, Liliopsida dianggap kelas yang menunjukkan
perkembangan filogenetik paling maju pada Spermatophyta. Ciri-ciri morfologi anggota
kelas Liliopsida banyak yang menunjukkan terjadinya reduksi dan fusi ke arah yang lebih
sederhana (Campbell, 2008: 135-139).
Classis Magnoliopsida terdiri atas enam subclassis terpilih. Adapun yang dibahas
dalam praktikum ini hanya 1 dari keenam subclassis tersebut yaitu subclassis Asteridae.
Sub kelas Asteriidae terdiri atas 11 Ordo, 49 Famili, dan hampir dari 60.000 spesies.
Merupakan subkelas yang paling maju dalam divisi Magnoliophyta. Ordo yang terpilih
F. Pembahasan
Praktikum kali ini mengamati bunga dari subklas asteridae. Subkelas magnoliophyta
tersebut akan dibahas dalam praktikum ini adalah Subclassis Asteridae, spesies yang
akan diamati pada subkelas ini adalah Ageratum conyzoides (Babadotan), Ixora sp
(Bunga Soka), Solanum melongena (Terong ungu), Ipomea aquatic (kangkung), Duranta
erecta (Anak Nakal), Plumeria acuminate (Kamboja), Tectona grandis (Tumbuhan Jati),
Morinda citrifolia (Mengkudu), dan Catharanthus roseus (Tapak dara). Pembahasan
sebagai berikut:
Bunga soka jawa adalah bunga yang ada Pulau Jawa. Bunga ini banyak ditemukan
dipemukiman warga. Bunga ini adalah adalah salah satu anggota dari suku ''Rubiaceae''.
Nama ilmiah bunga soka jawa adalah Ixora Javanica. Tanaman soka jawa sering
digunakan sebagai tanaman penghias tanaman dan sebagai tanaman pagar yang dapat
dibentuk. Tumbuhan ini memiliki bunga yang hampir selalu mekar sehingga cocok untuk
menghiasi taman supaya lebih berwarna. Soka jawa juga termauk tumbuhan yang selalu
hijau.
Bunga soka jawa hidup di daerah dengan iklim tropis. Tumbuhan ini membutuhkan
pencahayaan yang cukup intensif dan pengairan yang cukup. Air yang digunakan untuk
mengairi juga bukan sembarang air. Air untuk mengairi tanaman ini harus tanpa kadar
kapur. Tanaman khas Jawa ini juga memerlukan kelembaban dengan kadar suhu kamar.
Meskipun demikian, tumbuhan ini termasuk tumbuhan yang mudah dirawat, meskipun
minim perawatan tumbuhan ini masih bisa tetap bertahan hidup.
Data yang di dapat dari hasil pengamatan bahwa di dapatihabitusnya perdu dengan
percabangan simpodial bentuk batangnya membulat. Macam daunnya daun tunggal,
letak daun pistikha dengan bentuk daunnya bulat telur lansey pertulangan menyirip, tepi
daunnya merata, uung daun tumpul dengan pangkal daun kordatus. Macam bunganya
tunggal dengan perbungaan rasemosa dan simetri bunganya aktinomorf. Benang sari
berwarna merah berjumblah satu dengan putik berwarna kuning berjumlah 5. Bagian
tambahannya limbus berwarna merah. xora javanica (Soka) adalah salah satu contoh
spesies dari ordo Rubiales family Rubiaceae. Sesuai menurut teori. Spesies ini memiliki
habitus perdu dengan pola percabangan simpodial serta segi penampang batangnya bulat
berbuku buku. (Tjitrosoepomo, 2009: 76). Berdaun tunggal dengan duduk daunnya
roset batang(menyebar), bentuk daunnya lonjong (Elliptical) dengan pertulangan
menyirip (Pinnatus), ujungnya runcing (Accutus), dengan pangkal daunnya runcing
(Accutus), bagian tepi daun rata (Entire). (Tjitrosoepomo, 2009: 7).
