Anda di halaman 1dari 8

LAPORAN RESMI PRAKTIKUM FITOKIMIA

EKSTRASI PADAT - CAIR

DISUSUN OLEH :
VIVIN MARWIYATI R

(17113268 A)

ETIK PUJI HASTUTI

(20144166A)

UNIVERSITAS SETIA BUDI SURAKARTA


FAKULTAS FARMASI
PRODI S1-FARMASI
2016

I.

TUJUAN

II.

DASAR TEORI
Ekstraksi adalah suatu proses pemisahan dari bahan padat maupun cair dengan bantuan

pelarut . Pelarut yang digunakan diusahakan dapat mengekstrak substansi yang diinginkan tanpa
melarutkan material lainya. Ekstraksi dapat dilakukan sengan berbagai cara ,berdasarkan bentuk
campuran yang diekstraksi dapat dibedakan menjadi ekstraksi padat-cair dan ekstraksi cair-cair.
1. Ekstraksi padat-cair (leaching)
Adalah transfer difusi kompenen terlarut dari padatan inert ke dalam pelarutnya.
Proses ini bersifat fisik karena komponen terlarut kemudian dikembalikan ke keadaan
semula tanpa mengalami perubahan kimiawi. Ekstrak dari bahan padat dapat dilakukan
jika bahan yang diinginkan dapat larut dalam solvent pengekstraksi. Ekstraksi
berkelanjutan dapat dilakukan jika padatan hanya sedikit larut dalam pelarut. Namun
sering juga digunakan pada padatan yang larut karena efektifitasnya. (Lucas, Howard
J,David Pressman. Principles and Practice In Organic Chemistry).
Proses pengekstraksian kompenen kimia dalam tanaman yaitu pelarut akan
menembus dinding sel dan masuk kedalam rongga sel yang semngandung zat aktif,zat
aktif akan larut dalam pelarut dan diluar sel ,maka larutan pekat akan berdifusi keluar sel
dan proses ini terjadi secara berkesinambungan sampai terjadi keseimbangan konsentrasi
didalam dan diluar sel.
a. Maserasi
Merupakan metode pengekstraksian serbuk simplisia dengan cara
merendam dalam cairan penyari dengan beberapa kali pengocokan atau
pengadukan pada suhu kamar. Caiaran penyari akan masuk kedalam sel dan

melewati dinding sel. Isi sel akan larut karena adanya perbedaan konsentrasi
didalam dan diluar sel. Larutan yang konsentrasinya tinggi akan berdifusi
keluar sel diganti oleh cairan penyari yang memiliki konsentrasi lebih rendah.
Peristiwa ini berulang sampai terjadi kesetimbangan antara konsentrasi
didalam dan diluar sel. Selama proses maserasi dilakukan pengadukan dan
penggantian cairan penyari. Endapan yang diperoleh dipisahkan dari filtratnya
dan dipekatkan.
b. Pekolasi
Adalah ekstraksi dengan pelarut yang selalu baru sampai sempurna
yang umumnya dilakukan pada temperatur ruangan.Definisi lain : perkolasi
merupakan cara penyarian yang dilaukukan dengan mengalirkan cairan
penyari melalui simplisia yang telah dibasahi . penyarian zat aktif dilakukan
dengan cara serbuk simplisia dimaserasi selama 3 jam,kemudian dipindahkan
kedalam bejana silinder yang bagian bawahnya diberi sekat berpori , cairan
penyari dialirkan dari atas kebawah melalui simplisa tersebut, cairan penyari
akan melarutkan zat aktif dalam sel-sel simplisia sampai keadaan jenuh.
Gerakan dari atas kebawah disebabkan oleh grafitasi,kohesi dan berat
cairandiatas dikurangi gaya kapiler yang menahan gerakan kebawah, perkolat
yang diperoleh dikumpulkan dan dipekatkan.
c. Digesti
Maserasi kinetik dengan pengadukan kontinyu pada temperatur yang lebih
tinggi dari temperatur ruangan (400-500)
d. Refluks
Merupakan ekstraksi dengan pelarut pada titik didihnya selama waktu
tertentu dan jumlah pelarut terbatasyang relatif konstan dengan adanya

pendingin balik. Penarikan kompenen kimia dilakukan dengan cara dilakukan


dengan cairan penyari lalu dipanaskan,uap-uap cairan yang terkondensasi
pada kondensor bola menjadi molekul-molekul cairan penyari yang akan
turun kembali menuju labu als bulat,akan menyari kembali sampel yang
berada pada labu las bulat, demikian seterusnya berlangsung secara
berkesinambungan sampai terjadi penyarian sempurna. Penggantian pelarut
dilakukan sebanyak 3 kali setiap 3-4 jam . filtrat yang diperoleh dikumpulkan
lalu

dipekatkan.

