I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Hakekat Pembangunan Nasional adalah membangun manusia Indonesia
Seutuhnya dan membangun masyarakat Indonesia seluruhnya. Hal ini berarti
pembangunan dilaksanakan di segala bidang dan salah satunya adalah bidang kesehatan
yang ditujukan untuk mempertinggi derajat kesehatan, terutama keadaan gizi masyarakat
dalam rangka untuk meningkatkan kualitas dan taraf hidup serta kecerdasan dan
kesejahteraan rakyat pada umumnya ( GBHN, 1999-2004 ).
Tujuan pembangunan nasional adalah untuk meningkatkan kualitas Sumber Daya
Manusia ( SDM ) yang dilakukan secara berkelanjutan. Upaya peningkatan tersebut
dimulai dengan pemenuhan kebutuhan dasar manusia dengan perhatian utama pada
proses tumbuh kembang anak sejak awal pertumbuhan sampai mencapai usia dewasa
muda. Pada masa tumbuh kembang ini pemenuhan kebuthan dasar anak seperti
perawatan dan makanan bergizi dapat membentuk Sumber Daya manusia yang sehat,
cerdas dan produktif ( Depkes RI, 2000 ).
Gizi merupakan salah satu faktor penentu utama kualitas Sumber Daya Manusia.
Apabila gizi tidak tercukupi dengan baik akan mengakibatkan gangguan fisik, mental
dan otak yang mengakibatkan kehilangan generasi penerus yang berkualitas sebagai aset
negara yang sangat berharga. Jaringan otak anak yang normal akan mencapai 80% berat
otak orang dewasa sebelum berumur lima tahun, sehingga apabila terjadi gangguan gizi
maka akan menimbulkan kelainan pada fisik dan mental ( Suhardjo, 1992 )
tahun 2010 dinyatakan bahwa program perbaikan gizi bertujuan untuk meningkatkan
mutu gizi, konsumsi pangan sehingga akan berdampak pada perbaikan status gizi
masyarakat. Peningkatan status gizi tersebut diarahkan pada peningkatan intelektualitas,
produktivitas dan prestasi kerja serta penurunan angka kurang gizi ( Depkes RI, 2000 ).
Anak adalah generasi penerus bangsa , untuk itu diperlukan pembinaan yang
terarah dan terencana. Pembinaan anak merupakan investasi pembangunan. Menurut
Konvensi hak-hak anak oleh PBB pada tanggal 20 Nopember 1989, anak berhak untuk
mendapatkan makanan yang adekuat dan perawatan kesehatan, hak menjadi orang yang
berguna, hak dicintai dan dilindungi.
Prevalensi
kategori baik.
Survei awal yang dilakukan peneiliti pada bulan Desember 2006 dari 18 siswa
kelas lima sebagai sampel terdapat 4 siswa atau 22,22 % status gizinya kurang, 9 siswa
atau 50 % gizi baik dan 5 siswa atau 27,78 % gizi lebih. Sedang kelincahanya dari 18
orang siswa 5 siswa atau 27,78 % baik sekali, 6 orang atau 33,33 % baik, 3 orang atau
16,67 % sedang dan 22,22 % atau 4 siswa kelincahannya kurang.
C.B. Sinclair, 1981 mengatakan bahwa kemampuan gerak anak dipengaruhi oleh
keadaan kesehatan dan status gizi baik anak laki-laki maupun anak perempuan. Anak
yang kondisi kesehatan dan status gizinya kurang baik akan mengalami kemalasan
dalam bermain, sehingga anak akan mengalami kekurangan gerak yang dapat
mengganggu pertumbuhannya. Suatu hal yang meyakinkan tentang pentingnya agar
anak mampu bergerak dan bermaian didasarkan pada kenyataan bahwa :
1. Anak yang sehat akan mempunyai kesempatan untuk bermain yang lebih
banyak.
2. Setiap anak yang sehat dan gizinya baik mampu bermain secara optimal dan
mudah bergaul.
3. Tanda-tanda anak yang sehat adalah mampu bergerak dengan lincah, tahan
lama dan bersemagat
Masalah gizi salah pada anak kurang mendapat perhatian dari orang tua, khususnya
masalah gizi lebih masih banyak orang tua yang bangga bila anaknya gemuk dan kurang
suka beraktivitas fisik. Hal ini akan merugikan bagi anak karena dapat mengganggu
proses pertumbuhan dan perkembangan bagi anak.