Secara ringkas dapat dikemukakan morfologi tanaman soka sebagai berikut: Batang :
tegak, berkayu bulat. Penyebaran tanaman Soka ke seluruh wilayah negara bisa jadi tidak
terlepas dari peran para pendeta beragama Hindu yang membawanya kemana dia pergi
termasuk salah satunya ke negara kita.
bunga soka sering digunakan oleh sebagian masyarakat untuk bunga tabur. Sebagai
bunga tabur, bunga soka sering dicampur dengan bunga mawar, bunga melati, bunga
kenanga, bunga kanthil, dsb. Bunga tabur merupakan bunga yang dipakai oleh sebagian
masyarakat untuk ditaburkan di tempat-tempat tertentu, misalnya di makam atau untuk
kegiatan ritual tertentu.
Klasifikasi bunga soka:
Divisi
: Magnoliophyta
Kelas
: Magnoliopsida
Subclass
: Asteridae
Ordo
: Rubiales
Famili
: Rubiaceae
Genus
: Ixora
Spesies: Ixora javanica
Bandotan (Ageratum conyzoides) adalah sejenis gulma pertanian anggota suku
Asteraceae. Terna semusim ini berasal dari Amerika tropis, khususnya Brazil, akan tetapi
telah lama masuk dan meliar di wilayah Nusantara. Disebut juga sebagai babandotan
atau babadotan (Sd.); wedusan (Jw.); dus-bedusan (Md.); rumput balam (Ptk.); serta
Billygoat-weed, Goatweed, Chick weed, atau Whiteweed dalam bahasa Inggris,
tumbuhan ini mendapatkan namanya karena bau yang dikeluarkannya menyerupai bau
kambing.
Tumbuhan ini menyebar luas di seluruh wilayah tropika, bahkan hingga subtropika.
Didatangkan ke Jawa sebelum 1860, kini gulma ini telah menyebar luas di Indonesia. Di
Amerika Selatan, tumbuhan ini malah dibudidayakan; menurut catatan sejarah, bandotan
memang didatangkan dari Meksiko. Bandotan sering ditemukan sebagai tumbuhan
pengganggu di sawah-sawah yang mengering, ladang, pekarangan, tepi jalan, tanggul,
tepi air, dan wilayah bersemak belukar. Ditemukan hingga ketinggian 3.000 m, terna ini
berbunga sepanjang tahun dan dapat menghasilkan hingga 40.000 biji per individu
tumbuhan. Karenanya, gulma ini dirasakan cukup mengganggu di perkebunan. Luar
Indonesia, bandotan juga dikenal sebagai gulma yang menjengkelkan di Afrika, Asia
Tenggara, Australia, serta di Amerika Serikat.
Data yang di dapati dari hasil pengamatan bahwa pohonnya berhabitus semak dengan
percabangan simpodial, bentuk batangnya bulat. ,acam daunnya tunggal, letak daun
tersebar, bentuk daun spatulatus dengan pertulangan menyirip, tepi daun undlatus, ujung
daun obtusus dan pangkal daun kunaetus. Macam bunganya tuggal karangan bunga
simosa simetri bunganya zigomorf. Mahkota berwarna ungu dan kelopak berwarna hijau
berjumlah 10.
Ageratum conyzoides (Babadotan) adalah salah satu contoh spesies dari ordo Asterales
family Asteraceae. Spesies ini memiliki habitus semak dengan pola percabangan
monopodial serta segi penampang batangnya bulat berdiri tegak dan berbulu,
(Tjitrosoepomo, 2009: 76). Daunnya majemuk, letak daun roset batang (berselang seling), bentuk daunnya jantung terbalik (Obcordate), ujungnya runcing (Accutus),
dengan pangkal daunnya jantung (Cordate), bagian tepi daun berlekuk dan memiliki
pertulangan menyirip, (Tjitrosoepomo, 2009: 7).
Di Bogor, babadotan dikenal luas sebagai obat luka. Caranya, dengan menumbuk
bandotan dan dicampur dengan minyak goreng, dan dipergunakan untuk obat luar saja.
Menurut Heyne, daun tumbuhan ini diremas-remas, dicampur dengan kapur, dioleskan
pada luka yang masih segar. Rebusan dari daun juga digunakan untuk obat sakit dada,
sementara ekstrak daunnya untuk obat mata yang panas. Akar yang ditumbuk dioleskan
ke badan untuk obat demam; ekstraknya dapat diminum. Daunnya bisa dijadikan obat
tetes mata, dengan jalan menumbuknya; air tumbukan tersebut, bisa diteteskan ke mata
untuk cuci mata. Cara ini umum di Pantai Gading. Di sana pula, bandotan dipergunakan
untuk sakit perut, penyembuhan luka, dan untuk menyembuhkan patah tulang.