Keuntungan

metode

ini

adalah

digunakan

untuk

mengekstraksi sampel-sampel yang memiliki tekstur kasar dan than


pemanasan langsung.
e. Soxhlet
Adalah ekstraksi dengan menggunakan pelarut yang selalu baru
dilakukan dengan alat khusus sehingga terjadi ekstraksi berkesinambungan
dengan jumlah pelarut byang relatif konstan dengan adanya pendingin balik.
Soxhelt merupakan proses penyarian secara berkesinambungan ,cairan penyari
dipanaskan hingga menguap ,uap cairan terkondensasi menjadi molekulmolekul ir oleh pendingin balik dan turun menyari simplisia dalam klongsong
dan selanjutnya kembali kedalam labu als bulat setelah melewati pipa sifon.
f. Destilasi
a. Destilasi sederhana
Diguanakan untuk meimsahkan zat cair yang memiliki titik didih
rendah atau memisahkan zat cair dengan zat padat atau minyak. Proses ini
dilakukan dengan mengalirkan zat cair tersebut melalui kondensor lalu
hasilnya ditampung dalam sebuah wadah,namun hasilnya tidak benar-

benar murni karena sifatnya hanya memisahkan zat cair yang mempunyai
titik didih rendah atau zat cair dengan zat padat atau minyak.
b. Destilasi uap air
Penyarian minyak menguap dengan cara simplisia dan air
ditempatkan dalam labu yang berbeda. Air dipanaskan dan akan
menguap ,uap air akan masuk kedalam labu sampel sambil mengekstraksi
minyak menguap yang terdapat dalam simplisia, uap air dan minyak
menguap

yang

telah

terekstraksi

menuju

kondensor

dan

akan

terkeondensasi, lalu akan melewati pipa alonga, campuran minyak dan air
akan masuk dalam corong pisah ,dan akan memisah.
Destilasi uap adalah metode yang populer untuk ekstraksi minyakminyak menguap dari sampel tanaman. Metode ini diperuntukan untuk
menyari simplisia yang mengandung minyak menguap atau komponen
kimia yang mempunyai titik didih tinggi pada tekanan udara normal.
Theae folium ( daun teh ) mengandung alkaloid golongan purin antara lain
kofein,theofilin, dan theobromin. Dalam daun teh kofein berada dalam prosentase
2-5 %.
Kofein (1,3,7 Trimethil Xantin ) berupa jarum mengkilat berwarna putih,
tidak berbau dan berasa pahit. Kelarutan kofein dalam air ( 1:45,5 suhu 25 0 C ;
1:5,5 Suhu 800 C ; 1:1,5 Suhu 1000 C ) dalam alkohol ( 1:22) ; diklormetan (1:7) ;
CHCl3 (1: 6,6). Berat molekul 194,19 dan titik lebur 235
Kofein bersifat termostabil sehingga ekstraksi dapat dilakukan dengan
cara refluks atau digesti. Penambahan MgO dapat memisahkan kofein dari

senyawa-senyawa yang tidak diinginkan misalnya tannin. Jika konsentrasi basa


terlalu tinggi dapat merusak kofein menjadi kofeedine. Penambahan asam sulfat
untuk mengendapkan MgO yang tidak tersaring dengan membentuk garam.
Kofein dalam fasa cair diekstraksi dengan kloroform karena dalam suasana asam
kelarutan kofein dalam kloroform lebih besar dari kelarutan dalam air. Kofein
yang terekstraksi dalam kloroform dicuci dengan NaOH untuk menghilangkan
warna alaminya juga untuk menetralkan kelebihan H2SO4 .
Kafein pada manusia memiliki efek stimulasi SSP, relaksasi oto, bronkus
dan diuretik.

III.

ALAT DAN BAHAN


1. Alat :
a. Beaker glass
b. Erlenmeyer
c. Gelas ukur
d. Corong glass
e. Batang pengaduk
f. Pemanas
2. Bahan :
c. Serbuk teh kering 50 gram
d. MgO 25 gram
e. Air 250 ml
f. H2SO4 10% 25 ml

IV.