1.2. Identifikasi Masalah
Semakin baik status gizi anak, maka semakin bersemangat dan bergairah dalam
bermain. Kenyataan di lapangan menunjukkan masih banyak anak-anak yang kurang
bergairah serta tidak tahan lama dalam melakukan bermain. Berdasarkan pengalaman
peneliti masih banyak dijumpai anak usia sekolah yang tidak memiliki kelincahan yang
optimal dalam bermain yang disebabkan oleh kondisi fisiknya yang kurang mendukung.
1.3. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang dan rumusan masalah maka dapat dirumuskan suatu
permasalahan sebagai berikut : Apakah terdapat hubungan yang bermakna antara
status gizi dengan kelincahan gerak pada anak kelas lima Sekolah Dasar Negeri
73 Kota Bengkulu ?
1.4. Pembatasan Masalah
Sehubungan dengan banyaknya faktor yang berhubungan dengan kelincahan,
serta terbatasnya pengetahuan, waktu dan biaya maka dalam penelitian ini peneliti
membatasi permasalahan yang berhubungan dengan kelincahan pada masalah status
gizi.
1.5. Tujuan Penelitian
1.5.1. Umum
2.
BAB. II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Status Gizi
2.1.1. Definisi Status Gizi
Gizi adalah makanan dan manfaatnya untuk kesehatan atau gizi dapat
diartikan dari makanan yang bermanfaat untuk kesehatan ( Depkes, 2002 ). Sedangkan
menurut Kardjati
adalah keadaan akibat dari keseimbangan antara konsumsi dan penyerapan zat gizi dan
penggunaan zat-zat gizi tersebut atau keadaan fisiologik akibat dari tersedianya zat gizi
dalam seluler tubuh,( Deswani, dkk 1990 ).
Status gizi masyarakat merupakan hasil interaksi keseluruhan aspek ekologi
manusia, ekologi manusia diartikan sebagai ilmu yang mempelajari hubungan timbal
balik antara manusia dengan lingkungan hidupnya. Masing-masing komponen dalam
faktor ekologi ini saling berinteraksi baik secara langsung maupun tidak langsung,
( Beny Kodyat, 1997 ).
Status gizi masyarakat dapat diwakili oleh gambaran status oleh sekelompok
masyarakat tertentu yang termasuk rawan gizi Status gizi anak merupakan salah satu
indikator yang menggambarkan status gizi masyarakat. Pertumbuhan berat badan dan
tinggi badan merupakan parameter yang cukup sensitif, sebab erat dengan konsumsi
energi dan protein yang merupakan dua jenis zat gizi yang paling sering menimbulkan
problem kesehatan di Indonesia, ( Achmad, 1993 ).
Menurut Suhardjo ( 1990 ), dalam pembahasan tentang status gizi ada tiga
konsep yang harus dipahami, ketiga konsep ini saling berkaitan satu dengan yang
lainnya. Ketiga konsep tersebut adalah :
1.
2.
3.
Protein adalah bagian dari sel hidup dan merupakan bagian terbesar tubuh
sesudah air. Protein berfungsi untuk membangun serta memelihara sel-sel
dan jaringan tubuh. Pada masa pertumbuhan protein sangat dibutuhkan
untuk tumbuh dan berkembang secara optimal. Kekurangan protein pada
masa ini akan menimbulkan gangguan pertumbuhan anak.
3. Lemak
Lemak berfungsi sebagai cadangan energi dan sebagai bantalan bagianbagian tubuh tertentu, melindungi tubuh dan memberikan bentuk khas
pada tubuh. Defisiensi lemak
tertentu.
Kekurangan
maupun
kelebihan
vitamin
akan
yaitu
secara tidak langsung dengan melihat jumlah dan jenis zat gizi yang
dikonsumsi. Pengumpulan data konsumsi makanan dapat memberikan
gambaran tentang konsumsi berbagai zat gizi pada masyarakat, keluarga dan
individu. Survei ini dapat mengidentifikasikan kelebihan dan kekurangan
gizi.
b. Statistik Vital
Pengukuran status gizi dengan statistik vital adalah dengan menganalisa data
beberapa statistik kesehatan seperti angka kematian berdasarkan umur, angka
kesakitan dan kematian akibat penyebab tertentu dan data lainnya yang
berhubungan dengan gizi. Penggunaannya dipertimbangkan sebagai bagian
dari indikator tidak langsung pengukuran status gizi masyarakat.