Zat yang terkandung dalam babadotan yang dilaporkan pada tahun 1987 adalah
sebagai berikut: minyak esensial, alkaloid, dan kumarin. Meski demikian, tumbuhan ini
juga memiliki daya racun. Di Barat, bandotan juga dimanfaatkan sebagai insektisida dan
nematisida. Sementara, penelitian lain menemukan bahwa bandotan dapat menyebabkan
luka-luka pada hati dan menumbuhkan tumor. Tumbuhan ini mengandung alkaloid
pirolizidina.
: Magnoliophyta
Kelas
: Magnoliopsida
Sub Kelas
: Asteridae
Ordo
: Asterales
Famili
: Asteraceae
Genus
: Ageratum
Spesies
: Ageratum conyzoides
akan menambah kreasi lain untuk bunga kamboja yang selama ini hanya menjadi
penghias kebun.
Klasifikasi bunga kamboja
Divisi
: Magnoliophyta
Kelas
: Magnoliopsida
Sub Kelas
: Asteridae
Ordo
: Gentiniales
Famili
: Apocynaceae
Genus
: Plumeria
Spesies
: Plumeria acuminate
Tapak dara adalah perdu tahunan yang berasal dari Madagaskar, namun telah
menyebar ke berbagai daerah tropika lainnya. Nama ilmiahnya Catharanthus roseus (L.)
Don. Di Indonesia tumbuhan hias pekarangan ini dikenal dengan bermacam-macam
nama, seperti di disebut sindapor (Sulawesi), kembang tembaga (bahasa Sunda), dan
kembang tapak dr (bahasa Jawa). Orang Malaysia mengenalnya pula sebagai
kemunting cina, pokok rumput jalang, pokok kembang sari cina, atau pokok ros pantai.
Di Filipina ia dikenal sebagai tsitsirika, di Vietnam sebagai hoa hai dang, di Cina dikenal
sebagai chang chun hua, di Inggris sebagai rose periwinkle, dan di Belanda sebagai
soldaten bloem.
Tapak dara memilikia habitus pohon dengan percabangan simpodial bentuk batangnya
bulat. Daunnya tunggal letek daun tersebar, bentuk daun jorong dengan pertulangan
menyirip, tepi daun rata, ujung daun akuatus dengan pangkal daun obtutus. Macam
bunganya tunggal dengan perbungaan rasemosa, simetri bunga aktinomorf. Mahkota
berwarna merah muda berjumlah 5. Kelopak tidak terlihat adanya fauks berwarna hijau.
Distribusi seksnya monoceous. Bagaian tambahannya terdapat biji.
Bunga dan daunnya berpotensi menjadi sumber obat untuk leukemia dan penyakit
Hodgkin. Kandungan bahan kimianya adalah vincristine, vinblastine, reserpine,
ajmalicine, dan serpentine. Kandungan lainnya adalah catharanthine, leurosine,
norharman,
lochnerine,
tetrahydroalstonine,
vindoline,
vindolinine,
akuammine,
Divisi
: Magnoliophyta
Kelas
: Magnoliopsida
Sub Kelas
: Asteridae
Ordo
: Gentianales
Famili
: Apocynaceae
Genus
: Catharanthus
Spesies
: Catharanthus roseus
Jati adalah sejenis pohon penghasil kayu bermutu tinggi. Pohon besar, berbatang
lurus, dapat tumbuh mencapai tinggi 30-40 m. Berdaun besar, yang luruh di musim
kemarau. Jati dapat tumbuh di daerah dengan curah hujan 1 500 2 000 mm/tahun dan
suhu 27 36 C baik di dataran rendah maupun dataran tinggi. Tempat yang paling baik
untuk pertumbuhan jati adalah tanah dengan pH 4.5 7 dan tidak dibanjiri dengan air.
Jati memiliki daun berbentuk elips yang lebar dan dapat mencapai 30 60 cm saat
dewasa.