CARA KERJA

V.

HASIL

VI.

PEMBAHASAN

Pada percobaan kali ini kami menggunakan metode ekstraksi padat-cair untuk memisahkan
kafein dari daun teh. Sederhananya, metode ekstraksi padat-cair berarti mengekstraksi suatu zat
dari fasa padat (daun teh) kemudian mengubahnya menjadi fasa cair (larutan kafeindiklorometana). Efesiensi ekstraksi padat-cair ditentukan oleh besarnya ukuran partikel zat padat
yang mengandung zat organik dan banyaknya kontak dengan pelarut. Oleh karena itu, dalam
pelaksanaan percobaan ekstraksi kafein dari daun teh kami melakukannya dua kali dengan tujuan
agar kafein yang terekstraksi semakin banyak.
Pelarut yang digunakan dalam ekstraksi padat cair ini adalah pelarur air. Air sebagai pelarut
mempunyai banyak keuntungan, selain murah juga mudah didapat dan selama isolasi tidak
merusak kafein walaupun pada suhu tinggi. Kelemahan dari penggunaan air sebagai pengekstrak
adalah waktu isolasi yang lama, pemecahan kafein dari garam-garam tanaman sukar, hal ini
mengakibatkan kafein yang dapat diekstrak sedikit sekali.
Isolasi kafein dari teh dilakukan pertama-tama dengan memanaskan campuran air 250 ml dan
teh sebanyak 50 gram sampai mendidih. Hal ini didasarkan pada kelarutan kafein yang semakin
meningkat seiring dengan bertambahnya suhu yaitu sebesar 22 mg/mL pada 25 0C 180 mg/mL
pada suhu 800C,dan 670 mg/mL pada 1000C. Berdasarkan kelarutannya tersebut pendidihan
campuran ini bertujuan untuk mendapatkan kafein dengan jumlah lebih banyak lagi dari teh yang
diisolasi yaitu dengan membuka pori-pori dari daun teh agar ekstrak daun teh dapat keluar
dengan sempurna.
Pertama, untuk mendapatkan kafein dari teh dilakukan penyeduhan atau penambahan air
mendidih. Digunakan air panas karena zat akan lebih mudah larut dalam pelarut air panas
daripada pelarut air dingin, sehingga semakin banyak ekstrak teh yang diperoleh. Teh
ditambahkan air panas beberapa kali agar semakin banyak ekstrak yang diperoleh.
Ekstrak teh yang diperoleh tidak hanya mengandung kafein tapi juga ada senyawa-senyawa
lain yang ikut larut terutama senyawa tannin. Tannin adalah senyawa fenolik yang larut dalam
air. Di dalam air, tanin membentuk koloid dan memiliki rasa asam.

Pada saat akan melakukan pemanasan, dilakukan juga penambahan MgO. Dilakukan
penambahan MgO karena zat ini dapat digunakan untuk memisahkan kofein dari senyawasenyawa yang tidak diinginkan. Senyawa yg tidak diinginkan itu misalnya tannin. Jika
konsentrasi basa terlalu tinggi dapat merusak kofein menjadi kofeedine. Penambahan asam sulfat
untuk mengendapkan MgO yang tidak tersaring dengan membentuk garam.
Ada beberapa faktor yang dapat mempengaruhi ekstraksi, diantaranya :
a. Suhu
Kelarutan bahan yang diekstraksi dan difusivitas biasanya akan meningkat dengan
meningkatnya suhu, sehingga diperoleh laju ekstraksi yang tinggi. Pada beberapa
kasus, batas atas untuk suhu operasi ditentukan oleh beberapa faktor, salah satunya
adalah perlunya menghindari reaksi samping yang tidak diinginkan.
b. Ukuran partikel
Semakin kecil ukuran partikel, semakin besar luas bidang kontak antara padatan dan
solven, serta semakin pendek jalur difusinya, yang menjadikan laju transfer massa
semakin tinggi.
c. Faktor solven
Kafein biasanya diisolasi dengan ekstraksi menggunakan solven organik, dan kondisi
ekstraksi (solven, suhu, waktu, pH, dan rasio komposisi solven dengan bahan) dapat
mempengaruhi efisiensi ekstraksi kafein.

Anda mungkin juga menyukai