c. Faktor Ekologi
Malnutrisi merupakan masalah ekologi sebagai hasil interaksi beberapa
faktor fisik, biologis dan lingkungan budaya. Jumlah makanan yang tersedia
sangat tergantung dari keadaan ekologi seperti iklim, tanah, irigasi dan lainlain. Pengukuran faktor ekologi dipandang sangat penting untuk mengetahui
berarti ukuran. Dari definisi tersebut dapat ditarik pengertian bahwa antropometri gizi
adalah berhubungan berbagai macam pengukuran dimensi tubuh dan konsumsi dari
berbagai tingkat umur dan tingkat gizi. Berbagai jenis ukuran tubuh antara lain : berat
badan, tinggi badan, lingkar lengan atas dan tebal lemak dibawah kulit, ( I Dewa
Nyoman, dkk, 2001 ).
Antropometri sangat umum digunakan untuk mengukur status gizi dari berbagai
ketidak seimbangan antara asupan protein dan energi. Gangguan ini biasa terlihat dari
pola pertumbuhan fisik dan proporsi jaringan tubuh seperti lemak, otot dan jumlah air
dalam tubuh. Penggunaan antropometri sebagai alat ukur status gizi semakin meluasa,
karena didorong oleh kebutuhan alat ukur untuk menilai status gizi yang dapat
digunakan secara luas. Ukuran-ukuran tubuh merupakan refleksi dari pengaruh faktor
genetik dan lingkungan, ( Suhardjo, 1990 ).
2.2.1. Keunggulan Antropometri
Menurut Suhardjo, 1990 antropometri mempunyai keunggulan :
a. Prosedurnya sederhana, aman dan dapat dilakukan dalam jumlah sampel
besar
b. Relatif tidak membutuhkan tenaga ahli, tetapi cukup dilakukan oleh
tenaga yang sudah dilatih dalam waktu singkat dapat melakukan
pengukuran antropometri.
c. Alatnya murah, mudah dibawa dan tahan lama
d. Metode ini tepat dan akurat, karena telah dibakukan
e. Dapat mendeteksi atau menggambarkan riwayat gizi di masa lampau
hubungan yang linier dengan tinggi badan. Dalam keadaan normal perkembangan berat
badan akan searah dengan pertambahan tinggi badan dengan kecepatan tertentu.
2.3.
Indeks Antropometri
2.3.1.
Suhardjo, 1990 ). Oleh karena itu indeks TB/U selain digunakan sebagai indikator status
gizi dapat pula digunakan sebagai indikator perkembangan keadaan sosial-ekonomi
masyarakat.
2.3.3. Berat Badan menurut Tinggi Badan
Berat badan memiliki hubungan linier dengan tinggi badan. Dalam keadaan
normal perkembangan berat badan akan searah dengan pertambahan tinggi badan
dengan kecepatan tertentu. Indeks BB/TB merupakan indikator yang baik untuk
menyatakan status gizi saat kini, terlebih bila data umur yang akurat sulit diperoleh, oleh
karena itu indeks BB/TB disebut pula indikator status gizi yang independen terhadap
umur. Karena indeks BB/TB dapat memberikan gambaran tentang proporsi berat badan
relatif terhadap indikator kekurangan.
Keuntungan penggunaan indeks BB/TB adalah :
1. tidak tergantung pada data umur
2. dapat membedakan keadaan anak dalam penilaian berat badan relatif terhadap
tinggi badan : kurus, cukup, gemuk dan keadaan marasmus atau bentuk KEP
berat lainnya.
Kelemahan indeks ini disamping kelemahan-kelemahan pada pengukuran berat
badan adalah :
1.
2.
3.