Pohon Jati merupakan jenis pohon penghasil kayu yang bermutu tinggi. Pohon besar,
berbatang lurus, bisa tumbuh hingga mencapai tinggi 30-40 m. Daunya besar, akan tetapi
akan gugur atau rontok di musim kemarau. Pohon Jati mempunyai perkembangan yang
lambat dengan Germinasi rendah (umumnya kurang dari 50%) yang membuat sistem
propagasi dengan alami jadi sulit hingga kurang untuk menutupi permintaan akan kayu
jati. Buah berupa bulat agak gepeng, 0, 5 2, 5 cm, memiliki rambut kasar dengan inti
tidak tipis, berbiji 2-4, namun biasanya cuma satu yang akan tumbuh. Buah akan
tersungkup oleh perbesaran kelopak bunga yang bentuknya melembung seperti balon
kecil. Nilai rf yang dimiliki oleh daun jati yaitu sebesar 0, 58-0, 63.
Data yang didapat dari hasil pengamatan jati adalah habitus pohon denga percabangan
monopodial, bentuk batangnya bulat. Macam daunnya majemuk palmatus, letak daun
tersebar, bentuk daun bulat telur melebar dengan pertulangan menyirip, tepi daun rata,
ujung daun rotundatus dengan pangkal daun obtutus. Macam bunga majemuk
pleiokhasium dengan perbungaan simosa, simetri bunga aktinomorf. Mahkota berwarna
putih berjumlah 6. Benang sari banyak mengelilingi putik. Putik ada 1 berada ditengah
benang sari. Distributor seksnya monoceous. Terdapat fauks sebagai bagian
tambahannya.
Kayu jati mengandung semacam minyak dan endapan di dalam sel-sel kayunya,
sehingga dapat awet digunakan di tempat terbuka meski tanpa divernis; apalagi bila
dipakai di bawah naungan atap. Jati sejak lama digunakan sebagai bahan baku
pembuatan kapal laut, termasuk kapal-kapal VOC yang melayari samudera pada abad ke17. Juga dalam konstruksi berat seperti jembatan dan bantalan rel. Dalam rumah, selain
dimanfaatkan sebagai bahan baku furniture kayu jati digunakan pula dalam struktur
bangunan. Rumah-rumah tradisional Jawa, seperti rumah joglo Jawa Tengah,
menggunakan kayu jati di hampir semua bagiannya: tiang-tiang, rangka atap, hingga ke
dinding-dinding berukir. Dalam industri kayu sekarang, jati diolah menjadi venir
(veneer) untuk melapisi wajah kayu lapis mahal; serta dijadikan keping-keping parket
(parquet) penutup lantai. Selain itu juga diekspor ke mancanegara dalam bentuk furniture
luar-rumah. Ranting-ranting jati yang tak lagi dapat dimanfaatkan untuk mebel,
dimanfaatkan sebagai kayu bakar kelas satu. Kayu jati menghasilkan panas yang tinggi,
sehingga dulu digunakan sebagai bahan bakar lokomotif uap. Sebagian besar kebutuhan
kayu jati dunia dipasok oleh Indonesia dan Myanmar.
Klasifikasi tumbuhan jati:
Divisi
: Magnoliophyta
Kelas
: Magnoliopsida
Sub Kelas
: Asteridae
Ordo
: Lameales
Famili
: Verbenaceae
Genus
: Tectona
Spesies
: Tectona grandis
dari Amerika Tengah ini sekarang menyebar di semua tempat tropis, di beberapa tempat
bahkan mulai menjadi gulma atau spesies invasif (Australia, Tiongkok, Afrika Selatan,
dan beberapa tempat di Oceania).
Data hasil pengamatan Habitus perdu dengan percabangan monopodial, batangnya
bulat kasar. Daunnya tunggal letak daun tersebar, bentuk daun bulat telur lonjong
bergerigi dengan pertulangan daunnya menyirip, tepi daun berjenis sertaus, ujung daun
akuminatus dengan pangkal daunnya obtutus. Bunga anak nakal majemuk, karangan
bunga asemosa dan simetri bunga aktinomorf, distribusi seks monoceous.
Daun dan buahnya beracun bagi manusia dan hewan peliharaan besar (dilaporkan
telah membunuh anjing dan kucing) meskipun tidak berakibat apa-apa terhadap burung.