B e r a t ( Kg )
Laki laki
100 % Baku
90 %
80 %
Perempuan
100 % Baku
90 %
80 %
Tinggi
( Cm )
100
101
102
103
104
105
106
107
108
109
110
13,4
13,8
14,2
14,5
14,7
15,0
15,3
15,6
16,0
16,4
16,8
12,1
12,4
12,8
13,0
13,2
13,5
13,8
14,1
14,4
14,7
15,0
10,7
11,0
11,3
11,5
11,7
12,0
12,2
12,5
12,8
13,1
13,4
13,0
13,4
13,7
14,0
14,3
14,7
15,0
15,4
15,8
16,3
16,7
11,7
12,0
12,3
12,6
12,8
13,2
13,5
14,0
14,1
14,4
14,7
10,4
10,7
10,9
11,2
11,4
11,7
12,0
12,3
12,5
12,8
13,0
100
101
102
103
104
105
106
107
108
109
110
111
112
113
114
115
116
117
118
119
120
17,2
17,6
18,1
18,5
18,8
19,2
19,6
20,0
20,4
20,8
15,4
15,8
16,3
16,7
16,9
17,3
17,6
18,0
18,4
18,7
13,8
14,1
14,5
14,8
15,1
15,4
15,7
16,0
16,3
16,7
17,1
17,5
17,9
18,3
18,8
19,2
19,8
20,3
20,7
21,0
15,2
15,7
16,1
16,4
16,8
17,2
17,8
18,3
18,5
18,7
13,5
14,0
14,3
14,6
15,0
15,4
15,8
16,2
16,5
16,7
111
112
113
114
115
116
117
118
119
120
121
122
123
124
21,2
21,6
22,0
22,5
19,1
19,5
19,8
20,3
17,0
17,3
17,6
18,0
21,4
21,8
22,2
22,6
19,1
19,5
19,9
20,3
17,0
17,3
17,7
18,0
121
122
123
124
125
126
127
128
129
130
23,0
23,4
23,8
24,2
24,9
25,5
20,7
21,1
21,4
21,8
22,4
23,0
18,4
18,7
19,0
19,4
19,9
20,0
23,1
23,6
24,1
24,5
25,1
25,6
20,8
21,3
21,7
22,1
22,6
23,0
18,5
19,0
19,3
19,5
20,0
20,5
125
126
127
128
129
130
Lanjutan Tabel. 1.
Tinggi
( Cm )
B e r a t ( Kg )
Laki laki
100 % Baku
90 %
80 %
Perempuan
100 % Baku
90 %
80 %
Tinggi
( Cm )
131
132
133
134
135
136
137
138
139
140
26,0
26,5
27,0
27,5
28,2
28,8
29,5
30,2
30,9
31,5
23,4
23,9
24,3
24,7
25,4
25,9
26,6
27,2
27,8
28,4
20,8
21,2
21,6
22,0
22,7
23,9
23,5
24,1
24,7
25,3
26,2
26,8
27,4
28,0
28,6
29,2
29,9
30,6
31,3
32,0
23,6
24,1
24,7
25,2
25,7
26,3
26,9
27,5
28,2
28,8
21,0
21,4
21,9
22,4
22,9
23,4
23,9
24,5
25,1
25,6
131
132
133
134
135
136
137
138
139
140
141
142
143
144
145
146
147
148
149
150
32,1
32,7
33,3
34,0
34,7
35,4
36,1
36,7
37,6
38,4
29,0
29,.5
30,0
30,6
31,3
31,9
32,5
33,0
33,8
34,6
25,7
26,1
26,6
27,2
27,8
28,3
28,8
29,3
30,0
30,7
32,7
33,4
34,2
35,0
35,8
36,6
37,4
38,2
39,1
40,0
29,5
30,1
30,8
31,5
32,2
32,9
33,2
34,4
35,2
36,0
26,2
26,7
27,4
28,0
28,7
29,3
30,0
30,6
31,3
32,0
141
142
143
144
145
146
147
148
149
150
151
152
153
154
155
156
157
39,1
39,8
40,6
41,4
42,3
43,1
43,8
35,2
35,8
36,5
37,2
38,0
38,8
39,8
31,3
31,8
32,5
33,1
33,8
34,5
35,4
40,9
41,8
42,8
43,8
44,8
45,8
46,9
36,8
37,6
38,5
39,4
40,3
41,8
42,2
32,8
33,4
34,2
35,0
35,8
36,6
37,5
151
152
153
154
155
156
157
158
159
160
45,4
46,2
47,0
40,8
41,5
42,2
36,2
36,9
37,6
48,0
49,1
50,0
43,2
44,2
45,0
38,4
39,3
40,0
158
159
160
161
162
163
164
165
166
47,7
48,4
49,2
50,0
50,8
51,5
42,8
43,4
44,2
45,0
45,7
46,3
38,0
38,5
39,3
40,0
40,6
41,2
161
162
163
164
165
166
BB / U
TB / U
BB / TB
100 80
100 95
100 90
Gizi kurang
< 80 - 60
< 95 - 85
< 90- 80
Gizi buruk
< 60
< 85
< 80
tipe tubuh
usia
status gizi
status kesehatan
jenis kelamin
kelelahan
Kelincahan merupakan salah satu indikator tingkat kesegaran jasmani seseorang,
bila seseorang memiliki tingkat kelincahan yang baik maka orang tersebut terindikasi
memiliki tingkat kesegaran jasmani yang baik pula. Kesegaran jasmani adalah aspek
fisik dari kesegaran yang menyeluruh ( total fitness ) yang memberi kesanggupan
kepada seseorang menjalankan hidup yang produktif dan dapat menyesuaikan diri pada
tiap-tiap pembebanan fisik yang layak, ( Sutarman, 1975 ).
Kesegaran jasmani bagi anak sangat diperlukan karena anak mempunyai aktifitas
fisik yang banyak dan memerlukan kesempatan bergerak yang optimal dalam rangka
memacu pertumbuhan dan perkembangannya. Anak yang tidak memiliki tingkat
kesegaran jasmani yang baik maka anak akan malas untuk beraktivitas fisik sehingga
mengalami gangguan gerak dan akibatnya anak mengalami hambatan pertumbuhan dan
perkembangan, ( Sutjiningsih, 1998 ).
Minat anak melakukan aktivitas fisik sangat dipengaruhi oleh kesempatan untuk
melakukan aktivitas fisik itu sendiri dan kondisi tingkat kesehatannya. Apabila anak
dalam kondisi baik tingkat kesehatannya dalam hal ini status gizinya dan didukung oleh
kesempatan yang dimiliki cukup, maka minat anak untuk melakukan kegiatan fisik
menjadi berkembang dan kondisi ini sangat membantu pertumbuhan dan perkembangan
anak.
Menurut Sugiyanto, ( 2000 ) anak-anak di dalam melakukan aktivitas fisik
dipengaruhi oleh kecenderungan antara lain :
a. Kemampuan memusatkan perhatian pada suatu macam aktivitas yang sedang
dilakukan meningkat.
b. Semangat untuk mencari pengalaman baru cukup tinggi.
c. Kondisi kesehatan dalam hal ini status gizinya baik sehingga menimbulkan
gairah untuk melakukan aktivitas fisik.
d. Perkembangan sosialnya makin baik. Anak yang status gizinya baik bisa
menikmati situasi bermain bersama teman-temannya. Mereka senang berada di
tengah-tengah temannya sebayanya dalam bermain.
e. Semangat untuk menguasai suatu bentuk aktivitas tertentu menjadi tinggi karena
kondisi kesehatannya memungkinkan.
Test kelincahan dapat dilakukan dengan berbagai jenis test antara lain :
1. Shutle Run
2. Dod ging-Run
KATEGORI
WAKTU TEMPUH
PUTERA
PUTERI
BS ( Baik Sekali )
< 16,00
< 17,4
B ( Baik )
16,1 16,6
17,5 18,2
S ( Sedang )
16,7 17,1
18,3 18,9
K ( Kurang )
17,2 17,7
19,0 19,6
KS ( Kurang Sekali )
> 17,7
> 19,6
2.6.
segala arah dengan mudah tanpa gangguan pada keseimbangan. Kelincahan merupakan
salah satu indikator tingkat kesegaran jasmani seseorang, bila seseorang memiliki
tingkat kelincahan yang baik maka orang tersebut terindikasi memiliki tingkat kesegaran
jasmani yang baik pula. Kesegaran jasmani bagi anak sangat diperlukan karena anak
mempunyai aktifitas fisik yang banyak dan memerlukan kesempatan bergerak yang
optimal dalam rangka memacu pertumbuhan dan perkembangannya. Anak yang tidak
memiliki tingkat kesegaran jasmani yang baik maka anak akan malas untuk beraktivitas
fisik sehingga mengalami gangguan gerak dan akibatnya anak mengalami hambatan
pertumbuhan dan perkembangan, ( Sutjiningsih, 1998 ).
Menurut Sugiyanto, ( 2000 ) salah astu faktor yang mempengaruhi kelincahan
gerak pada anak adalah kondisi fisik anak tersebut dalam hal ini adalah kondisi gizinya.
Anak dapat bergerak dengan lincah bila tidak mengalami kelebihan berat badan maupun
kekurangan berat badan yang semestinya. Anak yang mengalami gangguan status
gizinya akan mengalami gangguan kemampuan dalam melakukan aktivitas fisik.