Sinyo nakal dikenal sebagai tanaman hias yang populer di daerah beriklim hangat
sepanjang tahun. Beberapa kultivar yang ada antara lain alba, aurea,gold mound, geisha
girl, sapphire showers, dan variegate.
Anak nakal digunakan sebagai penyembuhan penyakit Malaria,
dengan caranyaCuci bersih 20 gram buah sinyo nakal kering, lalu
rebus dengan 3 gelas air sampai mendidih dan airnya tersisa 200 cc.
Setelah dingin, saring hasil rebusan. Minum ramua 2-3 kali sehari,
masing-
masing
200
cc.
dan
dapat
Memperlancar
peredaran
darah, dengan cara Tiga puluh gram daun sinyo nakal segar dicuci
bersih, lalu direbus dengan 3 gelas air hingga airnya tersisa 400 ml.
Setelah dingin, saring ramuan. Minum ramuan 2 kali sehari, pagi dan
sore.
Klasifikasi anak nakal:
Divisi
: Magnoliophyta
Kelas
: Magnoliopsida
Sub Kelas
: Asteridae
Ordo
: Lamiales
Famili
: Verbenaceae
Genus
: Duranta
Spesies
: Duranta erecta
Mengkudu (Morinda citrifolia) atau keumeudee (Aceh); pace, kemudu, kudu (Jawa);
cangkudu (Sunda); kodhuk (Madura); tibah (Bali) berasal daerah Asia Tenggara,
tergolong dalam famili Rubiaceae. Nama lain untuk tanaman ini adalah noni (Hawaii),
nono (Tahiti), nonu (Tonga), ungcoikan (Myanmar) dan ach (Hindi). Tanaman ini
tumbuh di dataran rendah hingga pada ketinggian 1500 m. Tinggi pohon mengkudu
mencapai 38 m, memiliki bunga bongkol berwarna putih. Buahnya merupakan buah
majemuk, yang masih muda berwarna hijau mengkilap dan memiliki totol-totol, dan
ketika sudah tua berwarna putih dengan bintik-bintik hitam.
Mengkudu berhabitus pohon dengan percabangan simpodial, segi penampang bulat.
Daun tunggal dengan filotoksis berhadapan, bentuk daun bulat telur lamest, pertulangan
menyirip, tepi daun rata, ujung daun akuminatus runcing dan pangkal daun obtusus
tumpu. Bunga tersusun majemuk, perbungaan bertipe bongkol bulat, Benang sari
tertancap di mulut mahkota. Kepala putik berputing dua. Bunga itu mekar dari kelopak
berbentuk seperti tandan. Bunganya putih, harum. Buah majemuk, terbentuk dari bakalbakal buah yang menyatu dan bongkol di bagian dalamnya; perkembangan buah
bertahap mengikuti proses pemekaran bunga yang dimulai dari bagian ujung bongkol
menuju ke pangkal
Kandungan mengkudu zat nutrisi, secara keseluruhan mengkudu merupakan buah
makanan bergizi lengkap. Zat nutrisi yang dibutuhkan tubuh, seperti protein, viamin, dan
mineral penting, tersedia dalam jumlah cukup pada buah dan daun mengkudu. Selenium,
salah satu mineral yang terdapat pada mengkudu merupakan antioksidan yang hebat.
Berbagai
jenis
senyawa
yang
terkandung
dalam mengkudu
xeronine,
plant
sterois,alizarin, lycine, sosium, caprylic acid, arginine, proxeronine, antra quinines, trace
elemens, phenylalanine, magnesium, dll. Terpenoid. Zat ini membantu dalam proses
sintesis organic dan pemulihan sel-sel tubuh. Zat anti bakteri.Zat-zat aktif yang
terkandung dalam sari buah mengkudu itu dapat mematikan bakteri penyebab infeksi,
seperti Pseudomonas aeruginosa, Protens morganii, Staphylococcus aureus, Bacillus
subtilis, dan Escherichia coli. Zat anti bakteri itu juga dapat mengontrol bakteri pathogen
(mematikan) seperti Salmonella montivideo, S . scotmuelleri, S . typhi, dan Shigella
dusenteriae, S . flexnerii, S . pradysenteriae, serta Staphylococcus aureus. Scolopetin.