Seorang anak yang mengalami kelebihan berat badan akan menjadi tidak mampu
melakukan perubahan gerak dengan cepat dan bahkan mengalami hambatan dalam
melakukan gerakan.
Nurhasan ( 2002 ) menyatakan bahwa semakin ideal berat badan anak semakin
baik kemampuan bergerak
berhubungan dengan nilai positif dari status gizi yang baik adalah : status gizi yang baik
merupakan salah satu indikator tingkat kesehatan, sedangkan tingkat kesehatan yang
baik merupakan faktor yang menentukan tingkat kesegaran jasmani seseorang dan
kesegaran jasmani yang baik ditandai dengan kemampuan bergerak dengan lincah dan
terampil.
C.B. Sinclair, 1981 mengatakan bahwa kemampuan gerak anak dipengaruhi oleh
keadaan kesehatan dan status gizi baik anak laki-laki maupun anak perempuan. Anak
yang kondisi kesehatan dan status gizinya kurang baik akan mengalami kemalasan
dalam bermain, sehingga anak akan mengalami kekurangan gerak yang dapat
mengganggu pertumbuhannya. Suatu hal yang meyakinkan tentang pentingnya agar
anak mampu bergerak dan bermaian didasarkan pada kenyataan bahwa : Anak yang
sehat akan mempunyai kesempatan untuk bermain yang lebih banyak
2.7.
Kerangka Konseptual
Variabel Independen
Variabel Dependen
STATUS GIZI
KELINCAHAN
GERAK
2. 8. Definisi Operasional
Untuk lebih jelasnya variabel yang akan diteliti , maka peneliti sampaikan definisi
operasionalnya sebagai berikut :
No
Variabel
Definisi variabel
Cara ukur
Hasil ukur
Skala ukur
Dependen :
Status Gizi
Siswa kelas V
Sekolah dasar
Negeri 73
Menimbang
berat
badan
dan mengukur
tinggi badan
1. baik : > 90 %
Ratio
Kemampuan fisik
mengubah secara
cepat arah atau
bagian tubuh tanpa
gangguan pada
keseimbangan
Tes
Kelincahan
( Shutle Run )
lari bolak
balik 6 X 10
M
Independen :
Kelincahan
Gerak
2. kurang : 81- 90 %
berat badan baku
3. buruk : 80 %
berat badan baku
baik sekali = 5
baik = 4
sedang = 3
kurang = 2
kurang sekali = 1
Interval
2. 9. Hipotesis
1. Ho : Tidak terdapat hubungan yang bermakna antara status gizi dengan
kelincahan anak kelas lima Sekolah Dasar Negeri 73 Kota Bengkulu
6 17 tahun yang
1.3.3.
DAFTAR PUSTAKA
Achmad Djaeni, 1993, Ilmu Gizi, Dian Rakyat, Jakarta.
Almatsier, S, 2003, Prinsip Dasar Ilmu Gizi, Gramedia Pustaka Utama, Jakarta.
Arikunto, S, 1996, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, Rieneka Cipta,
Jakarta.
Armanto, 2002, Status Gizi anak Taman Kanak-Kanak Dharma Bhakti Pagar Dewa,
Tidak dipublikasikan
Arisman, 2004, Gizi Dalam Daur Kehidupan, EGC, Jakarta.
Asmira Sutarto, 1991, Ilmu Gizi, PT New Aqua Press, Jakarta.
Beny Kodyat, 1997, Permasalahan Gizi Utama di Indonesia dan Upaya
Penanggulangannya, Semiloka Prawidya Karya Pangan dan Gizi, UI, Jakarta.
CB. Sinclair, 1981, The Growth of Human Behavior, Houghton Mifflin Company,
Boston
Depkes, 2000, Deteksi Dini Tumbuh dan Kembang Anak, Jakarta
, 2002, Pedoman Umum Untuk Gizi Seimbang, ( Panduan Untuk Petugas ),
Jakarta
Deswani, dkk, 1990, Gizi Selama Siklus Kehidupan, Hipokrates, jakarta.
I Dewa Nyoman, dkk, Penilaian status Gizi, EGC, Jakarta.
Kardjati, S, 1995, Aspek Kesehatan Gizi Anak, Yayasan Obor, Jakarta
Moelyono, 1993, Kesehatan Olahraga, Universitas Terbuka, Jakarta.