Senyawa scolopetin sangat efektif sebagi unsur anti peradangan dan anti-alergi. Zat anti
kanker. Zat-zat anti kanker yang terdapat pada mengkudu paling efektif melawan sel-sel
abnormal. Xeronine dan Proxeronine. Salah satu alkaloid penting yang terdapt di dalam
buah mengkudu adalah xeronine. Buah mengkudu hanya mengandung sedikit xeronine,
tapi banyak mengandung bahan pembentuk (precursor) xeronine alias proxeronine dalam
jumlah besar. Proxeronine adalah sejenis asam nukleat seperti koloid-koloid lainnya.
Xeronine diserap sel-sel tubuh untuk mengaktifkan protein-protein yang tidak aktif,
mengatur struktur dan bentuk sel yang aktif.
Manfaat buah mengkudu sendiri, tak lain dikarenakan 150 kandungan fitonutrien yang
terdapat di dalamnya. Adapun fitonutrien adalah zat tambahan lainnya yang ditemukan
pada tanaman selain kandungan mineral dan vitamin. Zat inilah yang juga berfungsi
sebagai anti-virus, anti inflamasi, dan anti bakteri. Selain itu, fitonutrien sendiri bisa
meningkatkan daya tahan tubuh dan memperbaiki sel-sel di dalam tubuh.
Buah mengkudu juga dipercaya memiliki efek analgesik dalam tubuh, yang artinya
tubuh akan mendapatkan kekebalan terhadap berbagai macam penyakit, termasuk
kanker. Kandungan vitamin A, B kompleks, C, sulfur, kalium, fosfor, asam amino, dan
kalsium memiliki banyak manfaat bagi tubuh. Jadi, dengan mengkonsumsi buah
mengkudu Anda akan mendapatkan beberapa keuntungan yang dihasilkan dari
mengkudu. Manfaat Daun Mengkudu selain pada buahnya, mengkudu juga memiliki
khasiat yang terdapat di dalam daunnya. Daun mengkudu ini ternyata bisa digunakan
baik untuk kesehatan maupun kecantikan tubuh. Daun mengkudu ini bisa Anda olah
sebagai pengganti sayuran untuk dikonsumsi. Manfaat daun mengkudu sendiri adalah
menyembuhkan ambeien secara alami, mengobati perut kembung pada anak. Sedangkan
bagi kecantikan, daun mengkudu berfungsi sebagai obat penghilang jerawat dan obat
pelangsing tubuh alami. Manfaat buah mengkudu untuk kesehatan. Beberapa manfaat
yang Anda dapatkan jika mengkonsumsi buah mengkudu ini, antara lain: Meredakan
nyeri haid atau gejala PMS, mencegah kanker, mengatasi kulit bersisik, menyehatkan
tulang. Tak hanya berfungsi untuk mencegah penyakit saja, tetapi buah mengkudu yang
memiliki kandungan metil asetil, morindone, dan asam kapril ini dapat meningkatkan
kekuatan tulang-tulang dalam tubuh. Minumlah jus mengkudu secara teratur untuk
mencegah pengeroposan pada tulang.
Klasifikasi Mengkudu
Divisi
: Magnoliophyta
Kelas
: Magnoliopsida
Subclass
: Asteridae
Ordo
: Gentianales
Famili
: Rubiaceae
Genus
: Morinda
Spesies
: Morinda citrifolia
Terong (Solanum melongena, di Pulau Jawa lebih dikenal sebagai terong) adalah
tumbuhan penghasil buah yang dijadikan sayur-sayuran. Asalnya adalah India dan Sri
Lanka. Terung berkerabat dekat dengan kentang dan leunca, dan agak jauh dari tomat.
Terong ialah terna yang sering ditanam secara tahunan. Tanaman ini tumbuh hingga
40150 cm (16-57 inci) tingginya. Daunnya besar, dengan lobus yang kasar. Ukurannya
1020 cm (4-8 inci) panjangnya dan 510 cm (2-4 inci) lebarnya. Jenis-jenis setengah
liar lebih besar dan tumbuh hingga setinggi 225 cm (7 kaki), dengan daun yang melebihi
30 cm (12 inci) dan 15 cm (6 inci) panjangnya. Batangnya biasanya berduri. Warna
bunganya antara putih hingga ungu, dengan mahkota yang memiliki lima lobus. Benang
sarinya berwarna kuning. Buah tepung berisi, dengan diameter yang kurang dari 3 cm
untuk yang liar, dan lebih besar lagi untuk jenis yang ditanam.
Terong termasuk jenis tumbuhan perdu dengan percabangan batang simpodial dan
segi penampang bulat/teres. Daun tunggal dengan filotaksis tersebar, bentuk daun
romboideus, pertulangan menyirip, tepi daun undulates, ujung daun tumpul kaspidatus
dan pangkal daun rotundatus.ada terong ungu ini ada stipula setiap ketiak daun.
Terong merupakan salah satu jenis sayuran bewarna ungu yang memiliki kandungan
nutrisi yang sangat luar biasa. Ini dikarenakan, terong mengandung kalsium, mineral,
kaya serat, bioflavonoid serta vitamin K.
Makanan otak, pencernaan yang lebih baik, pencegah diabetes, makanan untuk
jantung, pengontrol tekanan darah tinggi, tulang yang lebih sehat dan kuat, pencegah
anemia.
: Magnoliophyta
Kelas
: Magnoliopsida
Subclass
Ordo
Famili
Genus
Spesies
: Asteridae
: Solanales
: Solanaceae
: Solanum
: Solanum melongena
G. Kesimpulan
Berdasarkan uraian diatas, maka dapat disimpulkan beberapa hal sebagai berikut:
1. Ciri-ciri khusus dari asteridae yaitu memiliki keragaman habitus,
pertulangan
daun
yang
sudah
berpola,
dan
alat
Pertanyaan
1. Tuliskan ciri-ciri khusus tumbuhan yang termasuk pada Subclassis
Asteridae?
2. Jelaskan kekhasan tumbuhan yang termasuk ke dalam Asteraceae,
Solanaceae, dan Convolvulaceae?
3. Jelaskan kekhasan dari Ageratum
conyzoideus
dilihat
dari
bunganya?
4. Jelaskan kekhasan dari Mussaenda frondosa dilihat dari bunganya?
5. Tuliskan salah satu family yang anggotanya banyak termasuk ke
dalam kelompok sayuran?
Jawaban
1. Karakteristik yang dimiliki oleh tumbuhan subkelas Asteridae antara
lain, secara umum berhabitus pohon, semak dan herba dengan pola
percabangan simpodial, daun tunggal ataupun majemuk, bunga
hipogin, perigin sampai epigin, salah satu ciri khas yang dimiliki oleh
subkelas ini yaitu Corolla simpetal, beberapa stamen epipetal sering
ada cakram nektar, pollen berinti 2 atau 3, Triaperture, ginesium
apokarpi atau sinkarpi, ovarium superum atau inferum, plasenta
bervariasi (Mostly aksilar), ovulum unitegmik, substansi senyawa
2.
Familia Solanaceae: Bunga tunggal atau majemuk, pentamer, sepal bersatu dan
persisten, petal bersatu berbentuk seperti corong. Contohnya adalah Solanum
nigrum(Leunca).
Familia Convolvulaceae: Habitus bervariasi, batang berongga, bunga tunggal atau
majemuk,
bentuknya
actinomorph,
petal
bersatu
berbentuk
lonceng.
perbungaan
rasemosa
dan
simetri
zigomorf, Memilki
23
lingkaran
daun
pembalut
yang
lonjong
DAFTAR PUSTAKA
Campbell, Neil A. 2000. Biologi Edisi kelima Jilid 2. Jakarta: Erlangga.
Campbell, Neil. A. 2008. Biologi Umum Jilid 2 Edisi 8. Jakarta: Erlangga
Cronquist, A. 1981. An integrated System of Classification of Flowering
Plants.
New York: Colombia University Press.
Mulyani, Asep. 2013. Panduan Praktikum Bothani Phanerogame. Cirebon: Pusat
Laboratorium IAIN. Sudarsono, dkk. 2005. Taksonomi Tumbuhan Tinggi. Malang:
UM Press.
Tjitrosoepomo, Gembong. 2009. Morfologi Tumbuhan. Yogyakarta: Gajah Mada
University Press.
Tjitrosoepomo, Gembong. 2010. Taksonomi Spermatophyta. Yogyakarta: Gajah Mada
Universitas Press.